Artikel Skripsi Universitas Nusantara PGRI Kediri

dokumen-dokumen yang mirip
SKRIPSI. Diajukan dalam rangka Penyelesaian Studi Strata 1 Untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan. Oleh : TUGIMIN

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN GULING KEDEPAN MENGGUNAKAN MODEL CTL TERHADAP SISWA KELAS XI SMKN 1 GROGOL KEDIRI TAHUN AJARAN 2014/2015

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT JAUH DENGAN MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS X SMK NEGERI 1 GROGOL TAHUN AJARAN 2014 / 2015

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), dari namanya sudah

METODE PENELITIAN. membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan diteliti.

Universitas Nusantara PGRI Kediri. Oleh : MATSURAH P

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN LEMPAR LEMBING GAYA HOP MELALUI PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN BERMAIN SKRIPSI

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagai Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Jurusan Penjaskesrek FKIP UN PGRI Kediri

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PENJASKESREK OLEH :

BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Pra Tindakan

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

Totok Warsito SD Negeri 1 Kuwu UPTD Pendidikan Kecamatan Kradenan, Kabupaten Grobogan

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003 : 93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian tindakan kelas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan. Deddy Mulyana (2004:61) Metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. yang menjadi subjek penelitian adalah kelas V. Bone Pantai dengan jumlah siswa 20 orang yang terdiri dari 14 laki-laki

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI KEPADATAN POPULASI MANUSIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DI SMP ARTIKEL PENELITIAN OLEH

I. METODOLOGI PENELITIAN. kelas, (Classroom Action Research). Jenis penelitian ini mampu menawarkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sesuai dengan rumusan masalah maka penelitian ini menggunakan metode

FAJAR SIDIK SIREGAR, S.Pd, M.Pd Prodi Pendidikan Jasmani Kesehatan Dan Rekreasi STOK Bina Guna Medan ABSTRAK

Oleh: Bakim SDN 2 Ngembel Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Zen Fadli Ardiansyah Harahap Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Medan, Medan, Indonesia

UPAYA MENINGKATKAN KETRAMPILAN GULING BELAKANG SENAM LANTAI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BIDANG MIRING. Thoif

BAB III METODE PENELITIAN. 10 siswa perempuan dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan di SDN 1 Kaliawi Bandar Lampung.

BAB III METODE PENELITIAN. terkendali untuk menemukan dan memecahkan masalah pembelajaran di kelas.

EFFORTS TO IMPROVE LEARNING OUTCOMES BASEBALL KASBOL USING GAME IN CLASS IV SD STATE WARU WEST DISTRICT VI WARU PAMEKASAN LESSONS YEAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. (PTK) atau disebut classroom action research.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MOTORIK KASAR ANAK MELALUI IMITASI DALAM GERAK TARI DI TAMAN KANAK KANAK AL HIKMAH LUBUK BASUNG FIRMAWATI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tindakan Kelas (PTK) atau classroom action research yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. dalam sebuah kelas secara bersama (Didik dan Wahyu, 2011: 3).

BAB IV PAPARAN DATA DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. merupakan terjemahan dari classroom action research, yaitu suatu action

BAB III METODE PENELITIAN. difokuskan pada situasi kelas yang lazim dikenal Classroom Action Research

UPAYA PENINGKATAN HASIL PEMBELAJARAN TOLAK PELURU GAYA O BRIEN

EFEKTIVITAS PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD

B. Disain Penelitian Pada penelitian ini menggunakan desain penelitian Kemmis dan Taggart (dalam Wiriaatmadja: 2008)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) adalah satu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Research. (Trianto 2011:30), berpendapat bahwa :

III. METODOLOGI PENELITIAN. Menurut Sukardi (2003:93), metode penelitian adalah cara yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. memperdalam pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Adapun subjek dari penelitian ini adalah guru dan siswa kelas VD Sekolah

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S. Pd.) Pada FKIP UNP Kediri OLEH:

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian. Tahun 2015

BAB III METODEI PENELITIAN

Didi Suhaedi Guru Pendidikan Jasmani SD Negeri Jagara Kabupaten Kuningan ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis, Setting Dan Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas atau PTK

PENGEMBANGAN MODEL AKTIVITAS LARI SPRIN 50 M MENGGUNAKAN ALAT SEDERHANA PADA SISWA KELAS V MI MIFTAHUL HUDA DESA MELATI KECAMATAN MOJO KEDIRI

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN PENDEKATAN BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SDN BATOKERBUY 2 TAHUN AJARAN 2015/2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan di VI SDN 2 Lawonu

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. Penelitian ini merupakan tindakan (action research), karena penelitian ini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Negeri 85 Rumbai Pesisir Kota Pekanbaru tahun ajaran dengan

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian tindakan kelas (PTK) yang dilaksanakan pada siswa kelas IV

BAB III METODELOGI PENELITIAN. menyangkut suatu proses pengumpulan sampai penulisan laporan.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Deskripsi Kondisi Awal

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. permainan, berdasarkan nilai KKM (75) dan ketuntasan klasikal sebesar (75%)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GERAK DASAR LOMPAT JAUH MENGGUNAKAN ALAT BANTU PADA SISWA KELAS V SD

Meningkatkan Motivasi Belajar Ips Melalui Penggunaan Media Ganbar Pada Siswa Kelas III di SDN 05 Bunobogu

BAB III METODE PENELITIAN. dan hasil pembelajaran di kelas. Dengan melaksanakan tahapan-tahapan PTK, teknik pembelajaran yang relevan secara kreatif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

SKRIPSI. Oleh : AHMAD NUR CHOLID P

SERVIS BAWAH BOLA VOLI MENGGUNAKAN PENDEKATAN KOMPETENSI BERMAIN DI SDN 05 TERDUK DAMPAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi setiap orang,

Oleh: ANDIKA WIBOWO NPM Dibimbing oleh : 1. Drs. Setyo Harmono, M.Pd. 2. Nur Ahmad Muharram, M.Or.

III. METODE PENELITIAN. menggunakan metode penelitian tindakan (kaji tindak) yang akan dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai upaya untuk memperbaiki kegiatan belajar mengajar berdasarkan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terdiri atas 18 orang siswa laki-laki dan 10 orang siswa perempuan. Alasan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau dalam bahasa Inggris disebut Classroom

2. Peningkatan kualitas praktik pembelajaran di kelas.

TEKNIK DASAR LOMPAT JAUH MELALUI MEDIA ALAT PERAGA KOTAK DI SDN 15 BELITANG UBAH ARTIKEL ILMIAH

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran yang dilakukan dikelas. PTK berfokus pada kelas atau pada. Sesuai dengan metode penelitian tindakan kelas,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS VI SEMESTER I SD NEGERI BAKUNG 02 UDANAWU

MENINGKATKAN HEADING DENGAN BOLA KARET DALAM PERMAINAN SEPAK BOLA DI SDN 14 SUNGAI PUTAT

Mudtrisman Sekolah Dasar Negeri 1 Kalisari UPTD Pendidikan Kecamatan Kradenan Kabupaten Grobogan

BAB III METODE PENELITIAN. Subjek dalam peneltian ini adalah guru mata pelajaran IPS dan siswa

III. PROSEDUR PENELITIAN TINDAKAN KELAS. mengidentifikasi unsur intrinsik cerita anak melalui teknik discovery ini

BAB III METODE PENELITIAN

Kata Kunci : Pembelajaran IPA MI, Make a Match, Prestasi Belajar

PENERAPAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI PENERAPAN METODE BERMAIN PADA SISWA KELAS III SDN MOJOROTO KOTA KEDIRI TAHUN AJARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian tindakan kelas atau PTK (Classroom Action Research). Reason &

Dedi Asmajaya

Zico Aji Dewantara, Mu arifin, I Nengah Sudjana Prodi S2 Pendidikan Olahraga Pascasarjana Universitas Negeri Malang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kelas(classroom Action Research) yaitu suatu bentuk penelitian yang dilakukan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Sukamantri dalam pembelajaran gerak dasar lari cepat 40 meter melalui

Transkripsi:

1

2

3

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR GULING ( ROLL ) DEPAN MENGGUNAKAN MATRAS PADA PEMBELAJARAN SENAM LANTAI MELALUI MODEL PERMAINAN PADA KELAS V SDN PAMOROH 02 KECAMATAN KADUR KABUPATEN PAMEKASANTAHUN PELAJARAN 2015/2016 MOH.HARIDJI 14.1.01.09.0346P FKIP Penjaskesrek Muhammad Yanuar Rizky, M.Pd dan Reo Prasetiyo Herpandika, M.Pd UNIVERSITAS NUSANTARA PGRI KEDIRI ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan hasil belajar guling depan pada pembelajaran senam lantai guling depan pada siswa kelas V SD Negeri Pamoroh 02 Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan Tahun Pelajaran 2015/2016 melalui model permainan.meningkatnya hasil belajar dapat diukur dari hasil yang diperoleh dari siklus I dan siklus II. Penelitian ini termasuk jenis penelitian tindakan kelas dengan kolaborasi antara peneliti dan guru. Subyek penelitian siswa kelas V SD Negeri Pamoroh 02 Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan Tahun Pelajaran 2015/2016 yang berjumlah 17 siswa terdiri dari laki-laki 8 orang dan perempuan 9 orang. Model yang digunakan adalah macam-macam model permainan senam guling depan,diantaranya, permainan guling depan dengan awalan lari, permainan guling depan dengan melewati rintangan tali, permainan guling depan dengan awalan lompat dan permainan guling depan dengan awalan lompat kardus. Simpulan berdasarkan analisis data dapat disimpulkan bahwa pembelajaran senam guling depan melalui model permainan dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Penerapan model permainan pada materi senam lantai gulig depan dapat meningkatkan hasil belajar guling depan pada siswa SD Negeri Pamoroh 02 Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan Tahun Pelajaran 2015/2016.Dengan meningkatnya hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil rata-rata kelas dari hasil evaluasi tiap siklus. Siklus I cukup baik dengan nilai rata-rata kelas 68,23 Pada siklus II nilai rata-rata kelas 75,00 dan dari 17 siswa yang belum berhasil mencapai KKM sebanyak 7 sedangkan 17 siswa telah berhasil mencapai KKM yakni sebesar 70 kriteria sangat baik. Kata Kunci : Guling depan, Model permainan, hasil belajar. 4

pelaksanaan proses pembelajaran tidak I. LATAR BELAKANG Pelaksanaan kegiatan peserta didik didalam pembelajaran pendidikan jasmani dan olahraga merupakan proses belajar yang berkelanjutan dan tentunya usaha didalam belajar harus terus ditingkatkan untuk pencapaian keberhasilan dalam program tujuan pendidikan dalam peningkatan mutu sumber daya manusia Indonesia. Untuk memperoleh keberhasilan tentunya harus didukung oleh banyak berjalan efektif. Apakah yang menjadi penyebab kurang berhasil di dalam proses belajar mengajar, hal inilah yang harus menjadi perhatian untuk dipahami oleh guru sebagai tenaga pengajar, sebagai pelaksana proses pembelajaran persoalan-persoalan yang timbul pada proses belajar biasanya pada materi pelajaran yang sifatnya non permainan seperti materi pelajaran senam guling depan yang pelaksanaannya hanya faktor seperti tenaga kependidikan, melakukan guling depan, hal seperti inilah sarana dan prasarana, kurikulum, siswa dan lingkungan dimana proses belajar-mengajar berlangsung. Dalam kaitannya proses belajar-mengajar yang ada di masingmasing sekolah, dimana guru sebagai tenaga pengajar yang melaksanakan program pembelajaran ada yang berhasil dan ada yang belum berhasil didalam pencapaian tujuan dari pembelajaran, berhasil dalam artian guru didalam pelaksanaan pembelajaran dalam memberikan materi pelajaran kepada siswa berjalan efektif, dan belum berhasil dalam artian didalam yang harus diteliti oleh guru sebagai tenaga pengajar, dimana guru sudah memberikan materi pelajaran senam guling depan sesuai kurikulum, tetapi didalam proses pembelajarannya siswa tidak bersemangat, peran aktif siswa sedikit, dimana kekurangan guru didalam proses pembelajaran biasanya pada salah satu pemilihan strategi pembelajaran yang tidak tepat, untuk itu strategi pembelajaran yang dipilih guru selayaknya didasari berbagai pertimbangan sesuai situasi, kondisi dan lingkungan yang akan dihadapinya. 5

Menurut Kozma dan Gafur (1989 : 91) secara umum menjelaskan bahwa strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai segala kegiatan yang dipilih yang dapat memberikan fasilitas atau bantuan kepada peserta didik menuju tercapainya tujuan pembelajaran Menurut Gerlac dan Ely ( 1980 : 57) menjelaskan bahwa strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang awal agar diperoleh tahapan kegiatan pembelajaran yang berdaya dan berhasil guna, guru harus mampu menentukan strategi pembelajaran apa yang akan digunakan sejak awal pembelajaran. Dari uraian diatas menjelaskan betapa pentingnya pemilihan strategi pembelajaran yang akan digunakan untuk mencapai dipilih untuk menyampaikan materi keberhasilan didalam proses belajarmengajar, pemilihan dan penggunaan pembelajaran dalam lingkungan pembelajaran tertentu. Selanjutnya dijabarkan bahwa strategi pembelajaran meliputi sifat, lingkup dan urutan kegiatan pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar kepada peserta didik, strategi pembelajaran tidak selamnya memperoleh keberhasilan untuk itu setelah guru memilih dan menggunakan strategi yang ada guru juga dituntut untuk kreatif mengembangkan strategi pembelajaran untuk mengantisipasi kemungkinan strategi pembelajaran merupakan cara-cara yang akan dipilih dan digunakan oleh persoalan-persoalan proses belajar. yang timbul dalam seorang pengajar untuk menyampaikan materi pelajaran sehingga akan memudahkan peserta didik mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan akan dikuasainya diakhir kegiatan belajarnya. Strategi pembelajaran yang akan dipilih dan Sehubungan dengan proses belajarmengajar dalam pembelajaran senam guling depan yang ada di SD Negeri Pamoroh 02 Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan Tahun Pelajaran 2015/2016 dalam pelaksanaannya belum berjalan efektif, digunakan guru bertitik tolak dari tujuan karena didalam menggunakan strategi pembelajaran yang telah ditetapkan sejak pembelajaran hanya mengikuti materi yang 6

ada tanpa ada penambahan dalam proses mengajar sehingga pembelajaran yang diharapkan belum tercapai, salah satunya pendekatan model permainan mencoba mengatasi permasalahan yang timbul dalam pembelajaran senam guling depan. hasil belajar siswa dalam pembelajaran Menurut bucher (1960:48) berpendapat senam guling depan belum tercapai, karena sarana dan prasarana yang ada terbatas sehingga mempengaruhi aktivitas siswa dalam belajar, belum adanya penambahan didalam penggunaan strategi pembelajaran bahwa permainan yang telah lama dikenal oleh anak-anak, orang tua, laki-laki maupun perempuan, mampu menggerakan untuk belatih, bergembira dan rileks. Permainan merupakan salah satu komponen pokok pada pada penyajian materi yang ada menjadi tiap program pendidikan jasmani, oleh sebab persoalan didalam proses pembelajaran itu guru pendidikan jasmani harus mengenal senam guling depan, untuk itu masalah yang ada dalam kegiatan proses pembelajaran pada siswa sangat penting untuk diperhatikan oleh guru. Didalam persoalan yang ada pada pembelajaran senam guling depan sangat penting untuk dicarikan solusinya karena apabila persoalan yang ada tidak dicarikan solusinya akan menyebabkan pembelajaran menjadi tidak efektif, dan menyebabkan proses belajar guling depan kurang berhasil, tujuan pembelajaran tidak terecapai dan hasil belajar tidak optimal, hal ini tentunya diperlukan suatu tindakan untuk dicarikan secara mendalam tentang seluk beluk permainan. Dari uraian tersebut menjelaskan permainan dapat menggerakan untuk berlatih dengan rasa gembira, dalam kaitannya dengan siswa dalam belajar senam guling depan yang dalam belajarnya gerak belum sesuai yang diharapkan dengan mencoba melalui pendekatan model permainan diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam belajar guling depan. Berdasarkan latar belakang diatas penulis mencoba menggunakan model permainan sebagai salah satu upaya untuk solusinya. Untuk itu penulis dengan melalui meningkatkan hasil belajar siswa dalam 7

pembelajaran senam guling depan disekolah dasar. Upaya tersebut direalisasikan melalui penelitian tindakan kelas (PTK). Dengan Judul : Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Guling ( Roll ) Depan Menggunakan Matras Pada Pembelajaran Senam Lantai Melalui Model Permainan Pada Kelas V SD Negeri Pamoroh 02 Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan Tahun Pelajaran 2015/2016. II. METODE Penelitian yang akan dilaksanakan ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research), yaitu penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya sebagai guru sehingga hasil belajar siswa menjadi meningkat (Wardhani, 2007:1.4). Desain yang digunakan didalam penilitian tindakan kelas ini adalah desain yang dikemukakakan oleh Arikunto. Menurut Arikunto (2009: 20), ada empat tahapan penting dalam penelitian tindakan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Keempat tahapan dalam penelitian tindakan tersebut akan membentuk sebuah siklus, jadi satu siklus dimulai dari tahap perencanaan sampai dengan refleksi. Banyaknya siklus tergantung pada masih atau tidaknya tindakan tersebut diperlukan, selain itu juga tergantung pada permasalahan pembelajaran yang perlu dipecahkan. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) merupakan suatu pencermatan kegiatan yang sengaja dilaksanakan dalam sebuah kelas yang sama, dilakukan oleh guru secara kolaborasi dan bertujuan untuk memperbaiki keadaan ke arah yang lebih baik. Penelitian ini diharapkan dapat memecahkan permasalahan yang dihadapi guru sehingga proses pembelajaran dapat berjalan lancar dan tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Melalui pendekatan penelitian tindakan kelas ini permasalahan yang dirasakan dan ditmukan oleh guru dan siswa dapat dicarikan solusinya. Secara keseluruhan keempat tahapan dalam PTK ini membentuk suatu siklus PTK yang digambarkan dalam bentuk 8

spiral. Untuk mengatasi masalah mungkin a) Ketuntasan Belajar Secara Individual diperlukan lebih dari satu siklus, siklus tersebut saling terkait dan berkelanjutan. P siswa yang tuntasbelajar siswa 100% Analisis data Data dalam penelitian ini berupa datadata dalam bentuk lembar observasi untuk III. HASIL DAN KESIMPULAN Penelitian ini bertujuan untuk guru dan siswa, dan tes hasil belajar. Data yang sudah diperoleh kemudian dipaparkan dengan menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. Menurut Daryanto (2011 : 191-192) deskriptif kualitatif yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui prestasi belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Teknik analisis data yang digunakan dalam menentukan tingkat keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar dilakukan dengan cara memberikan evaluasi pada setiap akhir siklus. Analisis dihitung dengan menggunakan statistik sederhana yaitu : mengetahui efektifitas pembelajaran senam guling depan melalui model permainan pada siswa SD Negeri Pamoroh 02 Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan Tahun Pelajaran 2015/2016. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Pamoroh 02 Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan Tahun Pelajaran 2015/2016.Data penelitian yang diperoleh adalah data hasil belajar siswa, data hasil observasi siswa atau hasil pengamatan. Data hasil belajar siswa tersebut disajikan dalam dua siklus sebagai berikut: Siklus I Siklus I dilaksanakan pada hari Senin tanggal 09 Maret 2016 jam pelajaran pertama dan kedua. Materi permainan senam guling depan dengan awalan lari,permainan guling depan dengan rintangan tali. a. Perencanaan 9

1. Guru menyiapkan materi senam guling depan. 2. Guru menyediakan alat untuk proses belajar senam guling depan. 1.3. Guru merancang pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)sebagai pedoman dalam kegiatan belajar mengajar. 4. Observer menyiapkan lembar observasi untuk mengamati proses kegiatan belajar berlangsung. 5. Siswa melaksanakan proses pembelajaran dengan memanfaatkan media yang ada. 6. Guru menyiapkan sarana prasarana untuk kegiatan senam. 2.7. Guru mempersiapkan lembar penilaian tes praktek. b. Pelaksanaan Tindakan Pra Kegiatan gerakan statis dan dinamis, serta melakukan gerakan lari ditempat. Kegiatan inti ( 50 menit ) 1. Guru membagi siswa menjadi 4 kelompok. 2. Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan. 3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. 4. Guru menjelaskan tahapan-tahapan gerakan guling depan. 5. Guru menjelaskan tehnik gerakan guling depan yang benar. 6. Guru menyampaikan materi permainan guling depan dengan awalan lari. 7.Guru menyampaikan aturan permainan guling depan dengan melewati rintangan tali. 8.Guru menugaskan siswa untuk melakukan permianan guling depan dengan awalan Sebelum pembelajaran dimulai guru lari dan permainan guling depan menyiapkan peralatan pembelajaran yang melewati rintangan tali. akan digunakan. 9.Guru memberikan motivasi, semangat Kegiatan awal ( 10 menit ) Membariskan siswa, memimpin doa, mengabsen kehadiran siswa melakukan apersepsi dan memimpin pemanasan dengan kepada siswa dengan tepuk tangan,pujian dan senyuman. 10.Guru memberikan bantuan kepada siswa yang kesuliatan. 10

11.Guru membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa atas materi yang telah disampaikan. Kegiatan akhir ( 10 menit ) Guru memberikan tes praktek senam guling depan. Memimpin gerakan pendinginan, memberikan koreksi dan melakukan tanya jawab, memimpin berdoa dan membubarkan siswa. c. Observasi 1. Pengamatan terhadap aktivitas guru siklus I Pengamatan terhadap aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung dilapangan berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat skor yang diperoleh dari jumlah aspek yang dinilai pada lembar observasi adalah sebesar 24 dan 22 poin. Hal ini berarti proses pembelajaran yang berlangsung cukup baik. Berdasarkan data hasil observasi dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana aktivitas guru masih kurang dalam membagi kelompok, guru masih kurang dalam mengatur formasi tempat permainan, dari jumlah skor yang diperoleh guru selama proses pembelajaran berlangsung adalah 23 poin, hal ini berarti kemampuan guru dalam melaksanakan proses kegiatan mengajar cukup baik. Siklus II Siklus I dilaksanakan pada hari kamis tanggal 16 Maret 2016 jam pelajaran pertama dan kedua.materi permainan senam guling depan dengan awalan lompat,permainan guling depan dengan awalan lompat kardus. a. Perencanaan 1. Guru menyiapkan materi senam guling depan. 2. Guru menyediakan alat untuk proses belajar senam guling depan. 3. Guru merancang pembuatan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) sebagai pedoman dalam kegiatan belajar selama pelaksanaan proses pembelajaran mengajar. senam guling depan melalui permainan yaitu masih terdapat kekurangan, guru masih kurang dalam memberikan motivasi, guru 4. Observer menyiapkan lembar observasi untuk mengamati proses kegiatan belajar berlangsung. 11

5. Siswa melaksanakan proses pembelajaran dengan memanfaatkan media yang ada. 6. Guru menyiapkan sarana prasarana untuk kegiatan senam. 7. Guru mempersiapkan lembar penilaian tes praktek. b. Pelaksanaan Tindakan Pra Kegiatan Sebelum pembelajaran dimulai guru menyiapkan peralatan pembelajaran yang akan digunakan. Kegiatan awal ( 10 menit ). Membariskan siswa, memimpin doa, mengabsen kehadiran siswa melakukan apersepsi dan memimpin pemanasan dengan gerakan statis dan dinamis, serta melakukan gerakan lari ditempat. Kegiatan inti ( 50 menit ). 1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok. 2. Guru menyampaikan materi yang akan diajarkan. 3. Guru menjelaskan tujuan pembelajaran. 4. Guru menjelaskan tahapan-tahapan permainan guling depan. 5. Guru menjelaskan tehnik gerakan guling depan yang benar. 6. Guru menyampaikan materi permainan guling depan dengan awalan lompat. 7. Guru menyampaikan permainan guling depan dengan awalan lompat kardus. 8. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengajukan pertanyaan. 9. Guru menugaskan siswa untuk melakukan permianan guling depan dengan awalan lompat dan permainan lompat kardus. 10.Guru memberikan motivasi pada siswa dengan tepuk tangan,pujian dan acungan tangan. 11.Guru memberikan bantuan kepada siswa yang kesuliatan. Guru membuat kesimpulan dengan melibatkan siswa atas materi yang telah disampaikan. Kegiatan akhir ( 10 menit ). Guru memberikan tes praktek senam guling depan. Memimpin gerakan pendinginan, memberikan koreksi dan melakukan tanya jawab, memimpin berdoa dan membubarkan siswa. c. Observasi 12

1. Pengamatan terhadap aktivitas guru siklus II Pengamatan terhadap aktivitas guru selama proses pembelajaran berlangsung dilapangan berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan oleh pengamat skor yang diperoleh dari jumlah aspek yang dinilai pada lembar observasi siklus II adalah sebesar 29,5 poin. Hal ini berarti proses pembelajaran yang berlangsung baik. Berdasarkan data hasil observasi yang dilakukan untuk melihat secara langsung bagaimana aktivitas guru selama pelaksanaan proses pembelajaran senam guling depan melalui permainan yaitu sudah berjalan lebih aktif, guru memberikan motivasi lebih, guru menambah jumlah kelompok, guru mengatur formasi tempat permainan jauh lebih baik,dari jumlah skor Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dikemukakan dalam bab IV kesimpulan yang diambil pada penelitian ini adalah : 1. Penerapan model permainan pada materi senam lantai gulig depan dapat meningkatkan hasil belajar guling depan pada siswa SD Negeri Pamoroh 02 Kecamatan Kadur Kabupaten Pamekasan Tahun Pelajaran 2015/2016. 2. Dengan meningkatnya hasil belajar siswa dapat dilihat dari hasil rata-rata kelas dari hasil evaluasi tiap siklus. Siklus I cukup baik dengan nilai rata-rata kelas 68,23 Pada siklus II nilai rata-rata kelas 75,00 dan dari 17 siswa yang belum berhasil mencapai KKM sebanyak 7 sedangkan 17 siswa telah berhasil mencapai KKM yakni sebesar 70. yang diperoleh guru selama proses pembelajaran berlangsung adalah 29 dan 30 IV. DAFTAR PUSTAKA poin, hal ini berarti kemampuan guru dalam melaksanakan proses kegiatan mengajar meningkat dan lebih baik. SIMPULAN Agus Mahendra,. (1999/2000). Senam. Departemen pendidikan dan Kebudayaan direktorat jendral pendidikan dasar dan menengah bagian proyek penataran guru SLTP setara DIII. 13

Daryanto.(2010). Penelitian tindakan kelas dan penelitian tindakan sekolah.yogyakarta: Gava media. H.E.Mulyasa, (2011). Praktik penelitian tindakan kelas. Bandung : PT.Remaja Rosdakarya. IGAK Wardhani, dkk. (2007). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Universitas Terbuka. Jaswadi,suparjinah,siswantoyo (2009). Buku penjasorkes kelas 3. Quadra. Khoiru Ahmad, Sofan Amri, Hendro Ari Setyono,Tatik Elisah, (2011). Strategi pembelajaran berorientasi KTSP.prestasi pustaka. Sardiman A.M. (2006). Interaksi dan motivasi belajar mengajar. Rajawali Pers. Catharina Tri Anni,dkk. (2005). Psikologi belajar.upt mkk UNNES. Sumanto Y dan Sukiyo. (1992).Senam. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jendral Pendidikan tinggi proyek pembinaan tenaga kependidikan. Sukintaka.(1992). Teori Bermain untuk D2 Penjaskes. Departemen dan kebudayaan direktorat jendral pendidikan tinggi proyek pembinaan tenaga kependidikan. Suharsimi Arikunto. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : PT Rineka Cipta Tri Hananto Budisantoso, Iddo Cristiana, Soni Nopembri (2010.). Buku pedidikan jasmani Olahraga dan Kesehatan Kelas V. Yudistira. Udin S.Winataputra, dkk (2008). Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka. 14