1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Usaha Mikro dan Kecil (UMK), yang merupakan bagian integral. dunia usaha nasional mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang

PEMERINTAH KABUPATEN BOGOR RINGKASAN PERUBAHAN APBD MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH DAN ORGANISASI TAHUN ANGGARAN 2015

BAB I PENDAHULUAN. PT Bank bjb Tbk Bandung adalah salah satu Bank Pembangunan Daerah

BAB V KELEMBAGAAN PENYULUHAN PERTANIAN DI KABUPATEN BOGOR

2 Lingkup pengaturan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan ini adalah BPR yang berbadan hukum Perseroan Terbatas, Koperasi, dan Perusahaan Daerah. Sementar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan di Indonesia memiliki Peranan penting dalam Perekonomian

IV. GAMBARAN UMUM 4.1. Letak dan Kondisi Fisik Wilayah

ANALISIS SITUASI DAN KONDISI KABUPATEN BOGOR

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi yang melanda beberapa Negara di Asia pada tahun menuntut

BAB IV GAMBARAN UMUM WILAYAH KABUPATEN BOGOR

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masalah ekonomi tersebut, dengan membuat usaha kecil-kecilan atau usaha

PERATURAN BUPATI TENTANG PEMBENTUKAN, ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS PAJAK DAERAH PADA BADAN PENGELOLAAN PENDAPATAN DAERAH

I. PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan di Indonesia saat ini diwarnai dengan. maksimal guna pencapaian kinerja yang baik dan memuaskan.

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berarti dalam meningkatkan kesejahteraan bangsa dan negara, baik peranannya

BAB II GAMBARAN UMUM BANK BTPN

IV. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan upaya

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, membantu kelancaran sistem pembayaran dan tidak kalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ayat 2 dijelaskan bahwa, bank adalah badan usaha yang menghimpun

DATA UMUM 1. KONDISI GEOGRAFIS

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Observasi

BAB II LANDASAN TEORI. Berikut ini adalah terdapat beberapa jenis bank yang di Indonesia :

BAB 1 PENDAHULUAN. negara Indonesia. Penerimaan negara Indonesia berasal dari penerimaan dari

BAB II PROFIL PERUSAHAAN. 2.1 Sejarah PT. Bank Tabungan Pensiunan Nasional Tbk, Kantor Cabang

BAB I PENDAHULUAN. Peran perbankan dalam masa pembangunan saat ini sangatlah penting dan

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penentuan perusahaan di Indonesia milik Belanda yang dinasionalisasi. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. intermediasi, membantu kelancaraan system pembayaran dan tidak kalah

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN. penentuan perusahaan di Indonesia milik Belanda yang dinasionalisasi. Salah satu

Sekapur Sirih. Jakarta, Agustus 2010 Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Bogor, Ahmad Koswara, MA

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM)

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Pertumbuhan UMKM dan Usaha Besar. Mikro, Kecil dan Menengah ,55 47, ,93 47, ,75 46,25

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KERANGKA TEORI

BAB II GAMBARAN UMUM INSTANSI

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) merupakan kegiatan usaha yang

I. PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam menopang perekonomian nasional. Hal ini

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 5 /POJK.03/2015 TENTANG KEWAJIBAN PENYEDIAAN MODAL MINIMUM

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara sangat berkaitan erat dengan pembangunan ekonomi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun di luar negeri. Hal ini dikarenakan salah satu tolak ukur kemajuan suatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga. yang melancarkan arus uang dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Jawa Barat, dikeluarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 11/PD-

BAB II LANDASAN TEORI tentang perbankan, adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. modal untuk kelancaran usahanya. Perkembangan perekonomian nasional dan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor perbankan menjadi salah satu sektor penting dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. dan objek penelitian terdapat sub bab perumusan masalah, tujuan masalah dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat menentukan jumlah dana yang dapat dikembangkan oleh bank. penanaman dana yang menghasilkan pendapatan bagi bank tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. penitipan uang (simpanan) dan munculah jasa-jasa lainnya yang kemudian

Bab 6 Kesimpulan dan Implikasi

BAB III METODE PENULISAN. adalah data yang diperoleh peneliti dari sumber yang sudah ada.

BAB I PENDAHULUAN. bank diharapkan menjadi salah satu sektor yang berperan aktif dalam

- 1 - GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH PROVINSI JAWA TIMUR NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

Boks 3 Memperkuat Daya Saing dan Kelembagaan Bank Pembangunan Daerah

BAB I PENDAHULUAN. tentang Pemerintah Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 tahun 1999 tentang

BAB II PROFIL PERUSAHAAN/INSTANSI. Bank Agroniaga pada mulanya didirikan atas pemahaman sepenuhnya dari

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemerosotannya. Hal ini terlihat dari nilai tukar yang semakin melemah, inflasi

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara dapat ditandai dengan adanya pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. kesenjangan antara kemampuan dan keinginan untuk mencapai suatu yang

Membangun BPR yang Sehat, Kuat dan Berdaya Saing Tinggi Arah Kebijakan Pengaturan Dalam Rangka Mendukung Modernisasi Bank Perkredian Rakyat

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan timbulnya persaingan yang semakin ketat. Kesulitan pendanaan pun menimpa usaha-usaha kecil sampai usaha-usaha

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 6/22/PBI/2004 TENTANG BANK PERKREDITAN RAKYAT GUBERNUR BANK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. membawa dampak yang serius terhadap perkembangan sektor-sektor

I. PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga keuangan terpenting dan sangat. bank bagi perkembangan dunia usaha juga dinilai cukup signifikan, dimana bank

BAB I PENDAHULUAN. berbagai sektor baik pengusaha besar maupun pengusaha kecil telah memainkan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara, peranan bank sangatlah penting. Pembangunan ekonomi di suatu

BAB I PENDAHULUAN. Upaya membangun suatu unit usaha bank mikro yang melayani. masyarakat golongan kecil memerlukan suatu cara metode berbeda dengan

Sektor perbankan dapat dikatakan menjadi salah satu sektor paling. fleksibel dalam merespons kondisi perekonomian nasional dibanding sektorsektor

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANTEN,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 7/39/PBI/2005 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN TEKNIS DALAM RANGKA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO, KECIL DAN MENENGAH

BUPATI SAMPANG PERATURAN DAERAH KABUPATEN SAMPANG NOMOR : 2 TAHUN 2011 TENTANG

BAB I PENDHULUAN. Pemerintah, lembaga-lembaga di sektor keuangan dan pelaku-pelaku

BAB I PENDAHULUAN. PT. Pos Indonesia merupakan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang

BAB I PENDAHULUAN. yang baik tetapi juga pada bentuk produk yang ditawarkan. Upaya bank untuk menarik

ANALISIS KEPUASAN NASABAH PEMBIAYAAN TERHADAP KUALITAS PELAYANAN BANK PERKREDITAN RAKYAT SYARIAH AL SALAAM AMAL SALMAN KANTOR CABANG LEUWILIANG

I. PENDAHULUAN. sosial yang mempelajari masalah-masalah ekonomi masyarakat yang didasarkan

BAB I PENDAHULUAN. c. KUD Tani Mukti d. KUD Karya Maju e. KUD Sarwa Mukti

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 37 /POJK.03/2016 TENTANG RENCANA BISNIS BANK PERKREDITAN RAKYAT DAN BANK PEMBIAYAAN RAKYAT SYARIAH

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR : 5/ 18 /PBI/2003 TENTANG PEMBERIAN BANTUAN TEKNIS DALAM RANGKA PENGEMBANGAN USAHA MIKRO DAN KECIL

1

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan jasa pelayanan perbankan dari tahun ke tahun selalu

I. PENDAHULUAN. Tabel 1. Penyaluran Kredit Perbankan Tahun (Rp Miliar).

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 menyerap potensi risiko yang dihadapinya. Untuk itu perlu dilakukan penyempurnaan rasio-rasio permodalan yang meliputi rasio KPMM dan rasio modal in

BAB 1 PENDAHULUAN. tercipta masyarakat yang adil dan makmur, sesuai dengan tujuan. menengah yaitu memberikan bantuan kredit. Oleh sebab itu, sangat

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 1 /POJK.05/ TENTANG PERIZINAN USAHA DAN KELEMBAGAAN LEMBAGA PENJAMIN

PERANAN SISTEM AKUNTANSI DALAM MENUNJANG STRUKTUR PENGENDALIAN INTERN ATAS KREDIT PRODUKTIF (STUDI KASUS PADA PD

I. PENDAHULUAN. Menengah) di Indonesia sangat penting dan strategis. UMKM telah lama diyakini

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Proses tersebut melibatkan banyak pihak dimana pihak yang satu dengan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan suatu kebijakan yang menetapkan kemudahan bagi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. (UMKM) dalam pertumbuhan perekonomian suatu negara sangat penting. Ketika

- 2 - OTORITAS JASA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

1 PENDAHULUAN Latar Belakang Saat ini masyarakat membutuhkan layanan perbankan dalam kesehariannya. Bank merupakan lembaga intermediasi keuangan yang mempertemukan masyarakat pemilik dana dan pengguna dana. Pemilik dana menginginkan nilai lebih untuk dananya dan pengguna dana membutuhkan dana untuk menjalankan kebutuhan atau keperluan hidupnya. Bank di masa sekarang tidak hanya menawarkan jasa menyimpan dan meminjamkan dana saja, namun sudah bisa menawarkan jasa-jasa lain seperti kiriman uang, pembayaran pajak, penyaluran dana, pembayaran tagihan dan lain-lain. Fungsi bank dalam perekonomian negara dapat dibagi tiga fungsi yaitu : 1) Sebagai agent of trust yaitu sebagai lembaga yang dipercaya masyarakat untuk menyimpan dan mengamankan uang tersebut; 2) Sebagai agent of development yaitu sebagai lembaga yang berperan untuk mempertemukan sektor riil dan sektor moneter dengan penyaluran kredit; 3) Bank sebagai agent of service yaitu bahwa bank bisa memberikan jasa-jasa untuk kebutuhan masyarakat di luar kegiatan penyimpanan dan peminjaman dana (Lubis (2010) dalam Nazrian dan Hidayat (2012)). Oleh karena itu saat ini bank tidak hanya menawarkan pelayanan manual oleh teller, tapi bank juga dapat melayani secara elektronik. Penyetoran dan penarikan uang serta pembayaran tagihan dan transfer uang tidak lagi terikat oleh jam kerja. Adanya mesin Anjungan Tunai Mandiri (ATM) sebagai fasilitas perbankan mengakomodir lebih banyak lagi kebutuhan layanan perbankan. Jumlah bank di Indonesia selama 5 tahun terakhir mengalami penurunan namun jumlah kantor banknya atau cabang dan Kantor Cabang Pembantu (KCP) meningkat seperti yang terlihat di Tabel 1. Tabel 1 Jumlah Bank dan Kantor Bank Tahun 2004 Juli 2010 Persentase Keterangan Jumlah bank 133 122 8,27% Menurun Jumlah kantor bank 7.826 13.318 70,18% Meningkat Sumber: Laporan tahunan bank bjb, 2012 Menurunnya jumlah diantaranya karena tidak bisa bertahan di saat krisis ekonomi menerpa. Akibatnya, beberapa bank harus melakukan konsolidasi melalui merger atau diambil alih Pemerintah, bahkan sebagian diantaranya harus dibekukan dan dilikuidasi, karena dinilai tidak memiliki prospek usaha di masa mendatang (Laporan Tahunan bank bjb, 2012). Dengan adanya krisis bisnis yang menerpa perbankan ini maka ada beberapa diantara perbankan tersebut yang tidak bisa melanjutkan bisnisnya. Krisis ekonomi yang terjadi menyebabkan bank tidak bisa menjalankan operasionalnya. Inflasi yang meningkat menyebabkan bunga deposito meningkat sementara kredit banyak yang berstatus macet. Adanya merger dan pengambilalihan oleh pemerintah menyebabkan ada beberapa masyarakat yang kehilangan kepercayaan terhadap lembaga perbankan ini. Bank-bank yang semula bisa ditemui dimana saja, bisa tiba-tiba tutup dan hilang karena proses merger atau

2 pengambilalihan tersebut. Sementara masyarakat pemilik dana resah memikirkan nasib dananya yang mungkin tidak bisa ditarik secara mudah. Berdasarkan undang-undang perbankan, struktur perbankan di Indonesia terdiri dari bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat atau BPR. Perbedaan dari keduanya adalah pada lalu lintas uang antar bank atau transfer. BPR tidak melayani jasa yang menyangkut lalu lintas uang seperti RTGS dan kiriman uang. Namun secara operasional tidak jauh berbeda. Rekapitulasi jumlah bank dan BPR di Indonesia seperti terlihat di Gambar 1. Sumber : http://www.bi.go.id Gambar 1. Rekapitulasi Institusi Perbankan di Indonesia Oktober 2011 Gambar 1 memperlihatkan jumlah bank dan BPR saat ini. Masing-masing institusi berusaha memberikan pelayanan yang terbaik sehingga dapat meraih nasabah sebanyak-banyaknya. Di samping itu bank dan BPR juga harus bersaing dengan lembaga keuangan lainnya yaitu koperasi, lembaga keuangan mikro dan bumdes (badan usaha milik desa). Untuk memenangkan persaingan dengan lembaga keuangan lainnya, sebuah bank berusaha lebih mengutamakan pelayanan pada masyarakat. Hal ini dilakukan dengan mendekatkan diri pada masyarakat di daerah tertentu. Kini banyak terlihat bank-bank yang berdiri di lokasi setingkat kecamatan. Jadi tidak hanya meningkatkan pelayanan dari segi produk, tehnologi, keahlian SDM, mereka juga berusaha lebih dekat dengan masyarakat. Pemilihan lokasi merupakan salah satu keputusan penting yang membutuhkan pertimbangan beberapa kriteria yang didasarkan pada misi dan strategi suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya (Cinar,2009).Perluasan jaringan kantor cabang juga dilakukan melalui pendekatan pengawasan dengan pertimbangan, besaran pangsa kredit atau pembiayaan UMKM terhadap portofolio kredit dan efisiensi pemupukan laba (Sigit Pramono dikutip dari Antara News, 2013). Lokasi merupakan hal yang penting bagi suatu usaha karena lokasi yang strategis merupakan salah satu

strategi mixed marketing yaitu Place (Nurendah & Mulyana, 2009). Nasabah akan lebih menyukai datang ke lokasi bank yang lebih mudah dijangkau. Selain itu lokasi bank merupakan salah satu faktor penting yang dapat meningkatkan kemampuan akumulatif dana nasabah ( Hasibuan (2008) dalam Bari ah et al. (2009)). Bank bjb merupakan bank umum yang sahamnya dimiliki oleh Pemerintahan Provinsi Jawa Barat dan Pemerintahan Provinsi Banten, pemerintah kota dan kabupaten se-jawa Barat dan Banten dan publik. Semula, bank bjb merupakan Bank Pembangunan Daerah yang telah bertransformasi menjadi sebuah kekuatan baru dalam perbankan nasional Indonesia. Bank bjb juga sama seperti bank umum nasional lainnya. Core business Bank bjb di bidang perkreditan diantaranya kredit konsumer dan kredit mikro. Kredit konsumer bank bjb mempunyai pasar terbesar dengan captive market pegawai negeri sipil. Dengan sasaran PNS dan pelaku usaha mikro untuk kredit mikro maka bank bjb perlu untuk berada lebih dekat dengan masyarakat. Bank bjb bukanlah satu-satunya bank bergerak dalam penyaluran kredit konsumer dan kredit mikro. Walau dimiliki oleh pemerintah daerah Provinsi Jawa Barat dan Banten serta kota dan kabupaten yang ada dibawahnya tidak berarti bank bjb menguasai sepenuhnya pasar kredit konsumer dan mikro di Jawa Barat dan Banten. Ada beberapa bank pemerintah dan BPR serta koperasi juga mengambil peluang kredit ini. Hal ini dikarenakan jaringan bank bjb tidak sebanyak bank-bank pemerintah pusat tersebut. Bahkan di Jawa Barat dan Banten sekalipun. Oleh karena itu bank bjb perlu untuk menguasai pasar di daerahnya sendiri. Saat ini tidak semua kecamatan di Jawa Barat dan Banten terdapat bank bjb. Sementara bank pesaingnya sudah bisa mendirikan unit tiap jarak beberapa ratus meter. Lebih jauh sebenarnya bank bjb mempunyai cita-cita menjadi bank nasional. Saat ini pun bank bjb telah membuka beberapa cabang di luar Jawa Barat dan Banten. Tidak hanya memperbanyak titik pelayanan di luar Provinsi Jawa Barat dan Provinsi Banten, bank bjb juga merasa perlu memperkuat posisinya di provinsi asalnya dalam menghadapi persaingan dengan bank lain. Selain lembaga keuangan dalam bentuk bank, ada pesaing-pesaing lain yang berupa koperasi. Saat ini banyak BPR, koperasi dan lembaga keuangan mikro yang menjadi pesaing bank bjb. Persaingan tersebut diatasi salah satunya dengan pembukaan titik-titik layanan seperti cabang, cabang pembantu, kantor kas dan kantor fungsional. Salah satu cabang yang kini akan membuka kantor cabang pembantu dan kantor kas adalah bank bjb cabang Cibinong. Bank bjb Cabang Cibinong memiliki daerah pelayanan di wilayah kabupaten Bogor. Jadi bank bjb Cabang Cibinong melayani kebutuhan masyarakat dan pemerintah daerah kabupaten Bogor akan jasa keuangan perbankan. Kabupaten Bogor terdiri dari 40 kecamatan dengan daerah cakupan seluas 2.301,95 km persegi, merupakan kabupaten di Jawa Barat yang berbatasan dengan 8 kabupaten dan kota lainnya yaitu Kota Bogor, Depok, Lebak, Tanggerang, Purwakarta, Bekasi, Cianjur dan Sukabumi. Berdasarkan data dari Dinas Kependudukan, Catatan Sipil dan Keluarga Berencana Tahun 2011, jumlah penduduk Kabupaten Bogor mencapai 4.353.591 jiwa. Kabupaten Bogor dikepalai oleh satu orang Bupati dan memiliki 36 instansi yang terdiri dari Badan, 17 Dinas, 1 inspektorat, 2 Kantor, 1 3

4 Satpol PP, dan 4 sekretariat, 3 rumah sakit umum dan 40 Kecamatan. Jumlah pegawai negeri sipil yang merupakan captive market bank bjb sebanyak 20.283 orang (Kabupaten Bogor dalam Angka, 2012). Untuk melayani pasar seluas itu maka paling tidak butuh banyak KCP atau kantor kas dibandingkan yang ada sekarang Untuk melayani daerah seluas itu dan PNS serta masyarakat sebanyak itu, saat ini Kantor Cabang Cibinong mempunyai 8 kantor Cabang Pembantu, yaitu KCP IPB Dramaga, KCP Leuwiliang, KCP Citeureup, KCP Cileungsi, KCP Ciawi, KCP Bojonggede, KCP Parung dan KCP Jonggol. Setiap KCP rata rata melayani masyarakat di 2 8 kecamatan. Hal tersebut dirasa sangat banyak dan mengurangi kenyamanan pelayanan sehingga manajemen bank bjb berencana menambah KCP lagi. Tahun ini bank bjb Cabang Cibinong, dengan persetujuan Kantor Pusat, berencana menambah 1 KCP baru. KCP yang akan didirikan ini diharapkan dapat memberikan pelayanan lebih intensif pada daerah-daerah cakupan wilayah KCP Ciawi. KCP Ciawi mempunyai daerah kerja atau cakupan pelayanan yang terdiri dari 6 kecamatan yaitu Ciawi, Megamendung, Cisarua, Caringin, Cijeruk dan Cigombong. Wilayah pelayanan KCP Ciawi ini berbatasan dengan tiga kota dan kabupaten yaitu Kota Bogor, Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Sukabumi. Selain untuk mendekatkan pelayanan dengan masyarakat, pembukaan KCP ini diharapkan lebih memaksimalkan fokus pemasaran pada daerah setempat masing-masing. KCP baru dipandang perlu di daerah ini untuk membawa eksistensi bank bjb. Karena di sepanjang jalur Ciawi-Cicurug tidak ada perwakilan bank bjb. Padahal dari pengamatan awal di lapangan banyak bank pesaing yang berdiri tapi bank bjb sebagai bank asli milik pemda tidak membuka kantor perwakilannya di tempat tersebut. Dari kelima daerah di luar Kecamatan Ciawi yang sudah ada KCP-nya, dipilihlah tiga Kecamatan yang dipertimbangkan untuk dianalisis sebagai tempat KCP baru yaitu Kecamatan Cisarua, Kecamatan Caringin dan Kecamatan Cigombong. Kecamatan Megamendung tidak dipilih karena secara jarak masih cukup dekat dengan KCP Ciawi. Sedangkan Kecamatan Cijeruk tidak dipilih karena infrastruktur dan akses menuju darah tersebut belum memadai. Penentuan lokasi ini akan dilakukan dengan memperkirakan kebijakan manajemen bank bjb, metode AHP dan setelah lokasi terpilih akan dirumuska strategi implementasi terhadap lokasi yang dipilih dengan menggunakan analisis SWOT. Rumusan Masalah Dengan bermunculannya bank dan lembaga keuangan lainnya hingga ke pelosokpelosok, maka dirasa perlu untuk dibuka KCP baru untuk lebih menanamkan akar bank bjb di pelosok. Persaingan dengan bank lain dan lembaga keuangan lainnya dipandang sebagai urgensi pembukaan KCP. Selain sebagai pendamping KCP-KCP yang ada saat ini yaitu KCP Ciawi, KCP Citeureup, KCP Cileungsi, KCP IPB Dramaga, KCP Leuwiliang, KCP Bojonggede, KCP Parung dan KCP Jonggol. Pembukaan KCP sebaiknya mempertimbangkan peraturan dari bank bjb. Pemilihan tempat bagi kantor cabang pembantu berikutnya harus dianalisis dengan benar agar lebih tepat sasaran dan sesuai dengan tujuan utama yaitu tercapainya visi dan misi bank bjb. Oleh karena itu

5 pembukaan KCP di salah satu tempat dari tiga lokasi terpilih yaitu kecamatan Cisarua, kecamatan Caringin dan kecamatan Cigombong harus dapat dianalisis dengan tepat. Atas pertimbangan-pertimbangan itulah dirumuskan masalah sebagai berikut : a. Lokasi manakah yang dipilih antara Kecamatan Cisarua, Kecamatan Caringin dan Kecamatan Cigombong menurut kebijakan Manajemen bank bjb? b. Lokasi manakah yang dipilih antara Kecamatan Cisarua, Kecamatan Caringin dan Kecamatan Cigombong menurut teori AHP? c. Bagaimana rumusan strategi implementasi atas lokasi terpilih dengan analisis SWOT? Tujuan Penelitian Berdasarkan dari permasalahan yang ada pada bank bjb, maka penelitian ini memiliki tujuan, sebagai berikut : a. Menentukan lokasi yang dipilih antara Kecamatan Cisarua, Kecamatan Caringin dan Kecamatan Cigombong menurut kebijakan Manajemen bank bjb. b. Menentukan lokasi yang dipilih antara Kecamatan Cisarua, Kecamatan Caringin dan Kecamatan Cigombong menurut teori AHP. c. Merumuskan strategi implementasi atas lokasi terpilih dengan analisis SWOT. Manfaat Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan permasalahan diatas diharapkan hasil dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Sebagai masukan bagi perusahaan dalam melakukan analisis untuk pembukaan KCP sehingga lebih tepat sasaran dan dapat sesuai dengan tujuan dan visi misi bank bjb. 2. Bagi masyarakat sebagai acuan dalam melihat potensi daerah sekitar bank dan kcp tersebut. 3. Bagi mahasiswa, dapat memberikan pandangan atau wawasan lain mengenai perbankan, potensi daerah dan penentuan lokasi. 4. Sebagai acuan bagi penelitian selanjutnya. Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian ini berkaitan penentuan lokasi KCP baru di wilayah KCP Ciawi saja. Bank bjb KCP Ciawi saat ini melayani 6 kecamatan. Cakupan wilayah ini dirasa terlalu luas maka perlu untuk dilakukan pemisahan. Penulis akan meneliti pemunculan/pembangkitan alternatif, pemilihan alternatif dengan metode AHP dengan menganalisis matrik hirarkinya dan terakhir dianalisis dengan analisis SWOT atas alternatif terpilih untuk merumuskan strategi implementasi atas alternatif terpilih.

Untuk Selengkapnya Tersedia di Perpustakaan MB-IPB