BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bekerja merupakan hak baik bagi laki-laki

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan dengan pengusaha yang kedudukannya lebih kuat sehingga para

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan ketenagakerjaan sebagai bagian integral dari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi global dan kemajuan teknologi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. darah Indonesia. Dan untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. keluarganya dengan cara pemberian upah yang sesuai dengan undang-undang dan

BAB I PENDAHULUAN. kejahatan. Meskipun pengaturan tentang kejahatan di Indonesia sudah sangat

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini masih menemui banyak kendala sebagai akibat dari belum terwujudnya

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

BAB I PENDAHULUAN. A Latar Belakang Masalah. Pekerja baik laki-laki maupun perempuan bukan hanya sekedar sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Bali merupakan nama salah satu kota wisata di Indonesia. Kota ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional negara Indonesia dilaksanakan dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan Negara yang sedang giat-giatnya membangun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, masyarakat dan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia pada hakekatnya adalah makhluk sosial sehingga mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. yang kemudian menyebar ke bagian Asean lainnya termasuk Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. tidak mendapat perlindungan sebagaimana mestinya. Dalam Pasal 27 ayat (2)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan sosial ekonomi sebagai salah satu pelaksanaan kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu upaya tersebut adalah dengan melakukan sistim outsourcing.

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat". untuk kebutuhan sendiri atau untuk masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. seperti bersekolah dan mengurus rumah tangga 1. Pekerja adalah setiap orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat 3 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang. Ketenagakerjaan menyebutkan bahwa yang dimaksud pekerja/buruh adalah

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan konveksi tersebut biasa disebut dengan Clothing Company.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Setiap orang memerlukan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan hidup

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan dan perkembangan perekonomian pada umumnya dan

BAB I PENDAHULUAN. atau tidak dapat hidup sendiri, ada orang yang dapat melakukan usaha sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. untuk makan, namun setiap makhluk memiliki caranya sendiri dalam bekerja guna

BAB I PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP BURUH WANITA DI CV. AGUNG JAYA DI PEKALONGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pekerja dalam dunia kerja tidak dibedakan baik laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era reformasi merupakan era perubahan dalam kehidupan berbangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dengan banyaknya industri rokok tersebut, membuat para produsen

PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kota Surabaya dengan luas wilayah sebesar 326,36 km² merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi fisik bahkan kondisi sosial penyandang disabilitas pada

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Kemajuan perindustrian tidak lepas dari peran pemerintah. memberi kemudahan di sektor perizinan industri.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode,

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

BAB I PENDAHULUAN. tergiur untuk memilikinya meskipun secara financial dana untuk

BAB I PENDAHULUAN. kerja baik antara pelanggan/klien (customer) dengan pengusaha jasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tujuan pembangunan nasional yang dilaksanakan dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan hukum ataupun Pemerintah pasti melibatkan soal tanah, oleh

di segala bidang.banyak sektor yang dibuka untuk para pekerja, salah satunya bidang

BAB I PENDAHULUAN. calon pekerja tersebut diterima bekerja. dan jaminan etos kerja tinggi pekerja mulai muncul pada tahun 2008.

BAB I PENDAHULUAN. maupun spiritual berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara. sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaaan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam UUD 1945 Pasal 28C (1) bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman, para wanita ikut berpartisipasi meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. penyedia jasa outsourcing atau penyedia tenaga kerja. 1. Meningkatkan konsentrasi bisnis. Kegiatan operasional telah

BAB I PENDAHULUAN. kelamin, suku, ras, agama, dan aliran politik sesuai dengan minat dan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KETENAGAKERJAAN DAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diantaranya adalah persaingan antara siswa sebagai peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ETIKA BISNIS. Smno.tnh.fpub2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Di era modernisasi ini banyak terjadi perubahan dalam bidang ilmu sosial, ilmu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata bekerja sudah melekat dalam kehidupan sehari-hari dalam setiap

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Konsideran huruf a Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2011 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Sabang sampai Merauke, di mana di dalamnya terdapat populasi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan tanpa kecuali. Hukum merupakan kaidah yang berupa perintah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Tidak ada seorangpun di dunia ini yang menginginkan menjalani

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai kebutuhan mulai dari kebutuhan utama ( primer), pelengkap

III. METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian hukum normatif-empiris ( applied

BAB I PENDAHULUAN. beragamnya jenis musik, terdapat salah satu jenis musik yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Perundangan yang terbaru. Yaitu Undang-Undang Nomor 7 Tahun tentang Perdaganganyang terkait dengan e Commerce.

Majelis Perlindungan Hukum (MPH) Ikatan Laboratorium Kesehatan Indonesia (ILKI) BAB I KETENTUAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia bisnis yang berskala kecil, menengah, maupun besar, orang -

diperjanjikan dan adanya suatu hubungan di peratas (dienstverhoeding), yaitu

BAB I PENDAHULUAN. praktik pelayanan serta kode etik yang dimilikinya. 1. b. Melalui suatu proses yang disebut manajemen kebidanan.

BAB I PENDAHULUAN. salah satu ukuran terhadap kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pemasaran merupakan suatu interaksi yang berusaha untuk. pemasaran itu dilakukan baik sebelum maupun sesudah pertukaran.

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi dalam masyarakat, sebagai akibat dari berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah sebuah negara kepulauan

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini dapat kita lihat dalam praktek sehari-hari, banyaknya peminat dari

BAB I PENDAHULUAN. penyebaran informasi secara cepat dan akurat. Berkat perkembangan teknologi komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah suatu negara hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan manusia

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan orang lain dalam hubungan saling bantu-membantu memberikan

III. METODE PENELITIAN. upaya memahami persoalan dengan tetap berada atau bersandarkan pada lapangan

BAB I PENDAHULUAN. batasan usia dewasa. Berbagai ketentuan dalam peraturan perundang-undangan

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pelaksanaan pembangunan nasional sekarang, yang menitikberatkan

Oleh: Arum Darmawati. Disampaikan pada acara Carrier Training Preparation UGM, 27 Juli 2011

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Allah SWT telah menghiasi alam semesta ini dengan rasa cinta dan kasih

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang sangat penting dalam suatu kegiatan produksi.

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perlindungan konsumen pada saat ini tidak dapat dipisahkan dari

BAB I PENDAHULUAN. tenaga kerja yang bekerja. Namun dalam hal ini nampaknya pemerintah dan

JURNAL HUKUM ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN KERJA SECARA LISAN ANTARA PENGUSAHA DAN PEKERJA DI UD NABA JAYA SAMARINDA ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam perkembangan kebutuhan manusia pada umumnya dan pengusaha

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja memiliki peranan penting sebagai tulang punggung. perusahaan, karena tanpa adanya tenaga kerja, perusahaan tidak dapat

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERJANJIAN KERJA, PERLINDUNGAN HUKUM DAN TENAGA KONTRAK

BAB I PENDAHULUAN. digunakan pada tahun 1920-an untuk mengistilahkan jenis media yang secara

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalan penelitian normatif empiris. Penelitian

2.1 Pengertian Pekerja Rumah Tangga dan Pemberi Kerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 28D ayat (2) mengatur bahwa,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

Pedoman Larangan Persekongkolan Dalam Tender. Berdasarkan UU No. 5 Tahun 1999 Tentang Larangan Praktek Monopoli dan Persaingan Usaha Tidak Sehat

BAB I PENDAHULUAN. akan tercapai tanpa memberikan jaminan hidup kepada tenaga kerja dan keluarganya.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam kehidupan sehari hari banyak perempuan yang harus bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup. Bekerja merupakan hak baik bagi laki-laki maupun perempuan. Kententuan ini terdapat dalam Pasal 27 ayat (2) Undang- Undang Dasar Negera Republik Indonesia Tahun 1945. Pasal 5 Undang- Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan mengatur bahwa setiap tenaga kerja memiliki kesempatan yang sama tanpa diskriminasi untuk memperoleh pekerjaan. Ketentuan ini membuka peluang bagi perempuan untuk memasuki semua sektor pekerjaan, dengan catatan bahwa perempuan itu mau dan mampu melakukan pekerjaan tersebut. Diantaranya perempuan dapat bekerja di sektor industri periklanan, guna meningkatkan mutu pemasaran khususnya di Indonesia. Hal ini menyebabkan biro-biro iklan dan beberapa event organizer berlomba-lomba untuk mendapatkan pekerja perempuan sebagai perantara dalam membantu memasarkan dan mengiklankan produk terbaru dari suatu perusahaan sebagai sales promotion. Sales promotion (promosi penjualan) merupakan salah satu cara komunikasi yang dikenal dalam kategori promosi. Sales promotion biasanya dianggap sebagai media efektif dalam memasarkan produk suatu perusahaan karena produk dipasarkan secara langsung tidak melalui media cetak maupun elektronik. Sales promotion ini dapat dilakukan oleh laki-laki maupun 1

2 perempuan, kenyataannya banyak perusahaan yang mencari sales promotion perempuan. Hal ini dikarenakan dari segi penampilan dan cara berbicara dengan konsumen, perempuan lebih memiliki daya tarik di banding laki-laki sebagai sales promotion. Perempuan yang bekerja sebagai sales ini kemudian lebih dikenal dengan sebutan sales promotion girl (SPG). Sales promotion girl adalah perempuan yang bertugas sebagai agen pemasaran dan penjualan, yang kegiatannya mempromosikan atau menawarkan suatu produk jasa ataupun barang kepada konsumen. Pada saat memasarkan produknya biasanya perusahaan meminta bantuan kepada event organizer (EO) sebagai pihak yang menghubungkan perusahaan tersebut dengan SPG. Event organizer bertanggung jawab terhadap perusahaan sejak dimulainya kegiataan promosi sampai dengan event itu berlangsung dan perusahaan menganggap promo itu telah mencapai target. Bentuk perjanjian kerja yang dibuat oleh event organizer dalam hubungan kerja dengan pihak Sales Promotion Girl (SPG) adalah lisan, sehingga isinya sering tidak dipenuhi oleh kedua belah pihak. Ada event organizer yang menganggap tidak perlunya surat perjanjian kerja waktu tertentu. Hal ini tentu merugikan SPG, karena EO dapat memutuskan hubungan kerja secara sepihak, sedangkan jika SPG mangkir atau melakukan tindakan pemutusan hubungan kerja secara sepihak, akan diberi sanksi oleh EO dan menimbulkan masalah serta persoalan yang merugikan pihak SPG misalnya seperti black list atau tidak dipekerjakan kembali.

3 Keadaan tersebut merugikan bagi pihak SPG karena tidak mendapatkan perlakuan yang sesuai dengan haknya. Sementara perlindungan terhadap pekerja dimaksudkan untuk menjamin hak dasar pekerja/buruh dan menjamin kesamaan serta perlakuan tanpa diskriminasi atas dasar apapun untuk mewujudkan kesejahteraan pekerja dan keluarganya dengan tetap memperhatikan perkembangan kemajuan dunia usaha. Ketentuan ini seperti diatur dalam Pasal 86 ayat (1) Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan menentukan bahwa: Setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh perlindungan: a. Keselamatan dan kesehatan kerja b. Moral dan kesusilaan agama. c. Kelakuan sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai nilai agama. Berdasarkan uraian pada latar belakang diketahui bahwa kenyataan kedudukan SPG sebagai pekerja tidak mendapatkan perlindungan yang seimbang sama dengan EO sebagai pemberi kerja, sehingga kemungkinan sangat besar mendapat perlakuan tidak adil. Permasalahan tersebut perlu mendapat penyelesaiannya agar SPG dapat memperoleh hak-haknya, sehingga penulisan hukum ini diberi judul Pemenuhan Hak Bagi Sales Promotion Girl (SPG) Dalam Pelaksanaan Perjanjian Kerja Dengan Event Organizer (EO).

4 B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian singkat latar belakang masalah tersebut dapat dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana upaya pihak SPG untuk mendapatkan hak-hak sebagai Sales Promotion Girl dalam pelaksanaan perjanjian kerja dengan event organizer? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang masalah dan rumusan masalah maka tujuan dari penelitian ilmiah ini adalah untuk mengetahui dan menganalisa upaya pemenuhan hak bagi Sales Promotion Girl (SPG) dalam pelaksanaan perjanjian kerja dengan event organizer. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi perkembangan ilmu hukum pada umumnya dan khususnya hukum perjanjian di bidang perlindungan hukum terhadap para pekerja yang menjadi Sales Promotion Girl (SPG). Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi instansi pemerintah, perusahaan masyarakat pada umumnya, dan dapat dijadikan pembanding antara teori yang didapat di bangku kuliah, dengan pelaksanaan sesungguhnya dalam praktek, khususnya di dalam memberikan perlindungan bagi pekerja yang bekerja sebagai Sales Promotion Girl (SPG) sebagai upaya bentuk perlindungan hukum.

5 E. Keaslian Penelitian Berdasarkan hasil penelusuran di Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta, penulisan hukum mengenai SPG pernah dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Atma Jaya Yogyakarta bernama Sabtuniati Migang dengan fokus penelitian persektif gender dalam larangan hamil terhadap SPG showroom fashion. Penulisan hukum mengenai pemenuhan hak bagi SPG dalam pelaksanaan perjanjian kerja dengan pihak EO belum pernah dilakukan atau dibahas. Penulisan hukum ini menitik beratkan pada hal-hal yang mencakup hak SPG dalam pelaksanaan perjanjian kerja, sehingga penelitian ini asli dan bukan merupakan plagiasi atau duplikasi dari hasil karya ilmiah lain. Apabila ternyata dikemudian hari ditemukan penulisan yang sejenis, maka penulisan hukum ini merupakan pelengkap dari hasil penelitian yang telah ada. F. Batasan Konsep Pada penelitian ini, batasan konsepnya adalah sebagai berikut: 1. Pemenuhan Hak adalah upaya atau proses guna melaksanakan atau memberikan kesempatan kepada seseorang atau sekelompok orang untuk tumbuh berkembang, serta untuk mendapatkan perlindungan dari segala diskriminasi. 1 1 Ensiklopedia bebas berbahasa Indonesia.

6 2. Pekerja menurut Pasal 1 angka 3 Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan, adalah setiap orang yang bekerja dengan menerima upah / imbalan dalam bentuk lain. 3. Sales Promotion Girl (SPG) adalah orang yang mendorong keinginan konsumen untuk membeli suatu produk atau jasa yang dilakukan oleh perempuan. 2 4. Perjanjian menurut Pasal 1313 KUHPerdata adalah persetujuan (tertulis dengan lisan) yang dibuat oleh dua pihak atau lebih masing-masing bersepakat mentaati apa yang tersebut dalam persetujuan itu. 5. Perjanjian Kerja menurut Pasal 1 angka 14 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan adalah perjanjian antara pekerja/buruh dengan pengusaha atau pemberi kerja yang memuat syaratsyarat kerja, hak, dan kewajiban para pihak. Selain itu menurut Pasal 1601 huruf (a) KUH Perdata yang dimaksudkan dengan perjanjian kerja adalah suatu perjanjian dimana pihak satu (pekerja) mengikatkan diri untuk bekerja pada pihak lain (pengusaha) selama waktu tertentu dengan menerima upah. 6. Event Organizer adalah sebuah biro iklan atau agency yang begerak di bidang periklanan dan berfungsi memasarkan dan mengiklanlan produk dari suatu perusahaan. 3 2 http:///www.wikipedia.com 3 www.artikata.com

7 G. Metode Penelitian 1. Jenis penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian hukum empiris yaitu penelitian yang berfokus pada perilaku masyarakat (law in action) dan penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan data dari pihak-pihak yang mengetahui masalah yang sedang diteliti dengan mengadakan studi kasus maupun survey ke tempat penelitian. 2. Sumber Data a. Data Primer Data primer adalah sumber data yang diperoleh melalui pengamatan dan wawancara yang diperoleh secara langsung dari responden mengenai objek yang akan diteliti di lokasi penelitian. b. Data Skunder Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung melalui studi pustaka yang terdiri dari: 1) Bahan Hukum Primer yaitu berupa peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan permasalahan. 2) Bahan Hukum Sekunder yaitu berupa literatur, buku-buku, makalah, hasil penelitian yang berkaitan dengan hukum ketenagakerjaan. 3) Bahan Hukum Tersier yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus dan ensiklopia.

8 3. Metode Pengumpulan Data a. Studi Lapangan, yaitu mengumpulkan data-data dengan cara mendatangi secara langsung lokasi yang akan dijadikan objek penelitian. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah sebagai berikut: 1) Wawancara, yaitu cara pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara lisan kepada responden dan narasumber. Adapun wawancara yang dilakukan adalah bebas terpimpin dimana pertanyaan telah disusun dalam daftar pertanyaan terlebih dahulu. 2) Observasi, yaitu cara pengumpulan data dengan metode mengamati secara langsung terhadap subjek yang diteliti. b. Studi Pustaka, yaitu penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan perlindungan hukum terhadap pekerja perempuan yang bekerja sebagai Sales Promotion Girl. 4. Responden Subyek yang diharapkan dapat memberikan jawaban atas pertanyaan dalam penelitian dalam wawancara yang berkaitan langsung dengan permasalahan hukum yang diteliti. Responden yang dimaksud adalah: a. Pimpinan event organizer Duta Media Indonesia. b. Pimpinan event organizer Enigma Connection. c. Sepuluh orang Sales Promotion Girl.

9 5. Metode Analisis Data Dari data yang diperoleh dalam penelitian kepustakaan maupun penelitian di lapangan diolah menggunakan analisis kualitatif, artinya analisis data berdasarkan apa yang diperoleh dari kepustakaan maupun lapangan baik secara lisan maupun tertulis, disejajarkan tidak dalam bentuk angka tetapi disusun dalam bentuk kalimat-kalimat yang logis. Adapun metode yang digunakan adalah metode berfikir induktif, yaitu metode berfikir dari halhal yang bersifat khusus kemudian ditarik kesimpulan yang bersifat umum. Dalam hal ini berarti hasil penelitian kepustakaan dan penelitian lapangan disusun secara sistematis, sehingga saling melengkapi, kemudian dikaitkan dengan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai Sales Promotion Girl. H. Kerangka Isi Penulisan BAB I PENDAHULUAN Bab ini akan menguraikan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, tinjauan pustaka, batasan konsep, metodologi penelitian. BAB II PEMBAHASAN Bab ini akan menguraikan mengenai perjanjian kerja, bentuk pemenuhan hak terhadap pekerja dan mengenai hasil penelitian mengenai pemenuhan hak terhadap Sales Promotion Girl (SPG), dan faktor yang menghambat pemenuhan hak terhadap Sales

10 Promotion Girl (SPG) dalam pelaksanaan perjanjian kerja dengan pihak event organizer. BAB III PENUTUP Bab ini berisi dua sub bab, yaitu sub bab pertama berupa kesimpulan yang merupakan jawaban dari permasalahan yang diperoleh dari hasil penelitian keseluruhan dari penulisan ini dan sub bab kedua berisikan tentang saran yang berhbungan dengan kesimpulan terakhir yang dicapai dari hasil penelitian hukum ini.