HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh : Endar Wahyu Choiriyah J PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT

BAB I PENDAHULUAN. menderita anemia. Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada. tinggi. Menurut World Health Organization (WHO, 2013).

Keywords: Anemia, Social Economy

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, menurut World Health Organization (WHO) (2013), prevalensi anemia

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Periode remaja adalah periode transisi dari anak - anak menuju dewasa, pada

BAB IV HASIL PENELITIAN. Kabupaten Sukoharjo yaitu di SMA Negeri 1 Polokarto. SMA Negeri 1

KEBIASAAN MINUM TABLET FE SAAT MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS XI DI SMA MUHAMMADIYAH 7 YOGYAKARTA TAHUN 2016

Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Perilaku tentang gizi terhadap Kejadian Anemia pada Remaja Putri. Ratih Puspitasari 1,Ekorini Listiowati 2

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan pertumbuhan fisik yang tidak optimal dan penurunan perkembangan. berakibat tingginya angka kesakitan dan kematian.

HALAMAN SAMPUL HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN ANEMIA DENGAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI DI SMA BATIK 1 SURAKARTA

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN KEPATUHAN KONSUMSI TABLET FE PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN KOTA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. terutama di negara berkembang. Data Riset Kesehatan Dasar (R iskesdas)

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI DI SMP NEGERI 13 MANADO Natascha Lamsu*, Maureen I. Punuh*, Woodford B.S.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Anemia merupakan salah satu masalah gizi utama di Indonesia

Kalimantan Selatan. RS Pelita Insani Martapura, Kalimantan Selatan *Korespondensi :

KUESIONER PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN.

PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG ANEMIA DENGAN STATUS HEMOGLOBIN REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Anemia merupakan masalah gizi yang banyak terdapat di seluruh dunia

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI KELAS VIII SMP II KARANGMOJO GUNUNGKIDUL

BAB I PENDAHULUAN. Kekurangan gizi akan menyebabkan kegagalan pertumbuhan fisik dan. perkembangan kecerdasan, menurunkan produktivitas kerja, dan

BAB I PENDAHULUAN. Anemia merupakan suatu kondisi konsentrasi hemoglobin kurang dari

BAB I PENDAHULUAN. Usia remaja merupakan usia peralihan dari anak-anak menuju dewasa

HUBUNGAN KADAR HEMOGLOBIN DENGAN PRESTASI AKADEMIK SISWA-SISWI SD. NEGERI NO SUKA MAKMUR KECAMATAN SIBOLANGIT KABUPATEN DELI SERDANG TAHUN 2011

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, PERAN KELUARGA DAN SUMBER INFORMASI (MEDIA) DENGAN PERILAKU SEKSUAL REMAJA PRANIKAH DI SMP 1 PARANG KABUPATEN MAGETAN

BAB I PENDAHULUAN. Anemia adalah suatu kondisi medis dimana kadar hemoglobin kurang dari

BAB 1 PENDAHULUAN. negara berkembang, termasuk. Riskesdas, prevalensi anemia di Indonesia pada tahun 2007 adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. psikologik, dan perubahan sosial (Mansur, 2009). Pada remaja putri, pubertas

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. seperti puberteit, adolescence, dan youth. Remaja atau adolescence (Inggris),

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI NASKAH PUBLIKASI

Pengetahuan Berhubungan dengan Konsumsi Tablet Fe Saat Menstruasi pada Remaja Putri di SMAN 2 Banguntapan Bantul

HUBUNGAN ANTARA USIA MENARCHE DAN LAMA MENSTRUASI DENGAN KEJADIAN DISMENORE PRIMER PADA REMAJA PUTRI DI SMK NEGERI 4 SURAKARTA

HUBUNGAN FREKUENSI JAJAN ANAK DENGAN KEJADIAN DIARE AKUT. (Studi pada Siswa SD Cibeureum 1 di Kelurahan Kota Baru) TAHUN 2016

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan fisiknya dan perkembangan kecerdasannya juga terhambat.

KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN ANEMIA DI PUSKESMAS PANARUNG KOTA PALANGKA RAYA TAHUN 2015

Skripsi Ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat. Untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh: NORDINA SARI J

142 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 07 No. 02 Juli 2016

Hubungan Pengetahuan Dan Pendidikan Ibu Dengan Pertumbuhan Balita DI Puskesmas Plaju Palembang Tahun 2014

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI KELAS XI DI SMK N 2 YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. anak-anak, masa remaja, dewasa sampai usia lanjut usia (Depkes, 2003).

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT PENGETAHUAN KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DI SMP MUHAMMADIYAH 1 YOGYAKARTA TAHUN 2011 NASKAH PUBLIKASI

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS SUNGAI BILU BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN (6; 1) (11)

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA NEGERI 11 BANDA ACEH TAHUN 2013

*Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Sam Ratulangi

keywords: tea consumptions, hemoglobin levels, vocational students

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS GIZI TERHADAP KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI PADA SISWI KELAS III DI SMAN 1 TINAMBUNG KABUPATEN POLEWALI MANDAR

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PERILAKU PERSONAL HYGIENE ORGAN GENITALIA PADA PELAJAR PUTRI DI SMK N 7 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

BAB I PENDAHULUAN. trimester III sebesar 24,6% (Manuba, 2004). Maka dari hal itu diperlukan

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU DAN POLA KONSUMSI DENGAN KEJADIAN ANEMIA GIZI PADA IBU HAMIL DI PUSKESMAS KASSI-KASSI

BAB I PENDAHULUAN. dengan prevalensi tertinggi dialami negara berkembang termasuk Indonesia.

ABSTRAK. Kata Kunci: Asupan Energi, Frekuensi Antenatal Care, Ketaatan Konsumsi Tablet Fe, Anemia

PENGARUH SARAPAN PAGI TERHADAP KADAR HEMOGLOBIN (Hb) PADA MURID SEKOLAH DASAR ( Studi di SDN 1 Wates, Kecamatan Slahung, Kabupaten Ponorogo )

BAB 1 PENDAHULUAN. disamping tiga masalah gizi lainya yaitu kurang energi protein (KEP), masalah

HUBUNGAN ANTARA STATUS GIZI DAN SIKLUS MENSTRUASI PADA REMAJA PUTRI

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMK MUHAMMADIYAH 1 MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA

PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA PUTERI TENTANG ANEMIA DEFISIENSI BESI DI SMA NEGERI 15 MEDAN

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : AHMAD NASRULLOH J

UNIVERSITAS UDAYANA HUBUNGAN STATUS ANEMIA DAN INDEKS MASSA TUBUH MENURUT UMUR (IMT/U) DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWI SMK KESEHATAN GANA HUSADA

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN SUAMI DAN PENGETAHUAN IBU DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE (IUD)

HUBUNGAN ASUPAN GIZI MAKAN PAGI DAN MAKAN SIANG DENGAN STATUS GIZI DAN KESEGARAN JASMANI PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI TEMBALANG SEMARANG TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Dalam periode kehamilan ini ibu membutuhkan asupan makanan sumber energi

HUBUNGAN STATUS GIZI DAN USIA MENARCHE DENGAN DISMENORHEA PRIMER PADA REMAJA PUTRI KELAS XI SMA NEGERI 15 PALEMBANG

HUBUNGAN ASUPAN PROTEIN, ZAT BESI DAN VITAMIN C DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI MAN 2 MODEL PALU

HUBUNGAN KEBIASAAN MAKAN PAGI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA REMAJA PUTRI DI SMA AL HIKMAH 2 BENDA SIRAMPOG BREBES

BAB I PENDAHULUAN. (Suharno, 1993). Berdasarkan hasil penelitian WHO tahun 2008, diketahui bahwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Periode Kehamilan merupakan masa dimulainya konsepsi

Associated Factors With Contraceptive Type Selection In Bidan Praktek Swasta Midwife Norma Gunung Sugih Village

Pengetahuan Gizi, Pola Makan, dan Kepatuhan Konsumsi Tablet Tambah Darah dengan Kejadian Anemia Remaja Putri

HUBUNGAN POLA MENSTRUASI DAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG ANEMIA DENGAN KEJADIAN ANEMIA

OLEH: RUTH MUTIARA ANGELINA MANULLANG

Hubungan Anemia Dengan Status Gizi Pada Remaja Putri

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. kanak ke masa dewasa yang meliputi perubahan biologi, perubahan

HUBUNGAN ANTARA AKTIVITAS OLAHRAGA DENGAN KEJADIAN SINDROM PRAMENSTRUASI PADA SISWI KELAS XI DI SMAN 1 SENTOLO

HUBUNGAN PERAN BIDAN DAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS COLOMADU 1

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DIET PENURUNAN BERAT BADAN DENGAN PERILAKU DIET PENURUNAN BERAT BADAN PADA REMAJA PUTRI DI SMA N 7 SURAKARTA SKRIPSI

PERBEDAAN KADAR HB DALAM PEMBERIAN TABLET FE + VITAMIN C PADA REMAJA PUTRI DI KOTA BUKITTINGGI. Hasrah Murni (Poltekkes Kemenkes Padang )

PENGARUH PENYULUHAN TERHADAP PENGETAHUAN IBU HAMIL TRIMESTER I TENTANG TABLET FE (STUDI DI PUSKESMAS BANGETAYU SEMARANG TAHUN 2013)

ABSTRAK. Angelia Diah Rani A., 2008; Pembimbing I: Dr,dr. Felix Kasim. M.Kes. Pembimbing II: dr. Rimonta F.G, Sp.OG.

BAB 1 PENDAHULUAN. cadangan besi kosong yang pada akhirnya mengakibatkan pembentukan

BAB 1 PENDAHULUAN. faktor yang harus diperhatikan untuk menciptakan sumber daya manusia yang

FAKTOR FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KADAR HB IBU HAMIL DI PUSKESMAS KECAMATAN SENEN TAHUN Nur Romdhona Putri Nabella.

HUBUNGAN STATUS GIZI DENGAN KEJADIAN ANEMIA PADA SISWI SMK WIDYA PRAJA UNGARAN TAHUN 2016 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dewasa yang ditandai dengan pubertas. Remaja yang sehat adalah. remaja yang produktif dan kreatif sesuai dengan perkembangannya.

Kata Kunci: Pengetahuan, Sumber Informasi, Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

PERBEDAAN KADAR HEMOGLOBIN SISWI SMA PEDESAAN DAN PERKOTAAN DI KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Kasus anemia merupakan salah satu masalah gizi yang masih sering

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG CARA KONSUMSI TABLET Fe DENGAN KADAR HEMOGLOBIN PADA IBU HAMIL TRIMESTER III DI PUSKESMAS PLERET BANTUL YOGYAKARTA

Hubungan Antara Tingkat Konsumsi Energi, Protein dan Daya Beli Makanan dengan Status Gizi pada Remaja di SMP Negeri 2 Banjarbaru

STUDI D IV KEBIDANAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN NGUDI WALUYO UNGARAN

BAB I PENDAHULUAN. 2001). Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) pada

ABSTRAK FAKTOR-FAKTOR YANG MEMENGARUHI GANGGUAN MENSTRUASI PADA SISWI KELAS 2 SMA X KOTA BANDUNG TAHUN 2015

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat Disusun Oleh : Titin Caturiyantiningtiyas J410110029 PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2015

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU DENGAN KEJADIAN ANEMIA REMAJA PUTRI KELAS X DAN XI SMA NEGERI 1 POLOKARTO Oleh Titin Caturiyantiningtiyas *Bejo Raharjo**Dwi Astuti** *Mahasiswa S1 Kesehatan Masyarakat. FIK UMS,**Dosen Kesehatan Masyarakat FIK UMS,*** *Email: titincatur.30@gmail.com ABSTRAK Anemia merupakan suatu keadaan dimana kadar hemoglobin dan eritrosit lebih rendah dari normal. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap kejadian anemia pada remaja putri kelas X danxi di SMA Negeri 1 Polokarto. Jenis penelitian ini menggunakan survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi dalam penelitian ini siswi remaja putri SMA Negeri 1 Polokarto. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner dan nilai kadar hemoglobin diperoleh dari pengambilan darah vena dengan alat digital merk easy touch. Populasi pada penelitian ini adalah siswi kelas X dan XI sebanyak 356.Sampel dalam penelitian ini sebanyak 180 pengambilan sampel menggunakan teknik SimpleRandom Sampling sedangkan teknik uji statistik menggunakan uji Chi Square).Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia remaja putri di SMA Negeri 1 Polokarto Kabupaten Sukoharjo (p= 0,03). Ada hubungan antara sikap dengan kejadian anemia remaja putri di SMA Negeri 1 Polokarto Kabupaten Sukoharjo ( p= 0,03. Ada hubungan antara perilaku dengan kejadian anemia remaja putri di SMA Negeri 1 Polokarto Kabupaten Sukoharjo (p = 0,02) Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Perilaku, Anemia pada remaja putri Kepustakaan : 26 (1999-2014) anemia remaja putri kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto 1

ABSTRACT Anemia is a condition in which the levels of hemoglobin and erythrocytes is lower than normal. The purpose of this study was to determine the relationship between knowledge, attitudes and behavior on the incidence of anemia among adolescent girls in the class X and XI 1 Polokarto high school. This research uses the analytic survey with cross sectional approach. The population of young women students of SMA Negeri 1 Polokarto. Data was collected by distributing questionnaires and levels of hemoglobin value obtained from venous blood sampling with digital tools brands touch easy. The population in this study was student of class X and XI as many as 356. The samples in this study were 180 sampling using Simple Random Sampling technique while using a statistical test Chi Square test). The results showed that there is a correlation between the level of knowledge with young anemia in SMAN 1 Polokarto Sukoharjo (p = 0.03). There is a relationship between the attitude of teenage girls with anemia in SMAN 1 Polokarto Sukoharjo (p = 0.03). There is a relationship between the behavior of the incident girls anemia in SMAN 1 Polokarto Sukoharjo (p = 0.02). Keywords: Knowledge, Attitude, Behaviour, anemia in adolescent girl Bibliography: 30 (1999-2014) anemia remaja putri kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto 2

PENDAHULUAN Menurut World Health Organization (WHO, 2013) Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia terutama negara berkembang yang diperkirakan 30% penduduk dunia menderita anemia. Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada remaja dan ibu hamil. Anemia pada remaja putri sampai saat ini masih cukup tinggi. Masa remaja merupakan masa pertumbuhan dalam berbagai hal, baik fisik, mental, sosial maupun emosional. Pertumbuhan dan perkembangan yang terjadi pada masa remaja menyebabkan banyak perubahan termasuk ragam gaya hidup dan perilaku konsumsi remaja. Remaja yang masih dalam proses mencari identitas diri, seringkali mudah tergiur oleh modernisasi dan teknologi karena adanya pengaruh informasi dan komunikasi. Sehingga pengetahuan yang baik yang diketahui seringkali diabaikan, khususnya pengetahuan tentang gizi pada remaja. Hal ini akan berpengaruh pada pemenuhan kebutuhan zat gizi khususnya zat besi yang akan berdampak pada terjadinya anemia (Sarwono, 2008). Remaja putri memiliki resiko sepuluh kali lebih besar untuk menderita anemia dibandingkan dengan remaja putra. Hal ini dikarenakan remaja putri mengalami menstriasi menstruasi pada setiap bulannya dan sedang dalam masa pertumbuhan, sehingga membutuhkan lebih banyak asupan gizi. Selain itu, ketidak seimbangan dalam mengkonsumsi zat besi juga merupakan penyebab anemia pada remaja. Remaja putri biasa sangat memperhatikan bentuk tubuh, sehingga banyak yang membatasi konsumsi makanan, serta banyak yang menjadi pantangannya. Sehingga dalam konsumsi makanan tidak stabil, serta pemenuhan gizinya kurang. Bila asupan makan kurang maka cadangan besi banyak yang dibongkar. Keadaan yang seperti inilah mempercepat terjadinya anemia (Kirana, 2011). Gejala seperti cepat lelah, Pucat (kulit, bibir, gusi, mata, kulit kuku, dan telapak tangan), jantung berdenyut kencang saat melakukan aktivitas ringan, nafas tersengal/pendek saat melakukan aktivitas ringan, nyeri dada, pusing dan mata berkunang, cepat marah (mudah rewel pada anak), tangan dan kaki dingin atau mati rasa. Dampak yang terjadi apabila pencegahan anemia tiidak dilakukan maka dapat menurunkan kemampuan akademik dan konsentrasi belajar, menurunkan kemampuan fisik pada atlet, karena untuk energinya di dapat dari konsumsi protein, Gangguan neurologi yang mempengaruhi kemampuan untuk memfokuskan perhatian. Apabila mengalami gangguan neurologi sehingga untuk fokus pada suatu perhatian sangat sulit, anemia remaja putri kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto 3

karena orang yang menderita anemia dapat mengurangi konsentrasi. Dengan informasi yang benar diharapkan remaja putri memiliki pengetahuan, sikap dan perilaku yang bertanggung jawab terhadap kejadian anemia. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini menggunakan metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian adalah siswa kelas X dan Xl SMA Negeri 1 Polokarto berjumlah 356 siswa dengan metode pengambilan sampel menggunakan simple random sampling. Analisis data bivariat menggunakan uji Chi-Squre. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. HASIL Karakteristik Responden 1. Umur Tabel I, Gambaran Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Umur Frekuensi % 14 25 13,9 15 114 63,3 16 3 22,8 Jumlah 180 100 lebih banyak responden berumur 15 tahun yaitu 114 orang (63,3%). Paling sedikit responden berumur 14 tahun yaitu sebanyak 25 orang (13,9%). Analisis Univariat 1. Pengetahuan Tabel 2. Distribusi frekuensi responden berdasarkan tingkat pengetahuan Frekuensi % Pengetahuan kurang baik 74 41,1 Baik 106 58,9 Jumlah 180 100 Distribusi pengetahuan responden diketahui bahwa pengetahuan baik lebih banyak yaitu 106 orang (58,9%) sedangkan untuk pengetahuan kurang baik sebanyak 74 orang (41,1%). 2. Sikap Tabel 3. Distribusi frekuensi responden berdasarkan sikap sikap frekuensi % kurang baik 113 62,8 Baik 67 37,8 Total 180 100 Berdasarkan tabel 3, dapat diketahui bahwa Responden dengan sikap kurang baik lebih banyak yaitu 113 orang (62,8%) sedangkan sikap baik yakni sebanyak 67 orang (37,8%). 3. perilaku Tabel 4. Distribusi frekuensi responden berdasarkan perilaku Perilaku frekuensi % kurang 76 42,2 Baik 104 57,8 Total 108 100 Berdasarkan tabel 4, dapat diketahui dari 211 responden dengan perilaku baik lebih banyak yaitu 104 orang (57,8%) sedangkan perilaku kurang baik yaitu sebanyak 76 orang (42,2%). anemia remaja putri kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto 4

4. Kadar hemoglobin Tabel 5. Distribusi frekuensi. responden berdasarkan kadar hemoglobin kadar frekuensi % hemoglobin anemia 143 79,4 tidak anemia 37 20,6 Total 180 100 Sebagian besar responden mengalami anemia yaitu 143 orang (79,4%) sedangkan responden yang tidak mengalami anemia yakni sebanyak 37 orang (20,6%). 5. Kejadian anemia berdasrkan umur Tabel 6. Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur dengan kejadian anemia umur Kadar Hemoglobin anemia tidak anemia 14 tahun 18 7 15 tahun 83 31 16 tahun 31 10 total 132 48 Analisis Bivariat 1. Hubungan antara pengetahuan dengan kejadian anemia Tabel 7. Hubungan antara tingkat Pengetahuan dengan kejadian anemia Pengetahuan Kejadian Anemia 95% CI Tidak Total p Anemia RP Anemia value Lower Upper n % n % n % Kurang 48 64,9 26 35,1 74 100 baik 84 79,2 22 20,8 106 100 0,03 0,81 0,67 0,99 Berdasar Tabel 7 menunjukkan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan kurang terdapat 48 (64,9%) mengalami anemia sedangkan responden yang memiliki pengetahuan baik terdapat 22 (20,8 %) tidak mengalami anemia. Berdasarkan hasil uji chi square didapatkan nilai p = 0,03 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia remaja putri di SMA Negeri 1 Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Dari Tabel 7, diketahui nilai Rasio Prevalens(RP) sebesar 0,81(95%CI ; 0,67-0,99) menunjukkan bahwa yang memiliki pengetahuan kurang memiliki resiko 0,81 kali lebih besar terjadi kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Polokarto, sedangkan nilai (95%CI ;0,67-0,99) tidak mencakup angka 1 menunjukkan bahwa pengetahuan merupakan faktor protektif yang dapat mengurangi timbulnya kejadian anemia. anemia remaja putri kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto 5

2. Hubungan antara Sikap dengan Kejadian Anemia Tabel 8. Hubungan Sikap dengan Kejadian Anemia Kejadian Anemia sikap Anemia Tidak Total Anemia n % n % n % Kurang 89 78,8 24 21,2 113 100 baik 43 64,2 24 35,8 67 100 p value RP Low er 95% CI Upper 0,03 1,22 1,00 1,50 Tabel 8 menunjukkan bahwa sikap kurang terdapat 89 (78,8%) mengalami anemia sedangkan responden yang memiliki sikap baik terdapat 24 (35,8%) tidak mengalami anemia. Berdasarkan hasil uji Chi square didapatkan nilai p sebesar 0,03< 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan kejadian anemia remaja putri di SMA Negeri 1 Polokarto Kabupaten Sukoharjo. 3. Hubungan antara Perilaku dengan Kejadian Anemia Tabel 9. Hubungan tingkat perilaku dengan kejadian anemia perilaku Kejadian Anemia Tidak Total Anemia Anemia n % n % n % Kurang 89 78,8 24 21,2 113 100 baik 43 64,2 24 35,8 67 100 Dari tabel 8, diketahui nilai Rasio Prevalens (RP) sebesar1,22 (95%CI : 1,00-1,50) menunjukkan bahwa yang memiliki sikap kurang memiliki risiko 1,22 kali lebih besar terjadi kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Polokarto, sedangkan nilai (95%CI : 1,00-1,50) mencakup angka 1 maka yang memiliki sikap kurang belum tentu merupakan faktor risiko terjadinya kejadian anemia pada remajaputri di SMA Negeri 1 Polokarto. p value RP Low er 95% CI Upper 0,03 1,22 1,00 1,50 Tabel 9 menunjukkan bahwa perilaku kurang terdapat 49 (64,5%) mengalami anemia sedangkan responden yang memiliki perilaku baik terdapat 21 (20,2%) tidak mengalami anemia. Berdasarkan hasil uji Chi squaredidapatkan nilai p sebesar 0,02 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara perilaku dengan kejadian anemia remaja putri di SMA Negeri 1 Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Dari tabel 9, diketahui nilai Rasio Prevalens (RP) sebesar 0,80(95%CI : 0,66-0,98) menunjukkan bahwa yang memiliki perilaku kurang memiliki risiko 0,80 kali lebih besar terjadi kejadian anemia pada remaja putri anemia remaja putri kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto 6

di SMA Negeri 1 Polokarto, sedangkan nilai (95%CI : 0,66-0,98) tidak mencakup angka 1 menunjukkan bahwa perilaku merupakan faktor protektif yang dapat mengurangi timbulnya kejadian anemia. 2. PEMBAHASAN a. Karakteristik umur Karakteristik umur responden terbanyak yakni pada kelompok umur 15 tahun sebanyak 114 orang (63,3%). Paling sedikit responden berumur 14 tahun yaitu sebanyak 25 orang (13,9%). Hal ini sejalan dengan laporan Survei Kesehatan rumah Tangga (SKRT) tahun 2012, dimana kelompok umur yang terkena anemia terbanyak pada kelompok umur 10-18 tahun sebesar 57,1 % (Kemenkes RI, 2013). Hal ini dapat dipahami karena pada usia remaja mempunyai risiko terkena anemia sepuluh kali lebih besar. Remaja mengalami menstruasi setiap bulannya dan sedang dalam dalam masa pubertas sehingga membutuhkan asupan zat besi yang lebih banyak (Tarwoto, dkk, 2010). b. Analisis Univariat 1) Tingkat pengetahuan Dari Tabel 2, dapat di ketahui bahwa tingkat pengetahuan pada tabel tersebut sebanyak 106 orang (58,9%) mempunyai pengetahuan baik, sementara sebanyak 74 orang (41,1%) memiliki pengetahuan kurang baik. Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat pengetahuan yang baik lebih besar dibandingkan dengan pengetahuan yang kurang baik. Hal ini disebabkan karena kurangnya informasi dan pelajaran yang di dapat oleh siswa mengenai anemia. Pengetahuan tentang anemia sangat penting mengingat banyak kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri 1 Polokarto, karena dengan pengetahuan maka siswa dapat mengetahui bagaimana cara mencegah agar tidak terjadi anemia. 2) Sikap Responden sebanyak 113 orang (62,8%) memiliki sikap yang kurang baik, sedangkan untuk yang memiliki sikap baik sebanyak 67 orang (37,2%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa proporsi responden yang mempunyai sikap kurang baik lebih besar dibandingkan dengan yang mempunyai sikap baik. Hal ini disebabkan karena kurangnya kesadaran siswi SMA Negeri 1 Polokarto untuk melakukan pencegahan anemia. 3) Perilaku Responden sebanyak 76 orang (42,2%) memiliki perilaku kurang baik, sedangkan untuk yang memiliki perilaku baik sebanyak 104 orang (57,8%). Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa proporsi perilaku baik lebih besar dibandingkan dengan yang mempunyai perilaku kurang baik.hal ini disebabkan karena siswi lebih banyak mengonsumsi nabati yaitu seperti sayuran,sedangkan sayuran memiliki banyak kandungan zat besi yang dapat mencegah anemia, namun anemia remaja putri kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto 7

kandungan zat besi pada nabati lebih sedikit daripada hewani. 4) Kadar hemoglobin Sebagian besar responden mengalami anemia yaitu sebanyak 143 orang (79,4%) mengalami anemia, sementara 37 orang (20,6%) memiliki kadar hemoglobin normal (tidak mengalami anemia). Maka dapat dsimpulkan bahwa proporsi responden yang mengalami anemia lebih banyak dibandingkan dengan yang tidak mengalami anemia. Analisis Bivariat 1. Hubungan tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengetahuan kurang terdapat 48 (64,9%) mengalami anemia sedangkan responden yang memiliki pengetahuan baik terdapat 22 (20,8%) tidak mengalami anemia. Hal tersebut menunjukkan bahwa proporsi responden yang mempunyai pengetahuan baik lebih banyak dibandingkan dengan responden yang mempunyai pengetahuan kurang baik. Berdasarkan hasil uji chi square didapatkan nilai p = 0,03 < 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia remaja putri di SMA Negeri 1 Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Pada hasil uji statistik, diperoleh nilai Rasio Prevalens (RP) sebesar 0,81 (95%CI : 0,67 0,99) yang artinya menunjukkan bahwa pengetahuan merupakan faktor protektif yang dapat mengurangi terjadinya anemia. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tenri Yamin (2012) didapatkan pengetahuan remaja yang kurang 85 (83,3%) lebih tinggi menderita anemia dibandingkan dengan remaja dengan pengetahuan baik yang menderita anemia 33 (46,5%). Hasil analisis menunjukkan (p=0,000) menyatakan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan kejadian anemia. Hasil penelitian ini sejalan juga dengan penelitian yang dilakukan Royani (2011) yang menyatakan terdapat hubungan bermakna antara tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia pada remaja putri sementara hasil penelitian yang dilakukan Aditian (2009) menyatakan walaupun tidak terdapat hubungan yang bermakna secara statistik antara tingkat pengetahuan remaja tentang anemia dengan kejadian anemia, namun terdapat kecenderungan remaja yang memiliki pengetahuan rendah terkena anemia lebih tinggi dibandingkan remaja yang memiliki pengetahuan tinggi yang terkena anemia. Adanya pengetahuan terhadap manfaat sesuatu hal, akan menyebabkan orang mempunyai sikap yang positif terhadap hal tersebut. Dalam hal ini pengetahuan tentang anemia sangat mempengaruhi dalam kecenderungan remaja putri untuk memilih bahan makanan dengan nilai gizi yang tinggi dan mengandung anemia remaja putri kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto 8

zat besi yang tinggi serta apabila memiliki pengetahuan yang tinggi tentang anemia, maka bisa menghindari makanan dan minuman yang dapat menghambat penyerapan zat besi. Pengetahuan gizi bertujuan untuk merubah perilaku masyarakat kearah konsumsi pangan yang sehat dan bergizi. 2. Hubungan antara sikap dengan kejadian anemia. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data sikap kurang terdapat 89 (78,8%) mengalami anemia sedangkan responden yang memiliki sikap baik terdapat 24(35,8%) tidak mengalami anemia. Hal tersebut menunjukkan bahwa proporsi sikap kurang baik lebih banyak dibandingkan dengan sikap baik. Berdasarkan hasil uji chi square didapatkan nilai p= 0,03< 0,05, dengan nilai Rasio Prevalens (RP) sebesar 1,22 (95%CI : 1,00-1,50) sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara sikap dengan kejadian anemia remaja putri di SMA Negeri 1 Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Hal ini sejalan dengan penelitian nursyahidah (2014) hasil analisis pada variabel sikap dengan status hemoglobin didapatkan bahwa sebanyak 19 orang remaja putri (24,1%) yang berstatus anemia memiliki sikap positif terhadap anemia. Sedangkan sebanyak 32 reamaja putri (46,4%) yang berstatus anemia memiliki sikap cenderung negatif, setelah dilakukakan uji statistik diperoleh nilai p = 0,007 maka dapat disimpulkan ada perbedaan proporsi kejadian anemia antara sikap yang tergolong positif dan negatif, jadi ada hubungan antara sikap remaja dengan status hemoglobin. Hal ini sesuai dengan Purwanto (1999) yang menyatakan bahwa sikap dapat berubahubah karena itu sikap dapat dipelajari dan karena itu pula sikap dapat berubah pada orang-orang bila terdapat keadan-keadaan dengan syarat-syarat tertentu. Sehingga berdasarkan hal ini sikap remaja putri tentang anemia berubah menjadi lebih baik dari sebelumnya. Pengetahuan yang baik akan mendorong seseorang untuk menampilkan sikap yang sesuai dengan pengetahuannya yang telah didapatkan. Berdasarkan teori yang ada mengemukakan bahwa pengetahuan dapat mempengaruhi sikap seseorang, dengan pengetahuan yang baik maka akan terwujud sikap yang baik pula, maka apabila pengetahuan yang kurang baik akan terwujud sikap yang kurang baik pula. 3. Hubungan tingkat perilaku dengan kejadian anemia Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa perilaku kurang terdapat 89 orang ( 78,8%) mengalami anemia sedangkan responden yang memiliki perilaku baik terdapat 24 orang (35,8 %) anemia remaja putri kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto 9

tidak mengalami anemia. Hal tersebut menunjukkan bahwa proporsi responden yang mempunyai perilaku kurang baik lebih banyak dibandingkan dengan perilaku baik. Berdasarkan hasil uji Chi squaredidapatkan nilai p sebesar 0,02 < 0,05, nilai Rasio Prevalens (RP) sebesar 0,80(95%CI : 0,66-0,98)sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara perilaku dengan kejadian anemia remaja putri di SMA Negeri 1 Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Hal ini sejalan dengan penelitian Gunatmaningsih (2007) berdasarkan hasil penelitian didapatkan bahwa frekuensi responden dengan status gizi tidak normal dan menderita anemia berjumlah 20 responden (69,0%), sedangkan yang tidak menderita anemia berjumlah 9 responden (31,0%). Responden dengan status gizi normal tetapi menderita anemia berjumlah 13 responden (31,7%), sedangkan yang tidak menderita anemia berjumlah 28 responden (68,3%). Hasil uji statistik dengan chi-square antara variabel status gizi dengan kejadian anemia diperoleh p = 0,002 (p< 0,05) yang artinya ada hubungan secara signifikan antara status gizi dengan kejadian anemia. SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara pengetahuan, sikap dan perilaku terhadap kejadian anemia remaja putri kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Sebagian besar responden mengalami anemia yaitu sebanyak 143 orang (79,4%). 2. Lebih dari separuh responden memiliki pengetahuan baik tentang anemia yaitu sebanyak 106 orang (58,9%). 3. Lebih dari separuh responden memiliki sikap kurang baik yaitu 113 orang (62,8%). 4. Lebih dari separuh responden memiliki perilaku baik yaitu perilaku anemia memiliki perilaku baik sebanyak 104 orang (57,8%). 5. Ada hubungan antara tingkat pengetahuan dengan kejadian anemia remaja putri di SMA Negeri 1 Polokarto Kabupaten Sukoharjo (p = 0,03); (RP)0,81 (95%CI ; 0,67-0,99). 6. Ada hubungan antara sikap dengan kejadian anemia remaja putri di SMA Negeri 1 Polokarto Kabupaten Sukoharjo ( p= 0,03) ; (RP) 1,22 (95%CI : 1,00-1,50). 7. Ada hubungan antara perilaku dengan kejadian anemia remaja putri di SMA Negeri 1 Polokarto Kabupaten Sukoharjo (p= 0,02 ; (RP) 0,80(95%CI : 0,66-0,98) Saran 1. Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo Diharapkan bagi Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo untuk lebih meningkatkan penyuluhan mengenai anemia dan menghimbau kepada siswi untuk melakukan sarapan pagi setiap harinya agar angka kejadian anemia remaja yang cukup tinggi dapat ditanggulangi. 2. Bagi Pihak Sekolah Diharapkan bagi pihak sekolah untuk lebih intensif dalam anemia remaja putri kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto 10

memberikan informasi pada siswi misalnya dengan menyisipkan materi tentang anemia dalam pelajaran dan terus memantau para siswinya dalam mengkonsumsi tablet Fe untuk menurunkan angka kejadian anemia yang beresiko pada proses belajar mengajar dan prestasi siswinya 3. Bagi Responden Bagi remaja putri di SMA Negeri 1 Polokarto agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang anemia serta disarankan untuk berupaya lebih banyak menggali informasi mengenai anemia baik dari artikel, buku perpustakaan, internet maupun media yang lainnya agar dapat meningkatkan pengetahuan tentang anemia. 4. Bagi Peneliti Lain Peneliti selanjutnya untuk menambah variabel penelitian yang belum ada pada penelitian ini sehingga faktor-faktor yang berhubungan dengan anemia dapat diketahui lebih dalam lagi. DAFTAR PUSTAKA Gunatmaningsih. D. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada remaja putri di SMA Negeri Jatibarang Kabupaten Brebes Tahun 2007. [Skripsi] Fakultas Ilmu Keolahragaan Jurusan Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Negeri Semarang. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Profil Kesehatan Indonesia 2012. Jakarta: Kemenkes RI. Kirana D.P. 2011. Hubungan Asupan Zat Gizi dan Pola Menstruasi Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di SMA N 2 Semarang, Artikel- Penelitian Program Studi Ilmu Gizi Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro Semarang. Purwanto, H. (1999). Pengantar Perilaku Manusia untuk Keperawatan. Jakarta: EGC Tarwoto, dkk. 2010. Kesehatan Remaja dan Solusinya. Jakarta: Salemba Medika Yamin, T. 2012 Hubungan Pengetahuan, Asupan Gizi dan Faktor Lain Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Pada Remaja Putri Di SMA Kabupaten Kepulauan Selayar. [Skripsi] Fakultas Kesehatan Masyarakat Peminatan Kebidanan Komunitas Universitas Indonesia Depok. World Health Organization (WHO). 2013. Worldwide Prevalency Of Anemia WHO Global database on Anemia. Geneva WHO Press. anemia remaja putri kelas X dan XI SMA Negeri 1 Polokarto 11