1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini masyarakat membutuhkan layanan perbankan dalam kesehariannya. Bank merupakan lembaga intermediasi keuangan yang mempertemukan masyarakat pemilik dana dan pengguna dana. Pemilik dana menginginkan nilai lebih untuk dananya dan pengguna dana membutuhkan dana untuk menjalankan kebutuhan atau keperluan hidupnya. Bank di masa sekarang tidak hanya menawarkan jasa menyimpan dan meminjamkan dana saja, namun sudah bisa menawarkan jasa-jasa lain seperti kiriman uang, pembayaran pajak, penyaluran dana, pembayaran tagihan dan lain-lain. Fungsi bank dalam perekonomian negara dapat dibagi tiga fungsi yaitu : 1) Sebagai agent of trust yaitu sebagai lembaga yang dipercaya masyarakat untuk menyimpan dan mengamankan uang tersebut; 2) Sebagai agent of development yaitu sebagai lembaga yang berperan untuk mempertemukan sektor riil dan sektor moneter dengan penyaluran kredit; 3) Bank sebagai agent of service yaitu bahwa bank bisa memberikan jasa-jasa untuk kebutuhan masyarakat di luar kegiatan penyimpanan dan peminjaman dana (Lubis (2010) dalam Nazrian dan Hidayat (2012)). Oleh karena itu saat ini bank tidak hanya menawarkan pelayanan manual oleh teller, tapi bank juga dapat melayani secara elektronik. Penyetoran dan penarikan uang serta pembayaran tagihan dan transfer uang tidak lagi terikat oleh jam kerja. Adanya mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) sebagai fasilitas perbankan mengakomodir lebih banyak lagi kebutuhan layanan perbankan. Jumlah bank di Indonesia selama 5 tahun terakhir mengalami penurunan namun jumlah kantor banknya atau cabang dan Kantor Cabang Pembantu (KCP) meningkat seperti yang terlihat di Tabel 1. Tabel 1 Jumlah Bank dan Kantor Bank Tahun 2004 Juli 2010 Persentase Keterangan Jumlah bank 133 122 8,27% Menurun Jumlah kantor bank 7.826 13.318 70,18% Meningkat Sumber: Laporan tahunan bank bjb, 2012 Menurunnya jumlah diantaranya karena tidak bisa bertahan di saat krisis ekonomi menerpa. Akibatnya, beberapa bank harus melakukan konsolidasi melalui merger atau diambil alih Pemerintah, bahkan sebagian diantaranya harus dibekukan dan dilikuidasi, karena dinilai tidak memiliki prospek usaha di masa mendatang (Laporan Tahunan bank bjb, 2012). Dengan adanya krisis bisnis yang menerpa perbankan ini maka ada beberapa diantara perbankan tersebut yang tidak bisa melanjutkan bisnisnya. Krisis ekonomi yang terjadi menyebabkan bank tidak bisa menjalankan operasionalnya. Inflasi yang meningkat menyebabkan bunga deposito meningkat sementara kredit banyak yang berstatus macet. Adanya merger dan pengambilalihan oleh pemerintah menyebabkan ada beberapa masyarakat yang kehilangan kepercayaan terhadap lembaga perbankan ini. Bank-bank yang semula bisa ditemui dimana saja, bisa tiba-tiba tutup dan hilang karena proses merger atau
2 pengambilalihan tersebut. Sementara masyarakat pemilik dana resah memikirkan nasib dananya yang mungkin tidak bisa ditarik secara mudah. Berdasarkan undang-undang perbankan, struktur perbankan di Indonesia terdiri dari bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat atau BPR. Perbedaan dari keduanya adalah pada lalu lintas uang antar bank atau transfer. BPR tidak melayani jasa yang menyangkut lalu lintas uang seperti RTGS dan kiriman uang. Namun secara operasional tidak jauh berbeda. Rekapitulasi jumlah bank dan BPR di Indonesia seperti terlihat di Gambar 1. Sumber : http://www.bi.go.id Gambar 1. Rekapitulasi Institusi Perbankan di Indonesia Oktober 2011 Gambar 1 memperlihatkan jumlah bank dan BPR saat ini. Masing-masing institusi berusaha memberikan pelayanan yang terbaik sehingga dapat meraih nasabah sebanyak-banyaknya. Di samping itu bank dan BPR juga harus bersaing dengan lembaga keuangan lainnya yaitu koperasi, lembaga keuangan mikro dan bumdes (badan usaha milik desa). Untuk memenangkan persaingan dengan lembaga keuangan lainnya, sebuah bank berusaha lebih mengutamakan pelayanan pada masyarakat. Hal ini dilakukan dengan mendekatkan diri pada masyarakat di daerah tertentu. Kini banyak terlihat bank-bank yang berdiri di lokasi setingkat kecamatan. Jadi tidak hanya meningkatkan pelayanan dari segi produk, tehnologi, keahlian SDM, mereka juga berusaha lebih dekat dengan masyarakat. Pemilihan lokasi merupakan salah satu keputusan penting yang membutuhkan pertimbangan beberapa kriteria yang didasarkan pada misi dan strategi suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya (Cinar,2009).Perluasan jaringan kantor cabang juga dilakukan melalui pendekatan pengawasan dengan pertimbangan, besaran pangsa kredit atau pembiayaan UMKM terhadap portofolio kredit dan efisiensi pemupukan laba (Sigit Pramono dikutip dari Antara News, 2013). Lokasi merupakan hal yang penting bagi suatu usaha karena lokasi yang strategis merupakan salah satu
strategi mixed marketing yaitu Place (Nurendah & Mulyana, 2009). Nasabah akan lebih menyukai datang ke lokasi bank yang lebih mudah dijangkau. Selain itu lokasi bank merupakan salah satu faktor penting yang dapat meningkatkan kemampuan akumulatif dana nasabah ( Hasibuan (2008) dalam Bari ah et al. (2009)). Bank bjb merupakan bank umum yang sahamnya dimiliki oleh Pemerintahan Provinsi Jawa Barat dan Pemerintahan Provinsi Banten, pemerintah kota dan kabupaten se-jawa Barat dan Banten dan publik. Semula, bank bjb merupakan Bank Pembangunan Daerah yang telah bertransformasi menjadi sebuah kekuatan baru dalam perbankan nasional Indonesia. Bank bjb juga sama seperti bank umum nasional lainnya. Core business Bank bjb di bidang perkreditan diantaranya kredit konsumer dan kredit mikro. Kredit konsumer bank bjb mempunyai pasar terbesar dengan captive market pegawai negeri sipil. Dengan sasaran PNS dan pelaku usaha mikro untuk kredit mikro maka bank bjb perlu untuk berada lebih dekat dengan masyarakat. Bank bjb bukanlah satu-satunya bank bergerak dalam penyaluran kredit konsumer dan kredit mikro. Walau dimiliki oleh pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat dan Banten serta kota dan kabupaten yang ada dibawahnya tidak berarti bank bjb menguasai sepenuhnya pasar kredit konsumer dan mikro di Jawa Barat dan Banten. Ada beberapa bank pemerintah dan BPR serta koperasi juga mengambil peluang kredit ini. Hal ini dikarenakan jaringan bank bjb tidak sebanyak bank-bank pemerintah pusat tersebut. Bahkan di Jawa Barat dan Banten sekalipun. Oleh karena itu bank bjb perlu untuk menguasai pasar di daerahnya sendiri. Saat ini tidak semua kecamatan di Jawa Barat dan Banten terdapat bank bjb. Sementara bank pesaingnya sudah bisa mendirikan unit tiap jarak beberapa ratus meter. Lebih jauh sebenarnya bank bjb mempunyai cita-cita menjadi bank nasional. Saat ini pun bank bjb telah membuka beberapa cabang di luar Jawa Barat dan Banten. Tidak hanya memperbanyak titik pelayanan di luar Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten, bank bjb juga merasa perlu memperkuat posisinya di provinsi asalnya dalam menghadapi persaingan dengan bank lain. Selain lembaga keuangan dalam bentuk bank, ada pesaing-pesaing lain yang berupa koperasi. Saat ini banyak BPR, koperasi dan lembaga keuangan mikro yang menjadi pesaing bank bjb. Persaingan tersebut diatasi salah satunya dengan pembukaan titik-titik layanan seperti cabang, cabang pembantu, kantor kas dan kantor fungsional. Salah satu cabang yang kini akan membuka kantor cabang pembantu dan kantor kas adalah bank bjb cabang Cibinong. Bank bjb Cabang Cibinong memiliki daerah pelayanan di wilayah kabupaten Bogor. Jadi bank bjb Cabang Cibinong melayani kebutuhan masyarakat dan pemerintah daerah kabupaten Bogor akan jasa keuangan perbankan. Kabupaten Bogor terdiri dari 40 kecamatan dengan daerah cakupan seluas 2.301,95 km persegi, merupakan kabupaten di Jawa Barat yang berbatasan dengan 8 kabupaten dan kota lainnya yaitu Kota Bogor, Depok, Lebak, Tanggerang, Purwakarta, Bekasi, Cianjur dan Sukabumi. Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Tahun 2011, jumlah penduduk Kabupaten Bogor mencapai 4.353.591 jiwa. Kabupaten Bogor dikepalai oleh satu orang Bupati dan memiliki 36 instansi yang terdiri dari Badan, 17 Dinas, 1 inspektorat, 2 Kantor, 1 3
4 Satpol PP, dan 4 sekretariat, 3 rumah sakit umum dan 40 Kecamatan. Jumlah pegawai negeri sipil yang merupakan captive market bank bjb sebanyak 20.283 orang (Kabupaten Bogor dalam Angka, 2012). Untuk melayani pasar seluas itu maka paling tidak butuh banyak KCP atau kantor kas dibandingkan yang ada sekarang Untuk melayani daerah seluas itu dan PNS serta masyarakat sebanyak itu, saat ini Kantor Cabang Cibinong mempunyai 8 kantor Cabang Pembantu, yaitu KCP IPB Dramaga, KCP Leuwiliang, KCP Citeureup, KCP Cileungsi, KCP Ciawi, KCP Bojonggede, KCP Parung dan KCP Jonggol. Setiap KCP rata rata melayani masyarakat di 2 8 kecamatan. Hal tersebut dirasa sangat banyak dan mengurangi kenyamanan pelayanan sehingga manajemen bank bjb berencana menambah KCP lagi. Tahun ini bank bjb Cabang Cibinong, dengan persetujuan Kantor Pusat, berencana menambah 1 KCP baru. KCP yang akan didirikan ini diharapkan dapat memberikan pelayanan lebih intensif pada daerah-daerah cakupan wilayah KCP Ciawi. KCP Ciawi mempunyai daerah kerja atau cakupan pelayanan yang terdiri dari 6 kecamatan yaitu Ciawi, Megamendung, Cisarua, Caringin, Cijeruk dan Cigombong. Wilayah pelayanan KCP Ciawi ini berbatasan dengan tiga kota dan kabupaten yaitu Kota Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi. Selain untuk mendekatkan pelayanan dengan masyarakat, pembukaan KCP ini diharapkan lebih memaksimalkan fokus pemasaran pada daerah setempat masing-masing. KCP baru dipandang perlu di daerah ini untuk membawa eksistensi bank bjb. Karena di sepanjang jalur Ciawi-Cicurug tidak ada perwakilan bank bjb. Padahal dari pengamatan awal di lapangan banyak bank pesaing yang berdiri tapi bank bjb sebagai bank asli milik pemda tidak membuka kantor perwakilannya di tempat tersebut. Dari kelima daerah di luar Kecamatan Ciawi yang sudah ada KCP-nya, dipilihlah tiga Kecamatan yang dipertimbangkan untuk dianalisis sebagai tempat KCP baru yaitu Kecamatan Cisarua, Kecamatan Caringin dan Kecamatan Cigombong. Kecamatan Megamendung tidak dipilih karena secara jarak masih cukup dekat dengan KCP Ciawi. Sedangkan Kecamatan Cijeruk tidak dipilih karena infrastruktur dan akses menuju darah tersebut belum memadai. Penentuan lokasi ini akan dilakukan dengan memperkirakan kebijakan manajemen bank bjb, metode AHP dan setelah lokasi terpilih akan dirumuska strategi implementasi terhadap lokasi yang dipilih dengan menggunakan analisis SWOT. Rumusan Masalah Dengan bermunculannya bank dan lembaga keuangan lainnya hingga ke pelosokpelosok, maka dirasa perlu untuk dibuka KCP baru untuk lebih menanamkan akar bank bjb di pelosok. Persaingan dengan bank lain dan lembaga keuangan lainnya dipandang sebagai urgensi pembukaan KCP. Selain sebagai pendamping KCP-KCP yang ada saat ini yaitu KCP Ciawi, KCP Citeureup, KCP Cileungsi, KCP IPB Dramaga, KCP Leuwiliang, KCP Bojonggede, KCP Parung dan KCP Jonggol. Pembukaan KCP sebaiknya mempertimbangkan peraturan dari bank bjb. Pemilihan tempat bagi kantor cabang pembantu berikutnya harus dianalisis dengan benar agar lebih tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan utama yaitu tercapainya visi dan misi bank bjb. Oleh karena itu
5 pembukaan KCP di salah satu tempat dari tiga lokasi terpilih yaitu kecamatan Cisarua, kecamatan Caringin dan kecamatan Cigombong harus dapat dianalisis dengan tepat. Atas pertimbangan-pertimbangan itulah dirumuskan masalah sebagai berikut : a. Lokasi manakah yang dipilih antara Kecamatan Cisarua, Kecamatan Caringin dan Kecamatan Cigombong menurut kebijakan Manajemen bank bjb? b. Lokasi manakah yang dipilih antara Kecamatan Cisarua, Kecamatan Caringin dan Kecamatan Cigombong menurut teori AHP? c. Bagaimana rumusan strategi implementasi atas lokasi terpilih dengan analisis SWOT? Tujuan Penelitian Berdasarkan dari permasalahan yang ada pada bank bjb, maka penelitian ini memiliki tujuan, sebagai berikut : a. Menentukan lokasi yang dipilih antara Kecamatan Cisarua, Kecamatan Caringin dan Kecamatan Cigombong menurut kebijakan Manajemen bank bjb. b. Menentukan lokasi yang dipilih antara Kecamatan Cisarua, Kecamatan Caringin dan Kecamatan Cigombong menurut teori AHP. c. Merumuskan strategi implementasi atas lokasi terpilih dengan analisis SWOT. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan permasalahan diatas diharapkan hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai masukan bagi perusahaan dalam melakukan analisis untuk pembukaan KCP sehingga lebih tepat sasaran dan dapat sesuai dengan tujuan dan visi misi bank bjb. 2. Bagi masyarakat sebagai acuan dalam melihat potensi daerah sekitar bank dan kcp tersebut. 3. Bagi mahasiswa, dapat memberikan pandangan atau wawasan lain mengenai perbankan, potensi daerah dan penentuan lokasi. 4. Sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini berkaitan penentuan lokasi KCP baru di wilayah KCP Ciawi saja. Bank bjb KCP Ciawi saat ini melayani 6 kecamatan. Cakupan wilayah ini dirasa terlalu luas maka perlu untuk dilakukan pemisahan. Penulis akan meneliti pemunculan/pembangkitan alternatif, pemilihan alternatif dengan metode AHP dengan menganalisis matrik hirarkinya dan terakhir dianalisis dengan analisis SWOT atas alternatif terpilih untuk merumuskan strategi implementasi atas alternatif terpilih.
Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB