BAB I PENDAHULUAN. lepas dari banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah. Salah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Dengan sendirinya perkembangan usaha penerbitan pers mulai

BAB I PENDAHULUAN. wakil presiden dipilih oleh MPR dan anggota-anggotanya dipilih melalui

Hasil Wawancara Informan (Pembaca)

BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di

BAB I PENDAHULUAN. berbagai elemen di dalam masyarakat. Contohnya elemen pemerintah dengan

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Media massa berfungsi sebagai alat penyalur pesan untuk disampaikan

BAB I PENDAHULUAN. diberitakan di berbagai media massa. Pemberitaan Kisruh APBD DKI merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan capres dan cawapres dalam meraih suara tak lepas dari

BAB I PENDAHULUAN. karena industri media semakin mengutamakan keuntungan. Bahkan, bisnis

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Pemberitaan seputar eksekusi terpidana mati Amrozi cs 2008 telah menarik

BAB 1 PENDAHULUAN. menyampaikan informasi kepada publik secara serempak. Melalui media massa,

yang sangat penting, selain aspek lain seperti ketepatan dan keakuratan data. Dengan kemunculan perkembangan internet, maka publik dapat mengakses ber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SPORT CENTER DI HAMBALANG PADA SURAT KABAR JAWA POS DAN KOMPAS. Skripsi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Naiknya harga BBM selalu menjadi isu yang ramai dibicarakan dan juga

BAB I PENDAHULUAN. harinya, masyarakat mengkonsumsi media demi memenuhi kebutuhan informasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. separuh APBN terkonsentrasi pada pemberian subsidi. Menurut Kompas.com

BAB I PENDAHULUAN. mendarah daging menjadi sebuah budaya di Indonesia. Transparency

BAB IV. KESIMPULAN dan SARAN

BAB I PENDAHULUAN. TNI bukanlah peristiwa yang baru. Kasus-kasus serupa kerap terjadi sebelumnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang pas dalam tayangan yang disiarkan. Stasiun TV swasta dalam satu hari dapat

BAB V. Penutup. Dari kajian wacana mengenai Partai Komunis Indonesia dalam Surat Kabar

BAB I PENDAHULUAN. intensitas tinggi seiring dengan terjadinya kebebasan pers yang dimulai sejak

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian pendekatan kualitatif adalah suatu penelitian yang bermaksud untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. menarik sebanyak mungkin orang untuk membaca dan melihatnya.

BAB III METODE PENELITIAN. yang bersifat menjelaskan, menggambarkan atau menuturkan dan menafsirkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB I PENDAHULUAN. mengungkapkan kebenaran secara fairness. Yaitu salah satu syarat objektivitas

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dalam mendapatkan informasi dari luar dirinya. Berbagai upaya dilakukan oleh

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. (Kompas, Republika, dan Rakyat Merdeka) yang diamati dalam penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Media massa pada dasarnya selalu melakukan pembingkaian (framing)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa saat ini berkembang dengan sangat pesat. Perkembangan media massa sangat erat kaitannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. negara hingga saat ini masih menjadi permasalahan utama pemerintah Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. berjumlah 101 daerah, yang terdiri dari 7 provinsi, 18 kota, dan 76 kabupaten. Banten, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Papua Barat.

2014 PEMILIHAN UMUM DAN MEDIA MASSA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Paradigma menurut Harmon dalam Octavia adalah cara mendasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. dijadikan referensi oleh masyarakat untuk mengetahui fakta yang sebenarnya terjadi. dan membentuk opini public (Hamad, 2004: 15).

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan paradigma konstruksionis. Menurut Bogdan dan

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan istilah analisis bingkai merupakan salah satu bentuk alternatif dari

BAB I PENDAHULUAN. Peran Berita Politik Dalam Surat Kabar Pikiran Rakyat Terhadap Pengetahuan Politik Mahasiswa Ilmu Sosial se-kota Bandung

Konsep dan Model-Model Analisis Framing. Dewi Kartika Sari, S.Sos., M.I.Kom

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi.

Sikap Media Terhadap Isu Kenaikan Harga BBM Bersubsidi. (Analisis Framing Pemberitaan Koran Tempo dan Harian Sindo) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. realitas bisa berbeda-beda, tergantung bagaimana konsepsi

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, telah berkembang berbagai jenis media massa mulai dari media cetak

Bab 1 PENDAHULUAN. Komunikasi akan berjalan dengan diterapkannya sebuah bahasa yang baik

BAB III METODELOGI PENELITIAN. kondisi empirik objek penelitian berdasarkan karakteristik yang dimiliki. 25

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Komisi ini didirikan berdasarkan kepada Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara demokrasi dalam menjalankan pemerintahan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Derasnya arus globalisasi, memudahkan setiap orang mendapat beragam

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Sany Rohendi Apriadi, 2013

PENCITRAAN PARTAI DEMOKRAT DI HARIAN KOMPAS DAN JAWA POS DALAM PEMBERITAAN PEMERIKSAAN ANAS URBANINGRUM OLEH KOMISI PEMBERANTAS KORUPSI (KPK)

BAB I PENDAHULUAN. politik yang dimediasikan media telah masuk keberbagai tempat dan kalangan

Keberimbangan Pemberitaan. Dalam Pemberitaan Kasus Korupsi

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai media massa baik elektronik maupun cetak semua menyajikan

09Ilmu. Analisis Framing. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem lambang yang arbitrer yang digunakan oleh suatu

Melorotnya Kepuasan Publik Atas Dua Tahun Kabinet SBY-Boediono

FRAMING BERITA GAYUS TAMBUNAN DI SURAT KABAR MEDIA INDONESIA DAN REPUBLIKA

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. para anggota kelompok sosial untuk bekerja sama, berkomunikasi, dan

BAB I PENDAHULUAN. Peran media cetak dalam memberitakan suatu peristiwa khususnya sepak bola

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Joko Widodo melantik Luhut Binsar Panjaitan sebagai Kepala Staf

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Severin & Takard (2001:295) menyatakan bahwa media massa menjadi

BAB III METODOLOGI. lukisan secara sitematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifatsifat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Apriyanti Rahayu FAuziah, 2013

I. PENDAHULUAN. menjadi isu global dan hangat yang selalu ingin disajikan media kepada. peristiwa yang banyak menarik perhatian dan minat masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Media massa merupakan sebuah perantara atau penyalur pesan secara serentak yang menjangkau masyarakat luas.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V PENUTUP. film Kubur Kabar Kabur. Dari keseluruhan film, sutradara telah mengkonstruksi

BAB I PENDAHUUAN. berdampak pada pertumbuhan media online di Tanah Air. Media. bisa bertahan. Kecepatan media online dalam menyampaikan informasi

BAB I PENDAHULUAN. pesan secara massal, dengan menggunakan alat media massa. Media. massa, menurut De Vito (Nurudin, 2006) merupakan komunikasi yang

BAB V PENUTUP. terhadap teks yang terdapat pada website Komisi Penyiaran Indonesia dan. Masyarakat Ikut Awasi TV edisi 25 Maret 2014.

PEMBINGKAIAN BERITA TENTANG KASUS KORUPSI SIMULATOR SIM SKRIPSI

FRAMING BERITA GAYUS TAMBUNAN DI SURAT KABAR MEDIA INDONESIA DAN REPUBLIKA

Bab III. Metodologi Penelitian. diciptakan melalui tayangan program Minta Tolong di RCTI.

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah setelah runtuhnya Orde Baru, di era reformasi saat ini, media dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian terdahulu sebagai bahan rujukan berjudul:

BAB 1 PENDAHULUAN. konstruksionis, realitas bersifat subjektif, relitas dihadirkan oleh konsep subjektif

BAB 1 PENDAHULUAN. diucapkan dan tersampaikan oleh orang yang mendengarnya. Bahasa juga

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

CITRA PARTAI POLITIK DALAM FRAMING MEDIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Negara Indonesia adalah negara yang menganut sistem demokrasi yang tidak lepas dari banyak kendala dan permasalahan yang dihadapi oleh pemerintah. Salah satunya adalah permasalahan politik. Permasalahan politik di dalam pemerintahan ini bukan hal yang istimewa tetapi sudah menjadi hal yang biasa apa lagi dampak yang ditimbulkan oleh permasalahan politik ini langsung kepada rakyat. Permasalahan yang sering muncul dalam pemerintahan dan kancah politik misalnya pertikaian antara partai politik, menteri-menteri yang mempunyai masalah hukum, adanya kubukubu yang memprovokasi atau memicu permasalahan politik dan lain-lain. Politik itu sendiri adalah proses pembentukan dan pembagian kekuasaan dalam masyarakat yang antara lain berwujud proses pembuatan keputusan khususnya dalam negara. Pengertian ini merupakan upaya penggabungan dari definisi yang berbeda mengenai hakikat politik atau yang dikenal dengan ilmu politik. Politik adalah seni dan ilmu untuk meraih kekuasaan secara konstitusional maupun non konsistusional. Jadi, secara sadar ataupun tidak sadar, kita menggunakan politik di kehidupan sehari-hari. Dari hal-hal yang mendasar, sampai keurusan pemerintahan. Suatu negara dapat bertahan karena ada landasan teori yang kuat tapi kadang negara dapat hancur 1

2 disebabkan politik, salah satunya permainan politik dalam suatu pemerintahan yang kotor. Hal seperti inilah yang sedang mengancam negara kita. Seperti korupsi, penyuapan, penggelapan uang sampai pada sekandal pribadi, dan sebagainya. Seperti kasus politik yang saat ini sedang marak dibicarakan, yaitu kasus korupsi di Kementrian Pemuda dan Olah Raga serta Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi. Pada kasus ini terlihat bahwa pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono harus memperhatikan dan mengambil keputusan dalam memperbaiki kinerja di berbagai bidang Kementerian. Salah satu cara dalam memperbaiki kinerja menteri adalah dengan merombak kabinet atau reshuffle, sebetulnya perombakan kabinet atau reshuffle bukan peristiwa politik baru dalam sistem pemerintahan Indonesia pasca-orde Baru. Semua presiden yang pernah memimpin negara ini dari tahun 1999 hingga kini memiliki cara masing-masing dalam menyikapi kritik yang diarahkan kepada kabinet mereka. Pada pemerintahan Presiden Bambang Yudhoyono merancang Kabinet Indonesia Bersatu (KIB) Jilid pertama (2004-2009) dengan mempertimbangkan berbagai aspek demi menjaga stabilitas pemerintahannya selama 5 tahun. Kabinet yang beranggotakan 36 menteri ini hasil akomodasi Presiden dengan berbagai unsur yang dinilai bisa menyokong jalannya pemerintahan. Pada kenyaatannya walaupun kabinet dirancang dengan seakomodatif mungkin, ancaman reshuffle tetap saja membayang pada priode pertama masa pemerintahannya, Yudhoyono merombak posisi 13 menterinya, tahun 2005 sebanyak 6 menteri dan tahun 2007 sebanyak 7 menteri diganti. Pada priode kedua

3 pemerintahannya, Presiden Bambang Susilo Yudhoyono baru mengganti satu menteri pada tahun 2007 (Wahyu, Reshuffle Saja Tidak Cukup, Kompas 26 Sep, 2011) Presiden Susilo Bambang Yudhono akan me-reshuffle kembali Kabinet Indonesia Bersatu II dengan berbagai problema yang dihadapi kabinet Yudhoyono menurut peneliti lingkaran survey (LSI) Adji Alfaraby adalah problema pertama, isu korupsi di Kemenpora dan Kemenakertrans. Kedua, kebijakan negatif di sejumlah kementrian seperti lemahnya perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) oleh Kemenakertrans. Problema yang ketiga, yaitu citra cacat moral yang menerpa sejumlah menteri seperti yang dihadapi Menteri Perumahan Rakyat Suharso Monoarfo. Problema yang keempat yaitu ketidakpuasaan publik atas kinerja menteri seperti publik merasakan kesulitan ekonomi terutama masalah sembako dan perumahan. Problema kelima, lanjutnya adalah persoalan kesehatan sejumlah anggota kabinet. (Mustain, Reshuffle Kabinet Now or Never, Media Indonesia 19 Sep, 2011) Opini Publik pun terbentuk dari berbagai pemberitaan, sebagian besar menilai bahwa reshuffle ini hanya ajang politik untuk mencari uang demi mengencangkan pundi-pundi menghadapi pemilu 2014 atau reshuffle bagian dari momen terakhir Presiden Yudhoyono untuk menunjukan prestasi dihadapan publik tetapi bagaimana pun itu, publik yang melihat bahwa reshuffle ini penting dilakukan atau hanya untuk kepentingan politik saja. Inilah kasus yang menarik untuk diteliti oleh penulis bagaimana media mengkonstruksi peristiwa reshuffle sebagai berita yang dapat

4 mempengaruhi kepercayaan publik terhadap pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. Kasus- kasus seperti ini dan kasus lain yang menyangkut tentang politik di pemerintahan tentu saja banyak diliput oleh media massa. Media massa itu sendiri merupakan salah satu sarana yang didapat menunjang kebutuhan kita akan semua informasi, termasuk politik. Sedangkan definisi media massa terbagi menjadi dua macam, yaitu pers dalam arti sempit dan pers dalam arti luas. Pers dalam arti sempit meliputi media cetak, sedangkan pers dalam arti luas mencakup media cetak serta media elektronik (Rachmadi dalam Eriyanto, 2002 : 35). Di Jakarta, ada berbagai macam surat kabar yang mampu menyediakan berbagai informasi kepada masyarakat Jakarta. Diantaranya adalah Media Indonesia, Kompas, Republika, Sinar Harapan, Seputar Indonesia, Suara Rakyat dan sebagainya. Alasan peneliti memilih harian Kompas dan Media Indonesia adalah karena adanya perbedaan antara surat kabar Kompas dengan Media Indonesia memberitakan tentang Reshuffle Kabinet yang sedang marak saat ini. Kompas dan Media Indonesia samasama memberitakan tentang reshuffle ini dengan dua sudut pandang yang berbeda. Pada surat kabar Kompas berita cenderung tidak terlalu mengkritik terhadap pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono karena pada pemerintahan Bambang Susilo Yudhoyono sangat menghargai perbedaan agama. Oleh sebab itu surat kabar Kompas cenderung tidak terlalu mengkritik (litbang kompas). (http://nasional.kompas.com/read/2010/10/20/0337592)

5 Sedangkan Media Indonesia lebih mengkritik, terlihat pada judul di harian surat kabar Media Indonesia. Media Indonesia yang dipimpin oleh Surya Paloh merupakan pemimpin partai Golkar dan sekarang memimpin partai Nasdem (nasional demokrat). Sebab hal itulah mengapa Media Indonesia lebih mengkritik karena persaingan partai politik untuk pemilu tahun 2014. Berbagai pendapat ketua partai pun dilontarkan bahwa Surya Paloh lebih mengkritik pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono dibandingkan mengurusi partai Nasdem (Nasional Demokrat) padahal tujuh tahun terakhir ini Susilo Bambang Yudhoyono telah menangkap para koruptor. (http://www.tribunews.com/2011/07/18/surya-paloh-diminta-berhenti-kritikpemerintah) Berita tentang rehuffle ini menghasilkan pro kontra. Sebagian besar masyarakat menilai bahwa reshuffle adalah Hak prerogatif presiden, dan setuju jika presiden melakukan reshuffle. Sedangkan sebagian menilai bahwa reshuffle ini hanya untuk permainan politik 2014. Perbedaan harian Kompas dan Media Indonesia dalam mengkonstruksi atau membingkai berita dikarenakan ada perbedaan cara pandang wartawan dari masingmasing media dalam mempresepsikan peristiwa tersebut. Media bukanlah saluran yang bebas. Media bukanlah seperti yang digambarkan, memberitakan apa adanya, cermin dari realitas. Media seperti itu terlihat, justru mengkonstruksi sedemikian rupa realitas untuk mengungkapkan perbedaan-perbedaan frame tersebut, maka peneliti menggunakan analisis framing. Analisis framing secara sederhana dapat digambarkan sebagai analisis untuk mengetahui bagaimana realitas (peristiwa, aktor, kelompok,

6 atau apa saja) dibingkai oleh media (Eriyanto 2003:3). Pada analisis framing bukan hanya mengkonstruksi peristiwa tetapi juga teknik yang digunakan untuk menonjolkan dan menekankan peristiwa yang terjadi atau bahkan disembunyikan dalam pemberitaan. Yang menjadi perhatian bukan lagi apakah media memberitakan positif atau negatif, melainkan bagaimana bingkai dikembangkan oleh media. Sedangkan sikap mendukung positif atau negatif hanyalah efek dari bingkai yang dibingkai oleh media. Penelitian ini menggunakan metode analisis framing Gamson dan Modigliani. Dalam pandangan Gamson, wacana media adalah elemen yang penting untuk memahami dan mengerti pendapat umum yang berkembang atas suatu isu atau peristiwa (Eriyanto 2002: 217). Penulis meneliti hasil analisis framing terhadap teks berita memperlihatkan kedua surat kabar berbeda dalam membingkai pemberitaan reshuffle kabinet. Perbedaan pembingkaian itu tidak lepas dari berbagai faktor yang mempengaruhi pers terutama sikap pada terhadap kasus ini. Pihak Partai Demokrat reshuffle ini dilakukan atas kinerja yang semakin buruk dan permasalahan hukum di berbagai bidang Kementrian sedangkan Partai lain reshuffle dilakukan atas dasar untuk kepentingan pemilu 2014. Perbedaan frame Kompas dan Media Indonesia tentang reshuffle kabinet disebabkan karena faktor pembingkaian masing-masing media, melalui penekanan atau penonjolan sisi tertentu dan penghilang sisi yang lain yakni dalam teks berita dan berupa foto ( visual image). Perbedaan pembingkaian kasus tersebut akan

7 memberikan informasi yang berbeda kepada khalayak pembaca. Penekanan dan penonjolan itu akan menjadi realitas terhadap pembaca surat kabar. Dengan wacana yang diperbuat oleh pers dalam membangun teks berita. maka pers tidaklah natural untuk memberitakan suatu peristiwa sebab untuk memproduksi suatu teks berita banyak faktor yang mempengaruhinya. 1.2 Indentifikasi Masalah Indentifikasi Masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana perbandingan surat kabar Kompas dengan surat kabar Media Indonesia dalam mengkonstruksi Reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu pada periode bulan September 2011. Penelitian ini membahas mengenai reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu dan bagaimana pendapat umum terbentuk atas suatu peristiwa. 1.3 Fokus Masalah Dalam penelitian ini penulis merumuskan fokus masalah penelitian yaitu Bagaimana Frame Reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu Pada Surat Kabar Harian Kompas dan Media Indonesia Priode Bulan September 2011? 1.4 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian dari frame Reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu memiliki dua fungsi. Pertama penelitian dilakukan untuk melihat bagaimana suatu media mengkonstruksi peristiwa atau isu untuk bahan pembelajaran mahasiswa

8 komunikasi esa unggul. Kedua, penelitian ini dilakukan untuk melihat bagaimana suatu media membentuk atau mempengaruhi pendapat publik terhadap citra kinerja pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono. 1.5 Manfaat Penelitian 1.4.1 Secara teoritis Hasil penelitian ini dapat memberikan masukan kepada mahasiswa komunikasi khususnya humas untuk melihat suatu media dalam mempengaruhi dan membentuk pendapat masyarakat terhadap citra pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono sehingga memperluas wawasan pembaca dengan mengetahui, mengerti dan memahami isi penelitian ini serta bahan untuk membuat acuan lanjut. 1.4.2 Secara praktis Penelitian ini dapat memberikan manfaat dan masukan bagi surat kabar harian Kompas dan Media Indonesia mengenai pemberitaan nya agar lebih semakin kritis dan objektif lagi disamping aktual dan faktual agar mutu pemberitaanya lebih faktual lagi. 1.6 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan penelitian ini dibagi kedalam lima bagian yang kemudian dibagi lagi kedalam beberapa sub bagian. Hal ini dimaksudkan untuk memperoleh gambaran yang ringkas serta memudahkan pembahasannya. Adapun ringkasannya tiap bahasanya adalah sebagai berikut:

9 Bab 1 : Pendahuluan Bab ini berisi uraian mengenai latar belakang masalah, masalah penelitian, tujuan masalah, kegunaan masalah dan sistematika penelitian Bab II : Tinjauan pustaka Bab ini berisi uraian mengenai tinjauan pustaka atau teori-teori yang berhubungan dengan permasalahan yang diangkat teori-teori yang penulis sebutkan dari berbagai sumber baik buku, jurnal penelitian, Browsing dan Studi pustaka lain. Bab III: Metode Penelitian Bab ini berisi uraian metodelogi penelitian, metode penelitian ini terdiri dari desain penelitian, sumber data, informan dan key informan di dalam penelitian Frame Pemberitaan Reshuffle Kabinet Indonesia Bersatu Pada Surat Kabar Harian Kompas Dan Media Indonesia Priode September 2011. Bab IV Hasil Penelitian Bab ini Brisi harian dan penjelasan dari subyek penelitian, hasil penelitian, pembahasan, interpretasi terhadap hasil penelitian Bab V Penutup Bab ini merupakan penutupan dari penelitian, yang berupa kesimpulan dari penelitian serta saran dari penulis bagi pihak media