BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

GRAFIK HUBUNGAN ( angka pori dengan kadar air) Pada proses pengeringan

ANALISA KESTABILAN LERENG GALIAN AKIBAT GETARAN DINAMIS PADA DAERAH PERTAMBANGAN KAPUR TERBUKA DENGAN BERBAGAI VARIASI PEMBASAHAN PENGERINGAN

PEMBASAHAN. Proses pembasahan (wetting) adalah suatu kondisi dimana terjadi peningkatan kadar air di dalam poripori

Dosen pembimbing : Disusun Oleh : Dr. Ir. Ria Asih Aryani Soemitro,M.Eng. Aburizal Fathoni Trihanyndio Rendy Satrya, ST.

Estimasi Odds Ratio Model-1

STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK FISIK, MEKANIK DAN DINAMIK TANAH TERHADAP SIKLUS PEMBASAHAN DAN PENGERINGAN PADA TANAH PERMUKAAN LERENG NGANTANG MALANG

Keaktifan lereng adalah proses perpindahan masa tanah atau batuan 1 1. PENDAHULUAN. Ha %

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

C I N I A. Karakteristik Fisik Dan Mekanik Tanah Residual Balikpapan Utara Akibat Pengaruh Variasi Kadar Air

Oleh : FATZY HERDYANTO TUTUP HARIYADI PONCO.W

DISUSUN OLEH : CHRYSTI ADI WICAKSONO ARENDRA HARYO P

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB IV SIMULASI PENGARUH PERCEPATAN GEMPABUMI TERHADAP KESTABILAN LERENG PADA TANAH RESIDUAL HASIL PELAPUKAN TUF LAPILI

ANALISA KESTABILAN LERENG GALIAN AKIBAT GETARAN DINAMIS PADA DAERAH PERTAMBANGAN KAPUR TERBUKA DENGAN BERBAGAI VARIASI PEMBASAHAN PENGERINGAN

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN 1. PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN. Sampel tanah yang diuji menggunakan material tanah lempung yang disubtitusi

Pengaruh Tension Crack (Tegangan Retak) pada Analisis Stabilitas Lereng menggunakan Metode Elemen Hingga

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISA KESTABILAN LERENG AKIBAT VARIASI TINGGI MUKA AIR TANAH (LOKASI DESA KEMUNING KABUPATEN JEMBER, JAWA TIMUR)

BAB I PENDAHULUAN 1 UNIVERSITAS INDONESIA

BAB IV KRITERIA DESAIN

III. METODE PENELITIAN. yang berasal dari daerah Karang Anyar, Lampung Selatan yang berada pada

PENGARUH PENAMBAHAN PASIR PADA TANAH LEMPUNG TERHADAP KUAT GESER TANAH

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG MASALAH

BAB IV HASIL PENGUJIAN LABORATORIUM DAN ANALISA DATA

KADAR AIR TANAH ( Laporan Praktikum Ilmu Tanah Hutan ) Oleh. Ferdy Ardiansyah

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI PENGARUH PENAMBAHAN TANAH LEMPUNG PADA TANAH PASIR PANTAI TERHADAP KEKUATAN GESER TANAH ABSTRAK

1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengaruh iklim sangat berpengaruh dalam menjaga kestabilan tanah,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

STUDI PERUBAHAN KARAKTERISTIK FISIK, MEKANIK DAN DINAMIK TERHADAP SIKLUS PEMBASAHAN PADA TANAH LERENG DENGAN KEDALAMAN 5-20M DI NGANTANG MALANG

DAFTAR ISI... RINGKASAN... ABSTRACT... KATA PENGANTAR... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... BAB I. PENDAHULUAN

III. METODE PENELITIAN. Tanah yang akan di gunakan untuk penguujian adalah jenis tanah lempung

UJI KONSOLIDASI (CONSOLIDATION TEST) ASTM D2435

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. batuan, bahan rombakan, tanah, atau campuran material tersebut yang bergerak ke

BAB I PENDAHULUAN. Pengaruh Abu Vulkanik Terhadap Parameter kuat Geser Tanah Lempung

BAB III LANDASAN TEORI

Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional 2

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS STABILITAS LERENG TEBING SUNGAI GAJAHWONG DENGAN MEMANFAATKAN KURVA TAYLOR

METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Sampel tanah yang digunakan adalah tanah lempung yang berasal dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang

ANALISIS STABILITAS BENDUNGAN SELOREJO AKIBAT RAPID DRAWDOWN BERDASARKAN HASIL SURVEY ELECTRICAL RESISTIVITY TOMOGRAPHY (ERT)

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2014) 1-6 1

BAB II DESKRIPSI KONDISI LOKASI

I. PENDAHULUAN. beban akibat konstruksi di atasnya, maka diperlukan perencanaan yang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Kuat Geser Puncak, Kuat Geser Sisa dan Konsolidasi dari Tanah Lempung Sekitar Bandung Utara

Pengaruh Jenis Tanah Terhadap Kestabilan Struktur Embankment Di Daerah Reklamasi (Studi Kasus : Malalayang)

BAB V PEMBAHASAN. menentukan tingkat kemantapan suatu lereng dengan membuat model pada

DOSEN KONSULTASI : Dr.Ir. RIA ASIH ARYANI SOEMITRO, M.Eng. TRIHANYNDYO RENDY, ST.MT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Pemanfaatan tanah dalam bidang teknik sipil memegang peranan penting,

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sifat fisik tanah adalah sebagai pertimbangan untuk merencanakan dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. (undisturb) dan sampel tanah terganggu (disturb), untuk sampel tanah tidak

BAB 3 METODOLOGI. yang dilaksanakan untuk menyelesaikan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai. Mulai. Tinjauan Pustaka. Pengujian Bahan/Semen

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Tujuan Praktikum

REKAYASA GEOTEKNIK DALAM DISAIN DAM TIMBUNAN TANAH

ANALISA KONSOLIDASI DAN KESTABILAN LERENG BENDUNG KOSINGGOLAN

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 LATAR BELAKANG MASALAH

DAFTAR ISI. Halaman Judul Lembar Pengesahan Abstrak Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar Daftar Lampiran Kata Pengantar

Bab 1 PENDAHULUAN. tanah yang buruk. Tanah dengan karakteristik tersebut seringkali memiliki permasalahan

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Gambar 5.20 Bidang gelincir kritis dengan penambahan beban statis lereng keseluruhan Gambar 5.21 Bidang gelincir kritis dengan perubahan kadar

PENGGUNAAN TANAH PUTIH TONGGO (FLORES) DENGAN ABU SEKAM PADI UNTUK STABILISASI TANAH DASAR BERLEMPUNG PADA RUAS JALAN NANGARORO AEGELA

KESIMPULAN DAN SARAN

Laporan Tugas Akhir Analisis Pondasi Jembatan dengan Permodelan Metoda Elemen Hingga dan Beda Hingga BAB III METODOLOGI

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGARUH BEBAN DINAMIS DAN KADAR AIR TANAH TERHADAP STABILITAS LERENG PADA TANAH LEMPUNG BERPASIR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISIS STABILITAS TANAH TIMBUNAN DENGAN PERKUATAN SABUT KELAPA

III. KUAT GESER TANAH

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PENUTUP. Melalui analisa dan perhitungan nilai faktor keamanan yang telah

ANALISIS LERENG DENGAN PERKUATAN PONDASI TIANG

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. DAFTAR ISI... viii. DAFTAR TABEL... xi. DAFTAR GAMBAR... xiii BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian...

Oleh: Dewinta Maharani P. ( ) Agusti Nilasari ( ) Bebby Idhiani Nikita ( )

Transkripsi:

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN 6.1 Kesimpulan Dari studi yang telah dilakukan, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Setelah melakukan pengujian dilaboratorium, pengaruh proses pengeringan terhadap benda uji yang diambil dari tanah permukaan diketahui bahwa bahwa parameter kadar air (W c ), angka pori (e), dan derajat kejenuhan (S r ) nilainya cenderung menurun. Untuk kadar air pada siklus 1 memiliki nilai rata rata 28,324%, pada siklus 3 memiliki nilai rata rata 30,880%, dan pada siklus 5 memiliki nilai rata rata 30,333%. Untuk angka pori pada siklus 1 memiliki nilai rata rata 1,267, pada siklus 3 memiliki nilai rata rata 1,394, dan pada siklus 5 memiliki nilai rata rata 1,371. Untuk derajat kejenuhan pada siklus 1 memiliki nilai rata rata 50,197%, pada siklus 3 memiliki nilai rata rata 54,616%, dan pada siklus 5 memiliki nilai rata rata 53,539%. Sedangkan untuk parameter tegangan air pori negatif (suction) cenderung meningkat. Untuk tegangan kuat geser tanah (c), dan sudut geser dalam (φ) nilainya cenderung meningkat, tetapi terjadi peningkatan grafik yang tidak stabil (peningkatan dan penurunan grafik), kemungkinan hal ini dipengaruhi oleh kandungan organik (akar tumbuhan) yang berada di lapisan tanah permukaan. Untuk tegangan air pori negatif pada siklus 1 memiliki nilai rata rata 39719,145 kp a, pada siklus 3 memiliki nilai rata rata 26414,553 kp a, dan pada siklus 5 memiliki nilai rata rata 25428,776 kp a. Untuk tegangan kuat geser tanah pada siklus 1 memiliki nilai rata- rata 0,104 kg/cm 2, pada siklus 3 memiliki nilai rata rata 0,105 kg/cm 2, dan pada siklus 5 memiliki nilai rata rata 0,083 kg/cm 2. Untuk sudut geser dalam pada siklus 1 memiliki nilai rata- rata 35,816, pada 155

156 siklus 3 memiliki nilai rata rata 33,164, dan pada siklus 5 memiliki nilai rata rata 39,493. 2. Proses pembasahan mengakibatkan meningkatnya kadar air, pada siklus 1 dengan rata rata peningkatan 6,515%,siklus 3 sebesar 6,404%, dan siklus 5 sebesar 6,390%. Begitupula derajat kejenuhan mengalami peningkatan dengan rata rata siklus 1 sebesar 10,681%, siklus 3 sebesar 10,528%, dan siklus 5 sebesar 10,383%. Namun terjadi penurunan tegangan air pori negatif (suction) dengan rata rata penurunan pada siklus 1 sebesar 22.110,572 kp a, pada siklus 3 sebesar 22.011,720 kp a, dan pada siklus 5 sebesar 22.230,526 kp a. Begitupula parameter kuat geser tanah pada siklus 1, 3, dan 5 mengalami rata rata penurunan yang sama yaitu sebesar 0,019 kg/cm². Mekanisme keruntuhan lereng menunjukan bahwa peningkatan derajat kejenuhan menyebabkan penurunan tegangan air pori negatif tanah yang hampir mendekati nol, sehingga tegangan efektif dan parameter kuat geser menjadi turun sampai pada suatu titik dimana terjadi keruntuhan. 3. Pengaruh energi hujan dapat dilihat dari hasil permodelan Plaxis dengan input beban energi hujan. Berikut kondisi lereng beserta nilai keamanan yang paling kritis dari setiap kondisi : a. Siklus 1 setelah menerima energi hujan kondisi basah 100% dari inisial dengan SF = 0,522. Sedangkan lereng dengan nilai SF tertinggi terdapat pada kondisi kering 100% dengan SF = 2,324

157 b. Siklus 3 setelah menerima energi hujan kondisi basah 100% dari inisial dengan SF = 0,395. Sedangkan lereng dengan nilai SF tertinggi terdapat pada kondisi kering 100% dengan SF = 1,769 c. Siklus 5 setelah menerima energi hujan kondisi basah 100% dari inisial dengan SF = 0,146. Sedangkan lereng dengan nilai SF tertinggi terdapat pada kondisi kering 100% dari inisial dengan SF = 1,861.

158 4. Dari simulasi permodelan lereng dengan menggunakan program Plaxis yang disertai proses pembasahan didapat angka keamanan (SF) yang berbeda. Berikut kondisi lereng beserta nilai keamanan yang paling kritis dari setiap kondisi : a. Siklus 1 kondisi inisial awal dengan SF = 0,621. Sedangkan lereng nilai dengan SF tertinggi terdapat pada kondisi kering 100% dari inisial dengan SF = 2,162 b. Siklus 3 kondisi basah 100% dengan SF = 0,345. Sedangkan lereng dengan nilai SF tertinggi terdapat pada kondisi kering 100% dengan SF = 2,025

159 c. Siklus 5 o Kemiringan lereng 25 kondisi basah 100% dari inisial dengan SF = 0,155. Sedangkan lereng dengan nilai SF tertinggi terdapat pada kondisi kering 100% dengan SF = 1,727 6.2 Saran Berikut ini saran-saran untuk pengembangan penelitian selanjutnya: Pada saat pengambilan benda uji di lapangan sebaiknya dilakukan dengan hati-hati agar benda uji tetap dalam keadaan undisturb, selain itu ring yang digunakan dibuat dalam bentuk dan ukuran yang seragam dan ditutup menggunakan lilin. Setelah pengambilan bahan uji dari lapangan sesegera mungkin dilakukan pengujian parameter-parameter tanah di laboratorium agar kondisi tanah tidak berubah akibat faktor suhu yang berbeda.

160 Sampel ataupun benda uji diharapkan disimpan pada tempat yang tidak terpengaruh oleh suhu luar agar pada saat proses pemeraman pada proses pembasahan kadar air tidak berkurang. Pada saat pengujian tegangan air pori negatif diharapkan agar proses dapat dilakukan secepatnya agar hasil yang terserap pada kertas whaltman dapat secara spesifik mewakili kondisi benda uji. Ketika proses pembasahan dan pengeringan diusahakan agar benda uji tidak mengalami gangguan untuk menghindari kehilangan material tanah. Mempelajari terlebih dahulu pemograman Plaxis sebelum mengoperasikan software ini. Untuk penelitian selanjutnya disarankan untuk meninjau kandungan organik seperti akar tanaman didalam tanah, serta melihat pengaruh dan perilaku kandungan organik terhadap sifat fisik dan mekanis tanah.