BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. sebelumnya sehingga didapatkan sampel akhir penelitian sebanyak 15

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN. Dafter Sampel Penelitian

LAMPIRAN. Populasi dan Sampel Populasi Penelitian. Kriteria ADES PT Ades Waters Indonesia v v -

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. consumer goods yang tedaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009.

LAMPIRAN A SAMPEL PERUSAHAAN

LAMPIRAN. Populasi dan Sampel. Populasi

Perkembangan Laba Bersih (Rp. Milyar) yang Dihasilkan Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di BEI selama :

Lampiran 1 Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Manufaktur Tahun NO Nama Perusahaan Kode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PADA PERUSAHAAN INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BURSA EFEK INDONESIA

Daftar Perusahaan Manufaktur Sektor Barang Konsumsi

ESTIMASI PENENTUAN KEBIJAKAN DIVIDEN DENGAN PENDEKATAN ANFIS PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI DI BEI PERIODE

Daftar Populasi Penelitian

3. Tanggal pelaksanaan RUPS. 4. Hasil RUPS. 7. Jumlah rapat yang dihadiri. 9. Mekanisme pengambilan keputusan. 10. Program pelatihan Dewan Komisaris

Tingkat PBV (Price Book Value) Sampel Perusahaan Consumer Goods. Periode Nama Emiten

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini memaparkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai pengaruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

DAFTAR ITEM PENGUNGKAPAN SUKARELA. 1. Informasi yang merinci jumlah yang dibelanjakan untuk karyawan yang

Lampiran 1 Daftar Populasi Perusahaan Manufaktur Sektor Industri Barang Konsumsi

Lampiran 1. Nama Perusahaan Sampel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN sampai dengan Waktu penelitian dimulai bulan April sampai dengan

Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Objek penelitian ditunjukan untuk meneliti objek-objek yang terlibat.

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 (Daftar Perusahaan) PT Sepatu Bata Tbk. PT Colorpark Indonesia Tbk. PT Daria Varia Laboratoria Tbk. PT Fast Food Indonesia Tbk

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. terlebih dahulu harus mengumpulkan data yang dibutuhkan. Ini untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Descriptive Statistics. N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISA HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Indonesia pada periode Perusahaan yang menjadi objek juga

Lampiran 1 Daftar Populasi dan SampelPerusahaan Manufaktur Tahun

BAB 3 METODE PENELITIAN. Desain penelitian meliputi: tujuan studi, tipe hubungan variabel, setting penelitian,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Bab ini memaparkan hasil dan pembahasan penelitian mengenai pengaruh

DAFTAR PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA (BEI) TAHUN No Kode Nama Perusahaan. 1. AKPI Argha Karya Prima Industry

BAB IV DESAIN DAN METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Daftar Sampel Perusahaan

LAMPIRAN. Daftar Perusahaan Sampel

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Pembangunan perekonomian suatu negara dibutuhkan biaya atau dana

LAMPIRAN. Daftar populasi dan sampel No Nama Perusahaan Kode. 1. PT. Indocement Tunggal Perkasa Tbk INTP. 2. PT. Holcim Indonesia Tbk SMCB

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan dengan mengambil data-data dari laporan

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 : Hasil Perhitungan NOPAT. Keterangan: : Laba usaha setelah pajak. : Laba sebelum pajak EBT. Tax Rate.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jendral Sudirman Kav Jakarta Selatan dan melalui situs resmi BEI

BAB 4 PEMBAHASAN. Penelitian ini menguji pengaruh perputaran persediaan dan perputaran piutang baik

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. terhadap profitabilitas dengan leverage dan perputaran persediaan sebagai

1. Variabel Trade Payable (dalam jutaan Rupiah) Sebelum Transformasi. No Kategori Kode Perusahaan Trade Payables

BAB V KESIMPULAN. penelitian terdahulu, penelitian ini berusaha mencari pengaruh transaksi antara

Lampiran 1. Daftar Sampel Perusahaan Barang Konsumsi

Daftar Populasi Sampel Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di BEI selama Periode Populasi Kode Nama Perusahaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. Menurut Husein Umar (2005:303) menerangkan bahwa :

Nama : Suherman Pembimbing : Suryandari Sedyo Utami, SE., MM.

Rasio Rentabilitas Ekonomi Perusahaan Farmasi yang Terdaftar di BEI

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Lampiran 1 : Daftar Populasi dan Sampel Perusahaan Consumer Goods

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Data Laporan Keuangan PT Mayora Indah Tbk. Tabel. 4.1 Data Laporan Keuangan PT Mayora Indah Tbk.

Lampiran 1: Nilai DER Perusahaan Makanan dan Minuman Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV GAMBARAN SUBYEK PENELITIAN DAN ANALISIS DATA. pengaruh model fundamental dan risiko sistematik terhadap harga saham, dengan

LAMPIRAN. Lampiran 1 : Pemilihan Sampel. Tabel 4.1

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. untuk mengetahui adanya hubungan antara pengungkapan CSR yang merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. perusahaan perusahaan manufaktur sub sektor makanan dan minuman yang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. barang konsumsi yang terdaftar pada Bursa Efek Indonesia pada tahun Tabel 4.1

harga rata-rata dimana harga tersebut dipengaruhi oleh jumlah barang yang diperoleh pada masing-masing harganya, dengan demikian diperlukah juga

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. periode dan dipilih dengan cara purposive sampling artinya metode

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN I. Hasil Pengolahan Data Menggunakan SPSS For Windows Sebelum Dilakukan Log Natural. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. harus lebih memperhatikan keputusan-keputusan yang di ambil seperti keputusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Indonesia (BEI) yaitu tentang laporan keuangan,

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

Lampiran 1. Daftar Perusahaan Sampel No Kode Nama Perusahaan 1 AMFG PT. Asahimas Flat Glass, Tbk 2. ARNA PT. Arwana Citramulia, Tbk 3. ASII PT.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. melainkan melalui perantara. Data dalam penelitian ini diperoleh dari

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENGARUH LABA BERSIH DAN ARUS KAS OPERASI TERHADAP DIVIDEN KAS PADA SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI TAHUN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Objek pada penelitian ini adalah perusahaan food and beverage

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Textile dan Otomotif yang terdaftar di BEI periode tahun

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan diperoleh dari situs resmi Bursa Efek Indonesia situs

Transkripsi:

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Analisa Deskriptif Statistik Penelitian ini bertujuan untuk melihat keeratan hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai dengan dividen kas yang dibagikan perusahaan. Obyek yang diteliti adalah perusahaan konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Jakarta dengan beberapa kriteria yang telah disebutkan dalam bab sebelumnya sehingga didapatkan sampel akhir penelitian sebanyak 15 perusahaan. Sedangkan data yang digunakan dalam penelitian ini dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2010. Untuk mempermudah dalam menganalisis Hipotesis, maka penulis menggunakan program SPSS. Langkah pertama adalah dengan membuat atau memasukkan data dari kedua variabel dengan program SPSS. Setelah data dimasukkan, maka dilakukan proses pengolahan data dengan program computer SPSS melalui Analize dengan sub menu correlate. 1. Data Laba Akuntansi dan Dividen Kas Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Go Public di Bursa Efek Jakarta.

43 Tabel 4.1 PERHITUNGAN LABA AKUNTANSI TAHUN 2008,2009,2010 (Dalam Ribuan Rupiah) No Kode Nama Emiten Laba Akuntansi 2010 2009 2008 1 DLTA PT. Delta Djakarta 139,566,900 126,504,062 83,754,358 2 MYOR PT. Mayora Indah 484.086.203 372.157.912 196.230.050 3 FAST PT. Fast Food 181.996.584 125.267.988 Tbk 199.597.177 4 MLBI PT. Multi Bintang 442.916 340.458 222.307 5 GGRM PT.Gudang Garam 4.146.282 3.455.702 1.880.492 6 UNVR PT.Unilever 3,386,970 3.044.107 2.407.231 7 KAEF PT.Kimia Farma Tbk 138.716.044 62.506.877 55.393.775 8 MRAT PT.Mustika Ratu 24.418.797 21.016.847 22.290.068 9 INDF PT. Indofood Sukses Makmur 2.952.858 2.075.861 1.034.389 10 TSPC PT.Tempo Scan 488.889.259 359.964.376 320.647.898 Pacific 11 HMSP PT.H.M. Sampoerna 6,421,429 5,087,339 3,895,280 12 TCID PT. Mandom 131.445.099 124.611.777 114.854.035 13 MERK PT.Merck 118.794.278 146.700.178 98.620.070 14 SQBI PT.Taisho Pharmaceutical Tbk 92.642.852 131.259.309 94.271.208 15 DVLA PT.Darya-Varia Laboratoria 110.880.522 Sumber: Laporan Tahunan BEI 72.272.233 70.819.094

44 Pada tahun 2008, PT. Tempo Scan Pasific mampu memperoleh Laba Akuntansi terbesar yaitu Rp. 320.647.898.000, di karenakan Omset Penjualan Bersih sebesar Rp.3.633.789.178.647 lebih besar dari Beban Usaha sebesar Rp. 1.051.173.568.388. Sedangkan PT. Multi Bintang memperoleh Laba Akuntansi terkecil yaitu sebesar Rp. 222.307.000 di karenakan terjadi penurunan omset penjualan di tahun tersebut. Pada tahun 2009, PT. Mayora Indah mampu memperoleh Laba Akuntansi terbesar yaitu Rp. 372.157.912 di karenakan Omset Penjualan Bersih sebesar Rp. 4.777.175.386.540 lebih besar dari Beban Usaha sebesar Rp. 520.598.281.592. Sedangkan PT. Multi Bintang memperoleh Laba Akuntansi terkecil yaitu Rp. 340.458.000 di karenakan terjadi penurunan omset penjualan di tahun tersebut. Pada tahun 2010, PT. Tempo Scan Pasific mampu memperoleh Laba Akuntansi terbesar yaitu Rp. 488.889.258.921 di karenakan Omset Penjualan Bersih sebesar Rp. 5.134.242.102.154 lebih besar dari Beban Usaha sebesar Rp. 1.303.334.634.420. Sedangkan PT. Multi Bintang memperoleh Laba Akuntansi terkecil yaitu sebesar Rp. 442.916.000 di karenakan terjadi penurunan omset penjualan di tahun tersebut. 2. Data Laba Tunai Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Go Public di Bursa Efek.

45 No Kode Nama Emiten Tabel 4.2 PERHITUNGAN LABA TUNAI Tahun 2008,2009,2010 (dalam Ribuan Rupiah) 2008 Laba Akuntansi (a) Penyusutan & Amortisasi (b) Laba Tunai (c) (a+b)= 1 DLTA PT. Delta Djakarta 83,754,358 210.584.980 294.339.338 2 MYOR PT.Mayora Indah 196.230.050 804.249.179 1.000.479.229 3 FAST PT.Fast Food 125.267.988 151.542.947 276.810.935 Tbk 4 MLBI PT. Multi Bintang 222.307 415.053.000 415.275.307 5 GGRM PT. Gudang 1.880.492 4.405.343 4.407.223 Garam 6 UNVR PT. Unilever 2.407.231 747.539 3.154.770 7 KAEF PT. Kimia Farma 55.393.775 266.918.482 322.312.257 Tbk 8 MRAT PT. Mustika Ratu 22.290.068 65.112.448 87.402.516 9 INDF PT. Indofood 1.034.389 8.176.220 9.210.609 Sukses Makmur 10 TSPC PT. Tempo Scan Pacific 320.647.898 393.933.291 714.581 11 HMSP PT. H.M. 3,895,280 1.725.765 5.621.045 Sampoerna 12 TCID PT. Mandom 114.854.035 306.682.566 421.536.601 13 MERK PT.Merck 98.620.070 41.853.793 140.473.863 14 SQBI PT.Taisho Pharmaceutical Tbk 15 DVLA PT.Darya-Varia Laboratoria Sumber: Laporan Tahunan BEI 94.271.208 44.114.266 138.385.474 70.819.094 95.175.746 165.994.840

46 Pada tahun 2008, PT. Mayora Indah mampu memperoleh laba tunai terbesar yaitu sebesar Rp. 1.000.479.229.000 di karenakan perusahaan tersebut mempunyai asset tetap yang besar yaitu sebesar Rp. 1.489.560.955.852. sedangkan PT. Unilever mampu memperoleh laba tunai terkecil yaitu Rp. 3.154.770.000 di karenakan perusahaan tersebut mempunyai asset tetap yang kecil yaitu sebesar Rp.1.030.724.000.

47 Tabel 4.2 PERHITUNGAN LABA TUNAI Tahun 2008,2009,2010 (dalam Ribuan Rupiah) No Kode Nama Emiten 1 DLTA PT.Delta Djakarta 2 MYOR PT.Mayora Indah 3 FAST PT.Fast Food Tbk 4 MLBI PT.Multi Bintang 2009 Laba Penyusutan& Laba Tunai Akuntansi Amortisasi (b) (a+b)= (c) (a) 126,504,062 230.407.172 356.911.234 372.157.912 915.811.490 1.287.969.402 181.996.584 177.207.945 359.204.529 340.458 434.751.000 435.091.458 5 GGRM PT.Gudang 3.455.702 5.111.540.000 5.114.995.702 Garam 6 UNVR PT.Unilever 3.044.107 992.109 4.036.216 7 KAEF PT.Kimia 62.506.876 296.020.061 358.526.937 Farma Tbk 8 MRAT PT.Mustika 21.016.847 69.417.965 90.434.812 Ratu 9 INDF PT.Indofood Sukses Makmur 2.075.861 8.721.692 10.797.553 10 TSPC PT. Tempo 359.964.376 443.487.973 803.452.349 Scan Pacific 11 HMSP PT.H.M. 5,087,339 2.099.422 7.186.761 Sampoerna 12 TCID PT.Mandom 124.611.777 353.573.337 478.185.114.0 20 13 MERK PT.Merck 146.700.178 45.740.953 192.441.131 14 SQBI PT.Taisho Pharmaceutical Tbk 131.259.309 47.180.102 178.439.411

48 Pada tahun 2009, PT. Mayora Indah mampu memperoleh laba tunai terbesar yaitu sebesar Rp. 1.287.969.402.000 di karenakan perusahaan tersebut mempunyai asset tetap yang besar yaitu sebesar Rp. 1.569.559.945.752. sedangkan PT. Unilever mampu memperoleh laba tunai terkecil yaitu Rp. 4.036.216.000 di karenakan perusahaan tersebut mempunyai asset tetap yang kecil yaitu sebesar Rp.1.000.540.000.

49 Tabel 4.2 PERHITUNGAN LABA TUNAI Tahun 2008,2009,2010 (dalam Ribuan Rupiah) No Kode Nama Emiten 1 DLTA PT.Delta Djakarta 2 MYOR PT.Mayora Indah 3 FAST PT.Fast Food Tbk 4 MLBI PT.Multi Bintang 5 GGRM PT.Gudang Garam 6 UNVR PT.Unilever 7 KAEF PT.Kimia Farma Tbk 8 MRAT PT.Mustika Ratu 9 INDF PT.Indofood Sukses Makmur 10 TSPC PT. Tempo Scan Pacific 11 HMSP PT.H.M. Sampoerna 2010 Laba Penyusutan& Laba Tunai Akuntansi (a) Amortisasi (b) (a+b)= (c) 139,566,900 251.527.046 391.093.946 484.086.203 1.078.897.620 1.562.983.823 199.597.177 205.731.120 405.328.297 442.916 514.474.000 514.916.916 4.146.282 5.907.723.000 5.911.869.282 3,386,970 1.266.596 4.653.566 138.716.044 319.720.976 458.437.020 24.418.797 73.704.193 98.122.990 2.952.858 9.470.512 12.423.370 488.889.259 501.384.279 990.273.538 6,421,429 2.307.638 8.729.067 12 TCID PT.Mandom 131.445.099 384.253.640 515.698.739 13 MERK PT.Merck 118.794.278 54.465.557 173.259.835 14 SQBI PT.Taisho 92.642.852 47.977.545 140.620.397 Pharmaceutical Tbk 15 DVLA PT.Darya-Varia 110.880.522 124.094.895 234.975.417 Laboratoria Sumber: Data Diolah, 2011 Pada tahun 2010, PT. Mayora Indah mampu memperoleh laba tunai terbesar yaitu sebesar Rp. 1.562.983.823 di karenakan perusahaan tersebut mempunyai asset tetap yang besar yaitu sebesar Rp. 1.489.560.955.852.

50 sedangkan PT. Unilever mampu memperoleh laba tunai terkecil yaitu Rp. 4.653.566 di karenakan perusahaan tersebut mempunyai asset tetap yang kecil yaitu sebesar Rp.1.030.724.000. 3. Data Dividen Kas Perusahaan Industri Barang Konsumsi yang Go Public di bursa efek. Tabel 4.3 PERHITUNGAN DIVIDEN KAS Tahun 2008,2009 (dalam Ribuan Rupiah) Dividen Kas No Kode Nama Emiten 2009 2008 1 DLTA PT. Delta Djakarta 52.125.219 56.046.134 2 MYOR PT.Mayora Indah 76.658.400 38.329.200 3 FAST PT.FastFood Tbk 37.038.750 25.436.250 4 MLBI PT. Multi Bintang 76.906 579.425 5 GGRM PT. Gudang Garam 1.250.657 673.431 6 UNVR PT. Unilever 3.044.370 2.441.600 7 KAEF PT. Kimia Farma Tbk 18.752.063 13.848.444 8 MRAT PT. Mustika Ratu 4.202.960 5.572.560 9 INDF PT. Indofood Sukses 816. 580 412. 680 Makmur 10 TSPC PT.Tempo Scan 292.500.000 180.000.000 Pacific 11 HMSP PT. H.M. Sampoerna 6.684.075 2.629.800 12 TCID PT.Mandom 64.341.333 60.320.000 13 MERK PT.Merck 109.961.600 119.840.000 14 SQBI PT.Taisho 87.040.000 81.920.000 Pharmaceutical Tbk 15 DVLA PT.Darya-Varia Laboratoria 25.200.000 25.200.000 Sumber: Laporan Tahunan- BEI

51 Pada tahun 2008, PT. Tempo Scan Pasific mampu memperoleh dividen kas terbesar Rp. 180.000.000 di karenakan PT. Tempo Scan Pacific Dalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 29 Mei 2009, para pemegang saham Perusahaan telah menyetujui pembagian dividen final kas sejumlah Rp 225.000.000.000 atau Rp 50 per saham (termasuk dividen interim sejumlah Rp 157.500.000.000 atau Rp 35 per saham yang telah dibayarkan pada bulan September 2008) dari laba bersih Perusahaan tahun 2008 dan juga menyetujui untuk mencadangkan sebagian dari saldo laba, yaitu sejumlah Rp 2.250.000.000, sebagai dana cadangan umum, sesuaiketentuan dalam anggaran dasar Perusahaan. Dividen final kas tersebut telah dibayar pada bulan Juli 2009. Sedangkan PT. PT. Indofood Sukses Makmur sebesar Rp 412.800.000. Hal ini dikarenakan PT. Indofood Sukses Makmur pada tahun 2008 pembagian dividen kas sejumlah Rp 47,0 (angka penuh) per saham (236) yang di ambil dari laba bersih konsolidasi perusahaan pada tahun tersebut. Pada tahun 2009, PT. Tempo Scan Pacific mampu memperoleh Dividen Kas terbesar yaitu sebesar Rp.292.500.000. Hal ini di karenakan PT. Tempo Scan PacificDalam Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan tanggal 29 Mei 2009, para pemegang saham Perusahaan telah menyetujui pembagian dividen final kas sejumlah Rp 225.000.000.000 atau Rp 50 per saham (termasuk dividen interim sejumlah Rp 157.500.000.000 atau Rp 35 per saham yang telah dibayarkan pada bulan September 2008) dari laba bersih Perusahaan tahun 2008 dan juga menyetujui untuk mencadangkan sebagian dari saldo

52 laba, yaitu sejumlah Rp 2.250.000.000, sebagai dana cadangan umum, sesuaiketentuan dalam anggaran dasar Perusahaan. Dividen final kas tersebut telah dibayar pada bulan Juli 2009. Sedangkan pada tahun 2009 PT. Multi Bintang memperoleh Dividen Kas terkecil, yaitu sebesar Rp 76.906.000 Hal yang di sebabkan pada tahun 2009 PT.Multi Bintang mempunyai dividen kas terkecil karena pembagian dividen kas sejumlah Rp 3.650 (rupiah) per saham (21.021) yang di ambil dari laba bersih konsolidasi perusahaan pada tahun tersebut. B. Analisis Dengan menggunakan Descripstive Statistics (Agus Eko Sujianto, 2009:23), menyatakan bahwa : Statistik deskriptif lebih berhubungan dengan pengumpulan data peringkasan data, serta penyajian hasil peringkasan tersebut.data-data tersebut harus diringkas dengan baik dan teratur sebagai dasar untuk pengambilan keputusan. Fungsi analisis deskriptif adalah untuk memberikan gambaran umum tentang data yang telah diperoleh.gambaran umun ini bisa menjadi acuan untuk melihat karakteristik data yang kita peroleh.

53 Tabel 4.4 Descriptive Statistics Laba Akuntansi, Laba Tunai dan Dividen Kas Statistics laba_akuntansi laba_tunai dividen_kas N Valid 30 30 30 Missing 0 0 0 Mean 5.50E10 1.86E11 2.52E10 Std. Deviation 1.107E11 3.441E11 6.288E10 Skewness 2.152 1.976 3.377 Std. Error of Skewness.427.427.427 Kurtosis 3.550 3.241 12.132 Std. Error of Kurtosis.833.833.833 Minimum 222307 3154770 76906 Maximum 4.E11 1.E12 3.E11 Berdasarkan tabel 4.4 data output di atas dapat diketahui bahwa : 1. N = 30 berarti jumlah data yang valid (sah untuk di proses atau di olah) berjumlah 30 sampel yaitu terdiri dari perusahaan industry barang

54 konsumsi yang di jadikan sampel selama 3 tahun, yang terdiri dari data variabel laba akuntansi, laba tunai dan dividen kas. 2. Laba Akuntansi Dari tabel 4.4 mempunyai mean atau rata-rata sebesar5.50e10.standar deviasi 1.107E11.Sementara nilai minimum laba akuntansi sebesar 222307. Sedangkan untuk nilai maximum laba akuntansi sebesar 4.E11. Untuk nilai skewness laba akuntansi di dapat sebesar 2.152. Dengan std. Error of Skewness sebesar 0.427.Untuk nilai kurtosis sebesar 3.550.Dengan std. Error of Kurtosis sebesar 0.833. 3. Laba Tunai Dari tabel 4.4 mempunyai mean atau rata-rata sebesar 1.86E11.Standar diviasi 3.441E11.Sementara nilai minimum laba akuntansi sebesar 3154770. Sedangkan untuk nilai maximum laba akuntansi sebesar 1.E12. Untuk nilai skewness laba akuntansi di dapat sebesar 1.976.dengan std. Error of Skewness sebesar 0,427. Untuk nilai kurtosis sebesar 3.241 dengan std. Error of Kurtosis sebesar 0.833. 4. Dividen Kas Dari tabel 4.4 mempunyai mean atau rata-rata sebesar 2.52E10.Standar deviasi 6.288E10. Sementara nilai minimum laba akuntansi sebesar 76906. Sedangkan untuk nilai maximum laba akuntansi sebesar 3.E11. Untuk nilai skewness laba akuntansi di dapat sebesar 3.377.dengan std. Error of Skewness sebesar 0.427. Untuk nilai kurtosis sebesar 12.132 dengan std. Error of Kurtosis sebesar 0.833.

55 C. Pengujian hipotesis (Spearman Rank Correlate) Berdasarkan hipotesis Spearman Rank,maka penulis ingin menganalisis hasil output atas data yang telah diolah dengan menggunakan SPSS versi 17. Adapun metode pengukuran yang digunakan untuk menguji hipotesis tersebut, yaitu dengan menggunakan korelasi Spearman Rank.Korelasi untuk sampel dinotasikan dengan r sedangkan untuk populasi dinotasikan ρ (baca rho).uji korelasi bertujuan untuk menguji hubungan antara dua variabel yang tidak menunjukkan hubungan fungsional (berhubungan bukan berarti disebabkan) Nugroho (2007:35).Uji korelasi tidak membedakan jenis variabel apakah variabel dependen maupun independen. Koefisien Korelasi dinyatakan dalam % keeratan hubungan antar variabel yang dinamakan dengan koefisien korelasi, yang menunjukkan derajadkeeratan hubungan antara dua variabel dan arah hubungannya (+ atau). Batas-Batas Koefisien Korelasi Menurut Umar (2008:314) nilai koefisien korelasi berkisar antara 1 sampai +1, yang kriteria pemanfaatannya dijelaskan sebagai berikut : 1. Jika, nilai r > 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier positif, yaitu makin besar nilai variabel X makin besar pula nilai variabel Yatau makin kecil nilai variabel X makin kecil pula nilai variabel Y.2. 2. Jika, nilai r < 0, artinya telah terjadi hubungan yang linier negatif, yaitu makin besar nilai variabel X makin kecil nilai variabel Y

56 ataumakin kecil nilai variabel X maka makin besar pula nilai variabel Y.3. 3. Jika, nilai r = 0, artinya tidak ada hubungan sama sekali antaravariabel X dan variabel Y.4. Jika, nilai r =1 atau r = -1, maka dapat dikatakan telah terjadihubungan linier sempurna, berupa garis lurus, sedangkan untuk r yang makin mengarah ke angka 0 (nol) maka garis makin tidak lurus. 4. Batas-batas nilai koefisien korelasi diinterpretasikan sebagai berikut : Pedoman untuk memberikan interpretasi Koefisien Korelasi : No Interval Koefisien Tingkat Hubungan 1 0,00 0,199 Sangat lemah 2 0,20-0,399 Lemah 3 0,40 0,599 Sedang 4 0,60 0,799 Kuat 5 0,80 1,000 Sangat kuat Sumber :Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian (Bandung : Alfabeta, 2004), hal 183 Koefisien determinasi merupakan koefisien yang akan menjelaskan berapa besar variabel bebas dapat menjelaskan perubahan yang terjadi pada variabel terikat, sedangkan sisanya berarti dijelaskan oleh faktorfaktor lain. Koefisien determinasi didapat dari hasil kuadrat koefisien korelasi. Adapun bentuk output SPSS untuk pengujian hipotesis tersebut adalah sebagai berikut :

57 Tabel 4.5 Spearman's rho laba_akuntan si laba_tunai dividen_kas Correlation Coefficient Correlations laba_akuntansi laba_tu nai dividen _kas 1.000.719 **.976 ** Sig. (2-tailed)..000.000 N 30 30 30 Correlation Coefficient.719 ** 1.000.685 ** Sig. (2-tailed).000..000 N 30 30 30 Correlation Coefficient.976 **.685 ** 1.000 Sig. (2-tailed).000.000. N 30 30 30 **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). Hasil Pengujian hipotesis korelasi Spearman Rank pada tabel 4.5 yaitu : 1. Korelasi Laba Akuntansi dengan Dividen Kas a. Pada output korelasi Rank Spearman terlihat angka 0, 976 yang menunjukkan korelasi sangat kuat (apabila signifikan) karena terletak di antara 0,80 sampai dengan 1,000. b. Tidak adanya tanda di depan angka 0,976 pada tampilan output menunjukkan bahwa korelasi, apabila terbukti signifikan, berpola positif. Karena dapat dilihat dari perubahan laba setiap emiten antara tahun 2008 2010, Jika kita liat dari interpretasi ekonomi, hasil uji tersebut maka dapat di simpulkan bahwa ukuran kinerja perusahaan menggunakan Laba Akuntansi berpotensi tinggi dalam pembagian dividen kas perusahaan kepada para pemegang saham melalui Rapat

58 Umum Pemegang Saham Karena dapat dilihat dari perubahan laba setiap emiten antara tahun 2008 2010. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Elizabeth (2000) karena laba akuntansi dan laba tunai yang bergerak di kegiatan operasi perusahaan terdapat hubungan antara dividen kas. c. Pada baris Sig. (2-tailed) terlihat angka probabilitas 0,000. Oleh karena probabilitas < 0,005. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa Ho di tolak, ini berarti bahwa hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas signifikan pada taraf kepercayaan 95%. 2. Korelasi Laba Tunai dengan Dividen Kas a. Pada output korelasi Spearman s rho terlihat angka 0,685 Yang menunjukkan korelasi yang kuat (apabila signifikan) karena terletak diantara 0,60 sampai dengan 0,799. b. Tidak adanya tanda di depan angka 0,685 Pada tampilan output menunjukkan bahwa korelasi, apabila terbukti signifikan, berpola positif. Jika kita liat dari interpretasi ekonomi, hasil uji tersebut maka dapat di simpulkan bahwa ukuran kinerja perusahaan menggunakan Laba Tunai berpotensi tinggi dalam pembagian dividen kas perusahaan kepada para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Karena dapat dilihat dari perubahan laba setiap emiten antara tahun 2008 2010. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Elizabeth (2000)

59 karena laba akuntansi dan laba tunai yang bergerak di kegiatan operasi perusahaan terdapat hubungan antara dividen kas. c. Pada baris Sig. (2-tailed) terlihat angka probabilitas 0,000. Oleh karena probabilitas < 0,005. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa Ho di tolak, ini berarti juga bahwa hubungan antara laba tunai dengan dividen kas signifikan pada taraf kepercayaan 95%. 3. Korelasi Laba Akuntansi dengan Laba Tunai a. Pada Output korelasi Rank Spearman terlihat angka 0,719 yang menunjukkan korelasi yang kuat (apabila signifikan) karena terletak antara 0,60 sampai dengan 0,799. b. Tidak adanya tanda di depan angka 0,719 Pada tampilan output menunjukkan bahwa korelasi, apabila terbukti signifikan, berpola positif. Jika kita liat dari interpretasi ekonomi, hasil uji tersebut maka dapat di simpulkan bahwa ukuran kinerja perusahaan menggunakan Laba Tunai berpotensi tinggi dalam pembagian dividen kas perusahaan kepada para pemegang saham melalui Rapat Umum Pemegang Saham Karena dapat dilihat dari perubahan laba setiap emiten antara tahun 2008 2010. Penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Elizabeth (2000) karena laba akuntansi dan laba tunai yang bergerak di kegiatan operasi perusahaan terdapat hubungan antara dividen kas. c. Pada baris sig. (2 tailed/ terlihat angka probabilitas 0,000. Oleh karena probabilitas < 0,005. Maka dapat diambil kesimpulan bahwa Ho di

60 tolak, ini berarti juga bahwa hubungan antara laba akuntansi dan laba tunai adalah signifikan pada taraf kepercayaan 95%. D. Melakukan Uji Koefisien Determinasi Hasil korelasi belum bisa digunakan untuk membuktikan bahwa hubungan antara laba akuntansi dengan dividen kas maupun antara laba tunai dengan dividen kas signifikan atau tidak.oleh karena itu dilakukan uji signifikansi antara variabel-variabel tersebut.tabel 4.6 dibawah ini merupakan perhitungan uji signifikansi antara laba akuntansi terhadap dividen kas dan antara laba tunai terhadap dividen kas. Tabel 4.6 Model Summary Adjusted R Std. Error of the Model R R Square Square Estimate 1.948 a.899.891 2.075E10 a. Predictors: (Constant), LABA_TUNAI, LABA_AKUNTANSI

61 Berdasarkan Tabel 4.6 di atas, dapat di ketahui bahwa : Uji Hasil Uji Keputusan Hipotesa Hipotesa R 0,948 Terdapat Hubungan yang simultan di karenakan ( mendekati 1 ) Antara laba akuntansi, laba tunai dengan dividen kas dan juga arah hubungan yang positif (tidak ada negative pada angka 0,948) menunjukkan semakin besar laba akuntansi dan laba tunai akan membuat dividen kas cenderung meningkat. Rsquare 0,899 Pengkuadratan dari koefisien korelasi, atau 0,948 x 0,948. Adjusted R Square 0,891 Berarti 89,1% variabel dependen dividen kas dapat dijelaskan oleh variabel independen laba akuntansi dan laba tunai. Sedangkan sisanya (100% - 89,1% = 10,9 %) Std. Error of the Estimate di jelaskan oleh sebab-sebab lain diluar model. 2.075E10 Pada output uji korelasi spearman rank terdapat standar eror of the estimate adalah 6.288E10 yang jauh lebih besar dari 2.075E10 maka semakin kecil nilai standar eror of estimate akan membuat model regresi semakin tepat dalam memprediksi variabel dependen atau dalam penelitian ini adalah dividen kas.