2015 KOLOKASI LEKSIKON PADA RANAH PEMILU: KAJIAN SEMANTIK LEKSIKAL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang bersifat dinamis, arbitrer,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap masyarakat pemakai bahasa memiliki kesepakatan bersama mengenai

BAB I PENDAHULUAN. untuk saling memahami maksud atau keinginan seseorang.

TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADUAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM WALIKOTA DAN WAKIL WALIKOTA TANGERANG TAHUN 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2013 TENTANG

Menimbang : a. Mengingat : 1.

TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR RIAU TAHUN 2013

TAHAPAN PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR SUMATERA UTARA TAHUN 2013

Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 42 Tahun 2002 tentang Pedoman Pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Negara;

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM,

SALINAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TUBAN. NOMOR : 10/Kpts/KPU Kab /2010 TENTANG

c. bahwa berdasarkan ketentuan BAB VII Pemungutan dan Penghitungan Suara Pasal 84, Pasal 85, Pasal 86 dan Pasal 87 Peraturan Pemerintah Nomor 6 Tahun

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2014

TAHAPAN PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN TUBAN TAHUN 2011 PUTARAN PERTAMA JADWAL

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTA

IDIOM POLITIK PADA WACANA BERITA HARIAN UMUM SOLOPOS EDISI MARET APRIL 2009

TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI GORONTALO NOMOR : 01/Kpts/Pilgub/KPU-Prov-027/2011

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BATANG. KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BATANG NOMOR: 15/Kpts/KPU-Kab /2011 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 01 TAHUN 2007 TENTANG PEDOMAN TATA CARA PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kekuasaan. Bahasa-bahasa para politisi tersebut yang. pesan yang disampaikan dapat sampai pada sasaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di kota bandung

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANGKA. NOMOR : 01/Kpts/KPU-KAB /2012 TENTANG

TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR JAWA BARAT TAHUN 2013

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR : 32 TAHUN 2009 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI MALUKU UTARA KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI MALUKU UTARA. NOMOR: 22/Kpts/KPU Prov-029/TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG

TAHAPAN, PROGRAM DAN JADUAL PEMILIHAN UMUM GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PROVINSI DKI JAKARTA TAHUN 2012

-2- dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 01 Tahun 2010;

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 52 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang

TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN GORONTALO UTARA TAHUN 2013 (PUTARAN PERTAMA)

BAB III METODE PENELITIAN

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TIMUR. NOMOR : 16/Kpts/KPU-Prov-014/2013 TENTANG

KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KOTA PANGKALPINANG. NOMOR : 17/Kpts/KPU-Kota /2013 TENTANG

-2- dengan Peraturan Komisi Pemilihan Umum Nomor 01 Tahun 2010;

Lampiran: Keputusan Komisi Pemilihan Umum Provinsi Sulawesi selatan Nomor : 01/Pilgub/Kpts-KPU-Prov-025/VI/2012 Tanggal : 19 Juni 2012

PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG PEMILIHAN GUBERNUR, BUPATI, DAN WALIKOTA

RANCANGAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA DRAFT KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tiara Ayudia Virgiawati, 2014

PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM NOMOR 10 T AHUN 2009 TENTANG

BAWASLU. Pemungutan Suara. Perlengkapan. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Pengawasan. Pencabutan.

TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI PEKALONGAN TAHUN 2011

-2- BAB I KETENTUAN UMUM

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA BARAT

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. Dalam BAB I, peneliti memaparkan hal-hal yang melatarbelakangi penelitian, uraian masalah, tujuan dan manfaat dari penelitian ini.

5. Ketentuan sebagaimana dimaksud pada angka 1, angka 2, angka 3 dan angka 4 berlaku 1 (satu) bulan setelah Peraturan ini diundangkan. c.

BAB 3 ANALISIS SISTEM BERJALAN

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KARANGANYAR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2007 TENTANG PENYELENGGARA PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. 1. Untuk menghimpun seluruh program dan kegiatan yang dilakukan oleh Komisi

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN BANDUNG. NOMOR: 79/Kpts/KPU-Kab /2015

TAHAPAN PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILU BUPATI DAN WAKIL BUPATI PURWOREJO TAHUN 2010 KETERANGAN. 02 Desember Desember 2010

BAB II BAGAIMANA BISA MENJADI PEMILIH

TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN GIANYAR TAHUN 2012

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG

TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL WAKTU PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI GARUT TAHUN 2008

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014

TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN BIMA TAHUN 2010

TAHAPAN, PROGRAM DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILU KEPALA DAERAH DAN WAKIL KEPALA DAERAH KABUPATEN BIMA TAHUN 2010

2 159 ayat (1) Undang-Undang Nomor 42 Tahun 2008 tidak mempunyai kekuatan hukum mengikat, sepanjang tidak dimaknai tidak berlaku untuk pasangan calon

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

KOMISI PEMILIHAN UMUM PROVINSI JAWA TENGAH

No.852, 2014 BAWASLU. Pemilihan Umum. Presiden dan Wakil Presiden. Perolehan Suara. Rekapitulasi. Pengawasan.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2015 TENTANG

TAHAPAN, PROGRAM, DAN JADWAL PENYELENGGARAAN PEMILIHAN UMUM BUPATI DAN WAKIL BUPATI KABUPATEN NGANJUK TAHUN 2012 ( PUTARAN PERTAMA )

ANALISIS WACANA PERSUASIF DALAM SPANDUK YANG TERDAPAT DI WILAYAH KABUPATEN WONOGIRI

DAFTAR INFORMASI PUBLIK KOMISI INDEPENDEN PEMILIHAN KOTA BANDA ACEH

KOMISI PEMILIHAN UMUM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Linguistik sebagai ilmu kajian bahasa memiliki berbagai cabang.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai hubungan pengertian antara yang satu dengan yang lain (Rani dkk,

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

MODEL S-PPS-2 SURAT KETERANGAN TEMPAT TINGGAL/DOMISILI Kepala Desa/Lurah : Kecamatan menerangkan bahwa

DAFTAR PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI TENTANG PENGUJIAN UU PEMILU DAN PILKADA

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan sebagainya melalui bahasa, sehingga bahasa merupakan sarana

Menetapkan: PERATURAN KOMISI PEMILIHAN UMUM TENTANG PENYELESAIAN PELANGGARAN ADMINISTRASI PEMILIHAN UMUM.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dita Marisa, 2013

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu (Pemilihan Umum) merupakan sebuah ajang pemilihan pemimpin yang dilakukan di Indonesia setiap lima tahun sekali. Dalam penyelenggaraan pemilu terdapat istilah khusus yang digunakan oleh masyarakat. Adanya leksikon pemilu membuktikan bahwa begitu banyak variasi bahasa yang digunakan oleh masyarakat. Variasi bahasa dapat terjadi berdasarkan bidang pemakaian menyangkut penggunaan bahasa itu sendiri. Seperti dalam pemilu terdapat leksikon yang digunakan untuk mempermudah komunikasi antarpemakainya. Variasi bahasa juga sering muncul melalui pemilihan bahasa yang unik dan terbaru yang biasa digunakan oleh para penulis dalam artikel atau lainnya di media online sehingga dapat menarik pembaca. Seperti dalam penyelenggaraan pemilu terdapat istilah khusus yang digunakan oleh para penulis dalam menyajikan berita sehingga hal tersebut mampu menjadi sarana pendidikan bagi masyarakat yang membacanya. Namun, dalam pemilu 2014 penulis masih menemukan masyarakat yang tidak paham dengan istilah dalam pemilu. Ketidakpahaman masyarakat terhadap makna dari leksikon pemilu bisa terjadi salah persepsi yang menimbulkan penyimpangan makna. Contohnya ialah leksikon formulir A5 dan Penyelenggara Pemungutan Suara (PPS). Leksikon formulir A5 bermakna surat pemberitahuan daftar pemilih tambahan. Adanya leksikon tersebut dapat memberi manfaat kepada para perantau yang tidak memiliki undangan untuk mengikuti pemilu, namun peneliti menemukan masih ada yang belum tahu dengan adanya fungsi formulir A5 tersebut sehingga mereka malas untuk berpasrtisipasi dalam pemilu. Leksikon Penyelenggara Pemungutan Suara (PPS) bermakna panitia penyelenggara pemilihan ditingkat kelurahan yang berfungsi membantu pelayanan masyarakat dalam hal pemilu selama kegiatan tersebut berlangsung, tetapi peneliti masih menemukan adanya masyarakat yang tidak tahu fungsi dari PPS sehingga masyarakat tidak mengetahui informasi penyelenggaraan pemilu lebih dalam. 1

2 Oleh karena itu, kurang tahunya masyarakat dan kurangnya sosialisasi fungsi dan makna dari leksikon tersebut membuat peneliti tertarik untuk mengkaji hal ini menggunakan analisis semantik leksikal. Melalui analisis tersebut dapat diketahui makna setiap kata melalui Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). Melalui KBBI dapat pula diketahui leksikon apa saja yang sudah terwadahi dari setiap kategorinya, misal kategori serapan atau komposisi sehingga KBBI menajadi sarana pendidikan dalam mengetahui leksikon yang digunakan dalam pemilu. Seperti yang telah diketahui, semantik adalah ilmu yang mempelajari tentang makna. Dalam kajian ini, peneliti menggunakan pisau analisis semantik leksikal agar makna yang terkandung dalam leksikon pemilu tergali lebih dalam dan terpenrinci. Pateda (2010, hlm. 74) mengemukakan semantik leksikal adalah kajian semantik yang lebih memuaskan pada sistem makna yang yang terdapat dalam kata. Selain itu, dalam penelitian ini akan mencari tahu tentang kolokasi dan jenis makna. Kolokasi adalah hubungan sintagmatik yang terjadi antara leksikonleksikon pemilu sehingga dapat diketahui padanan kata dari satu leksikon yang ditemukan. Dalam penelitian ini penulis memilih media online karena dapat memudahkan untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Media online tersebut ialah kompas.com dan republika.co.id. Penulis memilih kompas.com sebagai sumber data karena sebagian besar artikel yang dimuat oleh kompas.com mencakup pemilu nasional dan republika.co.id menyajikan artikel pemilu dengan pembaruan yang cepat. Media online memang cepat mengabarkan berita-berita yang terjadi saat itu, salah satunya pemilu. Oleh karena itu, dari setiap artikel terdapat leksikon yang memiliki kolokasi dengan ranah pemilu. Kolokasi tersebut menandakan hubungan leksikon dengan ranah pemilu sehingga dapat diketahui padanan kata dari setiap leksikon dan tidak terjadi adanya kesalahan makna. Seperti contoh kalimat di bawah ini yang mewakili leksikon kotak suara dalam Republika.co.id edisi 02 Agustus 2014. Dia mengatakan, KPU sudah membuka kembali kotak suara untuk mengambil dokumen hasil pemilihan presiden dan wakil presiden sebagai bukti di pengadilan Mahkamah Kontitusi nanti.

3 Kolokasi: KPU, dokumen, hasil pemilihan presiden dan wakil presiden, pengadilan Mahkamah Konstitusi. Dari penjelasan di atas, dapat diketahui leksikon kotak suara mempunyai kolokasi dengan kata-kata yang berkaitan dengan pemilu. Hal tersebut juga mengacu pada orang, kegiatan, dan instansi yang menyelenggarakan pemilu sehingga dapat diketahui bahwa leksikon kotak suara memiliki makna khusus karena digunakan pada bidang tertentu. Peneliti menemukan penelitian sejenis yaitu Ulfa (2011) dan Sulistyasningsing (2009). Ulfah (2011) mengkaji leksikon fashion dalam majalah Girlfriend menggunakan kajian semantik dan Sulistyasningtyas (2009) melakukan kajian tentang tindak tutur yang digunakan oleh para caleg di pemilu 2009 merupakan bentuk pencitraan untuk mendapatkan suara sebanyakbanyaknya dan bahasa yang digunakan oleh caleg dalam baliho, spanduk dan media cetak menjadi sarana propaganda caleg dan partai dalam kerangka Sosiopragmatik. Dari pemaparan di atas, penelitian ini berbeda dengan penelitian sebelumnya. Penelitian yang akan dikaji oleh peneliti ialah kolokasi dan klasifikasi jenis makna leksikon yang terdapat pada ranah pemilu menggunakan kajian semantik leksikal. Hal tersebut dilakukan untuk mengetahui klasifikasi jenis makna dan hubungan antar kata dengan kata lain yang terdapat pada leksikon-leksikon pemilu yang ditemui di artikel-artikel media tersebut. B. Masalah Dalam bagian ini dijelaskan masalah yang menjadi fokus penelitian. Penjelasan tersebut meliputi (1) identifikasi masalah, (2) batasan masalah, dan (3) rumusan masalah. 1. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah diperlukan untuk mengetahui ruang lingkup dari permasalahan yang akan diteliti. Adapun beberapa identifikasi masalahnya adalah sebagai berikut.

4 1) Banyaknya leksikon pada ranah pemilu yang tidak dipahami membuat persepsi masyarakat berbeda terhadap leksikon tersebut sehingga terjadi penyimpangan makna. 2) Pengetahuan masyarakat terhadap leksikon pada ranah pemilu sangat sedikit. Hal tersebut disebabkan oleh ketidakpedulian masyarakat terhadap perkembangan politik di negara ini. 2. Batasan Masalah Agar masalah dapat terfokus dan tidak melebar, peneliti membatasi masalah penelitian ini dengan meneliti beberapa hal sebagai berikut: 1) leksikon yang diteliti hanya leksikon pada penyelengaraan pemilu bulan Januari Desember 2014; 2) data diambil dari dua media online, yaitu kompas.com dan republika.co.id yang memuat artikel tentang pemilu yang berupa kata, kompisisi dan frasa. 3. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, masalah penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1) Bagaimana bentuk lingual pada leksikon ranah pemilu? 2) Bagaimana kolokasi yang terkandung dalam leksikon ranah pemilu? 3) Bagaimana klasifikasi jenis makna pada leksikon ranah pemilu? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan hal-hal sebagai berikut: 1) bentuk lingual dari leksikon pemilu; 2) kolokasi yang terkandung dalam leksikon pemilu; 3) klasifikasi jenis makna dari leksikon pemilu. D. Manfaat Penelitian Adapun penelitian ini diharapkan dapat memiliki manfaat baik manfaat secara teoretis maupun praktis. Secara teoretis, penelitian ini memiliki manfaat sebagai wahana pengembangan kajian bahasa, khususnya tentang fungsi bahasa

5 dalam politik. Adapun secara praktis, penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi beberapa pihak berikut ini. 1) Bagi pemerintah, penelitian ini merupakan upaya pendokumentasian atau pengarsipan dalam pengetahuan leksikon dalam bidang politik sehingga menjadi sarana pendidikan, khususnya pada ranah pemilu. 2) Bagi masyarakat, penelitian ini dapat memberikan informasi bagi kebijakan pemerintah di daerah agar lebih memerhatikan kondisi masyrakat ketika terjadinya penyelenggaraan pemilu agara terjalin pemilu yang lebih mendidik. 3) Bagi peneliti, penelitian ini merupakan wahana penambah pengetahuan tentang politik, khususnya leksikon pada ranah pemilu. E. Struktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi ini disusun dari bab I sampai bab V. Hal ini dilakukan untuk memudahkan penulisan dalam mencapai tujuan. Berikut adalah uraian struktur organisasi penulisan. Bab I dalam struktur organisasi ini memuat pendahuluan yang membahas latar belakang masalah penelitian yang mencakup identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah. Selanjutnya akan dibahas juga tujuan penelitian dan manfaat penelitian yang dibagi menjadi dua yaitu, manfaat teoretis dan manfaat prkatis, yang terakhir struktur organisasi skripsi agar mempermudah penyajian skripsi. Pada bab II dipaparkan kajian pustaka dan kerangka teori yang akan digunakan. Kajian pustaka dipaparkan dan peneliti membedakan penelitian yang diteliti dengan penelitian sebelumnya. Kemudian kerangka teori ini memaparkan teori-teori yang akan digunakan dalam penelitian sesuai dengan kebutuhan analisis. Bab III menjelaskan metode penelitian yang meliputi sumber data dan korpus, definisi operasional, instrumen, dan teknik pengumpulan data dan analisis data. Pada bab IV dibahas klasifikasi makna dan kolokasi pada leksikon ranah pemilu. Hasil analisis data yang telah ditemukan melalui proses pengumpulan data

6 menggunakan kartu data memudahkan dalam menjawab rumusan masalah yang mencakup bentuk lingual pemilu, jenis makna, dan kolokasi leksikon. Kemudian, bab V disajikan simpulan dan saran. Simpulan berisi ringkasan jawaban hasil dari rumusan masalah. Saran berisi pemaparan saran untuk penelitian selanjutnya. Simpulan dan saran juga sebagai bagian dari penutup skripsi ini.