ANALISIS PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KI HAJAR DEWANTORO KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO JURNAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan adalah membentuk pribadi anak menjadi seorang dewasa yang. berdiri sendiri dan tidak tergantung pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. mendefiniskan pendidikan anak usia dini sebagai. boleh terpisah karena ketiganya saling berkaitan. Aspek kognitif berkaitan dengan

MENGENALKAN HURUF MELALUI LONCAT ABJAD PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN. merupakan cara pemberian stimulasi tersebut. Prinsip tersebut meninjau atas

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pembelajaran di Taman Kanak-Kanak merupakan suatu wadah untuk

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan anak sebanyak-banyaknya. Di masa peka ini, kecepatan. pertumbuhan otak anak sangat tinggi hingga mencapai 50 persen dari

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-undang No.20 Tahun 2003 tentang sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

PERANAN GURU DALAM MENGENALKAN KONSEP ANGKA 1 20 PADA ANAK KELOMPOK B PAUD NURHIDAYATULLAH DESA PILOHAYANGA BARAT KECAMATAN TELAGA KABUPATEN GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. mencapai hal tersebut, salah satu usaha yang dilakukan adalah mendidik anak

BAB 1 PENDAHULUAN. Ia memiliki dunia dan karakteristik sendiri yang jauh berbeda dari orang dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang. ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA AWAL ANAK MELALUI PERMAINAN KARTU GAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA AGAM

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 tahun sebelum

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam perkembangan dan

I PENDAHULUAN. Pada usia prasekolah (3-6 tahun) atau biasa disebut masa keemasan (golden age)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah proses pembinaan tumbuh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai dengan usia enam tahun. Pendidikan usia dini dilakukan melalui

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Taman Kanak-Kanak adalah pendidikan anak usia dini jalur formal

PENINGKATAN KEMAMPUAN MATEMATIKA ANAK USIA DINI MELALUI PERMAINAN JAM PINTAR DI TAMAN KANAK - KANAK PEMBINA KEC. BARANGIN SAWAHLUNTO

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Atiasih, 2014

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aspek perkembangan anak.

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu cara untuk mengubah sikap dan perilaku seseorang atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

PENINGKATAN KEMAMPUAN SAINS ANAK USIA DINI MELALUI METODE DEMONSTRASI DI TAMAN KANAK-KANAK TRI BINA PAYAKUMBUH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Usia lahir sampai dengan memasuki pendidikan dasar merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan dengan tingkat kecerdasan (inteligensi) yang menandai seseorang

BAB I PENDAHULUAN. mengingat, berpikir, bahasa, sosial emosional dan fisik, sehingga dalam kegiatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. (Kurikulum 2004 Standar Kompetensi TK dan RA, 2004: 2). Suyanto (2005: 1)

BAB I PENDAHULUAN. anak usia 0-6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERHITUNG MELALUI PERMAINAN KERANJANG TEMPURUNG DAN BIJI SALAK DI TAMAN KANAK-KANAK PK3A TAEH BARUAH KECAMATAN PAYAKUMBUH

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA MELALUI PERMAINAN BOWLING PINTAR DI PAUD KUSUMA MULIA SUGIHWARAS KEDIRI

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan orang lain baik yang lebih muda usianya, teman sebaya. Kanak-kanak kelompok B antara 5 6 tahun.

BAB I PENDAHULUAN. paling pesat, baik fisik maupun mental (Suyanto, 2005:5). Maka tepatlah bila

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

OPTIMALISASI KEMAMPUAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK MELALUI MEDIA GAMBAR DI TK KARTIKA 1-18 AMPLAS. Yenni Nurdin 1) dan Umar Darwis 2) UMN Al Washliyah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan (golden age), oleh karena itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI KONSEP WARNA MELALUI METODE PROYEK. Sri Endah Cahyaningsih

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI PERCOBAAN SAINS SEDERHANA PADA ANAK KELOMPOK B2 TK GAMALIEL PALU

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini merupakan pendidikan yang dimulai dari usia

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. Didalam UU Sisdiknas No.20 tahun 2003 menjelaskan bahwa Pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. membaca dan keterampilan menulis. Anak-akan dituntut untuk dapat berbicara,

DESKRIPSI PENGENALAN BENTUK GEOMETRI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN DI TK TERATAI KECAMATAN BOLIYOHUTO KABUPATEN GORONTALO

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENCERITAKAN KEMBALI ISI CERITA MELALUI TEKNIK FADING PADA ANAK TK PELITA KECAMATAN SUWAWA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN. apabila ingin memenuhi kebutuhan anak dan memenuhi perkembangan

1. PENDAHULUAN. lanjut, pendidikan dimulai dari sejak dini hingga akhir kelak. Dalam hal ini

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini merupakan masa keemasan atau golden age (Slamet. Suyanto, 2005: 6). Oleh karena itu pendidikan pada masa ini merupakan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN SAINS ANAK USIA DINI D TK NEGERI PEMBINA KECAMATAN MUARA BULIAN

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. sejak lahir sampai usia enam tahun, yang dilakukan melalui pemberian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi PG PAUD. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

STRATEGI PEMBELAJARAN SAINS UNTUK ANAK PRASEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR AWAL

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang dilalui oleh anak usia dini. formal, non-formal dan informal. Pendidikan anak usia dini jalur pendidikan

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi PG-PAUD

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBAHASA MELALUI NYANYIAN/LAGU BAGI ANAK USIA DINI

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan berbagai potensi yang dimiliki anak-anak. Upaya pengembangan

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI KEGIATAN MENGURUTKAN POLA WARNA DI TAMAN KANAK-KANAK NEGERI PEMBINA BATANG ANAI.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA 1-5 MELALUI MEDIA POHON HITUNG PADA ANAK KELOMPOK BERMAIN SANTA MARIA KEDIRI TAHUN AJARAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK MELALUI PERMAINAN PESAN BERANTAI DI TK TAUFIQ PERGURUAN ISLAM BAYUR. Mulyati ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

Transkripsi:

ANALISIS PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK B DI TK NEGERI PEMBINA KI HAJAR DEWANTORO KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO JURNAL OLEH ELSAWATI NIM. 153 410 073 UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN JURUSAN PENDIDIKAN ANAK USIA DINI 2014 1

2

ANALISIS PENGEMBANGAN KEMAMPUAN KOGNITIF PADA ANAK KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA KI HAJAR DEWANTORO KECAMATAN KOTA SELATAN KOTA GORONTALO ELSAWATI Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Negeri Gorontalo Abd. Hamid Isa, Irvin Novita Arifin ABSTRAK ELSAWATI, 2014. Analisis Perkembangan Kemampuan Kognitif Pada Anak Kelompok B TK Negeri Pembina Ki Hajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Skripsi, Jurusan Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo. Pembimbing I Dr. Hamid Isa, M.Pd dan Pembimbing II Irvin Novita Arifin, S.Pd, M.Pd. Permasalahan dalam penelitian ini adalah bagaimana pengembangan kemampuan kognitif pada anak kelompok B di TK Negeri Pembina Ki Hajar Dewantoro Kota Selatan Kota Gorontalo. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan kemampuan kognitif pada anak kelompok B di TK Negeri Pembina Ki Hajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Penelitian ini dilaksanakan di kelompok B TK Negeri Pembina Ki Hajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Metode yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Beberapa hal yang harus diperhatikan oleh orangtua dan guru yaitu menstimulasi anak sejak usia dini agar pengembangan kemampuan kognitif anak dapat berkembang dengan baik. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan tentang pengembangan kemampuan kognitif yang dilihat dari indikator pengembangan Auditory, pengembangan visual, pengembangan taktil, pengembangan sains permulaan dapat disimpulkan bahwa pengembangan kemampuan kognitif pada anak kelompok B TK Negeri Pembina Ki Hajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo masuk pada kategori baik. Kata Kunci: Kemampuan Kognitif, Anak Elsawati, Jurusan PG PAUD Universitas Negeri Gorontalo, Abd Hamid Isa M.Pd, Dosen Jurusan PLS Universitas Negeli Gorontalo, Irvin Novita Arifin S.Pd, M.Pd Dosen Jurusan Universitas Negeri Gorontalo 3

Perkembangan kognitif pada anak usia dini merupakan aspek yang sangatlah penting untuk dikembangkan. Dimana dengan kemampuan kognitif, anak akan mampu mengeksplorasikan keadaan sekitarnya melalui pancaindera sehingga dengan pengetahuan yang telah diterima akan membantu anak untuk melangsungkan hidupnya dan menjadi manusia utuh di masa mendatang, (Susanto, 2011:48). Dengan kemampuan kognitif yang dimiliki oleh anak, anak akan mampu mengenal, membedakan, membandingkan serta merasakan dengan baik apa-apa yang telah dilihatnya, apa-apa yang ada disekitarnya dan apa-apa yang ada di lingkungannya. Mengembangkan kemampuan kognitif anak di atas tak lepas dari peran orang tua dan guru. Sebagai tempat pendidikan yang pertama dan utama tentunya orang tua harus selalu membimbing dan menuntun anak dalam tumbuh kembang anaknya. Ketika anak mulai memberikan pertanyaan yang tak pernah putus mengenai apa-apa yang dilihat dan dirasakannya maka sebagai orang tua harus siap dan mampu memberikan jawaban yang tidak merugikan anaknya sendiri. Kekeliruan orang tua dalam memberikan jawaban akan berdampak besar bagi anak di masa mendatang. Hal ini disebabkan karena anak akan mengingat dengan baik apa yang telah didengar dan dilihatnya pada usia tersebut Kenyataan yang ada dilapangan masih banyak ditemukan anak usia TK yang mengalami permasalahan dalam kemampuan kognitifnya khususnya anak kelompok B. Permasalahan tersebut meliputi pengembangan auditory yang berhubungan dengan kemampuan anak dalam mendengarkan cerita dengan baik, pengembangan kemampuan visual anak yang meliputi penglihatan, pengamatan, perhatian, tanggapan, dan persepsi anak terhadap lingkungan di sekitar anak pun masih terbilang rendah yaitu dimana anak dalam membedakan dan membuat kesimpulan terhadap apa yang telah diterimanya masih belum baik, kemudian pengembangan taktil yang meliputi perkembangan anak dalam membedakan tekstur yang melibatkan indera peraba. Dalam hal ini untuk membedakan antara tekstur benda yang halus dan kasar anak masih perlu pengajaran yang lebih agar dapat menerimanya dengan baik serta pengembangan sains permulaan yang melibatkan eksperimen atau percobaan pun 4

masih belum baik. Beberapa permasalahan tersebut masih banyak terlihat di beberapa tempat dan tentunya hal tersebut sangat memprihatinkan karena yang seharusnya anak usia kelompok B telah mampu melewatinya dengan baik namun pada kenyataannya belum berjalan sesuai dengan harapan. Keadaan yang sama ditemukan di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kota Selatan Kabupaten Gorontalo. Setelah peneliti melakukan observasi di TK tersebut ditemukan bahwa dari presentase jumlah anak kelompok B yaitu 30 anak masih terdapat 9 anak yang mengalami permasalahan terhadap perkembangan kemampuan kognitifnya tersebut. Dari penjelasan tersebut dapat dikemukakan identifikasi masalah: 1. Terdapat 9 anak dari 30 anak yang ada di kelompok B TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo yang kemampuan kognitifnya masih rendah.. 2. Masih kurangnya pemberian stimulus dalam mengembangkan kemampuan kognitif pada anak, Rumusan permasalahan yang diajukan dalam skripsi ini adalah: Bagaimanakah Pengembangan Kemampuan Kognitif Pada Anak Kelompok B di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kota Selatan Kota Gorontalo?. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengembangan kemampuan kognitif pada anak Kelompok B Di Tk Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kota Selatan Kota Gorontalo. Manfaat yang ingin diperoleh dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Secara Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan dan mampu menjadi sumbangsih pemikiran serta menambah wawasan bagi dunia pendidikan pada umumnya dan bermanfaat bagi pendidik serta orang tua khususnya mengenai pengembangan kemampuan kognitif anak pada kelompok B. Secara Praktis yaitu: 1. Bagi pendidik diharapkan penelitian ini dapat memberikan masukan yang sangat berharga dan besar mengenai pengembangan kemampuan kognitif anak pada kelompok B. 2. Bagi Orang Tua diharapkan dapat memeberikan pemahaman mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pengembangan kemampuan kognitif anak sehingga nantinya orang tua akan lebih memberikan perhatian, dukungan, dan selalu memeberikan stimulus yang baik untuk membantu anak dalam pengembangan 5

kemampuan kognitifnya. 3. Bagi Peneliti penelitian ini diharapkan dapat membantu peneliti dalam mengembangkan potensi penulisan karya tulis ilmiah dalam memberikan informasi mengenai pengembangan kemmampuan kognitif anak pada kelompok B. 1. Pengertian Anak Usia Dini Fadlilah dalam bukunya (2012, 18) menyebutkan bahwa dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20/2003 ayat 1, disebutkan bahwa yang termasuk anak usia dini adalah anak yang masuk dalam rentang usia 0-6 tahun. Menurut Mansur (2005: 88) anak usia dini adalah kelompok anak yang berada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan yang bersifat unik. Mereka memiliki pola pertumbuhan dan perkembangan yang khusus sesuai dengan tingkat pertumbuhan dan perkembangannya. Dari uraian di atas peneliti dapat dikembangkan bahwa anak usia dini adalah rentang usia 0-6 tahun, yang masih membutuhkan pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, sehingga diberikan stimulus yang sangat tepat agar tumbuh dan berkembang dengan maksimal. Pemberian stimulasi tersebut harus diberikan melalui lingungan keluarga, PAUD jalur non formal seperti tempat penitipan anak (TPA) atau kelompok bermain (KB) dan PAUD jalur formal seperti TK dan RA. 2. Karakteristik Anak Usia Dini Menurut Aisyah, dkk (2010: 1.4-1.9) karakteristik anak usia dini antara lain; 1. Memiliki rasa ingin tahu yang besar, 2. Merupakan pribadi yang unik, 3. Suka berfantasi dan berimajinasi, 4. Masa paling potensial untuk belajar, 5. Menunjukkan sikap egosentris, 6. Memiliki rentang daya konsentrasi yang pendek, 7. Sebagai bagian dari makhluk sosial. Sedangkan Menurut Syamsur Mocthar (Syamsiyatun, 2012) mengungkapkan tentang karakteristik anak usia dini adalah sebagai berikut: 1. Gerakan lebih terkontrol, 2. Perkembangan bahasa sudah cukup baik, 3. Dapat bermain dan berkawan, 4. Peka terhadap situasi sosial, 5. Mengetahui perbedaan kelamin dan status, 6. Dapat berhitung 1-10. 6

Berdasarkan karakteristik yang telah disampaikan maka dapat diketahui bahwa anak usia 5-6 tahun (kelompok B), mereka dapat melakukan gerakan yang terkoordinasi, perkembangan bahasa sudah cukup baik, dapat berhitung, mampu berinteraksi sosial, anak usia dini suka berimajinasi dan memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dari beberapa karakteristik yang dimiliki anak, maka pengembangan kemampuan kognitif anak terstimulus dengan baik. 3. Pengertian Kemampuan Kognitif Perkembangan kognitif merupakan salah satu aspek yang penting untuk di kembangkan pada anak usia dini. Menurut Fadlilah (2012: 102) kognitif adalah tindakan mengenal atau memikirkan situasi di mana tingkah laku itu terjadi. Menurut Sujiono (2004: 1.2), kognitif adalah suatu proses berpikir, yaitu kemampuan individu untuk menghubungkan, menilai, mempertimbangkan suatu kejadian atau peristiwa. Dari uraian di atas, dapat dikembangkan bahwa anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun yang sedang mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat, sehingga diperlukan stimulasi yang tepat agar dapat tumbuh dan berkembang dengan maksimal. Pendapat para ahli dapat disimpulkan kognitif adalah anak yang mampu mengembangkan pikiranya melalui pengalamapangalaman yang dialami dan mampu melatih ingatanya melalui peristiwa eksperimen atau percobaan yang didapatkan. Dan kognitif juga memiliki ciri-ciri: yaitu berpikir lancar, berpikir luwes, berpikir orisinal, dan berpikir terperinci. 4. Ciri-Ciri Perkembangan Kognitif Menurut William, (Sujiono, dkk,2007: 1.20) memberikan gambaran tentang ciri-ciri perilaku kogntif adalah: 1. Berpikir lancar,yaitu menghasilkan banyak gagasan atau jawaban yang relevan dan arus pemkiran yang lancar, 2. Berpikir luwes, yaitu menghasilkan gagasan-gagasan yang beragam mampu mengubah cara atau pendekatan dan arah pemikiran yang berbeda-beda, 3. Berpikir orisinal, yaitu memberikan jawaban yang tidak lazim atau lain dari yang lain yang jarang diberikan kebanyakan orang lain, 4. Berpikir terperinci (elaborasi), yaitu mengembangkan, menambah, memperkaya suatu gagasan, memperinci detail-detail dan memperluas 7

suatu gagasan. Sedangkan menurut Fadlillah, (2012: 201), ciri-ciri kognitif antara lain sebagai berikut: 1. Dalam proses pembelajaran lebih menghendaki dengan pengertian dari pada hafalan, hukuman, dan ganjaran (raward). 2. Pembelajaran lebih menggunakan insight untuk pemecahan masalah. Berdasarkan teori di atas mengenai ciri-ciri kognitif pada anak dapat ditarik kesimpulan bersifat spontan atau berpikir cepat ketika diberikan pertanyaan mereka langsung menjawab karana apa yang ada di dalam pikiran langsung dikeluarkan. 5. Tahap-Tahap Perkembangan Kognitif Menurut Piaget dalam Suyadi, (2010: 87), merinci tahap-tahap perkembangan kognitif pada anak usia dini menjadi tiga tahap, yaitu tahap sensorimotor, pra operasional, dan tahap operasional, dilihat dari ketiga tahap yang menjadi sasaran peneliti adalah pada rentang usia 5-6 tahun atau masuk pada tahap pra operasional. 6. Metode Perkembangan Kemampuan Kognitif Strategi yang dapat dilakukan untuk perkembangan kognitif anak yaitu dengan metode pembelajaran yang dapat membangun pengetahuan, diantaranya: Sujiono, dkk., (2007:5.14): 1. Metode Praktek Langsung, 2. Metode Cerita atau Dongeng, 3. Metode Tanya Jawab, 4. Metode Proyek, 5. Metode Bermain Peran, 6. Metode Demonstrasi. Sedangkan Menurut Depdiknas (Sefi: 2012), metode yang digunakan oleh guru adalah salah satu kunci pokok keberhasilan suatu kegiatan belajar. Pemilihan metode yang akan digunakan harus relevan dengan tujuan penguasaan konsep, transisi, dan lambang dengan berbagai variasi materi, media dan bentuk kegiatan yang akan dilakukan. Dari penjelasan di atas dapat dikembangkan beberapa metode yang dapat diterapkan untuk pengembangan kemampuan kognitif antara lain metode tanya jawab, pemberian tugas, metode bermain, metode bercakap-cakap, metode demonstrasi. Semua metode tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan kemampuan kognitif anak, sehingga anak mampu mengembangkan kemampuan kognitif yang didapatkan sejak usia dini. 8

7. Klasifikasi Pengembangan Kognitif Menurut Susanto (2012: 60.63), klasifikasi pengembangan kognitif dilakukan dengan maksud untuk mempermudah guru dan orang dewasa lainnya dalam menstimulasi kemampuan kognitif anak, sehingga akan tercapai optimalisasi potensi pada masing-masing anak. Adapun tujuan dari pengembangan kognitif pada anak usia dini ialah untuk mengarahkan anak pada pengembangan kemampuan auditory, visual, taktil, kinestetik, aritmatika, geometri, dan sains permulaan. Pengembangan kognitif memiliki peran yang sangat penting dalam membantu meletakkan dasar kemampuan dan pembentukan karakter anak dikehidupan kelak, oleh sebab itu sebaiknya kognitif anak harus sering dan selalu diasah oleh bermacam-macam kegiatan yang dapat mengembangkan kognitif anak secara optimal. Kegiatan pembelajaran yang diberikan pada anak di TK Negeri Pembina Ki Hajar Dewantoro harus sesuai dengan karakteristik dan umur anak agar materi yang disampakan mudah dipahami oleh anak. kegiatan pembelajaran yang dilakukan pada anak kelompok B TK Negeri Pembina dalam pengembangan kognitif berfokus pada penelitian tentang pengembangan kemampuan auditory, kemampuan visual, kemampuan taktil, kemampuan sains permulaan. Kemampuan auditory mengandalkan pada pendengaran untuk bisa memahami dan mengingatnya. Menurut Kanguut (2012), anak yang mempunyai cara belajar auditory dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Pembelajaran auditory di TK Negeri Pembina Ki Hajar Dewantoro sudah dilaksanakan, namun ada beberapa anak yang masih lambat dalam mengigatnya, hal ini terlihat ketika guru melakukan pembelajaran dan melihat respon anak yang diberikan. Sedangkan pengembangan visual, Menurut Elthifa (2013), visual adalah media yang melibatkan indera penglihatan. Sedangkan Pengembangan kemampuan taktil berhubungan dengan pengembangan tekstur (indra peraba). Pembelajaran sains yang dilakukan pada anak kelompok B dapat membantu anak dalam mengembangkan kemampuan kognitif. Menurut Juwita (Yulianti, 2010:42), sains adalah produk dan proses. Sebagai produk, sains merupakan batang 9

tumbuh pengetahuan yang terorganisir dengan baik mengenai dunia fisik dan alami. Sebagai proses, sains merupakan kegiatan menelusuri, mengamati dan melakukan percobaan METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan dengan memilih lokasi penelitian di TK Negeri Pembina Ki Hajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo. Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh gambaran yang nyata tentang analisis pengembangan kemampuan kognitif pada anak kelompok B. Adapun subjek yang diteliti adalah guru dan orang tua. Penelitian ini menggunakan jenis dan pendekatan kualitatif deskriptif. Pada penelitian ini, peneliti bertindak sebagai pengamat yang terlibat langsung di lapangan dengan tujuan untuk mengumpulkan data agar lebih akurat. Data dalam penelitian ini berupa data kualitatif deskriptif yakni gambaran suasana di dalam kelas saat anak sedang melakukan proses pembelajaran. Analisis pengembangan kemampuan kognitif pada anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Adapun yang menjadi sumber data dalam penelitian ini adalah: 1. Sumber data primer yaitu guru, orang tua dan anak kelompok B di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. 2. Sumber data sekunder yaitu buku, referensi yang dapat menunjang sumber data primer. Prosedur pengumpulan data dalam penelitian ini berupa, observasi, wawancara dan dokumentasi. Teknik analisis data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif deskriptif. Yang mana analisis datanya dilakukan dengan secara non statistik, yaitu penelitian yang dilakukan dengan menggambarkan data yang diperoleh dengan katakata atau kalimat yang dipisahkan dalam kategori-kategori untuk memperoleh kesimpulan. Sedangkan Pengecekan keabsahan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan tiga kriteria yakni kredibilitas, kepastian, dan kebergantungan. Tahapan penelitian yang dilakukan adalah sebagai berikut: 1. Mengadakan observasi awal untuk mengamati realitas yang terjadi di lapangan serta permasalahan yang terjadi terkait dengan Analisis pengembangan kemampuan 10

kognitif anak pada kelompok B di TK Negeri Pembina Kihajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. 2. Menyiapkan panduan wawancara yang dibuat tidak berstruktur dengan mengacu pada hasil observasi sebelumnya, 3. Mengadakan wawancara dengan penelitian secara berulang-ulang sampai mendapatkan data yang tepat dan akurat, 4. Mendapatkan perifikasi terhadap data yang terkumpul sebagai hasil dari wawancara, 5. Mengadakan trianggulasi atau pengecekan keabsahan data untuk memperoleh data yang akurat, 6. Mengadakan simpulan terhadap hal-hal yang teramati di lapangan selama penelitian, 7. Membuat laporan akhir penelitian. HASIL PENGAMATAN Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan bahwa pengembangan kemampuan kognitif pada anak kelompok B masuk pada kategori baik. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan melalui pengembangan kemampuan auditory dengan beberapa tahap penilaian yaitu anak kelompok B dapat mengetahui asal suara hal ini berjalan sesuai yang diharapka, sesuai dengan hasil pengamatan yang kedua anak kelompok B sudah mampu mendengarkan bunyi yang ditanyakan oleh guru, selanjutnya dengan hasil pengamatan yang ketiga pada anak kelompok B sudah mampu mengikuti perintah lisan yang ditanyakan oleh guru. Sesuai dengan hasil wawancara dengan orang tua, anak sudah mampu merespon pertanyaan yang di lontarkan, selanjutnya wawancara bersama guru dan orang tuaberperan aktif dalam melatih anak menulis namanya sendiri berjalan sesuai yang diharapkan. Sedangkan hasil wawancara bersama ibu guru melalui pengembangan taktil guru memperkenalkan anak melalui perbedaan tebal-tipis, panjang-pendek hal ini terlihat anak sudah mampu membedakan, selanjutnya dalam upaya membimbing anak melakukan percobaan sederhana guru terlibat langsung hal ini terlihat bahwa anak sudah mampu melakukanya sendiri. PEMBAHASAN 1. Pengembangan Kemampuan Auditory Anak Usia Dini 11

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pengembangan kemampuan auditory sudah dilaksanakan dengan baik. Orang tua dan guru berperan penting dalam pengembangan kemampuan auditory pada anak. Auditory merupakan kemampuan yang berhubungan dengan bunyi atau indera pendengar anak. Pembelajaran diawali dengan penentuan tema, subtema agar guru mudah memberikan pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan pada anak kelompok B dalam pengembangan kemampuan auditory media yang digunakan masih sederhana yaitu guru memanfaatkan barang bekas sebagai media. 2. Pengembangan Kemampuan Visual Anak Usia Dini Sesuai dengan hasil penelitian bahwa kemampuan visual yaitu kemampuan untuk menangkap dunia ruang visual secara tepat dan kemampuan untuk mengenal bentuk dan benda secara tepat serta mempunyai daya imajinasi secara tepat. Orang tua dan guru berperan penting dalam pengembangan kemampuan visual anak, dari hasil wawancara dengan orang tua tentang pengenalan benda-benda dilingkungan sekitar orang tua harus berperan aktif dalam pengembangan kognitif anak. Anak lebih banyak menghabiskan waktu bermain dirumah. Hal ini tidak lepas penting dari peran guru dalam pengembangan kognitif anak, guru menambahkan apa yang dipelajari anak dirumah, pembelajaran ini diawali dengan penetuan tema dan subtema. Upaya guru dalam pengembangan kemampuan visual yaitu guru terlibat langsung dalam mengenalkan nama anak, guru menulis nama anak dilembar pekerjaan sesudah itu guru menanyakan satu persatu huruf alphabet pada anak, dan pembelajaran dilakukan secara berulang-ulang sampai anak mampu mengenal namanya sendiri melalui tulisan. Sedangkan pengenalan benda-benda yang ada dilingkungan sekitar, guru melihat hari ini tema apa yang digunakan dalam pembelajaran, guru langsung menyediakan media yang mudah dipahami atau mudah dimengerti, biasanya guru langsung menunjukkan gambar yang ada (kongkrit). 1. Pengembangan Kemampuan Taktil Anak Usia Dini 12

Berdasarkan hasil penelitan yang diperoleh pengembangan kemampuan taktil sudah dilaksanakan dengan baik. Guru berperan aktif dalam pengembangan kemampuan taktil, hal ini diawali dengan penetuan tema dan subtema untuk mempermuadah proses pembelajaran yang diterapkan pada anak usia dini. Guru memperkenalkan anak dalam berbagai tekstur seperti tebal-tipis, contohnya guru menyuruh anak memegang pengaris dan pensil, dan guru mengenalkan anak mengenai panas-dingin, cara guru mengajarkan anak dalam pengenalan tekstur yaitu guru menyediakan air dingin dan air panas, anak terlibat langsung dalam pembelajaran tersebut. 2. Pengembangan Kemampuan Sains Permulaan Anak Usia Dini Sesuai dengan hasil penelitian dalam pengembangan kemampuan sains permulaan yang dilakukan peneliti dilapangan bahwa dalam pengembangan kemampuan sains awal pada anak kelompok B TK Negeri Pembina Ki Hajar Dewantoro sudah diperhatikan atau dapat dikatakan sudah dapat dilakukan oleh guru secara efektif. Pembelajaran sains permulaan yang dilakukan di TK harus menyenangkan dan secara dinamis, yang mana anak terlibat langsung dalam percobaan yang dilakukan. Agar anak lebih mudah belajar sains guru harus kreatif dalam melakukan pembelajaran, belajar sains lebih mudah dipahami melalui bermain. Menurut Yulianti (2010: 25) bermain merupakan pendekatan dalam melaksanakan kegiatan pembelajaran pada anak usia Taman Kanak-Kanak. Untuk itu dalam memberikan pendidikan pada anak usia dini harus dilakukan dalam situasi yang menyenangkan sehingga anak tidak merasa bosan dalam mengikuti pelajaran. Selain itu menyenangkan, metode, materi dan media yang digunakan harus menarik perhatian serta mudah diikuti sehingga anak termotivasi untuk belajar. Dalam pembelajaran ini guru terlibat langsung, namun ada beberapa anak yang masih lambat dalam melakukan eksperimen atau pencampuran warna, hal ini disebabkan anak takut mengambil tindakan atau beberapa anak takut melakukan tindakan yang salah. Dengan kesabaran guru menghadapi hambatan anak guru menjelaskan bahwa 13

pencampuran warna tersebut tidak berbahaya. Upaya guru dalam pengembangan kemampuan sains permulaan yaitu melalui pembiasaan sehari-hari sesuai dengan tema atau subtema yang dipelajari. SIMPULAN DAN SARAN 1. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa pengembangan kemampuan kognitif pada anak kelompok B TK Negeri Pembina Ki Hajar Dewantoro Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo masuk kategori baik, hal ini terlihat dari hasil wawancara pada setiap indikator. Pada indikator pengembangan auditory diketahui bahwa pengembangan anak berbeda-beda ada yang cepat menerima dan ada yang lambat menerima, pembelajaran ini melibatkan kerja sama antar pihak orang tua dan guru. Pada indikator pengembangan visual diketahui bahwa pengembangan anak baik namun cara pembelajarannya berbeda-beda. Pada indikator pengembangan taktil diketahui bahwa pengembangan anak baik, pembelajaranya melalui pengenalan benda-benda yang ada disekitar ruangan kelas. Pada indikator pengembangan sains permulaan diketahui bahwa pengembangan tersebut baik, guru mengajarkan anak melakukan eksperimen sederhana. 2. Saran Berdasarkan hasil penelitian di atas dapat disarankan sebagai berikut: 1. Diharapkan kepada orang tua untuk memperhatikan anak dalam mengembangkan kognitif anak sejak dini. 2. Diharapkan kepada guru untuk mengajarkan anak dalam pengembangan kognitif melalui media-media yang menarik. 3. Diharapkan khususnya untuk mahasiswa PAUD agar kiranya mempelajari lebih dalam mengenai pengembangan kemampuan kognitif anak. DAFTAR PUSTAKA 14

Atri, Syamsiyatun (2012). Upaya Meningkatkan Kemampuan Bicara Anak Melalui Penggunaan Gambar Karya Anak Di Tk Kartika Iv-38 Depok Sleman. S1 thesis, Universitas Negeri Yogyakarta. Elthifaa, 2013. Pengaruh Tik Bagi Perkembangan Kognitif. Diakses pada tanggal 26 juni 2014 Fadlillah, Muhammad. 2012. Desain pembelajaran paud. Ar-Ruzz Media Jogjakarta Mansur, 2005. Pendidikan Anak Usia Dini dalam Islam. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Sefi, gilang, 2012, jurnal: Kemampuan Kognitif Anak dalam Mengenal Penjumlahan. Jhptumpa-a-gilangsefi-374-2-babii_2pdf-Adobe Reader Siti Aisyah dkk. (2007) Perkembangan dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini. Jakarta: Universitas Terbuka Sujiono, yuliani dkk 2007. Metode Pengembangan Kognitif. Universitas terbuka: Jakarta Susanto, Ahmad, 2011. Perkembangan anak usia dini pengantar dalam berbagai aspeknya. Jakarta : Kencana. Suyadi. 2010. Manajemen PAUD (TPA/KB/TK). Jogjakarta: Pustaka Belajar Yulianti, dwi, 2010. Bermain sambil belajar sains di Taman Kanak-kanak. Jakarta: PT Indeks 15