BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan yang tumbuh dan berkembang dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB VI PENUTUP. Kesimpulan tesis yang berjudul Konstruksi Teks Tale Ji Desa Tanjung

BAB I PENDAHULUAN. dalam lagi bahasa tercakup dalam kebudayaan. Bahasa menggambarkan cara berfikir

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. diri bangsa. Wujud budaya yang terdiri atas ide, benda, dan aktivitas khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan adanya sarana agar komunikasi tersebut dapat berjalan dengan

BAB 6 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. tutur/ pendengar/ pembaca). Saat kita berinteraksi/berkomunikasi dengan orang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sastra adalah salah satu saluran kreativitas yang penting dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jubelando O Tambunan, 2013

BAB I PENDAHULUAN. wacana sangat dibutuhkan untuk mengimbangi perkembangan tersebut.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat deskriptif dengan pendekatan kualitatif yang

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Indonesia. Bahasa tidak terpisahkan setiap kegiatannya.

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama, yaitu sejak awal kemerdekaan Indonesia, dengan berdirinya Taman Siswa

NILAI-NILAI BUDAYA DALAM SASTRA LISAN TALE KERINCI: KAJIAN STRUKTURAL DAN SEMIOTIK NAZURTY RINGKASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini adalah deksriptif. Penelitian deskriptif merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu fungsi bahasa adalah sebagai alat komunikasi. Bahasa memungkinkan

BAB 1 PENDAHULUAN. suku bangsa yang ada di Indonesia memiliki ciri khas budaya tersendiri. Selain

ANALISIS RETORIKA TEKSTUAL WACANA PADA NASKAH BERITA SEPUTAR PERISTIWA OLAH RAGA TERKINI RRI SURAKARTA SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. lain, sehingga orang lain mengetahui informasi untuk memenuhi kebutuhan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

METODOLOGI PENELITIAN. kualitatif. Menurut pakar Jalaludin Rahmat penelitin deskriptif adalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk hidup bersama. Untuk menjalani kehidupan sehari-hari antara orang yang

BAB II LANDASAN TEORI. tradisi slametan, yang merupakan sebuah upacara adat syukuran terhadap rahmat. dan anugerah yang diberikan oleh Allah SWT.

ANTROPOLINGUISTIK DR. FAJRI USMAN, M.HUM FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS ANDALAS 2014

BAB I PENDAHULUAN. turun temurun. Kebiasaan tersebut terkait dengan kebudayaan yang terdapat dalam

BAB I PENDAHULUAN. Multimodal merupakan salah satu cabang kajian Linguistik Sistemik

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup suatu Bangsa dan Negara. Hal ini karena pendidikan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II KONSEP,LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. ekstrinsik; unsur dan hubungan itu bersifat abstrak dan bebas dari isi yang

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini beranjak untuk memahami kontruksi nasionalisme dalam film,

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi, dan mengidentifikasi diri (Kridalaksana, 2001: 21). Sebagai alat

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II,

BAB III METODE PENELITIAN. mengenai wacana bentuk analisis yang berkaitan dengan nilai-nilai pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. referensial (Jabrohim 2001:10-11), dalam kaitannya dengan sastra pada

BAB I PENDAHULUAN. maupun sebagai komunikan (mitra baca, penyimak, pendengar, atau pembaca).

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan orang

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan komunikasi dalam bentuk tulisan. bahasa Indonesia ragam lisan atau omong.

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sarana bagi manusia untuk dapat berkomunikasi dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Jaenudin, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Jawa maupun di Pulau Bali, Pulau Sumatra, Pulau Kalimantan, dan pulaupulau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Suatu wacana dituntut untuk memiliki keutuhan struktur. Keutuhan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lagu dikenali hampir seluruh umat manusia. Bahkan,

BAB I PENDAHULUAN. Studi dalam penelitian ini berkonsentrasi pada kelas verba dalam kalimat

PROSES PEWARISAN TALE HAJI DALAM MASYARAKAT DESA KOTO MAJIDIN KECAMATAN AIR HANGAT KABUPATEN KERINCI

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Gending berarti lagu, tabuh, nyanyian, sedangkan Rare berarti bayi/

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat diterima orang lain, sehingga tercipta interaksi sosial sesama

BAB I PENDAHULUAN. Mengutip Laswell, dalam bukunya yang berjudul Manusia Komunikasi,

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah bahan utama kesusastraan. Harus disadari bahwa bahasa

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan penulis untuk memahami usaha Perpustakaan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Lagu kelonan Ayun Ambing, Nelengnengkung, dan Dengkleung Dengdek

BAB 5 PENUTUP. Campur code..., Annisa Ramadhani, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelilitian

BAB I PENDAHULUAN. berada dari beberapa etnik yang ada di Sumatra Utara yaitu etnik Karo atau kalak

BAB I PENDAHULUAN. yang belum mengecap ilmu pengetahuan di sekolah atau perguruan tinggi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB V MODEL PELESTARIAN NYANYIAN MBUE-BUE PADA MASYARAKAT MUNA SULAWESI TENGGARA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan bahasa visual dipandang kurang penting, padahal banyak kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Penggunaan kalimat tersebut juga harus memperhatikan susunan kata

ANALISIS TUTURAN KERNET BUS SUGENG RAHAYU Aditya Wicaksono 14/365239/SA/17467

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Violeta Inayah Pama, 2013

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Tarigan (1987 : 27), Wacana adalah satuan bahasa yang terlengkap dan tertinggi atau

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan suatu pesan dari seseorang ke orang lain. Berbahasa yang baik dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Membicarakan mantra dalam ranah linguistik antopologi tidak akan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dan lingkungan, baik lingkungan alam maupun lingkungan sosialbudaya,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sarana mengungkapkan ide, gagasan, pikiran realitas, dan sebagainya. dalam berkomunikasi. Penggunaan bahasa tulis dalam komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. sarana yang berfungsi untuk mengungkapkan ide, gagasan, pikiran dan

BAB V PENUTUP. sangat aktif digunakan hingga saat sekarang. Penggunaan dendang dalam

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

BAB I PENDAHULUAN. Teks khotbah Idul Adha yang disampaikan di masjid Agung Surakarta pada

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

PARTISIPAN SERTA KONTEKS SITUASI DAN SOSIAL BUDAYA PADA RUBRIK KARTUN OPINI DALAM HARIAN KOMPAS

BAB V PENUTUP. temuan dan hasil analisis. Subbab kedua membahas mengenai saran-saran dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang masalah Bahasa merupakan bagian dari kebudayaan yang tumbuh dan berkembang dalam kehidupan masyarakat. Sebagai unsur kebudayaan, bahasa berfungsi sebagai sarana terpenting dalam pewarisan, pengembangan, dan penyebarluasan kebudayaan. Malalui bahasa, individu atau kelompok masyarakat dapat menyampaikan nilai-nilai sosial budaya yang dimilikinya. Dengan demikian, bahasa merupakan bagian dari sistem kebudayaan yang dapat merekam dan merepresentasikan pengalaman hidup masyarakat. Levi Strauss (dalam Sibarani, 2004:62) mengemukakan bahwa bahasa merupakan hasil kebudayaan. Bahasa yang digunakan oleh suatu masyarakat merupakan cerminan kebudayaan yang terikat dengan nilai sosial budaya daerahnya. Dalam hal ini, bahasa bukan hanya sekadar alat komunikasi semata tetapi juga sebagai alat penyampaian nilai-nilai sosial budaya yang dianut oleh masyarakat. Salah satu bagian dari kebudayaan yang dianalisis oleh peneliti dalam tesis ini adalah tradisi prosesi sebelum menunaikan ibadah haji. Tradisi tersebut merupakan salah satu wujud dari proses dan produk budaya masyarakat Desa Tanjung Pauh Hilir, Kerinci. Prosesinya memiliki sistem yang baku secara umum dan turun temurun, seperti; tata cara pelaksanaan, alur yang harus dilalui, dan orang-orang yang terlibat di dalamnya. Oleh karena itu, segala bentuk prosesi dari awal hingga akhir sarat fungsi dan nilai-nilai budaya masyarakat setempat. Berikut beberapa dokumentasi penelitian yang telah direkam oleh peneliti.

anak) sambil mengarahkan atau mengontrol rekannya yang sedang merekam berlangsungnya prosesi tale. Pada prosesi tradisi sebelum menunaikan haji, terdapat bagian acara yang merupakan objek penelitian ini. Bagian acara tersebut adalah prosesi tale ji. Tale ji merupakan salah satu nyanyian tradisional yang diperuntukkan bagi jamaah calon haji sebelum berangkat ke Mekah. Bagi masyarakat lokal, orang yang mendendangkan tale dikenal dengan istilah penale. Tujuan dari prosesi tale tersebut adalah untuk menghibur, memberi nasehat atau doa kepada jamaah calon haji, keluarga, dan masyarakat di sekitarnya. Pada konteks budaya, wujud praktis bahasa tale ji merupakan tuturan yang berfungsi dan bermakna bagi masyarakat Desa Tanjung Pauh Hilir Kerinci, Jambi. Teks tale ji dan prosesi mendendangkannya memiliki karakteristik dalam realitas praktis sosial budaya. Berikut penggalan teks tale ji yang didendangkan oleh para tokoh masyarakat Desa Tanjung Pauh Hilir di kediaman salah seorang jamaah calon haji beserta terjemahannya. Alaa Alaa Alaa Alaa Alaa Alaa Alaa Alaa mulelah bismillah alaa ii aaa ooon mulailah dengan nama allah alaa ii aaa ooon kamay dibutale uu alaa ooon kami bertale uu alaa ooo kamay dibutale alaa iii aa ooon kami bertale alaa iii aa ooon tegek dibusamo huu alaaa berdiri bersama huu alaaa Penggalan teks tale ji di atas mencerminkan karakteristik unsur internal pembentuk teks tale yang keterpaduannya secara inheren berfungsi dalam interaksi sosial budaya masyarakat. Berikut beberapa contoh analisis teks tale ji. a. Alaa - alaa ii aa oon Alaa - alaa ii aa oon

Bentuk Alaa - alaa ii aa oo merupakan salah satu unsur internal pembentuk teks tale ji yang terdapat pada awal dan akhir masing-masing lirik tale. Cara mendendangkannya yaitu dengan intonasi yang lemah lembut dan konsisten dari awal hingga tale berakhir. Secara fonologis, keterlibatan unsur segmental vokal /a,i,e,o/ dan konsonan /l/, /n/ serta suprasegmental (nada) dapat memberi kesan psikologis, baik kepada penale itu sendiri maupun pendengarnya. Kesan psikologis yang dapat dirasakan adalah suasana khidmat yang menggiring kondisi psikologis para penale atau pendengar larut dalam pesan-pesan yang terkandung dalam teks tale ji. Dari kesan psikologis yang dapat muncul tersebut, dapat diketahui bahwa fungsi nada lirik tale ji adalah berfungsi ekspresif. b. Mule-lah Bismillah Mulai-PART dengan nama Allah Pros:Mental Part:Tujuan Selanjutnya, lirik tale ji pada poin b merupakan unsur klausa pembentuk teks tale. Pada klausa tersebut terdapat fungsi sintaksis yang kosong, yaitu fungsi subjek. Kosongnya terma pengisi fungsi subjek klausa tersebut manyatakan bahwa klausa tersebut tidaklah lengkap. Dengan kata lain, klausa tersebut tidaklah berterima secara struktur internalnya. Secara bentuk, klausa tersebut membutuhkan fungsi subjek agar diketahui aktornya. Sementara, pada konteks sosial budaya, klausa pada poin b adalah berterima karena antara penutur dan lawan tutur saling memahami. Untuk mengetahui aktor dari klausa tersebut dapat ditelusuri hubungannya dengan koteks atau konteks teks lirik tale ji tersebut. Dalam hal ini, konteks situasilah yang mengikat klausa tersebut agar diketahui aktornya. Adapun aktor dari klausa tersebut adalah para tokoh masyarakat yang terdiri dari depati ninik mamak, alim ulama, dan kepala desa. Dari konteks yang ada, dapat diketahui leksikal pengisi fungsi subjek dari klausa di atas. Dalam bahasa Kerinci isolek Desa Tanjung Pauh Hilir, bentuk leksikal tersebut adalah kamay yang bermakna pronomina pertama jamak. Bentuk leksikal tersebut dapat diketahui pada lirik tale setelahnya, kamay dibutale.

Dari contoh tersebut, peneliti dapat menyimpulkan bahwa konstruksi teks tale ji dapat dianalisis melalui aspek internal teks. Melalui aspek tersebut, fungsi, makna, dan korelasinya dengan wujud praktis sosial budaya masyarakat dapat diketahui. Analisis konstruksi teks tale ji dilakukan oleh peneliti dengan mempertimbangkan aspek internal dan eksternal teks untuk menjelaskan korelasi antara unsur-unsur internal, fungsi dan makna teks tale ji dalam konteks penggunaannya. Aspek internal pembentuk konstruksi teks tale ji adalah unsur-unsur atau struktur lingual yang terlibat dalam teks, seperti; unsur leksikal, frasa dan klausa. Unsur-unsur lingual tersebut sebagai pijakan dasar analisis untuk mengetahui bagaimanakah korelasi antara bentuk lingual, fungsi dan makna teks tale ji dalam praktis sosial budaya masyarakat. Proses analisis teks tale ji yaitu dengan menggunakan teori-teori linguistik (landasan teori) sebagai panduan penelitian. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk mengkaji konstruksi teks tale ji dengan mengemukakan beberapa alasan, yaitu; Pertama, tale ji merupakan salah satu wujud fenomena bahasa dan budaya yang dapat dikaji secara ilmiah. Kedua, tale ji merupakan salah satu wujud kearifan lokal dalam bentuk tradisi lisan yang masih bertahan di Desa Tanjung Pauh Hilir Kerinci. Terakhir, alasan lain yang mendasari adalah bahwa masih sedikitnya hasil kajian tentang tale ji ditinjau dari perspektif linguistik. Alasan-alasan tersebut perlu dijelaskan lebih lanjut di dalam tesis ini. Sebagai kajian ilmiah, aspek internal teks tale ji, perilaku bahasa yang terdapat dalam teks dapat dijelaskan dengan menggunakan pendekatan teori-teori linguistik yang peneliti kemukakan pada bab dua (landasan teori), dan contoh analisis yang telah dikemukakan di awal. Dari aspek eksternal teks, konstruksi teks tale ji dianalisis oleh peneliti untuk mendapatkan pejelasan kontekstual keterpaduan teks. Selanjutnya, terdapat perhatian yang mendalam dari peniliti dalam hal pemertahanan dan keberlanjutan tale ji sebagai tradisi lisan yang memuat kearifan lokal masyarakat Desa

Tanjung Pauh Hilir, Kerinci. Kendala dalam pemertahanan dan keberlanjutan tradisi tersebut adalah kurangnya regenerasi penale serta kurangnya sistem pemberdayaan yang baku, baik dari masyarakat lokal maupun pemerintah daerah, sebagaimana yang telah dikemukakan oleh peneliti lainnya dalam bab dua (kajian pustaka). Selain sebagai wujud kontribusi terhadap kajian linguistik, penelitian ini juga merupakan salah satu wujud kepedulian peneliti terhadap realitas praktis bahasa, sosial budaya masyarakat Desa Tanjung Pauh Hilir. Dengan kata lain, penelitian ini dilakukan dengan tujuan sebagai wujud kontribusi peneliti terutama dalam memperkenalkan karakteristik bahasa dan budaya daerah Desa Tanjung Pauh Hilir bagi masyarakat luas. 1.2 Ruang lingkup dan batasan masalah Penelitian ini berjudul Konstruksi Teks Tale Ji Desa Tanjung Pauh Hilir Kerinci, Jambi yang berfokus pada kajian interdisipliner antara bahasa dan keterkaitannya dengan sosial budaya masyarakat Desa Tanjung Pauh Hilir. Oleh karena itu, ruang lingkup penelitian ini adalah ruang lingkup kajian antropolinguistik. Konstruksi teks tale ji dapat diteliti dari aspek internal dan eksternal. Dari aspek internal teks, proses analisis konstruksi teks tale ji dapat dilakukan dengan cara menganalisis aspek bahasa yang terdapat pada teks. Aspek bahasa yang dapat menjadi kajian penelitian ini adalah unsur-unsur atau struktur lingual yang membentuk keterpaduan teks tale ji, fonologis, morfologis, kata, dan klausa. Dari aspek eksternal teks, konstruksi teks tale ji dapat diteliti keterkaitan antara bahasa pada teks tale dan fenomena sosial budaya masyarakat Desa Tanjung Pauh Hilir. Untuk menghindari fokus kajian yang terlalu luas, perlu batasan masalah sebagai berikut. 1) Penelitian ini berbasis pada teks tale ji yang didendangkan oleh penale lokal dengan menggunakan teori-teori linguistik sebagai perangkat analisis.

2) Penelitian ini untuk menjelaskan korelasi antara aspek internal dan eksternal teks tale ji Desa Tanjung Pauh Hilir, Kerinci. 1.3 Rumusan masalah Konstruksi adalah suatu istilah yang berhubungan dengan proses pembentukan atau penyusunan antarunit menjadi satu kesatuan sehingga terbentuknya suatu keterpaduan wujud yang utuh. Teks pada penelitian ini dipahami sebagai unit bahasa yang fungsional, berfungsi sebagai alat interaksi dalam konteks sosial sosial budaya. Dengan demikian, konstruksi tekstual berhubungan dengan susunan atau struktur antarelemen bahasa sehingga mampu menciptakan fungsi dan makna tertentu dalam suatu interaksi sosial yang tercermin melalui teks. Melalui analisis aspek bahasa serta keterkaitannya terhadap sosial budaya, nilai atau pokok suatu teks dapat diketahui secara keseluruhan terutama dalam menjalankan fungsinya sebagai alat interaksi sosial. Dalam hal ini, analisis konstruksi teks tale ji Desa Tanjung Pauh Hilir dispesifikasikan ke dalam rumusan masalah sebagai berikut: 1) Bagaimanakah struktur transitivitas teks tale ji Desa Tanjung Pauh Hilir, Kerinci? 2) Bagaimanakah makna tale ji Desa Tanjung Pauh Hilir, Kerinci? 3) Bagaimanakah fungsi tale ji Desa Tanjung Pauh Hilir, Kerinci? 1.4 Tujuan Penelitian Sebagai kajian ilmiah, penelitian ini memiliki beberapa tujuan yang akan dicapai. Secara umum, tujuan penelitian ini adalah untuk memahami dan menjelaskan fenomena praktis kebahasaan masyarakat Desa Tanjung Pauh Hilir yang tercermin pada teks tale ji. Fenomena kebahasaan tersebut dapat ditelusuri keterkaitannya antara aspek internal dan eksternal teks tale ji. Spesifiknya, tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Untuk menjelaskan struktur transitivitas teks tale ji Desa Tanjung Pauh Hilir, Kerinci. 2) Untuk menjelaskan makna tale ji Desa Tanjung Pauh Hilir, Kerinci.

3) Untuk menjelaskan fungsi tale ji Desa Tanjung Pauh Hilir, Kerinci. 1.5 Manfaat penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan konstruksi teks tale ji dengan mempertimbangkan aspek linguistik dan nonlinguistik. Dari aspek linguistik, peneliti menjelaskan konstruksi teks tale ji melalui unsur-unsur internal teks. Dari aspek nonlinguistik, peneliti menjelaskan keterkaitan antara unsur-unsur atau struktur lingual dalam teks tale ji dan konteks situasi teks. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, baik secara teoritis maupun praktis. 1) Secara teoritis Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan inspirasi dan motivasi bagi siapapun untuk mengembangkan ilmu yang bersifat interdisipliner, terutama linguistik dan antropologi, untuk menambah khasanah data penelitian bahasa dan budaya daerah Nusantara. (b) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi perbandingan bagi peneliti lainnya atau yang tertarik untuk mengkaji bahasa dan budaya Kerinci yang tercermin pada teks tale ji Desa Tanjung Pauh Hilir, Kerinci. 2) Secara praktis Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: (a) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan referensi bagi masyarakat luas dalam memahami bahasa dan budaya masyarakat Desa Tanjung Pauh Hilir, Kerinci. (b) Penelitan ini diharapkan dapat memberikan informasi yang layak dipertimbangkan bagi pembuat kebijakan dalam hal melestarikan kebudayaan daerah.

(c) Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan data pendokumentasian bahasa dan budaya daerah Kerinci, khususnya Desa Tanjung Pauh Hilir.