BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

2016 MOTIF MASYARAKAT MELAKUKAN JENIS AKTIVITAS OLAHRAGA DILAPANGAN SABUGA BERDASARKAN USIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

SPORTS CENTER DI KOTA TANGERANG

IV.B.8. Urusan Wajib Pemuda dan Olahraga

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR SPORT CENTER DI PANTAI MARINA SEMARANG

I. PENDAHULUAN. manusia dan merupakan keinginan yang dimiliki oleh setiap individu manusia.

BAB I PENDAHULUAN. jasmani, dan bahkan ada hanya sekedar bermain atau bersenang-senang. Di

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN TA 29

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga telah menjadi sesuatu yang tidak terpisahkan dari kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. (

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

Fasilitas sportainment Di Taman Ria Senayan Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ditentukan oleh pemerintah pusat, perencanaan dan kebijakan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan dunia olahraga pada saat ini mengalami kemajuan yang

BAB I PENDAHULUAN. mengolah jasmani. Selaras dengan hal itu Santosa Giriwijoyo (2007) yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. mempengaruhi tumbuh dan kembangnya pembangunan suatu kota, disamping faktor-faktor lain. Jumlah penduduk yang cenderung hidup di

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Sejarah Dinas Kepemudaan dan Keolahragaan Provinsi Jawa Timur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak terpisahkan dalam kehidupan sehari-hari, sehingga olahraga menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai salah satu program pendidikan non formal dan dalam rangka ikut

BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BUPATI BADUNG PROVINSI BALI PERATURAN DAERAH KABUPATEN BADUNG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1. Alasan pemilihan lokasi magang

PEMERINTAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 9 TAHUN 2006 T E N T A N G

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki peran yang sangat strategis untuk

BAB III ISU ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berdasarkan Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional (2005:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III GAMBARAN OBYEK PENELITIAN. adapun obyek dalam penelitin ini adalah jalur sepeda tahap-1 di Kota Surabaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PERBANDINGAN AKTIVITAS FISIK DAN KEBUGARAN JASMANI SISWA DI DAERAH PESISIR PANTAI DENGAN DI DAERAH PEGUNUNGAN DI KABUPATEN SUBANG

BAB I PENDAHULUAN. Seirama dengan kemajuan ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK)

BAB I PENDAHULUAN. olahraga oleh dinas pendidikan pemuda dan olahraga yang berbunyi. masyarakat masih perlu pembenahan lebih lanjut.

STUDIO TUGAS AKHIR BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan (IPTEK) belakangan ini sangat. mempengaruhi pendidikan, terutama di negara-negara yang sudah maju.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah RIYAN FATHUL CHOER, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perubahan pola hidup manusia adalah akibat dari dampak era

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) No.

6.1. Strategi dan Arah Kebijakan Pembangunan

Kolam Renang Indoor Universitas Diponegoro - Tugas Akhir 135 LP3A BAB I PENDAHULUAN

BAB I. manusia (SDM) melalui kegiatan pembelajaran yang dilakukan oleh pendidik. Keberhasilan sektor pendidikan merupakan dasar perkembangan terhadap

BAB VI REFLEKSI HASIL PENDAMPINGAN BERSAMA KELOMPOK TANI

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Sport Hall

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan suatu organisasi pendidikan (dalam sistem sosial)

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia pada umumnya. Oleh sebab itu olahraga pariwisata saat ini mendapat

WALIKOTA MATARAM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR : 36 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas Sumber

PEMERINTAH PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

I. PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian integral dari sistem pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

A. Latar Belakang Masalah

TABEL 6.1 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

2015 KONTRIBUSI DENYUT NADI ISTIRAHAT DAN KAPASITAS VITAL PARU-PARU TERHADAP KAPASITAS AEROBIK

BAB I PENDAHULUAN. hak dasar rakyat. Infrastruktur adalah katalis pembangunan. Ketersediaan

Studi tentang perkembangan klub bola voli popsi sragen tahun Oleh : Kuwat Budi Cahyono NIM K

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARAAN KEOLAHRAGAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. kalangan masyarakat dan sekarang ini banyak pemain yang berlomba-lomba

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

2015 PERBEDAAN MINAT SISWA SMK NEGERI 13 DAN SMK FARMASI BUMI SILIWANGI KOTA BANDUNG DALAM AMATA PELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah salah satu aktivitas fisik yang baik untuk kesehatan.

REDESAIN STADION DAN SPORT HALL JATIDIRI SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya olahraga itu sendiri. Menurut Sumarjo (2002) yang dikutip Deva

PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 15 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN KOORDINASI PENYULUHAN

BAB I PENDAHUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan olahraga permainan bolavoli di masyarakat sangat pesat,

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 058 TAHUN 2017 TENTANG TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN DI PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. Dangsina moeloek dan Dr. Arjatmo Tjokronegoro, Ph.D, latihan fisik dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2016 BANDUNG SPORTS CLUB

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2012

14 NAMA UNIT ORGANISASI : DINAS PEMUDA, OLAHRAGA, KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada saat sekarang ini olahraga sangat digemari banyak orang diseluruh

BAB I PENDAHULUAN. apa yang dijelaskan dalam UU RI NO 3 Tahun 2005 tentang Sistim Keolahragaan

PEMERINTAH KABUPATEN ALOR

BAB I PENDAHULUAN Bab pendahuluan menjelaskan kerangka awal dan tahapan pelaporan pelaksanaan penelitian untuk memberikan gambaran mengenai apa dan

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Olahraga di masa sekarang ini telah mengalami kemajuan yang sangat pesat, bukan hanya di Indonesia saja, tetapi di seluruh penjuru dunia ini. Bahkan sekarang juga berolahraga telah menjadi kebutuhan hidup sehat yang sedang digalakkan oleh pemerintah maupun pemerintah daerah yaitu melalui kegiatan Car Free Day. Tidak sampai di situ saja bahkan sekarang ini olahraga telah menjadi sesuatu yang sangat penting untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan suatu bangsa seperti slogan yang tidak asing didengar di kalangan dunia kesehatan, yatu pikiran yang sehat berada pada tubuh yang sehat. Pemerintah sendiri menjadikan olahraga sebagai pendukung terwujudnya manusia Indonesia yang sehat dengan menempatkan olahraga sebagai salah satu arah kebijakan pembangunan, yaitu menumbuhkan budaya olahraga guna meningkatkan kesehatan manusia Indonesia, sehingga memiliki tingkat kesehatan dan kebugaran jasmani yang cukup. Di samping itu olahraga menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dalam kehidupan, karena memiliki banyak manfaat bagi tubuh manusia. Kesadaran masyarakat akan pentingnya olahraga pada masa sekarang ini membuat masyarakat mulai tertarik untuk melakukan berbagai macam kegiatan olahraga. Hal tersebut perlu didukung dengan ketersediaan sarana dan prasarana olahraga yang memadai bagi semua masyarakat, Maka dalam hal ini pemerintah daerahlah yang berkewajiban menyediakan berbagai sarana dan prasarana olahraga tersebut. Sarana dan prasarana olahraga yang dimaksud disini adalah berupa ruang terbuka (aut door) dan ruang tertutup (in door). Ada yang dalam bentuk lapangan olahraga baik standar atau tidak, kemudian dalam bentuk bangunan atau lahan seperti taman kota yang bisa digunakan sebagai tempat berolahraga, kolam renang, Stadiun dan GOR serta dalam bentuk peralatan dan perlengkapan penunjang lainnya. Dengan semakin majunya era teknologi dan informasi, manusia dituntut semakin kritis untuk mencari tempat olahraga dimana sarana dan prasarana yang disediakan tidak hanya terpusat untuk olahraga tetapi juga memberikan suasana nyaman yang bisa membuat 1

2 orang betah berada ditempat tersebut. Salah satu sarana dan prasarana umum masyarakat yang mewadahi aktivitas olahraga adalah sport centre yang memegang peranan dalam perkembangan olahraga guna untuk meningkatkan budaya olahraga dan prestasi olahraga maka dilakukan juga program pelatihan, pembinaan yang terarah dan terpadu secara konprhensif dan berkelanjutan menuju kesehatan yang jauh lebih baik bagi masyarakat umum. Olahraga pada dasarnya mempunyai peran yang sangat strategis bagi upaya pembentukan dan peningkatan kualitas sumberdaya manusia untuk pembangunan. Suatu kota/kabupaten/provinsi yang menghendaki kemajuan pesat pada berbagai bidang, bahkan semestinya tidak boleh sekedar secara sloganistik menganggap olahraga sebagai suatu yang penting. Kesadaran akan makna strategis olahraga harus mengejawantahkan melalui perencanaan pembangunan yang berpihak pada kemajuan olahraga secara menyeluruh. Harus menyeluruh karena olahraga memiliki berbagai potensi yang berisikan suatu semangat dan kekuatan untuk membangun, karena ia sebenarnya merupakan sense of spirit dari suatu proses panjang pembangunan itu sendiri. Olahraga harus dipandang sebagai tujuan sekaligus asset pembangunan (Kristiyanto, 2012: 2-3). Untuk melakukan aktivitas olahraga maka dibutuhkan sarana dan prasarana olahraga yang baik dan memadai, karena mimpi rasanya kalau kita mengharapkan partisipasi masyarakat sementara sarana dan prasarana penunjang tidak tersedia. Terlebih lagi sarana dan prasarana olahraga merupakan kebutuhan yang sangat vital untuk melakukan aktivitas olahraga. Dengan demikian ketersediaan sarana dan prasarana olahraga sangatlah berpengaruh terhadap pola dan tingkat partisipasi masyarakat dalam melakukan aktivitas olahraga itu sendiri. Kemudian dalam Peraturan Pemerintah Nomot 16 Tahun 2007, telah dijelaskan bahwa standarisasi nasional keolahragaan bertujuan untuk menjamin mutu penyelenggaraan system keolahragaan nasional melalui pencapaian standar nasional keolahragaan. Lingkup standar keolahragaan, meliputi: (1) Standar kompetensi tenaga keolahragaan, (2) Standar isi program penataran/pelatihan tenaga keolahragaan, (3) Standar sarana dan prasarana, (4) Standar pengelolaan organisasi

3 keolahragaan, (5) Standar penyelenggaraan keolahragaan, (6) Standar pelayanan minimal keolahragaan (PP No. 16 tahun 2007, pasal 84 dan 85) Peneliti sendiri lebih tertarik untuk meneliti salah satu lingkup standar keolahragaan, yaitu standar sarana dan prasarana olahraga. Dikarenakan sarana dan prasarana olahraga merupakan komponen yang sangat penting dalam menunjang terlaksananya salah satu unsur pembangunan olahraga, yaitu partisipasi masyarakat dari berbagai kalangan untuk melakukan aktifitas olahraga, sesuai dengan slogan memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Dengan besarnya jumlah penduduk dan makin sempitnya ruang terbuka yang bisa dimanfaatkan untuk aktifitas olahraga, sudah semestinya Pemerintah Kabupaten Lombok Timur menyediakan sarana dan prasarana olahraga yang memadai sesuai dengan yang dicantumkan dalam Undang-Undang Republik Indonesia tentang Sistem Keolahragaan Nasional, guna mengembangkan potensi-potensi keolahragaan yang dimiliki sebagi modal dalam pembangunan olahraga dan mampu melahirkan atletatlet berprestasi yang bisa bersaing baik di skala regional maupun nasional. Bahkan bukan cuma itu saja, tetapi yang lebih penting adalah bagaimana masyarakat umum bisa menggunakan atau mengakses sarana dan prasarana olahraga tersebut dengan mudah dan gratis. Karena biar bagaimanapun juga dengan turut berpartisipasinya masyarakat dalam berolahraga, maka secara tidak langsung pemerintah telah meningkatkan minat masyarakat untuk berolahraga. Kemudian hal ini akan berdampak positif yakni makin meningkatnya tingkat kesehatan masyarakat. Itulah sebabnya juga, Peneliti sebagai putra daerah, merasa terpanggil dan bertanggung jawab sehingga ingin berperan aktif dalam pembangunan dan pengembangan olahraga di Kabupaten Lombok Timur khususnya dan Provinsi Nusa Tenggara Barat pada umumnya. Kondisi sarana dan prasarana olahraga yang ada di Kabupaten Lombok Timur saat ini, masih belum memadai, terlebih lagi dengan adanya rencana pemekaran kabupaten Lombok Timur menjadi dua Kabupaten yaitu Kabupaten Lombok Selatan (KLS) yang terdiri dari 8 kecamatan. Sementara Kabupaten Lombok Timur yang awalnya 20 kecamatan akan tersisa menjadi 12 kecamatan. Hal inilah yang mengakibatkan perkembangan olahraga di Lombok Timur tergolong

4 lambat dan ini akan menjadi sebuah permasalahan yang harus segera diselesaikan. Penulis berfikir bahwa permasalahan tersebut erat kaitannya dengan tanggung jawab pemerintah daerah dengan adanya otonomi daerah, karena pemerintah daerah menempati peran sentral untuk menentukan sebuah kebijakan di daerahnya sendiri dalam pembangunan olahraga, terutama kebijakan penyediaan sarana dan prasarana olahraga yang memadai di Pembangunan kawasan pertokoan lebih diutamakan dari pada penyediaan sarana dan prasarana olahraga. Hal ini terlihat jelas sekali dengan direnovasinya sejumlah pasar yang ada di Lombok Timur, kemudian dibangunnya mini mall di jantung Kota Selong yang membuat semakin sempitnya ruang terbuka di Ibu Kota Kabupaten tersebut. Selain itu pada tahun 2011-an ruang terbuka atau yang dijadikan lapangan sepakbola yang berada di tingkat Kecamatan di Lombok Timur mendapatkan bantuan untuk direnovasi, akan tetapi kenyataanya bukannya menjadi lebih bagus tetapi malah sama saja seperti semula. Sementara di Kabupaten Lombok Tengah yang lapangan sepakbolanya sama-sama di renovasi jauh lebih bagus, bahkan dilengkapi dengan tembok pembatas. Inilah yang membuat klub-klub sepak bola yang ada dibagian selatan Lombok Timur banyak mengeluhkan atas kurangnya perhatian pemerintah terkait masalah penyediaan sarana dan prasarana olahraga, terutama di tingkat Kecamatan yang jauh dari Ibu Kota Kabupaten. Dari sinilah Peneliti sendiri berusaha untuk menganalisis bentuk kebijakan Pemerintah tentang penyediaan sarana dan prasarana olahraga dan mengungkap apakah kebijakan-kebijakan tersebut sudah ada dan dijalankan dengan baik atau tidak terlaksana dan adanya missllink dalam usaha mengimplementasi kebijakan tersebut. Terlebih lagi dari hasil Indeks Dimensi Ruang Terbuka, SDM, partisipasi masyarakat, dan kebugaran serta sport Developmet Index (SDI) menurut Provinsi dan Kabupaten Tahun 2006, bahwa Kabupaten Lombok Timur masih dibawah Kota Mataram, dan Kabupaten Lombok Tengah. Padahal kalau dilihat dari sejarahnya Lombok Timur lebih dulu terbentuk dari pada Lombok Tengah. Yaitu ditetapkan dalam Statblad Nomor 248 tahun 1898 yang telah diganti dengan SK Gubernur Jenderal tanggal 27 Agustus 1898, (Badan Tata Ruang Dinas PU NTB, 2010). Terbukti dengan banyaknya sarana dan prasarana yang sudah tersedia namun

5 terbengkalai bahkan beralih fungsi menjadi fasiltas publik yang lain. Sebgai mana yang terjadi di Desa Tanjung Luar Kecamatan Keruak Kabupaten Lombok Timur yang memiliki Kantor Desa terbesar pada Tahun 1999 di Lombok Timur dan memiliki ruang terbuka yang memadai untuk digunakan sebagai lapangan sepak bola. Bukan hanya itu saja bahkan Kantor Desa tersebut juga dilengkapi dengan lapangan badminton dan tenis meja, serta sebuah panggung yang besar sebagai tempat pertunjukan. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan pergantian pimpinan Kepala Daerah, hingga saat ini semua itu sudah tidak ada lagi dan telah berubah menjadi pemukiman. Sampai-sampai untuk bermain sepak bola saja para pemuda harus pergi ke lapangan sepak bola yang ada di tingkat Kecamatan, bahkan ruang terbuka yang menjadi alternatip bagi pemuda atau masyarakat di daerah pesisir sebagai tempat berolahraga adalah pantai itu sendiri ketika air sedang surut pada waktu pagi dan sore hari. Dalam mengimplementasikan sebuah kebijakan tentunya melewati berbagai proses antara lain adanya sebuah perencanaan dan mekanisme dalam pelaksanaannya yang dalam hal ini adalah penyediaan sarana dan prasarana olahraga di Kabupaten Lombok Timur. Suatu kebijakan akan di break down kedalam sebuah perencanaan dan diimplementasikan dengan sebuah mekanisme kerja yang bermuara pada tersedianya sarana dan prasarana olahraga yang nyaman, aman, murah, terjangkau dan memadai bagi masyarakat umum. Miris rasanya disaat pemerintah telah mengumandangkan slogan memasyarakatkan olahraga dan mengolahragakan masyarakat jika sarana dan prasarana untuk berolahraga tidak memadai apalagi belum tersedia. Sebuah perencanaan yang baik dan terperinci belum tentu dapat dilaksanakan dengan baik pula jika mekanisme kerjanya tidak diatur dengan sedemikian rupa. Jika kedua hal tersebut bisa diimplementasikan dengan baik maka harapannya adalah tersedianya sarana dan prasarana olahraga yang sesuai dengan standar sarana dan prasarana olahraga nasional. Tidak hanya itu saja, peneliti juga berusaha untuk mengetahui bagaimana bentuk pengelolaan sarana dan prasarana olahraga yang sudah tersedia di Kabupaten Lombok Timur dan mengupas bagaimana pemanfaatan sarana dan prasarana olahraga itu sendiri. Diharapkan bahwa sarana dan prasarana

6 yang sudah tersedia tersebut dapat sekiranya di kelola dengan baik serta dimanfaatkan dengan tepat oleh pihak yang tepat pula atau yang berkompeten dalam bidang itu, sehingga sarana dan prasarana tersebut bisa benar-benar bermanfaat bagi kepentingan masyarakat luas dalam bidang olahraga di Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat. Sesuai dengan isi dari Undang-Undang Sistem Keolahragaan Nasional nomor 3 tahun 2005 Bab XI Pasal 67 ayat 1 dan 2 yang berbunyi: (1) Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat bertanggung jawab atas perencanaan, pengadaan, pemanfaatan, pemeliharaan, dan pengawasan prasarana olahraga. (2). Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin ketersediaan prasarana olahraga sesuai dengan standar dan kebutuhan Pemerintah dan Pemerintah daerah. Dengan rasio pertumbuhan masyarakat yang cukup tinggi di Kabupaten Lombok Timur yaitu sebesar 16,8% pertahun, maka sudah seharusnya diimbangi dengan tersedianya sarana dan prasarana olahraga yang memadai dalam upaya memaksimalkan potensi dari masyarakat itu sendiri serta pembinaan generasi muda. Selain itu kesadaran dari setiap komponen masyarakat akan pentingnya berolahraga juga masih terbilang rendah sehingga intensitas dalam memanfaatkan sarana dan prasarana olahraga juga harus lebih ditingkatkan agar terjadinya keselarasan antara tersedianya sarana dan prasarana olahraga dan intensitas pemanfaatan sarana dan prasarana tersebut guna mewujudkan masyarakat yang gemar berolahraga. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut diatas maka penulis mengambil judul Kebijakan Pemerintah Tentang Penyediaan Sarana dan Prasarana Olahraga di Kabupaten Lombok Timur Provinsi Nusa Tenggara Barat B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dipaparkan, maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana perencanaan penyediaan sarana dan prasarana olahraga di Kabupaten Lombok Timur? 2. Bagaimana realisasi penyediaan sarana dan prasarana olahraga di Kabupaten Lombok Timur?

7 3. Bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana olahraga di Kabupaten Lombok Timur? 4. Bagaimana pemanfaatan sarana dan prasaran olahraga di Kabupaten Lombok Timur? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah tersebut diatas, maka dilakukan penelitian dengan tujuan sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui bagaimana perencanaan penyediaan sarana dan prasarana olahraga di 2. Untuk mengetahui bagaimana realisasi penyedeiaan sarana dan prasarana olahraga di 3. Untuk mengetahui bagaimana pengelolaan sarana dan prasarana olahraga di 4. Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan sarana dan prasarana olahraga di D. Manfaat Penelitian Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini dapat dirincikan sebagai berikut: 1. Bagi Pemerintah, sebagai referensi untuk menentukan kebijakan dalam meningkatkan perkembangan olahraga khususnya sarana dan prasarana olahraga di 2. Bagi masyarakat, sebagai sarana untuk menggalakkan budaya berolahraga dengan pemanfaatan sarana dan prasarana olahraga yang tersedia di 3. Bagi pelajar dan mahasiswa, untuk menambah wawasan dan pengetahuan mengenai perkembangan olahraga serta ketersediaan sarana dan prasarana olahraga yang ada di 4. Bagi peneliti sebagai putra daerah, penelitian ini merupakan salah satu bentuk nyata untuk turut andil dalam pembangunan dan pengembangan olahraga di