BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan

dokumen-dokumen yang mirip
BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERTAHANAN. Pola Karier. Pedoman.

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. organisasi perusahaan. Sumber daya manusia merupakan asset utama bagi

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

2016 PENGARUH KOMPETENSI TERHADAP PRODUKTIVITAS KERJA PEGAWAI PADA SUB BAGIAN KEPEGAWAIAN DAN UMUM DINAS PENDIDIKAN PROVINSI JAWA BARAT

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 063 TAHUN 2017 TENTANG

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN,

KEBIJAKAN PEMPROV BALI DALAM RANGKA PENGEMBANGAN KARIER PNS MELALUI JABATAN FUNGSIONAL PENGEMBANG TEKNOLOGI PEMBELAJARAN

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

2015, No Peraturan Pemerintah Nomor 53 Tahun 2010 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 74, Tambahan Lembaran Negara Republik I

BAB IV GAMBARAN UMUM DAN LOKASI PENELITIAN. 4.1 Sejarah Singkat Kedudukan Tugas Pokok Dan Fungsi Badan. Badan Kepegawaian Daerah (BKD) merupakan unsur

PEMERINTAH KOTA SURABAYA RINCIAN LAPORAN REALISASI ANGGARAN MENURUT URUSAN PEMERINTAHAN DAERAH, ORGANISASI, PENDAPATAN, BELANJA DAN PEMBIAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (public service. Perbaikan atau reformasi di bidang kepegawaian

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 073 TAHUN 2015

PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL. Oleh :

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

-2- Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Re

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

WALIKOTA DEPOK PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN WALIKOTA DEPOK NOMOR 102 TAHUN 2016 TENTANG

2011, No telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negar

PERATURAN KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL,

Oleh : S u p a n d i, SE (Kabid Pengembangan BKD Kab. Kolaka) A. Pendahuluan

PERATURAN DAERAH KOTA JAMBI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL

5. HASIL DAN PEMBAHASAN

PEMERINTAH KOTA SAMARINDA

PERATURAN PEMERINTAH 15 TAHUN 1994 TENTANG PENGANGKATAN PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KOTA BEKASI PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 16 TAHUN 2013 TENTANG POLA KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BEKASI

BAB IV VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, STRATEGI, DAN KEBIJAKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia adalah suatu aspek yang sangat penting bagi

profesional, bersih dan berwibawa.

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan oleh perusahaan. Beberapa upaya yang dilakukan suatu organisasi untuk

2016, No Peraturan Presiden Nomor 23 Tahun 2010 tentang Badan Narkotika Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 60); 4.

ANALISIS PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI DI BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2014

B a b I I G a m b a r a n P e l a y a n a n S K P D Tugas Pokok, Fungsi dan Struktur Organisasi SKPD

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL

PENGEMBANGAN KARIR PEGAWAI NEGERI SIPIL DALAM JABATAN STRUKTURAL DI DINAS SOSIAL PROVINSI JAWA TIMUR SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Badan Kepegawaian dan Diklat

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

LEMBARAN DAERAH KOTA CILEGON TAHUN : 2007 NOMOR : 3 PERATURAN DAERAH KOTA CILEGON NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG

BAB II GAMBARAN PELAYANAN BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 30.R Tahun 2008

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 52 TAHUN 2017 TENTANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI SEKRETARIS NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENILAIAN PRESTASI KINERJA PEGAWAI MAKNANYA BAGI WISYAISWARA Oleh : Sumaryono, SE, M.Si, Widyaiswara Madya pada Badan Diklat Provinsi Papua

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON

KEBIJAKAN PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL (Peraturan Pemerintah Nomor 46 Tahun 2011)

BAB I PENDAHULUAN. di dalam memilih pekerjaan, apakah di kantor-kantor pemerintah atau di instansi

BAB II PERJANJIAN KINERJA TAHUN 2015

BAB 1 : PENDAHULUAN. terarah, terpadu, dan berjenjang, mulai dari pusat sampai tingkat paling bawah.

Gubernur Jawa Barat GUBERNUR JAWA BARAT,

PERBANDINGAN MATERI POKOK UU NO. 8 TAHUN 1974 JO UU NO. 43 TAHUN 1999 TENTANG POKOK-POKOK KEPEGAWAIAN DAN RUU TENTANG APARATUR SIPIL NEGARA (RUU ASN)

GUBERNUR BALI, Mengingat

BUPATI LAHAT PERATURAN BUPATI LAHAT NOMOR 69 TAHUN 2016 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. saja yang terjadi didunia pada era global dalam waktu yang sangat singkat

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 9 TAHUN 2006 TENTANG

BUPATI PURWOREJO PERATURAN BUPATI PURWOREJO NOMOR : 97 TAHUN 2013 TENTANG

BAB II PROFIL INSTANSI / LEMBAGA A. PROFIL BADAN KEPEGAWAIAN, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN

BUPATI TASIKMALAYA PERATURAN BUPATI TASIKMALAYA NOMOR 40 TAHUN 2008 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I P E N D A H U L U A N

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 43 Tahun 2015 tentang Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Dalam Negeri;

penilaian Menurut PP 46 Tahun 2011

Walikota Tasikmalaya

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 46 TAHUN 2011 TENTANG PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH PROVINSI SUMATERA UTARA. A. Sejarah Ringkas Badan Kepegawaian Daerah Provinsi Sumatera Utara

RENCANA AKSI PER KELOMPOK SASARAN STRATEGIS TAHUN 2017 BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH, PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KABUPATEN JOMBANG

WALIKOTA PROBOLINGGO PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

WALIKOTA BLITAR PERATURAN WALIKOTA BLITAR NOMOR 4 TAHUN 2009 TENTANG PEDOMAN UJIAN KOMPETENSI BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL WALIKOTA BLITAR,

BAB II PENILAIAN PRESTASI KERJA PEGAWAI NEGERI SIPIL BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 46 TAHUN 2011

PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN SERANG

MODUL PROSEDUR DAN PELATIHAN KERJA. Miftakhul Farida Susanti

Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah ( Renstra SKPD )

PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR : 29 TAHUN 2013

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA DEPARTEMEN PERTAHANAN. PNS. Pokok- Pokok. Pembinaan.

BERITA DAERAH KOTA BOGOR

BERITA DAERAH KOTA BOGOR. Nomor 16 Tahun 2016 Seri E Nomor 11 PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 16 TAHUN 2016 TENTANG

IV. GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN. melaksanakan manajemen Pegawai Negeri Sipil Daerah yang menjadi

-3- BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Gubernur ini, yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Provinsi Bali.

MODUL KEPEGAWAIAN. Jakarta, 18 Juli 2017

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ACEH UTARA

PEMERINTAH KABUPATEN SAMPANG

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 49 TAHUN 2015

Penilaian prestasi kerja PNS dilakukan berdasarkan prinsip : a. objektif; b. Terukur; c. Akuntabel; d. Partisipatif; dan e. Transparan.

OUTLINE ANALIS KEUANGAN PUSAT DAN DAERAH

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN BUPATI DOMPU NOMOR 06 TAHUN 2006 TENTANG RINCIAN TUGAS POKOK DAN FUNGSI, BADAN KEPEGAWAIAN DAERAH KABUPATEN DOMPU BUPATI DOMPU

BUPATI TIMOR TENGAH UTARA PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PERTANAHAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 2006 TENTANG POLA KARIER PEGAWAI NEGERI SIPIL

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Setiap perusahaan senantiasa membutuhkan manajemen yang berkaitan dengan usaha-usaha untuk mencapai tujuan tertentu bagi organisasi tersebut. Keberhasilan perusahaan dapat ditentukan oleh beberapa faktor, dan salah satu faktor yang paling dominan mempengaruhi keberhasilan ini adalah faktor sumber daya manusia yang bekerja di organisasi itu. Berhasil atau tidaknya suatu organisasi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan sangat tergantung pada keberhasilan manajemen dalam mengelola sumber daya manusia yang terlibat di dalam aktivitas perusahaan. Setiap perusahaan baik swasta maupun instansi pemerintah membutuhkan pegawai yang berprestasi, untuk itu perusahaan harus mengarahkan atau membina pegawainya agar mampu melakukan aktivitas kerja secara efektif, efisien, produktif dan berkualitas. Salah satunya dengan cara memberikan motivasi yang baik kepada seluruh pegawai ditambah dengan kemampuan dan pengalaman kerja yang dimiliki pegawai tersebut, akan memberikan suatu hubungan yang besar dalam upaya mencapai tingkat prestasi. Prestasi kerja dapat diartikan secara operasional sebagai usaha karyawan untuk mencapai tujuan melalui produktivitas kerja yang ditampakkan secara kuantitas maupun kualitas (Wijono 2010:61). Ada kecenderungan bahwa tingkat prestasi kerjanya tinggi disebut sebagai orang yang produktif. Namun sebaliknya 1

2 individu yang tingkat prestasi kerjanya tidak memenuhi kriteria yang ditetapkan oleh perusahaan, maka individu tersebut dikatakan sebagai orang yang tidak produktif dan berprestasi rendah. Pengembangan karir pada dasarnya berorientasi pada perkembangan organisasi dalam menjawab tantangan organisasi di masa mendatang. Setiap organisasi harus menerima kenyataan, bahwa eksistensinya di masa depan tergantung pada SDM. Tanpa memiliki SDM yang kompetitif sebuah organisasi tidak mampu mencapai tujuan organisasinya karena ketidakmampuan dalam bekerja secara optimal. Kondisi seperti ini mengharuskan organisasi untuk melakukan pembinaan karir bagi pegawai, yang harus dilaksanakan secara berencana dan berkelanjutan. Dengan kata lain pembinaan karir sebagai salah satu kegiatan manajemen SDM, harus dilaksanakan sebagai kegiatan formal yang dilakukan secara terintegrasi dengan kegiatan SDM lainnya. Karir merupakan semua pekerjaan yang ada selama seseorang bekerja, atau dapat pula dikatakan bahwa karir adalah seluruh jabatan yang diduduki seseorang dalam kehidupan kerjanya. Perkembangan karir sangat membantu pegawai di dalam menganalisis kemampuan dan minat mereka untuk lebih dapat disesuaikan dengan kebutuhan SDM sejalan dengan pertumbuhan dan berkembangnya organisasi. Menurut Rivai (2004:290) perkembangan karir adalah proses peningkatan kemampuan kerja individu yang dicapai dalam rangka mencapai karir yang diinginkan. Program pengembangan karir karyawan dapat dilakukan melalui pelatihan dan pendidikan atau program beasiswa/ikatan dinas, promosi, dan mutasi.

3 Pola karier pada PNS adalah pola pembinaan PNS yang menggambarkan jalur pengembangan karier yang menunjukkan keterkaitan dan keserasian antara jabatan, pangkat, pendidikan dan pelatihan jabatan, kompetensi serta masa jabatan seseorang PNS sejak pengangkatan pertama dalam jabatan tertentu sampai dengan pensiun. (Pasal 1 (9) PP Nomor 13 Tahun 2002). Prestasi kerja dapat dicapai apabila, pekerjaan dapat diselesaikan dengan baik karena setiap pegawai mengetahui tugas atau tujuan yang terdefenisikan dengan jelas didalam sebuah desain kerja. Desain pekerjaan akan memberikan ketegasan dan standar tugas yang harus dicapai oleh setiap pegawai, apabila desain kerja kurang jelas akan mengakibatkan pegawai kurang mengetahui tugas dan tanggung jawabnya, hal ini mengakibatkan pekerjaan tidak tercapai dengan baik. Pekerjaan yang dirancang dengan baik akan dapat meningkatkan motivasi yang merupakan faktor penentu keberhasilan seseorang maupun organisasi. Kepuasan kerja dipengaruhi oleh tuntutan pekerjaan dan sejauh mana tuntutan tugas tersebut sesuai dengan kemampuan seseorang. Kadangkala perubahan tugas yang sangat simpel dapat menyebabkan perubahan besar pada pemegang tugas tersebut. Namun apabila tugas yang diberikan sesuai dengan kemampuan pegawai serta apabila ada perubahan pada desain pekerjaan pegawai mampu beradaptasi dengan cepat, maka pegawai tersebut mampu meningkatkan prestasi kerjanya. Dengan tertatanya desain pekerjaan yang jelas pun akan memudahkan manajer/pimpinan menilai prestasi pegawai secara objektif dan hal ini dapat

4 digunakan sebagai dasar upaya penilaian prestasi kerja pegawai untuk peningkatan jenjang karir bagi pegawai yang berprestasi. Dari penilaian prestasi kerja tersebut maka pihak pimpinan akan mengambil keputusan untuk meningkatkan karir seseorang atau tidak. Pada Tahun 1950 Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Medan ini telah mulai dirintis dan pada saat itu dipimpin oleh Gubernur KDH Sumatera Utara. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan daerah/kewenangan provinsi di bidang kebijakan teknis pembinaan pengendalian masalah kesehatan, pelayanan kesehatan, pengembangan Sumber Daya Manusia Kesehatan, dan jaminan kesehatan. Adapun tujuan yang hendak dicapai adalah terselenggaranya pembangunan kesehatan yang berkesinambungan, berhasil-guna dan berdaya-guna serta serasi dan seimbang dalam rangka mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tinginya. Kebijaksanaan pengembangan karir pegawai antara lain tercantum dalam penjelasan Pasal 12 (ayat2) Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 yang menyebutkan, bahwa dalam rangka meningkatkan mutu dan keterampilan serta memupuk kegairahan bekerja, maka perlu dilaksanakan pembinaan pegawai negeri sipil dengan sebaik-baiknya atas dasar sistem karir dan prestasi kerja, sehingga dapat dikembangkan bakat dan kemampuan yang ada pada diri masingmasing pegawai negeri sipil secara wajar (Tayibnapis 2000:148). Sesuai dengan asas pembinaan pegawai negeri yang berdasarkan atas sistem karir dan prestasi kerja, maka pengembangan karir pegawai negeri sipil dilaksanakan melalui kenaikan pangkat dan pengangkatan dalam jabatan.

5 Pada sistem karir terdapat kenaikan pangkat regular. Jenjang kepangkatan pada kenaikan pangkat regular ini tergantung dari pengangkatan pertama dalam pangkat seseorang yang didasarkan atas tingkat pendidikannya. Contohnya pengangkatan pertama lulusan sekolah dasar adalah pada golongan pangkat I/a sampai dengan golongan II/a, lulusan SMP adalah golongan pangkat I/b sampai dengan golongan pangkat II/c, lulusan SMA adalah golongan pangkat II/a sampai dengan golongan pangkat III/a. Pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara masih banyak pegawai yang berlatar belakang pendidikannya SMA. Pegawai yang berijasahkan SMA dan kepangkatan terakhirnya adalah III/a, karna pegawai tersebut tidak menduduki jabatan tertentu yang memungkinkannya memperoleh kenaikan pangkat atau dengan kata lain staff, maka karir kepangkatannya terhenti. Ini berarti setelah pegawai mencapai pangkat tertingginya, maka kenaikan pangkat selanjutnya hanya dimungkinkan apabila pegawai yang bersangkutan memperoleh promosi jabatan setingkat lebih tinggi yang diperoleh dari kenaikan pangkat pengabdian yang diberikan disaat seseorang memasuki masa pensiun, kenaikan pangkat selama menjalankan tugas sebagai pejabat, dan kenaikan pangkat dalam tugas belajar. Sebagian besar pegawai juga sudah merasa puas dengan jabatannya saat ini sehingga pegawai tersebut tidak terpacu atau termotivasi untuk meningkatkan jenjang karirnya ke yang lebih tinggi melalui program-program pengembangan karir yang telah dipersiapkan dinas untuk pegawainya. Dalam rangka pengembangan karir dan penempatan dalam jabatan, seorang pemimpin harus dapat mengembangkan potensi optimal bawahannya,

6 serta secara tepat dan benar menilai kesiapan dan kemampuan bawahan, sehingga proses pengangkatan dan penempatan dalam jabatan struktural betul-betul menganut merit system, yaitu: berdasarkan kecakapan, kemampuan atau keahlian tertentu sesuai dengan tingkatan jabatannya. Salah satu program pengembangan karir bagi pegawai yaitu pelatihan dan pendidikan atau program beasiswa. Organisasi dalam menghadapi lingkungan kerja yang dapat berubah secara cepat dan semakin kompetitif, setiap saat dan juga dimasa mendatang memerlukan sejumlah pegawai yang mampu mengantisipasinya. Kebutuhan ini dapat diatasi dengan menyediakan pelatihan dan beasiswa bagi para pegawai sebagai pendukung upayanya dalam meningkatkan kemampuan. Pegawai di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Medan juga diberikan pelatihan untuk meningkatkan kinerjanya. Salah satu pelatihan yang diberikan adalah pelatihan dalam pengarsipan yang diberikan kepada pegawai di bagian kepegawaian untuk mempermudah mengarsipkan dokumen-dokumen penting. Namun pelatihan tersebut tidak tentu kapan dilakukan. Sebab pelatihan yang diikuti pegawai dilakukan apabila diundang atau diadakan oleh pihak lain seperti Dinas Kearsipan, BKD. Adapun berbagai pelatihan yang ada di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara sebagai berikut: Tabel 1.1 Daftar Pelaksanaan Pelatihan Pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara NO Pelatihan Jumlah Peserta Yang Mengundang 1. Pelatihan Emotional Spiritual Quotients (ESQ) (2013) 2. Kegiatan Penyuluhan dan Implementasi Tata Naskah 7 orang Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Sumatera Utara 2 orang Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera

7 dan Kearsipan (2012) 3. Pelatihan Prajabatan CPNS Golongan I dan II Gel II (2011) 4. Pelatihan Peraturan barisberbaris PNS bagi pejabat Eselon III dan IV sebagai pelaksanaan Apel pagi/sore dan upacara pengibaran Bendera Merah Putih (2011) Utara, 14 orang Badan Pendidikan dan Pelatihan Provinsi Sumatera Utara 20 orang Sekretaris Daerah Provinsi Sumatera Utara Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (2015) data diolah Pada Tabel 1.1 terlihat bahwa pelatihan diadakan oleh pihak lain atau dinas lain. Maka pelatihan di Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera tersebut tidak tentu kapan dilakukan oleh pegawai. Pelatihan diikuti oleh pegawai apabila ada dinas lain yang mengundang atau mengadakannya dan demikian juga dalam hal pengiriman pegawai untuk mengikuti pelatihan, belum adanya ketentuan yang jelas yang mengatur kriteria bagaimana yang digunakan untuk memutuskan pegawai yang akan mengikuti pelatihan. Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Medan memberikan kesempatan pegawainya untuk mengembangan karirnya dengan mengirimkan pegawainya untuk melanjutkan pendidikannya keluar negeri seperti ke Jepang maupun pendidikan di dalam negeri misalnya di UGM atau tugas belajar yang dibiayai oleh pemerintah langsung dengan mengikuti tes dan persyaratan khusus dari BKD yaitu universitasnya harus paling rendah berakreditas B. Namun masih banyak pegawai yang tidak mengetahui adanya program beasiswa ini dikarenakan kurangnya sosialisasi dan kurangnya keiinginan pegawai untuk mencari tahu.

8 Setiap pegawai memiliki tanggung jawab yang besar dan tugas yang tidak sedikit dan setiap pegawai diharapkan tidak melakukan kesalahan dalam pekerjaan. Oleh karena itu seharusnya setiap pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Medan haruslah didukung oleh desain pekerjaan yang cukup jelas agar setiap pegawai dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya dan dengan kesalahan yang seminim-minimnya. Sebenarnya pada setiap pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara mempunyai masing-masing desain pekerjaannya. Namun ada beberapa pegawai yang kurang mengetahui dan memahami apa yang menjadi tugas, kewajiban, tanggung jawab dan wewenang di dalam pekerjaannya. Ketika seorang pegawai bekerja, pegawai tersebut tidak mengetahui apa yang harus dilakukan, bagaimana karyawan tersebut melakukan pekerjaannya. Hal ini dapat dilihat dari pegawai Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara yang sesampainya di kantor tidak langsung mengerjakan tugasnya. Pegawai kurang memahami apa yang harus dikerjakan sesampainya dikantor. Mereka baru akan mengerjakan tugasnya setelah adanya perintah dari atasan padahal pemimpin sudah memberikan rincian tugas dan cara pelaksanaan pekerjaan. Teknik desain pekerjaan dengan memungkinkan adanya rotasi pekerjaan akan membuat seorang pegawai secara sistematis berpindah dari satu posisi ke posisi atau pekerjaan yang lainnya di dalam organisasi. Dengan teknik ini akan membuat pegawai tidak merasa bosan dan banyak bidang pekerjaan yang akan diketahuinya. Namun tingkat produktivitas akan rendah, hal ini disebabkan karena

9 para pegawai yang baru pindah ke pekerjaannya yang baru akan terlebih dahulu menyesuaikan diri dan memahami pekerjaannya. Pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara perpindahan pegawai dari satu jabatan ke jabatan lain sering terjadi. Ini diakibatkan karna ketidaksesuaian latar belakang pendidikan dimana si pegawai tidak merasa cocok lagi bekerja di bagian yang sebelumnya. Maka pegawai mengajukan usulan pindah kepada atasan ke bagian lain dimana latar belakang pendidikannya sama. Dengan perpindahan tersebut maka si pegawai perlu penyesuaian kembali dengan desain pekerjaan yang baru diberikan kepadanya. Prestasi kerja pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara terdapat pada penilaian prestasi kerja pegawai. Penilaian prestasi kerja pegawai bertujuan untuk memperoleh pegawai yang professional, bertanggung jawab, jujur dan adil untuk menyelenggarakan tugas serta lebih menjamin obyektivitas dalam mempertimbangkan pengangkatan dalam jabatan dan kenaikan pangkat. Penilaian prestasi kerja pegawai dibagi dalam 2 unsur yaitu: 1. Sasaran Kerja Pegawai (SKP) merupakan rencana kerja dan target yaitu jumlah beban yang akan dicapai dari setiap pelaksanaan tugas jabatan, yang akan dicapai oleh seorang pegawai dan dilakukan berdasarkan kurun waktu tertentu. Pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera tugas dibagi atas dua yaitu tugas pokok dan tugas tambahan seperti perjalanan dinas. Pada tugas pokok, prestasi kerja pegawai dikatakan baik apabila pekerjaan dilaksanakan sesuai dengan standar Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan Dinkes pada masingmasing bagian. Bobot nilai untuk SKP sebesar 60%. Salah satu tugas pokok

10 yaitu meningkatkan mutu sumberdaya manusia kesehatan. Dalam hal ini, dapat dilihat pada tabel data pencapaian sasaran program sumber daya kesehatan yang harus dicapai, dan pencapaiannya adalah sebagai berikut: Tabel 1.2 Hasil Capaian Sasaran di Bidang Pengembangan SDM Kesehatan NO 1 2 3 INDIKATOR Tercapainya persentase tenaga kesehatan yang berstandard kompetensi Jumlah pelatihan aparatur dan non aparatur yang terakreditasi Persentase institusi pendidikan kesehatan yang dibina dan diawasi TARGET TAHUN 2013 CAPAIAN TAHUN 2013 % CAPAIAN 100% 54,4% 54,4 55 pelatihan 34 pelatihan 61,8 100% 100% 100 NO 4 5 INDIKATOR Tercapainya jumlah kab/kota yg menyelenggarakan penilaian & penetapan angka kredit jabatan fungsional tenaga kesehatan Ratio tenaga medis per puskesmas TARGET TAHUN 2013 33 Kab/Kota CAPAIAN TAHUN 2013 33 Kab/Kota % CAPAIAN 100 1 0,90 90 6 Kab/Kota yang memiliki SK 33 K/K 7 K/K 21,2 Tim Saka Bhakti Husada (SBH) Sumber : Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara (2015) data diolah Berdasarkan Tabel 1.2, terlihat bahwa Dari persen capaian terlihat, bahwa persen pencapaian indikator Program Sumber Daya Kesehatan diatas dua indikator (33%) yaitu indikator ke-3 dan 4 berkategori baik, satu indikator (17%)

11 yaitu indikator ke-5 berkategori sedang, dan tiga indikator (50%) yaitu indikator ke-1,2 dan 6 berkategori Sangat kurang. 2. Perilaku kerja merupakan setiap tingkah laku, sikap atau tindakan yang dilakukan oleh pegawai yang seharusnya dilakukan atau tidak dilakukan sesuai dengan peraturan yang berlaku. Bobot nilai untuk perilaku kerja sebesar 40%. Adapun unsur perilaku kerja yaitu orientasi pelayanan, integritas, komitmen, disiplin, kerjasama dan kepemimpinan. Berdasarkan keterangan di atas penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul Pengaruh Pengembangan Karir Dan Desain Pekerjaan Terhadap Prestasi Kerja Pegawai Pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Medan. 1.2 Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka pertanyaan yang timbul dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Apakah pengembangan karir berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Medan? 2. Apakah desain pekerjaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Medan? 3. Apakah pengembangan karir dan desain pekerjaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap prestasi kerja pegawai pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Medan?

12 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penulis melakukan Penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis: 1. Pengaruh pengembangan karir terhadap prestasi kerja pegawai pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Medan. 2. Pengaruh desain pekerjaan terhadap prestasi kerja pegawai pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Medan. 3. Pengaruh pengembangan karir dan desain pekerjaan terhadap prestasi kerja pegawai pada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Medan. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : a) Bagi Perusahaan Penelitian ini diharapkan dapat memberi kontribusi kepada Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Medan dalam mengatasi masalah dan menciptakan pengembangan karir dan desain pekerjaan untuk mempertahankan dan meningkatkan prestasi kerja pegawai. b) Bagi pihak lain/akademisi lainnya Sebagai pedoman atau referensi yang dapat dijadikan bahan pembanding dalam melakukan penelitian lain di waktu mendatang khususnya yang berhubungan dengan pengembangan karir dan desain pekerjaan terhadap prestasi kerja pegawai. c) Bagi Peneliti

13 Penelitian ini bermanfaat untuk meningkatkan pengetahuan guna memperluas wawasan peneliti dalam bidang manajemen sumber daya manusia khususnya dalam pengembangan karir, desain pekerjaan, dan prestasi kerja pegawai.