MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA KARTU GAMBAR MELALUI TEKNIK AKROSTIK SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 5 SANGGAU

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN PHOTO STORY PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 5 PURWOREJO

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbahasa merupakan salah satu keterampilan yang dimiliki

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN TEKNIK JURNAL PRIBADI SISWA KELAS VIII-B MTS SUNAN KALIJAGA SENDURO LUMAJANG TAHUN AJARAN 2013/2014

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: PENGEMBANGAN BUKU TEKS MENULIS PUISI KEINDAHAN ALAM SISWA KELAS VII

I. PENDAHULUAN. Menulis merupakan kegiatan komunikasi berupa penyampaian pesan secara

BAB III METODE PENELITIAN. PTK merupakan ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISISISWA KELAS VI SD ISLAM QURROTA A YUN NGUNUTMELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS X MA AL-ASY ARI KERAS DIWEK JOMBANG TAHUN PELAJARAN 2016/2017

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS MELALUI PENGGUNAAN METODE ESTAFET WRITING

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI KEINDAHAN ALAM DENGAN METODE PELATIHAN TERBIMBING PADA SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 26 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. diberikan di Sekolah Dasar (SD). Mata pelajaran Bahasa Indonesia juga

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK AKROSTIK PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 AMBAL TAHUN PELAJARAN 2013/2014

Jurnal Dimensi Pendidikan dan Pembelajaran Vol.4 No.2 Juli

PENGGUNAAN TEKNIK AKROSTIK DALAMMENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS PADA SISWA KELAS VIII C SMP PASUNDAN 4 BANDUNG TAHUN AJARAN 2012/2013

Peningkatan Keterampilan Menulis Cerpen dengan Strategi Copy The Master Melalui Media Audio Visual pada Siswa Kelas IX-C SMPN 2 ToliToli

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

2015 UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PENGALAMAN (EXPERIENTIAL LEARNING)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI SISWA KELAS VIIE SMPK MARIA FATIMA JEMBER MELALUI TEKNIK PS3

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK AKROSTIK TEMATIK DIKELAS V SDN BAKTI KENCANA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS NEGOSIASI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK BERJENJANG SISWA KELAS X AKUNTANSI SMK PGRI CEPU TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

PUBLIKASI ILMIAH. Untuk Memenuhi Persyaratan Sarjana S1 Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Disusun Oleh: WIDAYANTO A

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA LINGKUNGAN ALAM PADA SISWA KELAS VIII MTs AL MU MIN PREMBUN TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Karya sastra mengandung pesan moral tinggi, yang dapat menjadi

BAB I PENDAHULUAN. karena itu, dalam pembelajaran bahasa Indonesia, siswa diarahkan untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL OLEH RUDY PRASETYO A1D111001

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan pikiran, perasaan, dan kehendak kepada orang lain secara

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

MODEL PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN TEKNIK MEMBACA AKROSTIX

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1. Disusun oleh: Ajeng Wulandari A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI RAKYAT DENGAN MODEL QUANTUM TEACHING

BAB I PENDAHULUAN. sekolah. Dalam kegiatan ini, seorang penulis harus terampil memanfaatkan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND PICTURE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MELALUI PENERAPAN METODE AKROSTIK SISWA KELAS VI SD KARTIKA KOTA MAKASSAR. Syahrun. Kepala SD Kartika XX-1

SUKARDI Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS DESKRIPSI DENGAN METODE OBSERVASI TERPADU SISWA KELAS VII SEMESTER 1 SMP NEGERI 1 TRENGGALEK

BAB I PENDAHULUAN. mempelajari semua bidang studi (BSNP, 2006). Untuk berbahasa dengan baik dan

RAHAYUNINGSIH SMP NEGERI 3 AMBARAWA Surat elektronik: Abstrak

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, setiap pendidik dituntut harus memiliki berbagai macam cara

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI BERBANTUAN MEDIA AUDIOVISUAL SISWA KELAS IX.1 SMP NEGERI 3 BATIPUH KABUPATEN TANAH DATAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Kata kunci : penggunaan media, gambar seri, peningkatan kemampuan, karangan sederhana.

Pengaruh Metode Karyawisata Terhadap Kemampuan Menulis Puisi Siswa Kelas VII SMP Swasta Yapendak Tinjowan Tahun Pembelajaran 2013/2014

Peningkatan Keterampilan Menulis Naskah Drama dengan Media Pembelajaran Video Stop Motion Untuk Siswa Kelas VIII A SMP N 1 Semanu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran bahasa bertujuan untuk memperoleh keterampilan

MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI SISWA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA FILM EKRANISASI

Oleh Rudiansyah Siregar Dr. Wisman Hadi, M.Hum.

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, atau keinginannya. Keterampilan menulis yang baik sangatlah penting

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Uraian mengenai hasil penelitian sebagai jawaban dari rumusan masalah

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 22 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR PEMANDANGAN DALAM PEMBELAJARAN MENULIS PUISI PADA SISWA KELAS VIII SMP N 9 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas.

PENINGKATAN KETEREAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN METODE KOLABORASI PADA SISWA MTs

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran Bahasa Indonesia meliputi empat aspek ketermpilan, yaitu mendengar,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan berkembangnya dunia pendidikan, pengajaran Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE SINEKTIK UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI JLABAN

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE QUANTUM WRITING

Peningkatan Kemampuan Membaca Puisi Melalui Teknik Pemodelan Siswa Kelas IV SDN 05 Bunobogu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN MENULIS PUISI DENGAN MENGGUNAKAN METODE KONSTRUKTIVISME DI KELAS V

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan dan intelektual, sosial,

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KEMAMPUAN SISWA KELAS VII.D SMP NEGERI 6 GUNUNG TALANG DALAM MENULIS PUISI DENGAN TEKNIK PEMODELAN; PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan kemampuan berbahasa pada siswa. Dari pengajaran sastra, siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan tidak pernah lepas dari kegiatan menyimak, berbicara,

PENGARUH TEKNIK MENULIS PUISI BERDASARKAN CERITA TERHADAP MENULIS PUISI SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 14 PADANG ARTIKEL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MEDIA KATALOG MODEL PAKAIAN DAN TAS PADA SISWA KELAS X SMA CITRA MEDIKA MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Tujuan pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia bukan hanya penguasaan

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yanti Wulan Sari, 2013

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

PENGARUH PENERAPAN MODEL PICTURE AND PICTURE TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS CERPEN SISWA KELAS X SMA SWASTA BANDUNG TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

Oleh Era Oktarina Sianturi Prof. Dr. Biner Ambarita, M.Pd

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERKAK MELALUI LAGU KERE MUNGGAH MBALE PADA KELAS X TKJ 2 SMK NURUSSALAF KEMIRI

Transkripsi:

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KREATIF PUISI DENGAN MEDIA KARTU GAMBAR MELALUI TEKNIK AKROSTIK SISWA KELAS VII B SMP NEGERI 5 SANGGAU Tauhidah Guru SMP Negeri 5 Sanggau tauhidahmasri@yahoo.co.id Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam dengan media kartu gambar melalui teknik akrostik. Media kartu gambar yang diamati mempermudah siswa untuk mendata kata-kata. Kata tersebut selanjutnya dijadikan sebagai kata akrostik untuk memulai kata pertama dari puisi yang akan ditulis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan proses dan hasil belajar menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam dengan menggunakan media kartu gambar di kelas VII B SMP Negeri 5 Sanggau, Prov. Kalimantan Barat. Kata kunci: menulis puisi, teknik akrostik, kartu bergambar Menurut KBBI (2008), menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (sepertimengarang, membuatsurat), dengan tulisan roman (cerita), berkirimsurat, menggambar, dan melukis dengan tulisan. Menulis juga dapat memberikan nuansa baru bagi pikiran, perasaan dan dunia batin pembaca. Menulis merupakan salah satu aktivitas yang selalu dilaksanakan oleh semua jenjang pendidikan dalam mata pelajaran apapun. Tarigan (1986: 21) menyatakan bahwa menulis adalah menurunkan atau memamerkan lambanglambang grafis yang menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafis tersebut. Artinya, bahwa menulis merupakan suatu kegiatan yang tidakhanya sekadar menggambarkan simbol-simbol grafis secara konkret, tetapi jugamenuangkan ide-ide gagasan; ataupun pokok pikiran ke dalam bahasa yangberupa rangkaian kalimat yang utuh, lengkap, dan dapat dikomunikasikan kepadaorang lain. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) guru sangat berperan dalam mengembangkan materi standar dan membentuk kompetensi peserta didik. Sehubungan dengan itu guru harus kreatif, profesional dan menyenangkan. Menurut Santoso (2012:10) melaksanakan pembelajaran yang kreatif, inovatif, dan aktif harus menjadi agenda dalam setiap aktivitas sebagai guru.tantangan yang semakin besar untuk segala bidang menantang guru untuk mempersiapkan siswa menjadi calon generasi yang berkualitas. Guru harus dapat menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, menggunakan media yang tepat, menemukan strategi yang tepat untuk menghadapi siswa dan segala aktivitas selama proses pembelajaran berlangsung. Standar Isi 2006 mata pelajaran bahasa Indonesia untuk kelas tujuh SMP semester kedua pada aspek menulis adalah KD 16.1 menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam. Melalui KD ini siswa diharapkan mampu menulis kreatif 332

Tauhidah,Meningkatkan Kemampuan Menulis Kreatif Puisi dengan Media Kartu Gambar, 333 puisi berkenaan dengan keindahan alam. Menurut Pardjono (2008:223), dalam pembelajaran sastra, khususnya penulisan kreatif, salah satu kelemahan pembelajaran sastra di sekolah adalah materi pembelajaran sastra lebih mengakrabkan peserta didik pada teori sastra daripada dengan karya-karya sastra. Hal ini membuat peserta didik kurang mencintai sastra yang mengakibatkan rasa malas untuk menulis. Selain itu, proses penyampaian materi sastra yang monoton dan tidak inovatif membuat siswa malas untuk mempelajari sastra. Keterampilan menulis puisi yang diharapkan adalah menulis puisi bebas. Puisi bebas menurut KBBI (2008) adalah puisi yang tidak terikat oleh rima dan matra, dan tidak terikat oleh jumlah larik dalam setiap bait, jumlah suku kata dalam setiap larik. Oleh karena itu menulis puisi dalam kegiatan pembelajaran yang diharapkan adalah siswa mampu menulis puisi berkenaan dengan keindahan alam dengan aspek penilaian pada pilihan kata atau diksi, pengimajian atau citraan, majas, suasana, dan tema. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti dengan cara menyebarkan angket minat siswa terhadap karya sastra masih rendah. Belum banyak karya sastra yang dihasilkan oleh siswa dengan kualitas baik. Saat proses pembelajaran menulis kreatif puisi berlangsung, siswa kurang berminat terhadap materi tersebut karena guru belum menggunakan media yang tepat. Guru juga belum menemukan teknik yang sesuai untuk memotivasi siswa.selain itu minat yang rendah terhadap kegiatan menulis puisi terlihat saat guru memberi tugas menulis. Banyak di antara peserta didik mengeluh kesulitan untuk memulai atau mendata kata-kata yang akan dituangkan dalam karyanya, khususnya saat merangkai kata menjadi larik-larik puisi. Hasil observasi 22 Mei 2013 terhadap pelaksanaan pembelajaran menulis kreatif puisi menunjukkan bahwa kompetensi siswa masih rendah.nilai siswa masih di bawah rata-rata ketuntasan minimal (KKM). Lima catatan dapat dikemukakan, yakni (1) siswa kurang berminat dalam menulis puisi, (2) siswa kesulitan menemukan kata-kata terutama terkait objek atau tema tertentu, (3) siswa berharap guru menggunakan media agar peserta didik lebih mudah memahami dalam menuangkan gagasan, pikiran, dan perasaan secara tertulis, (4) siswa masih kurang konsentrasi, dan (5) hasil tes menulis puisi masih di bawah rata-rata ketuntasan minimal. Pembelajaran menulis puisi yang dilaksanakan kurang menyenangkan, siswa kurang termotivasi, saat guru memberikan tugas menulis puisi, masih banyak siswa yang hanya mampu menulis beberapa larik saja.saat pembelajaran guru menggunakan metode ceramah, siswa kurang dilibatkan dalam kegiatan menulis pada kegiatan awal, saat menyusun puisi berdasarkan gambar, diskusi antara anggota kelompok belum tampak. Guru hanya memberikan contoh puisi yang sudah ada, tanpa mengikutsertakan atau melibatkan siswa dalam kegiatan menulis puisi. Media yang digunakan ditempelkan di papan tulis, sehingga untuk mengamati apa yang ada dalam gambar tersebut kurang jelas bagi siswa. Penggunaan kartu gambar diharapkan memberi kemudahan bagi siswa mendata kata-kata berdasarkan objek yang mereka amati pada gambar dengan daya khayal, sehingga dapat membantu siswa dalam menuangkan gagasan sesuai dengan kompetensi dasar dan indikator pencapaian tujuan pembelajaran yang ingin dicapai. Teknik akrostik diharapkan dapat membantu siswa menemukan kata-kata awal pada setiap bait sehingga siswa dapat

334, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014 merangkai kata-kata menjadi bait-bait puisi yang tepat. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam dengan media kartu bergambar menyangkut aspek pilihan kata atau diksi, pengimajian atau citraan, majas, suasana,dan tema. METODE Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kualitatif, jenis penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian ini melibatkan guru mata pelajaran bahasa Indonesia yang bertindak sebagai peneliti sekaligus pelaksana. Teman sejawat membantu sebagai pengamat dalam proses pembelajaran. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 5 Sanggau. Jalan Flamboyan Sanggau, Kelurahan Ilir Kota, Kecamatan Kapuas, Kabupaten Sanggau. Dari segi kelengkapan sarana dan prasarana penunjang masih kurang.subjek penelitian adalah kelas VII, khususnya kelas VII B. Kelas VII B merupakan kelas berkategori sedang dan terjadi kendala dalam kegiatan menulis puisi.penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan (tindakan), observasi (pengamatan), dan refleksi. Penelitian ini terdiri dari dua siklus yang masing-masing siklus meliputi empat tahap yaitu: perencanaan tindakan, pelaksanaan tindakan, pengamatan dan refleksi. Penelitian dilakukan selama tiga minggu yang dilaksanakan sejak tanggal 22 Mei 2013 sampai dengan 5 Juni 2013.Setiap siklus terdiri dari dua Hasil refleksi siklus I dipakai sebagai dasar untuk pelaksanaan siklus II. Dengan kata lain,pemberian tindakan pada siklus II didasarkan pada upaya untuk dapat melaksanakan penggunaan media gambar dalam peningkatan keterampilan menulis puisi dengan baik. KONDISI AWAL Perencanaan SIKLUS I Tindakan Refleksi Pengamatan Perencanaan Tindakan SIKLUS II Refleksi Pengamatan? Gambar 1. Kondisi Awal,Tindakan dan Kondisi Akhir

Tauhidah,Meningkatkan Kemampuan Menulis Kreatif Puisi dengan Media Kartu Gambar, 335 Perencanaan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan menggunakan media gambar pemandangan. Pengembangan rencana pelaksanaan pembelajaran sesuai dengan skenario awal. Siswa mengamati gambar pemandangan alam, kemudian menulis puisi berkenaan dengan keindahan alam. Saat pelaksanaan pembelajaran berlangsung, banyak di antara siswa yang kurang tertarik terhadap kegiatan menulis puisi.lembar kerja yang ditulis hanya terdiri dari dua larik saja.hasil evaluasi awal terhadap proses dan hasil belajar siswa belum mencapai target yang diharapkan. Penilaian yang dilaksanakan meliputi aspek diksi, pengimajian atau citraan, majas, suasana, dan tema. Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam dua siklus. Siklus pertama peneliti berkolaborasi dengan teman sejawat dalam menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Tahap pelaksanaan pembelajaran peneliti meminta teman sejawat mengamati pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi. Lembar observasi yang digunakan untuk dijadikan panduan saat melakukan refleksi. Data-data yang diperoleh dari hasil observasi dianalisis. Berdasarkan hasil refleksi peneliti dapat mengetahui apa saja kelemahan dan kelebihan yang dilakukan saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Kelemahan yang ditemukan dicari solusi untuk mengatasi masalah tersebut, kemudian diambil langkah-langkah yang perlu dilakukan pada siklus berikutnya. HASIL PENELITIAN Penelitian dilakukan pada proses maupun hasil pembelajaran menulis kreatif puisi. Keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung dapat diidentifikasikan dengan lembar observasi. Sementara itu, kemampuan siswa dalam menulis puisi berkenaan dengan keindahan alam dilihat dari hasil menulis puisi dengan menggunakan rubrik penilaian. Berdasarkan data yang ada maka dilakukan perbaikan pada rencana pelaksanan pembelajaran. Kegiatan perencanaan merencana media yang akan digunakan dan metode pembelajaran. Saat proses pembelajaran pada pertemuan pertama, guru membagi siswa dalam kelompokkelompok. Siswa diminta mengambil kartu gambar pemandangan yang telah disiapkan oleh guru.selanjutnya, siswa mengamati gambar, kemudian siswa menyusun puisi berdasarkan gambar. Setelah kegiatan refleksi dilaksanakan, diketahui bahwa kemampuan siswa dalam menulis kreatif puisi belum memuaskan. Untuk itu dilakukan perencanaan ulang atau revisi terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran sebelumnya. Hasil penelitian tindakan kelas berdasarkan kegiatan pembelajaran berupa proses dan hasil belajar siswa dalam menulis puisi menunjukkan hasil yang positif. Setelah dilakukan perbaikan terhadap rancangan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan gambar berbentuk kartu agar mudah diamati oleh siswa. Siklus I dalam penelitian ini dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Di akhir pertemuan siklus I diadakan tes kemampuan menulis. Hasilnya menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam menentukan kesesuaian isi dengan tema berdasarkan gambar sudah lebih baik, tetapi hasilnya secara keseluruhan belum maksimal. Dari 20 siswa, siswa yang mendapatkan nilai sangat baik hanya 4 siswa (20%), yang mendapat nilai baik sebanyak 5 siswa (25%), nilai cukup sebanyak 6 siswa (30%), dan nilai kurang sebanyak 5 siswa (25%). Data pratindakan dan data tindakan pada siklus I dan siklus II dapat terlihat perubahan sebagai berikut:

336, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014 Tabel 1. Data Pratindakan dan Data Tindakan pada Siklus I dan Siklus II No. Indikator Pratindakan Siklus I Siklus II 1. Ketepatan diksi 54% 63% 82% 2. Kesesuaian 59% 67% 80% pengimajian 3. Kesesuian 58% 67% 83% Majas 4. Ketepatan 65% 72% 90% suasana 5. Ketepatan tema 73% 83% 92% Jumlah 309% 352% 427% Rata-rata 61,80% 70,40% 85,40% Siklus I Prosedur pelaksanaan tindakan dan implementasi tindakan di kelas VII B SMP Negeri 5 Sanggau dalam siklus pertama adalah sebagai berikut: Pada tahap perencanaan peneliti bersama kolaborator dalam hal ini guru mata pelajaran sejenis, menetapkan alternatif tindakan dalam upaya peningkatan keadaan dan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis puisi. Pertama-tama guru mengadakan diskusi untuk mengidentifikasi permasalahan yang mungkin muncul dalam pembelajaran menulis puisi siswa kelas VII B. Hal-hal yang didiskusikan menyangkut pelaksanaan pembelajaran praktik menulis puisi. Dari hasil diskusi, dapat disimpulkan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran menulis puisi, guru masih menggunakan metode tanya jawab dan ceramah. Guru hanya menggunakan metode penugasan dalam pembelajaran menulis puisi. Setelah merencanakan pelaksanaan pembelajaran menulis puisi, guru melaksanakan skenario pembelajaran menulis puisi dengan menggunakan media kartu gambar yang dianggap paling efektif dalam upaya meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Agar implementasi tindakan sesuai dengan yang diinginkan, guru mempersiapkan materi dan sarana pendukung pelaksanaan pembelajaran. Sarana pendukung yang dipakai dalam siklus pertama ini adalah kartu bergambar. Pada tahap pelaksanaan pembelajaran peneliti memberikan suasana yang berbedasesuai dengan skenario pembelajaran yang telah disusun. Pembelajaran diawali dengan menampilkan sebuah gambar pemandangan yang disertai dengan contoh puisi karya guru.siswa mengamati gambar dan mencocokan puisi dengan gambar. Pada saat pelaksanaan pembelajaran terjadi interaksi antara guru denga siswa, dan siswa dengan siswa. Guru mengambil satu contoh kartu, kemudian guru meminta siswa untuk mendata katakata dengan menuliskannya di papan tulis. Dari kata-kata tersebut guru mengajak siswa merangkai kata-kata yang ada menjadi larik-larik puisi. Setelah puisi hasil kerja sama semua siswa selesai, guru meminta siswa memilih satu kartu gambar yang telah disiapkan guru. Siswa kemudian mendata kata-kata berdasarkan gambar yang terdapat dalam kartu. Kata-kata tersebut dikembangkan dalam larik-larik puisi. Selama pembelajaran berlangsung, guru selaku peneliti meminta observer (pengamat) mengamati pelaksanaan pembelajaran tersebut. Hasil pengamatan dicatat dalam lembar observasi. Setelah pem-

Tauhidah,Meningkatkan Kemampuan Menulis Kreatif Puisi dengan Media Kartu Gambar, 337 belajaran selesai dilakukan refleksi untuk mengetahui bagaimana perasaan guru yang telah melaksanakan pembelajaran tadi, apa kira-kira kekurangan yang dirasakan. Dari hasil refleksi diketahui bahwa kemampuan siswa meningkat pada semua aspek, tapi kemampuan menulis puisi belum maksimal. Peningkatan hasil kemampuan menulis puisi yang paling tinggi adalah kesesuaian tema puisi, pilihan kata sudah bervariasi, suasana sudah tergambar dengan jelas.namun pada aspek pengimajian atau pencitraan dan majas yang masih kurang tepat. Sehingga masih perlu dilakukan perbaikan terhadap rencana pelaksanaan pembelajaran berikutnya. Siklus II Dari hasil refleksi dan diskusi terhadap pembelajaran pada siklus I, peneliti bersama guru mata pelajaran sejenis menyiapkan rencana pembelajaran yang akan dilakukan pada siklus II. Kegiatan pembelajaran lebih menekankan pada media dan menemukan teknik yang tepat sehingga dapat mendukung penggunaan media kartu gambar. Langkahlangkah pembelajaran masih sama hanya pada saat siswa mendata kata-kata tersebut, siswa lebih diarahkan pada kata tertentu yang nantinya dijadikan sebagai kata kunci yang ditulis ke bawah. Kata yang tersusun tersebut dijadikan sebagai huruf awal setiap larik puisi.teknik yang ditambahkan adalah teknik yang digunakan pada kartu gambar atau yang lebih dikenal dengan teknik akrostik. Sebuah sajak yang hurup awal baris-barisnya menyusun sebuah atau beberapa kata. Menurut Sutisno akrostik merupakan penggunaan setiap huruf pertama dari suatu kelompok kata dan suku kata-suku kata lainnya sehingga menjadi suatu kalimat. Kegiatan pembelajaran tersebut membuat siswa termotivasi dan menimbulkan kreativitas siswa menjadi lebih baik. Hal ini terbukti selama proses pembelajaran berlangsung, siswa mendapatkan kemudahan untuk menentukan kata pertama setiap larik dan merangkai larik-larik tersebut menjadi sebuah puisi. Kartu gambar yang diambil sebagai contoh adalah sebagai berikut: Gambar 2. Contoh Kartu

338, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014 Dari kartu gambar yang tersedia, peserta didik mengamati gambar, kemudian mendata kata-kata, misalnya: sungai, perahu, orang-orang, penonton, kendaraan, pohon-pohon. Untuk mempermudah peserta didik dapat mengambil satu kata dari gambar yang diamati.kata Sungai Kapuas dapat diambil sebagai kata akrostik, seperti contoh berikut. Sungai Kapuas Semilir angin berhembus lemas (majas) Udara segar menemani pagiku Nuansa kedamaian bercerita gembira Gempita suara membahana seketika Air sungai mengirigi perahu berlayar Indah pagi menyambut tradisi Kuselalu merasakan kedamaian, bersama Alunan gesekan daun-daun pohon, memanjakan Penonton menikmati suasana perlombaan Usir kepenatan di hari-hari kerja Antrian kendaraan menunggu setia Sungaiku kau sajikan pemandangan indah Setelah kegiatan tersebut, guru melakukan perbaikan terhadap rencana pembelajaran yang telah disusun.tindakan selanjutnya pada siklus dua dengan menggunakan media kartu bergambar dengan bantuan teknik akrostik menunjukkan kenaikan yang sangat berarti. Kemampuan rata-rata siswa untuk kelima aspek penilaian dalam menulis puisi pada siklus I adalah sebagai berikut: (1) rata-rata kemampuan siswa untuk aspek diksidalammenulis puisi siswa mencapai 63%, (2) rata-rata kemampuan siswa untuk aspek pengimajian atau citraan dalam menulis puisisiswa mencapai 67%, (3) sedangkan rata-rata kemampuan siswa untuk aspek ketepatan penggunaan majas 67%, (4) rata-rata ketepatan suasana puisi 72%, dan (5) ketepatan tema 83%. Nilai rata-rata keseluruhanaspek tertinggi yang diamati dalam puisi yang ditulis oleh siswa adalah aspek ketepatan tema puisi. Siklus II, setelah diadakan perbaikan pada tindakan yang dilaksanakan, tampak adanya peningkatan pada proses pembelajaran dan nilai yang diperoleh siswa. Hasil penelitian siklus II menunjukkan bahwa kemampuan siswa menulis puisi meningkat.pada siklus II siswa menulis puisi dengan menggunakan kartu bergambar, mencermati pada satu titik tertentu, kemudian menentukan kata yang dapat dijadikan objek atau kata yang dijadikan sebagai kata awal setiap larik puisi dengan teknik akrostik.dengan cara tersebut, siswa mendapatkan kemudahan. Siswa dengan mudah menyusun larik-larik puisi dengan diksi, citraan, penggambaran suasana, dan penentuan yang tepat serta majas yang sesuai. Dari 20 siswa yang hadir pada saat pembelajaran pada siklus II, siswa yang mendapat nilai sangat baik 8 siswa atau 40%, yang mendapatkan nilai baik 8 siswa atau 40%, dan 4 siswa atau20 % mendapat nilai cukup. Tidak ada lagi siswa yang mendapat nilai kurang atau tidak memenuhi KKM. PEMBAHASAN Dari ketiga aspek penilaian yang terdiri atas: (1) ketepatan penggunaan pilihan kata yang puitis, (2) kesesuaian pengimajian atau citraan, (3) kesesuaian majas, (4) kesesuaian suasana, (5) dan ketepatan tema puisi. Kecenderungan pencapaian skor tertinggi adalah pada kesesuaian isi puisi dengan tema yang terdapat pada gambar. Hal itu dikarenakan adanya media gambar pemandangan yang digunakan baik pada siklus satu maupun pada siklus dua yang dapat memberi inspirasi siswa untuk lebih mudah menuangkan apa yang dilihat dari gambar tersebut. Menurut Daryanto (1993:1) bahwa

Tauhidah,Meningkatkan Kemampuan Menulis Kreatif Puisi dengan Media Kartu Gambar, 339 media adalah alat yang dapat membantu proses belajar mengajar yang berfungsi memperjelas makna pesan yang disampaikan sehingga tujuan pengajaran dapat disampaikan dengan lebih baik dan lebih sempurna. Diantara media pembelajaran, media gambar adalah media yang paling umum dipakai. Hal ini dikarenakan siswa lebih menyukai gambar daripada tulisan, apalagi jika gambar dibuat dan disajikan sesuai derngan persyaratan yang baik, sudah tentu akan menambah semangat siswa dalam mengikuti proses pembelajaran. Pencapaian skor terendah adalah pada diksi, hal itu disebabkan oleh pengamatan siswa secara langsung pada kartu gambar, sehingga siswa cenderung menulis apa yang dilihat dengan kata-kata denotasi. Diksi mempunyai peranan penting dan utama untuk mencapai keefektifan dalam penulisan suatu karya sastra. Untuk mencapai diksi yang baik seorang penulis harus memahami secara lebih baik masalah kata dan maknanya, harus tahu memperluas dan mengaktifkan kosa kata, harus mampu memilih kata yang tepat, kata yang sesuai dengan situasi yang dihadapi, dan harus mengenali dengan baik macam corak gaya bahasa sesuai dengan tujuan penulisan. Dalam menentukan tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran menulis puisi di kelas VII B SMP Negeri 5 Sanggau, Kabupaten Sanggau, digunakan pedoman penskoran yaitu perolehan skor pada setiap aspek lalu dijumlahkan dan hasilnya dikonversikan dengan nilai kualitatif. Sesudah melalui tahapan pada siklus pertama, khususnya setelah kegiatan refleksi dilaksanakan, kemudian diikuti dengan adanya perencanaan ulang atau revisi terhadap implementasi perbaikan pembelajaran sebelumnya. Revisi yang dilakukan terutama untuk menyusun perencanaan ulang pada kegiatan pembelajaran berikutnya. PENUTUP Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan pada kualitas proses dan hasil penulisan kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam terjadi peningkatan yang signifikan. Aspek yang dinilai meliputi (1) diksi, (2) pengimajian atau citraan, (3) majas, (4) suasana, dan (5) tema menunjukkan peningkatan yang terjadi dari siklus I ke siklus II. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan media kartu gambar dan teknik akrostik dapat membantu dan permudah siswa mengembangkan daya imajinasi dalam menulis puisi. Peningkatan hasil menulis puisi dari siklus I (70,40%), dan siklus II (85,40%) membuktikan bahwa penerapan media kartu gambar dan teknik akrostik dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis puisi. Kreativitas siswa muncul secara alami.penggunaan kartu gambar yang sesuai dengan keindahan alam lingkungan siswa dapat mempermudah siswa dalam mengembangkan daya imajinasi. Saran Sebaiknya guru dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran selalu menggunakan media yang sesuai dengan materi pembelajaran sehingga siswa termotivasi dalam kegiatan belajar. Motivasi yang tinggi tentu saja sangat menguntungkan dalam usaha pencapaian kompetensi peserta didik. Penggunaan kartu gambar yang sesuai dengan keindahan alam lingkungan siswa akan mempermudah siswa dalam menulis puisi.

340, J-TEQIP, Tahun V, Nomor 2, November 2014 DAFTAR RUJUKAN Baksin, Askurifai.2008.Aplikasi Pengajaran Sastra.Bandung:PT Pribumi Mekar Keraf, Gorys. 2008. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama Pardjono, dkk. 2007. Panduan Penelitian Tindakan Kelas. Yogyakarta: Lembaga Penelitian Uiversitas Negeri Yogyakarta Santoso, Anang.2012.Nafas Kreatif Inovatif Aktif (KIA) dalam Pembelajaran Bahasa dan SastraIndonesia. J-TEQIP: Jurnal Peningkatan Kualitas Guru. 3(2):1 10 Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa