Seminar Memperingati 60 Th KAA

dokumen-dokumen yang mirip
PEMANTAPAN MATERI PERAN INDONESIA DALAM ORGANISASI INTERNASIONAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1961 TENTANG PEMBUATAN PERJANJIAN PERSAHABATAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN REPUBLIK RAKYAT TIONGKOK

buku. Kalian dapat memfotokopi gambar tersebut sebelum menempelkannya. Setelah selesai, kumpulkan hasil kerja kalian kepada guru.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA - 2 -

Globalisasi. 1. Pengertian Globalisasi

Assamu alaikumwr. Wb. Yang Mulia Kepala Negara, Kepala Pemerintahan, Para Ketua Delegasi. Yang terhormat Wakil Presiden Jusuf Kalla.

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Yang terhormat para Kepala Lembaga Negara atau yang mewakili;

BAB 5 PENUTUP. 5.1.Kesimpulan

SAMBUTAN KEPALA PERWAKILAN REPUBLIK INDONESIA. PADA PERINGATAN HARI KEMERDEKAAN REPUBLIK INDONESIA KE AGUSTUS 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Tentang: PERJANJIAN PERSAHABATAN ANTARA REPUBLIK INDONESIA DAN MALAYSIA REPUBLIK INDONESIA MALAYSIA. PERJANJIAN PERSAHABATAN.

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 1979 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1976 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 1977

BAB V KESIMPULAN. Berdasarkan kajian yang penulis lakukan mengenai Politik Luar Negeri

Menawarkan Pancasila Menjadi Ideologi Dunia

PIDATO PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PADA SIDANG MAJELIS UMUM KE-58 PERSERIKATAN BANGSA-BANGSA. New York, 23 September 2003

KEHIDUPAN POLITIK PADA MASA DEMOKRASI TERPIMPIN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 1975 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

SENGKETA INTERNASIONAL

BAB II GAMBARAN UMUM

LATAR BELAKANG LAHIRNYA DEKRIT PRESIDEN 5 JULI 1959

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1972 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

sosial, budaya, ekonomi, agama, filsafat;

Makalah Sejarah. Kelas : XII IPA 1 Kelompok : III Anggota: Hamzah M.Faiz Melinda Meri Irfan Naufal Mentari Monic. SMA ISLAM AL-AZHAR 5 Cirebon

Konvensi Internasional mengenai Penindasan dan Penghukuman Kejahatan Apartheid

Dr. Ganewati Wuryandari, MA. Jakarta, 18 April 2018

HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ASIA TENGGARA PADA ERA PERANG DINGIN. Dewi Triwahyuni

Saatnya Rehabilitasi Bung Karno!

Sambutan Presiden RI pada ASIAN PARLIAMENTARY ASSEMBLY, Bandung-Jabar, Selasa, 08 Desember 2009

KONFERENSI ASIA-AFRIKA,BANDUNG (1955): SEBUAH TONGGAK SEJARAH

Ulangan Formatif Keempat

SURAT KEPERCAYAAN GELANGGANG SENIMAN MERDEKA INDONESIA

B A B III KEADAAN AWAL MERDEKA

Pidato Dr. R.M Marty M. Natalegawa, Menlu RI selaku Ketua ASEAN di DK PBB, New York, 14 Februari 2011

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 1976 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB VI. 6.1 Kesimpulan Strategi Suriah dalam menghadapi konflik dengan Israel pada masa Hafiz al-

ANALISIS POLITIK LUAR NEGERI. Oleh : Agus Subagyo, S.IP.,M.SI FISIP UNJANI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

HUKUM INTERNASIONAL PENYELESAIAN SENGKETA INTERNASIONAL PERTEMUAN XXVII, XXVIII & XXIX. By Malahayati, SH, LLM

AMANAT TERTULIS PRESIDEN RI PADA PERINGATAN HARI BELA NEGARA Sabtu, 19 Desember 2015

PANCASILA DALAM KAJIAN SEJARAH PERJUANGAN BANGSA INDONESIA

DEKLARASI UNIVERSAL HAK ASASI MANUSIA 1 MUKADIMAH

POLITIK LUAR NEGERI INDONESIA BEBAS AKTIF TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Presiden Republik Indonesia,

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

TENTANG KOEKSISTENSI SECARA DAMAI ANTARA SOSIALISME DAN KAPITALISME DARI LENIN SAMPAI SEKARANG..

Latihan Ujian Akhir Sekolah A. Berilah tanda silang (X) pada huruf a, b, c, atau d pada jawaban yang benar.

Assalamu alaikum warohmatullahi wabarokaatuh Salam sejahtera bagi kita semua;

Negara Jangan Cuci Tangan

No Negara/bangsa Luas wilayah No Negara/bangsa Luas wilayah

BAB I. PENDAHULUAN. bangsa Indonesia setelah lama berada di bawah penjajahan bangsa asing.

BAB I PENDAHULUAN. internasional, negara harus memiliki syarat-syarat yang harus dipenuhi yaitu,

Sambutan Presiden RI pada Upacara Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional, Jakarta, 7 November 2012 Rabu, 07 November 2012

Konferensi Asia Afrika: Pentingnya Diplomasi dalam Menggalang Ingatan Dunia

2. Perumusan Dasar Negara oleh Pendiri Negara

DUA BELAS FAKTA DAN KEKELIRUAN TENTANG KONVENSI MUNISI TANDAN (Convention on Cluster Munitions)

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 80 TAHUN 1958 TENTANG DEWAN PERANCANG NASIONAL PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pemilu 1955 merupakan pemilihan umum pertama dengan sistem multi partai yang dilakukan secara terbuka,

Rangkuman Materi Ajar PKn Kelas 6 MATERI AJAR

Sambutan Presiden RI pada Peringatan Hari Konstitusi dan HUT MPR RI Ke-66, Jakarta, 18 Agustus 2011 Kamis, 18 Agustus 2011

Komunisme dan Pan-Islamisme

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 1977 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 4 TAHUN 1988 (4/1988) TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1978 TENTANG PENGESAHAN PERJANJIAN MENGENAI PENCEGAHAN PENYEBARAN SENJATA-SENJATA NUKLIR

Pernyataan Umum tentang Hak-Hak Asasi Manusia

PROKLAMASI TEHERAN. Diproklamasikan oleh Konferensi Internasional tentang Hak-hak Asasi Manusia di Teheran pada tanggal 13 Mei 1968

PENDIDIKAN PANCASILA

PERNYATAAN UMUM TENTANG HAK-HAK ASASI MANUSIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 80 TAHUN 1958 (80/1958) TENTANG DEWAN PERANCANG NASIONAL *) Presiden Republik Indonesia,

Kapitalisme adalah ideologi yang cacat dan terbukti gagal membawa kebahagiaan bagi manusia di muka bumi ini.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Dengan persetujuan DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

Bab 2. Bab. Bab. Bab 1. Bab 3 Bab 8. 4 Bab 9. Tingkatan 5. Bab. Bab

Telah menyetujui sebagai berikut: Pasal 1. Untuk tujuan Konvensi ini:

Protokol Tambahan Konvensi Hak Anak Terkait Keterlibatan Anak Dalam Konflik Bersenjata

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 2 TAHUN 1983 PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Contoh Naskah Pidato Tema Persatuan dan Kesatuan Bangsa/Pemuda ini bisa digunakan disaat memperingati Hari Sumpah Pemuda, Hari Pahlawan atau Hari

POLITIK LUAR NEGERI. By design Drs. Muid

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pada tanggal 17 Februari 2008 yang lalu, parlemen Kosovo telah

Indeks: PERBURUHAN INTERNASIONAL. KONPENSI NO. 98.

PENJELASAN ATAS UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

PENDIRIAN DAN KEANGGOTAAN KOPERASI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. India dan Pakistan merupakan dua negara yang terletak di antara Asia

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA BESERTA PENJELASANNYA

NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2002 TENTANG PERTAHANAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Assalamu alaikum Warohmatullaahi Wabarokatuh. Selamat pagi dan salam sejahtera bagi kita semua.

Kedudukan Pembukaan UUD Anggota Kelompok : -Alfin Anthony -Benadasa -Jeeva Laksamana -Nicolas Crothers -Steven David -Lukas Gilang

Sambutan Presiden RI pd Pembukaan Kongres XXI PGRI dan Guru Indonesia 2013, 3 Juli 2013, di Jakarta Rabu, 03 Juli 2013

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

UU 9/1997, PENGESAHAN TREATY ON THE SOUTHEAST ASIA NUCLEAR WEAPON FREE ZONE (TRAKTAT KAWASAN BEBAS SENJATA NUKLIR DI ASIA TENGGARA)

PERTURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT GOTONG ROYONG REPUBLIK INDONESIA Peraturan Presiden Nomor 14 Tahun 1960 Tanggal 12 Juli 1960

Transkripsi:

Seminar Memperingati 60 Th KAA Huang Shu-hai Konprensi Asia-Afrika Bandung adalah Konperensi internasional yang membuka zaman. Buka zaman; berarti Konprensi ini haya terjadi satu kali dalam sejarah hubungan antar Negara zaman baru. Enam puluh tahun talah silam, akan tetapi Dasa Sila konprensi A-A masih tetap dapat dirasai dengan segar daya pengaruhnya dalam hubungan internasional. Adalah sangat bicaksana dan mendapat simpati luas atas innisiatif Yang Mulia presiden R.1 Djoko Widodo untuk menyelenggara perayaan ulang-tahun ke-60 Konprensi A-A. Dengan perayaan ini, kita memperoleh kesempatan untuk merenung kembali sejarah, memperkokoh kerjasama bersabat antar negara2 Asia Afrika dan sedunia. Aktivitas2 demikian ini mempunyai arti sangat penting dan nyata bagi dunia internasional. Saya sudah berusia 83. Enam-puluh tahun yang lalu, saya dapat kehormatan datang ke Bandung sebagai penterjemah Delegasi RRT yang dipimpin oleh P.M. Zhou En-lai. Kemegahan dan Kemeriyaan Konperensi A-A pada waktu itu masih tetap segar terbayang didepan mata saya. Pada bulan April 1965, sekali lagi saya dapat kehormatan untuk menyertai P.M. Zhou En-lai dan wakil P.M Chen Yi menghadir upacara2 perayaan ulang tahun Ke-10 Konprensi A-A yang deselenggarakan di Jakarta dan Bandung. Dengan kesempatan itu, P.M Zhou En-lai dan wakil P.M Chen Yi mengadakan pembicaraan2 yang ramah-tamah dengan Presiden Sukarno dan mantan Ketua Konprensi A-A Ali sastroamidjijo. Pada bulan April 2005, saya bersama-sama dengan anggota2 staf yang pernah ikut serta dalam pekerjaan konprensi A-A telah menghadiri seminar Konprensi A-A 1

ulang-tahun ke-50 di Hong Kong. Segala aktivitas yang tersebut diatas memberikan kesan2 yang sangat mendalam bagi saya. Seolah-olah dalam jiwa saya terjalin hubungan rohaniah dengan Konprensi A-A, dan saya mempunyai rasa yang mendalam terhadap Konprersi A-A. Yang pertama-tama akan saya uraikan adalah latar-belakang internasional Konprensi A-A pada waktu itu. Sesudah perang dunia ke Ⅱ, situasi internasional mengalami perubahan sangat besar. Banyak Negara 2 Asia Afrika berbondongbondongan menuntut diakhirinya penjajahan kolonialisme dan mencapai kemerdakaan nasional. Tapi dilain pihak, negara2 imperialis dan kolonialis barat tetap bersikap bandel, mereka bertantangan dengan arussejarah dan berdaya-upaya untuk memperkokoh penjajahan kolonialisme dan lingkungan kekuasaan mereka dengan lebih kejam menindas gerakan kemerdekaan nasional. Pertentangan dua kekuatan ini semakin tajam, sehingga ketegangan situasi internasional menanjap dan membahayakan perdamaian dunia. Dengan latar-belakang inilah para perdana menteri dari lima Negara Asia: India Indonesia pakistan Burma dan Sailan(Srilangka) mengadakan pertemuan di Kolombo pada bulan April 1954. Perdana menteri Ali Sastroamidjoja menghadir pertemuan itu dengan membawa surat yang ditulis sendirinya oleh Presiden Soekarno, yang mengemukakan prakarsa untuk menyelenggarakan Konperensi A-A, dan diminla pula para perdana menteri menaruh perhatian untuk menjajak kemungkinan pelaksanaannya. Konperensi A-A bertujuan untuk membahas soal2 mengenai kemerdekaan bangsa2 A-A, menentang perang agresi dan membela perdamaian dunia. Oleh Presiden Sukarno juga menyatakan hasrat Indonesia untuk menjadi Tuan Rumah Konperensi A-A. Setelah berkali-kali berunding, tercapailah persepakatan sebagai berikut: Republik Indonesia mendapat penuh kepercayaan untuk menjadi Negara Tuan Rumah Konperensi A-A yang akan diselenggakan pada tgl. 18-24 April 1955 di Bandung, suatu kota bersejarah juang Indonesia. 2

Keputusan 2 ini dengan sepontan mendapat perhatian luas dari mesyarakat Internasional, terutama mendapat sambutan hangat dan sokongan kuat dari rakyat dan negara2 A-A yang sudah atau belum merdeka. Pemerintah R.R.T. dengan segera memberi respon, bahwa RRT menyokong sepenuhnja diselenggarakan Konprensi A-A, dan RRT ingin menghadir konperensi tsb. Kedua, apa sebab-musabab suksesnya Konperensi A-A? Saya kira disamping politik bicaksana dari Lima Negara kolombo dan usaha2 bersama dari negara2 peserta, adalah karena Konperensi A-A sesuai dengan arus perkembangan sejarah. Konperensi A-A telah membuka halaman baru sejarah A-A. Konperensi A-A adalah satu konperensi Internasional yang untuk pertama kali tanpa partisipasi negara2 besar Barat dan 29 negara A-A merundingkan nasib dan kepentingan negara2 dan rakyat A-A diantara mereka sendiri. Nama2 29 negara peserta telah tercatat dengan tinta emas dalam sejarah A-A, yaitu Negara 2 seponsor: Burma Sailan India Indonesia dan Pakistan; negara2 peserta: Ahganistan Kamboja RRT Mesir Etopia Gold Coast Iran Irak Japan Yordan Laos Libanon Liberia Lybia Nepal Philipina Saudi-ArabiaSudan Syria Thailan Turky Vietnam Utara Vietnam Selatan Yemen. Pada masa itu, kebanyakan negara2 A-A masih berada dalam penjajahan kolonialis, dan ratusan juta rakyat masih hidup sengsara yang selalu diperas dan ditindas oleh kolonialisme. Sedangkan Negara 2 yang sudah merdeka juga membutuhkan waktu yang panjang dan usaha2 yang ulet untuk mengatasi kesulitan2 keterbelakangan dibidang ekonomi dan kebudayaan yang ditinggal oleh kolonialisme. Adalah sangat dibutuhkan satu lingkungan damai internasional untuk pembangnan dibidang ekonomi dan kebudayaan serta mempertinggi taraf penghidupan rakyat. Oleh karena itu, melangsungkan perjuangan anti imperialisme dan memperkokoh kemerdekaan nasional, menentang perang agresi, membela perdamaian dunia dan memperkuat solidaritas persahabatan serta kerja-sama yang saling menguntungkan antara negara2 A-A telah menjadi keinginan bersama dari rakyat seluruh Negara A-A. Ini juga dengan sewajarnja menjadi tujuan utama dari Konperensi A-A. 3

Pidato Presiden Sukarno dalam upacara pembukaan yang berjudul Mari Kita Lahirkan Asia Baru dan Afrika Baru adalah sangat Penting, ia telah mencerminkan seruan bersama dari rakyat A-A yang lebih separo dari jumlah penduduk dunia, dan juga telah meletakkan nada utama Konperensi A-A yang akirnya berhasil mencapai sukses besar dan bersejarah. Ketiga: Delegasi RRT telah memberi sumbangan2 yang positif dan penting kepada penyelanggaraan dan suksesnya Konperensi A-A. Pada masa itu, situasi internasional masih tercengkam oleh perang dingin dari dua blok, yang masing2 dikepalai AS dan Uni Sovyet. RRT masih diblokade oleh AS. Negara 2 barat yang dikepalai AS, sangat keras menentang diselenggaranya Konperensi A-A, dan juga menentang ikut-sertanya RRT dalam Konperensi tersebut. Mereka berdaya-upaya melakukan komplotan2 keji untuk sabotase konperensi A-A melalui agen2 nya yang selalu membuat rintangan2 dan pertentangan2 diantara negara2 peserta. Mereka beranggap: jalan yang paling mudah untuk melaksanakan komplotan itu, adalah selalu dan disegala bidang mempersoalkan RRT. Mereka berkomplot untuk membunuh P.M Zhou En-lai dengan melalui tangan spion2 Taiwan yang melakukan sabotase peledakan pesawat terbang India Kashmir Princess yang disewa oleh Delegasi RRT,sehingga delapan anggota staf delegasi RRT dan tiga wartawan dari neggra2 lain telah korban dalam sabotase itu. Delegasi RRT mengalami kerugian2 berdarah yang sangat menginggung perasaan rakyat Tiongkok. Akan tetapi mereka tidak relah menerima begitu saja kegagalan komplotan untuk membunuh P.M.Zhou En-lai, maka mereka berulang-kali melakukan sabotase2 didalam konperensi. Sidang Perdebatan baru dimulai, pidato2 peserta yang dihasut oleh mereka dengan langsung menujukan ujung tombaknya kepada Delegasi RRT, Dengan melontarkan fitnahan2 kepada Partai Komunis Tiongkok, sistim sosialisme, dan menyer ang politik minoritas Tiongkok dengan tuduhan2 bahwa Tiongkok tidak ada kebebasan beragama dan hak2 asasi manusia. Mereka bermaksud bikin marah Delegasi RRT dengan caci-maki untuk melumpuhkan konperensi dalam percecokan yang tak kunjung habis, sehingga konperensi tercera-berai tanpa hasil apapun. 4

Inilah hakekat yang dikehendaki kekuatan musuh dunia Barat. Akan tetapi, mereka salah-hitung belaka, bahwa Delagasi RRT sudah siap-siaga dengan rapi untuk menghadapi segala itu dan juga sudah terang-temerang akan komplotan2 yang akan dilakukan mereka. P.M Zhou En-lai yang teruji dan sangat bespengalaman dengan sikap tenang dan sabar mendengarkan segala pidato yang penuh dengan fitnahan2, lantas mengambil keputusan yang bijaksana, yakni membagi-bagikan teks pidato yang disiapkan semula kepada para peserta, dan segera menyiapkan teks pidato tambahan singkat dan bertujuan. P.M Zhou dengan nada suara tenang dan ramah mengucapkan pidatonya dengan kalimat pertama, bahwa Delegasi RRT datang untuk mencari persatuan, bukan untuk mencari pertengkaran. Delegasi RRT datang untuk mencari persamaan, bukan mencari perbedaan. Pidato P.M Zhou En-lai sangat mengharuhkan hati peserta, karena pidato itu diucapkan dengan nada suara tenang dan tulus-ichlas, bahkan memberi fakta2 yang meyakinkan para hadirin. Begitulah seusainya pidato P.M Zhou En-lai, suasana gedung Konperensi seolaholah mendidih dengan sorak-sorai gemuruh. P.M Ali Sastroamidjojo sebagai ketua Konperensi A-A, P.M Nehru, P.M Wu Nu dan banyak anggota Delegasi meninggalkan tempat duduk masing2 untuk bersalaman dan berpeluk-pelukan dengan P.M Zhou En-lai. Bahkan ada juga anggota2 Delagasi yang semula menyerang Delegasi RRT, datang sendirinya bersalaman dengan P.M Zhou En-lai dan menyatakan penyesalan mereka. P.M. Ali Sastroamidjoyo memberi penghargaan tinggi kepada pidato P.M Zhou En-lai, dengan menyatakan bahwa adalah pidato P.M Zhou menjadi titik-baliknya jalan Konperensi hingga mencapai sukses besar. Dengan penetapan haluan Konperensi yang tepat, maka segala proses konperensi juga berjalan amat lancar. Walaupun dalam rapat2 diskusi mengenai soal2 Pernyataan Bersama, terutama mengenai isi intinya Dasa Sila Konperensi A-A dari panitia politik, pernah terjadi perdebatan dan perbedaan pendapat yang sengit, tapi semua itu dapat deselesaikan 5

satu-persatu dengan semangat permusyawaratan bersahabat dan sikap mencari persamaan dan membolehkan perbedaan. Pada akirnya konperensi A-A mecapai sukses besar dan bersejarah. Dasa Sila Konperensi A-A yang dimaksudkan untuk mengatur hubungan antar Negara mempunyai daya jiwa yang sangat kuat, dan saya kira adalah sangat berarti dan bermanfaat apa-bila kita merenung kembali Dasa Sila yang isinya sebagai berikut: 1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asas yang termuat dalam Piagan PBB. 2. Menghormati kedaulatan dan integritas territorial semua bangsa. 3. Mengakui kesamarataan semua ras dan semua bangsa, baik bear maupun kecil. 4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soalsoal negeri lain. 5. Menghormati hak tiap-tiap bangsa untuk mempertahankan diri sendiri secara sendirian atau secara kolektif, yang sesuai dengan Piagam PBB. 6. (a) Tidak menggunakan pengatuan-pengaturan kolektif untuk kepentingan khusus salah satu Negara besar; (b) Tidak melakukan tekanan terhadap Negara lain. 7. Tidak melakukan tindakan-tindakan atau ancaman agresif maupun penggunaan kekerasan terhadap integritas teritorial atau kemerdekaan politik suatu negara. 8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrase atau penyelesaian secara hukum atau cara damai lainnya menurut pilihan pihak-pihak yang bersangkutan yang sesuai dengan Piagam PBB. 9. Memajukan kepentingan bersama dan kerja sama. 10. Menghormati hukum dan kewajiban-kewajiban internasional. 6