Ftfiutlts RU[un uiltvenstlrs sunmara SUNTBTYA t991. ttllt ilt TAII8GU]IG EUGTT TTAS IGCETIIOA]I YIXG IERIII}I III ABSTRAK SKRIPSI RESPATI ISHARSUNTORO

dokumen-dokumen yang mirip
anak sebagaimana yang dikehendaki

FAKULTAS HOKUM UNIVERSITAS SURABAYA SURABAYA

OIEH PEMAKAIAN RUMAH SUSUN YANG DIKUASAI OLBH ABSTRAK SKRIPSI PEMERINTAH KOTAMADYA DAERAH TINGKAT II

OtEH ABSTRAK SKRTPSI. DESSY EVALINA NRP N RM t. 36&n IIUI(UM BAOI PEI{ERIMA GIR(I BITYIT DIBATAI.I(AI{ {IIEII PEI{ARII(

PERLINDUNGAN HUKI.'M BAGI PEMBELI YANG BERITIKAD BAIK

AESTRAKSI. Latar Belakanc Pemi lihan Judu'l. Asuransi menurut pasal 246 Kitab Undang-undang. Hukum Dagang (selanjutnya disingkat KUHD) adalah suatu

r994 FAKUTTAS IIUI(UilI UIIIYERSITAS SURABAYT SURABAYA ABSTRAK SKRIPSI

IGDUDUKAII IIIAI( IIIGI(IT DALAiI PEIYARISAI{ ME]IURUI HUI(UiI ADAT IATUA

ABSTR,AK SKR,IPSI. l{rp 2g,0a25 ttim a 'l. gurabaya tt9t HUKUT UN VEN'ITAS. PEIIGGUATil ffirek YAIIG SATA DIIIIIIAU DTil IUI(UT

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Klasifikasi kendaraan bermotor dalam data didasarkan menurut Peraturan Bina Marga,

199{ ABSTRAK SKRIPSI. tfi(uttas Hu!(uil UlllvERslTls surlbayr SURABAYA. fl lilauall IEltIAllG lgpll il TAtl llatfff llubull GAllllI A llell0lll

ABSTRAK SKRIPSI. dalam. Masalah perbankan di Indonesia diatur. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1992 tentang Perbankan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yakni perbandingan terhadap satuan mobil penumpang. Penjelasan tentang jenis. termasuk di dalamnya jeep, sedan dan lain-lain.

ABSTRAKSI SKRIPSI. Banyak merek dalam dunia perdagangan di Indonesia. pada saat ini yang dimulai dari kegiatan sehari-hari dan

ABSTRAKSI. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang membutuhkan. dana dalam pembinaan perekonomiannya. Perekonomian

IAIIOCUIIG GUGAI PEIIGGUIIAAII IIEREK UilIUTI DIKEIIAT IIASYARAI$ DITIN AU DARI UltDAilC UilDAltG lt0ill0r 19 lallull 1992

SURABAYA t993 FAKI.'I.TAS HUKI'M UNIVERSITAS ET. RAEAYA. PERilillluil8til ilut(ut BA0t lltyest0t ASSTRAK SKRIPSI HENDRAWAN

TINJAUAN HUKUM DALAM PRAKTIK AKUISISI TERHADAP PERUSAHAAN YANG GO - PUBLIC

Bab XXI : Menyebabkan Mati Atau Luka-Luka Karena Kealpaan

Dalam kehidupan sehari-hari manusia.i tu tidak. I epas dari masal ah hut ang-p iut ang, Dengan adanya hutang-piutang

BALII( IIAMA HAK SETTA IAIIAH KtlTAMAlIYA SURABAYA TERHADAP STAIUS IGPEMITIIMil ATAS BA]IGUIIAII

IIAI iieiidiaiii RUMAII PEIIII{GGAIAII YAIIG DIBAIIGUII ITTPA PERSETUIUAII AHII WARIS YAIIO IAIT.: DtTtiltAU l AR SE0t HUt(Ut PERDATA

TINJAUAN YURIDIS PELAKSANAAN SAHAM SEBAGAI AGUNAN KREDIT

ABSTRAK SKRIPSI OIEH VIVIN ELVINA NRP TITIIAUIII YURIDIS GAGATIIYA I(OIIIRAK UTIRTITBT TAI(UITIS HUI(UM UIIIVERSIIAS SURABATI

Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan

selamat, aman, tertib, lancar, dan efisien, serta dapat

KEJAKSAAN AGUNG REPUBLIK INDONESIA JAKARTA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 1990

FAI(UITAS HUtruil UilIVERSIIIS SURABAYA SURTBAYT t993

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem transportasi adalah suatu hal yang penting bagi suatu kota,

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyelenggaraan lalu lintas dan angkutan jalan yang sesuai dengan

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. Berdasarkan keterangan dan fakta yang terdapat dalam pembahasan,

t99 4 TAI{GGUNG JAWAB PERANTARA DAGAT'IG EFEK DALAI\{ MELAKUI(AN PENYERAHAT{ SAHAM YAI\G TERI"AMBAT PADA IIWESTOR ABSTRAK SKRIPSI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

PEMERINTAH KOTA PROBOLINGGO PERATURAN DAERAH KOTA PROBOLINGGO NOMOR 3 TAHUN 2001 TENTANG IJIN PENGUSAHAAN ANGKUTAN DENGAN KENDARAAN BERMOTOR UMUM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENJAHAT PERANG DITINJAU MENURUT HUKUM INTERNASIONAL ABSTRAK SKRIPSI. OLEH RUSTYATTITO TRIST{O DJATMIKO 1{RP xtrm

rg94 OtEH ATAS DASAR KEPENTINGAN NASIONAL RIENA WAHYUNINGRUM ]{RP t{lrm OO4. t206r. 0609:l

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 132, 2004 (Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4444).

BAB I PENDAHULUAN. memiliki wilayah yang sangat luas dan beraneka ragam budaya. Selain itu Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB II

BAB I PENDAHULUAN. (On-line), (29 Oktober 2016). 2

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. terhadap fasilitas-fasilitas umum dan timbulnya korban yang meninggal dunia.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1980 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tujuan tertentu. Alat pendukung. aman, nyaman, lancar, cepat dan ekonomis.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 1993 TENTANG PEMERIKSAAN KENDARAAN BERMOTOR DI JALAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KOTA MAGELANG NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN ANGKUTAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA MAGELANG,

TUI{TUTAII DEALER SEPEDA Mt T(lR AKIBAT WA]IPRESIASI PEIIBELI DALAiI PERIAIIIIA]I SEWA BEII iiusimaii DI I$BUPAIEII PRIIB(ITIIIGGII

BAB IV GAMBARAN UMUM PENELITIAN

UU NOMOR 14 TAHUN 1992 TENTANG LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan diperoleh kesimpulan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Peraturan dalam berlalu lintas menjadi hal yang karena menyangkut

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK TAHUN 2001 NOMOR 59 SERI C PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1980 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Perlindungan Hukum Terhadap Penumpang Ojek Online (GO-JEK)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Kesenjangan antara Das Sein dengan Das Sollen adalah suatu hal yang

BAB I PENDAHULUAN. sejalan dengan perkembangan sarana dan prasarana transportasi itu sendiri.

Pasal 48 yang berbunyi :

TANGGUNG GUGAT PERJANJIAN WARALABA PADA,ES TELER 77" 01 SURABAYA ABSTRAK SKRIPSI

I. PENDAHULUAN. Dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun

No Petugas Kepolisian Negara Republik Indonesia atau Penyidik Pegawai Negeri Sipil di bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan maupun secara berk

BAB I PENDAHULUAN. lain, terpengaruh obat-obatan dan lain-lain. yang memiliki kekuasaan dan ekonomi yang tinggi.

ABSTN,AK SKB,IPSI. PEil.rtDuleil ilutu TEnHrorp peirarilr ilere[ vare DIPEI IEII ATAS DISAR ITASIIT. TAT gaid IrIRP zg702oa NrRM tt.t.oo{.t2011.

PENGGUNAAN TEORI GRAF PADA PENGATURAN LAMPU LALU LINTAS DI PERSIMPANGAN ARION

DfTffiJAU lttnf iluuil tttentastoltar

RANCANGAN PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG GANTI KERUGIAN ANGKUTAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki mobilitas tinggi dalam menjalankan segala kegiatan. Namun, perkembangan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 13 TAHUN 1980 TENTANG JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia baik pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat maupun dari para

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehidupan bangsa Indonesia tidak bisa luput dari masalah hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan dirinya dalam perkembangan yang sangat pesat, seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah transportasi atau perhubungan merupakan masalah yang

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 9 TAHUN 2008 TENTANG RETRIBUSI PELAYANAN PARKIR DI TEPI JALAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 65 TAHUN 1993 T E N T A N G FASILITAS PENDUKUNG KEGIATAN LALU LINTAS DAN ANGKUTAN JALAN MENTERI PERHUBUNGAN,

KAJIAN YURIDIS TERHADAP GUGATAN GANTI RUGI DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS YANG MENGAKIBATKAN KERUGIAN MATERIIL DITINJAU DARI KUH PERDATA SKRIPSI

Perlindungan Hukum Sesuai Dengan Undang-undang No.8 BAB V. SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan B. Saran BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

HASIL WAWANCARA. ATD.M.SI dan Bapak Tri Bowo ATD.M.SI, perwakilan dari dinas perhubungan,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang berlangsung tanpa diduga atau diharapkan, pada umumnya ini terjadi dengan

PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG PENYELENGGARAAN PENGUJIAN KENDARAAN BERMOTOR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB IV. ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PUTUSAN PN DEMAK No. 62/Pid.Sus/2014/PN Dmk DALAM KASUS TABRAKAN YANG MENGAKIBATKAN KEMATIAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PENGANGKUT, PENUMPANG DAN KECELAKAAN. menyelenggarakan pengangkutan barang semua atau sebagian secara time charter

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. strategis dalam memperlancar roda perekonomian, memperkukuh persatuan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Alat transportasi merupakan salah satu kebutuhan utama manusia

BAB I PENDAHULUAN. prasarana jalan, prasarana lalu lintas dan angkutan jalan, kendaraan,

BUPATI KAPUAS HULU PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAPUAS HULU NOMOR 14 TAHUN 2014 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM 62 TAHUN 1993 T E N T A N G ALAT PEMBERI ISYARAT LALU LINTAS MENTERI PERHUBUNGAN,

P U T U S A N. Nomor : 478/PID/2013/PT-MDN. DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kenyataan sekarang ini di Indonesia banyak ditemukan kasus kecelakaan

LANGGAR ATURAN SANKSI MENUNGGU TAHAP II

BAB I PENDAHULUAN. dilaksanakan secara bersama-sama oleh semua instansi terkait (stakeholders) bertanggung jawab di bidang jalan;

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa dan mewujudkan perkembangan nasional juga

KEMENTERIAN RISET TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI UNIVERSITAS JAMBI FAKULTAS HUKUM

Transkripsi:

ri TAII8GU]IG EUGTT TTAS IGCETIIOA]I YIXG IERIII}I III ttllt ilt ABSTRAK SKRIPSI O!EH RESPATI ISHARSUNTORO ifnp nt$lla xrix ta.?. oa. t20n.lttar Ftfiutlts RU[un uiltvenstlrs sunmara SUNTBTYA t991

Surabaya, Mahas i swa yang Mei 1 994 be rsang kut an RESPAT I i SHARSUNTORO Dani e l Djoko Tarl iman, s.h.,m.s.

Jalan menurut pasal 1 butir 4 Undang-undang Nomor 14 Tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan (selanjutnya disingkat UU No. 14 Tahun 1992) adalah yang diperuntukkan bagi Ialu lintas umum. Mengenai ini terdapat umum, khususdan.q-ol yang menurut Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980 tentang ja'l an (se- 'I anjutnya disingkat UU No. 13 Tahun 1980), khusus diartikan sebagai seiain daripada yang termasuk dalam umum. Sedangkan tol adalah umum yang kepada para pemakai-nya dikenakan kewaj iban m mbayar ro. Sebagai tol harus mempunyai spesifikasi khusus bila dibandingkhn dengan umum, spesifikasi tesebut menurut pasal 16 UU No. 13 Tahun 1980 adalah mempunyai posisi yang lebih t inggi bi la dibanding dengan umum, harus membeli kan kehandalan yang lebih tinggi kepada para pemakainya. Jalan tol tidak mempunyai persimpangan yang sebidang dengan lain, tidak mempunyai masuk secara langsung, biaya operasi kendaraan melalui tol masih ringan daripada biaya operasi kendaraan melalui alternatif umum. Sebagai pihak penyelenggara tol menurut pasal I7 ayat 1 LJU No. 13 Tahun 1980, pemerintah menyerahkan wewenang penyelenggaraan tol kepada Badan Hukum

Usaha Negara Jalan Tol. Badan hukum usaha negara tol yang dimaksud berdasarkan Keputusan Menteri yang dituangkan dalam akta pendirian Nomor 1 Tanggal 1 Maret 1978 menunjuk Perseroan Terbatas Jasa Marga (seianjutnya d isi ngkat PT Jasa Marga). Jalan tol menurut ketentuan pasal 18 UU No. 13 Tahun 1980 hanya diperuntukkan bagi yang menggunakan kendaraan bermotor dengan membayar tol. Ini menunjukkan bahwa pemakai tol terjamin akan keamanan dan keselamatannya, Dikatakan aman dan selamat, karena menurut ketentuan pasal 33 Peraturan Pemerintah Nomor I Tahun 1990 (selanjutnya disingkat PP No. I Tahun 1990) menentukan bahwa badan wajib menyediakan pengamanan tol bekerjasama dengan Kepol isian Republ ik Indonesia. Keamanan diartikan sebagai ketenteraman pengemudi dalam menggunakan tol, sedang keselamatan diart'i kan keadaan aman da]am menggunakan tol hingga sampai tempat yang dituju tanpa kurang satu apapun. Dibahasnya mengenai tol yang merupakan bebas hambatan ini ada kaitannya dengan kecelakaan yang terjadi, dimana seorang pengemudi kendaraan bermotor menabrak pe kaki di tol. Akibat terjadinya tabrakan tersebut, pengemudi diwajibkan memberi kan biaya pengobatan dan pe rawat an/ pemak aman bagi korban,

seiain itu atas pelanggaran tersebut di jatuhi pidana selama delapan bulan penjara dengan masa percobaan seoul uh bul an. Berdasar 'l atar belakang di atas tampak suatu kesenjangan dimana tol merupakan bebas hambatan yang hanya diperuntukkan bagi kendaraan bermotor saja. Namun kenyataannya bukan Iagi merupakan bebas hambatan, karena masih terdapat orang Ialu Ialang menyeberangi tol. Hal ini yang menarik saya untuk memberikan judul skripsi: 'TANGGUNG GUGAT ATAS KECELAKAAN YANG TERJADI DI JALAN TOL". Sedangkan masalah yang disajikan adalah Dapatkah pihak PT Jasa Marga dibebani tanggung gugat atas kecelakaan yang terjadi di tol?. Tu,juan dilakukannya penelitian dalam penyusunan skripsi ini adalah untuk mengetahui lebih lanjut mengenai tol dalam kaitannya dengan hak dan kewaj iban baik bagi pemakai tol maupun pihak penyelenggara to1 dalam hal ini PT Jasa Marga. Hal ini perlu diketahui karena to1 merupakan bebas hambatan yang memberi kan jaminan keamanan dan keselamatan kepada para pemakai jasa tol, namun kadang kala mas.i h terdapat hambat an-h ambat an dalam penggunaan tol, karena adanya orang yang menyeberang, binatang yang berkel i aran dan sebagai nya.

Jadwa l waktu penelitian berkisar: - Persiapan penelitian selama 6 minggu; - Pengumpu lan data selama 6 minggu; - Pengol ahan dan analisis data selama 7 minggu. Pendekatan masaiah dalam penyusunan skri psi ini di gunakan metode yuri di s normat i f, maksudnya pembahasannya didasarkan atas peraturan perundang-undangan antara lain Kitab Undang-undang Hukum perdata (selanjutnya disingkat KUH perdata), UU t'to. 14 Tahun i992, UU No. 13 Tahun 1980 dan peraturan Iainnya. Sumber data berupa data sekunder yang diperoleh dari bahan pustaka yang terdiri dari bahan hukum primer yaitu bahan hukum yang bersifat mengikat dan bahan hukum sekunder yang menjelaskan bahan hukum primer yaitu terdiri dari pendapat para sarjana, I iteratur dan bahan perkul iahan. Data sekunder berupa studi kepustakaan dikumpulkan dengan cara membaca, mempelajari, mengidentifikasi dan kemudi an mengkl asi fi kasi kannya, sehi ngga di perol eh data yang ada kaitan langsung dengan masalah yang dibahas, Kemudian dikumpulkan dengan menggunakan metode deduksi, maksudnya bertolak dari hal-hal yang umum yaitu peraturan perundang-undangan dan I iteratur disjmpulkan menjadi khusus, sehingga diperoleh jawaban atas masalah. Selanjutnya dianalisa secara kualitatif, yaitu mengana-

'I isis suatu permasal ahan didasarkan atas pemikiran yang 1ogis, runtut dan runtun dengan menelaah sistematika peraturan perundang-undangan yang ada kaitannya dengan masal ah yang d i bahas. Hubungan hukum antara pengguna jasa tol dengan pengelola tol yaitu PT Jasa Marga didasarkan atas suatu perjanjian dengan dibuktikan dalam suatu tiket tanda masuk tol. Namun dalam tiket tersebut tidak tertuang mengenai kewaj i ban-kewaj iban yang dibebankan kepada pihak PT Jasa Marga selaku pengelola. Mengenai kewaj iban pihak PT Jasa Marga tidak dituangkan dalam tiket sebagai bukti ter jad'i nya perjanjian, karena mengenai kewaj i ban-kewaj i ban yang di bebankan pada PT Jasa Marga secara rinci tertuang dalam UU No. 13 Tahun 1980 dan PP No. 8 Tahun 1990. Misalnva menurut ketentuan pasal 19 ayat 2 UU No. 13 Tahun 1980 ditentukan bahwa PT Jasa Marga wajib menggant i kerugian yang diderita oleh pe,akai tol sebagai akibat kesalahan dalam penyel enggaraan to1. Hal di atas dipertegas oleh pasal 35 ayat 1 PP No. 8 Tahun 1990 yang menentukan bahwa PT Jasa Marga wajib menggant i kerugian yang diderita oleh pemakai tol sebagai akibat kesalahan dal am penye I enggaraan. Memperhat i kan hal di atas tampak bahwa kewajiban

yang dibebankan kepada PT Jasa Marga atas kerugian yang diderita oleh pemakai to1 didasarkan atas undangundang. Dengan demikian pihak PT Jasa Marga dapat djbebani tanggung jawab penggantian kerugian oleh pengguna tol. Apabi la dalam pelaksanaannya pihak PT Jasa Marga tidak bertanggung jawab berarti dapat dikatakan telah melakukan perbuatan melanggar hukum sebagaimana ketentuan pasal 1365 KUH Perdata dengan mewajibkan pihak PT Jasa Marga menggant i kerugian yang timbul dan diderita pengguna akibat kesalahan PT Jasa Marga. PT Jasa Marga selaku pengelo1a tol dapat di bebani tanggung gugat oleh pemakai tol apabi I a ternyata dalam penggunaan fasilitas tol tersebut menderita kerugian sebagaimana yang dialami oleh seorang pengemudi bus yang menabrak penyeberang tol. "/ Landasan pengajuan gugatan didasarkan atas perbuatan melanggar hukum sebagaimana ketentuan pasal 1365 KUH Perdata karena kewajiban yang tidak dipenuhi didasarkan atas undang-undang dan tanggung gugat PT Jasa Marga didasarkan atas ketentuan pasal 1367 KUH Perdata dimana tol berada pengawasan PT Jasa Marga. Mengenai tanggung gugat PT Jasa Marga dalam pengelolaan jaian tol, tidak terdapat ketentuan yang tegas, hanya dicantumkan bahwa PT Jasa Marga akan bertang-

gung jawab menggant i kerugian yang diderita oleh pemakai tol sebagai akibat kesalahan dalam penyelenggaraan tol. Jalan toi saat ini menjadi pilihan para pengemudi kendaraan bermotor, sehingga seyogyanya PT Jasa Marga memberi kan perl indungan dan kepastian hukum bagi pemakai to1 khususnya mengenai batasan besarnya penggantian kerugian.