BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sebagai cabang biologi yang mengkhususkan diri pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. satu objek kajian yang dipelajari dalam semua jenjang pendidikan. Biologi

BAB I PENDAHULUAN. percobaan/lapangan yang terjadwal (Tim b, 2011). Untuk memudahkan

BAB I PENDAHULUAN. serta keterampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan lingkungannya. Oleh

PENERAPAN PENILAIAN AFEKTIF PADA PRAKTIKUM SHV ( SISTEMATIKA HEWAN VERTEBRATA) TERHADAP PENINGKATAN HASIL PRAKTIKUM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berbicara tentang pendidikan tidak lepas dari berbicara tentang hasil

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN VERTEBRATA DI LABORATORIUM BIOLOGI DITINJAU DARI HASIL AKHIR PRAKTIKUM NASKAH PUBLIKASI

DENY FEBRIANA A

DALAM PEMBELAJARAN AKTIF STUDENT CREATED CASE STUDIES

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ditujukan untuk membantu anak dalam menghadapi dan. dalam perkembangan anak (Suryosubroto, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. ketrampilan yang diperlukan untuk dirinya, masyarakat, bangsa dan negara

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Di dalam proses

: FARID YULIYADI A

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdapat beberapa komponen yang dapat mempengaruhi hasil

I. PENDAHULUAN. terbangunnya sebuah peradaban suatu bangsa. Pendidikan di Indonesia banyak

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini, sudah seharusnya memberi dampak yang baik terhadap

BAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Program Studi Pendidikan Biologi

Kata Kunci : Zoologi Vertebrata, multimedia, kompetensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

EFEKTIVITAS PELAKSANAAN PRAKTIKUM SISTEMATIKA HEWAN VERTEBRATA DI LABORATORIUM BIOLOGI UMS DITINJAU DARI PENGGUNAAN LEMBAR KERJA MAHASISWA

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2003 Bab I Pasal I Ayat 1 menjelaskan bahwa pendidikan adalah usaha

BAB I PENDAHULUAN. Laboratorium memiliki arti penting dalam perkembangan pengajaran. dan perkembangan kurikulum yang semakin kompleks.

BAB I PENDAHULUAN. dengan kualitas, relevansi, dan efisiensi pendidikan. pendidikan diarahkan kepada pencapaian tujuan-tujuan tertentu yang disebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kebutuhan dalam kehidupan manusia yang. memberikan bekal untuk menjalani kehidupan dan untuk menyiapkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dirumuskan dari Standar Kelulusan (SKL). Penyusunan kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. yaitu guru dan siswa. Guru sebagai pengajar merupakan pencipta kondisi

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. kelas. 1 Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem

7-066 ANALYSIS OF ANIMAL PHYSIOLOGY PRACTICAL BIOLOGY EDUCATION STUDENT FKIP UMS BASED STRATEGY AND MEDIA USED IN DEBRIEFING OF PRACTICAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun kelompok, siswa belajar berfikir melalui prinsip-prinsip metode

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran yang lebih efektif dan efisien. Upaya tersebut meliputi peningkatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kemajuan suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia dimana kualitas sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat,

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

BAB 1 PENDAHULUAN. karena tanpa pendidikan manusia akan mengalami banyak kesulitan dan

I. PENDAHULUAN. manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN. Dalam hal ini melibatkan keterampilan dan penalaran. Untuk. untuk kreatif, percaya diri dan berfikir kritis.

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

BAB I PENDAHULUAN. dengan memberi keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan. memanfaatkan semua komponen yang ada secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. suatu masyarakat yang pintar, intelek, berkemampuan berfikir tinggi. Disamping itu

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

I. PENDAHULUAN. alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan pembangunan dalam dunia pendidikan. Pembangunan dalam bidang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN MOTIVASI BELAJAR BIOLOGI MELALUI ACTION LEARNING PADA SISWA KELAS X.6 SMAN 5 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2009/2010.

suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

I. PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB 1 PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. umum, yaitu gabungan antara fisika, kimia, dan biologi yang terpadu. Materi

SKRIPSI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi. Disusun Oleh:

I. PENDAHULUAN. suatu negara dapat mencapai sebuah kemajuan adalah pendidikan. Pendidikan

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

IDENTIFIKASI MATERI PRAKTIKUM MAHASISWA PENDIDIKAN BIOLOGI UMS 2014/2015 DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 SMP KELAS VIII

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

A ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. peserta didik dan mata pelajaran melalui pendekatan sciencetific learning

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan formal. Seorang guru berkualitas di dalam tiaptiap

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersikap tenang dalam menghadapi ujian nasional. Orangtua dan

I. PENDAHULUAN. Indonesia yang berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menentukan kemana arah hidup dan cita-cita yang ingin masyarakat capai. memerlukan pendidikan demi kemajuan kehidupannya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pendidikan, manusia dapat mengembangkan diri untuk menghadapi tantangan

BAB I PENDAHULUAN. tertentu untuk setiap profesi pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bersaing secara terbuka di era global sehingga dapat meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. satunya dipengaruhi oleh faktor kualitas pendidikan negara tersebut. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan konsep pendidikan sepanjang hayat (lifelong education) yang

BAB I PENDAHULUAN. sengaja, teratur dan berencana dengan maksud mengubah atau

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan masalah yang harus diselesaikan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan merupakan salah satu persoalan penting bagi kelangsungan dan kemajuan bangsa. Dalam hal ini baik sekolah maupun perguruan tinggi merupakan tempat terjadinya proses pembelajaran. Pendidikan juga merupakan proses yang dilaksanakan secara sadar untuk menambah pengetahuan dan wawasan, dengan pendidikan maka akan memiliki pandangan yang luas untuk masa depan dan mencetak orang-orang yang berkualitas. Dalam mewujudkan pendidikan yang baik, maka diperlukan usaha secara sadar dan terencana untuk menciptakan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya dan masyarakat. Pendidikan memiliki tingkatan, dimulai dari tingkat pendidikan dasar, tingkat pendidikan menengah, sampai tingkat pendidikan tinggi. Tingkat pendidikan dasar adalah Sekolah Dasar (SD), tingkat pendidikan menengah adalah Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK), sedangkan tingkat pendidikan tinggi adalah perguruan tinggi (Universitas). 1

2 Perguruan tinggi adalah satuan pendidikan penyelenggara pendidikan tingkat tertinggi. Peserta didik di perguruan tinggi disebut mahasiswa, sedangkan tenaga pengajar di perguruan tinggi disebut dosen. Perkembangan model pembelajaran dalam perguruan tinggi saat ini telah maju pesat, dari model yang memfokuskan pada teacher center beralih ke arah student center. Perguruan tinggi yang menerapkan proses pembelajarannya dari teacher center ke student center sudah semakin banyak, meskipun demikian tidak semua perguruan tinggi secara nyata melakukan proses pembelajaran yang student center. Pada saat perkuliahan masih banyak dosen yang mendominasi dalam proses pembelajaran dan evaluasi pembelajaran ditentukan oleh hasil akhir ujian. Sistem pembelajaran student center membutuhkan perubahan paradigma para pelaku pembelajaran baik dosen maupun mahasiswa. Dosen berperan sebagai fasilitator dan motivator, sedangkan mahasiswa berperan sebagai pelaku pembelajaran aktif dan mandiri. Kedudukan dosen bukan satu-satunya sumber materi pembelajaran namun sebagai salah satu sumber materi pembelajaran dan kedudukan mahasiswa sebagai pengguna materi pembelajaran (Kesit, 2010). Materi pembelajaran dalam perguruan tinggi merupakan penjabaran dari beberapa ilmu pengetahuan, contohnya Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Ilmu Kesehatan, Ilmu Agama, Ilmu Kesenian dan Budaya, dan masih banyak ilmu pengetahuan yang lainnya. IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah yang didapatkan dari

3 hasil eksperimen yang bersifat umum sehingga akan terus disempurnakan. Dalam pembelajaran IPA mencakup semua materi yang terkait dengan obyek alam serta persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya. IPA sendiri terdiri dari 3 aspek yaitu fisika, kimia, dan biologi. Pada aspek fisika lebih memfokuskan pada benda-benda tak hidup, aspek kimia mempelajari gejala-gejala kimia baik yang ada pada makhluk hidup maupun benda tak hidup yang ada di alam, sedangkan aspek biologi mengkaji pada persoalan yang terkait dengan makhluk hidup serta lingkungannya. Ilmu biologi merupakan salah satu bagian dari IPA yang sangat besar hubungannya untuk penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi. Peranan penting lain yang dimiliki oleh IPA adalah dalam usaha untuk menciptakan manusia yang berkualitas. Ilmu biologi memiliki karakteristik khusus, berbeda dengan ilmu yang lainnya. Perbedaannya terletak pada obyek, permasalahan, dan metode yang digunakan. Obyek biologi meliputi seluruh makhluk hidup yang dipelajari melalui ketrampilan proses ilmiah. Metode pembelajaran dalam biologi juga berbeda dan beragam. Pembelajaran biologi merupakan suatu proses yang menuntut peran aktif dari para peserta didik, karena biologi memiliki dasar ilmiah dengan cara berfikir logis berdasarkan pada fakta-fakta yang ada. Dalam proses pembelajaran biologi terdapat komponen yang wajib dimiliki oleh peserta didik, yaitu dapat memahami proses ilmiah sebagai proses pembelajaran yang sudah dilaksanakan.

4 Sistematika Hewan Vertebrata (SHV) merupakan mata kuliah yang diselenggarakan oleh program studi biologi FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Dalam proses pembelajaran mata kuliah SHV terdiri dari dua bagian yaitu perkuliahan dan praktikum. Perkuliahan mempelajari materi secara luas dan mendalam, sedangkan praktikum memverifikasi materi kuliah melalui praktek dan itupun hanya diwakili beberapa jenis dari setiap Classis. Praktikum SHV ada yang dilaksanakan di dalam laboratorium dan di luar laboratorium atau di alam disebut praktikum kerja lapangan (PKL). PKL adalah salah satu bentuk implementasi secara sistematis dan sinkron antara program pendidikan dengan program keahlian yang diperoleh melalui kegiatan secara langsung untuk mencapai tingkat keahlian tertentu. Dalam PKL ada dua pihak yang berperan aktif yaitu pembimbing dan yang dibimbing. Tujuan PKL adalah untuk menambah pengetahuan dan pengalaman yang dapat digunakan dalam dunia kerja. Praktikum SHV merupakan salah satu mata praktikum yang dilaksanakan di laboratorium Biologi UMS. Pada praktikum SHV ini mempelajari tentang hewan-hewan yang mempunyai tulang belakang. Praktikum SHV terdiri lima materi yaitu: Pisces, Amphibia, Reptilia, Aves, dan Mammalia. Dari kelima materi tersebut pelaksanaan materi Pisces, Amphibia, dan Reptilia dilaksanakan di laboratorium, sedangkan materi Aves dan Mammalia dilaksanakan di alam yaitu di Kebun Binatang Gembira Loka (PKL). Pada pelaksanaan PKL, hewan yang diamati adalah Aves dan Mammalia saja, karena keduanya memiliki ukuran

5 tubuh yang besar dan memiliki jenis yang beragam sehingga tidak mungkin dibawa ke laboratorium. Penilaian praktikum sendiri meliputi pre test atau post test, laporan praktikum, presentasi, keaktifan di laboratorium, dan responsi, sedangkan penilaian keaktifan pada saat PKL kurang diperhatikan. Berdasarkan hal tersebut maka akan diamati keaktifan (kerja sama, keseriusan, minat, keaktifan bertanya, pembagian tugas, serta pengaturan waktu) dan hasil belajar (post test, laporan, dan presentasi), kemudian akan dikaji tentang keaktifan dan hasil belajarnya. Pada praktikum SHV tahun ajaran 2011/2012 jumlah praktikan perempuan lebih banyak dibandingkan dengan praktikan laki-laki, akan tetapi dalam pelaksanaan PKL mereka bekerja dalam satu kelompok. Pada penelitian ini keaktifan dan hasil belajar pada saat PKL menjadi obyek utama, maka ingin diketahui apakah ada perbedaan jenis kelamin terhadap keaktifan dan hasil belajar pada saat PKL SHV. Menurut Lisa Adhitama (2011), dilaporkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara nilai keaktifan dengan hasil akhir praktikum Fisiologi Hewan mahasiswa biologi tahun ajaran 2009/2010 dan tidak ada perbedaan yang signifikan mengenai nilai keaktifan pada praktikum Fisiologi Hewan mahasiswa biologi tahun ajaran 2009/2010 antara laki-laki dan perempuan. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Perbedaan Jenis Kelamin Terhadap Keaktifan dan Hasil Belajar Mahasiswa Biologi Semester V pada

6 Praktikum Kerja Lapangan (PKL) Sistematika Hewan Vertebrata (SHV) Tahun Ajaran 2011/2012. B. Pembatasan Masalah Agar penelitian ini lebih terarah perlu dibatasi permasalahannya sebagai berikut: 1. Subyek Penelitian Subyek penelitian ini yaitu mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi semester V FKIP Universitas Muhammadiyah Surakarta tahun ajaran 2011/2012. 2. Obyek Penelitian Obyek penelitian ini yaitu keaktifan dan hasil belajar pada saat PKL SHV tahun ajaran 2011/2012. 3. Parameter Penelitian a. Keaktifan yang diamati meliputi kerja sama, keseriusan, minat, keaktifan bertanya, pembagian tugas, dan pengaturan waktu pada saat PKL. b. Hasil belajar yang meliputi post test, presentasi, dan laporan. C. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah dan pembatasan masalah di atas maka dapat dirumuskan suatu permasalahan yang akan diteliti sebagai berikut: 1. Adakah perbedaan keaktifan mahasiswa biologi semester V pada PKL SHV tahun ajaran 2011/2012 antara laki-laki dan perempuan?

7 2. Adakah perbedaan hasil belajar mahasiswa biologi semester V pada PKL SHV tahun ajaran 2011/2012 antara laki-laki dan perempuan? D. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui perbedaan keaktifan mahasiswa biologi semester V pada PKL SHV tahun ajaran 2011/2012 antara laki-laki dan perempuan. 2. Untuk mengetahui perbedaan hasil belajar mahasiswa biologi semester V pada PKL SHV tahun ajaran 2011/2012 antara laki-laki dan perempuan. E. Manfaat Penelitian Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat: 1. Bagi Ilmu Pengetahuan Sebagai bentuk usaha untuk memajukan dunia pendidikan tentang penilaian keaktifan dan hasil belajar melalui PKL dan untuk mengetahui perbedaan keaktifan dan hasil belajar antara laki-laki dan perempuan. 2. Bagi Praktisi a. Bagi Mahasiswa: sebagai tambahan ilmu pengetahuan, wawasan, dan pengalaman sehingga dapat digunakan sebagai bekal calon guru nantinya. b. Bagi Dosen: untuk lebih meningkatkan lagi perhatian pada keaktifan dan hasil belajar mahasiswa baik laki-laki dan perempuan dalam proses pembelajaran melalui pelaksaan PKL biologi.

8 c. Bagi Laboratorium: sebagai sarana untuk lebih efisiensi lagi, agar pelaksanaan PKL bisa lebih efektitif, serta mampu meningkatkan kemampuan dan kualitas PKL mahasiswa biologi.