BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pariwisata dunia dapat dilihat dari perkembangan kedatangan wisatawan yang terjadi pada antarbenua di dunia. Benua Asia mempunyai kunjungan wisatawan yang tinggi dibandingkan benua lainnya, yaitu sebesar 92%. Hal ini membuktikan kesuksesan Benua Asia dalam mendatangkan wisatawan. Negara Indonesia sebagai negara yang berada di Benua Asia mengalami peningkatan jumlah wisatawan mancanegara di bidang pariwisata. (repository@upi.edu) Berdasarkan data dari Pusat Pengelolaan Data dan Sistem Jaringan (P2DSJ) dan Badan Pusat Statistik (BPS) menyebutkan bahwa terjadi kenaikan jumlah kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) pada Januari hingga November 2011 sebanyak 6,93 juta orang wisman atau naik 8,91% jika dibandingkan periode yang sama pada tahun 2010 sebanyak 6,36 juta orang wisman. Sedangkan jumlah wisatawan mancanegara (wisman) yang datang ke Indonesia pada Maret 2012 mencapai 658,6 ribu orang atau naik 10,12 persen dibanding jumlah wisman Maret 2011 yang mencapai 598,1 ribu orang. Apabila dibandingkan dengan Februari 2012, jumlah wisman Maret 2012 naik sebesar 11,16 persen. Berdasarkan tabel 1.1 menunjukan pesatnya permintaan wisatawan mengunjungi Indonesia. Hal ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu destinasi wisata dunia yang dapat menarik minat wisatawan untuk berwisata ke Indonesia mulai dari menikmati kekayaan alam yang beranekaragam, flaura, fauna, masyarakat, ziarah, sejarah, agro, belanja, bahari, hingga seni dan budaya. Badan Pusat Statistika mencatat jumlah kedatangan wisatawan pada setiap tahunnya, sehingga perbandingan jumlah kedatangan wisatawan pada setiap bulannya dapat diketahui dengan jelas. Salah satunya dengan mengetahui akumulasi jumlah kunjungan wisatawan ke Indonesia. Berikut ini akumulasi data statistik kunjungan wisatawan mancanegara ke Indonesia dari tahun 2004-2010. 1
Tabel 1.1 Data Kunjungan Wisatawan Mancanegara Ke Indonesia Tahun 2004-2010 Tahun Jumlah Wisatawan Mancanegara Ratarata Lama Rata-rata Pengeluaran Per Orang (USD) Penerimaan Devisa Wisman Pertumbuhan (%) Tinggal (hari) Per Hari Per Kunjungan Juta USD Pertum buhan (%) 2004 5.321.165 19,12 9,45 95,17 901,66 4.797,90 18,85 2005 5.321.165-6,00 9,05 99,85 904,00 4.521,90-5,75 2006 4.871.351-2,61 9,09 100,48 913,09 4.447,98-1,63 2007 5.505.759 13,02 9,02 107,70 970,98 5.345,98 20,19 2008 6.234.495 13,24 8,58 137,38 1.178,54 7.347,60 37,44 2009 6.323.730 1,43 7,69 129,57 995,93 6.297,99-14,29 2010 7.002,944 10,74 8,04 135,01 1.085,75 7.603,45 20,73 Sumber : P2DSJ dan BPS Berdasarkan hasil penelitian Citra Pariwisata Indonesia tahun 2003 yang menyebutkan bahwa budaya merupakan elemen pariwisata yang paling menarik minat wisatawan untuk datang ke Indonesia. Budaya mendapatkan skor 42,33 dari wisatawan mancanegara dalam kategori sangat menarik dan di atas elemen lainnya seperti keindahan alamnya dan peninggalan sejarah dengan skor 39,42 dan 30,86. Hal tersebut membuktikan bahwa atraksi budaya menjadi hal yang diminati oleh wisatawan untuk berwisata di Indonesia salah satunya untuk menyaksikan adat istiadat, the way of life, peninggalan sejarah, bangunan-bangunan kuno yang tinggi nilainya. (id.wikipedia.org) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 1992 telah mengatur tentang benda cagar budaya. Benda cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa yang penting, karena dapat memberikan pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan sehingga perlu dilindungi dan dilestarikan. Hal ini dilakukan pemerintah bertujuan untuk melestarikan dan memanfaatkannya untuk memajukan kebudayaan nasional, mengingat dampak dari kebudayan mencerminkan sebagai jati diri bangsa dan dapat menjadi salah satu atraksi bagi wisatawan. 2
Provinsi Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi wisata alam dan wisata budaya. Potensi-potensi yang dimiliki ditunjang dari berbagai aspek lingkungan dan kebudayaan, mulai dari pemandangan alam, kesenian seperti alat musik, keseharian masyarakat, adat istiadat, hingga mitos dan legenda yang dimiliki suatu daerah sehingga menjadi sejarah dan cerita yang menarik. Kabupaten Bandung merupakan salah satu daerah yang ada di Provinsi Jawa Barat juga kaya dengan pemandangan alam dan berbagai jenis budaya seperti kesenian rakyat. Desa Jelekong berada di Kecamatan Bale Endah, Kabupaten Bandung. Tepatnya berada di daerah Bandung Selatan merupakan salah satu kawasan wisata alam dan budaya sebagai bentuk melestarikan alam dan benda cagar budaya Indonesia khususnya kebudayaan dan keseniaan Sunda. Wisata budaya di desa Jelekong yang paling terkenal adalah Desa Jelekong didirikan oleh seorang pedalang ternama dan telah mendunia yaitu Asep Sunandar Sunarya. Desa Jelekong ini didirikan pada tahun 1987 oleh Menteri Penerangan RI pada saat itu, Harmoko. Sedangkan terdapat pula seni lukis yang terkenal dengan lukisan Jelekong. Lukisan Jelekong ini sudah banyak di pasarkan di dan ke luar Pulau Jawa salah satunya adalah Di Braga Bandung hingga ke Pulau Bali. Lembaga dunia United Nations Educational Scientific and Cultural Organization (UNESCO) yang membawahi kebudayaan dari PBB pada 7 November 2003 menetapkan bahwa wayang sebagai petunjukan bayangan boneka tersohor di Indonesia, sebuah warisan mahakarya dunia yang tak ternilai dalam seni bertutur. Desa Jelekong kurang mendapat perhatian dari pelaku pariwisata, mulai dari pengelola, masyarakat, pemerintah hingga wisatawan padahal desa Jelekong berpotensi menjadi kawasan wisata berbasis pada pariwisata berkelanjutan. Pengembangan pariwisata dikatakan berkelanjutan tanpa adanya kunjungan wisatawan terus menerus. Tempat wisata dapat menurun kulitasnya karena turunnya mutu lingkungan. Oleh karena itu, Inovasi dan kreasi harus terus dilakukan oleh pelaku dan pengelola pariwisata untuk menarik kunjungan wisatawan namun tetap memperhatikan kelestarian terhadap lingkungan dan 3
budaya sebagai peninggalan sejarah dan jati diri bangsa. Perlunya kesadaran dari semua elemen untuk mewujudkan Desa Jelekong menjadi kawasan wisata yang berbasis pada pariwisata berkelanjutan. Mengingat potensi yang luar biasa pada daerah tersebut belum terekplorasi dengan baik. Pengelolaan Desa Jelekong berbasis pariwisata berkelanjutan artinya pengelolaan harus memperhatikan lingkungan agar tetap terjaga kelestariannya sehingga dapat diwariskan kepada generasi mendatang. Untuk itu penulis tertarik untuk mengajukan tugas akhir dengan judul Perancangan Pengembangan Kawasan Wisata Di Desa Jelekong Berbasis Pada Pariwisata Berkelanjutan. 1.2 Identifikasi Proyek Dari latar belakang tersebut, maka identifikasi proyek dalam perancangan pengembangan kawasan wisata berkelanjutan di Kawasan Wisata Desa Jelekong membahas tentang: 1. Gambaran umum mengenai komponen kepariwisataan yang ada dan potensial untuk dikembangkan di Kawasan Wisata Desa Jelekong, meliputi: 1) Attraction di Kawasan Wisata Desa Jelekong. 2) Accessibility di Kawasan Wisata Desa Jelekong. 3) Amenities di Kawasan Wisata Desa Jelekong. 4) Ancillary di Kawasan Wisata Desa Jelekong. 2. Gambaran minat wisatawan untuk berwisata Budaya. 3. Perancangan komponen pariwisata yang sesuai dengan gambaran minat wisatawan untuk berwisata Budaya. 4. Perancangan pengembangan kawasan wisata berbasis pada pariwisata berkelanjutan yang sesuai dengan prinsip-prinsip pengembangan sustainable tourism yang meliputi: 4.1 Pengembangan yang mengacu pada konservasi alam. 4.2 Pengembangan yang menciptakan benefit bagi masyarakat lokal. 4.3 Pemeliharaan berorientasi jangka panjang. 4.4 Pengembangan yang respek pada kondisi alam dan karakter tempat. 4
4.5 Harmonisasi antara pengunjung, tempat wisata dan masyarakat lokal. 4.6 Menghindari pengembangan yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. 4.7 Keterlibatan semua pihak dalam penerapan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan. 1.3 Tujuan Proyek Adapun tujuan dalam proyek perancangan pengembangan wisata budaya berkelanjutan di Desa Jelekong sebagai berikut: 1. Mengetahui secara umum komponen kepariwisataan yang ada dan potensial untuk dikembangkan di Desa Jelekong, meliputi: 1) Keadaan Attraction di Kawasan Wisata Desa Jelekong. 2) Keadaan Accessibility di, dari, dan menuju ke Kawasan Wisata Desa Jelekong. 3) Keadaan Amenities di Kawasan Wisata Desa Jelekong. 4) Keadaan Ancillary yang ada di Kawasan Wisata Desa Jelekong. 2. Mengetahui minat wisatawan untuk mengunjungi berwisata Budaya. 3. Menghasilkan rancangan mengenai komponen kepariwisataan sesuai dengan gambaran minat wisatawan untuk berwisata Budaya. 4. Menghasilkan rancangan kawasan wisata berbasis pada pariwisata berkelanjutan yang sesuai dengan prinsip-prinsip sustainable tourism, meliputi: 4.1 Pengembangan yang mengacu pada konservasi alam. 4.2 Pengembangan yang menciptakan benefit bagi masyarakat lokal. 4.3 Pemeliharaan berorientasi jangka panjang. 4.4 Pengembangan yang respek pada kondisi alam dan karakter tempat. 4.5 Harmonisasi antara pengunjung, tempat wisata dan masyarakat lokal. 4.6 Menghindari pengembangan yang dapat menimbulkan kerusakan lingkungan. 4.7 Keterlibatan semua pihak dalam penerapan prinsip-prinsip pariwisata berkelanjutan. 5
1.4 Manfaat Proyek Manfaat dari perencanaan proyek ini diharapkan dirasakan dari beberapa elemen terkait, meliputi: 1. Bagi Masyarakat lokal. Dari proyek ini diharapkan masyarakat mendapat lapangan pekerjaan sehingga mengurangi jumlah pengangguran dan dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat. Menambah kesadaran pentingnya budaya untuk dilestarikan. 2. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Bandung Dengan adanya perencanaan pengembangan kawasan wisata berbasis pada pariwisata berkelanjutan ini diharapkan jumlah kunjungan wisatawan dapat terkontrol sehingga dapat menjaga lingkungan agar tetap terjaga keasriannya namun dengan adanya wisatawan diharapkan adanya pemasukan bagi pendapatan daerah. Selain itu, dapat melestarikan alam dan budaya sebagai peninggalan sejarah. 3. Bagi Wisatawan Diharapkan dapat menciptakan pengalaman dan pengetahuan yang baru sehingga memunculkan kesadaran untuk melestarikan lingkungan dan budaya. 4. Bagi Stakeholders Perencanaan pengembangan kawasan wisata berbasis pada pariwisata berkelanjutan diharapkan menjadi peluang bisnis dan membangun hubungan kerjasama yang erat. 5. Bagi Penulis Dapat mengimplementasikan ilmu pengetahuan pada proyek ini. sehingga diharapkan menambah kesadaan akan pentingnya alam dan budaya untuk dilestarikan. Diharapkan juga proyek ini dapat menjadi bentuk pengambdian penulis kepada masyarakat. 6