PARAMETER POPULASI IKAN KADAH(Valamugil speigleri) SEBAGAI INDIKATOR PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERAIRAN ESTUARIA DI PEMALANG

dokumen-dokumen yang mirip
PARAMETER POPULASI DAN ASPEK REPRODUKSI IKAN KUNIRAN (Upeneus sulphureus) DI PERAIRAN REMBANG, JAWA TENGAH

PARAMETER POPULASI UDANG DOGOL (Metapenaeus ensis) DAN UDANG WINDU (Penaeus monodon) DI LAUT ARAFURA

DINAMIKA POPULASI IKAN

PARAMETER POPULASI IKAN KAKAP MERAH (Lutjanus malabaricus) DI PERAIRAN LAUT JAWA BAGIAN TIMUR

BEBERAPA PARAMETER POPULASI UDANG PUTIH (Penaeus merguiensis de Mann) DI PERAIRAN TARAKAN, KALIMANTAN UTARA SOME POPULATION PARAMETERS OF BANANA PRAWN

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

STRUKTUR UKURAN DAN PARAMETER PERTUMBUHAN HIU MACAN (Galeocerdo cuvier Peron & Lesuer, 1822) DI PERAIRAN SELATAN NUSA TENGGARA BARAT

Pola Rekrutmen, Mortalitas, dan Laju Eksploitasi Ikan Lemuru (Amblygaster sirm, Walbaum 1792) di Perairan Selat Sunda

Length-Weight based Stock Assesment Of Round Scad ( Decapterus russelli ) From Mapur Fishing Ground and Landed at Pelantar KUD Tanjungpinang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODE PENELITIAN. Gambar 4 Peta lokasi penelitian.

STRUKTUR UKURAN IKAN DAN PARAMETER POPULASI MADIDIHANG (Thunnus albacares) DI PERAIRAN LAUT BANDA

DINAMIKA POPULASI IKAN SWANGGI (Priacanthus tayenus) DI PERAIRAN TANGERANG BANTEN

PERTUMBUHAN DAN MORTALITAS IKAN TAWES (Barbonymus gonionotus) DI DANAU SIDENRENG KABUPATEN SIDRAP Nuraeni L. Rapi 1) dan Mesalina Tri Hidayani 2)

Study Programme of Management Aquatic Resource Faculty of Marine Science and Fisheries, University Maritime Raja Ali Haji

I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Length-Weight based Stock Assessment Of Eastern Little Tuna (Euthynnus affinis ) Landed at Tarempa Fish Market Kepulauan Anambas

Gambar 5 Peta daerah penangkapan ikan kurisi (Sumber: Dikutip dari Dinas Hidro Oseanografi 2004).

3. METODE PENELITIAN

KAJIAN ASPEK PERTUMBUHAN POPULASI POKEA (Batissa violacea celebensis Martens, 1897) DI SUNGAI POHARA SULAWESI TENGGARA 1

PERTUMBUHAN DAN LAJU EKSPLOITASI IKAN TERI PEKTO (Stolephorus Waitei) DI PERAIRAN BELAWAN KOTA MEDAN SUMATERA UTARA

The study of Sardinella fimbriata stock based on weight length in Karas fishing ground landed at Pelantar KUD in Tanjungpinang

BAWAL. 9 (3) Desember 2017:

structure Population of Indian Mackerel, Rastrelliger kanagurta Catch in Pancana Waters, Barru District

PERTUMBUHAN DAN LAJU EKSPLOITASI UDANG KELONG (Penaeus merguiensis) DI PERAIRAN KABUPATEN LANGKAT SUMATERA UTARA

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

POTENSI UDANG DOGOL (Metapenaeus ensis) DI KABUPATEN KEBUMEN JAWA TENGAH. Abstrak

Dinamika populasi ikan belanak, Chelon subviridis (Valenciennes, 1836) di muara Sungai Opak - Yogyakarta

DINAMIKA POPULASI DAN TINGKAT PEMANFAATAN UDANG WINDU (Penaeus monodon) DI PERAIRAN TARAKAN, KALIMANTAN TIMUR

PENDUGAAN STOK IKAN LAYUR

3. METODE PENELITIAN

PENDUGAAN BEBERAPA PARAMETER DINAMIKA POPULASI IKAN LAYANG (Decapterus macrosoma, BLEEKER 1841) DI PERAIRAN TELUK BONE, SULAWESI SELATAN

3. METODE PENELITIAN

3. METODE PENELITIAN

KAJIAN STOK IKAN LAYANG (Decaterus ruselli) BERBASIS PANJANG BERAT YANG DIDARATKAN DI PASAR IKAN TAREMPA KABUPATEN KEPULAUAN ANAMBAS

PARAMETER POPULASI DAN TINGKAT EKSPOITASI IKAN KUNIRAN (Upeneus sulphureus) DI LAUT JAWA

Growth Analysis and Exploitation rate of Tuna Fish (Auxis thazard) landed on Belawan Ocean Fishing Port Sumatera Utara

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Estimasi parameter populasi ikan lencam (Lethrinus lentjan) di sekitar perairan Kotabaru (P. Laut) Kalimantan Selatan

Abstrak. Kata Kunci : Ikan ekor Kuning, pertumbuhan, laju mortalitas, eksploitasi. Abstract

PENDUGAAN PERTUMBUHAN, KEMATIAN DAN HASIL PER REKRUT IKAN NILA (Oreochromis niloticus) DI WADUK BILIBILI

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

2. TINJAUAN PUSTAKA Rajungan (Portunus pelagicus)

POTENSI DAN TINGKAT PEMANFAATAN IKAN SEBAGAI DASAR PENGEMBANGAN SEKTOR PERIKANAN DI SELATAN JAWA TIMUR

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

ASPEK BIOLOGI DAN PARAMETER POPULASI UDANG JINGA(Metapenaeus affinis H. Milne Edwards, 1837) DI PERAIRAN KOTABARU, KALIMANTAN SELATAN

2. METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Potensi Lestari Sumberdaya Perikanan Tuna Longline di Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah

3. METODE PENELITIAN

PERTUMBUHAN DAN LAJU EKSPLOITASI IKAN KEMBUNG (Rastrelliger spp.) DI PERAIRAN SELAT MALAKA PROVINSI SUMATERA UTARA

ASPEK BIOLOGI REPRODUKSI IKAN LAYANG (Decapterus russelli) DAN IKAN BANYAR (Rastrelliger kanagurta) YANG DIDARATKAN DI REMBANG, JAWA TENGAH

FAKTOR KONDISI DAN HUBUNGAN PANJANG BERAT IKAN SELIKUR (Scomber australasicus) DI LAUT NATUNA YANG DIDARATKAN DI PELANTAR KUD KOTA TANJUNGPINANG

ASPEK REPRODUKSI IKAN KAPASAN (Gerres kapas Blkr, 1851, Fam. Gerreidae) DI PERAIRAN PANTAI MAYANGAN, JAWA BARAT

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Parameter Populasi Hiu Lanjaman (Carcharhinus falciformis) di Perairan Indonesia

Jurnal Perikanan (J. Fish. Sci.) VIII (2): ISSN:

3 METODOLOGI 3.1 Lokasi dan Waktu 3.2 Teknik Pengambilan Data Pengumpulan Data Vegetasi Mangrove Kepiting Bakau

EVALUASI TINGKAT EKSPLOITASI SUMBERDAYA IKAN GULAMAH (Johnius sp) BERDASARKAN DATA TPI PPS CILACAP

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Hubungan panjang bobot dan faktor kondisi ikan petek, Leiognathus equulus (Forsskål, 1775) di Teluk Pabean, Jawa Barat

Hardiyansyah Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan, FIKP, UMRAH,

Mortalitas Ledhyane Ika Harlyan

PEMANTAUN PARAMETER DINAMIKA POPULASI IKAN KEMBUNG (Rastrelliger sp) DI PERAIRAN PESISIR PULAU TERNATE PROVINSI MALUKU UTARA

Raja Hasnawati, Andi Zulfikar and Tengku Said Raza'i

PENDAHULUAN. Common property & open acces. Ekonomis & Ekologis Penting. Dieksploitasi tanpa batas

ANALISIS HUBUNGAN PANJANG BERAT IKAN HIMMEN (Glossogobius sp) DI DANAU SENTANI KABUPATEN JAYAPURA ABSTRAK

Penangkapan Tuna dan Cakalang... Pondokdadap Sendang Biru, Malang (Nurdin, E. & Budi N.)

PENDUGAAN KELOMPOK UMUR DAN OPTIMASI PEMANFAATAN SUMBERDAYA IKAN CAKALANG (KATSUWONUS PELAMIS) DI KABUPATEN BOALEMO, PROVINSI GORONTALO

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES. Volume 2, Nomor 2, Tahun 2013, Halaman Online di :

Study Programme of Management Aquatic Resources Faculty of Marine Science and Fisheries, University Maritime Raja Ali Haji

SELEKTIVITAS ALAT TANGKAP PURSE SEINE DI PANGKALAN PENDARATAN IKAN (PPI) MUARA ANGKE JAKARTA

MASPARI JOURNAL Januari 2017, 9(1):43-50

Gambar 4. Peta lokasi pengambilan ikan contoh

spesies yaitu ikan kembung lelaki atau banyar (Rastrelliger kanagurta) dan kembung perempuan (Rastrelliger brachysoma)(sujastani 1974).

PROPORSI DAN KOMPOSISI HASIL TANGKAPAN JARING TIGA LAPIS (TRAMMEL NET) DI PELABUHAN RATU

HUBUNGAN BOBOT PANJANG IKAN TUNA MADIDIHANG Thunnus albacares DARI PERAIRAN MAJENE SELAT MAKASSAR SULAWESI BARAT Wayan Kantun 1 dan Ali Yahya 2

ANALISIS BEBERAPA ASPEK BIOLOGI KEPITING BAKAU (SCYLLA SERRATA) DI PERAIRAN SUKOLILO, PANTAI TIMUR SURABAYA

MORFOMETRI DAN KOMPOSISI ISI LAMBUNG IKAN TUNA SIRIP KUNING (Thunnus albacares) YANG DIDARATKAN DI PANTAI PRIGI JAWA TIMUR

MODEL PERTUMBUHAN IKAN BERONANG LINGKIS (Siganus canaliculatus) HASIL TANGKAPAN SERO DI PERAIRAN KEPULAUAN SELAYAR

Catch per unit effort (CPUE) periode lima tahunan perikanan pukat cincin di Kota Manado dan Kota Bitung

3. METODE PENELITIAN

KAJIAN PERTUMBUHAN IKAN BONTI-BONTI (Paratherina striata Aurich, 1935) DI DANAU TOWUTI, SULAWESI SELATAN

JOURNAL OF MANAGEMENT OF AQUATIC RESOURCES Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di :

Dhimas Wiharyanto, Gazali Salim, Muhammad Firdaus, dan M. Yusuf Awaluddin

PERBANDINGAN RASIO KELAMIN, MORTALITAS DAN PERTUMBUHAN IKAN NOMEI (Harpadon nehereus) YANG BERASAL DARI HASIL PENANGKAPAN NELAYAN JUATA KOTA TARAKAN

Growth and the Rate of Catch of Eastern Little Tuna (Euthynnus affinis Cantor 1849) Landed on Belawan Ocean Fishing Port Sumatera Utara

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BEBERAPAASPEK BIOLOGI RAJUNGAN (Portunus pelagicus) DI PERAIRAN LABUHAN MARINGGAI, LAMPUNG TIMUR

PENGKAJIAN STOK IKAN CAKALANG (Katsuwonus pelamis) DI PERAIRAN SELAT MAKASSAR

Analisis Parameter Dinamika Populasi Kepiting Bakau (Scylla serrata) di Kecamatan Kwandang, Kabupaten Gorontalo Utara

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

FLUKTUASI HASIL TANGKAPAN IKAN PELAGIS DENGAN ALAT TANGKAP JARING INSANG HANYUT (DRIFT GILLNET) DI PERAIRAN DUMAI, PROVINSI RIAU

LAJU EKSPLOITASI KEPITING BAKAU (Scylla serrata) DI PERAIRAN MANGROVE MAYANGAN, SUBANG JAWA BARAT

Gambar 6 Sebaran daerah penangkapan ikan kuniran secara partisipatif.

LEMBAR PENGESAHAN ARTIKEL JURNAL

TUGAS M.K: DINAMIKA POPULASI IKAN (MSP531) Oleh: Nuralim Pasisingi C

The Growth and Exploitation of Tamban (Sardinella albella Valenciennes, 1847) in Malacca Strait Tanjung Beringin Serdang Bedagai North Sumatra

STRUKTUR POPULASI KEPITING BAKAU (Scylla Serrata) DIPERAIRAN TELUK KOTANIA DUSUN WAEL KABUPATEN SERAM BAGIAN BARAT

MODEL DINAMIK PERTUMBUHAN BIOMASSA UDANG WINDU DENGAN FAKTOR MORTALITAS BERGANTUNG WAKTU. Sulanjari 1 dan Sutimin 2

Muhammad Syahrir R. Keywords: fish growth pattern, allometric, isometric, condition factor, Muara Ancalong, Muara Bengkal.

Transkripsi:

PARAMETER POPULASI IKAN KADAH(Valamugil speigleri) SEBAGAI INDIKATOR PEMANFAATAN SUMBER DAYA PERAIRAN ESTUARIA DI PEMALANG POPULATION PARAMETERS OF SPILGLER S MULLET(Valamugil speigleri) IN AS AN INTENSITY INDICATOR OF UTILIZATION OF ESTUARIES WATERS RESOURCES IN PEMALANG, CENTRAL JAVA ABSTRAK Adrian Damora dan Karsono Wagiyo Balai Penelitian Perikanan Laut, Muara Baru-Jakarta Teregistrasi I tanggal: 3 Januari 2012; Diterima setelah perbaikan tanggal: 15 Agustus 2012; Disetujui terbit tanggal: 16 Agustus 2012 Kemungkinan intrusi air laut, perubahan musim, penurunan hasil pertambakan, abrasi air laut yang cukup parah dan rhob besar di Kabupaten Pemalang diperkirakan akan mengancam kelestarian ekosistem mangrove, termasuk ikan-ikan estuari diantaranya adalah ikan Kadah (Valamugil speigleri). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengungkapkan status populasi ikan Kadah di perairan estuaria Pemalang. Penelitian dilakukan pada bulan Juni Nopember 2010. Sebanyak 753 ekor contoh ikan Kadah yang diambil secara acak dari berbagai alat tangkap di TPI Ketapang, Kabupaten Pemalang. Data yang diperoleh diolah dengan aplikasi model analitik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan Kadah bersifat allometrik negatif, dimana pertambahan panjang lebih cepat dibandingkan pertambahan beratnya. Rata-rata panjang ikan Kadah tertangkap adalah 14,48 cm. Laju pertumbuhan (K) ikan Kadah 0,98/tahun dan panjang total maksimum(l ) sebagai 21,53 cm. laju kematian total(z) ikan Kadah 5,56/tahun dan laju kematian alamiah(m) 2,00/tahun, sementara laju kematian karena penangkapan(f) 3,56/tahun, serta laju pengusahaan(e) sekitar 0,64/tahun. Laju pengusahaan ikan Kadah sudah berada dalam keadaan jenuh (fully exploited) yang menandakan intensitas pemanfaatan sumber daya perikanan estuaria yang tinggi. KATA KUNCI: Populasi, ikan Kadah, estuaria, Pemalang ABSTRACT: BAWALVol.4(2)Agustus2012:91-96 Sustainability of Pemalang mangrove ecosystems and their estuarine fish such as, Speigler s mullet(v. speigleri) could be threaten by salt water intrusion, seasonal change, sea water abrasion and highest water tide. Therefore, a study aimed to identify the population status of Speigler s mullet in Pemalang estuarine was conducted from June to Nopember 2010. Approximately 753 samples of Speigler s mullet were collected from varieties of fishing gears at Ketapang fish landing area(site), Pemalang. The data were analyzed using the analytical model application. The results showed that Speigler s mullet has a negative allometric growth indicating growth of fish length faster than its weight. The average length of Speigler s mullet captured was 14,48 cm. Other biological parameters of Speigler s mullet such as growth rate(k), maximum total length(l ), total mortality rate(z), natural mortality rate(m), fishing mortality rate(f) and exploitation rate(e) were 0,98/year, 21,53 cm, 5,56/year, 2,00/year, 3,56/year and 0,64/year, respectively. The exploitation rate of Speigler s mullet in Pemalang waters was high. It suggests that estuaries resources utilization was already high. KEYWORDS: Population, Speigler s mullet, estuaries, Pemalang PENDAHULUAN Kabupaten Pemalang merupakan salah satu kabupaten yang berada di pesisir utara Pulau Jawa dengan luas wilayah11.530km 2 denganpanjangpantaikuranglebih 34,6 km. Sebagian besar wilayah pesisir merupakan kawasan pertambakan, hutan bakau (mangrove) serta tanaman pantai untuk perlindungan penanggulangan abrasi. Kabupaten Pemalang pada tahun 2004 memberikan sebesar 11.465,3 ton (4,69%) dengan nilai produksi sebesar Rp. 39.005.920(4,73%) atau pada urutan ke-6 dari seluruh kabupaten di Jawa Tengah yang berbatasan dengan lautan(dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jawa Tengah, 2005). Permasalahan yang ada di pesisir Kabupaten Pemalang saat ini adalah kemungkinan telah terjadinya intrusi air laut, perubahan musim, penurunan hasil pertambakan, abrasiairlautyangcukupparah,danrhob besar yang sering terjadi(sahlan et al., 2010). Hal ini tentunya akan mengancam kelestarian ekosistem mangrove, termasuk konstribusi volume produksi perikanan laut Jawa Tengah Korespondensi penulis: Balai Penelitian Perikanan Laut Jl. Muara Baru Ujung Komplek Pelabuhan Perikanan Nizam Zachman-Jakarta Utara. Email : adriandamora@gmail.com 91

ikan-ikan estuaria yang ada termasuk diantaranya adalah Ikan Kadah(V. speigleri). Ikan Kadah termasuk ke dalam famili Mugilidae yang sering disebut sebagai ikan circum global. Ikan ini dapat hidup pada kedalaman dan salinitas yang tinggi(karna et al., 2011). Ikan Kadah memiliki panjang maksimal 35 cm TL dengan panjang rata-rata 17,5 cm TL(Harrison& Senou, 1997), dapat hidup pada perairan laut, tawar dan payau (McDowall, 1997). Penyebarannya meliputi Timur Tengah, Asia Selatan, Asia Timur, Indonesia sampai dengan Papua Nugini(Thomson, 1984). Di antara ikan-ikan laut dan payau, jenis ikan dari famili Mugilidae mempunyai prospek yang paling baik untuk dibudidayakan. Hal ini disebabkan penyebarannya yang luas, mampu menoleransi suhu dan salinitas yang ekstrim dan dapat menyesuaikan terhadap keadaan makanan di berbagai macam habitat(effendie, 1984). Untuk mencegah penurunan populasi akibat penangkapan diperlukan satu informasi tentang sumber daya perikanan ikan Kadah yang menunjang ke arah pelestarian dan pengembangannya, salah satunya adalah aspek dinamika populasi. Tulisan ini bertujuan mengetahui dinamika populasi ikan Kadah di perairan Pemalang dan sekitarnya dan diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan untuk pengelolaan sumber daya ikan Kadah yang berkelanjutan di perairan Pemalang. BAHANDANMETODE Penelitian didasarkan pada data hasil pengambilan contoh ikan Kadah (V. speigleri) di perairan estuaria Pemalang pada bulan Juni-Nopember 2010 dengan metode survei. Sebanyak 753 ekor contoh ikan diambil secara acak dari berbagai alat tangkap di Tempat Pendaratan Ikan(TPI) Ketapang sebanyak enam kali pengambilan yang mewakili setiap bulannya. Gambar 1. Lokasi penelitian di Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah. Figure 1. Research site in Pemalang, Central Java. Pengamatan biometrik ikan yang dilakukan meliputi pengukuran panjang total(total length) dan berat total (total weight). Hubungan panjang-berat dianalisa menggunakan persamaan eksponensial sebagai berikut (Lagler, 1972; Jennings et al., 2001): W=aL b...(1 dimana: W L a dan b = berat total ikan(gram) = panjang cagak ikan(cm) = konstanta hasil regresi Untuk mempermudah perhitungan, maka persamaan di atas dikonversi ke dalam bentuk logaritma sehingga menjadi persamaan linear sebagai berikut(jennings et al., 2001): log e W=log e a+blog e L...(2 Hubungan panjang-berat dapat dilihat dari nilai konstanta b, jika b = 3, maka hubungannya bersifat isometrik (pertambahan panjang sebanding dengan pertambahan berat), jika b 3, maka hubungan yang terbentuk adalah allometrik(pertambahan panjang tidak sebanding dengan pertambahan berat). Untuk menentukanbahwanilaib=3ataub 3,makadigunakan uji-t(walpole, 1993). 92

Parameter pertumbuhan(k dan L ) ditentukan dengan metode ELEFAN(Gayanilo et al., 1994) didasari melalui persamaan von Bertalanffy(1934) in Sparre& Venema (1992) sebagai berikut: Lt=L (1 e K(t to) )...(4 di mana: Lt =panjangikansaatumurke-t(cm) L = panjang asimtotik ikan(cm) K = laju pertumbuhan ikan Kemudian dengan mengestimasi melalui metode Gulland & Holt (1959) in Sparre & Venema (1992), persamaan di atas diturunkan menjadi persamaan berikut: =KL K...(5 dengan laju kematian alamiah(m) atau F=Z-M dan laju pengusahaan (E) dihitung sebagai E=F/Z (Sparre & Venema, 1992). Rata-rata panjang ikan tertangkap diturunkan dari 50% kumulatif frekuensi sebaran ukuran (Atmaja& Nugroho, 2004). HASIL DAN BAHASAN HASIL Stuktur Ukuran dan Hubungan Panjang-Berat Ikan Pengukuran panjang total(tl) dan berat ikan Kadah dilakukan terhadap 753 ekor. Sebaran ukuran panjang total berkisar antara 9,5-21,1 cm(gambar 2), dengan berat berkisar antara 10-98 gram. dengan menganggap sebagai y, KL sebagai a dan K sebagai b, maka nilai L dapat diestimasi melalui persamaan: a L...(6 b dan nilai K diestimasi melalui persamaan: K= b...(7 Laju kematian total(z) diduga dengan metode kurva hasil tangkapan(catch curve) yang menggunakan slope (b)danlnn/tdenganumurrelatifsesuaidenganrumus Pauly(1980) sebagai berikut: LnN/t=a Zt...(8 di mana: N =banyaknyaikanpadawaktut t = waktu yang diperlukan untuk tumbuh suatu kelas panjang a = hasil tangkapan yang dikonversikan terhadap panjang Sementara itu kematian alamiah Ikan Kadah diduga dengan menggunakan rumus empiris Pauly(1980) sebagai berikut: LogM=-0,0066-0,279Log+0,654LogK+0,4534LogT...(9 di mana: M = laju kematian alamiah L = panjang total maksimum(cm) K = laju pertumbuhan(cm/tahun) T =suhu( o C) Untuk nilai laju kematian karena penangkapan diperoleh dengan mengurangi laju kematian total (Z) Gambar 2. Distribusi frekuensi panjang total ikan Kadah (Valamugil speigleri) di perairan estuaria Pemalang. Figure 2. Total length frequency distribution of Speigler s mullet (Valamugil speigleri) in estuaries waters of Pemalang. Gambar 2 juga menunjukkan bahwa struktur ukuran panjang ikan Kadah yang tertangkap cenderung menyebar normal dengan modus panjang sebesar 15,5 cm. Hal ini menunjukkan bahwa ikan Kadah yang tertangkap didominasi oleh satu kohort dengan modus panjang 15,5 cmtl.penelitianpadajenisikanyangsamadilaguna Chilika, India pada bulan September 2007-Agustus 2008 menunjukkan ikan Kadah yang tertangkap berada pada kisaran panjang cagak 0,3-16 cm(karna et al., 2011). Berdasarkan dua informasi di atas, dapat diduga bahwa ikan Kadah berukuran relatif kecil. Rata-rata panjang ikan Kadah yang tertangkap didapatkan sebesar 14,48 cm. Pengukuran ini merupakan hal yang penting untuk dipelajari bila dihubungkan dengan rata-rata panjang ikan saat matang gonad. Hasil analisis hubungan antara panjang dan berat ikan Kadah menunjukkan bahwa pertumbuhan ikan Kadah 93

mengikutipersamaanw=0,0192l 2,7738 (N=753;r=0,9147) (Gambar 3). Setelah dilakukan uji-t dengan tingkat ikan Kadah bersifat allometrik negatif, yang berarti pertambahan panjang lebih cepat dibandingkan pertambahan beratnya. Sifat pertumbuhan seperti ini sama dengan hasil penelitian pada jenis ikan yang sama di laguna Chilika, India dengan nilai b sebesar 2,6342(Karna et al., 2011). Penelitian pada jenis Mugil cephalus di perairan Ujung Pangkah juga menunjukkan sifat allometrik negatif dengan nilai b sebesar 2,92(betina) dan 2,72(jantan) (Sulistiono et al., 2001). Kadah di perairan estuaria Pemalang adalah 0,64. Kriteria Pauly et al. (1984) mengatakan bahwa nilai laju pemanfaatan yang rasional dan lestari di suatu perairan berada pada nilai E<0,5 atau paling tinggi pada nilai E=0,5. Nilai E ikan Kadah menunjukkan bahwa pemanfaatan sumber daya ikan di perairan estuaria Pemalang tergolong tinggi dan bahkan sudah mengarah pada tekanan penangkapan yang berlebih. Meskipun jenis ikan ini merupakan ikan non-ekonomis penting, namun apabila kondisi ini terus dibiarkan tanpa dilakukan upaya penataan pemanfaatan ikan Kadah, maka dapat diduga dalam jangka panjang sumber daya ikan Kadah akan terancam kelestariannya. Gambar 3. Hubungan panjang-berat ikan Kadah (Valamugil speigleri) di perairan estuaria Pemalang, 2010. Figure 3. Length-weight relationship of Speigler s mullet (Valamugil speigleri) in estuaries waters of Pemalang, 2010. Gambar 4. Penyebaran frekuensi panjang total ikan Kadah yang dirunut dengan ELEFAN. Figure 4. Total length frequenly distribution of Speigler s mullet and growth curves fitted by ELEFAN. Laju Pertumbuhan dan Laju Kematian Dengan merunut data frekuensi panjang total dari bulan ke bulan(gambar 4), diperoleh laju pertumbuhan (K) Ikan Kadah di perairan estuaria Pemalang adalah 0,98/ tahundanpanjangtotalmaksimum(l )adalah21,53cm. Nilai K Ikan Kadah yang kurang dari satu menunjukkan bahwa ikan ini mempunyai pertumbuhan yang lambat (Gulland, 1983; Naamin, 1984). Selanjutnya dengan menggunakan parameter pertumbuhan ikan Kadah, dihitung nilai dugaan Z dan diperoleh nilai Z sebesar 5,56/tahun(Gambar 5). Nilai dugaan laju kematian alamiah(m) dan nilai dugaan laju kematian karena penangkapan(f) ikan Kadah masingmasing adalah 2,00/tahun dan 3,56/tahun. Laju Pemanfaatan Dengan menggunakan nilai laju kematian karena penangkapan(f) dan nilai laju kematian total(z) yang telah dihitung, didapatkan nilai laju pemanfaatan(e) ikan Gambar 5. Nilai Z sebagai slope kurva hasil tangkapan ikan Kadah di perairan estuaria Pemalang. Figure 5. The value of total mortality(z) of Speigler s mullet in estuaries waters of Pemalang. BAHASAN Variasi nilai b pada hubungan panjang-berat menunjukkan pertumbuhan yang bersifat relatif artinya 94

dapat berubah menurut waktu. Apabila terjadi perubahan terhadap lingkungan dan ketersediaan makanan diperkirakan nilai ini juga akan berubah. Selain itu, variasi nilai b disebabkan oleh berbagai faktor, seperti jumlah contoh ikan yang diukur(semakin banyak contoh akan semakin akurat), kondisi perairan dan musim(gokhan et al., 2007 dalam Karna et al., 2011). Meskipun dipengaruhi terutama pada bentuk dan kegemukan dari masing-masing spesies, variasi nilai b juga disebabkan berbagai faktor, seperti suhu, salinitas, makanan(kuantitas, kualitas dan ukuran), jenis kelamin, tahap kematangan gonad, dan kelestarian habitat(gulland, 1983; Sparre& Venema, 1992; Mourad,2008inKarnaetal.,2011). Laju pertumbuhan ikan Kadah yang lambat sangat mempengaruhi pola pemanfaatannya. Untuk mencapai pola pemanfaatan yang lestari, perlu dipertimbangkan waktu yang tepat untuk menangkap ikan, baik ditinjau dari sumber dayanya maupun segi ekonominya. Ikan-ikan yang berumur muda harus dibiarkan tumbuh dewasa terlebih dahulu sebelum ditangkap. Penangkapan ikan-ikan muda yang berlebihan akan mengakibatkan kelebihan tangkap pertumbuhan (growth overfishing). Hal ini juga menyebabkan kelebihan tangkap penambahan baru (recruitment overfishing), karena ikan-ikan muda yang belum sempat dewasa dan bertelur sudah tertangkap terlebih dahulu sehingga kehilangan kesempatan untuk penambahan baru(recruitment). Hasil penelitian yang dilakukan Sulistiono et al.(2001) terhadap jenis Mugil dussumieri di perairan Ujung Pangkah menunjukkan nilai K sebesar 0,82/tahun. Sementara Pauly (1988) menemukan nilai K Mugil cephalus sebesar 0,435/tahun. Faktor lingkungan perairan estuaria di Pemalang diduga sangat rnendukung kecepatan pertumbuhan ikan Kadah. Hal ini terlihat dari nilai K yang lebih besar dibandingkan nilai K M. dussumieri dan M. cephalus. Selain faktor lingkungan, diduga makanan tersedia cukup banyak sehingga pertumbuhannya lebih cepat. Laju kematian karena penangkapan (F) bervariasi menurut keragaman upaya penangkapan (f) setiap tahunnya. Nilai F menunjukkan seberapa besar dan meningkatnya tekanan penangkapan (fishing pressure) terhadap stok ikan di suatu perairan(suman& Boer, 2005). Informasi mengenai parameter populasi ikan Kadah masih terbatas sehingga belum didapatkan perbandingan nilai F dari perairan lain. Namun, nilai F yang ada mengindikasikan bahwa tekanan penangkapan ikan Kadah di perairan Pemalang berada dalam keadaan yang intensif, mengingat ikan ini merupakan hasil tangkapan sampingan(by catch) dari berbagai alat tangkap di perairan estuaria Pemalang. Variasi laju kematian alamiah(m) dari satu jenis ikan tidak terlalu besar, biasanya nilainya dianggap tetap dari tahun ke tahun(pauly et al., 1984). Hal ini menyebabkan laju kematian total(z) dari tahun ke tahun lebih banyak ditentukan oleh laju kematian karena penangkapan (F) dibandingkan laju kematian alamiah(m). KESIMPULAN 1. Pertumbuhan ikan Kadah bersifat allometrik negatif, dimana pertambahan panjang lebih cepat dibandingkan pertambahan beratnya. 2. Ikan Kadah di perairan Pemalang memiliki laju pertumbuhan dan laju kematian yang agak lambat. 3. Laju pemanfaatan ikan Kadah di perairan Pemalang sudah berada dalam keadaan jenuh dan cenderung sudah mengarah pada tekanan penangkapan yang berlebih. PERSANTUNAN Tulisan ini merupakan kontribusi dari kegiatan hasil penelitian karakteristik habitat, sediaan dan pemanfaatan sumberdaya ikan estuaria di pantai utara Jawa, T. A. 2010, di Balai Penelitian Perikanan Laut-Muara Baru, Jakarta. DAFTAR PUSTAKA Atmaja, S. B.& D. Nugroho. 2004. Karakteristik parameter populasi ikan siro(amblygaster sirm, Clupeidae) dan model terapan Beverton dan Holt di Laut Natuna dan sekitarnya. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 10(4): 21-27. Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jawa Tengah. 2005. Buku Pintar Perikanan. Dinas Kelautan dan Perikanan Propinsi Jawa Tengah. 124 p. Effendie, M. I. 1984. Penilaian perkembangan gonad ikan belanak, Liza subviridis Valenciennes, di perairan muara sungai Cimanuk, Indramayu, bagi usaha pengadaan benih. Disertasi. Doktor pada Fakultas Pasca Sarjana. Institut Pertanian Bogor. Bogor.136 p. GayaniloJr.,F.C.,Sparre,P.&Pauly,D.1994.TheFAO- ICLARM Stock Assessment Tools FISAT User s Guide. FAO Computerized Information Series Fisheries.No.6.Rome.FAO.186p. Gulland, J. A. 1983. Fish stock assessment. A Manual of Basic Methods. John Wiley& Sons. Chicester. 233 p. Harrison, I. J.& H. Senou. 1997. Order Mugiliformes. Mugilidae. Mullets. p. 2069-2108. In K. E. Carpenter& V. H. Niem(eds.) FAO species identification guide for fishery purposes. The living marine resources of the 95

Western Central Pacific. Volume 4. Bony fishes part 2 (Mugilidae to Carangidae). FAO, Rome. 137 p. JenningsS.,M.Kaiser,&J.D.Reynolds.2001.Marine Fisheries Ecology. Alden Press Ltd. Blackwell Publishing. United Kingdom. 417 p. Karna,S.K.,S.Panda&B.C.Guru.2011.Length-weight relationship (Lwr) and seasonal distribution of Valamugil speigleri (Valancienues) through size frequency variation and landing assessment in Chilika Lagoon, India. Asian J. Exp. Biol. Sci. 2(4): 654-662. Lagler, K. F. 1972. Freshwater Fishery Biology. W.M.C. Brown Company Publisher. Dubuque, Iowa. 421 p. McDowall, R. M. 1997. The evolution of diadromy in fishes (revisited) and its place in phylogenetic analysis. Rev. Fish Biol. Fish. 7(4): 443-462. Naamin, N. 1984. Dinamika populasi udang jerbung (Penaeus merguiensis de Man) di perairan Arafura dan alternatif pengelolaannya. Disertasi. Doktor pada Fakultas Pasca Sarjana. Institut Pertaanian Bogor. Bogor. 381 p. Pauly,D.1980.Aselectionofasimplemethodsforthe assessment of the tropical fish stocks. FAO Fish. Circ. FIRM/C729.Roma.54p. Pauly, D., J. Ingles, R. Neal. 1984. Application to shrimp stocks of objective methods for the estimation of growth, mortality, and recruitment related parameters fromlength frequencydata (ELEFANIand II). In Penaeid Shrimp-Their Biology and Management. 220-234. Fishing News Book Limited. Farnham-Surrey- England. Pauly, D. 1988. Fisheries research and the demersal fisheries of Southeast Asia. p:329-348 in J.A. Gulland (ed.) Fish population dynamics(second edition). John Wiley&Sons.NewYork. Sahlan,M.,Giyanto,Rohmat&EkoB.P.2010.Kajian baseline data desa-desa pantai Kabupaten Pemalang. Wetlands International Indonesia Programme. Bogor.35p. Sparre, P.& S. C. Venema. 1992. Introduksi Pengkajian Stok Ikan Tropis. Buku 1: Manual. Organisasi Pangan dan Petanian Perserikatan Bangsa-Bangsa dan Pusat Penelitian dan Pengembangan Perikanan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Jakarta. 438 p. Suman,A.&M.Boer.2005.Ukuranpertamakalimatang kelamin, musim pemijahan, dan parameter pertumbuhan udang dogol(metapenaeus ensis de Haan) di perairan Cilacap dan sekitarnya. Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia. 11(2): 69-74. Sulistiono, M. Arwani,& K. A. Azis. 2001. Pertumbuhan ikan belanak(mugil dussumieri) di perairan Ujung Pangkah, Jawa Timur. Jurnal Iktiologi Indonesia. 1(2): 39-47. Thomson,J.M.1984.Mugilidae.InW.Fischer&G.Bianchi (eds.) FAO species identification sheets for fishery purposes. Western Indian Ocean fishing area 51. Vol. 3.[pag.var.].FAO,Rome.254p. Walpole, R.E. 1993. Pengantar Statistika. Edisi ke-3. PT. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 515 p. 96