Muhamad Budiawan Diterbitkan melalui Nulisbuku.com
Daftar Isi Daftar isi Pendahuluan.. Mitos tentang rumput dan embun pagi Mitos tentang orang yang tersesat di hutan.. Mitos tentang hujan. Mitos tentang berenang di pantai selatan. Mitos tentang bawang. Mitos tentang hutan.. Mitos tentang cabai... Mitos tentang tidur... Mitos tentang pembuatan tape.... Mitos tentang kerokan...... Mitos tentang bayi..... Mitos tentang khitanan... Mitos tentang paru-paru basah.. 7 10 14 20 25 32 37 42 47 53 58 65 69 73 78 2
Mitos tentang hewan. Mitos tentang waktu magrib. Mitos tentang luka.. Mitos tentang pohon besar dan rindang.. Mitos tentang sakit mata... Mitos tentang kucing 1. Mitos tentang kucing 2. Mitos tentang ubi... Mitos tentang air... Mitos tentang rumput fatimah. Mitos tentang angin malam.... Mitos tentang buah nanas... Mitos tentang duduk.. Mitos tentang ngidam.... Mitos tentang penyembelihan ayam Mitos tentang menguap 82 91 96 100 105 110 115 122 126 133 138 143 147 150 155 160 Mitos tentang indra pendengaran pada malam 3
hari. Mitos tentang kerasukan. Mitos tentang bulan purnama.. Mitos tentang pria dan wanita. Mitos tentang pohon kelor. Mitos tentang jatuh cinta. Daftar pustaka. Sumber dari internet.. Sumber gambar.. Tentang penulis...... 165 170 179 185 190 194 200 203 204 206 4
Pendahuluan Ilmu pengetahuan adalah jangkauan pemahaman manusia akan berbagai gejala alam yang diperoleh melalui pendekatan ilmiah atau scientific method. Metode ilmiah dibatasi oleh pembuktian dan keterulangan, artinya semua langkah penelitian harus bisa dibuktikan secara ilmiah dan eksperimennya harus bisa diulang dan menghasilkan kesimpulan yang sama. Namun, di dunia ini begitu banyak fenomena alam yang belum bisa dijelaskan secara ilmiah karena keterbatasan ilmu pengetahuan yang masih sangat berkembang secara dinamis. Para leluhur kita sejak zaman dahulu telah memiliki rasa ingin tahu yang begitu besar terhadap berbagai fenomena alam. Hal tersebut melahirkan beragam mitos yang sebagian di antaranya memberikan penjelasan-penjelasan yang cenderung irasional. Walaupun demikian, sebagian dari mitosmitos tersebut justru terbukti secara ilmiah sehingga bisa dikategorikan sebagai pengetahuan empiris. Ketidakfahaman masyarakat akan 5
pengetahuan yang bersifat empiris menyebabkan sebagian masyarakat kurang mengapresiasi mitosmitos tersebut dan menganggap semua mitos adalah irasional, padahal banyak di antara mitos-mitos tersebut yang bisa menjadi ciri kearifan lokal (local wisdom) suatu komunitas masyarakat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, empiris adalah pengetahuan yang berdasarkan pada pengalaman (terutama yg diperoleh dari penemuan, percobaan, atau pengamatan yang telah dilakukan), sedangkan pengertian mitos adalah cerita suatu bangsa tentang dewa dan pahlawan zaman dahulu, yang mengandung penafsiran tentang asal-usul alam semesta, manusia, dan bangsa tersebut. Mitologi berasal dari rasa ingin tahu masyarakat pada zaman dahulu tentang suatu peristiwa, kejadian ataupun berbagai fenomena alam, namun belum didukung oleh perkembangan ilmu pengetahuan. Dengan kata lain, mitos hadir sebagai upaya masyarakat pada zaman dahulu untuk memahami dan menjelaskan realita. Tidak semua mitos yang berkembang di indonesia bersifat irasional, karena sebagian dari 6
mitos-mitos yang berkembang tersebut sebenarnya memiliki pendekatan empiris, karena merupakan hasil pengamatan para nenek moyang kita dengan panca indera mereka tentang suatu fenomena yang bersifat konkret dan faktual. Pengamatan ini merupakan hasil pengamatan jangka panjang yang diwariskan secara turun temurun dan menghasilkan suatu kesimpulan yang bisa diterima secara ilmiah, namun karena keterbatasan ilmu pengetahuan yang berkembang saat itu, penyebab sebenarnya dari berbagai fenomena yang diamati belum sepenuhnya diketahui. Pengetahuan yang bersifat empiris saat itu hanya menjelaskan berbagai gejala alam dalam hubungan x menyebabkan y tanpa mengetahui mengapa hal tersebut terjadi. Buku ini mencoba mengupas penjelasan ilmiah dibalik beberapa mitos yang berkembang di masyarakat sejak zaman dahulu yang sebenarnya adalah pengetahuan empiris yang diwariskan para leluhur. Harapan penulis, buku ini bisa memberikan edukasi kepada para pembaca untuk merasionalkan 7
berbagai fenomena yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, sehingga para pembaca bisa memiliki pola fikir saintifik dan analitik, bahwa tidak semua hal yang tampaknya irasional itu tidak terjelaskan dan cenderung berbau mistis. Penulis menyadari banyaknya kekurangan dalam penulisan buku ini, oleh karena itu kritik dan saran yang konstruktif bisa dialamatkan via email ke awanbio2k@gmail.com untuk perbaikan penulisan buku selanjutnya. 8
-Dua- MITOS TENTANG ORANG YANG TERSESAT DI HUTAN Orang yang tersesat di hutan biasanya disesatkan makhluk gaib hingga berkeliling di tempat yang sama berkali-kali Hutan atau padang yang luas sering dikaitkan dengan keberadaan makhluk halus didalamnya. Orang yang tersesat di hutan sering kali kehilangan orientasi arah sehingga tersesat makin jauh atau berputar-putar saja di dalam hutan tersebut walaupun dia merasa yakin sudah menempuh jalan yang dianggap lurus, sehingga orang tersebut merasa disesatkan oleh sesuatu. Apakah sebenarnya rahasia yang tersimpan di balik fenomena tersebut? Pada umumnya, proporsi tubuh manusia bagian kanan dan kiri tidaklah simetris. Sebagai contoh, mata dan telinga kanan kita jika diamati tidaklah sama persis, salah satu bagian bisa lebih besar atau lebih kecil daripada bagian lainnya, begitu pula 9
dengan ekstremitas atau alat gerak seperti tangan dan kaki. Otot yang sering digerakkan akan cenderung lebih besar jika dibandingkan dengan otot yang relatif lebih jarang digunakan. Bagian kaki dan tangan sebelah kanan umumnya relatif lebih besar dibandingkan otot kaki dan tangan sebelah kiri. Hal ini menyebabkan sebagian besar orang yang bersepeda cenderung merasa lebih mudah untuk berbelok ke arah kiri daripada ke arah kanan, karena otot sebelah kanan yang lebih aktif umumnya lebih bertenaga untuk melakukan hal tersebut. Penjelasan yang sama menjadi salah satu alasan yang melatarbelakangi peraturan internasional bagi beberapa cabang olah raga seperti berlari, bersepeda, dan olah raga lainnya yang rute lintasannya berupa lengkungan atau bundar. Pada cabang olah raga-olah raga tersebut, arah pergerakan para atlet umumnya berlawanan arah dengan jarum jam atau berorientasi ke arah kiri. Sehubungan dengan alasan yang sama, jika seseorang yang kedua matanya ditutup diminta untuk berjalan di atas sebuah garis lurus, maka dia akan 10