BAB 2 LANDASAN TEORI. Kinerja adalah ukuran dari hasil pekerjaan yang telah dilakukan

dokumen-dokumen yang mirip
Lampiran 1 Rangkuman hasil wawancara (berdasarkan persepsi mahasiswa terhadap kinerja dosen di Bina Nusantara)

BAB I PENDAHULUAN. diandalkan. Remaja merupakan generasi penerus yang diharapkan dapat. memiliki kemandirian yang tinggi di dalam hidupnya.

BAB II LANDASAN TEORI

PENDAHULUAN. Pada umumnya calon mahasiswa maupun mahasiswa yang sudah. terdaftar selalu membandingkan dan menilai kualitas perguruan tinggi tempat

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era globalisasi yang terjadi saat ini ditandai dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN. lainnya khususnya di lingkungannya sendiri. Manusia dalam beraktivitas selalu

BAB I PENDAHULUAN. studi di Perguruan Tinggi. Seorang siswa tidak dapat melanjutkan ke perguruan

Selamat Membaca dan Memahami Materi e-learning Rentang Perkembangan Manusia II

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1. Pendahuluan. Adolescent atau remaja, merupakan masa transisi dari anak-anak menjadi dewasa.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pendidikan sangat penting. Hal ini disebabkan perkembangan

Bab 4. Hasil Penelitian Gambaran subjek penelitian berdasarkan jenis kelamin. belajar dan self regulation yaitu siswa yang berjenis kelamin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Agni Marlina, 2014

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

SKRIPSI. Oleh : <<Rudy Ansana >>

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan di dunia industri saat ini semakin tinggi. Tidak heran jika

adalah proses diterimanya rangsang (objek, kualitas, hubungan antar gejala, maupun

PENGELOLAAN KELAS DAN IMPLIKASINYA DALAM PENGEMBANGAN RANCANGAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi yang ditandai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam proses belajar karena motivasi dapat mempengaruhi apa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu dalam hidupnya tidak terlepas dari proses belajar. Individu

LAMPIRAN I KATA PENGANTAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mengakibatkan kinerja karyawan menurun. Penurunan kinerja karyawan akan

BAB I PENDAHULUAN. awal, dimana memiliki tuntutan yang berbeda. Pada masa dewasa awal lebih

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah proses pengubahan sikap dan tata laku seseorang atau

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan pada jaman ini sangat berkembang di berbagai negara. Sekolah sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Siswa-siswi yang sedang berada di tingkat pendidikan SMA. seringkali menjadi kekhawatiran bagi orang tua dan guru, karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. unsur lapisan masyarakat merupakan potensi yang besar artinya bagi

BAB I PENDAHULUAN. lulus sebagai Sarjana Strata 1 (S1) salah satu syarat yang harus dipenuhi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pada bab 2 akan dibahas landasan teori dan variabel-variabel yang terkait

Mata Kuliah Persepsi Bentuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin yaitu medium yang secara harfiah berarti

BAB III METODE PENELITIAN. Nusantara. Jumlah seluruh subyek yang terlibat dalam penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terutama karena berada dibawah tekanan sosial dan menghadapi kondisi baru.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki ambang millennium ketiga, masyarakat Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Menengah Kejuruan (SMK). Posisi SMK menurut UU Sistem Pendidikan. SMK yang berkarakter, terampil, dan cerdas.

BAB I PENDAHULUAN menjadi kurikulum KKNI (kerangka kualifikasi nasional Indonesia) (Dinas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan salah satu perubahan yang dialami oleh individu dalam masa emerging

Berbagai Teori Tentang Sikap dan Perilaku Menurut Beberapa Referensi

BAB 5 SIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat menentukan bagi. dan negara. Kemajuan suatu kebudayaan bergantung kepada cara kebudayaan

BAB II LANDASAN TEORI. Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan

BAB 2. Tinjauan Pustaka. Di dalam bab ini peneliti akan menguraikan beberapa teori terkait dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan salah satu aspek yang mendukung siswa untuk mencapai prestasi

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

02FDSK. Persepsi Bentuk. Denta Mandra Pradipta Budiastomo, S.Ds, M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masa remaja adalah masa yang sangat penting. Masa remaja adalah

TINJAUAN PUSTAKA Remaja

BAB I PENDAHULUAN. tergantung pada unsur manusianya. Unsur manusia yang paling menentukan

Perkembangan Sepanjang Hayat

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan formal maupun nonformal. mempermudah mendapatkan pekerjaan. Berdasarkan data dari Badan

BAB I PENDAHULUAN. Valentina, 2013). Menurut Papalia dan Olds (dalam Liem, 2013) yang dimaksud

PERSEPSI BENTUK. Persepsi, Lanjutan Modul 2. Udhi Marsudi, S.Sn. M.Sn. Modul ke: Fakultas Desain dan Seni Kreatif. Program Studi Desain Produk

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan di Indonesia. Upaya yang dilakukan pemerintah untuk menambah

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi atau Universitas berasal dari kata latin universitas

BAB I PENDAHULUAN. Setiap individu terlahir dengan memiliki kapasitas untuk belajar yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intensi Merokok

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya perkembangan dunia yang semakin maju dan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat biasanya mengartikan anak berbakat sebagai anak yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya bertujuan untuk membantu individu

BAB I PENDAHULUAN. Bagi masyarakat modern saat ini memperoleh pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan formal dapat ditempuh mulai dari tingkat terendah yaitu pre-school/

MODEL GROUP MAPPING ACTIVITY (GMA) DALAM PEMBELAJARAN MEMBACA

BAB I PENDAHULUAN. Pentingnya manusia sebagai tenaga kerja tidak dapat disangkal lagi, bahwa

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terutama yang tidak terbiasa dengan sistem pembelajaran di Fakultas

BAB I PENDAHULUAN. mencapai kesuksesan dalam hidupnya. Hal ini senada dengan S. C. Sri Utami

2016 HUBUNGAN TINGKAT STRES MAHASISWA DENGAN HASIL INDEKS PRESTASI AKADEMIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ujian Nasional (UN) merupakan salah satu sumber penyebab kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu aspek penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu usaha atau kegiatan yang dijalankan dengan sengaja, teratur dan berencana

BAB I PENDAHULUAN. akan datang. Setiap perusahaan akan melakukan berbagai upaya dalam. sumber daya, seperti modal, material dan mesin.

BAB I PENDAHULUAN. melalui peningkatan kepuasan kerja guru. Kepuasan kerja (job satisfaction) guru merupakan sasaran penting dalam

Teori Perkembangan. Rizki Dawanti, M.Psi., Psikolog. Luh Mea Tegawati, M.Psi., Psikolog. Perkembangan. Definisi Teori.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di bidang tekhnologi, ilmu pengetahuan, ekonomi, dan pendidikan. Perubahan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan perkembangan jaman, seseorang tidak hanya dituntut untuk

BAB I. Pendahuluan. lebih kompetitif ( Pemerintah Indonesia khususnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas, bidang

BAB VI PENUTUP. terutama pada posisi jabatan struktural. Hal ini dapat diindikasikan bahwa terdapat

STANDAR EVALUASI KINERJA DOSEN STTR CEPU

Perkembangan Sepanjang Hayat: Pengantar

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PIKIR, DAN PARADIGMA. bersifat membentuk atau merupakan suatu efek.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Penjelasan Konsep Teoritis. yang dikemukakan oleh Edwin Locke pada tahun Teori ini menegaskan bahwa

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam dunia pendidikan, pada setiap jenjang pendidikan, baik itu Sekolah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang melibatkan respon-respon mental dan tingkah laku, di mana individu

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

STRATEGI PEMBELAJARAN KOOPERATIF

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang khas yang menghadapkan manusia pada suatu krisis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang ingin berhasil dalam hidupnya dan semua orang mempunyai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. mengarahkan, dan mempertahankan perilaku. Dengan demikian, perilaku yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perguruan tinggi adalah pengalaman baru yang menuntut siswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. mempersiapkan dirinya salah satunya untuk suatu keahlian tingkat sarjana.

Transkripsi:

6 BAB 2 LANDASAN TEORI 2.1 Kinerja Kinerja adalah ukuran dari hasil pekerjaan yang telah dilakukan individu. Untuk mengerti tentang kinerja, individu harus dapat membedakan action dan outcome. Adanya suatu perilaku individu yang berfokus untuk menyelesaikan pekerjaan ialah action. Dan hasil dari suatu pekerjaan yang dilakukan individu disebut dengan outcome. Kedua aspek tersebut adalah bagian utama dari kinerja. Tinggi-rendahnya kinerja individu, harus dilihat dari suatu proses action masing-masing individu (Sonnentag, 2001). Kinerja dipengaruhi oleh 4 hal (Matthew, 2004) yaitu : 1. Information processing : psikologi kognitif menyebutkan betapa information processing theory berpengaruh pada task performance. 2. Stress factor : contohnya seperti bising, panas dan rasa letih. 3. Abilities: Kinerja individu dipengaruhi oleh sesuatu yang telah menjadi kemampuan individu tersebut. Semakin besar tingkat kemampuan yang dimiliki individu, maka kinerja yang ditunjukkan semakin maksimal. 4. Motivation. Setiap individu memiliki semangat dari dalam atau luar diri yang akan mempengaruhi perilaku serta kinerja individu. Teori McClelland (dalam Matthew, 2004) menjelaskan bahwa kinerja individu dapat diukur atau dilihat dari kegiatan yang dilakukan sehari-hari,

7 contohnya tugas administrasi di kampus. Kinerja juga sangat bergantung pada kontribusi yang dilakukan individu terhadap institusi dan masyarakat. Mitchell (1978) juga menjelaskan kinerja individu meliputi adanya kemampuan dan komunikasi. Kemampuan dilihat dari ketika individu menampilkan hasil pekerjaannya, dapat dilihat apakah individu tersebut memiliki kemampuan kinerja yang baik. Dengan komunikasi, setiap individu dapat dilihat memiliki keterampilan dalam menampilkan kinerjanya. Borman dan Motowidlo (1997) membedakan antara kinerja tugas dan kontekstual. Kinerja tugas yaitu kemampuan, dimana individu melakukan kegiatan yang berkontribusi langsung terhadap 'inti teknis' organisasi, misalnya tugas dosen di kelas mengajar atau memberi nilai mahasiswa. Kinerja kontekstual adalah kegiatan yang bersifat mendukung lingkungan organisasi, sosial, dan psikologis dan berusaha mengejar tujuan organisasi. Kinerja kontekstual meliputi seperti membantu rekan kerja atau menjadi seorang dosen yang dapat diandalkan dalam organisasi. Kinerja masingmasing dosen memberikan hasil kerja yang berbeda-beda tergantung dari proses pembelajaran yang didapatkan. Henry (2001) menjelaskan terdapat 4 indikator yang individu memiliki kinerja yang baik, yaitu sebagai berikut : 1. Semangat kerja Individu yang memiliki semangat dalam bekerja, cenderung ingin menunjukkan kinerjanya dengan baik.

8 2. Kepemimpinan Individu yang memiliki jiwa kepemimpinan, akan terlihat memiliki wibawa dan kebijaksanaan dalam menunjukkan kinerjanya. Dengan begitu dapat memberikan contoh bagi individu lain. 3. Tanggung jawab Individu yang berada di level tingkatan jabatan tertentu, memiliki tanggung jawab untuk menunjukkan kinerjanya dengan baik. Dan memberikan contoh kepada individu lain bahwa tanggung jawab merupakan bentuk kewajiban untuk memberikan kinerja yang baik. 4. Pencapaian target Penetapan target, akan membuat setiap individu pada umumnya selalu ingin menunjukkan perilakunya dengan memberikan penampilan yang baik dalam bekerja. Dengan begitu dapat dikatakan bahwa adanya suatu target akan mempengaruhi kinerja individu. 2.1.1 Kinerja dosen Dosen merupakan individu yang dianggap mahasiswa paling berperan terhadap prestasi akademik dirinya. Kinerja dosen yaitu ukuran sejauh mana proses dan hasil dari pekerjaan dosen. Ariyani (2009) menerangkan yang dimaksud dengan kinerja dosen yaitu hasil dari prestasi kerja yang telah dicapai seseorang sesuai dengan fungsi tugasnya sebagai pembimbing mahasiswa. Ketika seorang dosen menjelaskan tentang materi pelajaran dengan tindakan (action) yang sangat baik, namun mahasiswa belum memahami materi pelajaran

9 (outcome) tersebut, maka dapat dikatakan kinerja dosen tersebut tidak baik, karena dosen belum mampu menyampaikan materi pembelajaran yang dapat dipahami oleh mahasiswa (Sonnentag, 2001). Standar kualifikasi akademik dan kompetensi Sekolah Tinggi Teknologi Ronggolawe (STTR) Cepu (2008) menjelaskan pada umumnya kinerja dosen terlihat dari dalam dan luar proses pembelajaran yang akan dan telah diberikan kepada mahasiswa. Dari dalam proses pembelajaran tersebut dapat meliputi: memilih, menggunakan metode, dan sumber informasi dalam mengajar dengan tepat, menyampaikan materi pembelajaran atau transfer of knowledge and know, how. Selain itu dari luar pembelajaran, dosen dapat menunjukkan kinerjanya dengan memperhatikan mahasiswanya antara lain: memberikan semangat agar mahasiswa lebih kreatif, menciptakan suasana belajar yang kondusif, serta melihat setiap mahasiswa sebagai pribadi yang juga memiliki kelebihan dan kekurangannya. 2.1.2 Kriteria kinerja dosen menurut IKAD Binus IKAD merupakan kepanjangan dari Indeks Kinerja Akademik Dosen. IKAD yang digunakan dalam penelitian ini bersumber dari Universitas Bina Nusantara. IKAD memiliki 8 unsur kinerja dosen yang ditulis dalam Kuesioner Proses Pembelajaran, antara lain: 1. Mahasiswa mengerti dan memahami dengan baik teori maupun aplikasi penerapan mata kuliah.

10 2. Materi yang disampaikan dosen sudah sesuai dengan satuan acara perkuliahan dan module plan yang ada 3. Contoh-contoh yang diberikan dosen bervariasi dan membuat mahasiswa lebih memahami materi yang diajarkan 4. Tugas yang diberikan dosen baik dalam bentuk paper/test/quiz dapat membantu mahasiswa memahami materi yang telah disampaikan 5. Dosen sangat terbuka dalam memberikan kesempatan bagi mahasiswa yang ingin bertanya/berdiskusi selama kuliah berlangsung 6. Suasana kelas sudah mendukung proses belajar mengajar, adanya interaksi antara dosen dan mahasiswa. 7. Pemanfaatan waktu oleh dosen untuk penyampaian materi, berdiskusi, tanya jawab, kuis dll, sudah efektif dilaksanakan 8. Mahasiswa termotivasi mempelajari mata kuliah, karena ada manfaat yang bisa didapatkan 2.2 Persepsi Persepsi adalah proses pengartian dan pengorganisasian sensasi yang dialirkan ke otak. Persepsi dipengaruhi oleh pembelajaran khusus, seperti: motivasi, emosi dan memori (Lahey, 2007). Oleh karena itu setiap individu memiliki persepsi tersendiri dan berbeda-beda terhadap sesuatu hal. Perceptual process adalah bagian bagian proses yang bekerja bersama untuk menentukan pengalaman individu dan reaksi yang akan dikeluarkan

11 individu terhadap stimulus yang muncul. Stimulus bisa muncul dari luar atau dalam tubuh individu (Goldstein, 2010). Selain merupakan proses interpretasi, Persepsi meliputi sebuah kognisi yaitu pengetahuan, yang mencakup penafsiran objek, tanda dan orang dari sudut pengalaman yang bersangkutan (Gibson, 1986). 2.3 Mahasiswa Menurut Kusumah (2009), mahasiswa adalah peserta didik yang menuntut ilmu di perguruan tinggi. Mahasiswa merupakan peserta didik yang telah lulus tes masuk perguruan tinggi dan telah terdaftar 2.3.1 Perkembangan kognitif Mahasiswa merupakan individu yang secara kognitif sudah mampu berpikir secara post-formal. Pemikiran post-formal yaitu gabungan dari pemikiran logis dan abstrak. Pemikiran ini menjelaskan bahwa individu yang berada di tahapan ini sudah mampu berpikir secara terbuka, seperti menyelesaikan masalah dari berbagai sudut pandang (Papalia, dkk, 2007). Jean Piaget menjelaskan bahwa mahasiswa yang berada di tahapan operasional formal, yaitu masa dimana mahasiswa sudah mampu berpikir secara konkrit dan abstrak. Di tahapan operasional formal ini mahasiswa merupakan individu yang sudah mampu memiliki pemikiran-pemikiran yang cenderung lebih realistis, banyak ide-ide baru, dan lebih sistematik. Mahasiswa ditahapan remaja ini menyelesaikan masalah dengan berbagai hipotesis dari suatu kejadian yang individu alami (Santrock, 2008).

12 Ketika mahasiswa merasa peranan dosen sebagai pembimbing dalam memberikan ilmu pengetahuan di universitas penting, maka mahasiswa cenderung memperhatikan cara mengajar dosen dalam menyampaikan materi pembelajaran agar dipahami mahasiswa. Dan ketika mahasiswa kurang memahami tentang penyampaian materi yang disampaikan dosen, hal itu menjadi pusat permasalahan penting bagi sudut pandang mahasiswa. 2.3.2 Perkembangan sosio-emosional Di tahap perkembangan ini, individu sudah mampu menentukan pekerjaan dan masa depan mereka. Dalam tahapan ini individu cenderung memilih lingkungan pergaulan sosial yang lebih tinggi daripada individu itu sendiri (Lahey, 2007). Mahasiswa yang menyadari kemampuan daya tangkap yang cenderung rendah, maka memilih untuk bergaul dengan teman yang kemampuannya diatas mereka. Individu di masa ini, cenderung mencari identitas diri lebih banyak dan berkembang (Santrock, 2008). Mahasiswa yang berada pada tahapan young adulthood, memandang dosen sebagai salah satu subyek yang memberikan ilmu pengetahuan di kampus. Dengan adanya hal itu, mahasiswa memiliki keinginan untuk mendapat banyak informasi ilmu pengetahuan dan penerapan dalam perilaku mahasiswa sehari-hari. Dengan demikian dosen diharapkan memiliki nilai dan kualitas tertentu yang membuat mahasiswa percaya, bahwa dosen adalah individu yang benar-benar memiliki kemampuan untuk memberikan ilmu pengetahuan.

13 2.4 Kerangka berpikir dan hipotesis 2.4.1 Kerangka berpikir KINERJA DOSEN PERSEPSI MAHASISWA KORELASI UNIVERSITAS IKAD MAHASISWA Gambar 2.1 Kerangka berpikir Penjelasan gambar: Lubis (2008) berpendapat bahwa universitas memiliki unsur dosen yang melakukan kinerja dalam mengajar dan mahasiswa sebagai peserta didik yang mendapat pengajaran. Kusumah (2009) juga menjelaskan mahasiswa merupakan salah satu figur yang berperan aktif dalam proses belajar-mengajar dan juga turut serta menentukan kualitas pembelajaran sebuah universitas. Oleh karena itu pentingnya persepsi mahasiswa terhadap kinerja dosen untuk mengembangkan suatu proses pembelajaran yang lebih baik. Universitas Bina Nusantara memiliki kriteria tertentu untuk mengukur kinerja dosen dalam mengajar yang disebut dengan IKAD (Indeks Kinerja Akademik Dosen). Akan tetapi mahasiswa memiliki kriteria tersendiri

14 dalam menilai kinerja dosen yang belum tentu sama dengan IKAD, karena posisi mahasiswa yang menjadi peserta didik dari dosen. Oleh karena itu adanya hubungan antara persepsi mahasiswa dengan IKAD akan membantu mengembangkan kriteria kinerja dosen dalam mengajar lebih baik lagi. 2.4.2 Hipotesis Hipotesis Alternatif (H a): - Terdapat hubungan persepsi mahasiswa dengan IKAD terhadap kinerja dosen dalam mengajar di Universitas Bina Nusantara Hipotesis Null (H o ) : - Tidak terdapat hubungan persepsi mahasiswa dengan IKAD terhadap kinerja dosen dalam mengajar di Universitas Bina Nusantara