Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola

dokumen-dokumen yang mirip
Kata kunci: modifikasi alat bantu, hasil belajar memukul bola kasti, permainan bola kasti.

I. PENDAHULUAN. Pendidikan sebagai sebuah upaya sadar yang dikerjakan oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan nasional, (Depdiknas, 2003: 30). Karanggambas sesuai silabus adalah: atletik, senam, renang, kesehatan dan

BAB I PENDAHULUAN. dasar/bekal ilmu untuk menghadapi tantangan dimasa yang akan datang dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia baik itu di sekolah maupun di luar sekolah selalu akan

BAB III METODE PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Permainan adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

MENINGKATKAN VARIASI GERAK DASAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN ROUNDERS MELALUI PERMAINAN TARGET

Oleh: Ferry Himawan E. P. P., Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Yogyakarta

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan karakter bangsa dari suatu negara. Pendidikan jasmani

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS BAWAH BOLA VOLI MELALUI PENGGUNAAN MODIFIKASI BOLA

BAB I PENDAHULUAN. pengajaran agar siswa tertarik dalam proses belajar mengajar. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan jasmani (Penjas). Merupakan mata pelajaran yang diajarkan di setiap

1. PENDAHULUAN. pembinaan warga masyarakat dan peserta didik melalui pendidikan jasmani dan. pembangkitan motivasi harus dimulai pada usia dini.

UPAYA MENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING ATAS DALAM PERMAINAN BOLA VOLI DENGAN BERMAIN BARING DUDUK PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 04 NANGA PINOH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar yang menumbuh

BAB I PENDAHULUAN. jasmani sebagai suatu sub sistim pendidikan memiliki peran yang berarti dalam

2016 IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN PERMAINAN EFTOKTON TERHADAP JUMLAH WAKTU AKTIF BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN PERMAINAN BULUTANGKIS

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SERVIS ATAS BOLA VOLI MELALUI MEDIA PEMBELAJARAN LEMPAR PUKUL BOLA KERTAS PADA SISWA KELAS VII SMP

SKRIPSI. DiajukanUntukMemenuhiSebagaiSyaratGuna. MemperolehGelarSarjanaPendidikan (S. Pd.) ProgamStudiPedidikanJasmani,KesehatandanRekreasi

KEMAMPUAN DASAR BERMAIN KASTI SISWA KELAS IV DAN V SD NEGERI KEMBANGSONGO TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kesegaran jasmani erat kaitannya dengan kesehatan yang dimiliki oleh

I. PENDAHULUAN. kekuatan, kecepatan, kelenturan dan daya tahan. Oleh karena itu, tidaklah

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LARI SPRINT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Riska Dwi Herliana, 2013

JURNAL SKRIPSI UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BOLAVOLI MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL PADA SISWA KELAS X TKB 1 SMK NEGERI 2 SRAGEN

I. PENDAHULUAN. banyak nomor yang dipertandingkan dalam cabang ini. Selain dari itu

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR DRIBBLING

I. PENDAHULUAN. kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

BAB III METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah KTSP Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

I. Pendahuluan. berlangsung seumur hidup. Berdasarkan undang-undang No.20 tahun. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,

BAB I PENDAHULUAN. istiadat serta kebutuhan pembangunan terutama di sekolah-sekolah.

PENDAHULUAN. seperti dirumuskan dalam Undang Undang Nomor 2 tahun 1989 tentang

PENERAPAN PENDEKATAN BERMAIN UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK PADA SISWA KELAS V SDN TANJUNG II TAHUN PELAJARAN 2015/2016

olahraga permainan kasti merupakan gerak dasar bagi cabang lainnya, karena hampir semua

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri 1 Hunggaluwa-Limboto, yang

PENERAPAN PENGGUNAAN ALAT BANTU PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MODIFIKASI ALAT BANTU PEMBELAJARAN PADA MATERI AJAR GERAK DASAR MENENDANG DALAM SEPAK BOLA. Untung

BAB I PENDAHULUAN. Perbandingan Model Pendekatan Taktis Dan Pendekatan Tradisional Terhadap Hasil Belajar Permainan Kasti

Guslan, Yusuf Kendek Paluin, dan Ratman. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

MOTIVASI BERMAIN KASTI DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR NEGERI KRATON YOGYAKARTA

Journal of Physical Education, Sport, Health and Recreations

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan aspek penting dalam pelaksanaan pembangunan

I. PENDAHULUAN. kemampuan yang dilakukan di dalam maupun di luar sekolah yang. berlangsung seumur hidup. Pendidikan Jasmani merupakan bagian integral

BAB I PENDAHULUAN. tinggi, agar menjadi manusia dewasa dan bertanggung jawab. Pendidikan jasmani

SKRIPSI. Oleh : NPM : PROGAM STUDI PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

Ontong Sinaga Surel:

BAB I PENDAHULUAN. yang mengarah pada tujuan Pendidikan Nasional, yaitu meningkatkan

I. PENDAHULUAN. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi berdampak besar pada perkembangan

I. PENDAHULUAN. Nasional RI No. 20 Tahun 2003 adalah sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam undang-undang sistem pendidikan nasional No.20 Tahun 2003, disebutkan bahwa pendidikan adalah :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan upaya untuk meningkatkan kwalitas setiap

HUBUNGAN KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KETRAMPILAN MENYUNDUL BOLA PADA PEMBELAJARAN SEPAKBOLA BAGI PARA SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 GROGOL TAHUN 2015

I. PENDAHULUAN. Atletik adalah salah satu cabang olahraga yang paling kompleks, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan, karena pendidikan memiliki peran penting bagi kehidupan

PENERAPAN MEDIA BOLA GANTUNG UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS SMASH DALAM PERMAINAN BOLA VOLI PADA SISWAKELAS X B SMA NEGERI 1 NANGA PINOH

LEMPAR TANGKAP BOLA MELALUI MODIFIKASI MEDIA PEMBELAJARAN BOLA KASTI DI SDN 24 SENGKABANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses pengembangan daya nalar, keterampilan, dan

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA PADA PEMBELAJARAN SEPAK BOLA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. bertanggung jawab serta sehat jasmani dan rohani. Oleh karena itu sekolah

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kondisi dan karakter siswa. Dengan melihat secara langsung, anak

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEPAK TAKRAW MELALUI PENDEKATAN PERMAINAN JALA HIP HOP PADA SISWA KELAS V SD NEGERI KUTAMENDALA 02.

MENINGKATKAN KEMAMPUAN LOMPAT JAUH GAYA JONGKOK MELALUI METODE PEMBELAJARAN PENJELAJAHAN GERAK PADA SISWA KELAS V SDN 19 BOKAT KABUPATEN BUOL

SEMINAR NASIONAL PENINGKATAN KUALITAS PENULISAN KARYA ILMIAH STOK BINA GUNA, SABTU 16 SEPTEMBER 2017 UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab I ini, akan dipaparkan beberapa cakupan yang akan digunakan

Universitas Nusantara PGRI Kediri. Oleh : MATSURAH P

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar yang dapat menumbuhkan potensi sumber daya manusia

PENINGKATAN KETERAMPILAN PASSING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dalam arti sederhana sering diartikan sebagai usaha manusia

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VI SDN Ombuli Pada Materi Perkembangbiakan Tumbuhan Melalui Metode Inquiri

BAB I PENDAHULUAN. Mudzakkir Faozi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Penerapan Metode Tanya Jawab untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pokok Bahasan Sumber Daya Alam di Kelas IV SDN FatufiaKecamatan Bahodopi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk mengembangkan pengetahuan dan kepribadiannya. Pendidikan ini

BAB I PENDAHULUAN. pada tuntutan jaman sekarang yang mengutamakan skill. Salah satu sasaran

Nuri Sri Widi Astuti SDN Gedong 03 UPTD Pendidikan Kecamatan Banyubiru Kabupaten Semarang Abstrak

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING ATAS BOLA VOLI MELALUI BANTUAN TUTOR SEBAYA SISWA KELAS VIII DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 5 PALEMBANG

I. PENDAHULUAN. keadaan tertentu kesuatu keadaan yang lebih baik. Pendidikan sebagai pranata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah


ABSTRAK. Kata Kunci : tolak peluru, Pembelajaran, modifikasi peluru, bola Kasti. A. Pendahuluan

Mahendra (2009:10) juga memaparkan bahwa secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada siswa untuk:

I. PENDAHULUAN. Sekolah pada hakikatnya merupakan lembaga pendidikan yang bertugas untuk

ARTIKEL SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Program Studi Pendidikan Penjaskesrek

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN ANTARA KEKUATAN OTOT PERUT DENGAN KEMAMPUAN MENYUNDUL BOLA PADA PEMBELAJARAN SEPAK BOLA PADA SISWA KELAS XI SMK PGRI 3 KEDIRI

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Pembelajaran Kooperatif Berbantuan Media Gambar di Kelas IV SD Inpres 15 Wara Pantoloan

PROGRAM PEMBELAJARAN P J O K KELAS VI - SEMESTER 1

85. Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan untuk Sekolah Menengah Atas Luar Biasa Tunadaksa (SMALB D)

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PASSING BAWAH BOLAVOLI DENGAN PENDEKATAN MEDIA PEMBELAJARAN BOLA MODIFIKASI

Transkripsi:

Peningkatan Hasil Belajar Siswa Kelas IV SDN Tanamodindi Dalam Memukul Bola Kasti dengan Menggunakan Modifikasi Alat Bantu Pemukul dan Bola Lusye SD Negeri Tanamodindi, Palu, Sulawesi Tengah ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar memukul bola kasti siswa dengan penggunaan modifikasi alat bantu pemukul dan bola pada siswa kelas IV SDN Tanamodindi. Penelitian Tindakan Kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus, dengan tiap siklus terdiri atas perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi. Subyek penelitian adalah siswa kelas IV SD Negeri Tanamodindi yang berjumlah 30 siswa yang terdiri dari 16 siswa putra dan 14 siswa putri. Hasil penelitian menunjukkan bahwa melalui penerapan modifikasi alat bantu pemukul dan bola dapat meningkatkan hasil belajar memukul bola kasti siswa dari pratindakan ke siklus I dan siklus I ke siklus II. Dari hasil analisis diperoleh peningkatan yang signifikan dari pratindakan ke siklus I dan dari siklus I ke siklus II. Pada siklus I, siswa yang tuntas mencapai 63,33%, sedangkan pada siklus II mencapai 96,66%. Penerapan modifikasi alat bantu pembelajaran pemukul dan bola dapat meningkatkan hasil belajar memukul bola kasti siswa kelas IV SD Negeri Tanamodindi. Kata kunci: Modifikasi alat bantu, hasil belajar memukul bola kasti. I. PENDAHULUAN Pendidikan sudah dikenal sejak manusia hadir di dunia. Orang primitif zaman dahulu dalam mendidik anak-anaknya lebih mengutamakan gerak jasmaninya yang bertujuan untuk mempertahankan hidup dan untuk mencari makan. Adapun kegiatan itu meliputi berburu, berlari (baik itu saat mencari makan maupun menghindari binatang buas), dan berenang. Orang primitif mengajarkan kepada anak-anaknya pendidikan yang berhubungan dengan ketangkasan. Tanpa disadari dengan kegiatan berlari, berenang dan berburu secara tidak langsung dapat meningkatkan ketangkasan serta kebugaran jasmani anak-anaknya (Husdarta 2009: 112). Sumantri (2001) menjelaskan sampai sekarang pendidikan masih diajarkan dan dipelajari oleh semua orang. Pada umumnya pendidikan dapat dibedakan menjadi dua macam yaitu pendidikan formal dan pendidikan nonformal. Pendidikan 210

formal, yaitu pendidikan yang dilakukan di bangku sekolah meliputi Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah (SMP dan SMA) dan perguruan Tinggi. Sedangkan pendidikan nonformal didapat dari belajar dengan lingkungan sekitar baik itu interaksi dengan alam maupun dengan orang-orang disekitar kita. Baik pendidikan formal maupun pendidikan nonformal memiliki manfaat dan tujuan yang sama, yaitu: agar manusia dapat berkembang dan dapat berinteraksi dengan baik dalam kehidupannya. Menurut UU RI No 2 (Depdiknas, 2012: 8) diuraikan bahwa : Pendidikan nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan. Semua SD dalam pembelajaran pendidikan jasmani mengajarkan materi yang sama, meliputi: permainan, senam, renang dan atletik. Setiap mata pelajaran yang diajarkan di SD pasti memiliki tujuan yang ingin dicapai, tidak terkecuali pelajaran pendidikan jasmani. Menurut Kristiyanto (2010 : 32) tujuan pendidikan jasmani di SD ialah membentuk siswa untuk perbaikan derajat kesehatan dan kesegaran jasmani melalui pengertian pengembangan sikap positif dan keterampilan gerak dasar serta aktivitas jasmani. Dalam KTSP materi pembelajaran permainan yang cukup populer di SD terdiri dari: permainan bola besar dan bola kecil. Permainan bola besar terdiri dari: bola voli mini, sepakbola, bola basket. Sedangkan permainan bola kecil terdiri dari: kasti, kippers, dan rounders. Disamping permainan sepakbola, permainan Kasti merupakan salah satu jenis permainan yang sangat digemari dan sangat populer oleh sebagian besar siswa tingkat SD. Ketertarikan pada permainan kasti dikarenakan olahraga tersebut cukup menyenangkan dan sudah dikenal masyarakat, dapat dimainkan baik oleh laki-laki, perempuan, orang dewasa maupun anak-anak. Permainan kasti merupakan permainan beregu yang menggunakan bola dan pemukul dan beberapa peralatan lainnya. Olahraga ini mengutamakan kecepatan, ketangkasan dan ketepatan/presisi. Selain sebagai salah satu cabang olahraga 211

permainan, kasti juga merupakan olahraga yang mengutamakan penguasaan teknik, taktik, dan strategi permainan. Dalam kurikulum pembelajan pendidikan jasmani di SD, kasti merupakan salah satu materi yang diajarkan kepada siswa. Untuk mengajarkan materi pembelajaran kasti kepada siswanya seorang guru pendidikan jasmani harus dibekali metodik pembelajaran yang memadai guna mengajarkan teknik-teknik dasar dalam permainan kasti secara benar. Dalam penyelenggaraan suatu event olahraga tingkat SD, seperti: porseni tingkat kecamatan, Peringatan HUT Kemerdekaan RI, dll., cabang olahraga kasti biasanya merupakan salah satu cabang yang dipertandingkan. Animo dan antusiasme siswa, sekolah, dan masyarakat dalam mengikuti pertandingan kasti cukup tinggi sehingga dengan fenomena tersebut permainan kasti perlu mendapatkan perhatian serius dari guru pendidikan jasmani dalam pelaksanaan pengajarannya. Menurut Ahmesale (2004: 70-74) ada 4 teknik dasar dalam permainan kasti, yaitu: teknik melempar bola, teknik menangkap bola, teknik memukul bola, dan teknik berlari. Keempat teknik dasar tersebut merupakan teknik yang paling dominan dalam permainan kasti. Suatu regu akan berhasil memenangkan pertandingan manakala menguasai teknik-teknik tersebut. Dalam permainan kasti, penguasaan teknik dasar sangat berkaitan erat dengan taktik dan strategi pertahanan dan penyerangan. Selain teknik-teknik dasar bermain tersebut ternyata juga diperlukan kemampuan kondisi fisik yang memadai untuk mengembangkan strategi dan taktik dalam bertahan dan menyerang sesuai dengan posisi dan situasi bermain. Di samping itu dalam situasi bermain diperlukan keterampilan-keterampilan khusus untuk dapat bermain dengan baik, seperti: bergerak cepat menyongsong bola, melakukan pukulan, dan ketepatan melempar ke sasaran sehingga diperlukan koordinasi gerak yang baik dari otot-otot. Berdasarkan pengamatan penulis, kemampuan dasar melempar dan menangkap bola kasti siswa SD Negeri Tanamodindi pada umumnya kurang memadai, sehingga menghambat proses pembelajaran dimungkinkan : 1) Sarana dan prasarana kurang, 2) Kreativitas guru saat mengajar belum maksimal, 3) Siswa saat mengikuti pembelajaran kasti malas-malasan dan lingkungan sekitar yang kurang mendukung untuk berlatih melempar misalkan disekitar lingkungan banyak pohon 212

buah-buahan tentu saja siswa akan terangsang untuk mendapatkan buah tersebut, yang biasanya di desa anak-anak dengan cara melempar buah dengan benda yang ada disekitarnya. Salah satu indikator sederhana untuk melihat kemampuan siswa dalam bermain kasti adalah dengan melihat kemampuan memukul bola kasti. Sejauh ini, tingkat kemampuan melempar dan menangkap bola kasti SD Negeri Tanamodindi belum diketahui. Atas dasar latar belakang masalah tersebut, maka peneliti ingin melakukan penelitian untuk mengetahui tingkat kemampuan melempar dan menangkap bola kasti pada siswa kelas III dan IV SD Negeri Tanamodindi. II. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan tahapan-tahapan pelaksanaan meliputi; perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan evaluasi, dan refleksi (Sudjana, 2009). Penelitian ini dilaksanakan di SDN Tanamodindi dengan subjek penelitian siswa kelas V. Faktor yang diselidiki dalam penelitian ini adalah siswa dan guru. Jenis data, jenis data yang didapatkan dalam penelitian ini adalah data kuantitatif yang terdiri dari tes hasil belajar dan data dari lembar observasi. Data yang diperoleh dalam penelitian ini selanjutnya akan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Untuk analisis kuantitatif digunakan statistik deskriptif untuk mendeskripsikan karateristik responden. Untuk analisis kulitatif digunakan kategorisasi. Kriteria yang digunakan untuk menentukan kategori skor penguasaan mata pelajaran Penjaskes adalah teknik kategorisasi Standar berdasarkan Tetapan Departemen Pendidikan Nasional (dalam Supriyanti, 2010). Keseluruhan data yang terkumpul selanjutnya dipergunakan untuk menilai keberhasilan tindakan yang diberikan dengan indikator keberhasilan adalah kualitas pembelajaran Penjaskes lompat jauh mengalami peningkatan. Di mana kualitas proses ditandai dengan terjadinya peningkatan keaktifan siswa dan perubahan sikap siswa. Sedangkan kualitas hasil ditandai dengan meningkatnya skor rata-rata hasil belajar siswa. 213

III. HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi awal hasil belajar permainan bola kasti pada siswa kelas IV SD Negeri Tanamodindi sebelum diberikan tindakan pendekatan pembelajaran dengan modifikasi alat bantu pemebelajaran kayu pemukul dan bola, disajikan dalam bentuk Tabel 1. Tabel 1. Diskripsi Pratindakan Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah anak Persentase > 80 70 79 60 69 < 60 Baik Sekali Baik Cukup Kurang Tidak Jumlah Tabel 2. Deskripsi Pratindakan Tiap Indikator - 3 8 19 30 0% 10% 26,67% 66,67% 100% Kondisi Awal Aspek yang diukur Jumlah siswa yang lulus Persentase kelulusan Kemampuan teknik memukul bola kasti. 10 siswa 33,3% Pemahaman siswa terhadap materi memukul bola kasti. 14 siswa 46,7% Sikap siswa dalam mengikuti pelaksanaan materi 16 siswa 53,3% Ketuntasan hasil belajar. 11 siswa 36,7% Berdasarkan hasil diskripsi rekapitulasi data awal atau tes pra siklus, maka dapat dijelaskan bahwa mayoritas siswa belum menunjukan hasil belajar yang baik, dengan presentase ketuntasan belajar 36,7% siswa. Dari data tersebut menunjukkan bahwa melalui diskripsi data awal yang telah diperoleh, masing-masing aspek menunjukkan kriteria keberhasilan pembelajaran yang kurang. Maka disusun sebuah tindakan untuk memperbaiki dan meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran memukul bola kasti pada siswa kelas IV SD Negeri Tanamodindi dengan Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) 60, melalui penerapan modifikasi alat bantu pembelajaran. Dari hasil observasi awal, pelaksanaan tindakan akan dilakukan sebanyak dua siklus, yang masing masing siklus terdiri atas 4 tahapan, yakni: (1) Perencanaan, (2) Pelaksanaan Tindakan, (3) Observasi dan interprestasi, (4) Analisis dan Refleksi. Setiap siklus ada lima kali pertemuan. Pada setiap siklus yang diterapkan, masing-masing digunakan pendekatan pembelajaran dengan modifikasi alat bantu pembelajaran. 214

Pada siklus I berdasarkan persantase pratindakan target yang ingin dicapai dalam ketuntasan belajar 50%. Pembelajaran yang dilakukan pada siklus I yaitu siswa melakukan pembelajaran memukul bola kasti mulai dari cara memegang kayu pemukul, sikap awal memukul bola kasti, melakukan gerakan memukul bola kasti tanpa menggunakan bola, melakukan gerakan memukul bola yang digantung, dan melakukan gerakan memukul bola yang dilempar oleh teman. Tabel 3. Deskripsi Data Akhir siklus I Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah anak Persentase > 80 70 79 60 69 < 60 Baik Sekali Baik Cukup Kurang Tidak - 12 6 12 0% 40% 20% 40% Jumlah 30 100% Hasil belajar pada setiap indikator ketercapaian kinerja siswa silklus I dapat dilihat pada Tabel 4. Tabel 4. Deskripsi Tiap Indikator Hasil Belajar Siklus I Aspek yang diukur Persentase target capaian Siklus 1 Jumlah siswa yang lulus Persentase kelulusan Kemampuan teknik memukul bola kasti. 50% 19 siswa 63,3% Pemahamansiswa terhadap materi memukul bola kasti. 50% 19 siswa 63,3% Sikap siswa dalam mengikuti 50% 25 siswa pelaksanaan materi 83,3% Ketuntasan hasil belajar. 50% 18 siswa 60% Dalam sklus II target yang ingin dicapai dalam ketuntasan hasil belajar 75%. Pada siklus II dalam setiap pertemuan siswa banyak melakukan gerakan memukul bola yang dilempar oleh temannya. Tabel 5. Deskripsi Data Akhir Siklus II Rentang Nilai Keterangan Kriteria Jumlah anak Persentase > 80 70 79 60 69 < 60 Baik Sekali Baik Cukup Kurang Tidak 15 8 6 1 50% 26,7% 20% 3,3% Jumlah 30 100% 215

Tabel 6. Deskripsi Tiap Indikator Hasil Belajar Memukul Bola Kasti Aspek yang diukur Persentase target capaian Siklus 1 Jumlah siswa Persentase yang lulus kelulusan Kemampuan teknik memukul bola kasti. 70% 27 siswa 90% Pemahaman siswa terhadap materi memukul bola kasti. 85% 29 siswa 96,7% Sikap siswa dalam mengikuti pelaksanaan materi 85% 30 siswa 100% Ketuntasan hasil belajar. 75% 29 siswa 96,7% Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan hasil belajar memukul bola kasti pada siswa kelas IV SD Negeri Tanamodindi. Dari data pratindakan siswa yang tuntas berjumlah 11 siswa atau 36,7%. Pada siklus I setelah diberikan tindakan melalui penerapan modifikasi alat bantu kayu pemukul dan bola jumlah siswa yang tuntas menjadi 18 siswa atau 60%. Hasil siklus I sudah bisa dikatakan tercapai karena sesuai dengan indikator target pencapaian hasil belajar yaitu sebesar 50%. Pada siklus II di tekankan pada perbaikan di siklus I dengan pemberian tindakan berupa mengoptimalkan proses pembelajaran. Terbukti berdasarkan data hasil tindakan pada siklus II jumlah siswa yang tuntas meningkat menjadi 29 siswa atau 76,7%. Berdasarkan tindakan-tindakan yang sudah dilakukan, peneliti berhasil menerapkan modifikasi alat bantu kayu pemukul dan bola pada siklus I dan perbaikan pada siklus II. Maka dapat di simpulkan bahwa penerapan modifikasi alat bantu kayu pemukul dan bola dapat meningkatkan hasil belajar memukul bola kasti pada siswa kelas IV SD Negeri Tanamodindi. Dari hasil analisis yang diperoleh peningkatan yang signifikan dari pratindakan, siklus I dan siklus II. Berdasarkan data hasil observasi pratindakan, siklus I dan siklus II tiap indikator capaian dengan KKM 60 terjadi peningkatan sebagai berikut. Tingkat ketuntasan aspek psikomotor pada pratindakan adalah 33,3% atau 10 siswa yang tuntas, meningkat pada siklus I menjadi 63,3% atau 19 siswa yang tuntas dan meningkat pada siklus II menjadi 90% atau 27 siswa yang tuntas. 216

Tingkat ketuntasan aspek afektif pada pratindakan adalah 53,3% atau 16 siswa yang tuntas, meningkat pada siklus I menjadi 83,3% atau 25 siswa yang tuntas dan meningkat pada siklus II menjadi 100% atau 30 siswa yang tuntas. Tingkat ketuntasan aspek kognitif pada pratindakan adalah 46,7% atau 14 siswa yang tuntas, meningkat pada siklus I menjadi 63,3% atau 19 siswa yang tuntas dan meningkat pada siklus II menjadi 96,7% atau 29 siswa yang tuntas. Tingkat ketuntasan hasil belajar yang diperoleh dari akumulasi aspek psikomotor, afektir dan kognitif adalah sebagai berikut, pada pratindakan tingkat ketuntasan adalah 36,7% atau11 siswa yang tuntas, meningkat pada siklus I menjadi 60% atau 18 siswa yang tuntas dan meningkat pada siklus II menjadi 96,7% atau 29 siswa yang tuntas. DAFTAR PUSTAKA Ahmesabe. 2004. pedoman modifikasi permainan bagi Anak Sekolah Dasar. Diperoleh 21 April 2015, Dari http://ahmesabe.wordpress.com/2008/1104/ pedomanmodifikasi permainan-bagi anak-anak-usia-sekolah-dasar/ Husdarta. 2009. Manajemen Pendidikan Jasmani. Bandung: Alfabeta Kristiyanto, A. 2010. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) Dalam Pendidikan jasmani & Kepelatihan Olahraga. Surakarta: UNS Pers. Sudjana, N. 2009. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Wahyu. 2011. Mengenal Karakteristik Anak Sekolah Dasar. Diperoleh 21 April 2012, dari sumber http://twahyu.student.fkip.uns.ac.id/2011/09/03/m engenalkarakteristik-anak-sd. 217