BAB I PENDAHULUAN. nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat disamping

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata motivasi berasal dari bahasa Latin yaitu movere, yang berarti

BAB 1 PENDAHULUAN. Dengan kata lain SMK dapat menghasilkan lulusan yang siap kerja.

Judul BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bangsa memiliki sistem dan visi pendidikan yang berbeda-beda.

ii

Bab I Pendahuluan. dengan identitas ego (ego identity) (Bischof, 1983). Ini terjadi karena masa remaja

BAB I PENDAHULUAN. 2 Hasan Basri, Landasan Pendidikan, CV Pustaka Setia, Bandung, 2013, hlm Ibid., hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN. adalah aset yang paling berharga dan memiliki kesempatan yang besar untuk

BAB I PENDAHULUAN. kerja dengan pemenuhan kompetensi diberbagai pengembangan. Pada masa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keluarga merupakan lingkungan pertama yang memberikan pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. memajukan kondisi kesejahteraan sebuah bangsa. kepada anak-anaknya. Namun seiring perkembangan zaman dan kehidupan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah Menengah Kejuruan merupakan salah satu jalur pendidikan

2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI KEDISIPLINAN SISWA DALAM MEMATUHI NORMA TATA TERTIB SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN. menuntut perhatian serius bagi orang tua yang tidak menginginkan anak-anaknya. tumbuh dan berkembang dengan pola asuh yang salah.

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak positif dalam aspek kehidupan manusia. indonesia perlu memiliki warga yang bermutu atau berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia adalah makhluk sosial yang senantiasa ingin berinteraksi dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. pendeknya mengenai segala aspek organisme atau pribadi seseorang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan kemampuan siswa. Dengan pendidikan diharapkan individu (siswa) dapat

BAB I PENDAHULUAN. tindakan sosial yang dimungkinkan berlaku melalui suatu jaringan. hubungan kemanusiaan melalui peranan-peranan individu di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. anggota yang berfungsi didalamnya guna melaksanakan tugas-tugas dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan karena pendidikan

I. PENDAHULUAN. Lingkungan merupakan sesuatu yang berada di luar batasan-batasan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa yang sangat kompleks. Banyak hal yang

BAB I PENDAHULUAN. kenakalan remaja lainnya yang menyebabkan terhambatnya kreatifitas siswa.

BAB I PENDAHULUAN. tepat dalam pembentukan kepribadian serta karakter anak. Masa usia dini 0-6

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang belum sesuai dengan yang diharapkan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. dunia dalam segala aspek kehidupan. Salah satu faktor penentu siap atau

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial dimana ia dituntut untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap hari, di seluruh dunia, jutaan orang harus bekerja atau sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. yang disetujui bagi berbagai usia di sepanjang rentang kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. anggotanya untuk meningkatkan prestasi dalam rangka pencapaian tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi bagian terpadu dan tak terpisahkan dari peningkatan. yang digunakan dalam proses pembelajaran, kemajuan teknologi dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia tidak pernah statis, semenjak pembuahan hingga ajal selalu terjadi

BAB I PENDAHULUAN. individual, sesuai dengan pandangan hidup keluarga masing masing. senantiasa taqwa dan iman kepada Tuhan Yang Maha Esa.

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perubahan-perubahan baik dalam segi ekonomi, politik, maupun sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. makhluk sosial, individu di dalam menjalin hubungan dengan individu lain perlu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Devi Eryanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. membekali diri dengan ilmu pengetahuan agar dapat bersaing dan

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan pertolongan yang justru sangat dibutuhkan.

BAB I PENDAHULUAN. dan berfungsinya organ-organ tubuh sebagai bentuk penyesuaian diri terhadap

DWI KUSTIANTI A FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berbicara tentang siswa sangat menarik karena siswa berada dalam kategori

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja merupakan tahap perkembangan yang harus dilalui oleh

1. PENDAHULUAN. Peningkatan kemajuan teknologi merupakan suatu proses yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diri dan lingkungan sekitarnya. Cara pandang individu dalam memandang dirinya

BAB 1. Pendahuluan. Adolescent atau remaja, merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu sendi kehidupan. Melalui pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bagi sebahagian besar orang pendidikan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki peranan penting dalam menciptakan sumber daya manusia

I. PENDAHULUAN. lain. Menurut Supratiknya (1995:9) berkomunikasi merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN. tingkat tinggi, sedang, maupun rendah. Masalah (problem) didefinisikan sebagai

Fungsi dan tujuan pendidikan menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dalam kehidupan manusia, dimana seseorang sudah tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peranan penting dalam meningkatkan kualitas. sumber daya manusia. Menurut UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan baik atau tidak. Disiplin juga merupakan bentuk pengendalian diri bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata

BAB I PENDAHULUAN. Erni Purnamasari, 2015 PENGARUH RELIGIUSITAS TERHADAP ETIKA PADA SISWA KELAS XI MIA 4 DAN XI IIS 2 SMA NEGERI 14 KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan karakter merupakan aspek penting bagi setiap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dian Widiyanti, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Destalya Anggrainy M.P, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat pada setiap manuasia,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Chynthia Paramitha, 2015

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perkembangan fisik dan alat reproduksi menjadi sempurna. terlibat konflik dengan orang tua karena perbedaan pandangan.

BAB 1 PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi mempercepat modernisasi dalam segala bidang,

BAB I PENDAHULUAN. yaitu keluarga, masyarakat, sekolah dan kelompok sebaya.

BAB I PENDAHULUAN. mengelola dan memanfaatkan unsur-unsur seperti mesin, modal, dan bahan baku

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Kita ketahui bahwa keluarga merupakan pendidikan yang pertama dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah RUSLAN

BAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sebagaimana halnya dengan keluarga, sekolah juga mengajarkan nilai-nilai dan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sangat penting dalam kehidupan dan diharapkan mampu. mewujudkan cita-cita bangsa. Pendidikan bertujuan untuk membantu

2015 PERBAND INGAN PERILAKU SOSIAL ANTARA SISWA YANG MENGIKUTI EKSTRAKURIKULER CABANG OLAHRAGA IND IVIDU D AN BEREGU D I SMA PASUND AN 2 BAND UNG

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan membahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. dasarnya, manusia berkembang dari masa oral, masa kanak-kanak, masa

BAB I PENDAHULUAN. setiap aspek kehidupan seperti menjadi lebih terbuka menerima teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. asing lainnya seperti bahasa Jerman. Dengan diajarkannya bahasa Jerman peserta

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jakarta Raya

BAB I PENDAHULUAN. ke arah positif maupun negatif, maka intervensi edukatif dalam bentuk

I. PENDAHULUAN. kelak akan menjadi penerus pembangunan bangsa. Peranan pendidikan. membangun ditentukan oleh maju tidaknya pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. untuk belajar sejak dini agar kita dapat berperan secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan. Dalam Negara manapun remaja adalah penerus. pertanda akan merosotnya akhlak anak bangsa. 1

BAB I PENDAHULUAN. membentuk perilaku sosial anak menjadi lebih baik dan berakhlak.

I. PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan. Dalam konteks ini, tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Masalah, b) Rumusan Masalah, c) Tujuan Penelitian, d) Manfaat Penelitian, e)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk hidup yang senantiasa berkembang dan

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang

BAB I PENDAHULUAN. pada siswanya. Kerapkali guru tidak menyadari bahwa jebakan rutinitas seperti duduk, diam,

BAB I PENDAHULUAN. Berkomunikasi adalah salah satu keterampilan berbahasa. Keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. warganya belajar dengan potensi untuk menjadi insan insan yang beradab, dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sekolah adalah lingkungan pendidikan sekunder. Bagi anak yang sudah bersekolah, lingkungan yang setiap hari dimasukinya selain lingkungan rumah adalah sekolahnya. Anak remaja yang sudah duduk dibangku SMA umumnya menghabiskan waktu sekitar tujuh jam sehari disekolahnya. Ini berarti bahwa hampir sepertiga dari waktunya setiap hari dilewatkan remaja disekolah. Tidak mengherankan kalau pengaruh sekolah terhadap perkembangan jiwa remaja cukup besar. Pengaruh sekolah itu tentunya diharapkan positif terhadap perkembangan jiwa remaja karena sekolah adalah lembaga pendidikan. Sebagai lembaga pendidikan, sebagaimana halnya dengan keluarga, sekolah juga mengajarkan nilai-nilai dan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat disamping mengajarkan berbagai keterampilan dan kepandaian kepada para siswanya. Akan tetapi, seperti halnya juga dengan keluarga, fungsi sekolah sebagai pembentuk nilai dalam diri anak sekarang ini banyak menghadapi tantangan. Sekolah berikut segala kelengkapannya tidak lagi merupakan satu-satunya lingkungan keluarga, sebagaimana yang pernah berlaku dimasa lalu. Umumnya dikota-kota besar sekarang ini sangat terasa adanya banyak lingkungan lain yang dapat dipilih remaja selain sekolahnya, misalnya pasar central, pusat perbelanjaan, taman hiburan atau bahkan diwarung tepi jalan diseberang sekolah atau rumah salah seorang teman yang kebetulan sedang tidak ditunggui orang tuanya, mungkin saja 1

merupakan alternatif yang lebih baik menarik daripada sekolah itu sendiri. Apalagi seringkali motivasi belajar murid memang menurun akibat adanya berbagai hal disekolah. Salah satu faktor yang sering dianggap menurunkan motivasi siswa remaja untuk belajar adalah materi pelajaran itu sendiri dan guru yang menyampaikan materi pelajaran itu. Materi pelajaran yang sering dikeluhkan oleh para siswa sebagai membosankan, terlalu sulit, tidak ada manfaatnya untuk kehidupan seharihari, terlalu banyak bahannya untuk waktu yang terbatas, dan sebagainya. Akan tetapi faktor utama materi pelajaran sebenarnya adalah faktor guru. Di dalam kehidupan manusia, tingkah laku atau kepribadian merupakan hal yang sangat penting, sebab aspek ini akan menentukan sikap identitas diri seseorang. Permasalahan baik dan tidaknya seseorang itu akan terlihat dari tingkah laku atau kepribadian yang dimilikinya. Oleh karena itu, perkembangan dari tingkah laku atau kepribadian ini salah satunya sangat tergantung kepada baik atau tidaknya proses pendidikan yang ditempuh. Setiap siswa khususnya di sekolah menengah atas memiliki perbedaan antara satu dan lainnya, di samping persamaannya. Perbedaan menyangkut kapasitas intelektual, keterampilan, motorik, persepsi, sikap, maupun minat, latar belakang, kehidupan dalam keluarga, dan lain-lain. Perbedaan ini cenderung akan mengakibatkan adanya perbedaan pula dalam kehidupan sehari-hari baik dalam lingkungan sekolah maupun dilingkungan luar sekolah. Siswa datang kesekolah dengan harapan agar bisa mengikuti pendidikan dengan baik, tetapi tak selamanya demikian. Ada berbagai masalah yang mereka 2

hadapi, bersumber dari ketegangan karena tugas-tugas sekolah, pergaulan dengan bukan teman sebaya, motivasi sekolah yang lemah, kurangnya perhatian dari orang tua, guru yang kurang ramah, dan lain-lain. Masalah-masalah tersebut tidak selalu diselesaikan dalam situasi belajar mengajar dikelas, melainkan memerlukan pelayanan secara khusus oleh guru di luar situasi proses pembelajaran. Peran dan fungsi serta tanggung jawab di Sekolah Menengah Kejuruan juga perlu memperhatikan keragaman karakteristik sikap siswa sebagai dasar penentuan dan layanan dalam bimbingan sosial, baik secara individual maupun kelompok. Siswa kelas XI yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri I Kota Gorontalo, rata-rata mereka memiliki sikap jujur yang kurang optimal dalam hal pada saat pembelajaran berlangsung. Dari hasil pengamatan bahwa siswa memiliki sikap jujur yang kurang optimal khususnya pada saat pembelajaran berlangsung sering minta izin keluar dan sampai pada selesai pelajaran berlangsung, siswa lebih suka bermain daripada belajar, tidak menyampaikan pesan teman, menyontek pada waktu ujian, menyalahkan teman ketika bersalah, dan sering terlambat pulang kerumah padahal sudah selesai jam sekolah. Hal ini dikarenakan bukan karena guru yang mengajar kurang jelas atau pelajaran yang sulit mereka terima, dikarenakan lingkungan sekolah yang tidak menunjang untuk siswa dalam pendidikan karakter, sehingga mempengaruhi karakter kejujuran siswa. Berangkat dari realitas tersebut maka diadakan penelitian lebih lanjut dengan judul Analisis Tentang Faktor-faktor Mempengaruhi Sikap Jujur Siswa Kelas XI SMK Negeri I Kota Gorontalo. 3

1.2 Identifikasi Masalah Berangkat dari latar belakang masalah, maka dapat diidentifikasi beberapa masalah sebagai berikut: a. Sering minta izin keluar dan sampai pada selesai pelajaran berlangsung, b. Siswa lebih suka bermain dari pada belajar, c. Tidak menyampaikan pesan teman, d. Menyontek pada waktu ujian, e. Menyalahkan teman ketika bersalah, dan f. Sering terlambat pulang kerumah padahal jam sekolah sudah selesai. 1.3 Rumusan Masalah Adapun yang menjadi pokok permasalahan dalam penelitian ini adalah: Faktor-faktor apakah mempengaruhi sikap jujur siswa kelas XI SMK Negeri I Kota Gorontalo?. 1.4 Tujuan Penelitian Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis tentang faktor-faktor mempengaruhi sikap jujur siswa di kelas XI SMK Negeri I Kota Gorontalo. 1.5 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diupayakan akan dilaksanakan semaksimal mungkin agar hasilnya dapat memberikan manfaat secara teoretis dan manfaat secara praktik. 4

1.5.1 Manfaat secara Praktik Secara praktik penelitian diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai pendorong untuk melakukan kajian yang lebih luas dan mendalam terhadap factor-faktor mempengaruhi sikap jujur siswa di SMK Negeri I Kota Gorontalo. Disamping itu bagi sekolah penelitian ini akan menambah kajian bagi seluruh personil sekolah dalam upaya memberikan pembinaan dalam peningkatan sikap jujur siswa di SMK Negeri I Kota Gorontalo. 1.5.2 Manfaat secara Teoritis Secara teoritis manfaat yang diharapkan adalah dengan penelitian ini akan menambah wawasan dan pemahaman terhadap faktor-faktor mempengaruhi sikap jujur siswa di SMK Negeri Kota Gorontalo. 5