PERKEMBANGAN LARVA IKAN KERAPU BEBEK, Cromileptes altivelis, SAMPAI UMUR 50 HARI

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN AWAL LARVA KERAPU KERTANG (Epinephelus lanceolatus)

Mangrove dan Pesisir Vol. III No. 3/

Ima Yudha Perwira, S.Pi, MP, M.Sc (Aquatic)

Efektivitas Penggunaan Dosis Pufa Emulsion Dalam Pengayaan Pakan Terhadap Perkembangan Morfologi Larva Ikan Kerapu Bebek (Cromileptes altivelis)

USAHA PENGEMBANGAN BUDIDAYA IKAN KERAPU SUNU, Plectropomus leopardus DI INDONESIA

BEBERAPA ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN KERAPU RAJA SUNU (Plectropoma laevis)

Berkala Perikanan Terubuk, Februari 2009, hlm 1 14 ISSN

PRODUKSI MASAL LARVA IKAN KERAPU PASIR (Epinephelus Corallicola) DENGAN UKURAN BAK BERBEDA

BUDIDAYA IKAN KAKAP MERAH Lutjanus sebae. CULTURE OF EMPEROR SNAPPER Lutjanus sebae

Produksi Masal Larva Ikan Kerapu Pasir (Epinephelus Corallicola) dengan Ukuran Bak Berbeda

STUDI TENTANG LAJU RESPIRASI BIOTA PERAIRAN

PERKEMBANGAN EMBRIO IKAN TUNA SIRIP KUNING (Thunnus albacares)

EFISIENSI PENGGUNAAN PLANKTON UNTUK PEMBENIHAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) PADA HATCHERI SKALA RUMAH TANGGA

APLIKASI PAKAN BUATAN PADA PEMELIHARAAN LARVA IKAN KERAPU MACAN, Epinephelus fuscoguttatus

PERKEMBANGAN AWAL IKAN KAKAP MERAH, Lutjanus argentimaculatus. Oleh. Resmayeti Purba l) ABSTRACT

PENGARUH FREKUENSI PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN DAN SURVIVAL RATE BENIH IKAN MANDARIN (Synchiropus splendidus)

Teknik pembenihan ikan air laut Keberhasilan suatu pembenihan sangat ditentukan pada ketersedian induk yang cukup baik, jumlah, kualitas dan

KE DUA (F-2) DALAM MENUNJANG TEKNOLOGI PEMBENIHAN IKAN KERAPU

Jurnal Ilmu dan Teknologi Kelautan Tropis, Vol. 4, No. 2, Hlm , Desember 2012

PENGARUH VOLUME WADAH TERHADAP PERTUMBUHAN LARVA KERAPU BEBEK (C. altivelis)

276 Jurnal Perikanan (J. FISH. Sci) X (2) : ISSN:

Jurnal Perikanan dan Kelautan Vol. 3, No. 4, Desember 2012: ISSN :

Relation between broodstock number and spawning frequency and egg production of humpback grouper (Cromileptes altivelis) ABSTRAK

PENDEDERAN KERAPU MACAN, Epinephelus fuscoguttatus, PADA HATCHERI SKALA RUMAH TANGGA

PEMBENIHAN IKAN KERAPU TIKUS (Cromileptes altivelis) DI BALAI PERIKANAN BUDIDAYA AIR PAYAU SITUBONDO

ORGANOGENESIS DAN PERKEMBANGAN AWAL IKAN Corydoras panda. Organogenesis and Development of Corydoras panda in Early Stage

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA PEMBENIHAN IKAN KERAPU TIKUS (Cromileptes altivelis) DI HATCHERY BIDANG KEGIATAN PKM-AI. Disusun Oleh : Aulia Nugroho

PERKEMBANGAN EMBRIO DAN LARVA GURAMI (Osphronemus goramy Lac.) BASTAR, BLUESAFIR, DAN BULE

PEMELIHARAAN IKAN KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) YANG DIBERI PAKAN PELET DAN IKAN RUCAH DI KERAMBA JARING APUNG

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 3(1) :70-81(2015) ISSN :

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 1: Induk

Ikan kerapu bebek (Cromileptes altivelis, Valenciences) - Bagian 2: Benih

PEMBENIHAN IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscogutaftus) PEMELIHARAAN LARVA

Anak Agung Alit. Keyword: Break even point, B/C ratio, Gnathanodon specious forsskal, and profit.

BABV KESIMPULAN DAN SARAN. Lapisan rninyak cumi pada pennukaan air memiliki peranan yang penting dalam

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Kakap Putih (Lates calcarifer Bloch) kelas benih sebar

Jurusan Budidaya Perairan, Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan Universitas Negeri Gorontalo

PERGANTIAN PAKAN TERHADAP KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN PANJANG LARVA IKAN SEPAT COLISA (Trichogaster lalius)

Deskripsi. METODA PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN HIAS MANDARIN (Synchiropus splendidus)

Konferensi Akuakultur Indonesia 2013

Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) X (1): ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Ikan kerapu macan di pasaran internasional dikenal dengan nama flower

PENDAHULUAN. perikanan laut yang sangat besar. Sebagai negara maritim, usaha budidaya laut

PROSES EMBRIOGENESIS DAN PERKEMBAGAN STADIA AWAL LARVA IKAN KERAPU MACAN (Ephinephelus fuscoguttatus) PADA SUHU DAN SALINITAS BERBEDA

PENGARUH PEMBERIAN PAKAN KOMERSIAL TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN KERAPU BEBEK (CROMILEPTES ALTIVELIS)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH DOSIS PAKAN BERBEDA TERHADAP KUALITAS INDUK MANDARIN FISH (Synchiropus splendidus)

TEKNIK PEMELIHARAAN LARVA UNTUK PENINGKATAN MUTU BENIH KERAPU PADA PRODUKSI MASSAL SECARA TERKONTROL

EFISIENSI PEMANFAATAN KUNING TELUR EMBRIO DAN LARVA IKAN MAANVIS (Pterophyllum scalare) PADA SUHU INKUBASI YANG BERBEDA

PENGELOLAAN AIR PADA PEMELIHARAAN LARVA IKAN KERAPU SUNU (Plectropomus leopardus)

PEMELIHARAAN LARVA IKAN HIAS BALONG PADANG (Premnas biaculeatus) DENGAN PENGKAYAAN PAKAN ALAMI

PENENTUAN AWAL PEMBERIAN PAKAN UNTUK MENDUKUNG SINTASAN DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus)

I. PENDAHULUAN. Ikan baung (Mystus nemurus) merupakan ikan asli perairan Indonesia. Ikan baung

Aquacultura Indonesiana (2004) 5(2): ISSN

Oleh: Tinggal Hermawan BALAI PERIKANAN BUDIDAYA LAUT AMBON DIREKTORAT JENDERAL PERIKANAN BUDIDAYA KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN RI

PEMBENIHAN IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus)

PERTUMBUHAN BENIH KERAPU MACAN PADA FASE PENDEDERAN DENGAN KEPADATAN BERBEDA DI KERAMBA JARING APUNG (KJA)

PENDEDERAN BENIH KERAPU SEBAGAI USAHA UNTUK MENINGKATKAN PENDAPATAN MASYARAKAT PESISIR

MENGENAL LEBIH DEKAT KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) HASIL BUDIDAYA

I. PENDAHULUAN. cukup tinggi, contohnya pada pembenihan ikan Kerapu Macan (Epinephelus

MAKALAH BUDIDAYA KAKAP PUTIH (Lates calcarifer)

Institut Pertanian Bogor, Kampus Darmaga, Bogor (16680), Indonesia ABSTRACT

Bab VI. Biologi larva. Slembrouck J. (a), W. Pamungkas (b), J. Subagja (c), Wartono H. (c) dan M. Legendre (d)

HUBUNGAN PANJANG-BOBOT, PERTUMBUHAN, DAN FAKTOR KONDISI IKAN KAKAP MERAH, Lutjanus argentimaculatus DARI HASIL BUDIDAYA

II. TINJAUAN PUSTAKA

S. Mulyati, M. Zairin Jr., dan M. M. Raswin

PENDEDERAN IKAN BERONANG (Siganus guttatus) DENGAN UKURAN TUBUH BENIH YANG BERBEDA

Jurnal Akuakultur Rawa Indonesia, 3(1) : (2015) ISSN :

PRODUKSI MASSAL BENIH IKAN KUE (Gnathanodon Speciosus Forsskal) DENGAN PEMBERIAN JENIS PAKAN BERBEDA

PERKEMBANGAN ORGAN DALAM LARVA KERAPU BEBEK, Cromileptes altivelis

PEMELIHARAAN LARVA BAWAL BINTANG (Trachinotus blochii) METODE INTENSIF

ABSTRACT PENDAHULUAN. Berita Biologi, Volume 7, Nomor 5. Agustus 2005

Ikan kakap putih (Lates calcarifer, Bloch 1790) Bagian 1: Induk

PRODUKTIVITAS BEBERAPA JENIS IKAN LAUT YANG DIBUDIDAYA DALAM KERAMBA JARING APUNG

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENDAHULUAN Latar Belakang Permasalahan

SNI : Standar Nasional Indonesia. Benih Ikan Bandeng (Chanos chanos Forskal) kelas benih sebar

THE COMBINED EFFECT OF DIFFERENT FEED ON THE GROWTH AND SURVIVAL OF LEAF FISH LARVAE (Pristolepis grooti)

PELLET KERAPU. oleh. Resmayeti Purba 1 ) ABSTRACT

PEMELIHARAAN LARVA KERAPU RAJA SUNU (Plectropomus laevis) DENGAN PERBEDAAN AWAL PEMBERIAN PAKAN BUATAN

Pertumbuhan Juvenil Ikan Kerapu Macan ( Hadi Endrawati 1 *, Muhammad Zainuri 2, Endang Kusdiyantini 3 dan Hermin Pancasakti Kusumaningrum 3 1

PENGARUH JENIS DAN WAKTU PEMBERIAN PAKAN TERHADAP TINGKAT KELANGSUNGAN HIDUP DAN PERTUMBUHAN KERAPU MACAN

PENGARUH KADAR PROTEIN DAN RASIO PEMBERIAN PAKAN TERHADAP PERTUMBUHAN IKAN KERAPU MACAN (Epinephelus fuscoguttatus)

ABSTRACT. Keywords: selenium, growth, viability, Cromileptes altivelis, grouper

I. PENDAHULUAN. adalah ikan gurami (Osphronemus gouramy) (Khaeruman dan Amri, 2003).

Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) VII (2): ISSN:

BAB III BAHAN DAN METODE

SNI : Standar Nasional Indonesia. Induk ikan kerapu macan (Ephinephelus fuscoguttatus) kelas induk pokok (Parent Stock)

KOMUNIKASI RINGKAS. PENGARUH PERBEDAAN WARNA WADAH TERHADAP SINTASAN DAN PERTUMBUHAN LARVA IKAN BAUNG (Hemibagrus nemurus Blkr)

THE EFFECT OF IMPLANTATION ESTRADIOL-17β FOR FERTILITY, HATCHING RATE AND SURVIVAL RATE OF GREEN CATFISH (Mystus nemurus CV)

TEKNOLOGI DAN PROSPEK USAHA PEMBENIHAN IKAN KERAPU

RESPON PERTUMBUHAN BENIH KERAPU BEBEK (Cromileptes altivelis) PADA PERLAKUAN PERBEDAAN SALINITAS MEDIA DAN PEMBERIAN BIOMAS Artemia sp.

Ikan patin jambal (Pangasius djambal) Bagian 3: Benih kelas benih sebar

PENGEMBANGAN DAN APLIKASI PAKAN BUATAN UNTUK BUDIDAYA IKAN KERAPU MACAN, Epinephelus fuscoguttatus DI KERAMBA JARING APUNG

ANALISIS KELAYAKAN USAHA PEMBENIHAN KERAPU KECAMATAN GEROKGAK, KABUPATEN BULELENG, BALI. Oleh: NI WAYAN NARITA SUGAMA A

TEKNOLOGI PEMELIHARAAN LARVA KERAPU SUNU (Plectropomus leopardus) SECARA MASSAL

Efisiensi Pemberian Pakan Artemia pada Produksi Massal Benih Ikan Golden Trevally, Gnathanodon Speciosus (Forsskall)

APLIKASI TEKNOLOGI PEMBENIHAN KERAPU UNTUK MENDUKUNG PENGEMBANGAN BUDIDAYA LAUT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Kelautan dan Perikanan Provinsi Gorontalo, yang melaksanakan tugas operasional

oleh Resmayeti Purba l) ABSTRACT

Transkripsi:

PERKEMBANGAN LARVA IKAN KERAPU BEBEK, Cromileptes altivelis, SAMPAI UMUR 50 HARI THE DEVELOPMENT OF HUMPBACK GROUPER LARVAL Cromileptes altivelis IN 50 DAYS Oleh : Usman Bulanin Fakultas Perikanan Universitas Bung Hatta Padang Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk melihat perkembangan larva ikan kerapu bebek, Cromileptes altivelis, mulai umur satu hari sampai mencapai bentuk definitif. Larva dipelihara dalam tangki fiber yang diisi air sebanyak 1.7 ton dengan sistem green water. Selama pemeliharaan larva diberi pakan dengan rotifer, copepoda, nauplii artemia, artemia muda, dewasa dan udang jambret (Mysidopsys). Dari hasil penelitian didapatkan panjang dan tinggi larva bertambah dengan cepat ketika larva berumur 15 hari setelah menetas. Pigmen mata mulai kelihatan pada hari ke tiga dan sempurna setelah hari ke 10, sedangkan mulut larva mulai terbuka pada hari ke tiga. Larva mencapai bentuk definitif pada berumur 45 hari. Abstract The aim of this research is to investigate the developing of humpback grouper, Cromileptes altivelis, larvae, it started from one day old till reaches its definite form. The larvae are rearing under 1.7 ton seawater in a fiber tank, they are reared by the green water system. During the research, the larvae are given rotifer, copepod artemia nauplii, young artemia, old artemia and shrimp (Mysidopsys). As the result of this research, the length and height averages of the larvae increase fast when, they are fifteen days old after hatching. The eye pigment is visible at 3 days and forms completely at 10 days after hatching, and the mouth is opened at 3 days after hatching. The larvae reach its definitive form after reaching 45 days. PENDAHULUAN Ikan kerapu bebek, Cromileptes altivelis, merupakan salah satu jenis ikan laut atau ikan karang yang mulai dibudidayakan. Usaha budidaya ikan ini sangat potensial dikembangkan di Indonesia, karena didukung oleh kondisi geografis Indonesia yang terdiri dari pulau-pulau. Usaha budidaya yang banyak dilakukan saat ini yaitu usaha pembesaran dalam keramba jaring apung (KJA) yang benihnya sebagian besar masih diperoleh dari hasil tangkapan di alam. Sedangkan benih yang berasal dari usaha pembenihan (hatchery) masih terbatas jumlahnya dan tidak kontiniu karena kelangsungan hidup larva masih rendah. Kelangsungan hidup larva sampai umur 50 hari masih bervariasi antara 1% sampai 7,5 % (Sudaryanto, et al., 1999; Yuniarti, 1999 dan Deddi, 2000). Selama hidupnya, ikan mengalami lima periode yaitu : embrio, larva juvenil, dewasa dan tua. Pada umumnya larva

ikan terbagi atas dua tahap yaitu prolarva dan pasca larva (Effendie, 1978). Perkembangan prolarva dimulai dari larva baru menetas sampai kuning telur habis terserap, sedangkan pasca larva dimulai dari kuning telur habis terserap sampai terbentuk organ-organ tubuh atau larva telah menyerupai bentuk induknya. Umumnya larva yang baru menetas bersifat pasif karena mulut dan matanya belum terbuka, organ-organ tubuh masih lemah sehingga gerakannya sangat tergantung kepada arus. Larva ikan kerapu bebek yang baru menetas mempunyai panjang rata-rata 880 mikron dengan tinggi 480 mikron (Slamet et al., 1996) dan panjang rata-rata 1.88 mm dan tinggi 460 mikron (Nurbaiti, 2000). Perkembangan larva mencapai bentuk definitif sangat bervariasi tergantung kepada jenis atau spesies dan kemampuan larva dalam mendapatkan makanan dari luar. BAHAN DAN METODE Ikan uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah larva ikan kerapu bebek yang baru menetas. Larva dipelihara dalam bak fibre dengan volume 2 ton, sedangkan air media pemeliharaan sebanyak 1.7 ton. Larva ditebar dengan kepadatan 15 ekor per liter. Selama pemeliharaan larva diberi pakan dengan rotifer, naupli artemia, artemia muda, dewasa, dan udang jambret. Pemeliharan larva dilakukan dengan menggunakan sistem green water. Contoh larva diambil sebanyak 10 ekor setiap hari dan diamati dibawah mikroskop untuk diukur perkembangan organ-organ luarnya. Aspek yang diamati adalah panjang total, tinggi badan, diameter mata, bukaan mulut, panjang spin dorsal dan ventral serta perkembangan pigmen tubuh. Bukaan mulut larva diukur dengan menggunakan formula dari Doi et al., (1997) MG = L x ( V6/2) yang mana MG adalah lebar bukaan mulut dan L adalah tinggi rahang atas. HASIL DAN PEMBAHASAN Perkembangan panjang dan tinggi larva ikan kerapu bebek selama penelitian dapat dilihat pada Gambar 1. Panjang total larva ikan kerapu bebek umur 1 hari rata-rata 2.28 mm, tubuh kelihatan transparan, saluran pencernaan kelihatan lurus seperti tabung sedangkan mulut dan anus masih tertutup. Larva masih memanfaatkan kuning telur sebagai sumber makanan. Ukuran panjang dan tinggi larva ikan kerapu bebek umur satu hari hampir sama dengan ukuran larva ikan karang lainnya seperti kerapu macan (Epinephelus fuscoguttatus) 2.068 mm (Antoro, et al., 1998); E. amblycephalus 2.2 mm (Tseng and Chan, 1985); E. tauvina 1.17 mm (Chen et al., 1977); E. salmodes 1.50 192 mm (Huang et al., 1986) dan E. mikrodon 1.15 1.52 (Slamet et al., 1996). Perkembangan panjang dan tinggi larva ikan kerapu bebek sampai umur 50 hari kelihatan eksponensial, karena pertambahan panjang dan tinggi larva lambat dari umur 1 sampai 14 hari, namun setelah umur 15 hari pertambahan panjang dan tinggi mulai cepat. Lambatnya pertambahan panjang dan tinggi pada phase awal disebabkan karena pada saat tersebut 1) sumber nutrisi bagi larva masih berasal dari kuning telur sehingga tidak cukup untuk pertumbuhan, 2) masih sedikitnya jumlah pakan yang dikonsumsi dan 3) larva berada pada tahap perkembangan organ-organ tubuh baik morphologis maupun anatomis. Lambatnya pertambahan panjang dan tinggi tidak saja terjadi pada larva ikan kerapu bebek, tetapi juga terjadi pada larva ikan yang lain seperti ikan Mystus nemurus (Tang, 2000) larva ikan Lutjanus johni (Sudaryanto dan Yuhono, 1992) larva ikan L. argentimaculatus (Doi dan Singhagraiwan, 1993) dan larva ikan E. fuscoguttatus (Notowinarto, 1999).

Rata-rata panjang total dan tinggi (mm 30 25 20 15 10 5 0 Panjang Tinggi 1 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 45 49 Umur larva (hari ke-) Gambar 1. Grafik rata-rata perkembangan panjang total dan tinggi badan (mm) larva ikan kerapu bebek, Cromileptes altivelis Pada umur satu (1) hari, diameter mata larva ikan kerapu bebek adalah 69.44 mikron, sedangkan calon mata sudah kelihatan namun belum memiliki pigmen sehingga mata belum berfungsi. Hampir semua mata larva ikan yang baru menetas belum berfungsi, hal ini disebabkan karena mata tersebut belum berpigmen. Pigmen mata sangat penting bagi larva untuk melihat dan mencari makan. Pigmen mata larva ikan kerapu bebek mulai kelihatan pada hari ke tiga dengan diameter mata rata-rata 121.86 mikron dan sempurna pada hari ke 10. Keberadaan pigmen mata pada larva berbeda-beda dan tergantung kepada spesies, misalnya larva ikan milk fish 36 jam setelah menetas (Liao in James, 1991), ikan betutu, Oxyeleotris marmorata, 55 jam setelah menetas (Senoo, et al., 1994) ikan E. fuscoguttatus pada hari ke 3 (Anindiastuti, et al., 1999) dan ikan Lates calcarifer 47 jam setelah menetas (Kohno etal.,1986). Rata-rata diameter mata dan bukaan mulut (mikron) 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 mata mulut 1 3 6 9 12 15 18 21 24 27 30 33 36 39 42 45 49 Umur larva (hari ke-) Gambar 2. Rata-rata diameter mata dan lebar bukaan mulut ikan kerapu bebek, Cromileptes altivelis selama penelitian.

Selain dari perkembangan mata, perkembangan bukaan mulut juga sangat penting pada phase larva (Gambar 2). Cepatnya perkembangan bukaan mulut akan mempengaruhi larva dalam menangkap makanan. Mulut larva ikan kerapu bebek mulai terbuka pada hari ke tiga dengan ukuran rata-rata 141.56 mikron. Awal bukaan mulut larva untuk masing-masing ikan berbeda-beda tergantung kepada spesies misalnya ikan turbot, Scophthalmus maximus, mulutnya mulai terbuka pada umur 2-3 hari setelah menetas (Ruyet et al., in James 1991), ikan milk fish 54 jam setelah menetas (Liao in James, 1991), Ikan L argentimaculatus (Doi dan Singhagraiwan, 1993), ikan Mystus nemurus, 28 30 jam setelah menetas (Tang, 2000). Rata-rata panjang spine dorsal dan ventral (mikron) 6000 5000 4000 3000 2000 1000 0 Ds Vs 8 11 14 17 20 23 26 29 32 35 38 41 44 47 49 Umur larva (hari ke-) Gambar 3. Rata-rata perkembangan panjang dorsal dan ventral spin ikan kerapu bebek, Cromileptes altivelis selama penelitian. Spin larva ikan kerapu bebek mulai terlihat pada hari ke 8, tetapi spin umumnya kelihatan dengan jelas pada hari ke 12 setelah menetas. Berbeda dengan larva ikan E. fuscoguttatus, spin mulai kelihatan pada hari ke 6 setelah menetas (Anindiastuti, et al., 1999) dan umur 5 hari pada larva ikan L. argentimaculatus (Doi dan Singhagraiwan, 1993). Ventral spin mencapai panjang maksimum pada umur 25 sampai 28 hari dan dorsal spin pada hari ke 28 sampai 30 setelah menetas. Setelah mencapai panjang maksimum, spin tersebut akan mereduksi dan berubah menjadi jari-jari sirip keras. Tridjoko et al., (1996) melaporkan bahwa spin larva ikan kerapu bebek mencapai panjang maksimum ketika larva berumur 21 sampai 30 hari, sedangkan spin larva ikan E. fuscoguttatus mulai mereduksi setelah umur 20 hari (Anindiastuti et al., 1999). Bintik hitam yang merupakan ciri khas dari ikan kerapu bebek mulai berkembang dipermukaan tubuh ketika larva berumur 27 sampai 30 hari dengan panjang total larva kira-kira 13.52 mm. Bintik hitam pertama kali kelihatan pada bagian pangkal ekor, sirip dorsal dan anal. Kemudian bintik hitam menyebar ke seluruh tubuh dan lengkap seperti ikan muda pada umur lebih kurang 45 hari setelah menentas. Perbedaan munculnya bintik pada ikan juga berbeda-beda dengan masing-masing ikan. Selain itu juga dipengaruhi oleh kecepatan

perkembangan morphologi dari masingmasing ikan tersebut. Bintik hitam pada larva ikan E. fuscoguttatus mulai sempurna ketika larva berumur 30 hari bila dipelihara pada ruang tertutup dan 25 hari pada ruang terbuka (Anindiastuti, et al., 1999). KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan : 1. Panjang dan tinggi total larva meningkat dengan meningkatnya umur larva. 2. Pigmen mata mulai kelihatan pada hari ke tiga dan sempurna hari ke 10, sedangkan mulut mulai terbuka pada hari ke tiga. 3. Spin mulai muncul pada hari ke 8 sampai 12 setelah menetas dan mencapai panjang maksimum padari ke 25 sampai 30 setelah menetas. 4. Larva mencapai bentuk definiti setelah berumur 45 hari. DAFTAR PUSTAKA Anindiastuti, N. Rausin, Mustamin dan E. Sutrisno. 1999. Paket usaha budidaya ikan kerapu macan, Epinephelus fuscoguttatus. Depertemen Pertanian, Dirjen. Perikanan, Balai Budidaya Laut Lampung, 35 halaman. Antoro, S., E. Widiastuti dan P. Hartono. 1998. Biologi ikan kerapu tikus, Cromileptes altivelis, dalam Pembenihan ikan kerapu tikus. Depertement Pertanian Dirjen. Perikanan Balaaai budidaya Laut Lampung 88 halaman. Chen, F. Y., M. Chow, T. M. Chao and Lim. 1977. Artificial spawning and larval rearing of the grouper, Epinephelus tauvina, in Singapore. Singapore Jour. Pri. Ind. Sci. 5 (1): 1-21. Deddi. 2000. Perkembangan larva ikan kerapu bebek, Cromileptes altivelis, antara system outdoor dengan indoor. Skripsi, Fakultas Perikanan. Universitas Bung Hatta Padang 41 halaman. Doi, M., T. Singhagraiwan. 1993. Biology and culture of the red snapper, Lutjanus argentimaculatus. The research project of fishery resource development in the kindom of Thailand, 51 halaman. Doi, M., A. Ohno, H. Kohno, Y. Taki and Singhagraiwan. 1997. Development of feeding ability in red snepper, Lutjanus argentimaculatus, early larvae. J. Fisheries Science 63. (6): 845 853. Effendie, M. I. 1978. Biologi perikanan. Bagian I. Study natural history. Fakultas Perikanan Institut Pertanian Bogor, Bogor. 97 halaman. Huang, T. S., Lim. J., Yen. C. Y., and Chen, C. L. 1986. Experiments on the artificial propagation of black spotted grouper, E. salmoides. L. Hormone treatment ovulation of spawners and embryonic development. Bull. Taiwan fish Res. Inst. 40: 241-258. James. P. M. 1991. CRC handbook of mariculture. Vol. II. Finfish Aquaculture. CRC Press. Boca Raton, Ann Arbor-Boston. 25 halaman. Kohno, H. Hara, S. and Y. Taki. 1986. Early larval development of the seabass, Lates calcarifer, with

emphasis on the transition of energy sources. Bulletin of the Japanese of Scientific Fisheries. (52) 10 : 1719 1725. Notowinarto. 1999. Pengaruh berbagai kondisi pencahayaan terhadap konsumsi pakan, pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan kerapu macan, Epinephelus fuscoguttatus. Tesis Program pascasarjana, Institut Pertanian Bogor. 66 halaman. Nurbaiti. 2000. Perkembangan embrio dan larva ikan kerapu bebek, Cromileptes altivelis. Skripsi, Fakultas Perikanan. Universitas Bung Hatta Padang 28 halaman. Senoo, S., M. Kaneko, S. H. Cheah and K. J. Ang. 1994. Egg development, hatching and larval development of marble goby, Oxyeleotris marmorata, under artificial rearing condition. J. Fisheries Science (60) 1:1 8. Slamet, B. Tridjoko, A. Prijono, T. Sehadharma dan K. Sugama. 1996. Penyerapan nutrisi endogen, Tabiat makan dan perkembangan morphologi larva ikan kerapu bebek, Cromileptes altivelis. J. Pen. Perikanan Indonesia. (2) 2 : 13 21. Sudaryanto dan S. K. Yohono. 1992. Studi awal pemeliharaan larva kakap merah, Lutjanus johnii Bloch, Depertemen Pertanian, Dirjen. Perikanan. Buletin Budidaya Laut, Lampung, 4 : 9 19. Sudaryanto, M. Thariq dan H. Minjoyo. 1999. Produksi telur, dalam Pembenihan ikan kerapu tikus. Depertement Pertanian Dirjen. Perikanan. Balai Budidaya Laut Lampung 88 halaman. Tang, U. M. 2000. Kajian biologi, pakan dan lingkungan pada awal daur hidup ikan baung, Mystus nemurus. Disertasi Program pascasarjana, Institut Pertanian Bogor, Bogor. 115 halaman. Trijoko, B. Slamet, D. Makatutu dan K. Sugama. 1996. Pengamatan pemijahan dan perkembangan telur ikan kerapu bebek, Cromileptes altivelis, pada bak secara terkontrol. J. Penelitian Perikanan Indonesia, (2) 2 : 55 62. Tseng, W. Y. and K. F. Chan. 1985. On the larval rearing of the white spotted green grouper, Epinephelus ablycephalus, with a description of larval development. J. World Mariculture Soc. 16: 114 126. Yuniarti, 1999. Pakan, laju pertumbuhan dan kelangsungan hidup larva ikan kerapu bebek, Cromileptes altivelis. Skripsi Fakultas Perikanan Universitas Bung Hatta Padang, 43 halaman.