BAB 1 : PENDAHULUAN. berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 : PENDAHULUAN. mekanisme asuransi kesehatan sosial yang bersifat wajib (mandatory) berdasarkan

1 BAB I PENDAHULUAN. Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah dilaksanakan sejak 1 Januari 2014

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan dengan tujuan menjamin kesehatan bagi seluruh rakyat untuk memperoleh

2016 GAMBARAN KEPUASAN PASIEN TERHADAP PELAYANAN KESEHATAN DI PUSKESMAS TALAGA BODAS PADA ERA JKN

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan hak bagi setiap orang. Untuk mewujudkannya pemerintah bertanggung

BAB I PENDAHULUAN. asing yang bekerja paling singkat 6 (enam) bulan di Indonesia, yang telah

BAB 1 PENDAHULUAN. asuransi sehingga masyarakat dapat memenuhi kebutuhan dasar kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. berpusat di rumah sakit atau fasilitas kesehatan (faskes) tingkat lanjutan, namun

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan khusus kepada penduduk miskin, anak-anak, dan para lanjut usia

BAB 1 : PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun Pembangunan

BAB 1 : PENDAHULUAN. memperoleh pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, dan terjangkau. Mengingat pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Hak tingkat hidup yang memadai untuk kesehatan dan kesejahteraan

BAB 1 : PENDAHULUAN. untuk mengoperasikan BPJS Kesehatan atas perintah UU BPJS. Undang-undang BPJS adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesehatan. Menurut Undang-Undang No. 36 Tahun (2009), kesehatan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga Negara (UUD 1945 pasal 28

VI. PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. investasi dan hak asasi manusia, sehingga meningkatnya derajat kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara mengakui bahwa kesehatan menjadi modal terbesar untuk

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan, dan aspek-aspek lainnya. Aspek-aspek ini saling berkaitan satu dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan yang baik merupakan kebutuhan bagi setiap orang.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan oleh kondisi geografis Indonesia yang memiliki banyak pulau sehingga

PERESMIAN BPJS, PELUNCURAN PROGRAM JKN DAN INTEGRASI JAMINAN KESEHATAN SUMBAR SAKATO, KE JAMINAN KESEHATAN NASIONAL DI PROVINSI SUMATERA BARAT

BAB 1 : PENDAHULUAN. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan derajat hidup masyarakat, sehingga semua negara berupaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan lanjutan dari Restitutie Regeling tahun Pada tahun 1985

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. yang telah membayar iuran atau iurannya dibayar oleh pemerintah. Pada era JKN

BAB I PENDAHULUAN. termasuk ke Perguruan Tinggi dan Lembaga Swadaya Masyarakat. SJSN. mencakup beberapa jaminan seperti kesehatan, kematian, pensiun,

BAB I PENDAHULUAN. sejak 1 Januari 2014 yang diselenggarakan oleh Badan Penyelenggara Jaminan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUPATI SAMBAS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SAMBAS,

MEKANISME KAPITALISASI DALAM ERA JAMINAN KESEHATAN NASIONAL. Maulana Yusup STIE Pasundan Bandung

There are no translations available. Pertanyaan-Pertanyaan Dasar Seputar JKN dan BPJS

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara 2 Departemen Ilmu Kesehatan Masyarakat

DANA KAPITASI JAMINAN KESEHATAN NASIONAL PADA FASILITAS KESEHATAN TINGKAT PERTAMA MILIK PEMERINTAH DAERAH. mutupelayanankesehatan.

DR. UMBU M. MARISI, MPH PT ASKES (Persero)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

panduan praktis Pelayanan Kebidanan & Neonatal

BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkatnya kualitas pelayanan, maka fungsi pelayanan di

BAB 1 PENDAHULUAN. sistem jaminan social nasional bagi upaya kesehatan perorangan.

BAB 1 : PENDAHULUAN. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang ditetapkan dalam UU nomor 40 tahun

JAMINAN KESEHATAN SUMATERA BARAT SAKATO BERINTEGRASI KE JAMINAN KESEHATAN MELALUI BPJS KESEHATAN

G U B E R N U R SUMATERA BARAT

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Deklarasi Perserikatan Bangsa-Bangsa tahun 1948 tentang Hak Azasi

BAB 1 : PENDAHULUAN. setiap orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya

BAB IV GAMBARAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 menyatakan bahwa. upaya seluruh potensi bangsa Indonesia, baik masyarakat, swasta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2 BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) yang diselenggarakan melalui mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. pengembangan sistem sosial di masyarakat (WHO, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang teramanat dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945

BUPATI DHARMASRAYA PERATURAN BUPATI DHARMASRAYA NOMOR : 7 TAHUN 2014 TENTANG

I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Amanat Pasal 28-H dan Pasal 34 UUD 1945, Program Negara wajib

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 29 TAHUN 2012 TENTANG

BAB 1 PENDAHULUAN. orang per orang, tetapi juga oleh keluarga, kelompok dan bahkan masyarakat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. beberapa indikator dari Indeks Pembangunan Manusia (Human Development. sosial ekonomi masyarakat (Koentjoro, 2011).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Badan Penyelenggara Jaminan Sosial ( BPJS) Kesehatan. iurannya dibayar oleh pemerintah (Kemenkes, RI., 2013).

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa (PBB) tahun 1948 tentang hak asasi manusia. Berdasarkan. kesehatan bagi semua penduduk (Universal Health Coverage).

drg. Usman Sumantri, MSc. Dewan Jaminan Sosial Nasional

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus dilindungi dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun

secara jelas sebagai upaya untuk meningkatkan kualitas dan menjamin penyediaan pelayanan publik

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 1992 pasal 3 ayat 2, dan pasal 4 ayat 1 dan 2 tentang Program

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesehatan dan dalam Pasal 28 H Ayat (3) Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. kekurangan nafkah, yang berada di luar kekuasaannya (Kemenkes RI, 2012).

BAB 1 : PENDAHULUAN. publik. Pelayanan publik ini salah satunya meliputi kesehatan. (1)

WALIKOTA PALANGKA RAYA PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN DAERAH KOTA PALANGKA RAYA NOMOR 2 TAHUN 2014 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. melalui upaya peningkatan (promotif), pencegahan penyakit (preventif),

BAB I PENDAHULUAN. harus menerapkan sistem jemput bola, dan bukan hanya menunggu bola. Dalam

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN BPJS KESEHATAN

UNIVERSAL HEALTH COVERAGE BAGI SEKTOR INFORMAL

PROGRAM JAMINAN KESEHATAN

(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan pasien adalah suatu perasaan pasien yang timbul akibat kinerja

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN BUPATI TANAH LAUT NOMOR 50 TAHUN 2014

Dr. Hj. Y. Rini Kristiani, M. Kes. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Kebumen. Disampaikan pada. Kebumen, 19 September 2013

PERATURAN BUPATI PANDEGLANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PANDEGLANG,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia. Pengetahuan merupakan hasil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Manfaat Jaminan Kesehatan Nasional pada Pelayanan Kesehatan Primer

BAB 1 : PENDAHULUAN. orang mempunyai hak yang sama dalam memperoleh akses atas sumber daya di bidang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Berlandaskan pada Pembukaan Undang-undang Dasar 1945 alinea ke-4

BAB 1 PENDAHULUAN. Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas sebagai

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan di Indonesia diatur dalam Undang Undang Republik

I. PENDAHULUAN. dalam pembangunan kesehatan masyarakat, oleh karena itu mendapatkan. layanan kesehatan adalah hak setiap warga negara Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Universal Health Coverage (UHC) yang telah disepakati oleh World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. juga mengakui hak asasi warga atas kesehatan. Perwujudan komitmen tentang

BAB I PENDAHULUAN. Dunia saat ini mengalami perkembangan yang sangat pesat dan semua aspek

Transkripsi:

BAB 1 : PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) telah dilaksanakan sejak 1 Januari 2014 berdasarkan amanat Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No. 40 tahun 2004 tentang Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN) demi tercapainya jaminan kesehatan semesta. (1) Aspek pelayanan kesehatan merupakan aspek yang perlu diperhatikan dimana pelayanan kesehatan merupakan kunci keberhasilan kedua dalam penyelenggaraan JKN selain aspek regulasi, kepesertaan, manfaat, keuangan dan kelembagaan. (2) Penyelengaraan pelayanan kesehatan di era JKN meliputi semua fasilitas kesehatan yang bekerja sama dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan berupa Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) dan Fasilitas Kesehatan Rujukan Tingkat Lanjutan (FKRTL), dimana FKTP berupa Puskesmas atau yang setara, dokter, praktek dokter gigi, klinik pratama atau yang setara dan rumah sakit kelas D Pratama atau yang setara, yang harus menyelenggarakan pelayanan kesehatan secara komprehensif. (3) Pelayanan kesehatan sebelum era JKN mencakup fasilitas kesehatan yang berbedabeda. Fasilitas kesehatan (faskes) tersebut mencakup Program Jaminan kesehatan masyarakat (Jamkesmas), Jaminan sosial bagi tenaga kerja (Jamsostek), Asuransi kesehatan (Askes) bagi PNS, penerima pensiun, veteran, perintis kemerdekaan beserta keluarga dan Program Jaminan kesehatan daerah (Jamkesda) yang berbeda antara satu penyelenggara dengan penyelenggara lainnya. Pemberi Pelayanan Kesehatan (PPK) I Jamkesmas menggunakan Puskesmas dan jaringannya, PPK I Jamsostek menggunakan praktek dokter swasta, PPK I Askes dan mandiri menggunakan Puskesmas, dokter praktek swasta dan Jamkesda hanya menggunakan PPK milik pemerintah. (4)

Pekerja bukan penerima upah atau pekerja mandiri dan anggota keluarganya adalah pekerja diluar hubungan kerja. Peserta Non PBI yang tergolong pekerja bukan penerima upah dan bukan pekerja membayar iuran jaminan kesehatan sebesar Rp.30.000,- per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas III, Rp.51.000,- per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas II, dan Rp.80.000,- per orang per bulan dengan manfaat pelayanan di ruang perawatan kelas I. (5) Pemilihan PPK I sebagai sasaran dimaksudkan untuk memudahkan intervensi karena dapat lebih fokus dan terarah. PPK I sebagai kunci penyelenggaraan sistem pelayanan yang efektif dan efisien yang merupakan tujuan dari penyelenggaraan pelayanan kesehatan. (6) Puskesmas merupakan ujung tombak pelayanan kesehatan. Fungsi Puskesmas salah satunya akan menentukan mana pasien yang harus di rujuk ke rumah sakit atau tidak, sehingga kualitas pelayanan di tiap jenjang pelayanan kesehatan akan terjaga. Tingkat pemanfaatan PPK I terutama puskesmas oleh masyarakat di Indonesia masih rendah. Hal ini terlihat antara lain pada tingkat pemanfaatan puskesmas pada tahun 2012 sebesar 12,0%, pemanfaatan pustu 4,5%, dan poskesdes atau polindes 1,5%. (7) Banyak faktor yang mempengaruhi seseorang memanfaatkan pelayanan kesehatan termasuk Puskesmas di era BPJS, hal ini dapat diterangkan dengan teori perilaku oleh Green yang menyatakan bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi oleh faktor predisposisi (pendidikan, pengetahuan, sikap, kepercayaan dan sosial budaya) faktor pemungkin (lingkungan fisik, jarak tempuh ke sarana kesehatan dan fasilitas kesehatan yang ada) dan faktor penguat (sikap/perilaku petugas, undang-undang dan peraturan serta dukungan keluarga dan masyarakat). Penelitian Silvana pada tahun 2012 didapatkan hubungan yang bermakna antara Pengetahuan dan Sikap dengan pemanfaatan Puskesmas Molompar. (8)

Kementrian Kesehatan Republik Indonesia menyatakan jumlah Puskesmas di Indonesia sebanyak 9.655 terdiri dari 3.317 rawat inap dan 6.338 non rawat inap per Desember 2014. (9) Sumatera Barat salah satu provinsi dengan Puskesmas sebanyak 262 unit, jumlah puskesmas perawatan sebanyak 88 dan jumlah puskesmas non perawatan 174. (10) Kabupaten Tanah Datar adalah salah satu wilayah kerja BPJS Kesehatan Kantor cabang Payakumbuh yang memiliki PPK terbanyak yaitu 29 PPK. PPK tersebut terdiri atas 23 Puskesmas (7 Puskesmas rawatan dan 16 Puskesmas non rawatan), 2 Dokter Keluarga dan 4 Klinik swasta. Total 29 PPK yang menjadi provider BPJS, setelah dilihat tingkat kunjungan hingga bulan November dapat disimpulkan pemanfaatan pelayanan kesehatan primer belum termanfaatkan dengan baik. Angka kunjungan peserta non penerima bantuan iuran ke Puskesmas dalam sebulan dengan rentang 1,5 %-27,8 %. (11) Data BPJS Kabupaten Tanah Datar per 31 Februari 2016 menunjukkan jumlah peserta non penerima bantuan iuran di Kabupaten Tanah Datar yang memilih Puskesmas sebesar 6.222 jiwa, yang memilih dokter keluarga sebesar 152 jiwa dan yang memilih klinik swasta sebesar 10.235 jiwa. (12) Puskesmas Lima Kaum I adalah salah satu Puskesmas di Tanah Datar yang menjadi provider BPJS dengan total peserta BPJS terbanyak di banding PPK lain yaitu 14.662 jiwa terdaftar. (4) Penduduk di wilayah kerja Puskesmas Lima Kaum I penduduk terbanyak di Kabupaten Tanah Datar dengan jumlah penduduk 29.108 jiwa yang terdiri dari 5.701 kepala keluarga tersebar di 2 Kenagarian yaitu Nagari Lima Kaum (8 jorong) dan Nagari Baringin (13 jorong). Pendidikan rata-rata penduduk adalah SMP dan SMA sebagian kecil Perguruan Tinggi. Dilihat dari kondisi demografi, Wilayah kerja Lima Kaum I masyarakatnya yang bekerja sebagai peserta non penerima bantuan iuran (pekerja bukan penerima upah) yaitu petani, pegawai negeri sipil, wiraswasta dan pedagang. (13)

Berdasarkaan data yang diperoleh dari BPJS Kesehatan Kabupaten Tanah Datar melalui laporan jumlah kartu peserta BPJS Kesehatan per pemberi pelayanan kesehatan (PPK) pada tahun 2015 terlihat perbedaan jumlah peserta terdaftar di puskesmas, klinik dan dokter keluarga. Terdapat 3 PPK I di wilayah kerja Puskesmas Lima Kaum I yaitu 1 Puskesmas dan 2 klinik swasta ( klinik Meditama, klinik Sakato). Jumlah peserta non penerima bantuan iuran diwilayah kerja Puskesmas Lima Kaum I sebesar 16.457 jiwa. Peserta yang memilih Puskesmas sebesar 6.222 jiwa dan memilih klinik swasta sebesar 10.235 jiwa. Puskesmas dibangun untuk menyelenggarakan pelayanan kesehatan dasar, menyeluruh dan terpadu bagi seluruh masyarakat yang tinggal di wilayah kerjanya. Program kesehatan yang diselenggarakan Puskesmas merupakan program pokok ( 5 program promotif, preventif dan 1 program kuratif ). Sedangkan klinik swasta lebih fokus pada sisi kuratif, serta pelayanan promotif dan preventif yang lebih personal sifatnya. Angka kunjungan peserta non penerima bantuan iuran ke Puskesmas Lima Kaum I masih rendah yaitu sebesar 9,36 %, terhitung dalam satu semester pertama Januari hingga November 2015. (11) Sementara indikator keberhasilan angka kunjungan (visit rate) minimal 15%. Angka kunjungan menunjukan pemanfaatan Puskesmas oleh peserta. Berdasarkan wawancara dan studi awal terhadap 10 peserta non penerima bantuan iuran yang berkunjung ke Puskesmas Lima Kaum I Tanah Datar 7 peserta yang memanfaatkan puskesmas untuk keperluan pengobatan dan 3 peserta untuk keperluan meminta rujukan ke rumah sakit sementara untuk preventif belum termanfaatkan. Pengetahuan peserta masih kurang tentang cakupan pelayanan puskesmas tidak hanya sebatas pengobatan namun juga untuk tindakan preventif dan promotif hingga rehabilitatif. Peserta yang tidak memilih Puskesmas sebagai tempat pelayanan kesehatannya memilih berobat ke bidan, dokter praktek umum, klinik, dan pengobatan tradisional yang ada

di wilayah kerja Puskesmas lima Kaum I. Pengetahuan juga akan berpengaruh terhadap sakit. Seseorang yang pengetahuannya tinggi cenderung untuk meningkatkan meningkatkan kesadarannya terhadap kesehatan dan konsekuensinya menggunakan pelayanan kesehatan. (8) Penelitian Mujahidah pada tahun 2013 di Puskesmas Marusu Kabupaten Maros didapatkan hubungan yang bermakna antara karakteristik motivasi, persepsi dan sikap dengan tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan. (14) Penelitian Rumengan pada tahun 2015 didapatkan hubungan yang bermakna antara persepsi terhadap tindakan petugas kesehatan dengan tingkat pemanfaatan pelayanan kesehatan di puskesmas. (15) Oleh sebab itu, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai faktor yang berhubungan dengan pemilihan FKTP pada peserta non penerima bantuan iuran di wilayah kerja Puskesmas Lima Kaum I Kabupaten Tanah Datar tahun 2016. Pemilihan FKTP pada peserta non penerima bantuan iuran dipengaruhi oleh beberapa faktor, pengetahuan, pendidikan, sikap, ketersediaan fasilitas dan keramahan petugas. 1.2 Perumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian adalah faktor apakah yang berhubungan dengan pemilihan fasilitas kesehatan tingkat pertama oleh peserta non penerima bantuan iuran di wilayah kerja Puskesmas Lima Kaum I Tanah Datar? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Diketahuinya faktor yang berhubungan dengan pemilihan fasilitas kesehatan tingkat pertama oleh peserta non penerima bantuan iuran di wilayah kerja Puskesmas Lima Kaum I Tanah Datar.

1.3.2 Tujuan Khusus 1. Mengetahui distribusi frekuensi pemilihan FKTP pada peserta non penerima bantuan iuran di wilayah kerja Puskesmas Lima Kaum I Tahun 2016. 2. Mengetahui distribusi frekuensi tingkat pengetahuan pada peserta non penerima bantuan iuran di wilayah kerja Puskesmas Lima Kaum I Tahun 2016. 3. Mengetahui distribusi frekuensi tingkat pendidikan pada peserta non penerima bantuan iuran di wilayah kerja Puskesmas Lima Kaum I Tahun 2016. 4. Mengetahui distribusi frekuensi sikap pada peserta non penerima bantuan iuran di wilayah kerja Puskesmas Lima Kaum I Tahun 2016. 5. Mengetahui distribusi frekuensi ketersediaan fasilitas kesehatan pada peserta non 6. Mengetahui distribusi frekuensi perilaku petugas kesehatan pada peserta non penerima bantuan iuran di wilayah kerja Puskesmas Lima Kaum I Tahun 2016 7. Mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan pemilihan FKTP pada peserta non 8. Mengetahui hubungan tingkat pendidikan dengan pemilihan FKTP pada peserta non 9. Mengetahui hubungan sikap dengan pemilihan FKTP pada peserta non penerima bantuan iuran di wilayah kerja Puskesmas Lima Kaum I Tahun 2016. 10. Mengetahui hubungan ketersediaan fasilitas kesehatan dengan pemilihan FKTP pada peserta non penerima bantuan iuran di wilayah kerja Puskesmas Lima Kaum I Tahun 2016. 11. Mengetahui hubungan keramahan petugas terhadap pemilihan FKTP pada peserta non

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Meningkatkan kemampuan peneliti dalam menganalisis masalah dan menambah wawasan penulis serta pengaplikasian ilmu yang telah didapatkan selama perkuliahan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas. 2. Bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Sebagai bahan tambahan bagi Fakultas Kesehatan Masyarakat Unand mengenai faktor yang berhubungan dengan pemilihan fasilitas kesehatan tingkat pertama pada peserta non penerima bantuan iuran di wilayah kerja Puskesmas Lima Kaum I Tanah Datar Tahun 2016. 3. Bagi BPJS Kesehatan Sebagai bahan masukan, pertimbangan dan informasi bagi Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan dalam meningkatkan pelayanan khususnya di wilayah kerja Kabupaten Tanah Datar. 4. Bagi PPK I Sebagai bahan masukan, pertimbangan dan informasi dalam meningkatkan pelayanan khususnya PPK I di wilayah kerja Puskesmas Lima Kaum I Tanah Datar. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan pemilihan fasilitas kesehatan tingkat pertama pada peserta non penerima bantuan iuran di wilayah kerja Puskesmas lima Kaum I Tanah Datar. Variabel independen penelitian ini adalah tingkat pendidikan, tingkat pengetahuan, sikap, ketersediaan fasilitas kesehatan dan keramahan petugas.