BAB IV PERNIKAHAN BAPAK TIRI DENGAN ANAK TIRI BA DA AL- A. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Bapak Tiri Yang Menikahi Anak Tiri Ba da

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV. A. Pendapat Tokoh Agama Tentang Pernikahan Ayah dengan Anak Tiri Dusun Balongrejo Desa Badas Kecamatan Sumobito Kabupaten Jombang

Perzinahan dan Hukumnya SEPUTAR MASALAH PERZINAHAN DAN AKIBAT HUKUMNYA

APAKAH ITU MAHRAM. Rasulullah Shalallahu Alaihi Wassalam bersabda:

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PELARANGAN NIKAH DIKALANGAN KIAI DENGAN MASYARAKAT BIASA DI DESA BRAGUNG KECAMATAN GULUK-GULUK KABUPATEN SUMENEP

MENTELU DI DESA SUMBEREJO KECAMATAN LAMONGAN

MBAREP DI DESA KETEGAN KECAMATAN TANGGULANGIN

YANG HARAM UNTUK DINIKAHI

H.M.A Tihami dan Sohari Sahrani, Fikih Munakahat Kajian Fikih Nikah Lengkap (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), h.6

BAB IV NASAB DAN PERWALIAN ANAK HASIL HUBUNGAN SEKSUAL SEDARAH (INCEST) DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

BAB II PERNIKAHAN DALAM HUKUM ISLAM. dalam bahasa Indonesia pernikahan berasal dari kata nikah yang menurut

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan dalam Islam merupakan perintah bagi kaum muslimin. Dalam

BAB IV ANALISIS PERNIKAHAN DALAM MASA IDDAH. A. Analisis Pemikiran Pernikahan dalam Masa Iddah di Desa Sepulu Kecamatan

Munakahat ZULKIFLI, MA

SKRIPSI PERTIMBANGAN HAKIM MENETAPKAN WALI ADHAL DALAM PERKAWINAN BAGI PARA PIHAK DI PENGADILAN AGAMA KELAS 1A PADANG

FATWA TARJIH MUHAMMADIYAH HUKUM NIKAH BEDA AGAMA

TINJAUAN YURIDIS ANAK DILUAR NIKAH DALAM MENDAPATKAN WARISAN DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 TENTANG PERKAWINAN

BAB I PENDAHULUAN. menginginkan bahagia dan berusaha agar kebahagiaan itu tetap menjadi

BAB I PENDAHULUAN. anak. Selain itu status hukum anak menjadi jelas jika terlahir dalam suatu

MAHRAM. Pertanyaan: Jawaban:

BAB V PENUTUP. yang dapat kita ambil dari pembahasan tesis ini. Yaitu sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan suatu hal yang penting dalam realita. kehidupan umat manusia. Perseorangan maupun kelompok.

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN PERKAWINAN JILU DI DESA DELING KECAMATAN SEKAR KABUPATEN BOJONEGORO

BAB I PENDAHULUAN. Artinya : Dan segala sesuatu kami ciptakan berpasang-pasangan supaya kamu mengingat kebesaran Allah. (Q.S.Adz-Dzariyat: 49).

BAB I PENDAHULUAN. kalangan manusia, tetapi juga terjadi pada tumbuhan maupun hewan. Perkawinan

MENGENAL PERKAWINAN ISLAM DI INDONESIA Oleh: Marzuki

BAB II KRITERIA ANAK LUAR NIKAH DALAM KOMPILASI HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA

SIAPAKAH MAHRAMMU? 1

TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP PENOLAKAN PETUGAS KUA ATAS WALI NIKAH MEMPELAI HASIL HUBUNGAN DI LUAR NIKAH

Siapakah Mahrammu? Al-Ustadz Abu Muhammad Dzulqarnain

BAB I PENDAHULUAN. perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama

BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PERNIKAHAN WANITA HAMIL DI LUAR NIKAH DI KUA KECAMATAN CERME KABUPATEN GRESIK

AKIBAT HUKUM PERCERAIAN TERHADAP HARTA. BERSAMA di PENGADILAN AGAMA BALIKPAPAN SKRIPSI

BAB IV ANALISIS TENTANG STATUS PERWALIAN ANAK AKIBAT PEMBATALAN NIKAH

BAB IV DASAR PERTIMBANGAN MAHKAMAH AGUNG TERHADAP PUTUSAN WARIS BEDA AGAMA DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM

Penyuluhan Hukum Hukum Perkawinan: Mencegah Pernikahan Dini

FH UNIVERSITAS BRAWIJAYA

SIAPAKAH MAHRAMMU? Mahram adalah orang yang haram untuk dinikahi karena hubungan nasab atau hubungan susuan atau karena ada ikatan perkawinan1)

BAB I PENDAHULUAN. Adanya suatu perkawinan, dapat diartikan sebagai suatu lembaga, dan

Retna Gumanti 1 ABSTRAK. Kata Kunci : Putusan Mahkamah Konstitusi nomor 46/PUUVII/2010, anak tidak sah, hubungan keperdataan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sebagaimana diketahui bahwa perkawinan adalah satu jalan yang

BAB V PEMBAHASAN. pemaparan data sebagai hasil penelitian melalui wawancara langsung dengan para

BAB II KONSEP PERKAWINAN MENURUT UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN sembarangan. Islam tidak melarangnya, membunuh atau mematikan nafsu

Bab 26 Mengadakan Perjalanan Tentang Masalah Yang Terjadi dan Mengajarkan kepada Keluarganya

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupannya. Apabila ada peristiwa meninggalnya seseorang yang

Bolehkah melaksanakan perkawinan seorang perempuan dengan seorang laki laki yang bapak keduanya saudara sekandung, yaitu seayah dan seibu?

Bentuk: UNDANG-UNDANG (UU) Oleh: PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA. Nomor: 1 TAHUN 1974 (1/1974) Tanggal: 2 JANUARI 1974 (JAKARTA)

BAB IV LAPORAN HASIL PENELITIAN. Dari Penelitian yang penulis lakukan dilapangan 8 (delapan) orang responden. 1) Nama : KH.

BAB I PENDAHULUAN. Demikian menurut pasal 1 Undang-Undang No.1 Tahun 1974 tentang. manusia dalam kehidupannya di dunia ini. 1

MACAM-MACAM MAHRAM 1. MAHRAM KARENA NASAB Allah berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. manusia, bukan hanya antara suami istri dan keturunannya tapi juga. juga merupakan jalan yang ditetapkan oleh Islam untuk mengatur

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada kodratnya adalah sebagai makhluk sosial (zoon politicon)

BAB III TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN. perkawinan, tujuan hak dan kewajiban dalam perkawinan.

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS. Alamat : Jl. AES Nasution Gang Samudin Rt 11 Rw 02

BAB IV ANALISIS YURUDIS TERHADAP KEBIJAKAN KEPALA DESA YANG MENAMBAH USIA NIKAH BAGI CALON SUAMI ISTRI YANG BELUM

PELAKSANAAN PERKAWINAN DENGAN WALI HAKIM DI KANTOR URUSAN AGAMA KECAMATAN GROGOL KABUPATEN SUKOHARJO

Perkawinan dengan Wali Muhakkam

MAD{IAH ISTRI AKIBAT PERCERAIAN DI KELURAHAN SEMOLOWARU

5 Oktober 2011 AAEI ITB K-07

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah SAW juga telah memerintahkan agar orang-orang segera

Oleh : TIM DOSEN SPAI

BAB IV PENYAJIAN DATA DAN ANALISIS

TINJAUAN MAQASHID AL-SYARI AH SEBAGAI HIKMAH AL-TASYRI TERHADAP HUKUM WALI DALAM PERNIKAHAN

Sejarah. Adopsi Dalam Hukum Islam. Surah Al-AhzabAyat4 dan5 08/03/2018

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG STATUS ANAK DARI PEMBATALAN PERKAWINAN

Menyoal Poligami dan Kendalanya Jumat, 26 Nopember 04

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan mahluk manusia baik itu aqidah, ibadah dan muamalah, termasuk

MEMBANGUN KELUARGA YANG ISLAMI BAB 9

SOAL SEMESTER GANJIL ( 3.8 )

BAB IV. Analisis Hukum Positif Terhadap Pandangan Tokoh Masyarakat. Tentang Praktik Poligami Di Bulak Banteng Wetan Kecamatan. Kenjeran Kota Surabaya.

ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP KASUS PERNIKAHAN SIRRI SEORANG ISTRI YANG MASIH DALAM PROSES PERCERAIAN

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP LARANGAN NIKAH TUMBUK DESA DI DESA CENDIREJO KECAMATAN PONGGOK KABUPATEN BLITAR

SAHNYA PERKAWINAN MENURUT HUKUM POSITIF YANG BERLAKU DI INDONESIA. Oleh : Akhmad Munawar ABSTRAK

TINJAUAN HUKUM TERHADAP HAK DAN KEWAJIBAN ANAK DAN ORANG TUA DILIHAT DARI UNDANG UNDANG NOMOR 1 TAHUN 1974 DAN HUKUM ISLAM

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERKAWINAN. Perkawinan yang dalam istilah agama disebut nikah ialah melakukan

BAB IV ANALISIS. A. Analisis Terhadap Modernisasi Mahar Nikah di KUA Jambangan Surabaya

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TENTANG PERNIKAHAN WANITA HAMIL OLEH SELAIN YANG MENGHAMILI. Karangdinoyo Kecamatan Sumberrejo Kabupaten Bojonegoro

BAB IV ANALISIS PENDAPAT MAZHAB H{ANAFI DAN MAZHAB SYAFI I TENTANG STATUS HUKUM ISTRI PASCA MULA> ANAH

Lex Privatum, Vol. IV/No. 3/Mar/2016

BAB I PENDAHULUAN. suatu kelompok dan kemampuan manusia dalam hidup berkelompok ini dinamakan zoon

KAJIAN YURIDIS TERHADAP PERKAWINAN KEDUA SEORANG ISTRI YANG DITINGGAL SUAMI MENJADI TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) KE LUAR NEGERI

BAB III KEDUDUKAN ANAK YANG DILAHIRKAN MELALUI PROSES KLONING. A. Kedudukan Anak Yang Dilahirkan Melalui Proses Kloning

2002), hlm Ibid. hlm Komariah, Hukum Perdata (Malang; UPT Penerbitan Universitas Muhammadiyah Malang,

BAB VI PENUTUP. Berdasarkan penelitian penyusun sebagaimana pembahasan pada bab. sebelumnya, selanjutnya penyusun memaparkan beberapa kesimpulan

BAB III AKIBAT HUKUM TERHADAP STATUS ANAK DAN HARTA BENDA PERKAWINAN DALAM PERKAWINAN YANG DIBATALKAN

KEWENANGAN AYAH BIOLOGIS SEBAGAI WALI NIKAH TERHADAP ANAK LUAR KAWIN (Kajian Komparasi Antara Hukum Perkawinan Indonesia dengan Empat Madzhab Besar)

BAB 1 PENDAHULUAN. mendewasakan anak didik agar dapat hidup di tengah-tengah masyarakat

BAB IV ANALISIS GUGATAN SUAMI DALAM HAL MENGINGKARI KEABSAHAN ANAK YANG DILAHIRKAN ISTRINYA

Nikah Sirri Menurut UU RI Nomor 1 Tahun 1974 Wahyu Widodo*

melakukan pernikahan tetap dikatakan anak. 1

AKHLAQ. Materi Akhlaq Studi Islam Intensif (SII) YISC Al Azhar

BAB I PENDAHULUAN. satu dengan yang lainnya untuk dapat hidup bersama, atau secara logis

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan merupakan kebutuhan kodrat manusia, setiap manusia

digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.id digilib.uinsby.ac.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. sarana untuk bergaul dan hidup bersama adalah keluarga. Bermula dari keluarga

BAB IV KOMPARASI ANTARA HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP STATUS PERKAWINAN KARENA MURTAD

TINJAUAN TEORITIS ASAS MONOGAMI TIDAK MUTLAK DALAM PERKAWINAN. Dahlan Hasyim *

BAB III PUTUSNYA PERKAWINAN KARENA MURTAD MENURUT HUKUM POSITIF. A. Putusnya Perkawinan karena Murtad dalam Hukum Positif di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkawinan ialah ikatan lahir bathin antara seorang pria dengan seorang

BAB IV. Setelah mempelajari putusan Pengadilan Agama Sidoarjo No. 2355/Pdt.G/2011/PA.Sda tentang izin poligami, penulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pernikahan pada dasarnya merupakan perilaku makhluk ciptaan. TuhanYang Maha Esa yang tidak hanya terbatas pada diri seorang manusia

Transkripsi:

58 BAB IV PERNIKAHAN BAPAK TIRI DENGAN ANAK TIRI BA DA AL- DUKHUL DALAM PERSPEKTIF HUKUM ISLAM A. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Bapak Tiri Yang Menikahi Anak Tiri Ba da al-dukhul di Desa Sepulu Syariat Islam telah menjadikan pernikahan menjadi salah satu hal yang perlu difahami hukum-hukumnya secara menyeluruh dan mendalam, karena bila tidak difahami secara mendalam maka akibat yang ditimbulkan setelah pernikahan akan muncul seperti masalah nasab, waris dan lain sebagainya. Seperti halnya dalam masalah pernikahan seorang bapak dengan anak tirinya ba da al-dukhul yang telah jelas dilarang dalam al-quran surah al-nisa ayat 23 58

59 Artinya: Diharamkan atas kamu (mengawini) ibu-ibumu; anak-anakmu yang perempuan; saudara-saudaramu yang perempuan, Saudara-saudara bapakmu yang perempuan; Saudara-saudara ibumu yang perempuan; anakanak perempuan dari saudara-saudaramu yang laki-laki; anak-anak perempuan dari saudara-saudaramu yang perempuan; ibu-ibumu yang menyusui kamu; saudara perempuan sepersusuan; ibu-ibu isterimu (mertua); anak-anak isterimu yang dalam pemeliharaanmu dari isteri yang Telah kamu campuri, tetapi jika kamu belum campur dengan isterimu itu (dan sudah kamu ceraikan), Maka tidak berdosa kamu mengawininya; (dan diharamkan bagimu) isteri-isteri anak kandungmu (menantu); dan menghimpunkan (dalam pernikahan) dua perempuan yang bersaudara, kecuali yang Telah terjadi pada masa lampau; Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 65 Larangan untuk melakukan pernikahan disebabkan suatu hubungan darah yang sangat dekat dan juga larangan sebab hubungan pernikahan telah termuat dalam al-quran surah al-nisa ayat 23. 66 Berdasarkan dari hasil penelitian, seperti yang sudah terdapat di dalam bab III, yaitu tentang hasil wawancara penulis dengan Farah, yakni sebagai pelaku mempelai wanita, bahwa yang mendasari pernikahan seorang bapak dengan anak tirinya di desa sepulu kecamatan sepulu adalah karena adanya rasa cinta, besarnya nafsu biologis kedua mempelai dan ketercelaan perilaku mereka. 65 Yayasan penyelenggara penterjemah/pentafsir Al-Qur'an, Op. cit, h. 120 66 Soedaryo soimin, hukum orang dan keluarga (jakarta, sinar grafika, 1992)hal 14

60 Dalam pernikahan seorang bapak dengan anak tirinya ba da al-dukhul yang merupakan pernikahan yang tidak memenuhi syarat sahnya suatu pernikahan, maka secara otomatis syarat-syarat untuk menghalalkan hubungan suami istri juga tidak akan terpenuhi. Dari segi agama, pandangan suatu pernikahan merupakan suatu segi yang sangat penting. Dalam agama, pernikahan itu dianggap suatu lembaga yang suci, yang kedua pihak dihubungkan menjadi pasangan suami istri atau saling meminta menjadi pasangan hidupnya dengan mempergunakan nama Allah sebagai diingatkan oleh (Q.S. IX: 1). 67 (Inilah pernyataan) pemutusan hubungan dari Allah dan RasulNya (yang dihadapkan) kepada orang-orang musyrikin yang kamu (kaum muslimin) telah Mengadakan Perjanjian (dengan mereka). 68 Namun suatu pernikahan dianggap haram apabila bertentangan dengan ketentuan-ketentuan larangan pernikahan. Asal hukum melakukan pernikahan menurut pendapat sebagian sarjana hukum Islam adalah boleh atau halal. Seperti yang disebutkan dalam al-quran surat al-nur: 32 67 Departemen Agama, Al-Qur'an dan Terjemahannya, (Jakarta: Proyek Kitab Suci Al-Qur'an, 1976), h. 237 68 Yayasan penyelenggara penterjemah/pentafsir Al-Qur'an, Op. cit, h. 188

61 Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian diantara kamu, dan orangorang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-nya. dan Allah Maha Luas (pemberian-nya) lagi Maha mengetahui. 69 Namun pernikahan dapat menjadi haram bagi orang yang mengetahui bahwa dirinya tidak mampu melaksanakan hidup berumah tangga, melaksanakan kewajiban lahir seperti memberikan nafkah pakaian, tempat tinggal, dan kewajiban batin mencampuri serta nafsunya tidak mendesak. 70 Meskipun pernikahan seorang bapak dengan anak tirinya ba da al-dukhul dilakukan oleh orang yang mempunyai kemampuan serta tanggung jawab untuk melaksanakan keawajiban-kewajiban dalam rumah tangga dan pernikahan itu tidak mengandung unsur penelantaran bagi dirinya dan istrinya, bukan berarti pernikahan seorang bapak dengan anak tirinya ba da al-dukhul diperbolehkan. Melainkan semua yang menyangkut tentang masalah pernikahan, sudah ada 69 Yayasan penyelenggara penterjemah/pentafsir Al-Qur'an, Op. cit, h. 355 70 H.S.A. Al-Hamdani, RisalahNikahHukumPernikahanIslam, (Jakarta: PustakaAmani, 1989), Cet. III, 20

62 ketentuan dan bagiannya masing-masing. Dan pernikahan seorang bapak dengan anak tirinya ba da al-dukhuldi desa sepulu kecamatan sepulu kabupaten bangkalan ini termasuk dalam ketentuan-ketentuan larangan pernikahan. Dalam hukum pernikahanislam (Fiqih Munakahah) wanita yang haram dinikahinya berlaku pada lima sebab. Walaupun pada dasarnya tiap laki-laki Islam boleh melakukanpernikahan dengan wanita mana saja namun demikian juga di berikan batasan-batasan tertentu. 71 Pembatasan tersebut bersifat larangan. Sifat larangan ini disebabkan karena antara lain: beda agama, hubungan darah, hubungan susuan, dan hubungan semenda, yang itu sifatnya untuk selama lamanya. Di samping juga ada larangan-larangan yang sifatnya sementara. 72 Dari penjelasan mengenai larangan pernikahan menurut Syara', baik yang terdapat di dalam al-qur'an, al-hadist maupun yurisprudensi hukum Islam lainnya dapat diketahui bahwa pernikahan seorang bapak dengan anak tirinya ba da al-dukhul di Desa Sepulu, adalah merupakan pernikahan yang tidak diperbolehkan atau diharamkan dalam hukum Islam karena termasuk dalam larangan pernikahan yang bersifat abadi atau selamanya (Mahram Muabbad) karena adanya faktor Mushaharah (pernikahan). 71 Soemiati, Hukum Perpernikahanan Dan Undang Undang Perpernikahanan No 1, Thn 1974,(Bandung: Fokusmedia, tt), h. 67 72 H.S.A Al Hamdani, Risalah Nikah, (Jakarta: Pustaka Amani, 2002), h. 44.

63 B. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Status Anak Yang Dilahirkan Dari Pernikahan Seorang Bapak Dengan Anak Tirinya Ba da Al-Dukhul Di Desa Sepulu Adapun anak tidak sah atau anak zina, ialah anak yang lahir diluar pernikahan yang sah, sedangkan pernikahan yang diakui di Indonesia adalah pernikahan yang dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaannya dan dicatat menurut undang-undang yang berlaku [pasal 2 (1) dan (2) UU No. 1 tahun 1974]. Pencatatan perkawinan dilakukan oleh pegawai pencatat dari KUA untuk mereka yang melangsungkan pernikahan menurut hukumislam, berdasarkan ketentuan pasal dan ayat-ayat tersebut, maka pernikahan penduduk di Indonesia yang dilakukan menurut hukumislam misalnya, tetapi tidak dicatat oleh pegawai pencatat dari KUA, tetapi pernikahan tersebut dilakukan tidak sesuai dengan hukum agamanya maka pernikahan tersebut tidak sah menurut Negara, anak yang lahir diluar pernikahan yang sah itu hanya mempunyai hubungan perdata dengan ibunya dan keluarga ibunya (pasal 43 (1) PP No. 9/1975) 73 Menurut hukum perdata Islam, anak zina itu suci darisegala dosa orang yang menyebabkan eksistensinya di dunia ini, sesuai dengan hadis berikut: 73 Masjfukzuhdi, MasailFiqhiyah(Jakarta, Midas Surya Grafindo 1997) cetkesepuluh, hal 38-40

64 حدثنا آدم حدثنا ابن أب ذئب عن الزىر عن أب سلوت بن عبد الرحون عن أب ىر رة رض اهلل عنو قال : قال النب صل اهلل عل و سلن كل ه ل د لد عل الفطرة فأب اه ي دانو أ نصراه أ وجسانو كوثل البي وت تنتج البي وت ىل تر ف يا جدعاء Telah menceritakan kepada kami Adam, telah menceritakan kepada kami Ibn Abi Dzib dari al-zuhri dari Abu Salamah Ibn Abd al-rahman dari Abu Hurairah r.a., ia telah berkata: Rasulullah s.a.w. telah bersabda: "Tidak ada anak yang dilahirkan, kecuali dilahirkan atas kesucian. Dua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi sebagaimana binatang itu dilahirkan dengan lengkap. Apakah kamu melihat binatang lahir dengan terputus (hidung, telinga, dan sebagainya) 74 FirmanAllah : Artinya :(yaitu) bahwasanya seorang yang berdosa tidak akan memikul dosa orang lain(al-najm 38) 75 Menurut hukum adat, apabila seorang istri melahirkan seorang anak sebagi akibat hubungan gelap dengan seorang laki-laki bukan suaminya, maka si suami menjadi ayah dari anak yang dilahirkan tadi, kecuali apabila suami berdasar alasan-alasan yang dapat diterima oleh masyarakat hukum adat, menolaknya. Terhadap anak-anak hasil dia luar pernikahan, hukum adat 74 Dani Hidayat, opcit hadis no. 985 75 Yayasan penyelenggara penterjemah/pentafsir Al-Qur'an, Op. cit, h. 528

65 diperbagai daerah tidak mempunyai pandangan yang sama. Akan tetapi pada dasarnya hal itu tercela. Anak yang lahir di luar pernikahan tidak mempunyai ikatan kekeluargaan, menurut hukum dengan yang menikahinya. Oleh karena itu anak hanya mewarisi dari ibunya dan keluarga dari ibu, seperti dikatakan SA Hakim SH di dalam hukum adat pernikahan dan perwarisan. Sedangkan Menurut hukum Islam, anak luar kawin tidak dapat diakui maupun di sahkan oleh bapaknya (bapak biologisnya). Anak-anak tersebut hanya mempunyai hubungan hukum dengan ibunya. Tetapi si anak tetap mempunyai ibu yaitu seorang perempuan yang melahirkannya, dengan pengertian bahwa antara anak dan ibu itu ada hubungan hukum dan sama seperti halnya dengan anak sah yang mempunyai bapak. Menurut buku Dr. Wirjono, hakikat dalam hukum Islam disebutkan ada kemungkinan seorang anak hanya mempunyai ibu dan tidak mempunyai bapak. Jadi status anak yang lahir di luar pernikahan menurut hukum Islam adalah anak tidak sah yang tidak mempunyai hubungan hukum dengan bapaknya. 76 Dari penjelasan diatas bahwa jika pernikahan seorang bapak dengan anak tirinya ba da al-dukhul di Desa Sepulu Kecamatan Sepulu Kabupaten Bangkalan tidak memenuhi syarat sahnya pernikahan maka dapat disimpulkan bahwa anak- 76 Soedaryosoimin, Hukum Orang Dan Keluarga(Jakarta, SinarGrafika, 1992) cetpertama, hal 34-35

66 anak yang dilahirkan dari pernikahan tidak sah itu adalah anak-anak diluar pernikahan, maka secara otomatis konsekuensinya anak-anak tersebut tidak bernasab kepada bapak biologisnya, akan tetapi bernasab kepada ibu kandungnya. Karena anak-anak tersebut tidak bernasab kepada bapaknya maka implikasinya adalah gugurnya hak waris dan hak wali dari bapak biologisnya.