juga mendapat terapi salisilat. Pasien harus diberi pengertian bahwa selama terapi bismuth subsalisilat ini dapat mengakibatkan tinja berwarna hitam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II STUDI PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara terminologi kedokteran abortus ialah suatu keadaan yang tidak

Pengertian farmakokinetik Proses farmakokinetik Absorpsi (Bioavaibilitas) Distribusi Metabolisme (Biotransformasi) Ekskresi

OBA B T A T S I S ST S E T M

FARMAKOTERAPI PADA PENYAKIT / GANGGUAN SALURAN CERNA ULKUS PEPTIK ULKUS PEPTIK

BAB 1 PENDAHULUAN. Aspirin adalah golongan Obat Anti Inflamasi Non-Steroid (OAINS), yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PETIDIN, PROPOFOL, SULFAS ATROPIN, MIDAZOLAM

MENGATASI KERACUNAN PARASETAMOL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .

Misoprostol Cytotec Serly Dan Mifeprestone Mifeprex Obat Terlambat Haid

Kinetik= pergerakan farmakokinetik= mempelajari pergerakan obat sepanjang tubuh:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

OBAT DAN NASIB OBAT DALAM TUBUH

BAB I PENDAHULUAN. nyeri sering berfungsi untuk mengingatkan dan melindungi dan sering. memudahkan diagnosis, pasien merasakannya sebagai hal yang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Sakit perut berulang menurut kriteria Apley adalah sindroma sakit perut

Pengantar Farmakologi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Obat Diabetes Farmakologi. Hipoglikemik Oral

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. inflamasi. Obat ini merupakan salah satu kelompok obat yang paling banyak diresepkan

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

FARMAKOTERAPI PADA PENYAKIT INFEKSI JAMUR. dr. Agung Biworo, M.Kes

Farmakologi. Pengantar Farmakologi. Bagian Farmakologi Fakultas Kedokteran UNLAM. Farmakodinamik. ., M.Med.Ed. normal tubuh. menghambat proses-proses

Pengantar Farmakologi

FARMAKOTERAPI PADA PENYAKIT INFEKSI JAMUR

Pengantar Farmakologi Keperawatan

Suspensi. ALUMiNII HYDROXYDUM COLLOIDALE. Aluminium Hidroksida Koloidal. Alukol

FARMAKOKINETIKA. Oleh Isnaini

BAB I PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. Obat Anti-Inflamasi Nonsteroid (OAINS) adalah suatu golongan obat

mengontrol biosintesis mediator inflamasi (prostaglandin,leukotriene) dengan meng inhibisi asam arakidonat.

sekresi Progesteron ACTH Estrogen KORTISOL menghambat peningkatan sintesis progesteron produksi prostaglandin

HIPONATREMIA. Banyak kemungkinan kondisi dan faktor gaya hidup dapat menyebabkan hiponatremia, termasuk:

MATA KULIAH FARMAKOLOGI DASAR

diperlukan pemberian secara berulang. Metabolit aktif dari propranolol HCl adalah 4-hidroksi propranolol yang mempunyai aktifitas sebagai β-bloker.

BAB I PENDAHULUAN. Sistem peyampaian obat konvensional tidak dapat mempertahankan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan analisis obat semakin dikenal secara luas dan bahkan mulai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

relatif kecil sehingga memudahkan dalam proses pengemasan, penyimpanan dan pengangkutan. Beberapa bentuk sediaan padat dirancang untuk melepaskan

Obat-obat Gastritis ANTASIDA

I. PENDAHULUAN. sumber pemenuhan kebutuhan tubuh untuk melakukan metabolisme hingga

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

baik berada di atas usus kecil (Kshirsagar et al., 2009). Dosis yang bisa digunakan sebagai obat antidiabetes 500 sampai 1000 mg tiga kali sehari.

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DAN ANTASIDA DI PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dilaksanakan di RSGM UMY dengan tujuan untuk melihat adanya

menghilangkan kesadaran. Berdasarkan kerja farmakologinya, analgesik dibagi dalam dua kelompok besar yaitu analgesik narkotik dan analgesik non

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PR0GHlllltG. B00l( UPDATEIN GASTROENTERO-HEPATOLOGYPATIENT'S MANAGEMENT! FROMBENGHTO CLINICALPRACTICE

Faktor yang Berpengaruh Terhadap Proses Pelepasan, Pelarutan dan Absorbsi Obat

Di bawah ini diuraikan beberapa bentuk peresepan obat yang tidak rasional pada lansia, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Kebutuhan : 2 mg/100 mg protein. Farmakokinetik - mudah diabsorbsi - ekskresi dalam bentuk 4-asam piridoksat dan piridoksal

sebesar 90% (Dodge, 1993). Ulkus gaster berukuran lebih besar dan lebih menonjol sehingga pada pemeriksaan autopsi lebih sering atau mudah dijumpai di

PENGANTAR FARMAKOLOGI

Tujuan Instruksional:

Tujuan Instruksional:

Rute Pemberian Obat. Indah Solihah

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

kematian sebesar atau 2,99% dari total kematian di Rumah Sakit (Departemen Kesehatan RI, 2008). Data prevalensi di atas menunjukkan bahwa PGK

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Dinukleosida Adenosin (DNA) dan Ribonukleosida Adenosin (RNA), dan. dalam tubuh dengan jumlah yang sangat kecil dan mutlak diperlukan.

Nutrition in Elderly

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

FARMAKOKINETIK KLINIK ANTIBIOTIK AMINOGLIKOSIDA G I N A A R I F A H : : A S T I Y U N I A : : YUDA :: R I F N A

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Paradigma dalam pengembangan obat. Pertimbangan terapeutik Pertimbangan biofarmasetik Pendekatan fisikokimia 4/16/2013 1

[FARMAKOLOGI] February 21, Obat Anti Inflamasi Non Steroid ( OAINS ) Pada th/ sistomatis, tidak u/ th/ kausal. Ibuprofen, asam mefenamat,

BAB I PENDAHULUAN. Dismenore merupakan suatu gejala rasa sakit atau rasa tidak enak. diperut bagian bawah pada masa menstruasi sampai dapat menggangu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dan tujuan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan korban tersering dari kecelakan lalu lintas. 1. Prevalensi cedera secara nasional menurut Riskesdas 2013 adalah 8,2%,

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk konvensional dapat mengiritasi lambung bahkan dapat. menyebabkan korosi lambung (Wilmana, 1995).

pada penderita tukak lambung dan penderita yang sedang minum antikoagulan (Martindale, 1982). Pada penelitian ini digunakan piroksikam sebagai

Fenasetin (anti piretik jaman dulu) banyak anak2 mati, Prodrug Hasil metabolismenya yg aktif

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh protozoa genus Plasmodium

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. protozoa, dan alergi. Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2007

Obat Penyakit Diabetes Metformin Biguanide

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

ANTIBIOTIK AMINOGLIKOSIDA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. diserahkan oleh apoteker di apotek (Asti dan Indah, 2004). The International

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tinggal obat dalam saluran cerna merupakan faktor yang dapat mempengaruhi

(AIS) dan golongan antiinflamasi non steroidal (AINS). Contoh obat golongan AINS adalah ibuprofen, piroksikam, dan natrium diklofenak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Berdasarkan visi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

SMP JENJANG KELAS MATA PELAJARAN TOPIK BAHASAN VIII (DELAPAN) ILMU PENGETAHUAN ALAM (IPA) SISTEM PENCERNAAN MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Salah satu masalah kesehatan yang sering di jumpai pada wanita usia subur

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

1. Agen Pelindung Mukosa a Sukralfat Dosis Untuk dewasa 4 kali sehari 500-1000 mg (maksimum 8 gram/hari) sewaktu lambung kosong (1 jam sebelum makan dan tidur). Pengobatan dianjurkan selama 4-8 minggu, kecuali apabila pemeriksaan endoskopi atau sinar-x telah memperlihatkan kesembuhan (Basuki, 2008). 1) Farmakodinamik Sukralfat adalah suatu kompleks yang dibentuk dari sukrosa oktasulfat dan polialumunium hidroksida. Aktifitas sukralfat sebagai anti ulkus merupakan hasil dari pembentukan komplek sukralfat dengan protein yang membentuk lapisan pelindung menutupi ulkus serta melindungi dari serangan asam lambung, pepsin dan garam empedu. Percobaan laboratorium dan klinis menunjukkan bahwa sukralfat menyembuhkan tukak dengan tiga cara, yaitu (Basuki, 2008): a Membentuk kompleks kimiawi yang terikat pada pusat ulkus sehingga b c merupakan lapisan pelindung. Menghambat aksi asam, pepsin, dan garam empedu. Menghambat difusi asam lambung menembus lapisan film sukralfatalbumin. 2) Farmakokinetik Penelitian menunjukkan bahwa sukralfat dapat berada dalam jangka waktu lama dalam saluran cerna sehingga menghasilkan efek obat panjang. Sukralfat sangat sedikit terabsorpsi di saluran pencernaan sehingga menghasilkan efek samping sistemik yang minimal (Basuki, 2008). 3) Indikasi Pengobatan jangka pendek (sampai 8 minggu) pada ulkus duodenum (tukak usus dua belas jari) (Basuki, 2008). 4) Interaksi obat Pemberian sukralfat dapat mengurangi absorpsi atau bioavaibilitas obatobatan tertentu, yaitu simetidin, antibiotik golongan fluoroquinolon (ciprofloxacin, norfloxacin), digoxin, ketokonazol, fenitoin, ranitidine, tetraciclin, quinidine, L-thyroxin dan teofilin, sehingga obat-obatan tersebut harus diberikan dalam waktu 2 jam sebelum pemberian sukralfat (Basuki, 2008). 5) Efek samping Sangat jarang, yang relatif sering dilaporkan hanya konstipasi dan mulut terasa kering. Keluhan lainnya adalah diare, mual, muntah, tidak nyaman di

b perut, flatulent, pruritus, rash, mengantuk, pusing, nyeri pada bagian belakang, dan sakit kepala (Basuki, 2008). Sukralfat harus diberikan secara hati-hati pada pasien gagal ginjal kronis dan pasien dialisis. Penggunaan obat ini selama kehamilan hanya dilakukan jika benar-benar diperlukan. Sukralfat harus diberikan secara hati-hati pada wanita yang sedang menyusui. Jika diperlukan antasida dapat diberikan, namun demikian sebaliknya tidak diberikan dalam jangka waktu 1½ jam sebelum atau sesudah pemberian sukralfat. Keamanan dan efektifitas pada anak-anak belum dapat ditetapkan (Basuki, 2008). Misoprostol Misoprostol merupakan analog prostaglandin E1 sintetik yang dipasarkan dalam dua bentuk sediaan, yaitu tablet 100 μg dan 200 μg. Nama kimianya adalah Methyl 7- {3-hydroxy-2-[(E)-4-hydroxy-4-methyloct-1-enyl]-5-oxocyclopentyl}heptanoate, dengan berat molekul 382,5g/mol. Misoprostol bersifat stabil dan larut dalam air. Formula empirisnya adalah C22H38O5 (Rahardjo, 2008). Indikasi yang diakui FDA adalah untuk pencegahan dan pengobatan ulkus lambung akibat pemakaian antiinflamasi nonsteroid. Indikasi ini didasarkan pada efeknya yang merangsang sintesis mukus dan bikarbonat di lambung dan mengurangi asam lambung. Pada organ reproduksi wanita, prostaglandin E1 merangsang kontraksi uterus. Sensitivitas uterus meningkat dengan bertambahnya usia kehamilan. Pada serviks uteri, misoprostol menyebabkan peningkatan aktivitas kolagenase dan mengubah komposisi preoteoglikan sehingga menyebabkan pelembutan dan penipisan serviks. Di bidang obstetri-ginekologi, efek ini dimanfaatkan untuk aborsi selektif, induksi persalinan, dan untuk evakuasi uterus dalam kasus kematian janin intrauterin. Efek kontraksi uterus juga bermanfaat untuk mencegah dan mengatasi perdarahan postpartum. Walaupun tidak satupun dari indikasi obstetri ini yang telah diakui FDA, namun pemakaian offlabel dapat dibenarkan dalam kondisi tertentu. Efek samping yang sering terjadi setelah pemakaian misoprostol antara lain mual, muntah, diare, kram perut, demam, dan menggigil (Rahardjo, 2008). Misoprostol dapat diberikan secara oral, sublingual, vaginal maupun rektal. Misoprostol sangat mudah diserap, dan menjalani de-esterifikasi cepat menjadi asam bebas, yang berperan dalam aktivitas kliniknya dan tidak seperti senyawa asalnya, metabolit aktifnya ini dapat dideteksi di dalam plasma. Rantai samping alfa dari asam

misoprostol menjalani oksidasi beta dan rantai samping beta menjalani oksidasi omega yang diikuti dengan reduksi keton untuk menghasilkan analog prostaglandin F (Rahardjo, 2008). Pada keadaan normal, misoprostol dengan cepat diabsorbsi setelah pemberian secara oral.konsentrasi asam misoprostol didalam plasma mencapai puncak setelah kira-kira 30 menit dan akan menurun dengan cepat. Bioavailibilitas misoprostol menurun apabila diberikan bersamaan dengan makanan atau pada pemberian antasid.1 Setelah pemberian per oral, asam misoprostol mencapai kadar puncak (Tmaks) setelah 12±3 menit dengan waktu paruh 20-40 menit. Misoprostol terutama mengalami metabolisme di hati tetapi tidak menginduksi sistem enzim sitokrom hepatik P-450 sehingga interaksinya dengan obat-obat lain dapat diabaikan. Misoprostol diekskresikan melalui ginjal sekitar 80% dan melalui feses 15%. Sekitar 1% dari metabolit aktif akan diekskresikan juga di dalam urin (Rahardjo, 2008). Pada semua rute pemberian, absorbsi terjadi sangat cepat, tetapi yang paling cepat bila misoprostol diberikan secara oral (mencapai konsentrasi puncak setelah 12 menit, waktu paruh 20-30 menit. Setelah diabsorbsi secara ekstensif, misoprostol akan cepat dide-esterifikasi menjadi obat aktif, yaitu dalam bentuk asam misoprostol.kadar puncak serum asam misoprostol direduksi jika misoprostol diminum bersama makanan (Rahardjo,2008). c Bismuth Bismuth subsalisilat adalah satu-satunya sediaan garam bismuth yang tersedia di Amerika Serikat. Mekanisme penyembuhan ulkus yang paling mungkin adalah melalui efek antibakteri, efek lokal gastroproteksi, dan stimulasi sekresi prostaglandin endogen. Garam bismuth tidak menghambat sekresi asam lambung atau pun menetralisasikannya. Garam bismuth subsalisilat dinyatakan aman dengan sedikit efek merugikan jika digunakan pada dosis yang direkomendasikan. Karena insufisiensi ginjal dapat menurunkan ekskresi bismuth, maka penggunaan bismuth pada pasien gagal ginjal harus disertai peringatan. Bismuth subsalisilat dapat meningkatkan sensitivitas terhadap salisilat dan penyakit pendarahan, sehingga harus ada peringatan terhadap pasien yang

juga mendapat terapi salisilat. Pasien harus diberi pengertian bahwa selama terapi bismuth subsalisilat ini dapat mengakibatkan tinja berwarna hitam (Hakim,2007). Obat-obat golongan ini mempunyai masalah bioavailabilitas karena mengalami aktivitasi di dalam lambung lalu terikat pada berbagai gugus sulfhidril mukus dan makanan. Oleh karena itu, sebaiknya diberikan dalam bentuk tablet salut enterik. Obatobat golongan ini mengalami metabolisme lengkap. Tidak ditemukan dalam bentuk asal di urin, 20% dari obat radioaktif yang ditelan ditemukan dalam tinja. Bismut subnitrat dapat membentuk lapisan pelindung yang menutupi tukak,lagi pula berkhasiat bakteriostatik terhadap H. pylori. Kini banyak digunakan sebagai eradikasi tukak, selalu bersama dengan dua atau tiga obat lain (Hakim, 2007). Pada penggunaan jangka panjang bismuth salisilat dapat menimbulkan kenaikan gastrin darah dan dapat menimbulkan tumor karsinoid pada tikus percobaan. Pada manusia belum dapat dibuktikan (Hakim,2007).

Please download full document at www.docfoc.com Thanks