APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE UNTUK IDENTIVIKASI POTENSI SEBARAN GALENA (PBS) DAERAH-X, KABUPATEN WONOGIRI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE UNTUK IDENTIFIKASI POTENSI SEBARAN GALENA (PbS) DAERAH-X, KABUPATEN WONOGIRI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK IDENTIFIKASI AKUIFER DI KECAMATAN PLUPUH, KABUPATEN SRAGEN

IDENTIFIKASI BIDANG GELINCIR DI TEMPAT WISATA BANTIR SUMOWONO SEBAGAI UPAYA MITIGASI BENCANA LONGSOR

Jurnal Einstein 3 (2) (2015): Jurnal Einstein. Available online

PENENTUAN TAHANAN JENIS BATUAN ANDESIT MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER (STUDI KASUS DESA POLOSIRI)

III. METODE PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional XII Rekayasa Teknologi Industri dan Informasi 2017 Sekolah Tinggi Teknologi Nasional Yogyakarta

Identifikasi Keretakan Beton Menggunakan Metode Geolistrik Resistivitas Timotius 1*), Yoga Satria Putra 1), Boni P. Lapanporo 1)

Abstrak

PENENTUAN ZONA PENGENDAPAN TIMAH PLASER DAERAH LAUT LUBUK BUNDAR DENGAN MARINE RESISTIVITY Muhammad Irpan Kusuma 1), Muhammad Hamzah 2), Makhrani 2)

BAB III METODELOGI PENELITIAN

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS 2 DIMENSI UNTUK MENENTUKAN PERSEBARAN AIR TANAH DI DESA GUNUNGJATI KECAMATAN JABUNG KABUPATEN MALANG

PENENTUAN SEBARAN DAN KANDUNGAN UNSUR KIMIA KONTAMINASI LIMBAH CAIR BAWAH PERMUKAAN DI TPA CAHAYA KENCANA, KABUPATEN BANJAR

PRISMA FISIKA, Vol. IV, No. 01 (2016), Hal ISSN :

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

Jurnal Sains dan Teknologi Lingkungan Volume 2, Nomor 2, Juni 2010, Halaman ISSN:

Pemodelan Akuifer Air Tanah dengan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Dipole-dipole

ANALISIS KEBERADAAN BIJIH BESI MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK 2D DI LOKASI X KABUPATEN LAMANDAU KALIMANTAN TENGAH

Dinas Pertambangan dan Energi Provinsi Sumatera Barat, Jalan Jhoni Anwar No. 85 Lapai, Padang 25142, Telp : (0751)

e-issn : Jurnal Pemikiran Penelitian Pendidikan dan Sains Didaktika

POSITRON, Vol. VI, No. 2 (2016), Hal ISSN :

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

PROFIL RESISTIVITAS 2D PADA GUA BAWAH TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER (STUDI KASUS GUA DAGO PAKAR, BANDUNG)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 5 Mei 2015, mulai dari pukul

Gambar 3.1 Lokasi lintasan pengukuran Sumber: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI)

PEMANFAATAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS UNTUK MENGETAHUI STRUKTUR GEOLOGI SUMBER AIR PANAS DI DAERAH SONGGORITI KOTA BATU

APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI POLE-POLE UNTUK MENENTUKAN SEBARAN DAN KEDALAMAN BATUAN SEDIMEN DI DESA WONOSARI KECAMATAN NGALIYAN SEMARANG

METODE EKSPERIMEN Tujuan

Pendugaan Zona Endapan Mineral Logam (Emas) di Gunung Bujang, Jambi Berdasarkan Data Induced Polarization (IP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 2 (2015), Hal ISSN :

ANALISIS DATA INVERSI 2-DIMENSI DAN 3-DIMENSI UNTUK KARAKTERISASI NILAI RESISTIVITAS BAWAH PERMUKAAN DI SEKITAR SUMBER AIR PANAS KAMPALA

BAB III METODE PENELITIAN

GEOFISIKA EKSPLORASI. [Metode Geolistrik] Anggota kelompok : Maya Vergentina Budi Atmadhi Andi Sutriawan Wiranata

IDENTIFIKASI ZONA SESAR OPAK DI DAERAH BANTUL YOGYAKARTA MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI

Interpretasi Bawah Permukaan. (Aditya Yoga Purnama) 99. Oleh: Aditya Yoga Purnama 1*), Denny Darmawan 1, Nugroho Budi Wibowo 2 1

Pengaruh Kadar Air Tanah Lempung Terhadap Nilai Resistivitas/Tahanan Jenis pada Model Fisik dengan Metode ERT (Electrical Resistivity Tomography)

Identifikasi Bijih Besi dengan Metode Geolistrik di Tanah Laut Deddy Yuliarman, Sri Cahyo Wahyono *, Sadang Husain

BAB I PENDAHULUAN. banyak terkait oleh mineralisasi endapan hidrotermal-magmatik. Dalam berbagai

Muhammad Kadri and Eko Banjarnahor Jurusan Fisika, FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK. Kata Kunci: metode resistivitas, XRD, dan batu kapur.

Pendugaan Akuifer serta Pola Alirannya dengan Metode Geolistrik Daerah Pondok Pesantren Gontor 11 Solok Sumatera Barat

IDENTIFIKASI POLA ALIRAN SUNGAI BAWAH TANAH DAERAH KARST DI DESA GEBANGHARJO KECAMATAN PRACIMANTORO MENGGUNAKAN METODE RESISTIVITY TOMOGRAPHY

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil pemodelan fisik menunjukkan bahwa konfigurasi elektroda yang sensitif

PEMODELAN INVERSI DATA GEOLISTRIK UNTUK MENENTUKAN STRUKTUR PERLAPISAN BAWAH PERMUKAAN DAERAH PANASBUMI MATALOKO. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

senyawa alkali, pembasmi hama, industri kaca, bata silica, bahan tahan api dan penjernihan air. Berdasarkan cara terbentuknya batuan dapat dibedakan

Identifikasi Situs Candi Bukit Carang, Karanganyar Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Dipol-Dipol

PENERAPAN GEOLISTRIK RESISTIVTY 2D DAN BANTUAN PROGRAM GEOSOFT UNTUK ESTIMASI SUMBERDAYA ANDESIT DI PT. MDG KULONPROGO DIY

Identifikasi Bidang Patahan Sesar Lembang dengan Metode Electrical Resistivity Tomography untuk Mitigasi Bencana Gempa Bumi dan Longsor

Metode Geolistrik (Tahanan Jenis)

PENYELIDIKAN BIJIH BESI DENGAN METODE GEOMAGNET DAN GEOLISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. memiliki kerentanan longsor yang cukup besar. Meningkatnya intensitas hujan

ISSN: Indonesian Journal of Applied Physics (2016) Vol. 6 No. 02 Halaman 88 Oktober 2016

Penentuan Lapisan Bawah Permukaan di Tempat Pengolahan Akhir Sampah (TPAS) Banjarbaru dengan Metode Geolistrik

Identifikasi Situs Candi Bukit Carang, Karanganyar Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis Konfigurasi Dipol-Dipol

PENGOLAHAN DATA MANUAL DAN SOFTWARE GEOLISTRIK INDUKSI POLARISASI DENGAN MENGGUNAKAN KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE

SURVEI GEOLISTRIK METODE RESISTIVITAS UNTUK INTERPRETASI KEDALAMAN LAPISAN BEDROCK DI PULAU PAKAL, HALMAHERA TIMUR

Kata Kunci : Resistivitas, geolistrik, perbandingan, suseptibilitas magnetik, geomagnet. I. Pendahuluan. II. Kajian Pustaka

PENETROMETER TEST (DCPT) DI JALAN ARTERI

Jurnal Pendidikan Fisika Indonesia 7 (2011) 33-37

PEMETAAN POTENSI AIRTANAH DALAM MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK DI KABUPATEN PONOROGO SEBAGAI ANTISPASI BENCANA KEKERINGAN

Penerapan Metode Geolistrik Untuk Identifikasi Pola Penyebaran Zona Asin Di Bledug Kuwu, Grobogan, Jawa Tengah

Riad Syech, Juandi,M, M.Edizar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Riau Kampus Bina Widya Km 12,5 Pekanbaru ABSTRAK

IDENTIFIKASI BATUAN GRANIT KECAMATAN SENDANA KOTA PALOPO MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS (RESISTIVITY)

INVESTIGASI LAPISAN BEDROCK DENGAN MENGGUNAKAN METODA GEOLISTRIK (Studi Kasus: Gedung Olah Raga Universitas Hasanuddin)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN RESISTIVITAS LISTRIK MORTAR MENGGUNAKAN METODE PROBE DUA ELEKTRODA

Pemodelan Inversi Data Geolistrik untuk Menentukan Struktur Perlapisan Bawah Permukaan Daerah Panasbumi Mataloko

PENGGAMBARAN PSEUDOSECTION BAWAH PERMUKAAN DARI SUATU PROSES EVAPOTRANSPIRASI TANAMAN JAGUNG MENGGUNAKAN PROGRAM RES2DINV

Indonesian Journal of Applied Physics (2017) Vol.7 No.2 halaman107

Interpretasi Kondisi Geologi Bawah Permukaan Dengan Metode Geolistrik

BAB III METODE PENELITIAN

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITY UNTUK PENDUGAAN SEBARAN INTRUSI AIR LAUT DI KELURAHAN KLEGO KOTA PEKALONGAN

Identifikasi Sumber Air Tanah dalam Berdasarkan Analisis Data Resistivitas di Daerah Bandara Adi Soemarmo, Solo, Jawa Tengah

STUDI BIDANG GELINCIR SEBAGAI LANGKAH AWAL MITIGASI BENCANA LONGSOR

PEMETAAN KETEBALAN LAPISAN PENUTUP BATU GAMPING BAHAN BAKU SEMEN MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER

Identifikasi Pola Persebaran Sumber Lumpur Bawah Tanah Pada Mud Volcano Gunung Anyar Rungkut Surabaya Menggunakan Metode Geolistrik

PENDUGAAN ZONA MINERALISASI GALENA (PbS) DI DAERAH MEKAR JAYA, SUKABUMI MENGGUNAKAN METODE INDUKSI POLARISASI (IP)

Analisa Sebaran Fosfat dengan Menggunakan Metode Geolistrik Konfigurasi Wenner- Schlumberger : Studi Kasus Saronggi, Madura

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Pasirmunjul, Kabupaten Purwakarta, masuk ke dalam zona

SURVEI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS DI KELURAHAN BONTO RAYA KECAMATAN BATANG KABUPATEN JENEPONTO

PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 3 (2015), Hal ISSN :

Aplikasi Metode Geolistrik untuk Identifikasi Sebaran Limbah Lada Putih di Kecamatan Galing Kabupaten Sambas Budiman a, Andi Ihwan a, Joko Sampurno a*

*

Pemodelan Fisis Aplikasi Metode Geolistrik untuk Identifikasi Fosfat dalam Batuan Gamping

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

IDENTIFIKASI STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN JALUR SESAR DI DUSUN PATEN DENGAN METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE

SURVAI SEBARAN AIR TANAH DENGAN METODE GEOLISTRIK TAHANAN JENIS KONFIGURASI WENNER DI DESA BANJAR SARI, KEC. ENGGANO, KAB.

BAB I PENDAHULUAN. curam, hanya beberapa tempat yang berupa dataran. Secara umum daerah Pacitan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara administratif, daerah penelitian termasuk dalam wilayah Jawa Barat. Secara

Pemetaan Akuifer Air Tanah Di Sekitar Candi Prambanan Kabupaten Sleman Daerah Istimewa Yogyakarta Dengan Menggunakan Metode Geolistrik Tahanan Jenis

BAB V INTERPRETASI HASIL PENGUKURAN RESISTIVITAS

ρ i = f(z i ) (1) V r = ρ ii 2π ρ a = K V AB 2

REVISI, PEMODELAN FISIKA APLIKASI METODE GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER UNTUK INVESTIGASI KEBERADAAN AIR TANAH

IDENTIFIKASI SEBARAN BATUBARA MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK HAMBATAN JENIS DI DESA LEMBAN TONGOA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

APLIKASI METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI DIPOLE-DIPOLE UNTUK IDENTIVIKASI POTENSI SEBARAN GALENA (PBS) DAERAH-X, KABUPATEN WONOGIRI Satria Kinayung 1, Darsono 1, Budi Legowo 1 ABSTRAK. Telah dilakukan penelitian identifikasi potensi galena menggunakan metode geolistrik resistivitas konfigurasi dipole-dipole di Daerah-X, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan alat Resistivity Meter OYO model 2119C McOHM-EL. Pengolahan data melalui dua tahapan yaitu dengan menggunakan software Res2Dinv dan RockWork. Pengolahan inversi dengan software Res2Dinv menghasilkan penampang dua dimensi yang menunjukkan perbedaan resisitivitas batuan dengan perbedaan warna. Hasil pengolahan software Res2Dinv ini kemudian menjadi input pada Software Rockwork sehingga diketahui pola sebaran galena. Dari hasil pemodelan terdeteksi sebaran galena pada rentang lintasan 240 meter hingga 480 meter kedalaman 20 meter dengan nilai resistivitas sebesar 5-20 Ωm. Sebaran galena juga dimodelkan memanjang dari lintasan pertama sampai lintasan ketiga sepanjang 150 meter. Batuan lain yang terdapat pada lintasan antara lain andesit dengan resistivitas 75-200 Ωm, breksi dengan resistivitas 200-500 Ωm, batuan basal dengan 1.000-2.000 Ωm. Batuan basal juga banyak ditemukan dalam bentuk bongkahan pada pada semua lintasan. Kata Kunci: Galena, Resistivitas, Dipole-dipole, Wonogiri PENDAHULUAN Wonogiri adalah salah satu daerah dengan kekayaan bahan galian yang melimpah, baik bahan galian non logam maupun bahan tambang logam. Bahan galian non logam atau golongan C yang terdapat di daerah Wonogiri yaitu batu gamping, kalsit, batuan andesit, tras, pasir kuarsa, pasir batu, batu bentonit, lempung atau tanah liat, damar, kaolin, fosfat, oker, dan batu setengah permata. Bahan galian logam atau golongan B juga ditemukan pada daerah Wonogiri. Bahan galian logam yang potensial di daerah wonogiri yaitu emas (Au), tembaga (Cu), dan galena (PbS) (wonogirikab.go.id). Potensi bahan galian logam ini diperkuat hasil analisis kimia batuan mengandung 2.505 ppm Cu, 7.230 ppm Pb, 19.700 ppm Zn, 21.086 ppb Au (Wahyu dan Sehat, 2002). Salah satu bahan galian potensial di daerah Wonogiri yang memiliki nilai jual tinggi adalah galena. Penambangan galena yang dilakukan di Wonogiri masih menggunakan cara tradisional. Eksplorasi dilakukan dengan membuat lubang mengikuti pola sisipan pada batuan induk. Pola sisipan ini akan 1 Jurusan Fisika FMIPA Universitas Sebelas Maret Surakarta Email: satriakinayung@gmail.com 140

Kinayung, S., dkk. Aplikasi Metode Geolistrik...141 diikuti sampai menemukan akumulasi meniral galena. Tidak jarang pembuatan lubang galian salah arah bahkan tidak menghasilkan temuan galena sama sekali. Lubang galian yang tidak menghasilkan galena akan ditinggalkan begitu saja untuk menekan kerugian mereka. Untuk menekan kerusakan alam akibat eksploitasi yang tidak terarah dapat dilakukan eksplorasi permukaan. Ada banyak metode eksplorasi atas permukaan tanah yang mampu memberikan informasi bawah permukaan. Pemilihan metode biasanya didasarkan pada karakteristik dan sifat khusus yang melekat pada target eksplorasi. Metode yang tepat untuk eksplorasi galena adalah geolistrik resistivitas. Mengingat sifat kelistrikan galena yang menyebabkan kontras resistivitas dengan lapisan tanah sekitarnya. Metode geolistrik resistivitas merupakan suatu cabang metode permukaan yang digunakan dalam eksplorasi dangkal. Geolistrik resistivitas digunakan untuk memperkirakan formasi batuan bawah tanah, pencarian reservoir air, dan eksplorasi geothermal. Metode geolistrik juga dapat mengidentifikasi bijih mineral seperti emas dan galena melalui analisis kemampuan menghantarkan listrik atau kemampuan menghambat arus listrik (resistivitas). Oleh karena itu, geolistrik banyak digunakan untuk pencarian sasaran yang memiliki kontras resistivitas yang tinggi dari penyusun lapisan tanah yang lain (Teguh dkk, 2006). Metode geolistrik dapat dianalogikan dengan rangkaian listrik tertutup yang terdiri dari sumber arus dan hambatan tertentu. Saat arus listrik dialirkan pada suatu komponen beban listrik, misalkan resistansi, maka besarnya nilai resistant dapat dihitung dari arus listrik yang dialirkan dan beda potensial yang diukur pada ujung-ujung resistant (Siti dan Supriadi, 2012). Metode ini tunduk pada hukum Ohm seperti Gambar 1: Dengan V I Gambar 1. Kawat konduktor yang diberi arus V = I R (1) I = arus listrik yang dialirkan L A V = beda potensial yang ditangkap R = nilai resistansi yang diukur

142 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 2, Agustus 2014 (140 148) Nilai resistansi dari persamaan(1) masih dipengaruhi oleh faktor geometri.harga tahanan jenis batuan diperoleh dari persamaan berikut: R = ρ L (2) A Dengan R = Tahanan yang diukur (Ω) ρ = Resistivitas bahan (Ωm) L = Panjang (meter) A = Luas penampang (meter2) breksi secara berangsur menjadi batu pasir (Sampurno dan Samodra, 1997). Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Resistivity Meter OYO model 2119CMcOHM-EL. Sebagai sumber tegangan dari Resistivity meter digunakan accumulator sebesar 12 V. Perbedaan nilai resistivitas setiap bahan inilah yang digunakan sebagai acuan penentu jenis batuan. (Serway and Jewet, 2004) (a) METODE PENELITIAN Penelitian dilaksanakan pada November 2012. Lokasi pengambilan data dilakukan di daerah-x, Kabupaten Wonogiri, Jawa Tengah. Daerah penelitan masuk dalam 2 formasi batuan yang berbeda, yaitu formasi Blimbing 2 dan formasi Pundung 2 (Gambar 2a). Formasi Blimbing 2 (Tms) didominasi oleh breksi berbatu lempung disertai batu apung bersusun dasit, sedikit andesit, basal, dan batu pasir. Formasi Pundung 2 (Tmn) tersusun atas andesit-basal oleh breksi gunung api, batu pasiran, dan rubahan (b) Gambar 2. Peta geologi (a) Arah lintasan (b) lokasi penelitian

Kinayung, S., dkk. Aplikasi Metode Geolistrik...143 Pada pengambilan data menggunakan 4 elektroda dengan a = 30 meter dan jumlah perpindahan elektroda sebanyak 68 kali, diperoleh total bentangan sepanjang 390 meter. Untuk jarak a = 15 meter dengan jumlah perpindahan elektroda sebanyak 68 kali diperoleh total bentangan sepanjang 180 meter. Banyak titik yang diambil adalah sebanyak 4 titik. Lintasan pertama berwarna biru mengarah 42,614 dari Barat laut ke Timur Laut. Lintasan selanjutnya sejajar dengan lintasan pertama berjarak 50 meter dari lintasan sebelumnya. Software yang digunakan adalah Res2Dinv dan RockWork. Prosedur dalam pengolahan Res2Dinv mempunyai input berupa jarak terdekat antar elektroda, faktor pengali jarak antar elektroda potensial dan elektroda arus, nilai resistivitas hasil pengukuran lapangan, dan data posisi ketinggian elektroda dari permukaan laut. Dari proses inversi didapatkan penampang 2 dimensi dengan informasi kedalaman dan nilai resistivitas sebenarnya. Nilai resistivitas sebenarnya digambarkan dengan perbedaan warna yang mengindikasikan batuan penyusun. Pemodelan 3D menggunakan RockWork memerlukan input berupa nilai resistivitas sebenarnya, posisi lintang, posisi bujur, dan kedalaman datum point. Dari proses pemodelan diperoleh penampang 3 dimensi dan sayatan secara membujur (Utara ke Selatan), melintang (Timur ke Barat), dan kedalaman. Nilai resistivitas hasil pemodelan dapat dimunculkan sehingga dapat diidentifikasi penyebarannya. Data data diinterpretasikan setiap lintasan dilanjutkan interpretasi pada pemodelan 3 dimensi. HASIL DAN PEMBAHASAN Telah dilakukan pengambilan data dan pengolahan data menggunakan software Res2Dinv dan RockWork. Pada pengolahan Res2Dinv menggunakan teknik inversi, sedangkan untuk RockWork menggunakan teknik interpolasi. Tahap pertama untuk pengolahan data yaitu dengan menggunakan software Res2Dinv. Model yang diperoleh dari inversi software tersebut adalah penampang 2D yang menunjukkan perbedaan resistivitas dan topografi lintasan. Hasil inversi dalam file berekstensi.xyz menjadi masukan pada pemodelan 3D menggukaan RockWork. Selanjutnya, hasil inversi dan pemodelan diinterpretasikan pada setiap lintasan. Lintasan 1, lintasan 2, lintasan 3, dan lintasan 4 (terlampir) yang kemudian

144 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 2, Agustus 2014 (140 148) akan dikonversi menjadi penampang 3D dengan menggunakan software RockWork. Lintasan 2 dan lintasan 4 menggunakan jarak elektroda terdekat sebesar 15 meter. Lintasan 1 dan lintasan 3 menggunakan jarak elektroda terdekat sebesar 30 meter. Lintasan 1 menunjukkan nilai resistivitas antara 18,24 Ωm hingga 12.092,5 Ωm. Resistivitas rendah terdeteksi pada sepanjang lintasan mulai kedalaman 5,13 meter dan terus ke bawah. Terdapat beberapa bongkahan resistivitas yang lebih rendah antara 5 Ωm sampai 20 Ωm pada lintasan 75 meter, 180-210 meter, dan 345-405 meter. Bongkahan ini tertutup oleh lapisan batuan dengan resistivitas 75 Ωm sampai 200 Ωm. Bongkahan lain pada lintasan dengan kedalaman 5,13 meter sampai 40,8 meter. Bongkahan tersebut memiliki nilai resistivitas yang lebih tinggi antara 200 Ωm sampai 500 Ωm. Nilai resistivitas 1.000 Ωm sampai lebih dari 2.000 Ωm berbentuk memanjang pada 120-270 meter. Kedalaman cekungan mulai 63 meter dari permukaan tanah dan masih memiliki pola yang terus ke bawah. Lintasan 2 menunjukkan nilai resistivitas antara 8,78 Ωm hingga 18.922,7 Ωm. Resistivitas rendah terbaca pada sepanjang lintasan 165-195 meter, 210-225 meter, dan 270 meter yang masih memiliki pola memanjang ke kanan. Kedalamannya mulai 11 meter sampai 27 meter sebesar 5 Ωm sampai 20 Ωm. Nilai resistivitas 1.000 Ωm sampai 2.000 Ωm berbentuk bongkahan dengan panjang mulai dari lintasan 60 meter sampai 165 meter dengan kedalaman mulai 20,4 meter dari permukaan tanah dan masih menerus ke bawah. Lapisan lain terdapat dalam lintasan 8 berada dalam kisaran 75 Ωm sampai 500 Ωm. Lintasan 3 menunjukkan nilai resistivitas antara 14,58 Ωm hingga 3.596,9 Ωm. Resistivitas rendah terbaca pada sepanjang lintasan mulai 60 meter sampai 90 meter dengan kedalaman mulai 27,7 meter sampai 40 meter yaitu sebesar 5 Ωm sampai 20 Ωm. Resistivitas 5 Ωm sampai 20 Ωm diselubungi oleh resistivitas yang lebih besar pada kisaran 75 Ωm sampai 200 Ωm. Hal sama terlihat pada lintasan 150-180 meter pada kedalaman 40,8-55,1 meter. Nilai resistivitas 1.000 Ωm sampai 2.000 Ωm membentuk cekungan sepanjang 90 meter sampai 360 meter. Kedalaman cekungan mulai 27,7 meter dari permukaan tanah dan masih memiliki pola yang terus ke bawah. Lapisan lain terdapat dalam

Kinayung, S., dkk. Aplikasi Metode Geolistrik...145 lintasan 5 berada dalam kisaran 75 Ωm sampai 500 Ωm. Lintasan 4 menunjukkan nilai resistivitas antara 45,73 Ωm hingga 4.727,7 Ωm. Sepanjang lintasan didominasi oleh lapisan dengan nilai resistivitas antara 200 Ωm sampai 500 Ωm. Bongkahan besar dengan nilai resistivitas 1.000 Ωm sampai 2.000 Ωm ditemukan sepanjang 135-195 meter dengan kedalaman 13,9-31 meter dari permukaan tanah. Pada lintasan 4 tidak terdapat nilai resistivitas rendah. Nilai resistivitas terendah hanya 45,73 Ωm. (a) (b) Gambar 3. Pemodelan 3 dimensi Pemodelan 3D Hasil pengolahan dari semua lintasan menggunakan software RockWork didapatkan hasil seperti pada Gambar 3. Panjang area penelitian dari Timur ke Selatan adalah 500 meter, dari Utara ke Selatan adalah 150 meter, sedangkan kedalaman yang diperoleh dari pemodelan mencapai 70,9 meter dari permukaan tanah. Hasil inversi 2D nilai resistivitas rendah ditandai

146 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 2, Agustus 2014 (140 148) dengan lingkaran merah pada rentang 5-20 Ωm. Setelah dilakukan pemodelan 3D terlihat sebaran resistivitas rendah pada rentang lintasan 240 meter hingga 480 meter (gambar 3 (a)). Pola resistivitas rendah juga dimodelkan memanjang dari lintasan pertama sampai lintasan ketiga. Pola masih digambarkan memanjang sampai lintasan keempat tetapi tidak ada data yang mendukung pola ini. Nilai resistivitas 5-20 Ωm diinterpretasikan sebagai galena atau lapisan lempung, pembedanya adalah posisi keduanya. Akumulasi galena lebih sering ditemukan dalam bentuk sisipan mengurat dalam batuan induk, karena galena terbentuk dari alterasi hidrotermal. Lempung yang merupakan batuan sedimen lebih sering ditemukan dalam bentuk melapis dan terbuka tanpa batuan yang menyelubungi. Pada Gambar 3 (b) terdapat dua bongkahan dengan nilai resistivitas rendah yaitu bagian atas dan bagian bawah. Pada bongkahan bagian bawah diinterpretasikan sebagai potensi galena melihat bentuk bongkahan dan bantuan yang menyelimuti. Bongkahan bagian atas diinterpretasikan sebagai lapisan lempung merujuk pada posisinya yang terbuka. Batuan lain yang terdapat pada lintasan antara lain breksi dengan resistivitas 75-200 Ωm, andesit dengan resistivitas 200-1.000 Ωm, batuan basal dengan 1.000-2.000 Ωm. Batuan basal juga banyak ditemukan dalam bentuk bongkahan pada semua lintasan. KESIMPULAN Dari penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa terdapat potensi galena pada lintasan 240 meter hingga 480 meter dan memanjang dari lintasan pertama sampai lintasan ketiga. Potensi galena mulai ditemukan pada kedalaman 20 meter dari permukaan tanah. DAFTAR PUSTAKA Wonogirikab.go.id/home.php?mode=c ontent&id=176 (diakses pada tanggal 21 Agustus 2014) Widodo, Wahyu dan Sahat Simanjutak (2002). Hasil Kegiatan Eksplorasi Mineral Logam Kerjasama Teknik Asing Daerah Pegunungan Selatan Jawa Timur (Jica/Mmaj - Jepang) Dan Cianjur (Kigam Korea). Direktorat Inventarisasi Sumber Daya Mineral (Dim).

Kinayung, S., dkk. Aplikasi Metode Geolistrik...147 Teguh S., Yulianto T., Gatot Y. 2006. Penggambaran Pseudosection bawah Permukaan dari Suatu Proses Evapotranspirasi Tanaman Jagung Menggunakan Program Res2dinv. Journal Berkala Fisika, Vol.9, No.3, Juli 2006, hal 119-129. Siti, U. N. dan Supriadi, K. (2012). Pemodelan Fisis Aplikasi Metode Geolistrik ntuk Identifikasi Fosfat dalam Batuan Gamping. Indonesian Journal of Applied Physics (2012) Vol.2 No.2 halaman 83 Serway, R., and Jewett, J. (2004). Physics for Scientist and Engineer. California: Thomson Brooks/Cole Samporno dan Samodra (1997). Peta Geologi Lembar Ponorogo, Jawa. Edisi Kedua. Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi.

148 Jurnal Fisika FLUX, Vol. 11 No. 2, Agustus 2014 (140 148) Lampiran 1 (a) Lintasan pertama (b) Lintasan kedua (c) Lintasan ketiga (d) Lintasan keempat