1. Sekolah khusus Yaitu semua siswa yang belajar di sekolah ini adalah siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa

dokumen-dokumen yang mirip
Guru Pendidikan khusus Psikolog

BAB V PENUTUP. Akselerasi (Studi kasus di SMP Islam Pekalongan), maka dapat. 1. Desain pembelajaran PAI dalam program akselerasi.

BAB 11 ANAK BERBAKAT. Nia Sutisna

KEMAMPUAN KHUSUS INDIVIDU & ANTISIPASI PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia yang unggul baik dalam bidang ilmu pengetahuan,

PengertianIdentifikasi

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan yang terjadi ternyata menampakkan andalan pada. kemampuan sumber daya manusia yang berkualitas, melebihi potensi

Bagaimana? Apa? Mengapa?

BAB V PENUTUP. 1. Layanan Konseling Individual Bagi Siswa Kelas Akselerasi. a. Guru bimbingan dan konseling dalam layanan konseling individual

KONSEPSI PENDIDIKAN ANAK BERBAKAT

BAB I PENDAHULUAN. masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan termasuk memperoleh pelayanan pendidikan. Hak untuk. termasuk anak yang memiliki kebutuhan-kebutuhan khusus.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu ilmu yang sangat penting. Karena

BAB V PEMBAHASAN. Pada bab ini diuraikan tentang: a) pengaruh kreativitas mengajar guru SKI

BAB I PENDAHULUAN. menjadi manusia seutuhnya baik secara jasmani maupun rohani seperti yang

Manajemen program akselerasi belajar: studi kasus di SMA Negeri 3 Jombang / Iva Faradiana

Psikologi Pendidikan SETIAWATI

SOSIALISASI PROGRAM PENDIDIKAN INKLUSIF NUFA (Nurul Falah) Bekasi, 22 Juni PSG Bekasi

BAB I PENDAHULUAN. ada di atas rata-rata anak seusianya. Hal ini membuat anak berbakat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

BAB III METODE PENELITIAN

PENDIDIKAN KHUSUS LANDASAN YURIDIS

2016 PROGRAM PENGEMBANGAN KECERDASAN EMOSI SISWA BERBAKAT DI KELAS AKSELERASI SMA X MEDAN

BAB I PENDAHULUAN. ada dijalur pendidikan formal. Pendidikan prasekolah adalah pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyelenggaraan pendidikan di Indonesia secara garis besar masih lebih

UPAYA PEMBERDAYAAN PESERTA DIDIK ISTIMEWA MELALUI PROGRAM AKSELERASI OLEH PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN

PERAN GURU DALAM MENGEMBANGKAN KREATIVITAS ANAK SEKOLAH DASAR

PENDIDIKAN KHUSUS PUSAT KURIKULUM BALITBANG DIKNAS

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. istilah ini dikenal Cerdas Istimewa adalah bentuk alternatif pelayanan pendidikan

Masalah lain : UNDERACHIEVER. Penelitian ; Herry (1997) 20% beresiko tinggal kelas Yaumil (1990) 30 % Marland (1971) lebih dari 50% -- DO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rini Restu Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGELOLAAN PENDIDIKAN ANAK GIFTED DI INDONESIA

Suatu Penelitian Mengenai Penyusunan Model Kompetensi Guru Akselerasi di lembaga Pendidikan SMA X Kotamadya Bandung BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HAND OUT POKOK POKOK PERKULIAHAN

SANGAT CERDAS, MEMANG BERKEBUTUHAN KHUSUS

BAB I PENDAHULUAN. pembinaan dan pengembangan pendidikan khususnya pendidikan di sekolah. Pembinaan

II. KERANGKA TEORETIS. Kreativitas sebagai alat individu untuk mengekspresikan kreativitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang terus menemukan momentumnya sejak dua

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

Akselerasi 05/23/11. A. Konsep Cerdas Istimewa

PP No 19 Tahun 2005 (PASAL 19, AYAT 1)

HUBUNGAN ANTARA KECERDASAN EMOSI DAN KEYAKINAN DIRI (SELF-EFFICACY) DENGAN KREATIVITAS PADA SISWA AKSELERASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan pada umumnya ialah menyediakan lingkungan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah, masyarakat dan orang tua sebagai penanggung jawab dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Tri Wulan Sari, 2014 Pengaruh Model Cooperative Learning Tipe Stad Terhadap Kemampuan Analisis Siswa

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang memiliki kebutuhan pribadi yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Masa usia sekolah dasar merupakan masa akhir kanak-kanak yang. berkisar antara enam tahun sampai dua belas tahun, dimana anak mulai

I. PENDAHULUAN. bervariasi dalam suatu proses pembelajaran. Perbedaan tersebut dapat menjadi

Permasalahan Anak Berbakat Di Indonesia

139 Dwi Lestari Yuniawati, 2013 Manajemen Sekolah Berbasis Program Akselerasi Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, sehingga dapat memfungsikan diri sesuai dengan kebutuhan

kemampuan dan prestasi luar biasa yg dimiliki seseorang kemampuan berprestasi yang menajubkan dalam musik, catur, matematika dll

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah. dilihat dari beberapa sekolah di beberapa kota di Indonesia, sekolah-sekolah

BAB 1 PENDAHULUAN. perlu untuk ditingkatkan dan digali sebesar-besarnya karena hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kristi Novianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional pasal 5 ayat 4. menyatakan bahwa warga yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat

BAB I PENDAHULUAN. sebuah organisasi. Karena itu, sumber daya manusia perlu dikelolah secara. organisasi dalam memenangkan berbagai macam persaingan.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan, sekolah dasar (SD) merupakan salah satu jenjang

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Munandar (1987) menyatakan bahwa berpikir kreatif (juga disebut berpikir

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. 1. Kemampuan Berpikir Kreatif Matematis

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan Indonesia masih menunjukan kualitas sistem dan mutu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia, tidak terkecuali bagi anak luar biasa atau anak berkebutuhan khusus.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani merupakan bagian dari proses pendidikan secara

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan yang dilaksanakan di Indonesia dari masa ke

PENDIDIKAN ANAK DG POTENSI KECERDASAN & BERBAKAT ISTIMEWA. Oleh: H i d a y a t (Dosen PLB & Psikologi FIP UPI Bandung)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. prestasi belajar pada mahasiswa. Penelitian ini dilakukan di Fakultas

BAB II LANDASAN TEORI

PENDIDIKAN KHUSUS PUSAT KURIKULUM BALITBANG DIKNAS. DRS. MUHDAR MAHMUD.M.Pd

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan mereka dapat menggenggam dunia. mental. Semua orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak serta sama,

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan dasar bagi kemajuan dan kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mella Tania K, 2014

I. PENDAHULUAN. Kreativitas merupakan suatu tuntutan pendidikan yang sangat penting pada saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. sosial dan ekonomi,yang menuju dewasa. Selain mejunjukan adanya perubahan

SESI 1: HAKIKAT KEBERBAKATAN. Konsep, Oleh Drs.Yuyus Suherman,M.Si

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PEMBELAJARAN KEBUTUHAN PENDIDIKAN KHUSUS Oleh: Drs. R. Zulkifli Sidiq, M.Pd

PENERAPAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MULTIPLE INTELLIGENCES UNTUK PENINGKATAN KREATIVITAS SISWA

BAB I PENDAHULUAN. strategis bagi peningkatan sumber daya manusia adalah pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah cara yang dianggap paling strategis untuk mengimbangi

PEMBELAJARAN DI TK AL AZHAR SOLO BARU DITINJAU DARI SUDUT PANDANG MULTIPLE INTELLIGENCES SKRIPSI

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kajian Tentang Layanan Penempatan dan penyaluran Siswa. 1. Pengertian Layanan Penempatan dan Penyaluran

BAB I PENDAHULUAN Profil Remaja Kreatif Dalam Bidang Iptek dan Bimbingan Untuk Anak Kreatif Kreativitas Kebudayaan & Perkembangan Iptek

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut. Taman Kanak-Kanak adalah salah satu. pendidikan bagi anak usia empat sampai enam tahun.

BAB I PENDAHULUAN. dan pendidikan tinggi ( Mengenyam pendidikan pada

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, mulai dari (kurikulum tahun 1994) yang menggunakan cara belajar

ANAK BERBAKAT MATERI 6 MATA KULIAH DETEKSI DINI DALAM PERKEMBANGAN

BAB I. sosialnya sehingga mereka dapat hidup dalam lingkungan sekitarnya. Melalui

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Kepala Sekolah, UKKS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi dan informasi memiliki pengaruh besar terhadap

IDENTIFIKASI DAN ASESMEN KESULITAN BELAJAR ANAK

Transkripsi:

Bentuk-bentuk penyelenggaraan program percepatan belajar, ditinjau dari bentuk penyelenggaraan dapat dibedakan menjadi tiga jenis (Clark, 1983) sebagai berikut:

1. Sekolah khusus Yaitu semua siswa yang belajar di sekolah ini adalah siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa

2. Kelas khusus Yaitu siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa belajar dalam kelas khusus.

3. Kelas reguler Yaitu siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa tetap berada bersama-sama dengan siswa lainnya di kelas regular (model inklusi)

bentuk penyelenggaraan pada kelas regular dapat dilakukan dengan model sebagai berikut:

a. Kelas regular dengan kelompok (cluster) Yaitu siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa bersama siswa lain (normal) dikelas reguler dalam kelompok khusus.

b. Kelas regular dengan pull out Siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa belajar bersama siswa lain (normal) dikelas reguler namun dalam waktu- waktu tertentu ditarik dari kelas regular ke ruang sumber (ruang khusus) untuk belajar mandiri, kelompok dan atau belajar dengan guru pembimbing khusus.

c. Kelas reguler dengan cluster dan pull out Yaitu siswa yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimewa belajar bersama siswa lain (normal) dikelas reguler dalam kelompok khusus, dan dalam waktu-waktu tertentu ditarik dari kelas reguler keruang sumber (ruang khusus) untuk belajar mandiri, belajar kelompok, dan / atau belajar dengan guru pembimbing khusus.

Konsep kreativitas, pengertian kreativitas dapat di tinjau dari empat segi (4P dari kreativitas) yaitu:

1. Produk: Suatu karya dapat di katakana kreatif jika merupakan suatu ciptaan yang baru atau orisinil dan bermakna dari individu dan / atau bagi lingkungannya.

2. Proses: Bersibuk diri secara kreatif yang menunjukan kelancaran, fleksibilitas (keluwesan) dan orisinalitas dalam berfikir dan berperilaku.

3. Pribadi: Kreativitas mencerminkan keunikan individu dalam pikiran-pikiran dan ungkapan- ungkapannya.

4. Press: Yaitu kondisi dari dalam dan dari luar yang mendorong seseorang ke perilaku kreatif.

Diantara faktor-faktor yang erat kaitannya dengan kretivitas dibidang keilmuan adalah jenis kelamin, posisi kelahiran, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, status ekonomi keluarga, pengalaman masa kecil, kegiatan ekstrakulikuler, prestasi akademik di sekolah, hobi, pemanfaatan waktu senggang dan iklim kehidupan keluarga secara keseluruhan.

a. Karakteristik kognitifnya antara lain sebagai berikut: & Membutuhkan informasi yang lebih banyak & Daya ingatnya istimewa & Minat dan rasa ingin tahunya kuat & Tingkat perkembangannya tinggi & Kapasitas yang tinggi dalam melihat hubungan yang tak lazim dan berbeda dengan menggunakan metafor dan analog & Ide-idenya orisinil & Intensitas (maksud/ tujuan) khusus dan terarah (berorientasi pada sasaran)

b. Karakteristik afektif antara lain sebagai berikut: Kepekaan khusus terhadap perasaan orang lain Rasa humor yang tinggi atau tajam Kesadaran diri tinggi, disertai dengan perasaan berbeda Idealisme dan rasa adil tampak pada usia dini Harapan yang tinggi akan diri sendiri dan orang lain (ingin sempurna)

c. Karakteristik sosial antara lain: Termotivasi oleh kebutuhan untuk aktualisasi diri Kapasitas lanjutan kognitif dan afektif dalam mengkonseptualisasikan dan memecahkan masalah masyarakat. Kepemimpinan Keterlibatan dengan kebutuhan masyarakat (kebenaran, keadilan, dan keindahan) dsb.

Identifikasi dapat diartikan proses mengenali anak yang memiliki potensi kecerdasan dan bakat istimiwa sehingga diperlukan layanan berdiferensiasi agar mereka dapat berkembang secara penuh seperti potensi yang dimilikinya.

Dari pengertian itu ada tiga dimensi yang penting, yaitu: Mengenali Kurikulum berdiferensiasi Agar berkembang secara penuh Dalam identifikasi mencakup dua proses utama, yaitu: Penyaringan (screening) yaitu proses pemisahan antara anak yang berbakat atau bukan Identifikasi aktual/ actual identification yaitu proses penelitian lebih mendalam tentang karakteristik untuk ditetapkan sebagai kandidat.

Kriteria siswa untuk dapat diterima dalam program percepatan belajar/ akselerasi: a. Akademis: Rata-rata 8 untuk UAN sebelumnya tes kemampuan akademis dan rapor. b. Psikologis: IQ 140 ke atas, atau IQ minimal 125 dengan kreatifitas dan task komitmen di atas rata-rata. rata.

- Nominasi diri, guru, orang tua, teman sebaya Kesehatan fisik dari dokter

Sedangkan alat identifikasi (Kitano and Kirby, 1986) sebagai berikut: Peringkat guru Dokumen nilai Nominasi orang tua Nominasi teman sepermainan Nominasi diri sendiri Biografi Catatan anekdot Hasil kerja anak Keanggotaan dalam organisasi Nominasi ahli Test

Asesmen pada anak berbakat sangat disarankan untuk mereka yang dis inkroni atau masuk dalam katagori gifted with special needs, guna menemukan atau merumuskan program pembalajaran individual yang dianggap tetap sesuai dengan kapasitas anak. Pelaksanaan asasmen bisa berupa: tes observasi wawancara.

Dalam hal ini asesmen bukan untuk memberi label, mencari sebab, tetapi menemukan defisit (kekurangan), kebutuhan khususnya, serta program layanan khusus yang dibutuhkan.