Personal Philosophy Pages

dokumen-dokumen yang mirip
Evaluasi Kebijakan Link dan Match Pada Sekolah Menengah Kejuruan dan Industri

PEMBAHASAN PETA KONSEP KETERAMPILAN UNTUK PENULISAN BUKU SD, SMP, DAN SMA. Disusun Oleh : Prof. Dr. Arifah A. Riyanto, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Syahriandi Akbari Siregar, 2015

KARAKTERISTIK DAN TUNTUTAN PERKEMBANGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. erat. Hal ini terbukti dengan adanya fakta bahwa perkembangan ilmu

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

TINJAUAN TEORITIK DAN EMPIRIK PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN. Pertemuan 1 Ana, S.Pd. M.Pd, dkk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gun Gun Gunawan, 2013

PEMBAHARUAN PENYELENGARAAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PADA SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN UNTUK PENINGKATAN KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM). Oleh karena itu, perkembangan sumber daya. pengetahuan maupun penguasaan tinggi sangat diperlukan.

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Tugas Perorangan 2: Putu Sudira NIM:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Visi Pendidikan Menengah Kejuruan sebagai lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas tamatan / lulusan agar lebih sesuai dengan tuntutan kebijaksanaan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi persaingan antar negara di dunia melalui industrialisasi dan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Production Based Education Sebagai Upaya Meningkatkan Mutu Lulusan Pendidikan Vokasi Di Akademi Teknik Soroako

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

Efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih merupakan replika lingkungan dimana nanti ia akan bekerja

MATA KULIAH : Pendidikan Teknologi dan Kejuruan KODE MATA KULIAH : TKF 209

PENDIDIKAN VOKASI UJUNG TOMBAK UPAYA MEMAJUKAN EKONOMI BANGSA Kelompok 1: Putu Sudira, Hartoyo, Arif Hermawan, Agustinus HB, Istanto WJ

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENTINGNYA PERAN SERTA ORANG TUA DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SMK

PENDIDIKAN TECHNOPRENEURSHIP BERBASIS PADA KOMPETENSI GLOBAL DAN KEARIFAN LOKAL Sub Tema I: Pendidikan Technopreuneurship. Oleh : Bambang Sugestiyadi

MODEL EVALUASI BERBASIS STANDAR KOMPETENSI KEAHLIAN KEJURUAN PADA KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

Deskripsi, Silabus. : Kajian Pendidikan Teknologi Kejuruan Jumlah kredit : 2 SKS Semester : 2 : Pendidikan Teknik Arsitektur

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Karakteristik Dan Tuntutan Perkembangan Pendidikan Kejuruan Bidang Keahlian Seni Rupa Dan Kriya. Oleh : Drs. F.X. Supriyono, M.Ds

Pembelajaran Berorientasi Kerja: Magang

pembangunan nasional haruslah sejalan dengan proses untuk mencapai tujuan

SILABUS. Kajian Pendidikan Teknologi dan Kejuruan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

PENGEMBANGAN MODEL UJI KOMPETENSI DALAM KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI PADA SMK KELOMPOK TEKNOLOGI DAN INDUSTRI Oleh : Dedy Suryadi, M.Pd.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan adalah suatu proses belajar mengajar yang dilakukan dengan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Motivasi Memasuki Dunia Kerja berpengaruh positif dan signifikan

SERTIFIKASI PROFESI TENAGA KEPENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan pendidikan kejuruan adalah untuk menyiapkan tenaga kerja

Tugas Perorangan Ke 1: Putu Sudira, NIM:

RELEVANSI KOMPETENSI LULUSAN SMK DENGAN TUNTUTAN DUNIA KERJA. Ricky Gunawan Jurusan Teknik Mesin FPTK UPI

BAB I PENDAHULUAN. anak yang perlu bagi kehidupannya dalam masyarakat, baik sebagai anggota. hidup di dalam masyarakat (Purwanto, 2007: 24).

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat keberhasilan pembangunan Indonesia di segala bidang sangat

BAB I PENDAHULUAN. potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada

STUDI EVALUATIF PELAKSANAAN KEGIATAN UNIT PRODUKSI DI BLPT BANDUNG. (OLEH : IWA KUNTADI) ABSTRAK

PERAN SERTA DUNIA USAHA / DUNIA INDUSTRI TERHADAP KEBERADAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN (SMK) DAN SINKRONISASI KURIKULUM

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. baik dalam bidang ekonomi, sosial, maupun budaya. Kondisi ini akan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

ANALISIS PENGEMBANGAN KURIKULUM DAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIDANG TEKNIK LISTRIK UNTUK PENDIDIKAN DAN PELATIHAN PT SUMMARECON AGUNG

STUDI TENTANG PERAN SERTA ORANG TUA DAN DUNIA USAHA/INDUSTRI DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN DI SMK NEGERI 1 SINGOSARI.

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pengangguran telah menjadi momok yang begitu menakutkan

IMPLEMENTASI MANAJEMEN KERJASAMA CHEVROLET DENGAN SMK NEGERI 3 BOYOLANGU DALAM PROGRAM C-STEP

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki kerjasama ekonomi negara-negara Asia Tenggara melalui kawasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. keterkaitan secara sinergis, antara lain kebijakan, kurikulum, tenaga pendidik dan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

kurikulum pendidikan teknologi dan kejuruan dihadirkan dalam buku ini. Secara gamblang, pengarang buku ini menjelaskan tentang karakteristik khas

BAB I PENDAHULUAN. Era global telah menciptakan tingkat persaingan antar calon tenaga kerja

KERJASAMA ANTARA JURUSAN PTBB DENGAN SMK DALAM MENCETAK GURU PROFESIONAL DAN KREATIF BIDANG VOKASI

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Manajemen Pendidikan Life Skills Santri di Pondok Pesantren Darul

KAJIAN PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN

KUANTITAS PROPORSI SMK : SMA

BAB I PENDAHULUAN. Digulirkannya AFTA (ASEAN Free Trade Area) dan AFLA (ASEAN Free

SEMINAR NASIONAL SMK BERBASIS POTENSI UNGGULAN DAERAH DAN KEBUTUHAN MASYARAKAT SEBAGAI UPAYA MENGELIMINASI CITRA SEKOLAH SECOND CHOICE

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KESESUAIAN POLA MENGAJAR GURU SMK DI DIY DENGAN TUNTUTAN PEMBELAJARAN DALAM PENERAPAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

METODE EVALUASI PENILAIAN PRATIKAN PEMBUATAN PANEL STATER MOTOR PADA MATA KULIAH PRAKTEK KONTROL DAN PROTEKSI MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Dalam rangka. mewujudkan tujuan yang dimaksud dan sekaligus mengantisipasi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor penunjang yang sangat penting dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agus Komar, 2013

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan kejuruan. Menurut undang-undang No. 20 Tahun 2003

PERANAN PERPUSTAKAAN SEBAGAI INSTITUSI PASANGAN PADA PENDIDIKAN SISTEM GANDA. Oleh: Yooke Tjuparmah S. Komaruddin BANDUNG, 2005

EVALUASI PRAKTIK KERJA INDUSTRI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dan tidak dapat

Review Artikel : JVTE Volume 15, Number 1, Fall Judul :

MODEL LINK AND MATCH DENGAN PENDEKATAN COMPETENCY BASED TRAINING PADA PEMBELAJARAN TATA GRAHA DI SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah di Bengkel Otomotif Roda 4

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Tahun Ajaran 2011/2012, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

SEMINAR INTERNASIONAL Revitalisasi Pendidikan Kejuruan dalam Pengembangan SDM Nasional. Oleh: Lilis Widaningsih *

Tuntutan Perkembangan Pendidikan Teknologi Kejuruan di Bidang Teknologi Informasi

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN KEJURUAN Oleh: RASTO

BAB I PENDAHULUAN. dapat dimanfaatkan dalam kehidupan sehari-hari di masyarakat luas.

LAPORAN AKHIR IPTEKS BAGI MASYARAKAT (I b M)

BAB I PENDAHULUAN. langsung terhadap perkembangan manusia, terutama perkembangan seluruh aspek

KESIAPAN MENTAL MASUK DUNIA KERJA DITINJAU DARI PELAKSANAAN PENDIDIKAN SISTEM GANDA DAN PENERIMAAN BIMBINGAN KARIR SISWA SMK Dl DIY.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Naima Hady, 2013

STRATEGI PEMBELAJARAN DENGAN FOCUSED BASED EDUCATION

EMPAT LANGKAH STRATEGIS MEMBANGUN KUALITAS PENDIDIKAN VOKASI DAN KEJURUAN DI INDONESIA

Transkripsi:

Personal Philosophy Pages Oleh: Ridwan Daud Mahande #13702261009# Mahasiswa S3-PTK PPs UNY Pendidikan kejuruan merupakan salah satu istilah dalam penyelenggaraan pendidikan berorientasi kerja yang bertujuan mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja dalam bidang tertentu. Hal ini lebih lanjut ditegaskan Unesco, (2001) bahwa, penyelenggaraan pendidikan kejuruan selain mempersiapakan suatu bidang keahlian yang bersifat jabatan, juga perlu pengayaan pengetahuan dan keterampilan umum yang dipandang sebagai adaptasi berbagai kemungkinan di masyarakat. Oleh karena itu, pengembangan pendidikan kejuruan diharapkan dapat meningkatkan sosial ekonomi masyarakat sesuai dengan uraian Kuswana, (2013:198) bahwa, berdasarkan konstitusi, menunjukkan penyelenggaraan pendidikan kejuruan mempunyai peranan strategis dalam menentukan keberhasilan pembangunan nasional. Hal itu sejalan dengan kebutuhan sumber daya manusia yang mempunyai kompetensi sesuai dengan bidang keahlian yang berkembang di masyarakat. Kehadiran pendidikan kejuruan saat ini semakin didambakan masyarakat, khususnya masyarakat yang berkecimpung langsung dalam dunia kerja. Dengan catatan, bahwa lulusan pendidikan kejuruan memang mempunyai kualifikasi sebagai calon/tenaga kerja yang memiliki keterampilan kejuruan tertentu sesuai dengan bidang keahliannya. Gambaran tentang kualitas lulusan pendidikan kejuruan yang disajikan dari Finch dan Crunkilton, (1979) bahwa, kualitas pendidikan kejuruan menerapkan ukuran ganda, yaitu kualitas menurut ukuran sekolah (inschool success standards) dan kualitas menurut ukuran masyarakat (outof school success standards). Kriteria pertama meliputi aspek keberhasilan peserta didik dalam memenuhi tuntutan kurikuler yang telah 1

diorientasikan pada tuntutan dunia kerja, sedangkan kriteria kedua, meliputi keberhasilan peserta didik yang tertampilkan pada kemampuan unjuk kerja sesuai dengan standar kompetensi nasional ataupun internasional setelah mereka berada di lapangan kerja yang sebenarnya. Keberadaan pendidikan kejuruan dalam mempersiapkan lulusan guna memasuki lapangan kerja, diperlukan relevansi antara pendidikan kejuruan dengan ketersediaan kesempatan kerja. Salah satu kebijakan pendidikan melalui sekolah menengah kejuruan (SMK) yaitu, link and match. Inti dari konsep link and match yaitu: (1) adanya keterkaitan antara program pendidikan yang diberikan di sekolah dengan kebutuhan masyarakat secara luas, dan (2) adanya kesesuaian atau kecocokan antara program dan produk pendidikan di sekolah dengan kebutuhan masyarakat (Djojonegoro, 1998). Tujuan penerapan link and match dalam pendidikan kejuruan adalah untuk mendekatkan antara supply dan demand mutu sumber daya manusia (SDM), terutama yang berhubungan dengan kualitas ketenagakerjaan. Di mana dunia pendidikan sebagai penyedia SDM dan dunia kerja serta masyarakat sebagai pihak yang membutuhkan. Selanjutnya, pendidikan kejuruan akan semakin sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan dunia kerja (link and match), jika programprogram keahlian yang diselenggarakan di SMK melibatkan industri dalam menetapkan standar keahlian, pengembangan kurikulum, dan kebijaksanaan pengelolaan sistem pendidikan, (Depdikbud, 1995:9), serta penyesuaian karakteristik daerah yang memerlukan pendidikan kejuruan. Selain itu, guru pendidikan kejuruan sebagai pelaksana kurikulum hendaknya telah mempunyai pengalaman dalam penerapan keterampilan dan pengetahuan pada operasi dan proses kerja serta mampu mengidentifikasi penyesuaian bidang kerja dengan bakat dan minat siswa agar pengembangan tenaga kerja melalui keterampilan-keterampilan memberikan manfaat yang efektif. 2

Oleh sebab itu, pendidikan kejuruan memiliki karakteristik kuat yang didasarkan pada: (1) kebutuhan dunia kerja demand-driven, yang menekankan pada penguasaan kompetensi yang dibutuhkan oleh dunia kerja di masyarakat lingkungannya, (2) kesuksesan siswa dapat diliat dari hands-on atau performa dunia kerja, (3) hubungan erat dengan dunia kerja merupakan kunci sukses pendidikan kejuruan, (4) pendidikan kejuruan harus responsif dan antisipatif terhadap kemajuan teknologi, (Djojonegoro, 1998:37), dan sesuai filosofi pendidikan kejuruan Matching : what job was need and what was needed to do the job, (Thompson, 1973:16) sesuai perkembangan dan perubahan teknologi dan kesisteman. Berdasarkan uraian tujuan, keberadaan, kebijakan dan karakteristik pendidikan kejuruan di atas, maka posisi penulis tetap mendukung adanya pendidikan kejuruan, melalui perbaikan sistem yang belum optimal diimplementasikan dilapangan, yaitu: (1) relevansi kurikulum, (2) kerjasama dunia usaha dan industri, (3) guru/pengajar sebaiknya memiliki pengalaman industri, dan (4) penyesuaian bidang kerja dengan bakat dan minat siswa sebagai calon tenaga kerja di lapangan nantinya. Dengan harapan, pendidikan kejuruan akan menghasilkan lulusan yang cerdas, terampil, dan siap kerja serta mampu mendukung pertumbuhan ekonomi daerah maupun nasional dalam mengembangkan dunia usaha dan industri di era globalisasi. Asumsi Pendidikan Kejuruan Asumsi pendidikan kejuruan merupakan bentuk dukungan dan harapan penulis terhadap pengembangan pendidikan kejuruan kedepan yang dituangkan dalam 5 asumsi sebagai berikut: 1. Pendidikan kejuruan digerakkan oleh kebutuhan pasar kerja dan berkontribusi pada penguatan ekonomi nasional, oleh karenanya mempunyai kemanfaatan sosial. 3

2. Pendidikan kejuruan sebaiknya diorientasikan pada kebutuhan tenaga kerja masyarakat. 3. Pendidikan kejuruan hendaknya didesain untuk menguasai keterampilan esensial agar dapat bersaing pada pasar kerja. 4. Pendidikan kejuruan akan efektif jika siswa diajar oleh guru dan instruktur yang telah memiliki pengalaman dunia kerja dan berhasil didalam menerapkan keterampilan dan pengetahuan mengenai operasi dan proses kerja yang dilakukan. 5. Pendidikan kejuruan secara ekonomis efisien jika menyiapkan dan menumbuhkan kebiasaan kerja kepada siswa sesuai bakat dan minatnya melalui latihan berupa pekerjaan nyata yang spesifik dalam masyarakat berdasarkan kebutuhan tenaga kerja. 4

Daftar Pustaka Finch, Curtis & Crunkilton, John R. (1979). Curriculum Development In Vocational Technical Education. New York: Allyn and Bacon. Kuswana, W.S. (2013). Filsafat Pendidikan Teknologi, Vokasi dan Kejuruan. Bandung: Alfabeta Thompson, J.F. (1973). Foundations of Vocational Education, New Jersey: Prentice Hall Unesco. (2001). Revised Recommendation Concerning Concerning Technical and Vocational Education and Training. Paris: UNESCO Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. (1995). Keterampilan Menjelang 2020 untuk Era Global. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Djojonegoro, W. (1998). Pengembangan Sumberdaya Manusia melalui SMK. Jakarta : PT. Jayakarta Agung Offset. 5