Executive Summary. PT. Maxitech Utama Indonesia Engineering and Management Consultant

dokumen-dokumen yang mirip
LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MALANG PERATURAN BUPATI MALANG NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG MEKANISME TAHUNAN PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN KABUPATEN MALANG BUPATI MALANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERENCANAAN TAHUNAN KEMENTERIAN PERUMAHAN RAKYAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN 2010 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA


PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2004 TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

KATA PENGANTAR. Semoga laporan ini bermanfaat. Jakarta, 30 Januari Plt. Kepala Biro Perencanaan. Suharyono NIP

TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN BANDUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 90 TAHUN TENTANG PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN NEGARA/LEMBAGA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan L

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

RENCANA STRATEGIS BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA SEKRETARIAT INSPEKTORAT JENDERAL TAHUN 2016

2017, No Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 3. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Pere

Setyanta Nugraha Kepala Biro Analisa APBN Sekretariat Jenderal DPR RI

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG NOMOR 13 TAHUN 2011 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL

Disampaikan Dalam Pembekalan Tenaga Ahli DPR RI Tanggal April /3/2013 Biro Analisa APBN 1

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG SINKRONISASI PROSES PERENCANAAN DAN PENGANGGARAN PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 20 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI MALUKU TENGGARA

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

BUPATI PURWOREJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURWOREJO NOMOR 3 TAHUN 2012 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

MATERI PERENCANAAN DAN PENYUSUNAN ANGGARAN. Oleh: Galih Elham Setiawan KASUBDIT Penindakan BNN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR. No. 1, 2013 Penjelasan dalam Tambahan Lembaran Daerah Kabupaten Flores Timur Nomor 0085

WALIKOTA CIREBON PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KOTA CIREBON NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KOTA CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP tersebut

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA (PP) NOMOR 40 TAHUN 2006 (40/2006) TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN NASIONAL

Arsip Nasional Republik Indonesia

Kelengkapan Waktu Output Keterangan SEKRETARIS. PERENCANAAN Melakukan Rapat dalam rangka sinkronisasi dan

NAMA JABATAN : Direktur Jenderal Anggaran

WALIKOTA MATARAM PERATURAN WALIKOTA MATARAM NOMOR 14 TAHUN 2014 RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH KOTA MATARAM TAHUN 2015

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2004 TENTANG RENCANA KERJA PEMERINTAH PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

- 1 - BAB I PENDAHULUAN

2 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 104, Tamba

LEMBARAN DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2008 NOMOR : 07 PERATURAN DAERAH KOTA BANDUNG NOMOR 07 TAHUN 2008 TENTANG

Biro Perencanaan KATA PENGANTAR

Oleh Drs. Setyanta Nugraha, MM

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENYUSUNAN DOKUMEN PERENCANAAN, PENGANGGARAN, DAN EVALUASI PEMBANGUNAN. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Provinsi Jawa Timur

GUBERNUR SULAWESI BARAT

NAMA JABATAN : Kepala Subbagian Penyusunan Anggaran. Melakukan penyiapan bahan penyusunan dokumen pelaksanaan anggaran Direktorat Jenderal.

Arsip Nasional Republik Indonesia

BUPATI LOMBOK BARAT PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

PROVINSI JAWA TIMUR SALINAN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 17 TAHUN 2015 TENTANG TATA LAKSANA PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SOP ADMINISTRASI KEUANGAN

-1-1. NAMA JABATAN : Direktur Anggaran II

MENGAPA ANGGARAN KINERJA?

Asumsi : Satker Ditetapkan pada Tahun 2010

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2007 TENTANG SISTEM PERENCANAAN TAHUNAN DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

PENGELOLAAN KEUANGAN BADAN LAYANAN UMUM. Direktorat Pembinaan PK BLU Direktorat Jenderal Perbendaharaan Departemen Keuangan

BAB I PENDAHULUAN RENSTRA DINAS KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA KAB. KEPULAUAN ANAMBAS TAHUN

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

RENCANA KERJA PEMERINTAH DAERAH (RKPD) KOTA MATARAM TAHUN 2016

RAPAT KOORDINASI BIRO ANALISA ANGARAN DAN PELAKSANAAN APBN 19 MARET /19/2014 Biro Analisa APBN 1

LEMBARAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 PERATURAN DAERAH KOTA DEPOK NOMOR 02 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PENYUSUNAN RENCANA PEMBANGUNAN DAERAH

DASAR HUKUM. Jawab Keuangan Negara;. PP No. 20 Tahun 2004 tentang RKP;. PP No. 21 Tahun 2004 ttg Penyusunan RKA-KL. dan Tanggung

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PETERNAKAN DAN KESEHATAN HEWAN 2015

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

1 KATA PENGANTAR. Jakarta, Juni 2017 a.n Kepala Pusat Analisis dan Sinkronisasi Kebijakan, Kepala Bidang Sinkronisasi Kebijakan

RENCANA KINERJA TAHUNAN (RKT) SEKRETARIAT DIREKTORAT JENDERAL PRASARANA DAN SARANA PERTANIAN TA. 2014

PEDOMAN PENYUSUNAN SISTEM AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH (SAKIP) DI LINGKUNGAN BADAN STANDARDISASI NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. Selanjutnya dengan tersusunnya LAKIP Bagian Hukum, maka diharapkan dapat :

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR SUMATERA SELATAN,

Perencanaan Sektoral: Tinjauan terhadap Pendekatan ROCIPPI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2017 NOMOR 3

PP 39 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA PENGENDALIAN DAN EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA PEMBANGUNAN

POKOK POKOK HASIL PEMBAHASAN RAPBN TAHUN 2012 DAN TINDAK LANJUT PENYELESAIANNYA

13. Untuk pencapaian kinerja program yang terbagi dalam 2 (dua) program, terlihat nilai pencapaian kinerjanya sebagai berikut :

Inspektur Jenderal Kementerian Keuangan. Peningkatan Akuntabilitas RKA-K/L melalui Reviu oleh APIP

SOP DIBIDANG ADMINISTRASI KEUANGAN. 1. SOP Perencanaan Anggaran. No Uraian Prosedur PANITERA/ Keterangan STAF TIM. Kelengkapan Waktu Output

Renstra 2014 H a l a m a n 1 BAB I PENDAHULUAN

BUPATI SINJAI PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG SISTEM PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

KEPUTUSAN KEPALA BAPPEDA KABUPATEN BLORA NOMOR /2033 TAHUN 2011

PERANAN KEMENKEU DALAM IMPLEMENTASI JAKSTRANAS P4GN TAHUN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 7 TAHUN 2008 TENTANG DEKONSENTRASI DAN TUGAS PEMBANTUAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LAPORAN AKUNTABILITAS KINERJA INSTANSI PEMERINTAH

SEKRETARIAT KABINET REPUBLIK INDONESIA RENCANA STRATEGIS (RENSTRA) DEPUTI BIDANG ADMINISTRASI

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 136/PMK.02/2014 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 2015, No Peraturan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor PER/09/M.PAN/5/2007 tentang Pedoman Umum Penetapan Indikator Kinerja U

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 177/PMK.02/2014 TENTANG

SURAT PENGESAHAN DAFTAR ISIAN PELAKSANAAN ANGGARAN (SP-DIPA) INDUK TAHUN ANGGARAN 2015 NOMOR : SP DIPA /2015

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGIS PROGRAM/KEGIATAN BATAN Nomor: SOP /OT 02 01/KA

Transkripsi:

Jl. P a t t i m u r a No. 20, K e b a y o r a n B a r u, J a k a r t a S e l a t a n Executive Summary Penyusunan Prosedur Operasi Standar (POS) Koordinasi Dan Sinkronisasi Perencanaan, Pemrograman Serta Penganggaran Kegiatan Di Lingkungan Pustra. PT. Maxitech Utama Indonesia Engineering and Management Consultant

Executive summary POS Koordinasi Dan Sinkronisasi Perencanaan, Pemrograman Serta Penganggaran Kegiatan Di Lingkungan Pustra. Kata Pengantar Executive Summary dari Laporan Akhir kegiatan Prosedur Operasi Standar (POS) Koordinasi Dan Sinkronisasi Perencanaan, Pemrograman Serta Penganggaran Kegiatan Di Lingkungan Pustra ini merupakan laporan keempat dalam pelaksanaan kegiatan ini yang merupakan kerjasama antara Pusat Kajian Strategis () Sekretariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum dengan PT. Maxitech Utama Indonesia. Executive Summary dari Laporan Akhir ini berisi tentang beberapa hal berikut: 1. Pendahuluan yang mencakup latar belakang, tujuan dan sasaran, lingkup kegiatan, pendekatan dan metodologi serta sistematika, 2. Gambaran Organisasi, Kebijaka dan Teori Terkait, serta Benchmarking POS di Lingkungan Lain. 3. Analisis 4. Rumusan Akhir Konsep POS, yang memuat berbagai rumusan akhir konsep POS Koordinasi Dan Sinkronisasi Perencanaan, Pemrograman Serta Penganggaran Kegiatan Di Lingkungan Pustra. Demikian executive summary Laporan Akhir ini disusun dengan harapan untuk dapat menjadi penunjang yang mempermudah pihak-pihak yang memerlukan. Jakarta, November 2010 Tim Penyusun i

Executive summary POS Koordinasi Dan Sinkronisasi Perencanaan, Pemrograman Serta Penganggaran Kegiatan Di Lingkungan Pustra. DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 LATAR BELAKANG... 1 1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN... 2 1.2.1 Maksud... 2 1.2.2 Tujuan... 2 1.2.3 Sasaran... 2 1.3 LINGKUP KEGIATAN... 2 1.4 PENDEKATAN DAN METODOLOGI... 3 1.5 SISTEMATIKA PEMBAHASAN... 3 BAB II GAMBARAN UMUM... 5 2.1 GAMBARAN ORGANISASI PUSAT KAJIAN STRATEGIS ()... 5 2.1.1 Visi, dan Misi... 5 2.1.2 Tugas dan Fungsi... 5 2.1.3 Struktur Organisasi dan SDM... 6 2.1.4 Produk Utama... 7 2.2 KEBIJAKAN TERKAIT PERENCANAAN, PEMOGRAMAN DAN PENGANGGARAN 7 2.3 TEORI TERKAIT PROSEDUR OPERASI STANDAR DAN PERENCANAAN, PEMOGRAMAN SERTA PENGANGGARAN... 14 2.3.1 TEORI TERKAIT PROSEDUR OPERASI STANDAR... 14 2.3.2 TEORI TERKAIT PERENCANAAN, PEMOGRAMAN DAN PENGANGGARAN... 17 2.4 BENCHMARKING PROSEDUR OPERASI STANDAR PADA LINGKUNGAN LAIN. 20 BAB III ANALISIS... 22 3.1. ANALISIS KETERKAITAN FUNGSIONAL DENGAN UNIT KERJA LAIN DI KEMENTRIAN PU... 22 3.3. ANALISIS TUGAS DAN FUNGSI DALAM SIKLUS PROGRAM JANGKA MENENGAH DAN TAHUNAN... 26 3.4. ANALISIS PENENTUAN PROSEDUR OPERASI STANDAR DALAM TIAP TAHAPAN PADA SIKLUS PROGRAM... 27 ii

Executive summary POS Koordinasi Dan Sinkronisasi Perencanaan, Pemrograman Serta Penganggaran Kegiatan Di Lingkungan Pustra. 3.5. ANALISIS PERMASALAHAN DAN HARAPAN DALAM PERENCANAAN (STRATEGIS DAN TAHUNAN), PEMROGRAMAN DAN PENGANGGARAN... 28 3.6. Analisis detail operasi standar yang diperlukan... 29 3.7. Analisis Lingkup Task Pada POS... 30 3.8. Analisis Pelaku Terkait dalam Rincian Kegiatan Operasi Standar... 31 3.9. Analisis Waktu dalam Rincian Detail Langkah kegiatan... 32 BAB IV RUMUSAN AKHIR KONSEPSI POS... 34 4.1 Pendefinisian POS dan Berbagai Pengertian Terkait... 34 4.1.1 Pendefinisian POS Koordinasi dan Sinkronisasi Perencanaan, Pemrograman, dan Penganggaran di... 34 4.1.2 Berbagai Pengertian Terkait POS Koordinasi dan Sinkronisasi Perencanaan, Pemrograman, dan Penganggaran di... 34 4.2 Kebijakan Terkait POS Koordinasi dan Sinkronisasi Perencanaan, Pemrograman, dan Penganggaran di... 35 4.3 Maksud, Tujuan dan Sasaran POS Koordinasi dan Sinkronisasi Perencanaan, Pemrograman, dan Penganggaran di... 35 4.4 Fungsi dan Manfaat POS Koordinasi dan Sinkronisasi Perencanaan, Pemrograman, dan Penganggaran di... 36 4.5 Cakupan dan Operasi Standar dalam Siklus Program Jangka Menengah dan Tahunan... 36 4.6 Lingkup Pengaturan dalam POS Koordinasi dan Singkronisasi Perencanaan, Pemrograman, dan Penganggaran di Lingkungan... 37 4.7 Kegiatan Dan Langkah Detail Yang Dibakukan/Distandarisasi... 38 4.8 Format POS... 43 4.9 Sistematika POS... 45 4.10 POS Tahap Perencanaan Jangka Menengah... 46 4.10.1 Tujuan dan Sasaran... 46 4.10.2 Pihak Yang Terlibat... 46 4.10.3 Output Kegiatan... 46 4.10.4 Kelengkapan Yang Diperlukan... 46 4.10.5 Ketentuan Kritis Yang Harus Diperhatikan... 47 4.10.6 Waktu Kritis... 47 4.10.7 Keterlibatan Pihak-Pihak dalam Tiap Langkah Detail Kegiatan... 47 iii

Executive summary POS Koordinasi Dan Sinkronisasi Perencanaan, Pemrograman Serta Penganggaran Kegiatan Di Lingkungan Pustra. 4.10.8 Input dan Output Kritis Tiap Langkah Detail Kegiatan... 47 4.10.9 Kelengkapan dan Tempat Kritis Tiap Langkah Detail Kegiatan... 47 4.11 POS Tahap Analisis dan Perencanaan Penanganan Risiko JM... 47 4.11.1 Tujuan dan Sasaran... 47 4.11.2 Pihak Yang Terlibat... 48 4.11.3 Output Kegiatan... 48 4.11.4 Kelengkapan Yang Diperlukan... 48 4.11.5 Ketentuan Kritis Yang Harus Diperhatikan... 48 4.11.6 Waktu Kritis... 49 4.11.7 Keterlibatan Pihak-Pihak dalam Tiap Langkah Detail Kegiatan... 49 4.11.8 Input dan Output Kritis Tiap Langkah Detail Kegiatan... 49 4.11.9 Kelengkapan dan Tempat Kritis Tiap Langkah Detail Kegiatan... 49 4.12 POS Tahap Perencanaan dan Pemrograman Kegiatan Tahunan... 49 4.12.1 Tujuan dan Sasaran... 49 4.12.2 Pihak Yang Terlibat... 50 4.12.3 Output Kegiatan... 50 4.12.4 Kelengkapan Yang Diperlukan... 50 4.12.5 Ketentuan Kritis Yang Harus Diperhatikan... 51 4.12.6 Waktu Kritis... 51 4.12.7 Keterlibatan Pihak-Pihak dalam Tiap Langkah Detail Kegiatan... 51 4.12.8 Input dan Output Kritis Tiap Langkah Detail Kegiatan... 51 4.12.9 Kelengkapan dan Tempat Kritis Tiap Langkah Detail Kegiatan... 52 4.13 POS Tahap Analisis dan Perencanaan Penanganan Risiko Tahunan... 52 4.13.1 Tujuan dan Sasaran... 52 4.13.2 Pihak Yang Terlibat... 52 4.13.3 Output Kegiatan... 53 iv

Executive summary POS Koordinasi Dan Sinkronisasi Perencanaan, Pemrograman Serta Penganggaran Kegiatan Di Lingkungan Pustra. 4.13.4 Kelengkapan Yang Diperlukan... 53 4.13.5 Ketentuan Kritis Yang Harus Diperhatikan... 53 4.13.6 Waktu Kritis... 53 4.13.7 Keterlibatan Pihak-Pihak dalam Tiap Langkah Detail Kegiatan... 53 4.13.8 Input dan Output Kritis Tiap Langkah Detail Kegiatan... 53 4.13.9 Kelengkapan dan Tempat Kritis Tiap Langkah Detail Kegiatan... 53 4.14 POS Tahap Penganggaran Kegiatan Tahunan... 53 4.14.1 Tujuan dan Sasaran... 53 4.14.2 Pihak Yang Terlibat... 54 4.14.3 Output Kegiatan... 54 4.14.4 Kelengkapan Yang Diperlukan... 54 4.14.5 Ketentuan Kritis Yang Harus Diperhatikan... 55 4.14.6 Waktu Kritis... 56 4.14.7 Keterlibatan Pihak-Pihak dalam Tiap Langkah Detail Kegiatan... 56 4.14.8 Input dan Output Kritis Tiap Langkah Detail Kegiatan... 56 4.14.9 Kelengkapan dan Tempat Kritis Tiap Langkah Detail Kegiatan... 56 v

LAPORAN AKHIR POS Koordinasi Dan Sinkronisasi Perencanaan, Pemrograman Serta Penganggaran Kegiatan Di Lingkungan Pustra. Bab 1 Pendahuluan Bab ini berisi latar belakang, tujuan, sasaran, ruang lingkup, pendekatan dan metodologi, serta sistematika penyusunan POS Koordinasi Dan Sinkronisasi Perencanaan, Pemrograman Serta Penganggaran Kegiatan Di Lingkungan Pustra. 1.1 LATAR BELAKANG Salah satu hal yang mutlak untuk dapat meningkatkan kinerja yang diamanatkan Undang-Undang No. 125 tahun 2004 tentang pengaturan perencanaan yang harus disusun kementerian lembaga, serta Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang sistem perencanaan pembangunan nasional dan keputusan menteri pekerjaan umum No. 01/PRT/M/2008 tahun 2008 yang mengatur organisasi dan tata kerja departemen pekerjaan umum, tugas pusat kajian strategis () adalah Merumuskan strategi pembangunan, pengkajian peraturan perundang-undangan, fasilitasi pengembangan investasi, dan pengkajian lingkungan strategis dan pengkajian kinerja strategi pembangunan bidang pekerjaan umum. Dengan amanat yang diberikan kepada lembaga Pusat Kajian Strategi () di bawah Sekertariat Jenderal Kementerian Pekerjaan Umum, diharapkan dapat menjalankan tugas-tugas pokoknya yang berdasarkan standar preofesionalisme, sehingga dapat memberikan ekspektasi Pimpinan Departemen PU baik melalui Sekretaris Jenderal maupun langsung kepada Menteri Pekerjaan Umum, serta Pimpinan Departemen lainnya (Dirjen, Kepala Badan maupun Staf Ahli Menteri) sesuai substansi dan urgensinya.. Pelaksanaan tugas tersebut secara lebih optimal, perlu didukung oleh program-program kegiatan yang handal, terkoordinasi, tersingkronisasi, bersinergi dengan baik sejak tahap perencanaan, pemrograman, penganggaran maupun paska pelaksanaan (follow up dan akuntabilitasnya), serta jelas fokus dan muara implementasinya. Namun pada kenyataanya pelakasanan perencanaan, pemrograman dan penganggaran kegiatankegiatan dilingkungan sejak tahun 2005 cenderung kurang mengacu pada RENSTRA, belum secara konsisten mempertimbangkan kait/keterkaitannya satu sama lainnya di lingkungan sendiri, kait/kaitannya dengan kegiatan-kegiatan yang telah maupun yang akan dilaksanakan oleh sendiri ataupun oleh pihak-pihak lain di dalam lingkungan maupun diliar Kementerian Pekerjaan Umum, sehingga terjadi kecenderungan belum sepenuhnya didasarkan atas azas sinergisme dalam substansinya. Seperti halnya dalam tahap perencanaan, pemrograman serta penganggaran kegiatankegiatan tahunan yang dimulai sejak penyusunan Rencana Kerja Kementerian/Lembaga (Renja K/L) juga masih cenderung kurang proaktif/antisipatif karena kurang memperhatikan tahap dan momentum alur penyusunan penetapan RAPBN tahunan. Sinergisitas dapat terjadi bila didasarkan aspek-aspek What, Why, Where, When, Who dan How dalam persiapan, penyiapan maupun pelaksanaan kegiatan-kegiatan yang berpengaruh pada tingkat efektiftas dan efisiensi tugas-tugas serta bermuara pada tingkat efektifitas dan efisiensi kontribusi terhadap capaian tugas-tugas Sekertariat Jenderal, maupun Kementerian Pekerjaan Umum. Merujuk pada tantangan yang diembankan pada, sehingga perlunya dilakukan kajian yang komprehensif terkait prosedur dan proses perencanaan, pemograman dan penganggaran kegiatan-kegiatan tahuanan maupun lima tahunan yang ada selama ini di, sehingga dapat dijadikan sebagai pedoman dan acuan untuk melaksanakan tugas pekerjaan sesuai dengan fungsi dan alat peneilaian kinerja berdasarkan indikator-indikator teknis, administratif dan prosedural sesuai dengan tata kerja yang telah tercantum dalam surat keputusan menteri Kementerian Pekerjaan Umum. I 1

LAPORAN AKHIR POS Koordinasi Dan Sinkronisasi Perencanaan, Pemrograman Serta Penganggaran Kegiatan Di Lingkungan Pustra. Prosedur Operasional Standar (POS) Perencanaan Program dan Penganggaran disusun sebagai acuan bagi unit perencanaan pada setiap satuan kerja dalam menyusun rencana program dan anggaran secara terpadu, meningkatkan keserasian dalam perencanaan dan penganggaran program setiap Bidang/unit kerja, mewujudkan dokumen perencanaan dan penganggaran tahunan yang realistis dan akuntabel serta memperjelas pembagian peran dan tanggung jawab antar Bidang/unit kerja (Dodi Nandika;2009). Dalam rangka penyususnan Prosedur Operasional Standar (POS) yang merupakan salah satu alat mekanisme koordinasi, singkronisasi serta sinergisitas subtansi antar Bidang dilingkungan dalam proses perencanaan, pemrograman dan anggaran kegiatankegiatan tahunan maupun kegiatan lima tahunan. Prosedur Operasional Standar (POS) selain pencapaian diatas juga sekaligus bertujuan untuk menciptakan komitment mengenai apa yang dikerjakan oleh satuan unit kerja instansi pemerintah unutk mewujudkan prinsip good governance. 1.2 MAKSUD, TUJUAN DAN SASARAN 1.2.1 Maksud Sebagai upaya peningkatan kualitas perencanaan, pemrograman dan penganggaran kegiatan-kegiatan tahunan dan lima tahunan. 1.2.2 Tujuan Agar penyusuan kegiatan-kegiatan tahunan maupun lima tahunan dapat lebih terkoordinasi, tersinkronisasi dan sinergis dalam substansinya. 1.2.3 Sasaran Tersusunnya Prosedur Operasi Standar (POS) yang dapat dijadikan acuan dalam perencanaan, pemrograman, penganggaran kegiatan-kegiatan tahunan dan lima tahunan yang lebih terkoordinasi dan tersinkronisasi, serta secara substansi saling sinergi. Sasaran yang hendak dicapai dapahami sebagai strategi penyusunan acuan kerja yang merupakan langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk mewujudkan visi dan misi sistem. 1.3 LINGKUP KEGIATAN Lingkup kegiatan ini mencakup kegiatan berikut : Identifikasi dan penelaahan prosedur perencanaan, pemrograman dan penganggaran kegiatan-kegiatan tahunan dan lima tahunan yang ada di lingkungan Pemerintahan, Kementerian Pekerjaan Umum dan. Mengumpulkan dan mengkaji aturan dan peratuan yang terkait. Melakukan kajian yang komprehensif dan mendalam tentang berbagai aspek yang terkait dengan pelaksanaan perencanaan, pemrograman dan penganggaran kegiatankegiatan tahuann dan lima tahunan yang ada di lingkungan Kemeterian Pekerjaan Umum dan, diharapkan pada tugas pokok dan fungsi Kementerian Pekerjaan Umum dan. Mengidentifikasikan kendala dan hampatan-hambatan pelaksanaan perencanaan, pemrograman dan penganggaran kegiatan-kegiatan tahunan dan lima tahunan. Melakukan studi tentang pokok-pokok substansi pembangunan insfrastruktur substansi pembangunan insfrestruktur bidang PU; Renstra Kementerian, Setjen PU dan. Menganalisa keterkaitan fungsional antara dengan unit-unit Eselon II lain dibawah Setjen PU dan unit-unit lain diluar Setjen PU. Melakukan penelaahan tentang substansi kegiatan-kegiatan tahunan dan lima tahunan serta relevansinya dengan tugas pokok dan fungsi dalam mendukung kinerja/tugas pokok dengan fungsi Sekretariat Jenderal. Merumuskan Prosedur Operasi Standar (POS) sebagai salah satu alat/tool mekanisme koordinasi dan sinkronisasi dalam proses maupun sinergisme dalam substansi perencanaan, pemrograman dna penganggaran kegiatan-kegiatan tahunan dan lima tahunan yang praktis dan pragmatis. I 2

LAPORAN AKHIR POS Koordinasi Dan Sinkronisasi Perencanaan, Pemrograman Serta Penganggaran Kegiatan Di Lingkungan Pustra. 1.4 PENDEKATAN DAN METODOLOGI Beberapa pendekatan yang digunakan dalam penyelesaian pekerjaan ini, diantaranya sebagai berikut: 1. Pendekatan Sistem dalam pemahaman dan penyelesaian persoalan 2. Pendekatan Benchmarking dalam Penyusunan Prosedur Operasi Standar (POS) 3. Pendekatan Gabungan Legalitas, teoritis, dan empiris dalam penyusunan POS 4. Pendekatan gabungan Top-Down dan Bottom-Up dalam Penyusunan Prosedur Operasi Standar (POS) 5. Pendekatan Perencanaan Visioner dalam Penyusunan POS 6. Pendekatan Menyeluruh dan Terintegrasi dalam pengembangan POS Kerangka pikir penyelesaian pekerjaan merupakan kerangka pemikiran dalam menyelesaikan pekerjaan untuk mendapatkan hasil yang diharapkan berdasarkan paradgima yang dianut, dasar hukum yang dianut/dipegang, kajian-kajian yang pernah dilaksanakan dan pengalaman dalam menyelesaikan pekerjaan yang serupa. Tahapan pelaksanaan pekerjaan berisikan urutan-urutan langkah dalam penyelesaian pekerjaan berdasarkan kerangka pikir yang telah dikembangkan. Sedangkan teknik dan metode yang dibahas merupakan teknik dan metode yang digunakan dalam penyelesaian keseluruhan pekerjaan ini. Kerangka pikir penyelesaian pekerjaan dapat menunjukkan gambaran metodologi penyelesaian pekerjaan secara garis besar yang juga menunjukkan keterkaitan antara materi/proses satu dengan lainnya. Oleh karenanya metodlogi penyelesaian pekerjaan ini, dapat digambarkan sebagaimana kerangka pikir penyelesaianpekerjaan pada Gambar 1.1 dibawah ini. 1.5 SISTEMATIKA PEMBAHASAN Laporan akhir ini, dibahas dalam sistematika berikut: BAB I PENDAHULUAN BAB II GAMBARAN ORGANISASI, KEBIJAKAN DAN TEORI TERKAIT PERENCANAN, PEMOGRAMAM, PENGANGGARAN SERTA BECHMARK P.O.S DI LINGKUNGAN LAINNYA BAB III ANALISIS BAB IV RUMUSAN AKHIR KONSEPSI POS LAMPIRAN. I 3

LAPORAN AKHIR POS Koordinasi Dan Sinkronisasi Perencanaan, Pemrograman Serta Penganggaran Kegiatan Di Lingkungan Pustra. GAMBAR 3.4 KERANGKA PIKIR PENYELESAIAN PEKERJAAN POS KOORDINASI DAN SINKRONISASI PERENCANAAN, PEMROGRAMAN, SERTA PENGANGGARAN DI LINGKUNGAN I 4

LAPORAN AKHIR POS Koordinasi Dan Sinkronisasi Perencanaan, Pemrograman Serta Penganggaran Kegiatan Di Lingkungan Pustra. Bab 2 Gambaran Organiisasii Pustra, Kebiijakan dan Teorii Terkaiit, serta Benchmarkiing POS dii lliingkungan Laiin Pada bab ini membahas mengenai kebijakan dan teoritis terkait proses perencanaan, pemrograman serta penganggaran serta empiris dalam pelaksanaan perencanaan, pemrograman, dan penganggaran di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dimana termasuk di dalamnya dan bechmark prosedur operasi standar yang telah dilaksanakan dilingkungan lainnya. 2.1 GAMBARAN ORGANISASI PUSAT KAJIAN STRATEGIS () 2.1.1 Visi, dan Misi Visi adalah menjadi pusat inovasi pembangunan pekerjaan umum yang strategis. Misi adalah Merumuskan dan mengembangkan strategi penyelenggaraan dan kelembagaan pekerjaan umum yang responsif melalui manajemen yang efektif dan professional untuk mengantisipasi tantangan pembangunan 2.1.2 Tugas dan Fungsi Tugas dan fungsi, dinyatakan pada Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 01/PRT/M/2008 tentang Organisasi dan tata kerja Departemen Pekerjaan umum. Berdasarkan peraturan tersebut, disebutkan bahwa Tugas, adalah: Merumuskan strategi pembangunan, pengkajian peraturan perundang-undangan, fasilitasi pengembangan investasi, dan pengkajian lingkungan strategis dan pengkajian kinerja strategi pembangunan bidang pekerjaan umum Selain tugas tersebut, juga dibebani penugasan tambahan yang bersifat operasional (task forces), diantaranya sebagai berikut: Koordinasi dan Fasilitasi Perumusan Kebijakan Mendukung Penyelenggaraan Tugas Dan Fungsi Dep. Terkait dengan Substansi Fungsional Sektor-sektornya (Ditjen dan Badan); Penyusunan Paper/ Makalah untuk Pimpinan; Telaahan Perumusan Kebijakan berdasarkan Isu Strategis untuk Masukan Pimpinan. Penyiapan Nota Kebijakan Berdasarkan penugasan formal sebagaimana dinyatakan dalam Peraturan Menteri Pekerjaan Umum No 01/PRT/M/2008 tentang Organisasi dan tata kerja Departemen Pekerjaan umum dan penugasan tambahan, maka tugas dan fungsi, dapat digambarkan sebagaimana gambar berikut. 5

LAPORAN AKHIR POS Koordinasi Dan Sinkronisasi Perencanaan, Pemrograman Serta Penganggaran Kegiatan Di Lingkungan Pustra. Gambar 2.1 Tugas dan Fungsi TUGAS DAN DAN FUNGSI BID. PENGATURA BID. & INVESTASI PENGATURA & INVESTASI Pengkajian Pengkajian pengembangan kebijakan, pengembangan kebijakan, serta serta Pengembangan peraturan Pengembangan peraturan perundangundangan, perundangundangan, dan dan Pengembangan jasa Pengembangan jasa konstruksi konstruksi dan investasi dan investasi BID. STRATEGI BID. STRATEGI PEMBANGUNAN PEMBANGUNAN Merumuskan Merumuskan strategi dan strategi dan kebijakan kebijakan pembangunan pembangunan jangka jangka panjang dan panjang dan menengah, menengah, serta serta Pengkajian Pengkajian pembangunan pembangunan wilayah dan wilayah dan keterpaduan keterpaduan fungsi fungsi Penyelenggaraan bidang Penyelenggaraan bidang pekerjaan pekerjaan umum umum BID. KAJIAN BID. KAJIAN KINERJA KINERJA Pengkajian Pengkajian kelembagaan kelembagaan dan dan Evaluasi Evaluasi kinerja kinerja pelaksanaan pelaksanaan strategi, strategi, kebijakan, dan kebijakan, dan peraturan peraturan perundangundangan perundangundangan bidang bidang pekerjaan pekerjaan umum umum BAG. TATA USAHA BAG. TATA USAHA Melaksana-kan Melaksana-kan urusan tata urusan tata usaha dan usaha dan rumah tangga rumah tangga pusat pusat PENUGASAN OPERASIONAL (TASK FORCES) PENUGASAN OPERASIONAL (TASK FORCES) Koordinasi dan Fasilitasi Perumusan Kebijakan Mendukung Koordinasi dan Fasilitasi Perumusan Kebijakan Mendukung Penyelenggaraan Tugas Dan Fungsi Dep. Terkait dengan Substansi Penyelenggaraan Tugas Dan Fungsi Dep. Terkait dengan Substansi Fungsional Sektor-sektornya (Ditjen dan Badan); Fungsional Sektor-sektornya (Ditjen dan Badan); Penyusunan Paper/ Makalah untuk Pimpinan; Penyusunan Paper/ Makalah untuk Pimpinan; Telaahan Perumusan Kebijakan berdasarkan Isu Strategis untuk Telaahan Perumusan Kebijakan berdasarkan Isu Strategis untuk Masukan Pimpinan. Masukan Pimpinan. Nota Kebijakan Nota Kebijakan 2.1.3 Struktur Organisasi dan SDM Struktur organisasi, yang masih berlaku sampai dengan pelaksanaan kegiatan ini dilakukan (Tahun 2010), sebagaimana gambar berikut. Gambar 2.2 Struktur Organisasi KEPALA PUSAT KAJIAN STRATEGIS Sekretaris I II III IV Kabid. Pengaturan & Investasi Kabid. Strategi Pembangunan Kabid. Kajian Kinerja Kabag. Tata Usaha Kasubbid Peraturan Per-UU-an Kasubbid Pengemba ngan Investasi Kasubbid Rencana Strategis Kasubbid Keterpadu an Fungsi Kasubbid Pengolahan Data Kaubbid Evaluasi Kinerja Kasubbag Program dan Keuangan Kasubbag Umum Staf Staf Staf Staf Staf Sumber: Pustra Pejabat Fungsional 6

LAPORAN AKHIR POS Koordinasi Dan Sinkronisasi Perencanaan, Pemrograman Serta Penganggaran Kegiatan Di Lingkungan Pustra. 2.1.4 Produk Utama Produk dan mitra utama berdasarkan tugas dan fungsinya dan yang selama ini telah berjalan adalah sebagaiamana tabel berikut. Tabel 2.2 Produk Utama No PRODUK PERIODE MITRA 1 Materi Teknis Rencana Pembangunan Jangka Panjang 5 Tahunan BPKLN, SATMINKAL, (RPJPN) ke-pu-an BAPPENAS 2 Rencana Strategis (RENSTRA) Kementerian PU 5 Tahunan BPKLN, SATMINKAL 3 Mid Term Review RENSTRA Kementerian PU Medio Thn II RENSTRA BPKLN, SATMINKAL, ITJEN, BALITBANG 4 Post Term Review RENSTRA Kementerian PU 5 Tahunan BPKLN, SATMINKAL, ITJEN, BALITBANG 5 Penetapan Kinerja SATMINKAL Tahunan SATMINKAL 6 Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) 7 Laporan Analisis Isu-Isu Kebijakan Strategis Bidang Infrastruktur ke-pu-an Sumber: Tahunan Tahunan ITJEN PUSKOMPU 2.2 KEBIJAKAN TERKAIT PERENCANAAN, PEMOGRAMAN DAN PENGANGGARAN Berbagai kebijakan yang terkait dengan perencanaan, pemrograman, dan penganggaran di Indonesia, terutama yang berlaku di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum yang juga berlaku di lingkungan yang perlu diperhatikan dalam pengenmbangan POS, diantaranya: 1 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara 2 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (SPPN) 3 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Program Jangka Panjang 4 Peraturan Pemerintah No. 20 Tahun 2004 Tentang Rencana Kerja Pemerintah 5 Peraturan Pemerintah Nomor 21 Tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKAKL) 6 Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2005 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan 7 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional 8 Peraturan Pemerintah Nomor 08 Tahun 2006 tentang Pelaporan Keuangan Dan Kinerja Instansi Pemerintah 7

LAPORAN AKHIR POS Koordinasi Dan Sinkronisasi Perencanaan, Pemrograman Serta Penganggaran Kegiatan Di Lingkungan Pustra. 9 Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan 10 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata cara Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional 11 Peraturan Pemerintah No 39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara atau Daerah 12 Peraturan Pemerintah Nomor 60 Tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah 13 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2005 tentang Kedudukan, Tugas, Fungsi, Susunan Organisasi, Tata Kerja Kementrian Negara Republik Indonesia 14 Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 2005 tentang Unit Organisasi dan Tugas Eselon I Kementrian Negara Republik Indonesia 15 Instruksi Presiden No 7 Tahun 1999 Tentang Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (AKIP) 16 Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 01/PRT/M/2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Departemen Pekerjaan Umum 17 Surat Edaran Menteri Pekerjaan Umum nomor 13 Tahun 2005 tentang Tata Cara Mempersiapkan Naskah Produk Hukum di Lingkungan Dep. PU. B. Penyusunan RKA-KL (termasuk di lingkungan ) Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian (RKA-KL), disusun berdasarkan berbagai peraturan yang mengatur keuangan negara, perbendaharaan negara, dan perencanaan pembangunan negara, terutama yang membahas khusus mengenai hal tersebut adalah Peraturan Pemerintah No.21 tahun 2004 tentang Penyusunan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian/Lembaga (RKAKL). Proses Penyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga mengacu pada PP No 21 Tahun 2004 (Lampiran IV), yang secara diagramatis dapat dilihat sebagai berikut: 8

LAPORAN AKHIR POS Koordinasi Dan Sinkronisasi Perencanaan, Pemrograman Serta Penganggaran Kegiatan Di Lingkungan Pustra. Gambar 2.3 Diagram Proses Penyusunan Rencana Kerja Dan Anggaran Kementerian Negara/Lembaga Sumber: PP No 21 Tahun 2004 (Lampiran IV) 9

LAPORAN AKHIR POS Koordinasi Dan Sinkronisasi Perencanaan, Pemrograman Serta Penganggaran Kegiatan Di Lingkungan Pustra. Dari diagram flow tersebut, dapat digambarkan proses penyusunan RKA-KL sebagaimana uraian berikut: 1. Kementerian Negara/Lembaga menyusun rencana kerja Kementerian Negara/Lembaga untuk tahun anggaran yang sedang disusun dengan mengacu pada prioritas pembangunan nasional dan pagu indikatif yang ditetapkan dalam Surat Edaran Bersama Menteri Perencanaan dan Menteri Keuangan. Rencana kerja Kementerian Negara/Lembaga sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), memuat kebijakan, program, dan kegiatan yang dilengkapi sasaran kinerja dengan menggunakan pagu indikatif untuk tahun anggaran yang sedang disusun dan prakiraan maju untuk tahun anggaran berikutnya. 2. Kementerian Perencanaan menelaah rencana kerja yang disampaikan Kementerian Negara/Lembaga berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan. 3. Perubahan terhadap program Kementerian Negara/Lembaga disetujui oleh Kementerian Perencanaan berkoordinasi dengan Kementerian Keuangan, berdasarkan usulan Menteri/Pimpinan Lembaga Terkait. 4. Menteri/Pimpinan Lembaga setelah menerima Surat Edaran Menteri Keuangan tentang Pagu Sementara bagi masing-masing program pada pertengahan bulan Juni, menyesuaikan rencana kerja Kementerian Negara/Lembaga menjadi RKA- KL yang dirinci menurut unit organisasi dan kegiatan. 5. Kementerian Negara/Lembaga membahas RKA-KL bersama-sama dengan komisi terkait di DPR. Hasil pembahasan RKA-KL disampaikan kepada Kementerian Perencanaan selambat-lambatnya pada pertengahan bulan Juli. 6. Kementerian Perencanaan menelaah kesesuaian antara RKA-KL hasil pembahasan bersama DPR dengan Rencana Kerja Pemerintah. 7. Kementerian Keuangan menelaah kesesuaian antara RKA-KL hasil pembahasan bersama DPR dengan Surat Edaran Menteri Keuangan tentang Pagu Sementara, prakiraan pagu yang telah disetujui tahun anggaran sebelumnya dan standar biaya yang telah ditetapkan. 8. Menteri Keuangan menghimpun RKA-KL yang telah ditelaah, untuk selanjutnya bersama-sama dengan nota keuangan dan Rancangan APBN dibahas dalam Sidang Kabinet. 9. Nota Keuangan dan Rancangan APBN beserta himpunan RKA-KL yang telah dibahas disampaikan Pemerintah kepada DPR selambat-lambatnya pertengahan bulan Agustus untuk DIPA bersama dan ditetapkan menjadi Undang-Undang APBN selambat-lambatnya pada akhir bulan oktober. 10. RKA-KL yang telah disepakati DPR ditetapkan dalam Keputusan Presiden tentang Rincian APBN selambat-lambatnya akhir bulan November. 11. Keputusan Presiden tentang Rincian APBN menjadi dasar bagi masing-masing Kementerian Negara/Lembaga untuk menyusun konsep dokumen pelaksanaan anggaran. 12. Konsep dokumen pelaksanaan anggaran disampaikan kepada Menteri Keuangan selaku Bendahara Umum Negara selambat-lambatnya minggu kedua bulan Desember. C. Penyusunan RAPBN dan DIPA di lingkungan Penyusunan RAPBN di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum yang juga berlaku di lingkungan yang sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 21 tahun 2004 tentang penyusunan RKA-KL, dapat digambarkan sebagaimana gambar 2.7 dan gambar 2.10 berikut. 10

LAPORAN AKHIR POS Koordinasi Dan Sinkronisasi Perencanaan, Pemrograman Serta Penganggaran Kegiatan Di Lingkungan Pustra. Gambar 2.7 Diagram Penyusunan RAPBN di lingkungan Kementerian Pekerjaan Umum dalam Sistem Pemrograman dan Penganggaran Nasional DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM BAPPENAS DEPARTEMEN KEUANGAN DJ APK DJ PB PRESIDEN DPR-RI RI 2 RENSTRA MARET (Mg ke-3) KONREG DEP. PU 5 (Feb-Maret) 1 6 RPJM (JAN Mg ke-3) Musrenbang (RKP) (Mar Mg ke-3 s/d April) PEMBAHASAN KRITERIA (SESUAI RPJM & RENSTRA) 2a (Januari) 4 18 9 22 15 RENJA-KL (Mar Mg Ke I / II) RKA KL (Juli Mg Ke I) RKA KL ( Okt Mg ke-iv) KONSEP DIPA (Des Mg Ke II) TANDA TANGAN SEKJEN (Des Mg Ke IV) 10 Penelaahan RKA-KL (Juli Mg ke II) Ranc. Awal RKP & Pagu 3 Indikatif (Febb Mg III IV) 34 RKP Akhir (Mei Mg Ke I) SE Pagu Sementara 8 Pagu Definitif 14(OKT Mg Ke-4) 18a 7 (Juni Mg ke II) PENELAAHAN RKA KL 16 (Nov Mg Ke IV) SATUAN ANGGARAN (SAPSK) 17 (Des Mg Ke I) RANC. PERPRES TTG RINC. ALOKASI APBN (Des Mg Ke I) 20 21 23 PENELAAHAN KONSEP DIPA (Des Mg Ke IV) NET DIPA (Des Mg Ke IV) SP + DIPA (Des Mg Ke IV) 11 19 PEMBAHASAN NOTA KEUANGAN & RAPBN (Sidang Kabinet) ( Agt Mg Ke II) PERPRES TTG RINCIAN ALOKASI APBN (Okt Mg Ke IV) 128 10a NOTA KEUANGAN & RAPBN (Agt Mg Ke II) 1011 13 14 PEMBAHASAN RKA KL (Juli Mg Ke II) PEMBAHASAN RAPBN (Agt Mg Ke II) UU APBN 2009 (OKT Mg Ke-IV) Sumber:, 2010 11

LAPORAN AKHIR POS Koordinasi Dan Sinkronisasi Perencanaan, Pemrograman Serta Penganggaran Kegiatan Di Lingkungan Pustra. Gambar 2.10: Agenda terkait Perencanaan, JADWAL RENCANA Pemrograman, KERJA KEMENTERIAN dan Penganggaran DAN LEMBAGA Tahunan Kementerian Pekerjaan Umum DEPARTEMEN PEKERJAAN UMUM Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September Oktober November Desember No I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV TAHAPAN PENYIAPAN RENCANA KERJA KEMENTERIAN/LEMBAGA (RENJA K/L) 1 Koordinasi Penyusunan prioritas rencana, program dan kegiatan pembangunan bidang pekerjaan umum Sidang Kabinet 2 Koordinasi usulan pagu indikatif Departemen Pekerjaan Umum Rancangan Awal RKP (Paling lambat mgg II Februari) 3 Koordinasi penyelenggaraan Konsultasi Regional Departemen Pekerjaan Umum Rakorbangpus 4 Koordinasi Rancangan Renja K/L 5 Koordinasi pertemuan tiga pihak (trilteral meeting) dan penyusunan rancangan akhir Renja K/L SEB Pagu Indikatif dan Rancangan Awal RKP (Paling lambat mgg I Maret) Musrenbangnas (Paling lambat minggu keempat April) 6 Penyusunan Bahan Rancangan Interim RKP Trilateral Meeting (Paling lambat mgg II Maret) 7 Koordinasi Penyusunan masukan Rancangan Akhir RKP Sosialisai Renja K/L TAHAPAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN KEMENTERIAN/LEMBAGA (RKA K/L) 8 Penyusunan Rancangan Nota Keuangan 9 Koordinasi Penyusunan Rancangan RKA K/L (Satuan 3 Sementara) Penetapan RKP Final Oleh Presiden (Paliing lambat Minggu KeII Mei Sidang Kabinet Pagu Sementara (Paling lambat minggu ke II Juni ) Penyampaian RKA K/L ke Bappenas (Paling lambat mgg IIJuli) 10 Koordinasi Penyusunna Bahan Penelaahan Sementara RKA K/L Sosialisasi RKA K/L Pidato Presiden 17 Agustus (Paling lambat mgg II Agustus) 11 12 Penyusunan Nota Keuangan Pagu Sementara Koordinasi ppenelaahan dan pengesahan RKA K/L (Satuan 3 Final) 13 Koordinasi Penelaahan RKA K/L lanjutan 14 Koordinasi Penyusunan dan Penelaahan DIPA Sidang Kabinet (pertengahan Agustus) Penetapan UU APBN (Paling lambat mgg IV Oktober) Sosialisasi DIPA Keputusan Presiden (Paling lambat mgg IV November) 12