Kuswanto-2012
Macam Mating Design Mating Design I 2 faktor, nested (tersarang) Mating Design II 2 faktor, faktorial Mating Design III ull faktorial Mixed ull nested Dialel Mating
!! " "
#!
Apakah nested design? Rancangan penelitian minimal 2 faktor aktor A mempunyai keragaman yang bebas aktor B tidak mempunyai keragaman bebas, namun keragamannya terletak di dalam faktor A. Pelaksanaan faktor B dilakukan di dalam Pelaksanaan faktor B dilakukan di dalam A
Apakah nested design? Besarnya keragaman faktor B akan sangat tergantung pada faktor A, sehingga tidak mungkin ada interaksi AB Penulisannya B/A atau B tersarang (nested) pada A Contoh lain : penelitian multi lokasi ulangan akan tersarang dalam lokasi. Tidak ada interaksi antara ulangan dengan lokasi
$ %! "
Pengertian dan Tujuan Disebut juga rancangan I, Design I, north carolina I atau nested mating design. Disebut nested mating design, karena tanaman betina disilangkan dalam posisi tersarang dalam tanaman jantan. Keragaman yang ditimbulkan oleh tanaman betina adalah keragaman di dalam tanaman jantan Tujuan utama menduga varian genetik aditif dari populasi 2, namun dapat digunakan untuk menduga varian dominan
Bahan persilangan Bahan yang digunakan adalah tanaman (jagung) populasi 2. Mengapa 2???? Ingat : hasil persilangan 1, setelah disegregasikan dihasilkan 2. Sebelum dilakukan penanganan terhadap 2 harus diketahui dulu potensi genetiknya agar dapat ditentukan cara (metode) seleksinya. Informasi genetik yang paling diperlukan adalah varian genetiknya
Bahan persilangan Varian genetik yang akan didapat adalah varian genetik aditif atau dominan dari populasi 2 Berdasarkan varian genetik tersebut, akan dapat direkomendasikan program pemuliaan (seleksi) berikutnya
Pelaksanaan Disiapkan secara acak tanaman yang akan digunakan sebagai jantan sebanyak m (sekitar 100 tanaman)
Perancangan bagan persilangan Terdapat 100 jantan
Pelaksanaan Disiapkan secara acak tanaman yang akan digunakan sebagai jantan sebanyak m (sekitar 100 tanaman) Disiapkan secara acak 4 tanaman betina yang akan diserbuki oleh 1 jantan, sehingga semuanya 400 tanaman betina
Perancangan bagan persilangan 2 3 4.... HS Dalam satu tongkol Hubungan HS emale nested on male
Pelaksanaan Disiapkan secara acak tanaman yang akan digunakan sebagai jantan sebanyak m (sekitar 100 tanaman) Disiapkan secara acak 4 tanaman betina yang akan diserbuki oleh 1 jantan, sehingga semuanya 400 tanaman betina Setiap tanaman jantan disilangkan dengan (4) betina 1 jantan menyilangi 4 betina, sehingga terdapat 400 tongkol keturunan
Perancangan bagan persilangan 2 3 4.... HS Dalam satu tongkol Hubungan HS emale nested on male Denah di lapang..
Contoh penempatan di lapang Contoh penempatan di lapang untuk mempermudah, biasanya dijadikan 3 untuk mempermudah, biasanya dijadikan 3-4 set 4 set m m m m m m m m m m m m m m m m m m m m
Pengujian Dari persilangan. Setiap tanaman jantan disilangkan dengan (4) betina 1 jantan menyilangi 4 betina, sehingga terdapat 400 tongkol keturunan Hasil persilangan (400 genotip) ditanam di lapang dan di atur menurut Rancangan Acak Kelompok dan diulang 3 kali
Dari persilangan dihasilkan 400 genotipe keturunan Semua genotipe tersebut diuji di lapang menggunakan RAK I. G1 G2 G3 G4 G5 G6. G400 II. G1 G2 G3 G4 G5 G6. G400 III. G1 G2 G3 G4 G5 G6. G400 Pengamatan dilakukan terhadap rata-rata plot Misal ; panjang tongkol, jumlah baris biji Hasil pengamatan ANOVA
Dari persilangan Betina nested (tersarang) pada jantan sehingga disebut Nested Mating Design Terbentuk 2 hubungan kekerabatan Terdapat hubungan kekerabatan Saudara sekandung dalam jantan ² f/m Saudara seayah² m Baik untuk menduga ² a
Dari hasil persilangan. Dalam tiap tongkol akan ada hubungan kekerabatan saudara seayah-seibu seibu (ull Sib = S). Besarnya kovarian S = (1/2 (1/2² a + 1/4² d ) Dalam 4 betina saudara seayah (Half Sib = HS) dan merupakan varian jantan ² m. Besarnya kovarian HS = Besarnya kovarian HS =¼ ² m = ¼ ² a
Nilai kovarian kerabat Varian jantan ² m akan = kovarian betina dalam jantan Cov f/m = Cov HS yang besarnya = ¼ ² a Pada masing-masing tongkol ada keragaman S atau varian betina dalam jantan ² f/m f/m = Cov S - Cov HS = (1/2² a + 1/4² d ) 1/4² a = ¼ (² a + ² d )
Data hasil pengamatan (mis: panjang tongkol) disusun tanpa set Genotip Ulangan 1 Ulangan 2 G1 (m1f1) 25 26 28 G2 (m1f2) 23 25 26 G3 (m1f3) G4 (m1f4) G5 (m2f1). G400 (m100f4) Total Ulangan 3 Dst Total
Anova, misal panjang tongkol bentuk standar tanpa set SK db Blok r-1 Genotip fm-1 JK Jantan m-1 JK m Betina/Jantan (f-1)m JK JK f/m Galat (r-1)(fm-1) JK e Total rfm-1 JK t KT TKT KT m ² e + r² f/m + rf² m KT f/m ² e + r² f/m KT e ² e (= ² mfr) Nilai TKT (taksiran kuadrat tengah) adalah penduga dari nilai KT, sehingga besarnya TKT = KT dan besarnya ² dapat diduga
Dari tabel tersebut.. r ² f/m = KT f/m - KT e Dan ² m = KT m KT e (KT f/m KT e ) rf = KT m KT f/m = ¼² a rf Maka ² a = 4 (KT m KT f/m ) rf Sesuai dengan tujuan dilakukan rancangan persilangan adalah untuk menduga varian genetik, maka dari rancangan I telah didapatkan varian genetik aditif
Perhatikan Agar varian bernilai positip, maka secara teori KT m >KT f/m >KT e, namun hal ini kadang- kadang tidak tercapai. Cara mengatasi adalah dengan memperbesar persilangan lebih dari 100 persilangan Design I hanya tepat untuk menduga ² a saja, namun apabila diinginkan, ² d juga dapat diduga dari tabel anova tersebut Berdasarkan ² a yang diperoleh, dapat dikembangkan untuk menduga heritabilitas arti sempit