PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015

dokumen-dokumen yang mirip
PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tersebut semakin membaik pada akhir 2015 seiring dengan. semakin baik (Laporan Tahunan Perbankan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk simpanan. Sedangkan lembaga keuangan non-bank lebih

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

Pengaruh Efisiensi Operasi, Kualitas Aktiva, Permodalan Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Bank Bumd Tahun

BAB I PENDAHULUAN. melakukan kegiatan operasionalnya. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10

Ekonomi Dunia yang Melambat kecuali Amerika Serikat

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

Ringkasan Eksekutif. Ringkasan Eksekutif

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Fenomena yang terjadi adalah dimana keadaan perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Peranan bank dalam kegiatan perekonomian sangat fundamental, setiap

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sistem Perbankan sebagai bagian dari sistem keuangan diharapkan dapat

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga intermediasi antara investor atau pihak yang memiliki kelebihan

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dalam bidang ekonomi secara global ini, menyebabkan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara tujuan investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting dalam menunjang kegiatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

KETUA DEWAN KOMISIONER OTORITAS JASA KEUANGAN SEMINAR MAJALAH INVESTOR

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah. Indonesia sebagai salah satu negara berkembang masih mengalami gejolak-gejolak

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. panjang diantara berbagai alternatif lainnya bagi perusahaan, termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. strategi dalam rangka mengefisienkan dana dari masyarakat seperti dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan bank syariah di Indonesia menunjukan arah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

KREDIT PERBANKAN MASIH SEPERTI LINGKARAN SETAN EKO B SUPRIYANTO/INFOBANK INSTITUTE

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

perlambatan ekonomi domestik serta pasar uang dan pasar modal yang masih tersegmentasi dan dangkal juga mempengaruhi kondisi pasar keuangan domestik.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

BAB I PENDAHULUAN. melambatnya pertumbuhan ekonomi domestik negara-negara di dunia termasuk

POTENSI OBLIGASI SYARIAH BAGI PEMBIAYAAN INFRASTRUKTUR

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

1. Tinjauan Umum

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

OTORITAS JASA KEUANGAN: Indonesia s Economy and The Prospect for Banking Industry 2016

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. ditawarkan, khususnya dalam pembiayaan, senantiasa menggunakan underlying

Kinerja CARLISYA PRO MIXED

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang sangat jelas tercermin dalam Pasal 4 (empat) Undang-Undang

BAB V SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN IMPLIKASI. asing. Penelitian ini juga ingin menguji pengaruh capital adecuacy ratio (CAR),

BAB 1 PENDAHULUAN. bertahan dari terpaan krisis tersebut. Tabel 1 di bawah ini menunjukkan. Tabel 1

BAB 1 PENDAHULUAN. (Nopirin, 2009:34). Kelangkaan dana yang dimiliki dunia perbankan memicu

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. pertama kali yang berdiri di Indonesia yaitu Bank Muamalat dapat membuktikan

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. Gadai emas walaupun memberikan pendapatan yang tinggi, pembiayaan

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang

Asesmen terhadap Stabilitas Sistem Keuangan (SSK) Propinsi Sumatera Selatan

RINGKASAN EKSEKUTIF. Di sisi lain, pasar keuangan domestik membaik, terutama didorong oleh besarnya modal asing yang. xvii

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung hingga tahun 2004 yang dicerminkan oleh return on asset (ROA)

DAFTAR ISTILAH. Aktiva produktif baik yang sudah maupun yang mengandung potensi tidak memberikan penghasilan atau menimbulkan kerugian

BAB I PENDAHULUAN hingga tahun 2012 terlihat cukup mengesankan. Di tengah krisis keuangan

BAB I PENADAHULUAN. satunya adalah agent of trust. Agent of trust berarti dalam kegiatan usahanya bank

BAB I PENDAHULUAN. dimana kebutuhan ekonomi antar negara juga semakin saling terkait, telah


BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan ditandai adanya krisis global di Amerika Serikat, pada tahun 2008

Kinerja CARLISYA PRO SAFE

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menjadikan rakyat Indonesia yang lebih sejahtera. Pembangunan dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peranan strategis dalam kegiatan perekonomian. Sarana tersebut dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi suatu negara. Hal ini tercermin pada fungsi perbankan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah sebuah lembaga keuangan yang menjadi perantara untuk

LAPORAN EKONOMI MAKRO KUARTAL III-2014

BAB I PENDAHULUAN. menuntut dunia usaha untuk terus selalu mengikuti perubahan-perubahan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Undang-Undang Nomor 7 tahun 1992 tentang perbankan. sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 10 tahun 1998

Boks.3 MEWUJUDKAN KESEIMBANGAN YANG EFISIEN MENUJU PERTUMBUHAN YANG BERKESINAMBUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. bagi perusahaan. Termasuk didalamnya adalah perusahaan-perusahaan pada sektor

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kredit bermasalah yang terjadi dalam suatu bank. Semakin tinggi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sektor perbankan merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. dengan menggunakan pendekatan CAMELS pada data penelitian yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. perlambatan pertumbuhan ekonomi domestik, pelemahan nilai tukar, dan kondisi. kestabilan sistem keuangan secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas ekonomi. Bank untuk bisa menjaga kepercayaan masyarakat, maka harus

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

Bab I Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. yang ditetapkan dan struktur permodalan yang lemah dan sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. makro ekonomi misalnya Produk Domestik Bruto (PDB), tingkat inflasi, Sertifikat

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. periode tertentu. Namun bila hanya melihat laporan keuangan, belum bisa

Transkripsi:

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015 Otoritas Jasa Keuangan menilai bahwa secara umum kondisi sektor jasa keuangan domestik masih terjaga, dengan stabilitas yang memadai. Di tengah dinamika perekonomian global dan domestik, secara keseluruhan sektor jasa keuangan terpantau stabil. Pasar saham dan pasar surat utang melanjutkan arah penguatan, dengan capital inflow investor nonresiden yang cukup signifikan. Sepanjang 2015 (per 6/3) terdapat inflow di pasar saham dan SBN sebesar masing-masing Rp11,7 triliun dan Rp44 triliun. Kinerja keuangan dan profil risiko di lembaga jasa keuangan juga terpantau masih dalam kondisi normal. Begitu pula dengan indikator Protokol Manajemen Krisis (PMK) pada masing-masing sektor perbankan, pasar modal, dan IKNB berada pada level normal. Ke depan, OJK terus mencermati perkembangan utama perekonomian global dan domestik yang berpotensi berdampak terhadap kondisi sektor jasa keuangan dan stabilitas sistem keuangan nasional. Perkembangan global yang dicermati antara lain pelaksanaan normalisasi kebijakan moneter Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed), perkembangan ekonomi Jepang dan Eropa, pelambatan ekonomi negara-negara berkembang khususnya Tiongkok, dan pergerakan harga komoditas dunia. Di dalam negeri, OJK mencermati beberapa perkembangan seperti pergerakan nilai tukar Rupiah dan dampaknya terhadap sektor jasa keuangan, serta kondisi fundamental makroekonomi domestik. Kami juga telah melakukan uji ketahanan (stress test) untuk memastikan daya tahan sektor jasa keuangan. Sejauh ini hasil stress test menunjukkan bahwa pelemahan nilai tukar Rupiah dan penurunan pertumbuhan ekonomi masih dalam batas yang dapat ditoleransi. OJK mempersiapkan berbagai langkah antisipasi agar faktor-faktor risiko tersebut diatas tidak mengganggu stabilitas sistem keuangan nasional. 1

Sepanjang Februari 2015, pasar saham dan pasar surat utang menunjukkan arah penguatan, ditopang oleh perbaikan kondisi fundamental makroekonomi domestik, meski pelemahan nilai tukar Rupiah masih berlanjut. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat sebesar 3,04% mtm, di tengah tekanan terhadap nilai tukar Rupiah. Penguatan dipengaruhi pengaruh sentimen global dan regional (normalisasi The Fed belum dalam waktu dekat, kesepakatan Yunani, dan QE zona Euro), serta membaiknya kondisi fundamental makroekonomi domestik termasuk penurunan BI Rate. Selama Februari, pasar surat utang menunjukkan penguatan dengan penurunan yield SBN yang berlanjut. Penguatan ini turut didukung perbaikan persepsi risiko pada indikator CDS. Update Maret 2015: Net buy investor nonresiden di pasar saham selama bulan Maret 2015 (per 6/3) sebesar Rp893 miliar, sedangkan di pasar SBN terdapat net sell Rp2,3 triliun. Kami memandang net sell SBN lebih merupakan aksi portfolio rebalancing. Perkembangan lembaga jasa keuangan masih terpantau dalam kondisi baik. Beberapa indikator utama sektor jasa keuangan menunjukkan kinerja yang stabil. Penyaluran kredit perbankan dan piutang pembiayaan tetap berlangsung. Per Januari 2015, pertumbuhan kredit memang masih melambat, namun laju pelambatan ini relatif mulai menurun dibandingkan pada bulan-bulan sebelumnya. Pemupukan dana pihak ketiga juga relatif stabil. Pada akhirnya, Loan-to- Deposit Ratio (LDR) perbankan kembali menurun dan membuka ruang bagi penyaluran kredit lebih lanjut oleh Perbankan. Kondisi permodalan perbankan dalam kondisi yang sangat baik. Selama beberapa bulan terakhir Capital Adequacy Ratio (CAR) konsisten berada pada level di atas 19% dan bahkan mencapai 21,01% di Januari 2015 dengan rasio modal inti (tier 1) sebesar 18,75%. Rentabilitas dan efisiensi relatif stabil. Net Interest Margin (NIM) per Januari 2015 stabil sebesar 4,24% sejak Oktober 2

2014. Tingkat efisiensi perbankan cukup baik, dengan rasio BOPO pada level 82,15%, dan secara umum efisiensi akan membaik selama tahun berjalan. Di industri perasuransian, rasio kecukupan investasi asuransi jiwa dan asuransi kerugian (untuk menutup kewajiban kepada pemegang polis) juga tercatat masih memadai dan menunjukkan peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya. Per Januari 2015, nilai investasi industri perasuransian dan dana pensiun relatif stabil di tengah fluktuasi pasar yang relatif moderat pada bulan tersebut. Profil risiko sektor jasa keuangan secara umum masih dapat dikelola dengan baik. Risiko Likuiditas di industri perbankan, perasuransian dan pasar modal berada pada level yang relatif rendah. Alat likuid yang dimiliki Perbankan masih memadai untuk mengantisipasi potensi penarikan DPK dengan rasio AL/NCD dan AL/DPK masing-masing sebesar 89,84% dan 18,18% per akhir Februari 2015. Angka ini berada jauh di atas threshold masing-masing 50% dan 10%. Di pasar saham, rata-rata bid-ask spread pada Februari 2015 menunjukkan penyempitan dibandingkan rata-rata bulan sebelumnya. Risiko kredit lembaga jasa keuangan secara umum berada pada level yang relatif rendah. Risiko kredit perbankan secara umum berada pada level yang relatif rendah, dengan NPL gross dan net per Januari 2015 masing-masing sebesar 2,23% dan 1,15%, sedikit meningkat dibandingkan bulan sebelumnya. Non-Performing Financing (NPF) relatif rendah meskipun menunjukkan sedikit peningkatan dibandingkan bulan sebelumnya. Pemantauan tetap dilakukan mengingat masih tingginya suku bunga perbankan akan turut berdampak terhadap level NPF. 3

Risiko pasar industri jasa keuangan relatif rendah dan masih dapat dikelola dengan baik. Risiko pasar di perbankan masih dikategorikan rendah dengan rasio Posisi Devisa Neto (PDN) per Januari sebesar 1,68%. Rata-rata rasio PDN selalu berada di bawah 3%, jauh di bawah batas ketentuan 20%. Meskipun demikian kami tetap memantau perkembangan nilai tukar Rupiah yang terjadi belakangan ini. Di industri reksa dana, risiko pasar tergolong rendah. Net redemption yang relatif tinggi dapat ter-offset oleh kenaikan nilai portofolio investasi sejalan dengan penguatan pasar. Di industri perasuransian dan dana pensiun, risiko pasar cenderung menurun sejalan dengan penguatan pasar bulan Januari-Februari 2015. Untuk perusahaan pembiayaan, tingkat utang (gearing ratio) per Januari 2015 menurun tipis di tengah peningkatan eksposur Utang Luar Negeri (ULN). Pelemahan nilai tukar Rupiah dapat mendorong peningkatan ULN, namun perusahaan pembiayaan secara umum telah melakukan hedging ataupun natural hedging atas ULN. Demikian pemaparan dari kami. Dengan hal-hal tersebut, kembali kami tekankan bahwa kondisi sektor jasa keuangan domestik masih dalam kondisi yang kami katakan cukup kuat untuk menghadapi gejolak yang terjadi belakangan ini. 4

PERKEMBANGAN DAN PROFIL RISIKO INDUSTRI JASA KEUANGAN FEBRUARI 2015 Indikator Protokol Manajemen Krisis No Indikator PMK Normal Jun-14 Jul-14 Agt-14 Sep-14 Okt-14 Nov-14 Des-14 Jan-15 Feb-15* Perbankan 1 Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) > 50% 77.55% 80.90% 83.47% 92.73% 93.00% 98.64% 95.48% 92.22% 89.69% 2 Posisi Devisa Neto (PDN) < 20% 2.28% 2.06% 2.20% 2.32% 2.20% 2.29% 2.16% 1.68% 3 Capital Adequacy Ratio CAR) > 14% 19.45% 19.39% 19.52% 19.50% 19.63% 19.67% 19.57% 21.01% 4 Return on Asset (ROA) > 1.2% 3.02% 2.91% 2.91% 2.91% 2.89% 2.87% 2.85% 2.82% 5 Non-Performing Loan (NPL) Net < 5% 1.11% 1.15% 1.17% 1.19% 1.14% 1.18% 1.01% 1.15% 6 Loan-to-Deposit Ratio (LDR) < 92% 90.25% 92.19% 90.63% 88.93% 88.45% 88.65% 89.42% 88.48% Pasar Modal 1 Perubahan IHSG (Hari 3 Hari 1) > -5% 0.13% -0.09% -0.55% 0.10% 1.15% 0.33% 1.16% 0.39% 0.10% 2 Net redemption terhadap NAB Reksa Dana < 2% -0.18% 0.17% 0.13% -0.21% 0.28% 0.14% 0.06% 0.40% 0.13% Perasuransian 1 Pertumbuhan Nilai Investasi > -5% 5.20% 1.76% 2.91% -2.18% 2.19% 1.88% 2.12% -0.30% Dana Pensiun 1 Pertumbuhan Nilai Wajar Investasi > -5% 0.12% 2.04% 1.39% 0.22% 1.11% 1.46% 0.91% 1.74% 2 Pertumbuhan Piutang Iuran Pendiri < 10% -9.87% 3.64% 1.47% -1.91% -5.59% 4.01% -11.16% 8.58% Perusahaan Pembiayaan 1 Pertumbuhan Nilai Piutang Pembiayaan (mtm) > -2% 2.41% 0.62% 0.08% 0.67% -0.38% -0.10% 0.56% 0.31% 2 Pertumbuhan Nilai Ekuitas (mtm) > -5% -1.75% 0.70% 1.17% 1.25% 1.60% -1.22% 1.54% 1.25% 3 Pertumbuhan Nilai Pinjaman yg Diterima (mtm) > -3% 5.87% -0.73% -0.21% 1.71% -0.85% -0.71% 2.32% -0.98% 4 Non-Performing Financing (NPF) < 5% 1.47% 1.34% 1.50% 1.51% 1.58% 1.59% 1.41% 1.96% Perubahan IHSG, Kurs Rupiah dan Yield SBN 5

Perkembangan IHSG dan Kurs Rupiah IHSG dan Net Buy Saham oleh Investor Nonresiden IDMA dan Net Buy SBN oleh Investor Nonresiden 6

Perkembangan Kredit Perbankan Perkembangan Dana Pihak Ketiga (DPK) Perbankan Loan-to-Deposit Ratio Perbankan Pertumbuhan Piutang Pembiayaan Capital Adequacy Ratio (CAR) Perbankan 7

Rasio Kecukupan Investasi Asuransi Jiwa Rasio Kecukupan Investasi Asuransi Umum 8

Perkembangan Nilai Investasi Asuransi Perkembangan Nilai Investasi Dana Pensiun Perkembangan Likuditas Perbankan 9

Perkembangan Bid-Ask Spread Pasar Saham Perkembangan NPL Perbankan Perkembangan NPF Perusahaan Pembiayaan 10

Perkembangan Gearing Ratio Perusahaan Pembiayaan 11