BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah satu unsur penting untuk menunjang pendidikan yang bermutu adalah tenaga kependidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Tuti Rohayati, 2014

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini tantangan yang dihadapi lembaga-lembaga pendidikan

Pondok Pesantren Modern di Semarang BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu sarana penting dalam kehidupan manusia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Remaja Siap Membangun 1

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan lembaga pendidikan madrasah khususnya di Kabupaten Lampung

2015 STUDI TENTANG PERAN PONDOK PESANTREN DALAM MENINGKATKAN KEDISIPLINAN SANTRI AGAR MENJADI WARGA NEGARA YANG BAIK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dari sumber daya manusia yang memiliki peran sentral dalam. menentukan output pendidikan. Peran sentral tersebut terkait dengan

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB I PENDAHULUAN. Madrasah Tsanawiyah adalah lembaga pendidikan yang sederajat dengan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Begitu

BAB I PENDAHULUAN. jenjang pendidikan, mulai dari sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Hal itu

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MTs SHABILUL HUDA KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Pada awalnya komunikasi digunakan untuk mengungkapkan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diperolehnya seorang warga negara dapat mengabdikan diri

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era globalisasi ini, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. yang berat, yaitu tantangan internal dan eksternal. Secara internal kita telah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya dunia pendidikan menuntut setiap lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tidak terlepas dari kualitas pendidikan itu sendiri. Banyak

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan menurut bentuknya dibedakan menjadi dua, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari kondisi sosial kultural masyarakat. Pendidikan memiliki tugas

BAB 1 PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas dan mutu pendidikan. Oleh karena itu setiap tenaga

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. maupun informal. Keberhasilan pendidikan akan terjadi bila ada interaksi antara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peran penting

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 33 TAHUN 2006 TENTANG STATUTA UNIVERSITAS AIRLANGGA

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu wadah yang sangat penting agar warga negara Indonesia dapat

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. atau anak didik sesuai dengan kebutuhan dan perkembangannya.

I. PENDAHULUAN. individu. Pendidikan merupakan investasi bagi pembangunan sumber daya. aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era informasi dan globalisasi yang terjadi saat ini, menimbulkan

BABI PENDAHULUAN. Peran kepemimpinan di berbagai lembaga, institusi, dan organisasi bisa

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 18 TAHUN 2007 TENTANG PENDIDIKAN DI KABUPATEN INDRAMAYU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Secara konseptual desentralisasi pendidikan adalah suatu proses dimana suatu

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan Indonesia ibarat benang kusut yang terus bertambah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hal yang penting dan tidak dapat dipisahkan dari kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam menjamin

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, bab IV ayat 5 yang menyebutkan : Setiap warga

PENGELOLAAN KEUANGAN PONDOK PESANTREN MIFTAHUL AMAL BLORA TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan suatu bangsa dapat dilihat dari seberapa maju pendidikan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 03 TAHUN 2009 PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN GRATIS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BONE NOMOR 03 TAHUN 2009

YAYASAN PENDIDIKAN ISLAM PESANTREN AL-AZHAR

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan

BAB II TELAAH PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Pimpinan Madrasah dalam Penerapan Disiplin. Melihat data yang disajikan, tampak bahwa kepemimpinan kepala MTsN

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh banyak pihak, baik dilakukan oleh pemerintah maupun

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang menggunakan metode

BAB I PENDAHULUAN. UNNES PRESS, 2005), hlm. 51. hlm.2. 1 Achmad Sugandi, dkk, Teori Pembelajaran, (Semarang: UPT

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya (lahir dan batin), baik oleh orang lain maupun oleh dirinya sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. bahwa dalam proses pendidikan, peserta didik/siswa menjadi sentral

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Pondok Pesantren bertugas untuk mencetak manusia yang benarbenar

BAB I PENDAHULUAN UKDW. organisasi nirlaba disebakan oleh organisasi ini berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. membina kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaannya.

No.972, 2014 KEMENAG. Muadalah. Pondok Pesantren. Satuan Pendidikan. PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 18 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Lisna Nurhalisma, 2013

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia yang berkualitas agar dapat memberi daya dukung yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia saat ini tidak terlepas dari masalah dalam upaya

BAB I PENDAHULUAN. zaman yang semakin berkembang. Berhasilnya pendidikan tergantung pada

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

mempunyai peranan terpenting dibanding sumber aaya non manusia yang berfungsi sebagai pelengkap yang menopang sumber daya utama

BAB I PENDAHULUAN. negeri ini menghadapi persaingan global, khususnya dalam bidang. pendidikan nonformal. Pendidikan formal diperoleh melalui lembaga

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan generasi muda inilah melalui pemberian fondamen yang kuat yakni

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan tinggi merupakan institusi yang mendidik para mahasiswa untuk

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

WALIKOTA PEKALONGAN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PEKALONGAN NOMOR 12 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang lebih optimal, berdaya guna,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. tentang Pengaruh Kepemimpinan Transformasional dan Iklim Organisasi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. harus memelihara dan melestarikan bumi, mengambil manfaatnya serta

2015 KONTRIBUSI PENGEMBANGAN TENAGA AD MINISTRASI SEKOLAH TERHAD AP MUTU LAYANAN D I LINGKUNGAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN NEGERI SE-KOTA BAND UNG

BAB II KAJIAN TEORI. jawab baik secara fisik maupun spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH (STUDI KASUS DI SD NEGERI SRONDOL 02 SEMARANG) RINGKASAN TESIS. Oleh: UTIK SETYARTI Q

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 23 SERI E

[PONDOK PESANTREN MODERN DI KABUPATEN DEMAK] LP3A BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Era globalisasi merupakan era kemajuan ilmu pengetahuan dan

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

BUPATI PURBALINGGA PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 25 TAHUN 2013 TENTANG

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang masalah Pendidikan dianggap sebagai suatu investasi yang paling berharga dalam bentuk peningkatan kualitas sumber daya insani untuk pembangunan suatu bangsa. Sering kali kebesaran suatu bangsa diukur dari sejauh mana masyarakatnya mengenyam pendidikan. Semakin tinggi pendidikan yang dimiliki oleh suatu masyarakat, maka semakin majulah suatu bangsa. Sekarang ini, mutu dan prestasi menjadi suatu hal yang sangat penting dalam pendidikan, bisnis dan pemerintahan. Kita semua mengakui, saat ini memang ada masalah dalam sistem pendidikan. Out put suatu lembaga pendidikan tidak siap memenuhi kebutuhan masyarakat. Masalah ini berakibat bagi masyarakat. Para siswa yang tidak siap jadi warga Negara yang bertanggung jawab dan produktif, akhirnya hanya menjadi beban masyarakat. Para siswa itu adalah hasil produk dari suatu lembaga yang tidak diorganisir dengan baik, yang akhirnya hanya memberatkan anggaran sosial saja. Adanya peningkatan kesadaran terhadap pentingnya manjemen yang baik dalam pelaksanaannya di berbagai kegiatan untuk mencapai kualitas lembaga pendidikan atau sekolah yang efektif. Karena banyak institusi besar yang memiliki ratusan pegawai, ribuan murid dan anggaran yang diperlukan mencapai milyaran rupiah yang harus dikelola, namun kurang memberikan out put yang memuaskan. Manajemen yang baik merupakan hal yang esensial bagi semua sumber daya yang ada untuk dapat difungsikan dan memberikan pengaruh secara maksimal dalam pencapaian tujuan organisasi pendidikan. Dengan kata lain, pentingnya manajemen efektif sangat signifikan bagi keberhasilan murid dan pelajar dalam semua jenis dan jenjang lembaga pendidikan. Pesantren merupakan organisasi dan wadah bagi aktivitas dan fungsi manajemen yang dijalankan oleh para kepala atau pimpinan bersama dengan anggotanya. Dalam konteks ini, organisasi pendidikan khususnya sistem persekolahan merupakan salah satu wadah bagi aktivitas manajeman. Dengan

2 kata lain proses manajemen hanya berlangsung dalam organisasi, baik organisasi bisnis, pemerintahan maupun organisasi pendidikan yang memadukan sumber daya material untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Dalam organisasi yang berlangsung aktivitas manajerial yang mewujudkan usaha bersama dari sejumlah orang untuk mencapai tujuan. Karena itu dalam proses manajemen dibuat rencana, ditetapkan pelaksanaan kegiatan, dibagi tugas-tugas, diberikan imbalan, diberikan tanggungjawab dan diawasi serta dievaluasi hasil yang dicapai. Merurut Winardi 1 manajemen merupakan proses yang khas terdiri dari tindakan-tindakan perencanaan, pengorganisasian, menggerakan dan pengawasan yang dilaksanakan untuk mendeterminasi serta mencapai sasaran yang ditetapkan melalui pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber daya lainnya. Proses perencanaan dalam manajemen ialah suatu tindakan mendeterminasi sasaran-sasaran dan arah tindakan yang akan dilalui. Tindakan perencanaan diikuti oleh proses pengorganisasian sebagai suatu tindakan mendistribusikan pekerjaan kepada kelompok yang ada dan menetapkan hubungan-hubungan yang diperlukan. Setelah itu dilakukan proses menggerakan yaitu upaya merangsang atau mendorong anggota kelompok/organisasi untuk melaksanakan tugas mereka dengan kemauan secara suka rela dan secara antusias. Setelah rencana ditetapkan, ditentukan kapan dan siapa yang melaksanakannya dengan membagi pekerjaan dan mendorong personil melaksanakannya maka dilakukan pengawasan sebagai tindakan mengawasi pekerjaan agar terlaksana sesuai rencana yang ditetapkan. Selanjutnya apa yang dimaksud dengan pendidikan? Pada prinsipnya pendidikan mencakup pengertian yang luas dan komperhensip, sebab jenis lembaga dan jenis kegiatannya sangat bervariasi dalam kehidupan manusia. Di sini perlu dikemukakan terlebih dahulu keberadaan pendidikan sebagai sebuah program yang dikembangkan secara institusional. Pendidikan sendiri dapat dilihat sebagai suatu proses dan sebagai suatu lembaga yang menawarkan program pembelajaran. Sebagai suatu proses, 1 Winardi, Asas-asas Manajemen (Bandung: Mandar Maju, 1990), h. 21.

formal. 2 Usaha pembinaan melalui pendidikan formal dilakukan agar peserta 3 pendidikan merupakan usaha memberikan bimbingan dan pembinaan terhadap potensi setiap individu anak yang sedang mengalami perkembangan untuk mencapai kedewasaan yang optimal. Dalam konteks ini pendidikan dapat berlangsung seumur hidup dalam berbagai situasi, baik dengan keteladanan, pembiasaan, bimbingan, pengarahan, pembelajaran, pelatihan, hukuman, ujian dan lain-lain. Sedangkan sebagai lembaga, pendidikan dapat berlangsung di rumah tangga dan lembaga masyarakat (pendidikan luar sekolah) dan pendidikan yang berlangsung di sekolah sebagai organisasi pendidikan didik dapat menyesuaikan diri terhadap tuntutan masyarakat diantaranya adalah supaya peserta didik memiliki berbagai keterampilan, sikap untuk memiliki ilmu pengetahuan dalam rangka perkembangan dan perubahan tingkah laku. Dengan demikian, pendidikan merupakan proses yang menentukan masa depan pribadi anak baik perkembangan potensinya maupun persiapan untuk dirinya mengisi peranan tertentu di masa depan. 3 Dalam pengelolaan lembaga pendidikan formal maka fungsi-fungsi manajemen diperlukan sekali agar usaha bersama terwujud antara kepala sekolah, para staf, kepala tata usaha, para guru, pegawai dan siswa untuk mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Efektifitas organisasi pendidikan dapat dilihat dari tujuan pendidikan yang dicapai secara optimal diukur dari mutu lulusan sekolah dan tak terkecuali terciptanya hubungan kerja sama serta iklim yang menyenangkan bagi para personil sekolah. Pesantren sebagai usaha atau lembaga kemanusiaan di dalam pendidikan dilakukan usaha yang penuh tujuan dan cara hati-hati atau cermat. Pendapat ini menekankan bahwa usaha pendidikan yang penuh tujuan ideal bagi pembentukan kepribadian generasi muda yang berilmu, beriman dan bertaqwa dalam prilakunya harus dilakukan dengan cara-cara pengelolaan h. 120. 23. 2 Syafaruddin, Manajemen Lembaga Pendidikan Islam (Jakarta: Ciputat Press, 2005), 3 Rusyan, A.Tabrani, Manajemen Kependidikan (Bandung: Media Pustaka, 1992), h.

4 yang baik. Disinilah diperlukan aplikasi manajemen sebagai strategi mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan secara optimal. Apabila manajemen lembaga pendidikan rendah, maka kecil kemungkinan siswa akan dapat meningkat prestasi belajarnya. Rendahnya manajemen lembaga pendidikan tersebut merupakan gambaran kurang beresnya suatu lembaga pendidikan, atau dengan kata lain peningkatan prestasi tidak dianggap penting, sehingga lembaga pendidikan tidak diorganisir dengan baik. Berdasarkan kenyataannya pendidikan merupakan upaya yang paling mendasar dan strategis untuk mempersiapkan sumberdaya manusia dalam pembangunan bangsa agar manusia dapat mengembangkan diri melalui proses pembelajaran. Namun disadari bahwa membangun fisik jauh lebih mudah dari pada membangun sumber daya manusia. Oleh karena itu, kualitas pendidikan perlu terus ditingkatkan secara bertahap, terencana, terarah, intensif, sehingga dengan demikian akan mudah untuk meningkatkan suatu prestasi yang diharapkan, dan mampu menyiapkan sumber daya manusia yang dapat bersaing di masa mendatang. Pendidikan merupakan bidang kerja yang membutuhkan komitmen pribadi tingkat tinggi bagi semua elemen sumber daya tenaga kependidikan. Oleh karena itu, semua pribadi yang terkait dengan pendidikan harus memandang bahwa peningkatan prestasi merupakan keharusan untuk mengantisipasi kebutuhan bangsa, pemerintah, dan pihak terkait di masa kini dan mendatang. Tanpa adanya peningkatan yang dirancang oleh manajer secara strategik, maka pendidikan menjadi sesuatu yang stagnan, dan diragukan kemampuannya. Salah satu tantangan krusial yang dihadapi oleh pengelola lembaga pendidikan dewasa ini, yaitu tuntutan akan peningkatan manajemen mutu pendidikan. Konsekwensinya adalah bagaimana upaya mengelola pesantren atau madrasah sehingga mampu melahirkan lulusan atau sumber daya manusia yang berkualitas dan handal. Pengelolaan pendidikan secara fungsional berorientasi masa depan (futuristic) suatu masyarakat dan bangsa. Dengan demikian keberadaan

5 lembaga sangat menentukan proses pengembangan melalui pembelajaran yang terarah, terencana dan terpadu serta berkesinambungan. Manajemen sekolah sangat erat kaitannya dengan peningkatan prestasi belajar siswa (hasil yang baik). Lembaga pendidikan yang ingin menghasilkan out put yang baik, akan berusaha mengorganisir atau mengatur sebaik mungkin sehingga dapat mengetahui kekurangan dan kelemahan yang terdapat pada lembaganya. Memang diakui bahwa keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh banyak faktor: baik internal maupun eksternal, namun manajemen suatu lembaga pendidikan merupakan penentu keberhasilan pendidikan, melalui prinsip-prinsip manajemen yang diterapkan maka akan tercapai mutu pendidikan yang diharapkan. Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Paya Bundung Medan, merupakan salah satu lembaga pendidikan formal yang ada di Sumatera Utara, yang memiliki tugas dan tanggungjawab yang sama dengan lembaga-lembaga pendidikan lain, yakni mewujudkan pendidikan berkualitas sebagaimana yang diharapkan serta senantiasa memiliki kesadaran untuk terus secara bersamasama mengembangkan kapasitas kemampuannya, termasuk di dalam meningkatkan prestasi belajar siswanya. Pesantren yang didirikan pada tanggal 18 Oktober 1982 ini menganut dua sistem pendidikan; yaitu sistem pesantren yang kurikulumnya diadopsi secara keseluruhan dari pondok Modern Darussalam Gontor dan kurikulum Departemen Agama. Sebagai lembaga pendidikan Islam yang sedang berkembang pesat dan mengasuh ribuan siswa (santri) setiap tahunnya mulai dari tingkat MTs, sampai Aliyah, minat masyarakat yang semakin antusias memasukkan anaknya ke Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Paya Bundung Medan. Disamping itu juga adanya pengakuan (Mu adalah) dari lembaga-lembaga lain seperti Universitas al-azhar Kairo Mesir, UKM Malaysia, juga Universitas Islam Madinah Saudi Arabia, yang menerima lulusan /alumninya untuk melanjutkan pendidikan ke lembaga-lembaga tersebut. Dengan demikian dapat dipastikan bahwa Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Paya Bundung Medan dalam pengelolaan pendidikannya menerapkan fungsi-

6 fungsi manajemen dengan baik. sebagai usaha bersama terwujud antara Direktur, kepala sekolah, para staf, kepala tata usaha, para guru, pegawai dan siswa dalam mencapai tujuan pendidikan secara efektif dan efisien. Berdasarkan beberapa latar belakang yang telah disebutkan di atas, maka peneliti merasa tertarik untuk melakukan sebuah penelitian sehingga ditemukan berbagai informasi yang selanjutnya dapat dijadikan pengetahuan baru seputar upaya-upaya yang dilakukan dalam peningkatan prestasi belajar di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah yang selanjutnya diharapkan pula dapat berguna dan menjadi acuan bagi lembaga pendidikan Islam lainnya. Mengingat pentingnya manajemen, terutama dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa pada suatu lembaga pendidikan, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian ini dengan judul Manajemen Peningkatan Prestasi Belajar Siswa di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Paya Bundung Kecamatan Medan Selayang. B. Fokus Penelitian Merujuk pada latar belakang masalah sebagaimana diungkapkan di atas, mengingat luas dan banyaknya permasalahan yang terkait serta terbatasnya kemampuan peneliti, maka dalam hal ini ruang lingkup masalah yang akan diteliti hanya pada aspek manajemen pesantren dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa. C. Perumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah sebagaimana yang diungkapkan di atas, maka masalah penelitian ini akan memberikan gambaran dan analisis tentang manajemen pesantren dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa, yang selanjutnya dirumuskan menjadi perumusan masalah pokok, yaitu: Bagaimanakah implementasi manajemen Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Paya Bundung Medan Selayang dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa?, selanjutnya masalah pokok tersebut dapat dijabarkan kedalam sub masalah pokok, yaitu:

7 1. Bagaimanakah Perencanaan peningkatan prestasi belajar siswa di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Paya Bundung Medan? 2. Bagaimanakah Pengorganisasian peningkatan prestasi belajar siswa di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Paya Bundung Medan? 3. Bagaimanakah Penggerakan peningkatan prestasi belajar siswa di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Paya Bundung Medan? 4. Bagaimanakah Pengendalian peningkatan prestasi belajar siswa di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Paya Bundung Medan? D. Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis Perencanaan peningkatan prestasi belajar siswa di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Paya Bundung Medan. 2. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis Pengorganisasian peningkatan prestasi belajar siswa di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Paya Bundung Medan. 3. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis Penggerakan peningkatan prestasi belajar siswa di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Paya Bundung Medan. 4. Untuk mendiskripsikan dan menganalisis Pengendalian peningkatan prestasi belajar siswa di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Paya Bundung Medan. E. Manfaat Penelitian Hasil yang diharapkan dari penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi: 1. Direktur, Pimpinan pesantren, Kepala-kepala Madarasah Aliyah dan Tsanawiyah Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah Paya Bundung Medan dalam upaya meningkatkan prestasi belajar siswa dan pengembangan madrasah di masa mendatang. 2. Pimpinan-pimpinan pesantren dan Kepala-kepala madrasah yang ada disekitar khususnya, sebagai bahan masukan dan pertimbangan

8 dalam rangka memperbaharui sistem dan manajemen guna meningkatkan prestasi belajar siswanya. 3. Pemerhati pendidikan, khususnya studi manajemen pendidikan Islam terutama juga bagi peneliti yang ingin mengungkapkan lebih dalam lagi tentang permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini.