HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK RETARDASI MENTAL RINGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA C YAYASAN SOSIAL SETYA DARMA SURAKARTA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. lingkungannya, artinya membutuhkan lingkungan yang dapat memfasilitasi

BAB I LATAR BELAKANG. dari anak kebanyakan lainnya. Setiap anak yang lahir di dunia dilengkapi dengan

BAB I PENDAHULUAN. Anak retardasi mental memperlihatkan fungsi intelektual dan kemampuan

: UTARI RAHADIAN SETIYOWATI K

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan khusus termasuk anak yang mengalami hambatan dalam. dari wicara dan okupasi, tidak berkembang seperti anak normal

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak diharapkan tumbuh dan berkembang secara sehat, baik fisik,

BAB I PENDAHULUAN. (Activity Daily Living/ADL) (Effendi,2008). tidak lepas dari bimbingan dan perhatian yang diberikan oleh keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan sektor pendidikan mutlak dilakukan, karena secara

BAB I PENDAHULUAN. dikaruniai anak yang normal. Melihat anak anak balita tumbuh dan. akan merasa sedih. Salah satu gangguan pada masa kanak kanak yang

USAHA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF SISWA MELALUI SISTEM TUTORIAL DALAM PROSES PEMBELAJARAN MATEMATIKA

PENGARUH PENDEKATAN OPEN-ENDED TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DITINJAU DARI. MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER II DI MTsN TANON SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. dan perkembangan pada mental intelektual (mental retardasi) sejak bayi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. kehidupan seseorang, sakit dapat menyebabkan perubahan fisik, mental, dan

BAB I PENDAHULUAN. adanya perbedaan kondisi dengan kebanyakan anak lainnya. Mereka adalah yang

PENYESUAIAN DIRI DAN POLA ASUH ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK RETARDASI MENTAL

BAB I PENDAHULUAN. masa depan dan sanggup bersaing dengan bangsa lain. Dunia pendidikan di

BAB 1 PENDAHULUAN. perkembangan (sejak lahir atau sejak masa anak-anak). Terdapat perkembangan mental yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang berfungsi secara bermakna di bawah rata-rata (IQ kira-kira 70 atau lebih

HUBUNGAN ANTARA JARAK KELAHIRAN YANG DEKAT DENGAN TINGKAT PERKEMBANGAN ANAK USIA 1-3 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS ANDONG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata rata. Tuna

INOVASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENGGUNAAN MACROMEDIA FLASH

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang secara normal terutama anak, namun itu semua tidak didapatkan

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Matematika HANAFI A

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH ORANG TUA DENGAN KEMANDIRIAN ANAK USIA PRA-SEKOLAH DI TK AISYIYAH MENDUNGAN SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN LINGKUNGAN SOSIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI JURUSAN IPS SMA PGRI 2 KAYEN TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB 1 PENDAHULUAN. psikologis, sosial, dan spiritual (Hidayat, 2009). Sedangkan menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkembang secara normal. Orang tua pun akan merasa senang dan bahagia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kebahagiaan terbesar orang tua adalah adanya kehadiran anak. Anak yang tumbuh sehat merupakan harapan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan dalam pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STIMULASI DENGAN PERKEMBANGAN MOTORIK KASAR ANAK USIA 3-5 TAHUN DI BOYOLALI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. terencana melalui pendidikan. Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya sekolah-sekolah regular dimana siswa-siswanya adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KEMANDIRIAN ACTIVITY OF DAILY LIVING ANAK LOW VISION SEKOLAH DASAR KELAS IV DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang. tentang Hak-Hak Penyandang Disabilitas, cakupan dari disabilitas terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN MOTIVASI SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI METODE SCRAMBLE PADA POKOK BAHASAN BILANGAN BULAT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budaya belajar merupakan serangkaian kegiatan dalam

BAB I. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam. perkembangan individu yang berlangsung sepanjang hayat.

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi.

KONTRIBUSI KEMAMPUAN BERBAHASA INGGRIS, FASILITAS KELAS DAN IKLIM KELAS TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS BILLINGUAL DI SMP NEGERI 1 PACITAN

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan kemampuan anak didiknya. Aktivitas kegiatan seorang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa anak bukan hanya tanggung jawab orang tua, tetapi masyarakat bahkan juga

ARIS RAHMAD F

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE QUANTUM LEARNING PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1. Pendidikan Matematika. Disusun Oleh : ANGGIT WIBOWO A

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN INTERAKSI SOSIAL PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI SURAKARTA SKRIPSI

NIM. K BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari

BAB1 PENDAHULUAN. Setiap individu merupakan manusia sosial, sehingga setiap individu dituntut

BAB I PENDAHULUAN. (PP No. 72 Tahun 1991). Klasifikasi yang digunakan di Indonesia saat ini dengan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT DEPRESI DENGAN KEMANDIRIAN DALAM ACTIVITY of DAILY LIVING (ADL) PADA PASIEN DIABETES MELLITUS DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. kurang dalam perilaku adaptif dan memiliki intelektual di bawah rata-rata. yang muncul dalam masa perkembangan (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. yang lain untuk dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, baik kebutuhan secara

PERBEDAAN KECEMASAN PADA MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UMS YANG TINGGAL DI PONDOKAN DENGAN MAHASISWA YANG TINGGAL BERSAMA ORANG TUA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan bagi bangsa. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dalam segi

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. afektif, maupun psikomotorik. Kenyataannya pendidikan yang dilakukan pada

BAB I PENDAHULUAN. taraf kelainannya. American Association On Mental Deliciency (AAMD) dalam

GAMBARAN TINGKAT IQ TERHADAP KEMAJUAN TERAPI ANAK AUTISME DI SLB BIMA KOTA PADANG TAHUN 2011 OLEH NOVERY HARIZAL BP

BAB I PENDAHULUAN. yang penting yang harus dialami oleh setiap manusia, mulai dari Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Tubuh manusia mengalami berbagai perubahan dari waktu kewaktu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tita Nurhayati, 2013

HUBUNGAN ANTARA SUASANA KELUARGA DENGAN MINAT BELAJAR PADA REMAJA AWAL

PEMBINAAN DISIPLIN ANAK TUNA GRAHITA DI SEKOLAH. (Studi Kasus di SLB Pelita Bangsa Kesamben Jombang) SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP INTERAKSI SOSIAL PADA PENDERITA EPILEPSI DI KECAMATAN MANYARAN DAN KECAMATAN JATIPURNO KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. itu bisa didapatkan dan dilakukan dimana saja, bisa di lingkungan sekolah, Dengan pendidikan kehidupan manusia menjadi terarah.

BAB 1 PENDAHULUAN. anak mencapai tujuan yang diinginkan. Penerapan pola asuh yang tepat

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia dan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. adalah lingkungan pertama yang dimiliki seorang anak untuk mendapatkan pengasuhan,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Bahasa digunakan manusia sebagai sarana komunikasi di dalam

Anak adalah dambaan setiap pasangan, dimana setiap pasangan selalu. menginginkan anak mereka tumbuh dengan sehat dan normal baik secara fisik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau. perubahan-perubahan dalam diri seseorang. Untuk mengetahui sampai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh bagaimana kebiasaan belajar peserta didik. Segala bentuk

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN MELALUI PENDEKATAN PEMBELAJARAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR NONFORMAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X

BAB I PENDAHULUAN. wanita mengalami menopause. Namun tidak seperti menopause pada

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari tiga ciri utama yaitu derajat kesehatan, pendidikan dan. bertumbuh dan berkembang (Narendra, 2005).

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Pendidikan merupakan usaha. sadar dan terencana untuk mewujudkan susasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan kesempurnaan yang diinginkan karena adanya keterbatasan fisik

BAB I PENDAHULUAN. belajarnya. Segala bentuk kebiasaan yang terjadi pada proses belajar harus. terhadap kemajuan dalam bidang pendidikan mendatang.

PENGARUH AKTIVITAS SISWA DALAM MENGIKUTI KEGIATAN EKSTRA KURIKULER DAN KEDISIPLINAN MENGIKUTI KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR TERHADAP KEMANDIRIAN BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan fisik, sosial, psikologis, dan spiritual anak.

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya masyarakat menilai mutu pendidikan dari hasil belajar

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Manusia merupakan mahluk individu karena secara kodrat manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. Anak merupakan masa depan bangsa dan aset negara yang perlu mendapat

BAB I PENDAHULUAN. kepada para orang tua yang telah memasuki jenjang pernikahan. Anak juga

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter yang akan ditunjukkan oleh anak-anaknya. Orang tua yang menjadi

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA DUKUNGAN KELUARGA DENGAN PRESTASI BELAJAR ANAK RETARDASI MENTAL RINGAN DI SEKOLAH LUAR BIASA C YAYASAN SOSIAL SETYA DARMA SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun Oleh: DEWI MAYASARI J 210 050 030 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan suatu bangsa sangat erat kaitannya dengan dunia pendidikan. Untuk itu pendidikan suatu bangsa harus diutamakan agar tercipta kualitas sumber daya manusia yang diperlukan dalam pendidikan. Pendidikan erat kaitannya dengan proses belajar, dimana proses belajar dimulai sejak seseorang dilahirkan hingga akhir hayatnya. Anak merupakan generasi penerus dari sebuah negara. Pertumbuhan anak yang sempurna dalam lingkungan yang sehat adalah penting untuk mencapai generasi yang sehat dan bangsa yang kuat. Setiap anak adalah individu yang unik, karena faktor bawaan dan lingkungan yang berbeda, maka pertumbuhan dan pencapaian kemampuan perkembangannya juga berbeda, tetapi akan menuruti patokan umum. Diperlukan kriteria sampai seberapa jauh keunikan seorang anak tersebut, apakah masih dalam batas-batas normal atau tidak (Soetjiningsih, 1998). Salah satu kelainan yang sering diderita pada anak adalah retardasi mental. Retardasi mental adalah suatu keadaan dimana fungsi intelektual umum di bawah rata-rata disertai dengan ketidakmampuan beradaptasi terhadap tuntutan lingkungan, yang muncul selama masa pertumbuhan atau di bawah umur 18 tahun (Supratiknya, 2003). 1

2 Prevalensi retardasi mental sekitar 1 % dalam satu populasi. Di Indonesia 1-3 % penduduknya menderita kelainan ini. Insidennya sulit diketahui karena retardasi mental kadang-kadang tidak dikenali sampai anakanak usia pertengahan dimana retardasinya masih dalam taraf ringan (Jevuska, 2007). Penderita retardasi mental akan menimbulkan masalah bagi masyarakat, keluarga maupun pada individu penyandangnya, terutama retardasi mental berat dan sangat berat. Retardasi mental berat dan retardasi mental sangat berat bagi masyarakat merupakan masalah karena penyandang retardasi mental tidak dapat melaksanakan tugasnya sebagai anggota masyarakat sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang ada. Tetapi pada retardasi mental ringan dapat mengembangkan kecakapan sosial dan komunikatif atau dikatakan kelompok retardasi dapat dididik (educable). Retardasi mental juga menjadi masalah bagi keluarga karena merupakan beban bagi keluarga baik mental maupun material. Bagi individu penyandangnya sendiri keberadaan dalam masyarakat tidak jarang menimbulkan ejekan, hinaan dari orang-orang di sekitar yang akan mengakibatkan timbulnya rasa sedih, tidak aman, minder, dan frustasi. Keluarga merupakan lingkungan yang paling dekat dengan anak, tempat anak pertama kali berinteraksi dengan orang lain. Salah satu fungsi keluarga adalah fungsi pendidikan. Dalam hal ini tugas keluarga adalah mendidik anak dan menyekolahkan anak untuk mempersiapkan kedewasaan dan masa depan anak bila kelak dewasa nanti. Sebaik-baiknya program

3 sekolah yang direncanakan untuk anak retardasi mental, jika tidak didukung oleh tindakan dan sikap orang tua/keluarga secara kondusif dan edukatif barang kali tidak ada artinya. Dukungan keluarga memiliki sumbangan terbesar dalam rangka membantu anak retardasi mental mencapai penyesuaian yang akurat (Efendi, 2006). Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan dengan Kepala Sekolah Luar Biasa C Yayasan Sosial Setya Dharma Surakarta, dukungan keluarga terhadap anak retardasi mental ringan yang disekolahkan di SLB C YSSD Surakarta masih kurang. Orang tua jarang yang mau hadir dalam pertemuanpertemuan dengan sekolah (yang hadir hanya sekitar 50%). Ada anak yang tidak masuk sekolah, hanya dirumah dan melihat televisi dan ada juga anak yang dari rumah meminta ijin untuk sekolah tapi anak tersebut tidak sampai di sekolah. Untuk mengetahui keberhasilan SLB membina anak retardasi mental ringan salah satunya dengan menetapkan prestasi belajar anak retardasi mental ringan. Prestasi belajar adalah penguasaan pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan untuk mata pelajaran, biasanya ditunjukkan dengan nilai test yang diberikan oleh guru. Prestasi belajar seorang anak dapat mencerminkan kecerdasan serta perkembangan kognitifnya. Menurut Sutarno, S.Pd selaku kepala sekolah SLB C YSSD Surakarta mengungkapkan bahwa prestasi belajar anak retardasi mental ringan, dari seluruh siswa biasa- biasa saja, dalam artian tidak mengalami peningkatan atau penurunan yang berarti, hal ini

4 dibuktikan dengan adanya rata-rata nilai dari siswa tidak terjadi perubahan prestasi belajar. Berdasarkan wawancara dengan 25% orang tua siswa, didapatkan hasil bahwa 90% orang tua mengatakan bahwa selalu memberikan motivasi dan dukungan kepada anaknya dengan harapan prestasi anak dapat meningkat. Tetapi dari hasil ini peneliti mencoba melakukan crosscek terhadap indeks prestasi yang diperoleh anaknya, dan didapatkan hasil bahwa terdapat kesenjangan yakni cenderung tidak terjadi peningkatan prestasi belajar. Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar seorang anak adalah faktor intern dan faktor ekstern. Faktor intern atau endogen adalah semua faktor yang ada dalam diri anak, sedang faktor ektern atau eksogen adalah semua faktor yang berada di luar diri anak, salah satunya adalah faktor keluarga. Berdasarkan wawancara yang diperoleh dari kepala sekolah, orang tua murid dan faktor yang mempengaruhi prestasi belajar, maka perlu diteliti apakah ada hubungan antara dukungan keluarga dengan prestasi belajar anak retardasi mental ringan di SLB C YSSD Surakarta. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas dapat dirumuskan permasalahan penelitian yaitu Apakah ada hubungan antara dukungan keluarga dengan prestasi belajar anak retardasi mental ringan di SLB C YSSD Surakarta?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum :

5 Untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan prestasi belajar anak retardasi mental ringan di SLB C YSSD Surakarta. 2. Tujuan Khusus a. Untuk mengetahui dukungan keluarga terhadap anak retardasi mental ringan di SLB C YSSD Surakarta. b. Untuk mengetahui prestasi belajar anak retardasi mental ringan di SLB C YSSD Surakarta. c. Untuk mengetahui hubungan antara dukungan keluarga dengan prestasi belajar anak retardasi mental ringan di SLB C YSSD Surakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Bagi dunia keperawatan, khususnya perawatan anak dapat menambah khasanah pengetahuan tentang dukungan keluarga terhadap anak retardasi mental ringan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Peneliti Melatih kemampuan untuk melakukan penelitian di bidang keperawatan anak. b. Bagi SLB Dapat sebagai bahan pertimbangan dalam pengelolaan pendidikan anak retardasi mental ringan.

6 c. Bagi Orang Tua Memberikan materi dasar bagi keluarga untuk memberikan dukungan kepada anaknya. d. Bagi Profesi Keperawatan Memberi gambaran tentang faktor-faktor yang dapat mendukung prestasi belajar anak retardasi mental sehingga perawat bisa memberikan masukan pada orang tua dalam memberikan dukungan. E. Keaslian Penelitian Sepengetahuan penulis belum ada penelitian tentang hubungan dukungan keluarga terhadap prestasi belajar anak retardasi mental ringan, baik dari lingkup kesehatan, pendidikan, dan psikologi. Penelitian mengenai prestasi belajar dan dukungan keluarga yang pernah diteliti adalah : 1. Penelitian yang hampir serupa yang pernah dilakukan yaitu : Suraji (2006) pernah meneliti tentang hubungan antara kepercayaan diri dan dukungan keluarga terhadap interaksi sosial pada remaja tuna rungu. Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sample purposive non random sampling. Dari hasil penelitian didapatkan ada hubungan yang signifikan antara kepercayaan diri dan dukungan keluarga dengan interaksi sosial pada remaja tuna rungu. Perbedaan dengan peneliti adalah variabel terikat yaitu anak retardasi mental ringan serta tempat penelitian yang dilakukan.

7 2. Penelitian yang dilakukan oleh Nuzuli (2006) yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh kemampuan dasar dan minat belajar siswa terhadap prestasi belajar Matematika (pada siswa kelas III MI Hidayatul Mustafidin Kudus tahun 2005/2006). Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan dasar siswa akan mempengaruhi pencapaian prestasi belajar matematika siswa. Perbedaan dengan peneliti adalah tempat penelitian, variabel bebas dan variabel terikat.