Gambar 1.1. Struktur turunan oksazolidin. N-[3-{N-(3-klorofenil)-4-(3- f lorofenil)piperasin]-1-karbotioamido}- 2-oksooksazolidin-5-il)metil]asetamida

dokumen-dokumen yang mirip
N O F N O. R = Cl Gambar 1.2. Rumus struktur N((3-(4-(4-piperasin-1-il)-3- florofenil)-2-oksooksazolidin-5-il)metil)asetamid.

PENDAHULUAN. Uji nyata yang digunakan dalam menggunakan dan mengendalikan suatu reaksi

dari sifat lipofilik, elektronik, dan sterik. Sifat lipofilik mempengaruhi kemampuan senyawa menembus membran biologis yang dipengaruhi oleh sifat

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

memodifikasi struktur senyawa obat dengan penambahan gugus yang bertujuan untuk mengetahui seberapa besar sumbangan gugus tersebut dalam meningkatkan

hipnotik yang sering digunakan adalah golongan ureida asiklik, misalnya bromisovalum tetapi pada penggunaan jangka panjang tidak dianjurkan karena

telah teruji berefek pada sistem saraf pusat juga. Selain efek tersebut, senyawa benzoiltiourea juga mempunyai aktivitas biologis lainnya seperti

kamar, dan didapat persentase hasil sebesar 52,2%. Metode pemanasan bisa dilakukan dengan metode konvensional, yaitu cara refluks dan metode

BAB I PENDAHULUAN. semi sintetik yang diperoleh dari suatu bahan alam atau secara biologis yang dapat

(Houglum et al, 2005). Fenomena inflamasi ini meliputi kerusakan mikrovaskular, meningkatnya permeabilitas kapiler dan migrasi leukosit ke jaringan

Sifat lipofilik mempengaruhi kemampuan senyawa tersebut menembus membran sel dan fase farmakodinamik obat, sifat elektronik mempengaruhi proses

PENGARUH POSISI SUBSTITUEN KLORO PADA TURUNAN N

LAMPIRAN A SKEMA KERJA PEMBUATAN SUSPENSI BAKTERI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dalam penelitian ini, akan diuji aktivitas antiinflamasi senyawa turunan benzoiltiourea sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Ahli kimia organik sering melakukan sintesis senyawa dalam laboratorium. Sintesis

),parakor (P), tetapan sterik Es Taft, tetapan sterik U Charton dan tetapan sterimol Verloop (Siswandono & Susilowati, 2000). Dalam proses perubahan

Analisis Hayati KEPEKAAN TERHADAP ANTIBIOTIKA. Oleh : Dr. Harmita

parakor (P), tetapan sterik Es Taft, tetapan sterik U Charton dan tetapan sterimol Verloop (Siswandono & Susilowati, 2000). Dalam proses perubahan

pertumbuhan dengan Escherichia coli dan Staphylococcus aureus yang tampak pada Rf = 0, 67 dengan konsentrasi mulai 3% untuk Escherichia coli dan 2%

BAB I PENDAHULUAN. Propolis adalah campuran dari sejumlah lilin lebah dan resin yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

minyak mimba pada konsentrasi 32% untuk bakteri Staphylococcus aureus dan Escherichia coli, 16% untuk bakteri Salmonella typhi dan 12,5% terhadap

BAB 1 : PENDAHULUAN. jeruk nipis (Citrus aurantifolia Swingle) memiliki aktivitas antibakteri dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 5 SIMPULAN DAN ALUR PENELITIAN SELANJUTNYA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Gambar 1.1. Struktur molekul asam salisilat dan turunannya (Gringauz, 1997 ). O C OH CH 3

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN. lumut. Tumbuhan lumut merupakan sekelompok tumbuhan non vascular yang

N N. Gambar 1.1. Struktur molekul piroksikam dan O-(3,4- diklorobenzoil)piroksikam.

I. PENDAHULUAN. diramu sendiri dan memiliki efek samping merugikan yang lebih kecil

BAB I PENDAHULUAN. melanda peradaban manusia selama berabad-abad (Pelczar dan Chan, 2007).

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Bahan-bahan dari alam tersebut dapat berupa komponen-komponen biotik seperti

Hasil penelitian sebelumnya diketahui bahwa minyak atsiri dari daun cengkeh yang diperoleh dengan destilasi alat Stahl mempunyai aktivitas terhadap

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

AKTIVITAS ANTIBAKTERI DAN ANTIOKSIDAN EKSTRAK KULIT BUAH LANGSAT (Lansium domesticum var. langsat)

BAB I PENDAHULUAN. rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran. Rasa nyeri dalam kebanyakan hal hanya

dapat dimanfaatkan sebagai obat berbagai macam penyakit. Beberapa yang dilakukan untuk menemukan senyawa-senyawa bioaktif yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hampir 700 spesies bakteri dapat ditemukan pada rongga mulut. Tiap-tiap

BAB I. A. Latar Belakang Masalah. baik bagi masyarakat yang tinggal di perkotaan maupun pedesaan. Tanaman obat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

dan jarang ditemukan di Indonesia (RISTEK, 2007).

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

banyak senyawa-senyawa obat yang diproduksi melalui jalur sintesis dan dapat digunakan dalam berbagai macam penyakit. Sintesis yang dilakukan mulai

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit infeksi merupakan salah satu masalah dalam bidang kesehatan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. jika menembus permukaan kulit ke aliran darah (Otto, 2009). S. epidermidis

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dunia setelah Brazil (Hitipeuw, 2011), Indonesia dikenal memiliki tanaman-tanaman

BAB 5 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kondisi alam tropis Indonesia sangat menunjang pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. dari saluran napas bagian atas manusia sekitar 5-40% (Abdat,2010).

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

atsiri yang dihasilkan adalah minyak daun cengkeh. Tanaman cengkeh (Eugenia caryophyllata) dapat digunakan untuk menghasilkan minyak cengkeh (clove

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

turunan oksikam adalah piroksikam (Siswandono dan Soekardjo, 2000). Piroksikam mempunyai aktivitas analgesik, antirematik dan antiradang kuat.

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan obat-obatan tradisional khususnya tumbuh-tumbuhan untuk

PENGARUH JUMLAH DAN POSISI SUBSTITUEN KLORO PADA ANILIN TERHADAP SINTESIS TURUNAN N-FENIL-N -2-KLOROBENZOILTIOUREA DENGAN METODE GELOMBANG MIKRO

Piroksikam merupakan salah satu derivat oksikam, dan merupakan obat anti inflamasi non steroid (AINS) yang berkhasiat sebagai antiinflamasi,

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. Mencapai derajat sarjana S-1. Diajukan Oleh : Afini Rahmawati J Kepada : FAKULTAS KEDOKTERAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama perawatan saluran akar ialah menghilangkan bakteri yang invasi

LAMPIRAN A PERHITUNGAN PEMBUATAN LARUTAN SEDIAAN UJI DAN VOLUME PENYUNTIKANNYA

YENY KURNIAWATI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu survey yang dilakukan oleh World Heatlh. Organization (WHO) dilaporkan bahwa lebih dari 80%

Gambar 1.2. Struktur molekul Asam O-(4-klorobenzoil) Salisilat (Rendy,2006)

kultur murni 5 ml SDA miring, (+) 5 ml SDB suspensi Aspergillus niger inkubasi suhu kamar steril Aspergillus niger pada cawan petri selama 4 hari

I. PENDAHULUAN. maupun tujuan lain atau yang dikenal dengan istilah back to nature. Bahan

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hasil riset kesehatan dasar tahun 2013 menunjukkan sebanyak 25,9 persen

BAB VI PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Untuk mengetahui efek pemberian ekstrak mengkudu terhadap daya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

menghilangkan kesadaran. Berdasarkan kerja farmakologinya, analgesik dibagi dalam dua kelompok besar yaitu analgesik narkotik dan analgesik non

I. PENDAHULUAN. endemik di Indonesia (Indriani dan Suminarsih, 1997). Tumbuhan-tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 2008). Tanaman ini sudah banyak dibudidayakan di berbagai negara dan di

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan negara yang memiliki ribuan jenis tumbuhan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 100 genus Actinomycetes hidup di dalam tanah. tempat-tempat ekstrim seperti daerah bekas letusan gunung berapi.

BAB 1 PENDAHULUAN. iskemik jaringan pulpa yang disertai dengan infeksi. Infeksi tersebut

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. oleh berbagai spesies mikroorganisme, yang dalam konsentrasi rendah. mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme lainnya.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit yang disebabkan oleh mikroorganisme di Indonesia masih mengkhawatirkan kehidupan masyarakat.

2016 BIOREMEDIASI LOGAM KROMIUM (VI) PADA LIMBAH MODEL PENYAMAKAN KULIT MENGGUNAKAN BAKTERI PSEUDOMONAS AERUGINOSA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENDAHULUAN. semakin meningkat. Untuk memenuhi kebutuhan dilakukan pengembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. cetak dapat melunak dengan pemanasan dan memadat dengan pendinginan karena

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari lautan yang menghasilkan berbagai macam hasil perikanan yang terus

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara yang kaya dengan tumbuhan berkhasiat, sehingga banyak dimanfaatkan dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, dunia pengobatan saat ini semakin

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

menghasilkan minyak atsiri adalah bunga cengkeh yang mengandung eugenol (80-90%), eugenol asetat (2-27%), β- kariofilen (5-12%), metil salisilat,

HASIL DA PEMBAHASA. Kadar Air

Transkripsi:

BAB I PEDAULUA Perkembangan obat baru memiliki manfaat yang sangat besar dalam bidang kesehatan, apalagi dengan semakin berkembangnya penyakitpenyakit ditengah masyarakat saat ini. umber-sumber penyakit dapat berasal dari bakteri, virus, cacing atau parasit serta mikroorganisme lain yang bersifat patogen. Istilah obat tidak hanya meliputi senyawa yang digunakan untuk pengobatan penyakit dan bahan diagnostik saja, tetapi meliputi semua senyawa kimia yang dapat mempengaruhi atau menimbulkan efek pada sistem biologis (iswandono & oekardjo, 2000). bat dapat dibuat secara sintetik melalui modifikasi struktur kimianya, yang bertujuan untuk mendapatkan senyawa baru dengan aktivitas yang lebih tinggi dan mengurangi efek toksik. Beberapa senyawa obat hasil sintesis tersebut mempunyai kemampuan untuk menghambat aktivitas mikroorganisme tertentu. Perkembangan senyawa obat didasarkan pada hubungan struktur aktivitas. Perubahan struktur kimia mempengaruhi sifat kimia fisika senyawa dan aktivitas biologisnya. ifat-sifat kimia fisika tersebut terdiri dari sifat lipofilik, elektronik, dan sterik. ifat lipofilik mempengaruhi kemampuan senyawa menembus membran biologis yang dipengaruhi oleh sifat kelarutan obat dalam lemak atau air. ifat elektronik disamping berperan mempengaruhi proses penembusan membran biologis juga berperan pada proses interaksi obat-reseptor, sedangkan sifat sterik menentukan keserasian interaksi senyawa dengan reseptor. Peningkatan sifat lipofilik dapat dilakukan dengan memasukkan gugus atau substituen nonpolar, sedangkan peningkatan sifat elektronik dapat dilakukan dengan 1

2 memasukkan substituen yang bersifat elektronegatif, seperti halogen kedalam cincin aromatis (iswandono & oekardjo, 2000). Modifikasi molekul pada senyawa tersebut dilakukan dengan memasukkan gugusgugus yang mempunyai sifat lipofilik (π), elektronik (σ) dan sterik tertentu, pada posisi yang tertentu struktur senyawa penuntun, dengan ramalan akan menghasilkan senyawa yang memberikan aktivitas lebih tinggi, sama atau lebih rendah dibanding aktivitas senyawa penuntun (iswandono & oekardjo, 2000). Pada beberapa sintesis turunan tiourea telah dilakukan uji aktivitas biologisnya, salah satunya yaitu aktivitas sebagai antibakteri. enyawa turunan tiourea di bawah ini menghasilkan aktivitas antimikroba terhadap taphylococcus aureus, taphylococcus epidermidis, taphylococcus haemolyticus, taphylococcus saprophyticus, Enterococcus faecalis, Enterococcus faecium terutama dengan penambahan pada posisi meta (3) Kadar ambat Minimum (KM) yang diperoleh 4 µg/ml, sedangkan penambahan pada posisi para (4) menghasilkan KM sebesar 8 µg/ml, sehingga dapat dikatakan bahwa aktivitas antimikroba dengan adanya gugus pada posisi meta lebih baik bila dibandingkan posisi para. (Aaramadaka et al., 2006). Kedua senyawa tersebut ditunjukkan pada gambar dibawah ini: F CC 3 F CC 3 -[3-{-(3-klorofenil)-4-(3- f lorofenil)piperasin]-1-karbotioamido}- 2-oksooksazolidin-5-il)metil]asetamida -[3-{-(4-klorofenil)-4-(3- florofenil)piperasin]-1-karbotioamido}-2- oksooksazolidin-5-il)metil]asetamida Gambar 1.1. truktur turunan oksazolidin.

3 Penelitian lain yang telah dilakukan yaitu hasil sintesis dari -aril- -(3-kloro-2-benzo[b]tenoil)tiourea, telah diuji aktivitas antimikrobanya dengan metode difusi dimana daerah hambatan pertumbuhan bakteri yang terjadi kemudian diukur. Beberapa bakteri yang dihambat antara lain Bacillus megaterium, Proteus vulgaris, Escherichia coli, taphylococcus aureus, dan fungi Aspergillus niger pada konsentrasi 40 µg/ml (Kachhadia et al., 2004). R R C 6 5 3--C 6 4 4--C 6 4 Keterangan: R = aril Gambar 1.2. truktur -aril-'-(3-kloro-2-benzo[b]tenoil)tiourea. Alasan penelitian ini juga didasarkan pada penelitian terdahulu yang telah dilakukan oleh itumorang (2008) dan Utoyo (2008). Pada penelitian yang dilakukan oleh Utoyo (2008), senyawa -benzoil- -feniltiourea, - (4-metilbenzoil)- -feniltiourea, -(4-klorobenzoil)- -feniltiourea, - benzoil- -(4-metilfenil)tiourea dan -(4-klorobenzoil)- -(4- metilfenil)tiourea tersebut diuji daya antibakterinya terhadap Pseudomonas aeruginosa dan Bacillus subtilis dengan metode dilusi cair pada konsentrasi 10 ppm - 100 ppm. asilnya menunjukkan bahwa semua senyawa uji tersebut tidak mengasilkan KM, namun senyawa dengan penambahan substituen kloro yaitu senyawa -(4-klorobenzoil)- -feniltiourea menyebabkan pencegahan pertumbuhan optimum bakteri Pseudomonas aeruginosa mulai pada konsentrasi 40 ppm sampai 100 ppm, sedangkan Bacillus subtilis mulai pada konsentrasi 60 ppm sampai 100 ppm. Untuk senyawa -(4-klorobenzoil)- -(4-metilfenil)tiourea terjadi pencegahan

4 pertumbuhan optimum bakteri Pseudomonas aeruginosa mulai pada konsentrasi 60 ppm sampai 100 ppm, sedangkan Bacillus subtilis mulai pada konsentrasi 30 ppm sampai 100 ppm. Pada penelitian yang telah dilakukan oleh itumorang (2008), menunjukkan bahwa kelima senyawa uji tersebut tidak menghasilkan Kadar ambat Minimum (KM) tetapi dapat mencegah pertumbuhan optimum Aspergillus niger dan Candida albicans dengan metode dilusi padat. Dari hasil tersebut adanya substituen kloro maupun substituen metil dapat memperbesar pencegahan pertumbuhan optimum Aspergillus niger maupun Candida albicans. Dari kedua substituen tersebut, yang lebih besar mencegah pertumbuhan optimum fungi tersebut adalah senyawa dengan penambahan substituen kloro, dimana - (4-klorobenzoil)- -feniltiourea dapat mencegah pertumbuhan optimum Aspergillus niger pada konsentrasi 300 ppm dan Candida albicans pada konsentrasi 150 ppm. Penelitian tersebut menunjukkan bahwa penambahan substituen kloro mempengaruhi aktivitas senyawa sebagai antibakteri dan antifungi, maka pada penelitian ini, senyawa -fenil- -benzoiltiourea (senyawa penuntun), -fenil- -(3-klorobenzoil)tiourea, -fenil- -(4- klorobenzoil)tiourea, dan -fenil- -(3,4-diklorobenzoil)tiourea dengan penambahan kloro pada beberapa posisi akan diuji aktivitas penghambatannya terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Bacillus subtilis.

5 -fenil-'-benzoiltiourea (obrina, 2006) -fenil-'-(4-klorobenzoil)tiourea (obrina, 2006) -fenil-'-(3-klorobenzoil)tiourea (Wicaksono, 2007) Gambar 1.3. -fenil-'-(3,4-diklorobenzoil)tiourea (Wicaksono, 2009) truktur turunan -fenil- -benzoiltiourea. Dasar modifikasi yang digunakan adalah modifikasi struktur pada cincin aromatik, dimana senyawa -fenil- -benzoiltiourea disubstitusikan dengan gugus kloro (). Pengujian senyawa-senyawa tersebut menggunakan bakteri uji yaitu Pseudomonas aeruginosa dan Bacillus subtilis, dimana Pseudomonas aeruginosa mewakili bakteri Gram negatif, selain itu merupakan bakteri paling resisten terhadap antibiotika maupun desinfektan, sedangkan Bacillus subtilis mewakili bakteri Gram positif, merupakan bakteri penghasil endospora dan penyebab penyakit infeksi paru-paru dan juga diketahui bahwa endospora sulit ditembus oleh antibiotik (Jawetz et al., 2001). Penentuan daya antibakteri dilakukan dengan menggunakan metode difusi cakram dan metode dilusi padat terhadap bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Bacillus subtilis. Prinsip dari metode difusi cakram adalah menghambat pertumbuhan bakteri dalam biakan lempengan berdasarkan kemampuan suatu zat antibakteri untuk berdifusi ke dalam biakan lempengan tersebut. Daerah yang tidak memperlihatkan adanya pertumbuhan bakteri disekitar cakram disebut Daerah ambatan

6 Pertumbuhan (DP). Prinsip dari metode dilusi padat yaitu penghambatan pertumbuhan bakteri dalam media padat oleh suatu antimikroba yang dicampur ke dalam media tersebut. Konsentrasi terendah dari zat antibakteri yang menghambat pertumbuhan bakteri uji dinyatakan sebagai Kadar ambat Minimum (KM) (ugo & Russel, 1987). Berdasarkan latar belakang diatas, maka permasalahan penelitian ini yaitu: 1. Apakah senyawa -fenil- -benzoiltiourea, -fenil- -(3- klorobenzoil)tiourea, -fenil- -(4-klorobenzoil)tiourea, -fenil- - (3,4-diklorobenzoil)tiourea terhadap Pseudomonas aeruginosa? 2. Apakah senyawa -fenil- -benzoiltiourea, -fenil- -(3- klorobenzoil)tiourea, -fenil- -(4-klorobenzoil)tiourea, -fenil- - (3,4-diklorobenzoil)tiourea terhadap terhadap Bacillus subtilis? 3. Apakah pengaruh posisi substituen kloro pada senyawa -fenil- - benzoiltiourea, -fenil- -(3-klorobenzoil)tiourea, -fenil- -(4- klorobenzoil)tiourea, -fenil- -(3,4-diklorobenzoil)tiourea terhadap terhadap aktivitas antibakteri dengan Pseudomonas aeruginosa dan Bacillus subtilis? Tujuan penelitian ini adalah untuk menentukan daya antibakteri senyawa -fenil- -benzoiltiourea, -fenil- -(3-klorobenzoil)tiourea, - fenil- -(4-klorobenzoil)tiourea, -fenil- -(3,4-diklorobenzoil)tiourea terhadap Pseudomonas aeruginosa dan Bacillus subtilis, serta untuk mengetahui pengaruh posisi substituen kloro pada senyawa -fenil- - benzoiltiourea, -fenil- -(3-klorobenzoil)tiourea, -fenil- -(4- klorobenzoil)tiourea, -fenil- -(3,4-diklorobenzoil)tiourea terhadap aktivitas penghambatan bakteri Pseudomonas aeruginosa dan Bacillus subtilis.

7 Dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi ilmiah mengenai senyawa -fenil- -benzoiltiourea dan turunannya yaitu -fenil- -(3-klorobenzoil)tiourea, -fenil- -(4- klorobenzoil)tiourea, -fenil- -(3,4-diklorobenzoil)tiourea dalam aktivitas penghambatan bakteri, sehingga berguna dalam pengembangan ilmu pengetahuan, khususnya dibidang farmasi.