Pengaruh Media Animasi Submikroskopik terhadap Peningkatan Keterampilan Memecahkan Masalah Mahasiswa

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH MEDIA ANIMASI SUBMIKROSKOPIK (MAS) TERHADAP KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MAHASISWA

Model Jembatan Analogi dalam Pembelajaran Kimia untuk Membantu Pemahaman Aspek Mikroskopik Siswa

PENINGKATAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA SMP PERCUT SEI TUAN MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

KEEFEKTIFAN MODEL KONKRET DAN MODEL KOMPUTER DALAM MENGEMBANGKAN PEMAHAMAN KONSEP MAHASISWA PADA MATERI STRUKTUR SENYAWA ORGANIK (ISOMER)

J. Pijar MIPA, Vol. XI No.2, September 2016: ISSN (Cetak) ISSN (Online)

JURNAL OLEH: ADRIYAN MUTMAYANI E1M

PENGARUH PENGGUNAAN BUKU AJAR IKATAN KIMIA DENGAN PENDEKATAN KONSTRUKTIVISTIK DAN MULTIREPRESENTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

Dewi Septeryana Jurusan Pendidikan Teknik Elektronika Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta

PENERAPAN MODEL PBL UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS SISWA

PENGARUH PENGGUNAAN BUKU AJAR IKATAN KOVALEN DENGAN PENDEKATAN MULTIREPRESENTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL ILMIAH

PENGARUH MULTIMEDIA INTERAKTIF DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS IV SDN BANDUNGREJOSARI 3

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

Reskiwati Salam Universitas Negeri Makassar Abstract

Abstract. Key words: video demonstration, cognitive aspects of learning achivements and attitudes.

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBANTUAN ALTERNATIVE SOLUTIONS WORKSHEET UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

III. METODE PENELITIAN. Pringsewu yang terdiri dari enam kelas, yaitu VIII-1 sampai VIII-6 dengan ratarata

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FESTO FLUIDSIM SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PNEUMATIK SISWA KELAS XII DI SMK MUDA PATRIA KALASAN

Pendidikan Biologi Volume 4, Nomor 2 Mei 2012 Halaman 53-59

PENGARUH PEMBELAJARAN STRATEGI REACT TERHADAP PENINGKATAN KEMAMPUAN MAHASISWA PGSD TENTANG KONEKSI MATEMATIS

(1) (2)

Gilang Purnama 1, Dedi Rohendi 2, Purnawan 3

Darussalam Banda Aceh, ABSTRAK. Kata Kunci: Project Based Learning, Hasil Belajar Kognitif, Sistem Pernapasan Manusia

PENGARUH STRATEGI PEMECAHAN MASALAH IDEAL SETTING NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN REALISTIK

Korelasi Penguasaan Konsep Dan Berpikir Kritis Mahasiswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Berbantuan Simulasi Komputer

Keywords : Learning Strategy FIRE-UP, Learning Achievement, and Hidrolysis of Salt

Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Masalah terhadap Hasil Belajar Fisika dan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa SMPN 1 Kuripan

Didaktik : Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar, ISSN : Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan Subang Volume I Nomor 1, Desember 2015

JOURNAL PENELITIAN PENDIDIKAN IPA

PENERAPAN POLA PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIMEDIA TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA SMK PADA MATERI KATUP PNEUMATIK

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN SCIENCE ENVIRONMENT TECHNOLOGY AND SOCIETY (SETS) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS DAN SIKAP ILMIAH

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN SIKLUS BELAJAR (LEARNING CYCLE) 5E

Efektifitas Media Gambar untuk Meningkatkan Wawasan Karir Peserta Didik Sekolah Dasar

PENGARUH MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE BAMBOO DANCING TERHADAP HASIL BELAJAR KOGNITIF SISWA SMP

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED INSTRUCTION TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA DI SMP

Nurasia Jurusan Kimia Fakultas Sains Universitas Cokroaminoto Palopo

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 02, Mei 2016, ISSN:

Pengaruh Model Pembelajaran Laps (Logan Avenue Problem Solving)- Heuristik Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah

Gunung Pati, Semarang. Diterima: 3 Maret Disetujui: 4 April Dipublikasikan: 30 Juli 2016 ABSTRACT

Kata-kata kunci: minat belajar, hasil belajar aspek kognitif, metode konvensional, media video. Abstract

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas X MAN 1 Bandar Lampung

G 1 G 2 O 1 O 2 O 3 O 4

EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE PROBLEM BASED LEARNING BERBANTUAN MULTIMEDIA PEMBELAJARAN DI SMK N 1 PUNDONG

PENGARUH PELAKSANAAN PENDEKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP PEMAHAMAN KONSEP PADA MURID SEKOLAH DASAR

KEEFEKTIFAN STRATEGI JIGSAW II TERHADAP KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 5 SLEMAN ARTIKEL E-JOURNAL

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMP Negeri 1

PENGARUH PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS SISWA MTs

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA N 7 Bandar

BAB III METODE PENELITIAN

PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KESADARAN METAKOGNISI DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI LARUTAN PENYANGGA

EFEK MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY TRAINING DAN KEMAMPUAN BERPIKIR LOGIS TERHADAP KETERAMPILAN PROSES SAINS SISWA

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA yang berjumlah 200

DAMPAK PEMBELAJARAN GENERATIF BERBANTUAN POWERPOIN TERHADAP PEMAHAMAN SISWA PADA TOPIK ASAM BASA DI SMAN 1 INDRALAYA UTARA

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN INKUIRI TERBIMBING MELALUI PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA SMPN 22 PADANG

Automotive Science and Education Journal

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE SNOWBALL DRILLING

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF MODEL TUTORIAL MATERI IMPULS DAN MOMENTUM TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS MACROMEDIA FLASH 8 TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA

EduHumaniora: Jurnal Pendidikan Dasar ISSN Vol. 8. No.2 Juli 2016 Hal

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHEIVEMENT DIVISIONS

JURNAL SKRIPSI OLEH TRIAPRIANTINI E1M


PENGARUH PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH TERHADAP KEMAMPUAN REPRESENTASI MATEMATIS DAN BELIEF SISWA

Evi Aspirani SMAN 1 Mare, jalan Makmur no.1 Kec. Mare, Kabupaten Bone

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN MODUL PEMESINAN TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA JURUSAN TEKNIK PEMESINAN DI SMK LEONARDO KLATEN.

PEMBELAJARAN BUFFER MENGGUNAKAN METODE INKUIRI TERBIMBING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DAN KEAKTIFAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK TALK WRITE

Utari Ramadhani S*, R.Usman Rery**, Johni Azmi*** No. Hp :

E-JURNAL. oleh Septi Haryani

KEEFEKTIFAN PENDEKATAN SAINTIFIK BERBASIS GRUP INVESTIGATION DAN DISCOVERY LEARNING DITINJAU DARI HASIL BELAJAR

Dwi Ratnaningdyah. Universitas PGRI Palembang, Palembang. ABSTRAK

Mono Eviyanto, Ridwan Joharmawan, Dermawan Afandy Jurusan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR EVALUATIF PADA MATERI ASAM-BASA. (Artikel Ilmiah) Oleh.

PENERAPAN PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PENALARAN MATEMATIS DAN SELF CONFIDENCE

Oleh: Desti Widiyana, Universitas Negeri Yogyakarta,

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF MATEMATIS SISWA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM DI SEKOLAH DASAR

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Nuriah Habibah*, Erviyenni**, Susilawati*** No.

ARTIKEL ILMIAH PENGEMBANGAN MULTIMEDIA FLIPBOOK MATERI REAKSI REDOKS PADA LEVEL REPRESENTASI SUBMIKROSKOPIK DI KELAS X SMAN 10 KOTA JAMBI

Auliya Puspitaningtyas, Parlan, Dedek Sukarianingsih Jurusan Pendidikan Kimia FMIPA Universitas Negeri Malang

JURNAL SKRIPSI OLEH : NONI MULIANA LISTIAWATI E1M

PENGARUH MODEL PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN DENGAN METODE PARTISIPATIF TERHADAP HASIL BELAJAR MAHASISWA DALAM MATERI GESERAN

PERBANDINGAN KETERAMPILAN METAKOGNITIF BIOLOGI YANG DIAJARKAN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK DAN PENEMUAN TERBIMBING

III. METODOLOGI PENELITIAN. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMA Negeri 7 Bandar

PENGARUH MODEL PENCOCOKAN KARTU INDEKS TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR ARTIKEL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini menggunakan rancangan penelitian diskriptifkomparatif

Arifah Zurotunisa, Habiddin, Ida Bagus Suryadharma Jurusan Kimia, FMIPA Universitas Negeri Malang

Kemampuan Siswa Menghubungkan Tiga Level Representasi Melalui Model MORE (Model-Observe-Reflect-Explain)

Randika Gustina, Gustimal Witri, Eddy Noviana

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VII SMP Tamansiswa

Wistyan Okky Saputra dan Dr. Mukhamad Murdiono, M. Pd. Program Studi Pendidikan Kewarganegaraan, Fakultas Ilmu Sosial, Universitas Negeri Yogyakarta

PENGGUNAAN METODE NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA

Muhamad Soeleman Universitas Suryakancana Cianjur

DAMPAK PENERAPAN MODEL SAINS TEKNOLOGI MASYARAKAT TERHADAP PEROLEHAN BELAJAR ILMU PENGETAHUAN ALAM PESERTA DIDIK

PENGARUH PENGGUNAAN BUKU AJAR IKATAN IONIK DENGAN PENDEKATAN MULTIREPRESENTASI TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL ILMIAH

THE USE OF COOPERATIVE THINK PAIR SHARE (TPS) LEARNING MODEL TO IMPROVE STUDENTS ACHIEVEMENT ON BUFFER SOLUTION AT CLASS XI SAINS SMAN 1 SUNGAI APIT

KEEFEKTIFAN MODEL AIR (AUDITORY, INTELLECTUALLY, REPETITION) DALAM PEMBELAJARAN MENYIMAK BERITA SISWA KELAS VIII SMPN 1 MINGGIR ARTIKEL E-JOURNAL

Transkripsi:

Pengaruh Media Animasi Submikroskopik terhadap Peningkatan Keterampilan Memecahkan Masalah Mahasiswa Ratna Azizah Mashami dan Ahmadi Pendidikan Kimia FPMIPA IKIP Mataram Email: ratna1742@gmail.com Abstract: This research aimed to improve student s problem-solving skills on buffer solution material using submicroscopic Animation Media (MAS). This research was quasi-experimental design which used nonequivalent pretest-posttest control group design. The data obtained from essay test (description) and analyzed by normalized gain scores (N-gain) and test of the average difference (t-test). The highest increase in the experimental class (87.30%) and the control class (79.92%) were an indicator to implement the solution. The lowest increase in the experimental class occurred on the indicator of understanding the problem (65.55%), and the lowest increase in the control group occurred on indicator of rechecking answers and solution which given (54.98%). N-gain data were then analyzed by t-test. T-test conducted at significant level of 95% and generated significant value of 0.0015. This means increasing of student problem-solving skills who learned the MAS was higher than increasing of student s problem-solving skills who didn t study the MAS. Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk untuk meningkatkan keterampilan memecahkan masalah mahasiswa pada materi larutan penyangga menggunakan Media Animasi Submikroskopik (MAS). Penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan menggunakan nonequivalent pretest-posttest control group design. Data diperoleh dari tes esai (uraian) lalu dianalisis menggunakan skor gain ternormalisasi (N-gain) dan uji perbedaan rata-rata (uji-t). Peningkatan tertinggi pada kelas eksperimen (87,30%) dan kelas kontrol (79,92%) adalah indikator melaksanakan solusi. Peningkatan terendah pada kelas eksperimen terjadi pada indikator memahami masalah (65,55%), sedangkan peningkatan terendah pada kelas kontrol terjadi pada indikator memeriksa kembali jawaban dan solusi yang diberikan (54,98%). Data N-gain selanjutnya dianalisis menggunakan uji-t. Uji-t dilakukan pada taraf signifikan 95% dan menghasilkan nilai signifikan 0,0015. Hal ini berarti peningkatan keterampilan memecahkan masalah mahasiswa yang mempelajari MAS lebih tinggi dibandingkan peningkatan keterampilan memecahkan masalah mahasiswa yang tidak mempelajari MAS. Kata kunci: Media Animasi Submikroskopik, Keterampilan Memecahkan Masalah. Pendahuluan Keterampilan memecahkan masalah sebagai salah satu keterampilan berpikir tingkat tinggi saat ini menjadi bagian yang sangat penting dalam dunia kerja. Pendidikan dipandang mampu melatih keterampilan tersebut sehingga kurikulum mengalami penyesuaian. Fokus pembelajaran diarahkan agar peserta didik mampu memahami materi sekaligus menguasai keterampilan dalam memecahkan masalah. Materi yang dipelajari diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah dalam pembelajaran maupun dalam konteks lainnya. Kemampuan siswa memahami materi kimia tergantung dari dua hal, yaitu kemampuan siswa menguasai ketiga level representasi (makroskopik, submikroskopik, dan simbolik) dan kemampuan siswa dalam mentransfer dan menghubungkan satu level representasi dengan level lainnya. Representasi submikroskopik merupakan faktor kunci pada kemampuan tersebut. Ketidakmampuan merepresentasikan aspek submikroskopik dapat menghambat kemampuan memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan fenomena makroskopik dan representasi simbolik (Kozma dan Rusell, 2005; Chandrasegaran et al., 2007). 2015 LPPM IKIP Mataram

Jurnal Kependidikan 14 (3):259-263 Level berpikir submikroskopik dipelajari terpisah dari dua tingkat berpikir lainnya, siswa diharapkan dapat mengintegrasikan sendiri dengan melihat gambargambar yang ada dalam buku tanpa pengarahan dari guru (Farida et al., 2010). Akan tetapi, setiap siswa memiliki kemampuan visualisasi yang berbeda terhadap hal yang sama. Visualisasi dan pemahaman yang belum terintegerasi inilah yang menjadi penyebab munculnya anggapan dalam diri siswa bahwa kimia merupakan salah satu pelajaran yang sukar untuk dipahami (Widhiyanti, 2007). Sementara itu penjelasan submikroskopik dalam buku teks saat ini masih sangat kurang (Sopandi dkk, 2008). Kemampuan mahasiswa menguasai representasi submikroskopik harus mendapat perhatian. Hal ini karena penguasaan representasi submikroskopik bersamaan dengan representasi makroskopik dan simbolik dapat meningkatkan pemahaman mereka terhadap materi kimia. Masalah yang dihadapi mahasiswa di dalam pembelajaran maupun dalam kehidupan sehari-hari akan lebih mudah dipecahkan. Mahasiswa dapat memecahkan masalah dengan baik jika dapat memberikan alasan terhadap masalah yang dipecahkan (PISA, 2010). Mahasiswa dapat memecahkan masalah dengan alasan yang tepat jika mahasiswa memahami materi tersebut. Mahasiswa dapat menjelaskan perubahan ph suatu larutan jika mahasiswa memahami perilaku molekul dalam larutan tersebut. Pada proses pembelajaran, mahasiswa dapat memecahkan masalah dengan baik jika mereka memahami konsep materi dengan baik. Oleh karena itu, pendidik perlu memfasilitasi belajar yang dapat membuat mahasiswa memahami konsep dengan baik. Salah satu usaha memfasilitasi belajar yang bermakna dengan menggunakan Media Animasi Submikroskopik (MAS). Penelitian kali ini bertujuan untuk meningkatkan keterampilan memecahkan masalah mahasiswa pada materi larutan penyangga menggunakan MAS. Metode Penelitian Penelitian dilakukan pada mahasiswa Jurusan Pendidikan Kimia IKIP Mataram. Penelitian ini merupakan eksperimen semu dengan menggunakan nonequivalent pretestposttest control group design. awal/pretest diberikan sebelum perlakuan kepada kedua kelas. Perlakuan berupa pembelajaran menggunakan media animasi submikroskopik dilakukan pada kelas eksperimen sedangkan pembelajaran tanpa media animasi submikroskopik dilakukan pada kelas kontrol. akhir/posttest diberikan kepada kedua kelas setelah perlakuan. Data keterampilan memecahkan masalah diperoleh dari tes uraian. Ada 5 tes pemecahan masalah yang terintegrasi dengan penguasaan konsep larutan penyangga. Indikator keterampilan memecahkan masalah yang digunakan pada penelitian ini ada 4, yaitu memahami masalah, membuat rencana solusi, melaksanakan solusi, dan memeriksa kembali jawaban solusi yang diberikan. Data selanjutnya dianalisis menggunakan skor gain ternormalisasi (N-gain) lalu skor tersebut dianalisis menggunakan uji perbedaan ratarata (t-test). 260

Ratna Azizah Mashami & Ahmadi, Pengaruh Media Animasi Submikroskopik Hasil dan Pembahasan Keterampilan memecahkan masalah mahasiswa memiliki skor minimal nol dan skor maksimal 20. Penilaian dilakukan pada setiap indikator keterampilan memecahkan masalah untuk melihat peningkatan secara lebih jelas. Adapun peningkatan skor pada setiap indikator dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Peningkatan Keterampilan Memecahkan Masalah pada Setiap Indikator Kelas Eksperimen Kelas Kontrol Indikator Awal Akhir Rata-rata N-gain (%) Awal Akhir Rata-rata N-gain (%) Δ <g> Memahami Masalah 1,50 13,65 65,55 1,4 11,65 54,98 10,57 Membuat rencana solusi 2,25 15,9 76,90 2,7 13,55 62,72 14,18 Melaksanakan solusi 2,7 17,8 87,30 1,95 16,4 79,92 7,38 Memeriksa kembali 0,00 13,3 66,38 0,00 9,45 47,13 19,25 Indikator yang memiliki peningkatan terbesar di kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah indikator melaksanakan solusi dengan persen peningkatan yang berbeda. Peningkatan pada kelas eksperimen sebesar 87,30% sedangkan pada kelas kontrol sebesar 79,92%. Perbedaan tersebut disebabkan oleh penggunaan MAS sebagai media pembelajaran di kelas eksperimen. MAS membuat konsep yang semula abstrak menjadi lebih konkrit sehingga mudah dipahami oleh mahasiswa. Pengetahuan pada aspek kognitif semakin baik sehingga dapat digunakan dalam melaksanakan solusi dengan baik. Peningkatan di kelas kontrol tidak sebesar peningkatan kelas eksperimen karena mahasiswa kelas kontrol tidak mempelajari larutan penyangga menggunakan MAS. Mahasiswa kelas kontrol menerima penjelasan tentang level submikroskopik hanya dari kata-kata. Indikator yang memiliki peningkatan terendah di kelas eksperimen adalah memahami masalah (65,55%). Namun peningkatan ini termasuk dalam katagori sedang. Selain itu, peningkatan di kelas eksperimen tetap lebih tinggi dari pada peningkatan di kelas kontrol (54,98%). Indikator yang mengalami peningkatan terendah di kelas kontrol adalah memeriksa kembali jawaban dan solusi yang diberikan. Peningkatan skor keterampilan memecahkan masalah pada setiap mahasiswa juga dianalisis menggunakan uji perbedaan rata-rata (uji-t). Sebelumnya dilakukan uji prasyarat yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Uji normalitas yang menggunakan teknik analisis Kolmogorov- Smirnov menunjukkan data peningkatan keterampilan memecahkan masalah pada kelas eksperimen dan kelas kontrol terdistribusi norma. Data selengkapnya terdapat pada Tabel 2. 261

Jurnal Kependidikan 14 (3):259-263 Tabel 2. Hasil Uji Normalitas Skor Peningkatan KeterampilanMemecahkan Masalah Kelas Sig. (p) Α Interpretasi Kesimpulan Eksperimen 0,857 0,05 p > α Data terdistribusi normal Kontrol 0,993 0,05 p > α Data terdistribusi normal Uji homogenitas menggunakan Levene st pada taraf kepercayaan 95%. Nilai signifikan diperoleh sebesar 0,152 yang berarti tidak terdapat perbedaan antara varians kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selanjutnya uji-t pada taraf kepercayaan 95% menghasilkan nilai signifikan sebesar 0,0015 (Tabel 3). Hal tersebut berarti peningkatan skor keterampilan memecahkan masalah mahasiswa kelas eksperimen lebih tinggi dari pada peningkatan keterampilan memecahkan masalah mahasiswa kelas kontrol. Tabel 3. Hasil Uji-t Skor Peningkatan Keterampilan Memecahkan Masalah Kelas Skor Sig. (p) α Interpretasi Kesimpulan SD Eksperimen 14,79 2,38 0,0015 0,05 p < α Ha diterima Kontrol 12,59 3,04 Peningkatan keterampilan memecahkan masalah mahasiswa yang mempelajari MAS lebih tinggi dibandingkan peningkatan keterampilan memecahkan masalah mahasiswa yang tidak mempelajari MAS. MAS memuat konsep komponen dan cara kerja larutan penyangga yang merupakan konsep abstrak karena ciri-ciri konsep (atribut konsep) tersebut tidak mungkin diamati secara langsung. Mahasiswa yang mempelajari MAS memiliki pemahaman konsep larutan penyangga yang baik. Pemahaman yang baik menjadikan kognitif mahasiswa baik pula. Kemampuan kognitif yang baik menjadikan mahasiswa memiliki bekal untuk memecahkan masalah. Keterampilan memecahkan masalah melibatkan representasi dan manipulasi berbagai jenis pengetahuan yang ada pada sistem kognitif seseorang (Mayer dan Wittrock, 2006). Simpulan Pada penelitian ini telah dilakukan pembelajaran menggunakan Media Animasi Submikroskopik. Peningkatan keterampilan memecahkan masalah mahasiswa yang mempelajari MAS lebih tinggi dibandingkan peningkatan keterampilan memecahkan masalah mahasiswa yang tidak mempelajari MAS. Peningkatan tertinggi pada kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah indikator melaksanakan solusi. Peningkatan terendah pada kelas eksperimen terjadi pada indikator memahami masalah, sedangkan peningkatan terendah pada kelas kontrol terjadi pada indikator memeriksa kembali jawaban dan solusi yang diberikan. Daftar Pustaka Chandrasegaran, Treagust, dan Mocerino. 2007. Enhancing Students Use of Multiple Levels of Representation to 262

Ratna Azizah Mashami & Ahmadi, Pengaruh Media Animasi Submikroskopik Describe and Explain Chemical Reactions. Farida, Liliasari, Widyantoro, dan Sopandi. 2010. The Importance of Development of Representational Competence in Chemical Problem Solving Using Interactive Multimedia. Proceeding The 4 th International Seminar on Science Education. Kozma, R. dan Russell, J. 2005. Students Becoming Chemists: Developing Representational Competence.In JK. Gilbert (Ed.), Visualization in Science Education. Vol 7: 121-145. Mayer, R. E. dan Wittrock, M. C. 2006. Problem Solving. In P. A. Alexander and P..Winne (Eds.). Handbook of Educational Psychology (2 nd ed.). PISA. 2010. Programme for International Students 2012 Field Trial Problem Solving Framework. Sopandi, Rohman, Sukmawati, Yuliani, Nuraeni, Turyani, dan Aryani. 2008. Penjelasan Level Mikroskopik dalam Buku Teks Kimia. Makalah disajikan pada Seminar Internasional 2 Pendidikan IPA. Widhiyanti, T. 2007. Effectiveness of Information Technology-Based Instruction on Student s Understanding of Colligative Properties. 263