HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN FUNGSI PENDENGARAN PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI COLOMADU KARANGANYAR

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN FUNGSI PENDENGARAN PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI COLOMADU KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN. rangka menekan serendah mungkin risiko penyakit yang timbul akibat

BAB I PENDAHULUAN. Menurut UU Kesehatan No. 36 Tahun 2009 mengenai kesehatan

HUBUNGAN PAPARAN KEBISINGAN PADA PEKERJA DENGAN NOISE INDUCED HEARING LOSS (NIHL) DI PTPN XIII PMS GUNUNG MELIAU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi yang semakin meningkat mendorong Indonesia

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata Kunci: Intensitas Kebisingan, Kelelahan Kerja, Tenaga Kerja Ground Handling

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan masih dilaksanakan Indonesia pada segala bidang guna

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB 1 PENDAHULUAN. adalah penyebab utama dari penurunan pendengaran. Sekitar 15 persen dari orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Penggunaan teknologi disamping dampak positif, tidak jarang

BAB I PENDAHULUAN. guna tenaga kerja dengan mengusahakan pekerjaan dan lingkungan kerja yang lebih

KEJADIAN KURANG PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN MESIN KERETA API PADA PEMUKIM PINGGIR REL DI KELURAHAN GEBANG KABUPATEN JEMBER

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA DI PG. POERWODADIE MAGETAN ARTIKEL PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. kerja. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyak industri yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dikehendaki yang bersumber dari alat-alat proses produksi dan/atau alat-alat. (Permenakertrans RI Nomor PER.13/MEN/X/2011).

BAB I PENDAHULUAN. (UU) No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3),

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. gangguan kesehatan berupa ganngguan pendengaran (auditory) dan extrauditory

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan bisingan dalam proses produksi. Kebisingan dapat. memicu terjadinya Noise Induced Hearing Loss (NIHL).

BAB I PENDAHULUAN. warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi. memenuhi kebutuhan hidup layak sehari-hari sehingga tingkat

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan dapat bersumber dari suara kendaraan bermotor, suara mesin-mesin

BAB I PENDAHULUAN. pendengaran terganggu, aktivitas manusia akan terhambat pula. Accident

BAB I PENDAHULUAN. signifikan dengan perubahan sosial yang cepat dan stres negatif yang

Suma mur (2009) dalam bukunya menyatakan faktor-faktor yang

GAMBARAN RESIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA SARANA NON MEDIS DI AREA PLANTROOM RUMAH SAKIT JANTUNG DAN PEMBULUH DARAH HARAPAN KITA JAKARTA

BAB V PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan pada 60 pasien geriatri di Poliklinik Geriatri dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan dan keselamatan kerja. Industri besar umumnya menggunakan alat-alat. yang memiliki potensi menimbulkan kebisingan.

Program Konservasi Pendengaran (1) Hearing Conservation Program (1)

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kedokteran beserta

HUBUNGAN PENGGUNAAN APD TELINGA DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA PEKERJA PABRIK DI PT. SINTANG RAYA KABUPATEN KUBU RAYA

BAB I PENDAHULUAN. dan diwarnai dengan persaingan yang ketat. Dalam kondisi demikian. hanya perusahaan yang memiliki keunggulan kompetitif yang mampu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kondisi kesehatan, aktivitas karyawan perlu dipertimbangkan berbagai potensi

*Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Keywords : Noise Intensity, Hearing Threshold Values, Ground Handling Labor

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI DESA BANGUN ASRI KARANG MALANG SRAGEN

PERSEPSI PEKERJA TENTANG GANGGUAN PENDENGARAN AKIBAT KEBISINGAN DI PMKS PT. GIN DESA TANJUNG SIMPANG KECAMATAN PELANGIRAN INHIL-RIAU 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

BAB IV HASIL PENELITIAN. bidang penggilingan padi. Penggilingan Padi Karto terletak di Desa Bangun

PENGARUH LAMA DAN MASA KERJA TERHADAP FUNGSI PENDENGARAN PADA PEKERJA INDUSTRI RUMAHAN (Suatu Studi di Industri X Tahun 2014)

TINGKAT KEBISINGAN PETUGAS GROUND HANDLING DI BANDARA NGURAH RAI BALI

Erman, D., Sukendi., Suyanto 2014:8 (2)

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN DAN LAMA TINGGAL TERHADAP DERAJAT GANGGUAN PENDENGARAN MASYARAKAT SEKITAR KAWASAN PLTD TELAGA KOTA GORONTALO

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pembangunan industri di Indonesia telah mengalami

NASKAH PUBLIKASI. Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan tenaga kerja mengalami hilangnya konsentrasi pada saat bekerja. sehingga dapat menyebabkan kecelakaan kerja.

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Selain itu faktor fisik juga berpengaruh terhadap kesehatan pekerja,

Studi Analisis Pengaruh Kebisingan dan Karakteristik Pekerja Terhadap Gangguan Pendengaran Pekerja di Bagian Produksi

BAB I PENDAHULUAN. Pencapaian keselamatan dan kesehatan kerja tidak lepas dari peran

BAB 1 PENDAHULUAN. Kemajuan dalam bidang ilmu pengetahuan dan teknologi dapat

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN STRES MASYARAKAT DI PEMUKIMAN SEKITAR REL KERETA API SRAGO GEDE

BAB I PENDAHULUAN. akibat buatan manusia itu sendiri. Dalam abad modern ini, tanpa disadari manusia

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan. Diajukan Oleh : HIDAYATUL MUNAWAROH J.

BAB I PENDAHULUAN I-1

Skripsi ini Disusun Guna Memenuhi Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Ijazah S1 Kesehatan Masyarakat. Disusun Oleh : Kholid Ubaidilah NIM : J

STUDI KEJADIAN GANGGUAN PENDENGARAN PADA MASINIS UPT CREW KERETA API SOLO BALAPAN TAHUN 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. bisa ditanggulangi secara baik sehingga dapat menjadi ancaman serius bagi

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN DEPRESI PADA LANSIA DI DESA MANDONG TRUCUK KLATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam rangka membangun perekonomian, maka perkembangan industri sedang berlangsung dengan menggunakan semakin

PENGARUH INTENSITAS KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA PEKERJA DI PG. POERWODADIE MAGETAN

I. PENDAHULUAN. serasi dan manusiawi. Pelaksanaannya diterapkan melalui undang- undang No. 13

BAB I PENDAHULUAN. dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi 6,4 sampai dengan 7,5 persen setiap

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan atau lingkungan kerja. Salah satu faktor-faktor bahaya yang

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi, dan bahan-bahan berbahaya akan terus

BAB I PENDAHULUAN.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. modern. Seiring dengan adanya mekanisasi dalam dunia industri yang

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi ditandai dengan semakin banyaknya industri yang

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN GANGGUAN PENDENGARAN PETUGAS GROUND HANDLING PT. GAPURA ANGKASA BANDARA ADI SOEMARMO BOYOLALI SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. baik yang bersifat bedah maupun non bedah.(aditama,2002:6) sesuai dengan wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi keperawatan

BAB V INDIKASI PERMASALAHAN DAN POSISI PENGELOLAAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. yang ditandai dengan adanya proses mekanisasi, elektrifikasi dan modernisasi serta transformasi

BAB I PENDAHULUAN. besi sering terjadi pada masa kehamilan (Cunningham, 2006; h.1465).

Lobes Herdiman 1, Ade Herman Setiawan 2 Laboratorium Perencanaan & Perancangan Produk (P3) Jurusan Teknik Industri-UNS 1

BAB I PENDAHULUAN. mana program tersebut tercakup dalam kegiatan Kesehatan Kerja dan Higiene

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. finishing yang terdiri dari inspecting dan folding. Pengoperasian mesinmesin

Volume 2 No. 5 April 2016 ISSN :

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PENDIDIKAN, SOSIAL EKONOMI DAN JARAK TEMPAT PELAYANAN DENGAN PEMANFAATAN POS KESEHATAN DESA (PKD) DI KECAMATAN COLOMADU

HUBUNGAN ANTARA INTENSITAS KEBISINGAN DAN MASA KERJA DENGAN STRES KERJA PEKERJA DI BAGIAN WINDING PT. BMSTI SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. pencegahan kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PP RI No. 50 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Obat merupakan unsur yang sangat penting dalam upaya penyelenggaraan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sel-sel baru, memperbaiki sel-sel tubuh yang rusak, dan memberi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi penggunaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan tuntutan berbagai kebutuhan bermacam produk bagi kehidupan.

STUDI HEARING LOSS TENAGA KERJA DAN MASYARAKAT DI WILAYAH BANDARA HASANUDDIN MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. International Labour Organization (ILO) (ILO, 2003) diperkirakan di seluruh dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. juga merupakan status lambang sosial (Keman, 2005). Perumahan merupakan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KECEMASAN DENGAN KECENDERUNGAN INSOMNIA PADA LANSIA DI PANTI WREDHA DHARMA BAKTI SURAKARTA

HUBUNGAN INTENSITAS KEBISINGAN DENGAN PENURUNAN DAYA DENGAR TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PT WIJAYA KARYA BETON Tbk PPB MAJALENGKA NASKAH PUBLIKASI

GANGGUAN PENDENGARAN DI KAWASAN KEBISINGAN TINGKAT TINGGI (Suatu Kasus pada Anak SDN 7 Tibawa) Andina Bawelle, Herlina Jusuf, Sri Manovita Pateda 1

Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan rumah sakit. menimbulkan dampak negatif dan mempengaruhi derajat kesehatan mereka.

BAB I PENDAHULUAN. indusrialisasi yang ditandai adanya proses mekanisasi, elektrifikasi dan

kenaikan tekanan darah atau hipertensi. [1]

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dua miliar pada tahun 2050 (WHO, 2013). perkiraan prevalensi gangguan kecemasan pada lanjut usia, mulai dari 3,2 %

PENGARUH PAPARAN KEBISINGAN TERHADAP PENURUNAN DAYA DENGAR PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI PENGOLAHAN KAYU DI PT

BAB 1 PENDAHULUAN. gelombang suara (Hadinoto, 2014). Alat ini biasanya digunakan untuk

Transkripsi:

HUBUNGAN ANTARA KEBISINGAN DENGAN FUNGSI PENDENGARAN PADA PEKERJA PENGGILINGAN PADI DI COLOMADU KARANGANYAR SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Meraih Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Oleh: CHRISTIN LIANASARI J 210 050 084 FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia sebagai salah satu produsen beras di Asia pada khususnya dan di dunia pada umumnya pastilah penuh dengan tempat-tempat penggilingan padi. Proses penggilingan padi ini ada yang masih menggunakan cara yang sederhana yaitu dengan cara dipukul, pukul pada suatu balok kayu tetapi ada juga yang telah menggunakan mesin penggunaan mesin ini dapat memperingan kerja petani tetapi ada pula dampaknya. Salah satu dampak dari penggunaan mesin ini adalah tingkat kebisingan yang cukup tinggi yang tidak dapat dianggap sepele begitu saja (Widyastuti, 2002). Kemajuan teknologi industri yang semakin pesat menuntut rekayasa teknologi yang sesuai dengan kondisi manusia itu sendiri sehingga tidak menimbulkan dampak bagi kehidupan manusia. Tenaga kerja merupakan pelaku pembangunan yang sekaligus menjadi sasaran bagi pembangunan itu sendiri oleh karena itu perlu adanya pengembangan dan pembinaan sumber daya manusia sehingga produktivitasnya meningkat. Ergonomi merupakan salah satu aspek penting dalam memenunjang produktivitas kerja, tujuannya adalah untuk menciptakan keserasian antara manusia, mesin dan lingkungan, sehingga dapat melakukan pekerjaan dengan nyaman dan tidak terjadi kelelahan yang berlebihan serta mencegah timbulnya penyakit akibat kerja. Oleh karena itu pemerintah mewajibkan perusahaan-perusahaan di Indonesia 1

2 untuk menerapkan undang-undang Nomor 1 Tahun 1970 pasal 3 tentang keselamatan kerja yang salah satunya supaya menciptakan keserasian antara manusia, mesin dan lingkungan sehingga dapat melakukan pekerjaan dengan nyaman dan tidak terjadi kelelahan yang berlebihan serta mencegah timbulnya penyakit akibat kerja (Rahmawati, 2006). Pada industri penggilingan padi terdapat bising yang ditimbulkan oleh mesin-mesin. Bising mesin ini cukup tinggi sehingga berpengaruh langsung pada tenaga kerja maupun orang lain yang berada ditempat kerja yaitu berupa gangguan komunikasi, gangguan konsentrasi, gangguan kenyamanan pendengaran, gangguan seperti ini akan dirasakan para tenaga kerja pada setiap melakukan pekerjaan sehingga akan dapat menimbulkan ketidaknyamanan kerja. Gangguan pendengaran dapat terjadi pada manusia diakibatkan oleh bising yang umumnya mengacu pada tingkat pendengaran dimana individu tersebut mengalami kesulitan untuk melaksanakan kehidupan normal, biasanya dalam hal memahami pembicaraan (Lubis, 2002). Pendengaran akibat terpapar suara yang bising atau Noise Induced Hearing Loss (NHL) merupakan salah satu penyakit akibat kerja paling banyak dijumpai di perusahaan. Noise Induced Hearing Loss dalam bahasa Indonesia disebut Tuli Akibat Bising (TAB). TAB adalah suatu kelainan atau gangguan pendengaran berupa penurunan fungsi indera pendengaran akibat terpapar oleh bising dengan intensitas yang berlebih terus-menerus dalam waktu lama (Rotinsulu, 2008).

3 Akibat dari kebisingan dapat mengganggu bukan saja pada fungsi telinga, namun dapat berakibat terjadinya gangguan pada fungsi-fungsi tubuh yang lain yaitu berupa gangguan pada indera pendengaran, gangguan percakapan, gangguan tidur, gangguan perasaan, dimana perasaan akan terganggu semakin besar pada tingkat kebisingan yang tinggi dan pada nadanada yang lebih tinggi bahkan perasaan semakin terganggu lebih besar lagi yang disebabkan oleh kebisingan yang tidak menetap atau datang hilang (Wahyuningsih, 2002) Angka gangguan pendengaran dan ketulian sesuai survey kesehatan indera pendengaran di delapan provinsi tahun 1993-1996 menyebutkan prevalensi morbiditas Telinga Hidung Tenggorokan (THT) mencapai 38,6%, kesakitan telinga 18,5 %, gangguan pendengaran 16,8 % dan ketulian mencapai 0,4 % (Arifiani, 2004). Berkaitan dengan gangguan fungsi pendengaran, para pekerja yang bekerja di penggilingan padi yang menggunakan mesin yang mengeluarkan suara keras sehingga bisa mengganggu fungsi telinga para pekerja. Di Colomadu terdapat 11 Desa diantaranya adalah Desa Ngasem, Bolon, Malangjiwan, Gawanan, Tohudan, Gedongan, Klodran, Baturan, Blulukan, Paulan, Gajahan yang terdiri dari 11 penggilingan padi dimana setiap tempat penggilingan padi terdapat 3-4 orang pekerja selama setahun terakhir ini. Berdasarkan hasil survey yang dilakukan sebelumnya pekerja di tempat penggilingan padi tidak menggunakan alat pelindung telinga (Ear Protector)

4 dan pelindung hidung (masker) sehingga rentan terkena kebisingan (Kepala Camat Colomadu, 2009). Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian pada pekerja penggilingan padi di Colomadu Karanganyar yang kemungkinan besar ada kecenderungan terkena gangguan pendengaran akibat dari kebisingan mesin penggilingan padi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dari latar belakang tersebut diatas, maka rumusan masalahnya adalah sebagai berikut: Apakah ada hubungan antara kebisingan dengan fungsi pendengaran pada karyawan pekerja penggilingan padi di Colomadu Karanganyar?. C. Tujuan Penelitian Setiap kegiatan pasti memiliki tujuan, begitu pula dengan penelitian ini. Penelitian yang penulis lakukan memiliki tujuan sebagai berikut: 1. Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan antara kebisingan dengan fungsi pendengaran pada pekerja penggilingan padi di Colomadu Karanganyar. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui hubungan antara kebisingan dengan fungsi pendengaran pada pekerja penggilingan padi. b. Untuk mengetahui intensitas terpapar bising dengan kejadian gangguan fungsi pendengaran pada pekerja penggilingan padi.

5 c. Untuk mengetahui tingkat gangguan fungsi pendengaran pekerja penggilingan padi. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi pengelola penggilingan padi. Memberi masukan kepada pengelola penggilingan padi untuk ikut serta memberikan masukan untuk pekerjanya agar menggunakan alat pelindung kerja serta menjelaskan resiko dari bising mesin. 2. Bagi Pekerja a. Pekerja dapat mengerti dan mengetahui serta dapat mamberikan informasi tentang kebisingan mesin dipenggilingan padi beserta resikonya. b. Memberikan informasi dan pengetahuan bagi pekerja mengenai dampak negatif dari kebisingan mesin dipenggilingan padi. 3. Bagi peneliti a. Menambah keilmuan peneliti dibidang penelitian. b. Menambah pengetahuan bagi peneliti tentang cara penelitian. c. Memberi masukan pada kepemimpinan serta pemerintahan terkait tentang pencegahan kebisingan dipenggilingan padi. 4. Keilmuan Menambah khasanah keilmuan tentang hubungan antara kebisingan dengan fungsi pendengaran pada pekerja penggilingan padi yang beresiko terhadap kesehatan telinga, proses mendengar bahkan sampai ketulian.

6 E. Keaslian Penelitian Menurut sepengetahuan peneliti, penelitian ini belum pernah dilakukan tetapi sudah ada penelitian tentang kebisingan yang sudah dilakukan seperti: 1. Cahyasiwi (2002), dengan judul Hubungan antara kebisingan dengan depresi pada karyawan perusahaan penggilingan padi P.T Badri Septi Masaran Sragen Universitas sebelas maret Surakarta. Menggunakan metode analitik, dengan rancangan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah para karyawan penggilingan padi di PT. Badri Septi Masaran Sragen. Data dianalisis menggunakan uji korelasi Pearson. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kebisingan dengan depresi pada karyawan perusahaan penggilingan padi PT. Badri Septi Masaran Sragen dimana dengan sampel 45 responden tingkat hubungan sebesar r = 0,46 dengan p= 0,000. Perbedaan dengan penelitian di atas adalah alat analisis yang digunakan adalah korelasi Product moment Pearson, sedangkan dalam penelitian ini menggunakan Uji Chi Square. Jumlah sampel adalah 45 responden, sementara penelitian ini menggunakan 42 responden. Persamaan dalam penelitian ini adalah variabel yang digunakan adalah variabel kebisingan. 2. Widyastuti (2002), dengan judul Hubungan antara kebisingan dengan kecemasan karyawan pada tempat penggilingan padi PT. Badri Sepat Masaran Sragen Universitas Sebelas Maret Surakarta. Menggunakan metode analitik, dengan rancangan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah para karyawan penggilingan padi PT. Badri Sepat Masaran Sragen. Data dianalisis menggunakan uji korelasi person. Hasil

7 penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kebisingan dengan kecemasan karyawan pada tempat penggilingan padi PT. Badri Sepat Masran Sragen. Perbedaan penelitian ini adalah sampel dan alat uji statistic. Jumlah sampel sebanyak 15 orang responden dan pengujian menggunakan uji korelasi Pearson. Sedangkan penelitian ini sampel sebanyak 42 responden dan pengujian menggunakan uji Chi Square. Persamaan adalah mengenai variabel penelitian, yaitu mengenai kebisingan. 3. Zaini (1995), dengan judul Hubungan kenaikan nilai ambang pendengaran sementara terhadap gangguan kenyamanan pendengaran karena pemaparan bising pada tenaga kerja di perusahaan penggilingan padi. Menggunakan metode analitik, dengan rancangan cross sectional. Sampel dalam penelitian ini adalah para tenaga kerja di industri penggilingan padi di Kelurahan Kaliwuluh Kecamatan Kebakkramat kabupaten Karanganyar. Data dianalisis dengan menggunakan uji statistik korelasi product moment. Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara kenaikan nilai ambang pendengaran sementara dengan kenyamanan pendengaran karena pemaparan bising pada tenaga kerja di perusahaan penggilingan padi dengan nilai p value = 0,01. Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Zaini dengan penelitian ini adalah alat uji statistik. Peletian tersebut menggunakan uji korelasi Pearson, sementara penelitian ini menggunakan Chi Square. Jumlah responden penelitian Zaini sebanyak 40 responden, sedangkan penelitian ini berjumlah 42 responden.