PERBEDAAN KADAR BESI (Fe) BERDASARKAN VARIASI BERAT LIMBAH TAHU SEBAGAI PENYERAP LOGAM PADA LEACHATE (LINDI) (STUDI DI TPA CIANGIR KOTA TASIKMALAYA) Maman Faturohman 1) H. Yuldan Faturahman dan Andik Setiyono 2) Mahasiswa Fakultas Ilmu Kesehatan Peminatan Kesehatan Lingkungan 1) Universitas Siliwangi (maman.faturohman125@gmail.com) Dosen Pembimbing Bagian Kesehatan Lingkungan Fakultas Ilmu Kesehatan 2) Universitas Siliwangi ABSTRAK Air Leachate dari TPA merupakan bahan pencemar yang dapat mengganggu kesehatan manusia dan biota perairan, karena dalam leachate (lindi) tersebut terdapat berbagai senyawa kimia organik maupun anorganik serta sejumlah bakteri phatogen. Kadar Besi terdapat pada air leachate, salah satunya di TPA Sampah Ciangir Kota Tasikmalaya yaitu 5,325 mg/l. Hasil kadar besi dalam air leachate berdasarkan PERMEN-LH No. 5 Tahun 2014 menyatakan nilai tersebut melibihi nilai ambang batas. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar besi berdasarkan variasi berat limbah tahu sebagai logam penyerap pada leachate (Studi Di TPA Ciangir Kota Tasikmalaya). Penelitian ini menggunakan studi Quasi Eksperimen dengan rancangan post test dengan kontrol (Post Test With Control). Sampel dalam penelitian ini adalah leachate yang di dapat di TPA Ciangir Kota Tasikmalaya yang mengandung Fe > 5 mg/l. Replikasi pengujian sampel dilakukan sebanyak 6 kali untuk setiap berat. Berdasarkan hasil penelitian sebelum perlakuan didapatkan kandungan Fe dengan rata-rata 5,325 mg/l setelah diberi perlakuan dengan pemberian limbah tahu dengan berat 8 mg mendapatkan hasil rata-rata 4,694 mg/l, berat 9 mg mendapatkan hasil rata-rata 4,352 mg/l, dan berat 10 mg mendapatkan hasil rata-rata 4,134 mg/l. Jumlah rata-rata kadar besi dalam leachate sudah dibawah nilai ambang batas. Berdasarkan hasil uji statistik Kruskal-Wallis diperoleh nilai signifikan p < α (0,00 0 < 0,05) dengan tingkat kemaknaan 95%, artinya ada perbedaan kadar Besi (Fe) berdasarkan pemberian variasi berat limbah tahu sebagai penyerap logam. Pihak TPA Ciangir dapat memanfaatkan limbah tahu sebagai upaya menurunkan kadar besi pada leachate sebelum limbah dibuang ke badan air. Kata Kunci : Besi (Fe), Limbah Tahu, Penyerapan, Leachate, TPA Kepustakaan : (1982-2012)
DIFFERENT LEVELS OF IRON (Fe) BASED ON VARIATIONS OF HEAVY METAL WASTE TO KNOW AS ABSORBENT LEACHATE (STUDY ON TPA CIANGIR OF TASIKMALAYA TOWN) Maman Faturohman 1) H. Yuldan Faturahman and Andik Setiyono 2) Students Of The Faculty Of Health Sciences Majors Of Health Environment 1) Siliwangi University (maman.faturohman125@gmail.com) Environmental Health Section Supervisior Professor Faculty Of Health 2) Siliwangi University ABSTRACT Leachate water from landfill is a pollutant that can damage the health of humans and aquatic biota, because the leachate (leachate) that there are a variety of organic and inorganic chemical compounds and a number of bacterial pathogens. Iron levels found in leachate water, one of them in landfill waste Ciangir Tasikmalaya City is 5.325 mg/l. The results of iron content in the water leachate by PERMEN-LH No. 5 of 2014 states that value above current threshold values. The purpose of this study was to determine differences in iron content by weight variation waste know as absorbent metal in leachate (Studi on TPA Ciangir of Tasikmalaya Town). This study uses a quasi studies Experiment with posttest design with control (Post Test With Control). samples in this study were obtained in landfill leachate Ciangir Tasikmalaya containing Fe> 5 mg/l. Replication sample testing done as much as 6 times for each weight. Based on the results of the study before treatment obtained Fe content with an average of 5.325 mg / L after treated by administration of waste out by weighing 8 mg get an average yield of 4.694 mg / L, weight 9 mg get an average yield of 4.352 mg / L, and a weight of 10 mg get an average yield of 4.134 mg / L. The average amount of iron levels in the leachate is below a threshold value. Based on the results of Kruskal-Wallis statistical test obtained significant p value <α (0.000 <0.05) with a significance level of 95%, meaning that there are differences in levels of iron (Fe) based on the provision of waste weight variation know as absorbent metal. Parties can use waste landfill Ciangir out in an attempt to reduce levels of iron in the leachate before the waste discharged into water bodies Keywords : Iron (Fe), Waste Know, Absorption, Leachate, landfill Literature : 1982-2012 PENDAHULUAN Air merupakan sumber daya alam yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk hidup. Sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup lainnya (Effendi, 2003). Bahan pencemar yang mendapat
perhatian serius dewasa ini adalah logam berat. Hal ini dikarenakan sifat logam berat yang selain mencemari lingkungan juga membahayakan bagi kesehatan manusia (Palar, 2008). Pencemaran sumber air oleh sampah di TPA mengalami dekomposisi bersama air hujan dan menghasilkan cairan lindi ( leachate), yang antara lain mengandung senyawa terlarut dan tersuspensi hasil penguraian mikroba berupa kalsium (Ca), magnesium (Mg), besi (Fe), Khlori da (Cl), Seng (Zn), dan nikel (Ni) (Keman, 2003). Kadar besi banyak terdapat pada air leachate, salah satunya terdapat di TPA Ciangir kota Tasikmalaya. Berdasarkan penelitian oleh Nahong tahun 2010, yaitu pemanfaatan limbah tahu sebagai bahan penyerap logam krom, kadmium, dan besi dalam air lindi di TPA. Penelitian Nahong limbah tahu kondisi optimum pada berat 1000 mg dengan waktu 150 menit berhasil mengadsorpsi dan kemampuan maksimum mengadsopsi pada logam Cr sebesar 100%, Cd tidak diperoleh, dan Fe sebesar 95,53% (Nahong, Jurnal Pembelajaran Sains Vol. 6 No. 2, Februari 2010, 257-269). Peneliti melakukan uji awal pada tanggal 27 April 2016 di Laboratorium Lingkungan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Ciamis menunjukan kadar besi pada air leachate (lindi) di TPA Ciangir adalah 6,4496 mg/l. Hasil tersebut menunjukan bahwa hasil pengujian lebih dari baku mutu yang ditetapkan oleh PERMEN-LH No 5 tahun 2014 Lampiran XLVII tentang Baku Mutu Air Limbah Bagi Usaha dan/atau Kegiatan yang Belum Memiliki Baku Mutu Air Limbah yang ditetapkan yaitu 5 mg/l. Peneliti melakukan pra eksperimen pada tanggal 17 Mei 2016 di Laboratorium Lingkungan Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Kabupaten Ciamis menunjukan kadar logam berat besi (Fe) pada air leachate (lindi ) di TPA Ciangir mengalami perubahan setelah diberi perlakuan dengan penambahan limbah tahu dengan dosis 10 mg, 20 mg, 30 mg, dan 40 mg, dalam waktu 30 menit, diketahui bahwa kandungan besi (Fe) pada air leachate (lindi) di TPA Ciangir sebelum diberi perla kuan yaitu 5,485 mg/l dan setelah diberi perlakuan dosis 10 mg limbah tahu sebesar 4,405 mg/l, dosis 20 mg limbah tahu sebesar 4,117 mg/l, dosis 30 mg limbah tahu sebesar 3,435 mg/l, dan dosis 40 mg limbah tahu sebesar 3,098 mg/l. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan kadar besi (Fe) berdasarkan variasi berat limbah tahu sebagai penyerap logam pada leachate (Studi Di TPA Ciangir Kota Tasikmalaya). METODE PENELITIAN Metode penelitian yang digunakan adalah eksperimen semu dengan rancangan post test with control design. Objek dalam penelitian ini adalah leachate (lindi) TPA Ciangir Kota Tasikmalaya. Perlakuan berupa pemberian limbah tahu dengan berat 8 mg, 9 mg dan 10 mg. Data yang terkumpul di analisis dengan uji statistik Kruskal-Wallis. Pelaksanaan Penelitian Replikasi pengujian sampel dilakukan sebanyak enam kali. Sampel dibagi kedalam 24 beaker glass masing-masing berisi 100 ml leachate, 6 beaker glass untuk sebelum perlakuan, 6 beaker glass untuk yang diberi perlakuan dengan berat limbah tahu 8 mg, 6 beaker glass untuk berat limbah tahu 9 mg, dan 6 beaker glass untuk berat limbah tahu 10 mg. Berat limbah tahu masing-masing variasi berat ditambahkan pada 100 ml air leachate, kemudian di diamkan selama 30 menit.
Masing-masing sampel terlebih dahulu disaring menggunakan kertas saring, kemudian ditambahkan asam nitrat, setelah itu sampel diuji dengan menggunakan alat atomic adsorption spectrophotometer (AAS) untuk kadar besi (Fe). HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel Hasil Pengukuran Kadar Besi Sebelum dan Sesudah Pemberian Variasi Limbah Tahu pada Leachate No Kontrol Besi (Fe) Leachate Setelah Pemberian Limbah Tahu 8 mg 9 mg 10 mg 1. 5,326 4,463 4,350 4,143 2. 5,323 4,735 4,354 4,140 3. 5,297 4,669 4,329 4,170 4. 5,330 4,715 4,358 4,127 5. 5,332 4,708 4,369 4,125 6. 5,295 4,679 4,320 4,115 X 5,325 4,694 4,352 4,134 Sumber : Data Primer Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa pengukuran yang dilakukan pada setiap replikasi memiliki kadar besi yang berbeda. Rata-rata kadar besi pada leachate sebelum pemberian variasi berat limbah tahu adalah sebesar 5,325 mg/l, sedangkan setelah dilakukan pemberian limbah tahu dengan berat 8 mg maka rata-rata 4,694 mg/l, pada berat 9 mg rata-rata 4,352 mg/l, dan pada berat 10 mg rata-rata 4,134 mg/l. Tabel Presentase Penurunan Kadar Besi (Fe) Setelah Pemberian Variasi Berat Limbah Tahu No Kontrol Presentase Penurunan Kadar Besi Setelah Diberi Perlakuan dengan Variasi Berat Limbah Tahu 8 mg (%) 9 mg (%) 10 mg (%) 1. 5,326 16,20 18,33 22,21 2. 5,323 11,05 18,20 22,22 3. 5,297 11,86 18,27 21,28 4. 5,330 11,54 18,24 22,57 5. 5,332 11,70 18,06 22,64 6. 5,295 11,63 18,41 22,29 X 5,325 11,85 18,26 22,37 Sumber : Data Primer Pada tabel diatas dapat dilihat persentase rata-rata penurunan kadar besi pada leachate TPA Ciangir setelah diberi variasi berat limbah tahu dengan berat 8 mg dapat menurunkan kadar besi rata-rata 11,85 %, berat 9 mg dapat menurunkan kadar besi rata-rata 18,26 %, dan pada berat 10 mg dapat menurunkan kadar besi rata-rata 22,37 %.
ANALISIS DATA Hasil Uji Statistika Perbedaan Kadar Besi Berdasarkan Variasi Berat Limbah Tahu Pada Leachate di TPA Ciangir Kota Tasikmalaya Hasil Uji Kruskal-Wallis 25 20 15 10 p value =.000 5 0 kontrol berat 8 mg berat 9 mg berat 10 mg Berdasarkan hasil uji analisi dengan Kruskal Wallis dengan alpha 5% didapat taraf signifikan (sig.) penurunan ka dar besi pada leachate berdasarkan variasi berat mempunyai nilai p=0,000 (<0,05) artinya ada perbedaan kadar besi (Fe) berdasarkan variasi berat limbah tahu sebagai penyerap logam. PENUTUP Simpulan 1. Kadar besi sebelum perlakuan dengan variasi berat limbah tahu pada leachate rata-rata yaitu : 5,325 mg/l. 2. Kadar besi setelah diberi perlakuan dengan berbagai variasi berat limbah tahu diantaranya berat 8 mg mempunyai rata-rata 4,694 mg/l, berat 9 mg mempunyai rata-rata 4,352 mg/l dan berat 10 mg mempunyai rata-rata 4,134 mg/l. 3. Hasil uji Kruskal Wallis menyatakan bahwa ada perbedaan kadar besi berdasarkan variasi berat limbah tahu pada leachate di TPA Ciangir Kota Tasikmalaya Saran 1. Bagi peneliti lain agar melakukan penelitian terhadap kadar besi (Fe) pada air di badan air. 2. Bagi peneliti lain yang akan meneliti penelitian sejenis hendaknya memperhatikan beberapa kelemahan dalam penelitian ini seperti cara pengambilan sampel, pengukuran titik pengambilan sampel, pengukuran kadar besi (Fe) dilakukan pada bak yang sama dan eksperimen dilakukan dengan tidak memperhatikan kondisi dimana air limbah berada serta diantisipasi beberapa kelemahan tersebut. 3. Perlu dilakukan lebih lanjut mengenai variasi berat, waktu penyerapan terhadap penurunan kadar besi (Fe).
DAFTAR PUSTAKA Effendi, H. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan Lingkungan perairan. Kanisius. Yogyakarta, 2003. Keman, S. 2003. Pengaruh Pembuangan Sampah Terbuka(Open Dumping)Terhadap Kualitas Kimia air Sumur Gali Penduduk di Sekitarnya. Jurnal Penelitian Medika Eksakta Vol. 4 No. 2 Agustus : 147-156. Nahong, 2010. Pemanfaatan Limbah Tahu Sebagai Penyerap Logam Krom, Kadmium dan Besi Dalam Air Lindi TPA. Jurnal Pembelajaran Sains Vol. 6 No. 2, Februari 2010, 257-269 Palar, Heryando. Pencemaran dan Toksikologi Logam Berat. PT. Rineka Cipta. Jakarta, 2004. Rohim, Taufiq. 2006. Perancangan Penelitian dan Analisis Data Statistika. Bandung : ITB.