1. PIPA a. Soft Coper Tubing Tabel 1.1 b. Hard Drawn Coper Tubing c. Steel Tubing d. Stainless Steel Tubing

dokumen-dokumen yang mirip
PERALATAN KERJA PEMIPAAN

Gbr 1. Tubing Cutter

diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Praktikum Mata Kuliah Sistem Pendingin I PRESENTED BY MOH. ARIS AS ARI

BAB IV LANGKAH PENGERJAAN

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. kerja. Identifikasi ini berupa gambar kerja dari perancang yang ditujukan kepada

1. PENGENALAN ALAT KERJA BANGKU

MEMBUAT MACAM- MACAM SAMBUNGAN PIPA

POROS BERTINGKAT. Pahat bubut rata, pahat bubut facing, pahat alur. A. Tujuan Adapun tujuan dari pembuatan poros bertingkat ini yaitu :

BAB II LANDASAN TEORI Alat-alat Pembantu Untuk Meningkatkan Produksi Pada Mesin. dan kecepatannya sayatnya setinggi-tingginya.

MODUL 11 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (ALAT BANTU KERJA LI STRI K) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

MODUL 9 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGEBOR DAN MELUASKAN) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

BAB II PENDEKATAN MASALAH

PERKAKAS TANGAN YUSRON SUGIARTO

2. KERJA PLAT Tujuan 3.1 Teori Kerja Plat Pemotongan Plat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

1. Pendahuluan Pembentukan Logam

Membongkar Sistem Kemudi Tipe Rack And Pinion

Ditinjau dari macam pekerjan yang dilakukan, dapat disebut antara lain: 1. Memotong

PEMBAHASAN. Gambar 1.1 Guilitene Hidrolis

Palu Besi. Rivet 3. Penggaris Busur 4.

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

DEFINISI SPRINGBACK COLD WORKING PROCESS The advantages of cold working process : The disadvantages of cold working process :

SOAL LATIHAN 1 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

BAB III PEMILIHAN BAHAN DAN PROSES MANUFAKTUR CRUISE CONTROL

BAB II DASAR TEORI. Mesin perajang singkong dengan penggerak motor listrik 0,5 Hp mempunyai

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. identifikasi dari masing-masing komponen Mesin Pemoles pada casing

BAB IV PROSES PRODUKSI

THE BEGINNING. Oleh MOH. ARIS AS ARI, S.Pd

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. dari galon air ke dalam cangkir atau gelas yang secara otomatis dapat

BAB IV PROSES PEMBUATAN

Proses Pembentukan Logam

MODUL 8 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MEMAHAT) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

PETUNJUK PRAKTIKUM TEKNOLOGI MEKANIK JURUSAN TEKNIK SISTEM PERKAPALAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

BAB III METODE PEMBUATAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

ALAT UKUR DAN PENANDA DALAM KERJA BANGKU

LAPORAN PRAKTIKUM PROSES PRODUKSI

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

MODUL 7 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGGERGAJI ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. harus mempunyai sebuah perencanaan yang matang. Perencanaan tersebut

SOAL LATIHAN 2 TEORI KEJURUAN PEMESINAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III CARA PEMBUATAN ALAT TRACKE R BEARING. Rahang penahan berfungsi sebagai rumah atau sarang dari bagian komponen lain

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

MODUL 6 PROSES PEMBENTUKAN LOGAM

BAB III PERENCANAAN DAN GAMBAR

PT ASTRA INTERNATIONAL Tbk

BAB IV PERHITUNGAN DAN PEMBAHASAN

BAB VI PELAKSANAAN KERJA PERPIPAAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB IV PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB VI PERHITUNGAN SISTEM PIPA

3. Mesin Bor. Gambar 3.1 Mesin bor

ROTARY DIPOLE untuk Band 80m Oleh YC0PE Ridwan Lesmana

III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

HASIL DAN PEMBAHASAN

DRIL I LIN I G N SEMESTER 2

a. Macam-macam palu yang kita jumpai : - Palu pena kepala bulat - Palu pena kepala lurus atau silang - Palu keling

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

Gambar 2.1 Baja tulangan beton polos (Lit 2 diunduh 21 Maret 2014)

DASAR PROSES PEMOTONGAN LOGAM

BAB IV PROSES PRODUKSI

c = b - 2x = ,75 = 7,5 mm A = luas penampang v-belt A = b c t = 82 mm 2 = 0, m 2

PEDOMAN PEMERIKSAAN (KOMISIONING) INSTALASI TENAGA LISTRIK

BAB II PENDEKATAN PEMECAHAN MASALAH. gambar kerja sebagai acuan pembuatan produk berupa benda kerja. Gambar

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

MODUL 10 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGETAP DAN MENYENAI ) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH :

BAB IV HASIL PEMBUATAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melakukan proses pembuatan rangka pada incinerator terlebih

BAB III PROSES PEMBUATAN STEAM JOINT STAND FOR BENDED TR

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

Proses Lengkung (Bend Process)

MAKALAH MESIN BUBUT DAN MESIN GURDI

GIGI KEMUDI TYPE RAK DAN PINION

MESIN PENGGURDI DAN PENGEBOR

DM-FD (Bahasa Indonesia) Panduan Dealer. Pemindah gigi depan FD-9000 FD-6800 FD-5800 FD-4700

BAB IV PROSES PEMBUATAN, HASIL PEMBUATAN

V. HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PROYEK AKHIR. dari tanggal 06 Juni sampai tanggal 12 Juni 2013, dengan demikian terhitung. waktu pengerjaan berlangsung selama 1 minggu.

MODUL 6 ALAT KERJA TANGAN DAN MESI N (MENGI KI R) TINGKAT X PROGRAM KEAHLI AN TEKNI K PEMANFAATAN TENAGA LI STRI K DISUSUN OLEH : Drs.

Gambar 2.1. Struktur buah kelapa muda

BAB IV PROSES PEMBUATAN DAN PENGUJIAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

SMK PGRI 1 NGAWI TERAKREDITASI: A

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB III METODE PERANCANGAN DAN PABRIKASI PROTOTIPE PENGUPAS KULIT SINGKONG BERPENGGERAK MOTOR LISTRIK

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN. A. Kelompok Data Berkaitan Dengan Aspek Fungsi Produk Rancangan


PROSES PEMBUBUTAN LOGAM. PARYANTO, M.Pd.

MACAM MACAM SAMBUNGAN

Keg. Pembelajaran 2 : Praktik Mekanik dan Tindakan Keselamatan Kerja di Bengkel

PROSES FREIS ( (MILLING) Paryanto, M.Pd.

Transkripsi:

1. PIPA Pipa yang banyak digunakan pada sistem refrigerasi dan AC yaitu tembaga, aluminium, baja, stainless steel, dan plastik. Pipa untuk AC dan Refrigerasi sering disebut juga pipa ACR. Pipa ACR biasanya diisi dengan nitrogen supaya bersih dan kering sampai saat ini masih sering digunakan. Nitrogen harus diisikan selama proses penyolderan dan brazing, tetapi harus hati-hati karena berbahaya. Untuk menjaga bahaya oksidasi di dalam pipa, setelah dipotong harus segera disumbat. Pipa tembaga terdiri dari 2 tipe yaitu soft dan hard. Tipe K dengan dinding keras dan tipe L dengan dinding sedang. Pipa yang banyak digunakan pada ACR adalah tipe L. Pipa soft coper setiap rolnya mempunyai panjang 25 dan 50 feet. a. Soft Coper Tubing Jenis ini digunakan pada sistem refrigerasi dan AC domestik dan komersial. Pipa ini mudah dibengkokkan dan dikembangkan. Sering digunakan untuk sambungan dengan flared fitting atau soft soldered fitting. Setiap rolnya mempunyai panjang 25, 50 dan 100 feet. Ukuran yang biasa digunakan yaitu 3/16. ¼, ½, 5/8 dan ¾ serta mempunyai diameter luar (OD). Tabel 1.1 Ukuran Soft Coper Tubing yang sering di gunakan. DIAMETER luar TEBAL DINDING ¼ 0,03 3/8 0,032 ½ 0,032 5/8 0,035 ¾ 0,035 7/8 0,045 1 1/8 0,050 1 3/8 0,050 b. Hard Drawn Coper Tubing Pipa ini digunakan pada sistem refrigerasi dan AC komersial. Untuk membuatnya yang keras dan kaku digunakan klem. Terutama pada diameter yang besar. Pipa ini tidak perlu dibengkokkan, tapi gunakan pipa yang lurus dan fitting yang diperlukan pada sambungan pipa. Pada sistem yang menggunakan pipa ini harus di brazing dengan silver sedangkan soft solder hanya digunakan pada pipa air. Panjang pipa ini yaitu 7 m. c. Steel Tubing Pipa baja yang ini digunakan adalah pipa baja dengan dinding yang tipis. Sambungan yang digunakan pada pipa baja menggunakan flared joints atau silver brazed joints. Pipa baja ini digunakan untuk R-717 9 (amonia). Pipa baja yang biasa digunakan terdiri dari 2 tipe yaitu double lap brazed dan butt welded (ujungnya dilas menggunakan tipe baja yang sama). d. Stainless Steel Tubing Jenis pipa ini adalah pipa yang kuat, sangat tahan pada korosi dan dapat disambungkan dengan mudah, yaitu dengan menggunakan fitting, flaring dan brazing. Pipa stainless steel yang banyak digunakan pipa no.304 yang mempunyai kadar karbon (C), nikel (N 1 ) dan chromium (C r )

yang rendah. Pipa stainless steel sering digunakan untuk proses pembuatan makanan, es krim dan susu. Tabel 1.2 ukuran Stainless Steel Tubing yang sering digunakan Diameter luar 1/4 3/8 1/2 5/8 3/4 1 1 ¼ Desimal 0,25 0,375 0,5 0,625 0,75 1 1,25 Milimeter 6.35 9,52 12,7 15,87 19,05 25,40 31,75 e. Plastic Tubing Polythylene adalah salah satu bahan yang digunakan dalam proses pembuatan pipa plastik. Pipa plastik digunakan pada sistem yang mempunyai temperatur antara 73-79 0 C. Pipa ini tidak digunakan dalam siklus refrigerasi mekanik tetapi untuk cold water lines dan water cooled condensor. Pipa ini mudah dibengkokkan, dipotong dengan pisau dan dipakai pada mesin refrigerasi dan AC dengan menggunakan spesial fitting. Tabel 1.3, spesifikasi dari Plastic Tubing Diameter luar TEBAL DINDING Tekanan Psi 1/8 0,02 500 ½ 3/16 0,03 500 ½ ¼ 0,04 400 1 5/16 0,062 600 1 1/8 3/8 0,062 350 1 ¼ ½ 0,062 25 2 ½ Radius pembengkokan minimum 2. TUBING CUTTER DAN REAMER a. Tubing Cutter (Pemotong Pipa) Untuk memotong pipa tembaga dari 1/8 1,1/8. Pipa kapiler dipotong dengan kikir, sedangkan pipa tembaga yang besar dan keras dipotong dengan gergaji besi. 1. pemotong pipa 2. Pisau reamer 3. Kikir Pemotong pipa mempunyai sebuah pisau yang tajam dan bulat. Pipa tersebut dan berputar pada porosnya. Pada sisi lain dilengkapi dengan dua buah roda untuk menahan/memegang pipa yang akan dipotong.

Memotong pipa, pada inset memotong pipa yang telah dikembangkan Pemotong pipa diputar melingkari pipa sambil pisaunya ditekankan sedikit demi sedikit. Jika kita memotong pipa dengan pemotong pipa, pada bagian dalam pipa akan terjadi lekukan ke dalam sehingga diameter dalam pipa mengecil. Makin lunak sebuah pipa tembaga, makin besar lekukan ke dalam yang dibuat oleh pisau pemotong pipa. Lekukan tersebut harus dibersihkan sebelum dikerjakan lebih lanjut. b. Reamer dan Deburrer Pipa tembaga setelah dipotong ujungnya tidak rata pada bagian dalam maupun bagian luarnya, harus diratakan dengan reamer. Pekerjaan membersihkan ujung pipa setelah dipotong sangat penting sebelum pipa dikembangkan (flare) atau dibesarkan (swage), juga sebelum pipa disolder. Reamer (A) dan Deburrer (B) Reamer dan deburrer dibuat dari baja yang dikeraskan. Dipakai untuk meratakan ujung pipa yang telah dipotong agar rata kembali. Untuk dapat meratakan ujung pipa dari 3/16-1,1/2 inch pada bagian dalam dan bagian luarnya. Pada waktu membersihkan pipa ujungnya harus menghadap kebawah, agar potongan logamnya (beram) tidak masuk ke dalam sistem. Potongan logam tersebut dapat membuat sistem buntu dan akibatnya sangat merugikan. Reamer dapat membersihkan ujung pipa bagian luar dan dalam

3. BENDING TOOL (PEMBENGKOK PIPA) Membengkok pipa harus mempunyai radius bengkokkan minimum R=5 kali diameter pipa. Pipa tembaga yang telah dibengkokan sifatnya menjadi makin keras. Sebelum pipa dibengkokkan kita harus menentukan bagian pipa yang akan dibengkokkan dan arahnya kemana pipa akan dibengkok. Jika kita salah membengkok pipa, lalu hendak diluruskan kembali, sebaiknya pipa tersebut dipanasi dahulu sampai menjadi lunak kembali. Untuk menghitung panjang pipa digunakan rumus: 1. Membengkokkan pipa dengan satu lengkungan P = ( A R ) + ( B R ) + ¼. D mm Dimana: R = Jari-jari dinding D = Diameter banding Untuk pipa dengan diameter : ¼ maka D = 30 mm 3/8 maka D = 50 mm 2. Membengkokkan pipa dengan dua lengkungan P = ( A R ) + ( B 2R ) + ( C R ) ½. D mm Alat pembengkok pipa ada dua macam, yaitu: a. Dengan Rol Dan Tuas (Lever Type Tube Bender) Bentuknya ringan, tetapi kuat dan sangat mudah dipakai. Untuk membengkokkan pipa dengan radius tertentu sesuai dengan diameter dari rol. Dapat membengkok pipa tepat pada tempatnya. Lever type tube bender dapat diselipkan pada bagian yang akan dibengkokkan, lalu pipa tersebut dibengkokkan. Setelah pipa tersebut bengkok alat tersebut dapat dilepaskan kembali dari pipa. A = Untuk satu ukuran pipa B = Untuk tiga macam ukuran pipa

Alat pembengkok pada gambar A hanya dapat untuk membengkokkan satu macam ukuran pipa saja. Alat tersebut sangat kuat, hasil bengkokkannya juga sangat baik. Dapat membengkokkan pipa dari 0-180 derajat. Alat pembengkok pipa yang kecil pada gambar B mempunyai 3 atau 4 rol yang disatukan. Dapat untuk membengkokkan pipa 3/16, ¼, 5/16 dan 3/8 inci. b. Dengan Pegas (Spring Type Tube Bender) Suatu alat pembengkok pipa yang paling sederhana dan murah harganya. Pembengkok pipa tersebut ada dua macam : lilitan pegas didalam dan lilitan pegas diluar. Lilitan pegas di dalam (inside spring) hanya dapat dipakai untuk membengkokkan ujung pipa. Lilitan pegas di luar (outside spring) dapat dipakai untuk membengkokkan semua bagian dari pipa, bagian tengah dan ujungnya. Lilitan pegas mempunyai bermacam-macam ukuran pipa dari ¼ - ¾ inci. Lilitan pegas di luar ¼ inci dapat dipakai sebagai lilitan pegas di dalam untuk membengkok pipa tembaga pipa tembaga lunak ½ inci. A = Lever Type B = Spring Type Setelah pipa dimasukkan kedalam pegas dan dibengkokkan bersama-sama, maka melepasnya pegas dari pipa menjadi sangat sukar. Untuk memudahkan melepas pegas dari pipa setelah dibengkokkan dapat diusahakan sebagai berikut : sebelumnya permukaan pipa dilumasi dengan minyak, lalu kita membengkokkan pipa dan pegas sedikit lebih dari yang kita hendaki, kemudian pipa dibengkokkan kembali sedikit. Pegas akan menjadi sedikit lebih longgar dari pipa. Melepasnya pegas tidak boleh ditarik saja, tetapi harus sambil diputar. 4. FLARING TOOL Untuk membuat flare (mengembangkan) ujung pipa, agar pipa dapat disambungkan dengan flare fitting (sambungan pipa dari kuningan yang berulir). Flaring tool terdiri dari dua buah penjepit (bar atau block) yang disatukan dengan baut dan mur kupu-kupu. (wing nut). Kedua penjepit ini diberi lubang dari beberapa ukuran pipa 3/16 5/8 inci. Sebuah joke ujungnya bercabang dapat diselipkan pada penjepit tersebut. Pada bagian atas joke mempunyai sebuah baut yang panjang. Pada bagian atas dari baut tersebut diberi batang yang dapat diputar dan bagian bawah diberi sebuah flare

cone (spimer). Flare cone tersebut berbentuk kerucut dengan sudut 45 0 mengembangkan ujung pipa. untuk menekan dan Flaring Tool Sebelum ujung pipa dikembangkan, jangan lupa memasukkan flare cone (mur dari kuningan). Setelah itu ujung pipa dimasukkan pada penjepit dengan ujung pipa dibuat 3 mm diatas penjepit. Keraskan mur kupu-kupu yang dekat dengan pipa lebih dahulu, setelah itu baru sisi yang lain. Kita harus menjepit pipa sampai cukup kerasnya, agar waktu cone dikeraskan jangan sampai tergeser. Pipa akan rusak dan meninggalkan bekas pada dinding pipa yang tidak dapat diperbaiki. Sebelum ujung pipa ditekan sebaiknya ujung cone diberi sedikit minyak pelumas, lalu batang pemutar diputar. Kita dapat terus memutar batang pemutar sampai ujung pipa cukup mengembang atau dengan memutarnya sedikit demi sedikit. Batang diputar satu putaran dan dikembalikan ¼ putaran, lalu diputar lagi satu putaran kembali dan dikembalikan ¼ putaran. Demikianlah seterusnya sampai ujung pipa cukup mengembang, dengan maksud agar ujung pipa yang dikembangkan tidak menjadi keras. 5. SWEAGING TOOL (PEMBESAR PIPA) Untuk memperbesar ujung pipa, agar dua buah pipa yang sama diameternya dapat disambung dengan solder timah atau las perak. Panjang sambungan untuk tiap pipa berbeda. Pada umumnya diambil sepanjang diameter dari pipa yang akan disambung. Sweaging tool ada dua macam, yaitu punch type (model dipukul) screw type (model diputar). 1. Punch Type (Model Dipukul) Untuk memperbesar ujung pipa tembaga lunak dari 3/16 5/8 inci. Harganya murah, alatnya kecil dan ringan, tetapi memakainya lebih sukar. Ujung pipa dijepit pada penjepit (bars) dengan membuat ujung pipa satu kali diameternya ditambah 3 mm berada di atas penjepit, lalu mur kupu-kupu dikeraskan. Pembesar pipa ujungnya diberi minyak pelumas, lalu ditaruh di atas ujung pipa. Dipukul dengan martil sampai pembesar pipa masuk ke dalam pipa minimum satu kali diameter pipa. Waktu memukul harus hati-hati, jangan sampai ujung pipa menjadi bengkok atau pecah.

2. Screw Type (Model Diputar) Untuk memperbesar ujung pipa tembaga lunak dari 3/16 ¾ inci. Mengerjakannya lebih mudah dan hasilnya juga lebih baik, tetapi harganya lebih mahal. Memakainya hampir sama dengan flaring tool. Disini flare cone ditukar dengan sweaging punch (sweaging dies atau swage adaptor) yang mempunyai beberapa macam ukuran diameter pipa. Pipa dijepit pada penjepit dengan membuat ujung pipa di atas penjepit satu kali diameter pipa di tambah 3 mm. Beri sedikit minyak pelumas pada sweaging punch masuk kedalam pipa. Setelah sweaging punch masuk kedalam pipa minimum satu kali diameter pipa, lalu pemutar diputar kembali ke atas. Hasil perbesaran pipa sangat baik, bagian yang dibesarkan dindingnya sama tebal dan sangat licin. Alat yang dipakai sebagai flaring tool dan swaging tool dengan hanya menukar flare cone dengan swaging punch disebut flaring and swaging tool. Untuk menghitung panjang pipa seluruhnya digunakan rumus: P = ( A R ) + ( C A R ) + ( B R ) + ( D - B R ) + 4. Ts + D mm] Dimana : Ts = tinggi sweaging untuk pipa ¼ (Ts) = 6 mm 4 = banyaknya tinggi sweaging untuk pipa 3/8 (Ts) = 9 mm

Langkah Kerja 1. Cutting Saipkan pipa tembaga ukuran Ø1/4, 3/8, ½. Potong pipa tembaga sepanjang 15 cm dengan menggunakan tube cutter. Lamgkah pemotongan: Tempatkan pipa tembaga pada roller cutter Putar knob cutter sampai pipa piapa tembaga terjepit diantara cutting wheel dan rolller. Sesuaikan tekanan jepitan, jangan terlalu kencang. Putar cutter pipa perlahan-lahan mengelilingi pipa tembaga sampai roller cutter terdorong kedalam pipa. Buat sehalus mungkin potongannya. Setiap stu putaran, putar kembali knob secara perlahan sampai diperoleh tekanan jepitan yang sesuai anatara pipa dengan cutting whell. Ulangi langkah-langkah di atas sampai proses pemotongan pipa selesai. Bersihkan ujung pipa tembaga hasil pemotongan denga n menggunakan reamer atau kikir segitiga. Bersihkan ujung pipa dengan menggunakan reamer. Posisi ujung pipa harus menghadap ke bawah guna menghindari masuknya beram (lmbah pemotongan ) ke dalam pipa.

2. Flaring Siapkan pipa sepanjang 15 cm yang sebelumnya telah dipotong dengan menggunakan cutter tubing kemudian temaptkan pada block flare. Masukan pipa tembaga ke dalam lubang cetakan pada block flare (sesuaikan ukurannya) dengan panjang ujung pipa tembag kira-kira 3mm di atas block flare. Kencangkan clamp yang terdapat pada block katrol. Pilih yoke ukuran piap tembaga yang akan di flare dan tempelkan pada block flare. Putar secara perlahan falre handle pada yoke sampai posisi falring cone (kerucut) masuk ke dalam lubang pipa tembaga. Ketika pekerjaan flaring telah selesai, putar ulang flare handle pada yoke dan lepaskan pipa tembaga yang sudah di falre dari block katrol. Periksa hasilnya. Jika tidak sempurna, potong ujung pipa tembaga hasil flaring dan ulangi kembali langkah-langkah di atas sampai didapat hasil yang sempurna.

3. Swaging Tempatkan pipa temabag pada blick flare dan atur tinggi dari ujung pipa temabaga yang akan di swaging. Tinggi ujung pipa tembaga di atas block flare sama dengan satu kali diameternya ditambah 3mm. Kencang clamp yang terdapat pada block katrol. Ganti falre cone pada yoke dengan swaging punch, sesuikan ukurannya dengan diameter pipa tembaga. Beri sedikit minyak pelumas pada swaging punch, lalu putar secara perlahan flare handle sampai swaging punch masuk ke dalam pipa. Setelah pekerjaan swaging selesai, putar ulang flare handle pada yoke dan lepaskan pipa tembaga yang sudah di swaging dari bock katrol. Periksa hasilnya. Hasil yang baik adalah jika bagian piap yang di swaging dindingnya sama tebal. Ambil pipa tembaga yang lainnya kemudian sambungkan dengan pipa hasil swaging.

4. Bending Siapkan dua batang pipa tembaga diameter ¼ masing-masing sepanjang 30 cm. Ambil sebatang pipa tembaga kemudian masukan kira-kira 10cm ke dalam celah yang terdapat di bending tool. Tarik pivot handle dan sesuikan garis penunjuk pada forming shoe tepat pada angka nol yang terdapat pada forming wheel. Untuk membengkokkan pipa dengan hasil sudutnya tarik pivot handle ke bawah sampai garis penunjuk tepat pada angka 90. Jika telah di capai hasil yang di inginkan, tari kembali pivot handle ke atas dan keluarkan pipa dari bending tool. Ulangi langkah-langkah di atas dengan menggunakan pipa yang tersisa, kemudian buat sudut bengkokkanya sebesar. Hasil yang baik diperoleh jika diameter pipa setelah dibengkokan tetap dan pipa tidak gepeng atau rusak