RINGKASAN LAPORAN AKHIR STUDI TENTANG DAMPAK SERTIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN ENROLLMENT LPTK, 2009

dokumen-dokumen yang mirip
Artikel: MODEL EVALUASI KINERJA GURU PASCA SERTIFIKASI. Oleh: Badrun Kartowagiran

PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU

Analisis Kebijakan Penyelenggaraan PPG SD/MI Pra Jabatan di Indonesia

Dalam Peningkatan Mutu Pendidikan

PENDIDIKAN PROFESI GURU: IMPLIKASI DARI UNDANG- UNDANG NOMOR 14 TAHUN 2005 KAMIN SUMARDI UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BAB I LATAR BELAKANG. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

Tatacara Sertifikasi Dosen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

SERTIFIKASI GURU MERUPAKAN PERLINDUNGAN PROFESI. Sugeng Muslimin Dosen Pend. Ekonomi FKIP Unswagati ABSTRAK

I. PENDAHULUAN. Seorang guru memiliki peran utama dalam keberhasilan peserta didik

PROGRAM PRIORITAS PADA JENJANG PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. nasional. Padahal, penyelenggaraannya telah menguras sekitar dua pertiga dari

KOMPONEN D SUMBER DAYA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI KEBIJAKAN. dasar di Sumatera dan Jawa masih termasuk sebagai kualitas rendah. Jumlah guru

1. PENDAHULUAN. tuntutan yang tidak bisa ditawar-tawar lagi bila ingin mencapai suatu keberhasilan,

IMPLIKASI UNDANG-UNDANG GURU DAN DOSEN TERHADAP PENINGKATAN MUTU PROSES PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA OPERASIONAL AKADEMI ANALIS FARMASI DAN MAKANAN (AKAFARMA) YAYASAN HARAPAN BANGSA BANDA ACEH TAHUN

SERTIFIKASI PENDIDIK PERLU EVALUASI BERKALA. Oleh : Sukidjo Staf Pengajar FISE Universitas Negeri Yogyakarta

DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

1. PENDAHULUAN. merupakan sarana mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tercantum dalam

STANDAR 4. SUMBER DAYA MANUSIA

INSTRUMEN AKREDITASI MINIMUM PEMBUKAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan yang didasari atas pengetahuan, keterampilan dan sikap sesuai dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. kontekstual dan relevan. Peran baru guru ini harus ditemukan karena

SERTIFIKASI GURU DAN DOSEN TAHUN 2009: DASAR HUKUM DAN PELAKSANAANNYA 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan oleh pemerintah terus

I. PENDAHULUAN. Sekolah sebagai suatu lembaga formal merupakan organisasi dengan kegiatan utama

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan sesuatu yang harus diikuti oleh semua orang. Dengan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2007 TENTANG SERTIFIKASI BAGI GURU DALAM JABATAN

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah

I. PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan

PEDOMAN PENINGKATAN KOMPETENSI GURU SEKOLAH INDONESIA DI LUAR NEGERI (SILN) SECARA ONLINE

PROSEDUR OPERASIONAL BAKU (POB) TAILOR-MADE PELAKSANAAN PLPG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur dalam. manusia (human development index) yang dikembangkan oleh United Nations

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah komponen yang berperan penting sebagai modal utama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan lembaga pendidikan formal yang bertugas untuk mendidik siswa menjadi manusia seutuhnya.

BAB I PENDAHULUAN tentang guru, yang menyebutkan bahwa, guru adalah pendidik profesional

Pedagogik Kepribadian Profesional Sosial

RASIONAL. 1. Pendidikan tinggi masih menghadapi kendala dalam mengembangkan dan menciptakan IPTEK. 2. Tuntutan penyediaan SDM bermutu yang

BETTER EDUCATION THROUGH REFORMED MANAGEMENT AND UNIVERSAL TEACHER UPGRADING B E R M U T U

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan

MENJADI SEORANG GURU PROFESIONAL

(Invited Speaker dalam Seminar Nasional di Universitas Bengkulu, 29 Nopember 2009)

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan kompetensi setiap individu akan berkembang sesuai dengan jenjang

DAMPAK SERTIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN KOMPETENSI GURU DAN PRESTASI BELAJAR SISWA (PENELITIAN PADA GURU MTS SE-KABUPATEN SEMARANG) Oleh:

Pendidikan adalah proses pengembangan potensi manusia (kognitif, afektif, psikomotorik) secara terintagrasi dan berkelanjutan untuk menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Dokumen Akademik DOKUMEN AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.

Profil Keterampilan Mengajar Mahasiswa Calon Guru Melalui Kegiatan Induksi Guru Senior

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2017 TENTANG STANDAR PENDIDIKAN GURU

MENINGKATKAN PROFESI GURU MELALUI PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) PRA JABATAN

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

LAPORAN EKSEKUTIF EVALUASI DAMPAK BANTUAN BERMUTU KKG/MGMP TERHADAP KINERJA GURU (BASELINE STUDY)

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

KESEJAHTERAAN GURU. A. Pengertian Kesejahteraan. Kesejahteraan atau sejahtera dapat memiliki empat arti.

TINJAUAN MANAJEMEN. PROGRAM STUDI SASTRA INGGRIS Jurusan Bahasa dan Sastra Fakultas Ilmu Budaya /07/2013 RUANG RAPAT GRL Lt 2

PANDUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PENYELENGGARAAN PROGRAM SARJANA (S-1) KEPENDIDIKAN BAGI GURU DALAM JABATAN

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Landasan Hukum C. Tujuan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 87 TAHUN 2013 TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRAJABATAN

EP BED EVALUASI PROGRAM STUDI BERBASIS EVALUASI DIRI

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melaksanakan fungsinya, pengawas sekolah sering berhadapan

Kebijakan Kemristekdikti untuk Pendidikan Bimbingan dan Konseling

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA

Buku pedoman ini disusun sebagai acuan bagi semua pihak yang terkait dengan pelaksanaan penyaluran tunjangan profesi guru.

Sertifikasi Guru di Indonesia: Peningkatan Pendapatan atau Cara untuk Meningkatkan Pembelajaran?

A. LATAR BELAKANG...1 B. LANDASAN HUKUM...1 C. TUJUAN...2 D. KERANGKA PROGRAM...2

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. dan teknologi (iptek) menuntut setiap individu dan masyarakat untuk memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA. (per individu) dan kinerja organisasi. Pasolong (2010: 175) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB III STANDAR PROSES

PENGEMBANGAN KURIKULUM PENDIDIKAN PROFESI GURU

BOBOT PENILAIAN BORANG PRODI

LEARNING OUTCOME S1 PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

Oleh: Pembantu Rektor II UB

No Pertanyaan Skor Catatan Auditor ED AI ...

BAB II TIJAUAN PUSTAKA

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL UNIVERSITAS NGUDI WALUYO

STRATEGI GURU DALAM MENGHADAPI SERTIFIKASI GURU

HAK GURU. Uraian tentang hak-hak guru selanjutnya dituangkan dalam tabel di bawah ini.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya yang sangat strategis untuk mencerdaskan

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN PENDIDIKAN AGAMA PADA SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan temuan-temuan penelitian

Pendidikan Magister Menuju Doktor untuk Sarjana Unggul

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DASAR HUKUM 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional 2. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen 3. Per

I. PENDAHULUAN. prestasi yang telah mereka raih selama menjalani proses pendidikan, apa saja

PANDUAN P2M STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENGANTAR

Dr Hefni Effendi MPhil Dosen IPB dan Dosen Tamu di Universitas Duesseldorf, Jerman

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR :... TENTANG PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU PRA JABATAN

JURNAL PENDIDIKAN AKUNTANSI INDONESIA Vol. VI. No. 2 Tahun 2008 Hal

STANDAR DOSEN DAN TENAGA KEPENDIDIKAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

Transkripsi:

RINGKASAN LAPORAN AKHIR STUDI TENTANG DAMPAK SERTIFIKASI TERHADAP PENINGKATAN ENROLLMENT LPTK, 2009 Hasil berbagai assessment internasional menunjukkan bahwa kualitas pendidikan di Indonesia saat ini masih belum menunjukkan kondisi yang diharapkan sesuai tujuan pendidikan nasional. Kemampuan siswa-siswa Indonesia diketahui masih berada pada peringkat yang rendah, terutama terkait dengan kemampuan dalam bidang Matematik, Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), kemampuan membaca, daya saing ekonomi, dan kesiapan diri untuk kelangsungan hidup di masa depan, bahkan posisi kualitas siswa Indonesia justru semakin mengalami penurunan peringkat. Rendahnya kualitas pendidikan itu terkait dengan berbagai faktor, salah satunya adalah guru. Sinyalemen yang ada, masih banyak guru-guru di setiap jenjang dan jenis pendidikan yang ada belum menunjukkan kualitas yang memadai. Asumsi di dalamnya masih banyak guru yang memperlihatkan kemampuan yang rendah dalam menjalankan tugas dan fungsi mengajarnya, sedangkan guru dituntut menjadi pendidik profesional yang mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik, dalam rangka mewujudkan pendidikan yang bermutu. Namun sementara pihak menyatakan, tindakan guru mengajar itu sendiri bukan hanya didasarkan oleh kemampuan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya, tetapi sering dipengaruhi oleh faktor-faktor lainnya. Salah satu faktor itu adalah tingkat penghasilan guru yang jauh dari memadai untuk menghidupi keluarga mereka. Oleh karenanya guru pun kurang terkonsentrasi dalam mengajar, dan cenderung mencari sumber-sumber penghasilan lain. Tingkat penghasilan yang diperoleh dari mengajar jauh dari kriteria hidup sejahtera, yang lebih lanjut menyebabkan guru menghabiskan waktu sehari-hari untuk keperluan mencari tambahan. Pernyataan itu memang tidak berlebihan, dari berbagai pemberitaan media massa diperlihatkan, betapa seorang guru harus mengajar di sejumlah sekolah, menjadi tukang ojek, pemulung, dan lain sejenisnya untuk memperoleh penghasilan tambahan. Guru yang seharusnya lebih menggeluti bidang pekerjaan dan berupaya 1

terus-menerus mengembangkan kemampuan diri dan meningkatkan pencapaian hasil belajar anak didik, menjadi kurang serius karena dihadapkan pada pemenuhan kebutuhan hidup keluarga. Atas dasar itu, upaya peningkatan kualitas pendidikan sulit dicapai apabila tidak terdapat upaya untuk meningkatkan penghasilan dan kesejahteraan hidup guru. Pemerintah telah menyadari akan hal itu dengan mengeluarkan segenap peraturan dan ketentuan yang dapat menjamin penghasilan dan kesejahteraan guru. Seiring dengan upaya menjadikan guru sebagai pendidik profesional yang mampu melaksanakan tugas dan fungsinya dalam mendidik, mengajar, dibarengi dengan peningkatan kesejahteraan guru, antara lain berupa tunjangan profesional, dan tunjangan khusus, dan tunjangan kemaslahatan, dan lain-lainnya. Pengertian guru yang profesional itu didasarkan pada Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan yang mempersyaratkan guru: (1) memiliki kualifikasi akademis minimum S-1/D-4, dan (2) memperoleh sertifikat pendidik. Dengan pemenuhan persyaratan itu, seorang guru hanya tidak bertumpu pada penghasilan dari gaji semata, tetapi juga tunjangan penghasilan lain. Dengan demikian profesi guru di masa datang pun akan lebih membawa prospek kesejahteraan hidup guru, keluar dari lubang jarum hidup kekurangan, beralih memenuhi kelayakannya. Implikasinya, prospek peningkatan kesejahteraan guru diharapkan pula akan berimbas pada peningkatan kualitas hasil pendidikan. Guru akan lebih berkosentrasi dan serius dengan tugas dan fungsi mengajarnya, serta bersikap antisipatif dan responsif untuk meningkatkan kemampuannya secara terus-menerus, yang pada akhirnya bermuara pada peningkatan pencapaian hasil belajar anak didiknya yang berkualitas tinggi. Peningkatan kesejahteraan diharapkan dapat menjadi salah satu penyelesaian permasalahan yang dihadapi guru, serta menjadi entry point dalam meningkatkan kualitas pendidikan nasional. Dalam rangka meningkatkan mutu guru, keberadaan Lembaga Pendidik Tenaga Kependidikan (LPTK) memainkan peran yang strategis, baik dalam hal menghasilkan guru lulusan S-1 yang bermutu maupun melaksanakan uji sertifikasi kepada guru. Pemerintah pun memberikan perhatian yang serius dan dukungan 2

fasilitas terhadap LPTK ini, khususnya pada peningkatan kapabilitas program Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) agar menghasilkan calon guru SD yang bermutu. Penekanan terhadap PGSD disebabkan jenjang pendidikan dasar menjadi fondasi yang kuat bagi pembentukan karakter dan sikap positif, penentu bagi keberhasilan anak didik dalam menempuh pendidikan yang lebih tinggi, serta memberi landasan yang berarti bagi kemandirian dan kualitas hidup peserta didik di kemudian hari. Pemerintah telah mengupayakan peningkatan mutu guru dengan berbagai cara, antara lain memberikan penambahan kesejahteraan guru secara bertahap dan memberikan bantuan untuk peningkatan kapasitas LPTK agar menghasilkan lulusan calon guru yang bermutu. Namun, hingga saat ini kualitas LPTK khususnya pada program PGSD belum menunjukkan hasil yang optimal, baik dalam mencapai status akreditasi maupun dalam menghasilkan mutu pendidik yang diharapkan. Dalam kaitannya dengan prospek peningkatan kesejahteraan guru, pada saat ini belum dipahami apakah prospek peningkatan kesejahteraan guru memperoleh apresiasi yang positif dari masyarakat sehingga memberikan dampak terhadap meningkatnya minat siswa sekolah menengah yang berprestasi masuk di LPTK. Selanjutnya, apakah pada masa lima tahun ke depan animo masuk LPTK semakin tinggi dan memperoleh input mahasiswa yang bermutu?. Dalam konteks bantuan kepada LPTK permasalahannya adalah: bagaimanakah dampak pemberian bantuan dana kompetitif (DIA) kepada LPTK terhadap kemampuan lulusan, kemampuan/kapabilitas LPTK, perubahan kurikulum dan penerapannya (implementasi) serta akreditasi LPTK?. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan rekomendasi kebijakan tentang (1) dampak prospek peningkatan kesejahteraan guru terhadap peningkatan mutu input (quality enrolment) mahasiswa yang masuk di LPTK dan (2) dampak pemberian bantuan dana kompetitif (Dana Insentif Akreditasi/DIA) kepada LPTK terhadap peningkatan kemampuan/kapabilitas lulusan. Ruang lingkup penelitian pertama tentang dampak prospek peningkatan kesejahteraan guru terhadap peningkatan mutu input (quality enrolment) mahasiswa yang masuk di LPTK, mencakup: gambaran tentang mutu mahasiswa baru calon guru yang mendaftar dan diterima di LPTK, 3

persepsi dan motivasi mahasiswa baru di LPTK, profil (latar belakang sosial ekonomi) mahasiswa baru di LPTK, perbedaan mutu input mahasiswa baru LPTK antara mahasiswa calon guru dan bukan guru, perbedaan dampak peningkatan kesejahteraan guru terhadap mutu input antar LPTK, dan perbedaan keketatan seleksi calon mahaiswa antara sebelum dan sesudah ada peningkatan kesejehteraan guru. Sedangkan penelitian kedua tentang dampak pemberian bantuan dana kompetitif (Dana Insentif Akreditasi/DIA) kepada LPTK terhadap peningkatan kemampuan/kapabilitas lulusan, yang mencakup: pemanfaatan bantuan dana kompetitif oleh LPTK, kemampuan lulusan LPTK, perkembangan status akreditasi LPTK, besarnya pengaruh bantuan dana Insentif akreditasi terhadap kinerja Prodi LPTK, besarnya pengaruh bantuan dana Insentif akreditasi terhadap pencapaian status akreditasi di LPTK, dan besarnya dampak pemberian bantuan dana Insentif akreditasi terhadap kemampuan lulusan di LPTK. Penelitian ini dirancang untuk jangka 5 (lima) tahun yang dilakukan secara bertahap, yaitu tahun 2009, 2011, dan tahun 2013 untuk mengetahui perkembangan status akreditasi LPTK termasuk di dalamnya mutu input, proses serta lulusan, dan perkembangan minat calon mahasiswa LPTK. Dalam tahun 2009 ini, merupakan tahap awal sebagai base line penelitian sebagai titik pijak dan gambaran awal tentang mutu input, proses serta lulusan, dan perkembangan minat calon mahasiswa LPTK; untuk kemudian dibandingkan dengan hasil penelitian yang sama pada tahun-tahun berikutnya sebagai tahap Penelitian lanjutan. Khususnya untuk mengkaji dampak dari pemberian bantuan DIA, baru akan terlihat dan diketahui paling cepat pada tahun 2011, dan pada akhir Penelitian pada tahun 2013. LPTK yang diteliti adalah LPTK yang mendapatkan DIA dengan kategori A dan DIA kategori B dari Depdiknas. Kriteria untuk DIA Kategori A adalah LPTK yang memiliki izin penyelenggaraan S-1 PGSD dari Ditjen Dikti dan pernah menerima PHK S-1 PGSD A atau B. Sedangkan kriteria DIA kategori B adalah LPTK yang memiliki izin penyelenggaraan S-1 PGSD dari Ditjen Dikti dan belum menerima PHK S-1 PGSD A atau B dari Ditjen Dikti. 4

Kemampuan lulusan PGSD diukur melalui hasil belajar mahasiswa PGSD tingkat akhir, yakni mahasiswa yang telah menyelesaikan teori, melaksanakan praktek pembelajaran, dan dalam proses penyelesaikan skripsi. Cara ini ditentukan dengan alasan adanya kesulitan teknis di lapangan apabila yang diukur adalah mahasiswa LPTK yang telah lulus. Dapat dipastikan mahasiswa yang telah lulus sulit untuk dilacak keberadaannya sehingga akan mengalami hambatan dalam proses pengumpulan data. Sedangkan perkembangan status akreditasi selama lima tahun ke depan akan dilihat dari hasil penilaian BAN PT. Kendati demikian, secara lebih khusus studi ini menggali informasi tentang adanya perubahan kurikulum dan kapasitas LPTK, serta kemampuan lulusan, untuk mengetahui dampak bantuan DIA terhadap LPTK. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam penelitian ini diterapkan dua jenis penelitian yaitu penelitian evaluasi dan penelitian eksperimen, yang disesuaikan dengan dua tujuan penelitian. Penelitian evaluasi (evaluation research) adalah penelitian yang diharapkan dapat memberikan masukan atau mendukung keputusan tentang nilai relatif dari dua atau lebih alternatif tindakan (Kuncoro, 2003). Sedangkan penelitian eksperimen adalah jenis penelitian investigasi dengan kondisi yang terkendali dimana satu atau lebih variabel dapat dimanipulasi untuk menguji hipotesis (Kuncoro, 2003). Pada penelitian eksperimen ada kelompok yang diintervensi melalui pemberian perlakuan (treatment groups) dan kelompok kontrol (control groups). Pada penelitian ini dipilih sejumlah LPTK penerima hibah kompetisi Program BERMUTU (Better Education through Reformed Management and Universal Teacher Upgrading) sebagai kelompok perlakuan (treatment groups) dan sejumlah LPTK yang tidak menerima hibah BERMUTU sebagai kelompok kontrol (control groups). Untuk mengetahui dampak-dampak tersebut, penelitian dilakukan dalam kurun waktu lima tahun yakni dari tahun 2009 s.d tahun 2013 yang dilaksanakan dalam tiga tahap. Tahap I dilaksanakan pada tahun 2009 dan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal (base line) kebijakan pemberian bantuan DIA terhadap LPTK dan mutu input mahasiswa di LPTK. Tahap II dilaksanakan pada tahun 2011 5

dan dimaksudkan untuk mengetahui kondisi awal (base line) kebijakan pemberian bantuan DIA terhadap LPTK di tahun 2012, dan mengetahui dampak kebijakan peningkatan kesejahteraan guru terhadap mutu input serta dampak kebijakan pemberian bantuan DIA tahun 2008, 2009,dan 2010 terhadap kemampuan lulusan dan status akreditasi LPTK (midterm). Tahap III dilaksanakan pada tahun 2013 dan dimaksudkan untuk mengevaluasi dampak kebijakan peningkatan kesejahteraan guru terhadap mutu input serta dampak kebijakan pemberian bantuan DIA terhadap kemampuan lulusan dan status akreditasi LPTK (final). Populasi studi ini adalah seluruh LPTK yang memiliki program studi S1 PGSD (Program S1 untuk Pendidikan Guru Sekolah Dasar) yang diselenggarakan secara tatap muka dan telah mendapat ijin Dirjen Dikti yang berjumlah 49 LPTK. Berdasarkan kategorisasi yang ditetapkan DIA, 31 LPTK termasuk kategori A dan 18 LPTK termasuk katagori B. Kategori A adalah LPTK yang pada tahun 2006 pernah mendapatkan Program Hibah Kompetetif (PHK) dari Dirjen Dikti sedangkan kategori B adalah LPTK yang pada tahun 2006 belum pernah mendapatkan Program Hibah Kompetetif (PHK) Dalam Penelitian yang dilaksanakan selama lima tahun (2009-2011) ditetapkan dua kelompok sampel untuk menjawab dua tujuan Penelitian. Pada tahun 2009, sampel untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama berjumlah 45 LPTK, terdiri atas 15 LPTK penerima bantuan DIA (8 LPTK Kategori A dan 7 LPTK Kategori B) dan 30 LPTK yang tidak menerima bantuan DIA (9 LPTK Kategori A dan 8 LPTK Kategori B) serta 13 LPTK bukan Kategori A/B. Sampel untuk menjawab tujuan penelian yang kedua berjumlah 32 LPTK, terdiri atas 15 LPTK penerima bantuan DIA (8 LPTK Kategori A dan 7 LPTK Kategori B) dan 17 LPTK yang tidak menerima bantuan DIA (9 LPTK Kategori A dan 8 LPTK Kategori B). Sampel penerima bantuan DIA mewakili kelompok LPTK yang mendapat perlakuan (treatment) dan kelompok LPTK yang tidak mendapat DIA mewakili kelompok kontrol. Sampel pada kelompok kontrol ditentukan secara purposif dengan memperhatikan kesamaan lokasi LPTK kontrol dengan LPTK perlakuan. Sampel LPTK untuk menjawab tujuan Penelitian yang kedua dipilih 6

seluruhnya dari sampel LPTK pada tujuan pertama. LPTK yang terpilih sebagai sampel diwakili oleh program studi S1 PGSD. Sumber data dan instrumen yang digunakan dalam penelitian dikelompokkan berdasarkan dua tujuan penelitian. Untuk menjawab tujuan penelitian yang pertama, dampak peningkatan kesejahteraan guru terhadap mutu input (enrollment) LPTK, data diperoleh dari mahasiswa baru yang masuk LPTK tahun akademik 2009/2010, 2011/2012, dan 2013/2014 pada program studi S1 PGSD. Responden mahasiswa dipilih secara acak masing-masing sejumlah 20 orang untuk setiap Prodi di LPTK sampel. Data dikumpulkan melalui kuesioner untuk menggali informasi tentang kualitas input, minat, dan motivasi mahasiswa yang masuk LPTK. Untuk menjawab tujuan penelitian yang kedua, dampak pemberian bantuan dana kompetitif DIA kepada LPTK terhadap peningkatan kemampuan/kapabilitas lulusan dan akreditasi, data diperoleh dari mahasiswa tingkat akhir, Ketua Program Studi (Kaprodi), dan Pembantu Rektor (PR) I Bidang Akademik. Pelibatan mahasiswa tingkat akhir dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan dan hasil belajar di LPTK sebagai guru. Penelitian dilakukan tidak melibatkan lulusan LPTK mengingat kemungkinan kesulitan dalam menjangkau karena keberadaannya tidak diketahui dan tersebar di berbagai tempat. Mahasiswa tingkat akhir yang dijadikan sampel penelitian diminta mengisi kuesioner dan tes soal. Kuesioner digunakan untuk menggali informasi yang berhubungan dengan pelayanan LPTK selama mahasiswa kuliah sedangkan tes digunakan untuk mengukur kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Ketua Program Studi (Kaprodi) dan Pembantu Rektor Bidang Akademik dipilih sebagai responden untuk menggali informasi mengenai pemanfaatan bantuan DIA, yang terkait dengan pengembangan staf, peralatan dan furniture, tenaga ahli, koleksi perpustakaan, pengembangan program, hibah pengajaran, hibah penelitian, insentif karya ilmiah, manajemen penyelenggaraan program, termasuk kurikulum, dan status akreditasi program studi. Alat yang dipakai berupa kuesioner, borang 7

akreditasi, laporan evaluasi diri dan portofolio. Disamping itu, untuk elaborasi data yang diperoleh dari dokumen, dilakukan observasi di LPTK sampel. Statistik deskriptif dan statistik inferensial akan digunakan sebagai alat analisis dalam penelitian ini. Tujuan pertama penelitian, dampak peningkatan kesejahteraan guru terhadap mutu input (enrollment) LPTK, akan dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan regresi linier. Dampak peningkatan kesejahteraan guru akan dilihat melalui persepsi calon mahasiswa terhadap prospek tingkat penghasilan guru yang meliputi unsur gaji pokok, tunjangan yang melekat pada gaji, tunjangan profesi, tunjangan fungsional, tunjangan khusus, dan tunjangan kemaslahatan. Mutu input (enrollment) LPTK akan diukur dari motivasi calon mahasiswa untuk masuk LPTK, nilai UN, tingkat sosial ekonomi dan pendidikan orang tua, serta rasio antara pendaftar dan yang diterima di LPTK. Tujuan kedua penelitian, dampak pemberian bantuan dana kompetitif DIA kepada LPTK terhadap peningkatan kemampuan/kapabilitas lulusan dan akreditasi, akan dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif dan inferensial (uji beda dua rerata melalui t test pada tingkat kepercayaan 95%). Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis pemanfaatan dana pemberian dana DIA yang akan dilihat dari aspek pengembangan staf, peralatan dan furniture, tenaga ahli, koleksi perpustakaan, pengembangan program, hibah pengajaran, hibah penelitian, insentif karya ilmiah, manajemen penyelenggaraan program. Stastistik inferensial akan digunakan untuk menganalisis peningkatan kemampuan/kapabilitas lulusan akan dilihat dari penguasaan kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, dan profesional. Sedangkan status akreditasi akan dilihat dari peningkatan skor komponen dalam akreditasi. Sebelum uji hipotesis dilakukan terlebih dahulu dilalukan uji persyaratan yang meliputi uji normalitas, homogenitas, dan linearitas. Temuan penelitian daam upaya menjawab dua tujuan penelitian, dapat dikemukan sebagai berikut. 1. Pengaruh kebijakan sertifikasi guru terhadap kuantitas dan kualitas input mahasiswa calon guru dapat dihitung dengan dua cara. Cara pertama membandingkan jumlah pendaftar pada program studi pendidikan yang 8

menghasilkan calon guru dan program studi nonpendidikan yang menghasilkan bukan calon guru, dan cara kedua membandingkan jumlah pendaftar sebelum ada kebijakan sertifikasi guru (tahun 2005-2006) dan setelah ada kebijakan sertifikasi guru. Periode setelah ada kebijakan dikelompokkan menjadi tiga yaitu periode, kebijakan ditetapkan (tahun 2007), periode disosialisaikan (tahun 2008) dan periode mulai difahami (2009). Jumlah pendaftar pada program studi kependidikan setelah kebijakan sertifikasi difahami oleh masyarakat (tahun 2009), naik tajam, sedangkan pendaftar pada program studi nonpendidikan malah cenderung turun. Jadi kesimpulannya kebijakan sertifikasi guru berpengaruh positif terhadap jumlah pendaftar. Selanjutnya bila dihitung dengan cara ke dua yaitu dengan membandingkan sebelum ada kebijakan sertifikasi, (rata-rata pendaftar tahun 2005-2006) dan setelah kebijakan sertifikasi ditetapkan (2007), kebijakan sertifikasi disosialisaikan (2008) sertifikasi mulai difahami masyarakat (tahun 2009) hasilnya dapat disimpulkan bahwa, untuk program studi pendidikan calon guru, perbandingan jumlah pendaftar PGSD pada tahun 2005-2006 dengan jumlah pendaftar tahun 2009 (pada saat kebijakan telah mulai difahami masyarakat) adalah (22965 : 39281). Jadi pengaruhnya sebesar 71%. Perbandingan jumlah pendaftar program studi Pendidikan Bahasa Inggris pada tahun 2005-2006 dengan jumlah pendaftar tahun 2009 (pada saat kebijakan telah mulai difahami masyarakat) adalah (18258 : 39281. Jadi pengaruhnya sebesar 34,4%. Perbandingan jumlah pendaftar program studi Pendidikan Matematika pada tahun 2005-2006 dengan jumlah pendaftar tahun 2009 (pada saat kebijakan telah mulai difahami masyarakat) adalah (13037 : 39281. Jadi pengaruhnya sebesar 78,2%. 2. Profil mahasiswa PGSD, Pendidikan Matematika dan Matematika mayoritas profil fisiknya kurang ideal, asal sekolah dari SMA negari dan swasta, pendidikan orang tua SLA ke atas, pekerjaan orang tua guru, PNS, dan petani, serta asal mereka dari pedesaan. Sedangkan profil mahasiswa Pendidikan Bahsa 9

Inggris dan bahasa Inggris, sama dengan ke tiga prodi di atas kecuali mayoritas berasal dari perkotaan. 3. Mahasiswa PGSD, Pendidikan Bahasa Inggris, dan Pendidikan Matematika, memiliki motivasi menjadi guru karena kesejahteraan yang semakin meningkat dan jaminan masa depan yang lebih bagus, dapat mengaktualisasikan bakat dan kemampuan, meningkatkan harga diri di masyarakat, serta kesempatan untuk mengembangkan ilmu. Selain itu mereka berpendapat bahwa apabila mereka sudah menjadi guru dan mendapat tawaran pekerjaan lain, mereka akan mempertimbangkan tawaran tersebut dengan mempertimbangkan besarnya penghasilan yang akan diterima. 4. Mayoritas mahasiswa PGSD, Pendidikan Bahasa Inggris, dan Pendidikan Matematika, memiliki persepsi bahwa pekerjaan guru adalah pekerjaan yang mulia dan terhormat. Mereka juga mempersepsikan bahwa pekerjaan guru adalah pekerjaan yang menarik, menyenangkan, dan dapat mengembangkan kreativitas. Dilihat dari sisi pendapatan guru, mayoritas mahasiswa mempersepsikan bahwa pendapatan guru dapat menjamin hari tua dan dapat mencukupi kehidupan yang layak. Mayoritas mahasiswa mempersepsikan bahwa pekerjaan guru mencakup aspek mengkomunikasikan dan menjabarkan komptensi yang harus dimiliki siswa, menyiapkan silabus pembelajaran dan RPPnya, menyepakati tata tertib pembelajaran, mengenali karakteristik siswa, melaksanakan PBM secara efektif, mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa, serta membantu siswa memecahkan masalah yang dihadapi. 5. Program Studi PGSD ada kecenderungan kualitas input naik sedikit (sebelum sertifikasi nilai ujian nasional = 7,676 dan setelah sertifikasi 1 tahun (tahun 2008) = 7,796 dan setelah sertifikasi 2 tahun (tahun 2009) = 7,986. Kualitas input dari program studi yang lain sebelum sertifikasi dan setelah sertifikasi bersifat fluktuatif (naik turun). Jadi kesimpulannya, pengaruh kebijakan sertifikasi guru terhadap kualitas input belum terlihat jelas. 6. Nilai rata-rata mahasiswa dari perguruan Tinggi yang mendapat DIA dan tidak mendapat DIA tidak jauh berbeda. Berdasarkan tabel tersebut mahasiswa dari 10

perguruan tinggi yang mendapat DIA nilaianya sedikit lebih tinggi dari mahasiswa perguruan tinggi yang tidak mendapat DIA Berdasarkan hasil penelitian, maka perlu direkomendasikan hal-hal sebagai berikut: 1. Hasil penelitian menunjukkan adanya peningkatan jumlah pendaftar pada program Studi PGSD, Pendidikan Bahasa Inggris dan Pendidikan Matematika, setelah kebijakan sertifikasi guru diterapkan. Namun kebijakan sertifikasi belum terlihat berpengaruh positif terhadap kualitas input. Berdasarkan hal tersebut, maka kebijakan sertifikasi guru perlu diteruskan tidak lagi dengan fortofolio tetapi dengan test uji kompetensi dan uji kinerja, 2. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa asal mahasiswa LPTK berasal dari pedesaan. Untuk itu, perguruan tinggi LPTK perlu mengadakan promosi ke SLTA yang berkualitas di perkotaan. 3. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa dalam memilih program studi, mahasiswa LPTK cenderung untuk mengikuti arahan orang tua untuk menjadi guru sehingga perlu diadakan tes minat menjadi guru dalam proses penerimaan mahasiswa LPTK. 4. Hasil Penelitian menunjukkan bahwa alasan utama mahasiswa memilih jadi guru adalah karena kesejahteraan yang dipandang mampu memberikan masa depan yang lebih baik. Oleh karena itu, kebijakan peningkatan kesejahteraan perlu dilengkapi dengan sistem penghargan dan hukuman yang prorporsional berdasarkan kinerja.. 5. Terdapat kecenderungan bahwa, kualitas mahasiswa dari program studi yang mendapat bantuan DIA cenderung lebih tinggi dari yang tidak mendapat DIA, oleh karena itu kebijakan memberikan bantuan DIA kepada program studi PGSD perlu diteruskan dengan supervisi regular. 11