BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KONSEP DASAR DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR STASIUN INTERMODA DI TANGERANG

Pencapaian pejalan kaki dalam hal ini khususnya para penumpang kendaraan ang

BAB 4 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN KAMPUS II PONDOK PESANTREN MODERN FUTUHIYYAH DI MRANGGEN

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

LP3A REDESAIN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL TIPE B BAB V KONSEP DAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS BAHUREKSO KENDAL

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. menghasilkan keuntungan bagi pemiliknya. aktivitas sehari-hari. mengurangi kerusakan lingkungan.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TEMPAT ISTIRAHAT KM 166 DI JALAN TOL CIKOPO-PALIMANAN

BAB V KONSEP PERANCANGAN. Perencanaan dasar pengunaan lahan pada tapak memiliki aturanaturan dan kriteria sebagai berikut :

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

REDESAIN RUMAH SAKIT ISLAM MADINAH TULUNGAGUNG TA-115

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN REST AREA TOL SEMARANG BATANG. Tabel 5.1. Besaran Program Ruang

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

PASAR MODERN DI BEKASI TA-115

Terminal Antarmoda Monorel Busway di Jakarta PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL ANTARMODA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PASAR

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. dalam perancangan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Tata Boga.

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Pelatihan

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL TIPE B DI KAWASAN STASIUN DEPOK BARU

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 5.1. Kapasitas Kelompok Kegiatan Utama. Standar Sumber Luas Total Perpustakaan m 2 /org, DA dan AS 50 m 2

HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS...

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RUMAH SUSUN SEDERHANA SEWA DI KELURAHAN KALIGAWE


Kondisi eksisting bangunan lama Pasar Tanjung, sudah banyak mengalami. kerusakan. Tatanan ruang pada pasar juga kurang tertata rapi dan tidak teratur

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

b. Kebutuhan ruang Rumah Pengrajin Alat Tenun

BAB 5 PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN TERMINAL BUS TIPE A DI CILACAP

BAB V KONSEP. Konsep Dasar dari Balai Pengobatan Kanker terpadu adalah Thibbun Nabawi. Adapun pemaparan konsep adalah sebagai berikut:

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB IV: KONSEP Pendekatan Aspek Kinerja Sistem Pencahayaan Sistem Penghawaan Sistem Jaringan Air Bersih

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANAGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. 5.1 Konsep Tapak Bangunan Pusat Pengembangan dan Pelatihan Mesin Industri Zoning

BAB V KONSEP. Gambar 5.1: Kesimpulan Analisa Pencapaian Pejalan Kaki

BAB IV PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN GOR BASKET DI KAMPUS UNDIP TEMBALANG. sirkulasi/flow, sirkulasi dibuat berdasarkan tingkat kenyamanan sbb :

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PENGEMBANGAN ASRAMA MAHASISWA UNIVERSITAS DIPONEGORO

BAB V KONSEP PERANCANGAN PASAR. event FESTIVAL. dll. seni pertunjukan

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

Tabel 6.1. Program Kelompok Ruang ibadah

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP. V.1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan

BAB V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. Total keseluruhan luas parkir yang diperlukan adalah 714 m 2, dengan 510 m 2 untuk

BAB V PROGRAM PERENCANAAN & PERANCANGAN KOLAM RENANG INDOOR UNDIP

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. V. 1 Konsep Dasar Perencanaan dan Perancangan. mengenai isu krisis energi dan pemanasan global.

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

Lapas Kelas I A Kedungpane

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Tabel 5.1 Perhitungan Besaran Program Ruang Gelanggang a. Pengelola. No Ruang Kapasitas Standar Ruang Luas Ruang Sumber

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

STUDIO PERANCANGAN ARSITEKTUR III DESTI RAHMIATI, ST, MT

BAB 5 KONSEP PERANCANGAN

BAB V KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Tabel 5.1 Program Ruang Kegiatan Pelayanan Umum. Jenis Ruang

Konsep dasar perancangan pada Sekolah Pembelajaran Terpadu ini terbentuk. dari sebuah pendekatan dari arsitektur prilaku yaitu dengan cara menganalisa

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN FASILITAS TRANSPORTASI INTERMODA BSD

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN SMAN 54 JAKARTA

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN HOTEL

Jenis dan besaran ruang dalam bangunan ini sebagai berikut :

BAB VI PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V Program Dasar Perencanaan dan Perancangan Arsitektur

BAB V KONSEP PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP. a. Memberikan ruang terbuka hijau yang cukup besar untuk dijadikan area publik.

BAB IV KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN AREA PENDIDIKAN R. PUBLIK. Gambar 3.0. Zoning Bangunan Sumber: Analisa Penulis

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN ABSTRAK KATA PENGANTAR

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Asrama Mahasiswa Universitas Atma Jaya Yogyakarta

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR

BAB V KONSEP PERANCANGAN BANGUNAN

BAB VI LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. disesuaikan dengan tema bangunan yaitu sebuah fasilitas hunian yang

BAB V. KONSEP PERANCANGAN

BAB VI PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

BAB VI KONSEP DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN STUDENT APARTMENT STUDENT APARTMENT DI KABUPATEN SLEMAN, DIY Fungsi Bangunan

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Zona lainnya menjadi zona nista-madya dan utama-madya.

BAB V PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MUSEUM PALEONTOLOGI PATIAYAM

BAB V KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN V. KONSEP PERENCANAAN DAN PERANCANGAN. pertimbangan-pertimbangan sebagai berikut:

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN PROYEK

BAB VI KONSEP DASAR PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR. Aktivitas Utama Ruang Jumlah Kapasitas Luas (m 2 ) Entrance hall dan ruang tiket

Transkripsi:

BAB V KONSEP DAN PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN 6.1 Tujuan Perencanaan dan Perancangan Dasar pendekatan program perencanaan, yang dimaksud adalah sebagai acuan untuk menyusun landasan perencanaan dan program perancangan Pasar Piji Kota Kudus. Dari permasalahan dan potensi Pasar Piji Kota Kudus dapat diperoleh kriteria sebagai landasan pendekatan, antara lain : 1. Redesain Pasar Piji Kota Kudus sebagai potensi di kawasan utara kota diharapkan mampu melayani ke arah pengembangan kawasan. 2. Redesain Pasar Piji Kota Kudus diharapkan mampu menyediakan kembali fasilitas perdagangan yang layak dan memadai demi kelancaran aktivitas perdagangan di Kota Kudus serta dapat mewujudkan Pasar Piji Kota Kudus sebagai pasar tradisional yang sehat, aman, nyaman, dan tidak kumuh. 3. Jenis dagangan yang dijual meliputi kebutuhan primer, sekunder dan kebutuhan tersier. Dalam perinciannya mencakup : barang kelontong, bahan pangan, daging, konveksi, buah, sayur, makanan matang, dan lain sebagaimya. 4. Seluruh pedagang yang ada pada saat ini, tetap ditampung, tidak digusur atau dikeluarkan. 5. Perencanaan Pasar Piji Kota Kudus memperhatikan kemudahan sistem sirkulasi baik kendaraan maupun manusia, di luar maupun di dalam bangunan serta pengelompokan pedagang berdasarkan jenis barang dagangan dan berdasarkan tipe los atau kios. 6.2 Konsep Dasar Perencanaan 6.2.1 Pelaku Kegiatan dan Aktivitas Pada Pasar Piji Kota Kudus ini pelaku kegiatan adalah Pedagang/Penjual, Pengunjung, dan Pengelola. Kriteria masing-masing pelaku kegiatan adalah sebagai berikut : a. Pedagang Adalah masyarakat yang memanfaatkan fasilitas pasar untuk mencari nafkah dengan berjualan. Pedagang tradisional terdiri dari pedagang-pedagang yang menempati Pasar Piji Kota Kudus sebelumnya. Tempat pedagang diusahakan tetap seperti sebelum adanya redesain, yaitu pada petak kios dan petak los. Pedagang kaki lima yang menggelar dagangan di sekitar ataupadajalur sirkulasi Pasar Piji Kota Kudus dikelompokkan dalam suatu bagian, sehingga mudah untuk ditata dengan rapi. PKL ini diusahakan untuk ditempatkan dalam suatu ruang yang representatif. b. Pengunjung Adalah masyarakat umum dan masyarakat luas yang memanfaatkan Pasar Piji Kota Kudus sebagai kegiatan atau aktifitas perdagangan. c. Pengelola Pengelola terdiri atas petugas dan pejabat serta pelaksana Dinas Pasar Kudus yang melayani bidang pengelolaan, pendataan, retribusi, pengawasan, dan servis. 59

Aktivitas di Pasar Piji Kota Kudus dapat dibedakan menjadi beberapa kelompok kegiatan, yaitu : 1) Kelompok Kegiatan Utama Kegiatan menjual dan membeli barang dan jasa. 2) Kelompok Kegiatan Penunjang Kegiatan simpan pinjam Kegiatan pelayanan kesehatan Kegiatan jasa warpostel Kegiatan organisasi pedagang pasar Kegiatan beribadah 3) Kelompok Kegiatan Pengelola Kegiatan administrasi Kegiatan pengelolaan Kegiatan keamanan dan ketertiban 4) Kelompok Kegiatan Pelayanan Kegiatan bongkar muat barang Kegiatan operasional utilitas bangunan 6.2.2 Pola Sirkulasi Pola sirkulasi yang digunakan bertujuan untuk menciptakan efisiensi dan efektivitas dalam koordinasi hubungan dan fungsi ruang. Pola sirkulasi yang dipakai adalah pola kombinasi atau gabungan antara menyebar, memusat, dan linier. Adapun sirkulasi pada pasar dapat dibedakan menjadi beberapa bagian, antara lain : Sirkulasi pengunjung Sirkulasi pengelola Sirkulasi barang 6.2.3 Sistem Utilitas Bangunan Persyaratan bangunan yang harus terpenuhi adalah pengadaan jaringan utilitas untuk mendapatkan kenyamanan, kemudahan serta keamanan. Sistem utilitas tersebut meliputi : 1. Sistem Penghawaan Diutamakan pengkondisian udara menggunakan sistem penghawaan alami. Sedangkan untuk ruang tertentu seperti ruang pengelola menggunakan penghawaan buatan. 2. Sistem Penerangan - Penerangan alami Penerangan alami sangat tergantung pada waktu dan cuaca, yaitu hanya dapat bermanfaat pada siang hari dan pada cuaca yang cerah. - Penerangan buatan Penerangan buatan dilakukan pada malam hari atau pada waktucuaca sedang hujan. Penerangan buatan berasal dari beberapa sumber cahaya lampu, diantaranya adalah lampu TL untuk ruang-ruang umumdanlampu sorot/spot lamp yang dapat digunakan pada taman. 60

3. Jaringan Listrik Pendistribusian jaringan listrik utama bersumber dari PLN. Sedangkan untuk keperluan darurat disediakan generator set yang dilengkapi dengan automatic switch system. 4. Jaringan Air Bersih Jaringan air bersih berasal dari PDAM yang ditampung dalam ground reservoir dan didistribusikan ke seluruh ruang dengan menggunakan down feed system. 5. Jaringan Air Kotor Air hujan disalurkan oleh pipa-pipa pembuangan dari atap yang kemudian disalurkan langsung ke saluran riol kota. Air kotor bekas buangan akan disalurkan langsung ke riol kota dengan menggunakan saluran tertutup untuk menghindari bau tidak enak yang ditimbulkan. Limbah cair yang mengandung kotoran padat yang berasal dari KM/WC akan disalurkan ke septictank. 6. Jaringan Sampah Jaringan pembuangan sampah ditempatkan pada ruang-ruang tertentu dengan pemisahan jenis sampah, yang kemudian diangkut oleh petugas kebersihan ke TPA. 7. Jaringan Pengamanan Pemadam Kebakaran Dalam mencegah kebakaran yang merupakan langkah antisipatif perlu direncanakan fasilitas penanggulangan kebakaran yang meliputi : Tangga darurat Penempatantabungpemadamkebakaran di beberapa titik tertentu. Penangkal Petir Pengamanan terhadap petir memakai sistem faraday. Perancangan harus memperhatikan kondisi lingkungan sekitar kawasan yaitu pengaruh timbal balik keberadaan pasar dengan kawasan. 8. Jaringan Komunikasi Jaringan komunikasi menggunakan sistem komunikasi internal dan eksternal. Sistem internal menggunakan intercom dan HT (Handy Talky), terutama untuk pihak antar pengelola dan penggunaan sistem pengeras suara (TOA) untuk penyebaran informasi dari pihak pengelola pasar dengan para pedagang. Sedangkan sistem eksternal menggunakan teleponprbadimaupunjasa pelayanan warpostel berupa saluran SLJJ, pos, dan telegram serta faksimile. 9. Jaringan Transportasi Vertikal Jaringan transportasi vertikal pada bangunan menggunakan tanggadan ramp. 6.2.4 Sistem Struktur Bangunan a. Sistem Struktur Berdasarkan pada posisi dan fungsinya, sistem struktur dibagi menjadi tiga bagian yakni : Sub structure Merupakan bagian struktur terbawah yang berhubungan langsung dengan tanah yang berfungsi menahan dan mengalirkan beban ke tanah/bumi. 61

Pondasimemakaifootplat dengan pertimbangan ketinggian bangunan yang direncanakan 2 lantai. Middle structure Merupakan bagian struktur tengah atau penghubung antara upper structure dengan sub structure yang berfungsi sebagai penyaluran beban. Sistem rangka dengan grid/modul tertentu dapat memudahkan dan mengoptimalkan penyaluran beban secara efektif. Pembuatan core (inti bangunan) juga dapat memberikan perkuatan tambahan dalam struktur bangunan. Upper structure. Merupakan bagian struktur teratas yang berfungsi sebagai peratapan. Rangka struktur yang dapat atau mampu mendukung, yaitu sistem rangka (balok dan kolom/grid). Pada bangunan Pasar Piji Kota Kudusmenggunakan sistem struktur grid, karena : Secara fungsional struktur ini memudahkan penempatan petak-petak los maupun kios pasar serta sirkulasinya. Untukmemudahkan dan mengoptimalkan penyaluran beban secara efektif. Tuntutan estetis bisa mudah terpenuhi dengan sistem struktur ini. b. Sistem Modul Modul horizontal disesuaikan dengan ukuran kebutuhan ruang kegiatan utama. Modul vertikal berdimensi 3,5 m. 6.2.5 Tata Ruang Dalam Kegiatan-kegiatan dalam Pasar Piji Kota Kudusdiwadahi dalam ruang. Dasar perancangan dalam ruang meliputi beberapa hal, yaitu : a. Kenyamanan (Comfortable) Kenyamanan dalam PasarPiji Kota Kudusakan tercapai apabila kegiatan-kegiatan yang berlangsung di dalamnya dapat terlaksana dengan mudah, menyenangkan, dan tidak menimbulkankejenuhan. Aspek kenyamanan dibentuk dengan kelengkapan fasilitas yang tersedia, zoning ruang yang sesuai dengan kegiatan serta pembentukan pola sirkulasi yang jelas. b. Program kebutuhan ruang sesuai dengan tuntutan kebutuhan dan sesuaidenganfungsinya sebagai: Fasilitas kegiatan utama (kiosdan los). Sirkulasi. Fasilitas penunjang (bank pasar, himpunanpedagang, danmusholla). Memenuhi tuntutan fisiologis ruang, yaitu dalam hal kenyamanan ruang yangmeliputi penghawaan, pencahayaan dan keamanan. c. Keamanan (Safety) Keamanan bagi pengunjung dalam melakukan aktifitasnya dalam ruang merupakan suatu aspek yang perlu diperhatikan. Dengan keamanan yang terjamin maka pengunjung akan merasa betah dan tidak merasa ketakutan. Keamanan dapat tercapai antara lain dengan sistem keamanan bangunan yang maksimal. 62

6.2.6 Tata RuangLuar Ruang luar dalampasarpiji Kota Kudusdibagi menjadi dua jenis yaitu ruangluar aktif (tempat parkir, jalur kendaraan, dan jalur manusia), serta ruang luar pasif (taman-taman). AdapunUnsur-unsurpenataanruangluar, antaralain : Sirkulasi - Mengutamakankeselamatanpenghuni dan menjaminprivacy. - Pemisahan antara sirkulasi kendaraan dengan sirkulasi manusia. - Pemisahan antara sirkulasi kendaraan pengunjung, pengelola, dengan sirkulasi kendaraan servis. - Sirkulasiberupajalur yang berakhirpadaruang. Lansekap a. Unsur alami, yaitu : - Lantai, merupakan unsur penutup tanah/ground cover, misalnya rumput. - Dinding, merupakan tanaman yang berfungsi sebagai pembatas, pengarah maupun penghias. - Atap, berupa tanaman yang mempunyai ketinggian lebih dari 10 m, berfungsi sebagai peneduh sekaligus penghias. b. Unsur buatan, yaitu : - Lampu taman. - Tanda-tanda (signage). - Unsurlain, yang berfungsisebagaipengarah, pembatas, sertapenghias. Pola Ruang Luar Ruang luar direncanakan denganmengacu pada pertimbangan akan efisiensi dan keterbatasan lahansehinggamampu menciptakan suasana yang kondusif dan familiar, sertadapat memberikan dampak positif terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. 6.2.7 Konsep Desain Konsep dasar yang akan melandasi proses perancangan fisik bangunan Pasar Modern di Bekasi adalah sebagai berikut : 1. Konsep Bersih Penggunaan bahan material yang tahan lama dan mudah perawatannya seperti baja, kaca, beton serta lapisan keramik dan stainless steel sehingga memudahkan dalam menjaga kebersihan di dalam ruangan. Sistem drainase mengelilingi lapak untuk memastikan pasar bebas becek Area lapak pasar telah dibagi menjadi beberapa zona sesuai dengan kategori dagangan. Dengan pembagian zoning ini sehingga memudahkan dalam menjaga kebersihan sehingga kesegaran mampu tetap dipertahankan. Pada lapak dilengkapi instalasi air bersih untuk menjaga kebersihan barang dagangan. Pengangkutan sampah pasar dipisah antara sampah basah dengan sampah kering. Kedua jenis sampah tersebut di daur ulang ditempat pembuangan akhir. 2. Konsep Teratur Pengaturan display barang dagangan yang dipasarkan agar menarik pembeli. Tersedianya area parkir yang cukup dan penataan parkir yang teratur. 63

Pengelolaan pasar menerapkan tata tertib yang harus dipatuhi pedagang. 3. Konsep Nyaman Koridor antara Kios ataupun lapak yang lebar, membuat sirkulasi pengunjung lebih mudah dan nyaman. Banyaknya akses pintu masuk sehingga semua untuk mempermudah akses kedalam bangunan pasar. Semua kios akan mendapatkan traffic pengunjung yang banyak dan merata. Penggunaan atap split yang tinggi pada bangunan dan ventilasi udara yang banyak, menjamin terciptanya sirkulasi udara yang segar sehingga suasana didalam pasar tidak panas dan pengap. Bangunan menggunakan penutup atap kombinasi transparan dan nontransparan untuk mendapatkan pencahayaan alami sebanyak-banyaknya, sehingga suasana cerah akan selalu diperoleh. Dari pemikiran-pemikiran tersebut di atas maka konsep penekanan desain yang digunakan pada perancangan pasar modern adalah Arsitektur Modern. Penyelesaian desain bangunan yang tanggap terhadap iklim tropis di Indonesia dengan system sruktur dengan material modern yang mudah perawatannya, serta member kesan bersih. 6.3 Program Dasar Perancangan Konsep dasar perencanaan Pasar Piji Kota Kudusberkaitan dengan pelaku, aktifitas, kegiatan, fasilitas serta kapasitas pada bangunan yang direncanakan dalam menetukan program ruang. Tabel 5.1.JumlahLuasanBangunanPasar No. KelompokKegiatan Luas (m²) 1. KelompokKegiatanUtama 11.185,65 2. KelompokKegiatanPenunjang 114,6 3. KelompokKegiatanPengelola 224,88 4. KelompokKegiatanPelayanan 320,4 5. Parkir 2.250,64 6. BongkarMuat 224 7. TPS 118,46 6.3.1 Hubungan Ruang A. Kelompok Kegiatan Utama Jumlah 14.438,65 Ruang Terbuk Los ME SE Parkir Kios Gambar 5.1 Hubungan Ruang Kegiatan Utama 64

B. Kelompok Kegiatan Penunjang Ruang Terbuka RuangKegiatan Utama ME SE Parkir RuangKegiatan Penunjang Gambar 5.2 Hubungan Ruang Kegiatan Penunjang C. Kelompok Kegiatan Pengelola RuangKegiatanPen unjang ME SE Parkir RuangKegiatanPen gelola Gambar 5.3 Hubungan Ruang Kegiatan Pengelola D. Kelompok Kegiatan Pelayanan RuangKegiatanUta ma ME RuangKegiatanPel ayanan SE Parkir RuangKegiatanPen gelola Gambar 5.4 Hubungan Ruang Kegiatan Pelayanan 65

6.3.2 Kebutuhan Besaran Tapak Gambar 5.5 TapakPasarPiji Kota Kudus 66

Dengan melihat poin-poin di atas tersebut, sehingga penentuan ketinggian bangunan adalah dengan melakukan perhitungan sebagai berikut : GSB (Garis Sempadan Bangunan) : 10 m KDB (Koefisien Dasar Bangunan) : 60% KLB (Koefisien Lantai Bangunan) : 3,2 Ketinggian Bangunan : Maksimal 3 lantai Maka perhitungannya adalah : KLB = Luas lantai bangunan Luas keseluruhan lahan = 14.438,63 m 2 = 0.97 (memenuhi) 14.900 m 2 KDB = Luas lantai dasar Luas keseluruhan lahan 60% = Luas lantai dasar 14.900 m 2 Luas lantai dasar = 60% x 14.900 m 2 = 8.940 m 2 Jumlah lantai = Luas lantai bangunan Luas lantai dasar bangunan = 14.438,63 m 2 8.940 m 2 = 1,61~ 2 lantai Jadi jumlah lantai yang akan dibangun mencapai 2 lantai. 67