BAB I PENDAHULUAN. Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan

dokumen-dokumen yang mirip
2015 RELEVANSI GAYA BAHASA GURIND AM D UA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI D ENGAN KRITERIA BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BAHASA D AN SASTRA IND ONESIA D I SMA

BAB I PENDAHULUAN. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai budaya daerah yang dipandang sebagai suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penulisan skripsi ini tidak terlepas dari buku-buku pendukung yang

BAB I PENDAHULUAN. Bima itu. Namun saat adat istiadat tersebut perlahan-lahan mulai memudar, dan

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari peristiwa komunikasi untuk mengungkapkan gagasan, ide,

BAB I PENDAHULUAN. rumah adat yang menjadi simbol budaya daerah, tetapi juga tradisi lisan menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini subjeknya adalah lirik lagu dalam album musik Klakustik karya

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra

ANALISIS STRUKTUR KAPATU NASIHAT PERNIKAHAN ADAT DOU DONGGO BIMA NTB TINJAUAN STRUKTURAL

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan lagu dikenali hampir seluruh umat manusia. Bahkan,

BAB I PENDAHULUAN. prosa dan puisi. Prosa adalah karya yang berbentuk naratif (berisi cerita). Puisi adalah

BAB I PENDAHULUAN. seperti morfem, kata, kelompok kata, kalusa, kalimat. Satuan-satuan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Nurfathana Mazhud, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Sampai saat ini tidak banyak penelitian yang memperhatikan tentang

BAB I PENDAHULUAN. dengan bangsa lainnya. Kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya keanekaragaman seni dan budaya.

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 11. PUISILatihan Soal Himne. Balada. Epigram. Elegi

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. Berikut adalah metode dan teknik pengumpulan data dalam penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sehingga memberikan efek estetik di dalam karya sastra. berbahasa, demi pencapaian suatu efek estetika.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI. curahan perasaan pribadi, (2) susunan sebuah nyanyian (Moeliono (Peny.), 2003:

BAB I PENDAHULUAN. pada masyarakat Pesisir adalah pertunjukan kesenian Sikambang di Kelurahan

ANALISIS DIKSI DAN GAYA BAHASA PADA LAGU ANAK-ANAK CIPTAAN A.T. MAHMUD

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. informasi dengan menggunakan perantara. Komunikasi bahasa tulis

BAB I PENDAHULUAN. dengan gaya bahasa. Gaya bahasa atau Stile (style) adalah cara pengucapan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. berjalan dengan baik. Sarana itu berupa bahasa. Dengan bahasa masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

JENIS KALIMAT DAN VARIASI DIKSI DALAM KARTU UCAPAN ULANG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kata-kata. Manusia mengikuti aturan pembentukan kode verbal

BAB I PENDAHULUAN. estetik dan keindahan di dalamnya. Sastra dan tata nilai kehidupan adalah dua fenomena

I. PENDAHULUAN. Belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Kemampuan mengomunikasikan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang perlu berinteraksi dengan manusia

BAB I PENDAHULUAN. sendiri mempunyai kelebihan yang tidak dimiliki oleh makhluk lainnya. Salah

A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PENGUASAAN GAYA BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PANTUN JENAKA

BAB I PENDAHULUAN. proses bersosialisasi tersebut. Komunikasi merupakan cara utama dalam menjalin

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara yang kaya akan kebudayaan dan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. (blackberry massanger), telepon, maupun jejaring sosial lainnya. Semua itu

BAB I PENDAHULUAN. pikiran dan perasaannya bilamana tidak saling menyerap tanda-tanda yang

BAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan fungsi dan tujuan yang diinginkan. Kesenian dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kata merupakan bentuk atau unit yang paling kecil dalam bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Kata tembang nyanyian sama fungsi dan kegunaannya dengan kidung, kakawin dan gita. Kata kakawin berasal

BAB I PENDAHULUAN. beberapa pulau, daerah di Indonesia tersebar dari sabang sampai merauke.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya yang hidup di negeri ini. Masing-masing kelompok masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. Kelurahan Watulea, Kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi

BAB 1 PENDAHULUAN. suku bangsa yang ada di Indonesia memiliki ciri khas budaya tersendiri. Selain

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KONSEP, DAN LANDASAN TEORI. 2.1 Tinjauan Pustaka Dewi Lestari adalah salah seorang sastrawan Indonesia yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. sastra imajinatif dan non-imajinatif. Dalam praktiknya sastra non-imajinatif terdiri

BAB I PENDAHULUAN. menjelaskan bahwa puisi berasal dari bahasa Yunani poeima membuat atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

Bab I. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Violeta Inayah Pama, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rezki Puteri Syahrani Nurul Fatimah, 2015

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis gaya bahasa, nilai pendidikan serta relevansi gaya bahasa dan nilai

BAB I PENDAHULUAN. tulisan yang menggunakan bahasa sebagai media pengantar dan memiliki

II. TINJAUAN PUSTAKA. Puisi merupakan salah satu bentuk karya sastra yang bersifat imajinatif yang lahir

BAB I PENDAHULUAN. bahasa siswa, karena siswa tidak hanya belajar menulis, membaca,

Analisis Struktur Batin Puisi Sesamar Kasih Pencari Rezeki Karya Dwi Ayu Utami Nasution

ANALISIS GAYA BAHASA PERSONIFIKASI DAN HIPERBOLA LAGU-LAGU JIKUSTIK DALAM ALBUM KUMPULAN TERBAIK

ANALISIS WACANA LIRIK LAGU OPICK ALBUM ISTIGFAR (TINJAUAN INTERTEKSTUAL, ASPEK GRAMATIKAL DAN LEKSIKAL)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni merupakan suatu bentuk ekspresi yang dicurahkan dari dalam diri

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. Konsep adalah gambaran mental dari suatu objek, proses, atau apapun

BAB I PENDAHULUAN. baik, di antaranya disebabkan oleh kurangnya minat dan motivasi siswa. Salah satu

ANALISIS FUNGSI DAN MAKNA AFIKS DALAM LIRIK LAGU PETERPAN SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan. guna mencapai derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. bahasa. Lotman (dalam Supriyanto, 2009: 1) menyatakan bahwa bahasa

BAB I PENDAHULUAN. Musik merupakan suatu hal yang sangat akrab dengan indera pendengaran

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan secara lisan adalah hubungan langsung. Dalam hubungan langsung

BAB I PENDAHULUAN. imajinatif peran sastrawan dan faktor-faktor yang melingkupi seorang sastrawan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh

BAB II STYLE GAYA BAHASA DAN STILISTIKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian La Tike, 2013

PELAKSANAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT BIDANG KEBUDAYAAN

STILISTIKA. Teori, Metode, dan Aplikasi Pengkajian Estetika Bahasa. Ali Imron Al-Ma ruf

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra lisan sebagai sastra tradisional telah lama ada, yaitu sebelum

ANALISIS GAYA BAHASA PADA LIRIK LAGU EBIT G. ADE SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan hal yang sangat vital dalam berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. belakang budaya yang sama dan. beraneka ragam seni tradisi banyak yang hidup dan

Kajian Stilistika dalam Karya Sastra

Tembang Batanghari Sembilan Pusat Data dan Statistik Pendidikan dan Kebudayaan Setjen, Kemendikbud

BAB I PENDAHULUAN. peristiwa berkomunikasi. Di dalam berkomunikasi dan berinteraksi, manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

ANALISIS KOHESI GRAMATIKAL PENGACUAN DEMONSTRATIF WAKTU DAN TEMPAT PADA TEKS LAGU IHSAN DALAM ALBUM THE WINNER

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan tersebut terlihat pada berbagai kebudayaan serta adat istiadat yang dimiliki oleh masyarakat pemilik kebudayaan yang bersangkutan. Masing-masing kebudayaan memiliki kekhasan yang menandai karakteristik daerah tersebut. Kebudayaan merupakan ciri khas yang dapat dimanfaatkan oleh orang lain untuk mengenali daerah tersebut. Bima merupakan salah satu wilayah yang memiliki beragam kebudayaan, tetapi tidak banyak orang yang mengetahuinya. Hal tersebut dikarenakan adanya berbagai kendala seperti kurang terekposnya Bima karena letak geografisnya yang jauh dari kota bahkan karena Bima dinilai tidak begitu menarik minat wisatawan. Kesenian daerah Bima mirip atau hampir sama dengan kesenian yang dimiliki oleh masyarakat Makasar dan Bugis, terutama dalam hal bahasa, seni, pakaian adat, dan lain sebagainya. Hal ini dikarenakan suku Bima merupakan perpaduan antara suku Bugis dan Bima. Sebagai masyarakat yang berkarakteristik Islami, maka kebudayaan Bima cenderung berpedoman pada hukum dan normanorma Islam. Menurut Ismail (1995: 1) seni budaya Bima, indah dan menarik, karena itu sudah seharusnya jika masyarakat Bima mencintai seni budaya daerah Bima tersebut. Semua seni dan budaya daerah, merupakan sumber dari seni budaya 1

bangsa. Oleh karenanya, sebagai bangsa yang baik, masyarakat Bima dituntut untuk menjaga dan melestarikan budaya Bima supaya tidak punah oleh ulah masyarakat Bima sendiri. Budaya Bima sangatlah penting keberadaannya, terutama bagi generasi muda. Bima memiliki perwujudan kebudayaan antara lain berupa puisi rakyat (sastra lisan) seperti rawa mbojo (lagu daerah), serta pantun yang biasa disebut dengan istilah kapatu. Kapatu biasa digunakan oleh masyarakat Bima pada acaraacara tertentu, seperti acara pernikahan, hari ulang tahun Bima serta acara-acara kesenian Bima lainnya. Kapatu adalah seni pantun daerah yang memiliki kaidah-kaidah penulisan tertentu yang bernilai estetika. Kapatu merupakan salah satu bentuk sastra lisan masyarakat Bima yang dilantunkan dengan cara saling berbalas-balasan antara perempuan dan laki-laki atau juga dengan perorangan serta memiliki kaidahkaidah dalam penulisannya. Kapatu memiliki ciri khas yaitu pada setiap baris ada kata yang disesuaikan dan mengandung dua makna sesuai dengan makna kata yang dipersesuaikan, berirama memikat (memukau) dan tiap bait mengandung tiga baris atau empat baris. Kapatu juga memiliki ciri-ciri yang membedakan dengan nyanyian daerah lainnya seperti adanya kata yang dipersesuaikan dan memiliki dua makna sesuai dengan makna kata yang dipersesuaikan. Kapatu puisi berbahasa daerah, bertujuan untuk menyampaikan maksud tertentu baik yang berupa nasihat, percintaan, puji-pujian, sanjungan maupun sindiran. Kapatu juga mengandung nilai-nilai yang dapat menjadi contoh bagi masyarakat yang mendengarkannya. Nilai-nilai yang terkandung dalam sebuah 2

kapatu sangatlah beragam seperti nilai pendidikan (edukatif), nilai religi, nilai ekonomi, nilai sosial serta nilai budaya. Kapatu biasanya dilantunkan dengan cara dinyanyikan atau dilantunlan pada acara-acara, misalnya pernikahan, ulang tahun Bima serta acara-acara adat lainnya dalam masyarakat Bima. Keberadaan kapatu puisi berbahasa daerah tidak jauh beda nasibnya dengan puisi berbahasa daerah lainnya, yang sekarang ini diperkirakan terancam punah. Masyarakat Bima khususnya anak muda yang menjadi generasi penerus bangsa tidak lagi mengetahui ataupun bahkan mendengar sastra daerah seperti kapatu. Hal tersebut disebabkan oleh faktor-faktor, seperti adanya perkembangan zaman, akibatnya mereka lebih tertarik pada karya sastra modern serta mereka takut ketinggalan zaman dan layaknya orangtua saja. Kapatu merupakan objek penelitian yang menurut peneliti patut atau penting untuk dilakukan. Di samping karena alasan peneliti berasal dari daerah Bima, peneliti juga ingin membuat kapatu Bima dapat dikenal secara luas serta diminati lagi dari masyarakat Bima, mengingat sekarang kapatu kurang diminati atau kurang mendapat perhatian oleh masyarakat Bima. Maka dari itu, masyarakat Bima harus mempopulerkan kapatu supaya tidak punah dan dapat diambil nilainilai kehidupan di dalamnya. Apalagi kapatu merupakan salah satu sastra lisan yang dikhawatirkan punah jika tidak ditampilkan secara terus menerus serta kurangnya minat dari masyarakat terutama generasi muda. Puisi berbahasa daerah Bima ini tentunya menarik apabila diangkat dalam sebuah penelitian, karena puisi berbahasa daerah tersebut memiliki lirik yang 3

unik, adanya perubahan bunyi pada setiap baitnya, serta pada setiap baris ada kata yang disesuaikan dan mengandung dua makna yang sesuai dengan makna kata yang disesuaikan dan berirama memikat. Sesuai dengan karakteristik kapatu, yang ditandai dengan adanya dua kata (istilah) yang memiliki makna yang sesuai atau memiliki pertautan. Menandakan bahwa penulisan kapatu memiliki kaidah yang khas dan menarik. Untuk itu, peneliti menelaah kapatu dari sudut stilistika dan menetapkan judul Analisis Stilistika pada Kapatu Puisi Berbahasa Daerah Bima. Penelitian tentang Stilistika sudah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya, antara lain penelitian yang dilakukan oleh Nofi Tri Kusnaningtyas (2010) dengan judul Kajian Stilistika dalam Teenlit Karya Dyan Nuranindya pada penelitian yang dilakukan oleh peneliti tersebut menekankan pada penggunaan gaya bahasa serta penggunaan diksi dalam teenlit tersebut. Adapun pada penelitian ini, lebih menekankan pada penggunaan diksi, rima serta pola yang terdapat pada kapatu, puisi berbahasa daerah Bima. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti menetapkan judul Analisis Pola Bunyi pada Kapatu, Puisi Berbahasa Daerah Bima. 1.2 Jangkauan Masalah Menurut Abrams (dalam Nurgiantoro, 1995:289) unsur stile terdiri dari empat unsur, yakni (a) unsur fonologi, (b) sintaksis, (c) leksikal, dan (d) retorika. Sedangkan Leech dan Short (1995:289) menyebutkan bahwa stilistika terdiri atas unsur leksikal, gramatikal, figures of speech, konteks, dan kohesi. 4

Pertama, unsur fonologi, yakni mengkaji unsur pola bunyi bahasa, matra dan rima. Pengkajian semacam itu, dapat membantu menyingkapkan pola pengulangan yang menjadi ciri khusus yang menyebabkan adanya kepaduan karya (Sudjiman, 1993:14-15). Kedua, unsur leksikal sama halnya dengan diksi, yakni mengacu pada pengertian penggunaan kata-kata tertentu yang dipilih oleh pengarang. Menurut Chapman (dalam Nurgiantoro, 1995:290) pemilihan kata dapat dilakukan melalui pertimbangan-pertimbangan formal seperti pertimbangan fonologis, misalnya dalam kepentingan alitrasi, irama, efek bunyi tertentu, khususnya dalam karya puisi. Ketiga, unsur gramatikal mengarah pada struktur kalimat. Dilihat dari kepentingan stile, kalimat lebih penting dan bermakna daripada sekedar kata walau gaya kalimat dalam banyak hal juga dapat dipengaruhi oleh pilihan katanya. Keempat unsur retorika merupakan cara pengarang menggunakan suatu bahasa untuk memperoleh efek estetis. Unsur retorika meliputi bahasa figuratif dan wujud pencitraan (Nurgiantoro, 1995: 292-295). 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan jangkauan masalah di atas, pembahasan dalam penelitian ini perlu dibatasi pada beberapa hal yang relevan. Hal ini dilakukan dengan tujuan untuk menghasilkan kajian sastra yang lebih teliti dan jelas, sehingga pembahasan masalah mejadi mendalam dan terperinci. Mengingat juga luasnya permasalahan yang ada dan keterbatasan peneliti, maka diadakan pembatasan masalah. Pembatasan masalah dilakukan untuk mempertegas ruang lingkup masalah yang 5

diteliti, sehingga penelitian ini tidak menyimpang dari masalah yang dibahas. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini dibatasi pada unsur leksikal, khususnya pada kata yang mengalami penyesuaian bunyi dan memiliki pertautan makna, unsur fonologis, khususnya terkait dengan jenis rima yang digunakan, dan unsur gramatikal terkait dengan pola penulisan kata yang mengalami penyesuaian bunyi. 1.4 Rumusan Masalah Rumusan masalah adalah acuan peneliti untuk menfokuskan masalah yang akan diteliti. Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini adalah sebagai berikut. 1) Bagaimanakah bentuk kata yang mengalami penyesuaian bunyi pada Kapatu? 2) Bagaimanakah bentuk rima pada kata yang mengalami penyesuaian bunyi tersebut? 3) Bagaimanakah pola penulisan kata yang mengalami penyesuaian bunyi pada kapatu? 1.5 Tujuan Sesuai dengan permasalahan yang telah ditentukan, maka tujuan penelitian dirumuskan berikut ini. 1) Mendeskripsikan bentuk kata yang mengalami penyesuaian bunyi pada kapatu. 2) Mendeskripsikan bentuk rima pada kata yang mengalami penyesuaian bunyi pada kapatu. 6

3) Mendeskripsikan pola penulisan kata yang mengalami penyesuaian bunyi pada kapatu. 1.6 Manfaat Penelitian Adapun manfaat yang diperoleh dengan dilakukannya penelitian ini yakni sebagai berikut. 1) Bagi Dinas Kebudayaan. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pemerintah Bima atau instansi terkait sebagai bahan pertimbangan guna menumbuhkembangkan seni budaya daerah sehingga dapat terlestarikan. Membentuk lembaga yang bisa melestarikan budaya daerah terutama kapatu. 2) Bagi Masyarakat Bima Hasil penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana untuk mensosialisasikan kapatu sebagai bagian penting dari budaya masyarakat Bima yang harus dikenalkan pada masyarakat luar. Kemudian pada masyarakat Bima diharapkan dapat memberi inspirasi/motivasi untuk lebih atraktif dalam mempopulerkan kapatu walaupun hanya di daerah Bima saja supaya kapatu tidak punah. Agar kapatu juga dapat ditampilkan atau dilantunkan tidak hanya pada acara-acara tertentu saja tetapi setidaknya lebih banyak acara-acara yang melibatkan adanya kapatu tersebut. 3) Bagi Guru Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan alternatif dalam pembelajaran bahasa daerah Bima atau muatan lokal khususnya terkait dengan 7

pola bunyi pada sastra daerah kapatu (puisi). 4) Bagi peneliti Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi inspirasi dan menjadi sumber rujukan atau dasar bagi pengembangan penelitian sehingga bagi peneliti berikutnya untuk mengkaji seni dan budaya daerah Bima dalam perspektif yang berbeda. 1.7 Penegasan Istilah Untuk menghindari kesimpangsiuran dalam memahami istilah yang digunakan dalam penelitian ini, maka perlu adanya penegasan istilah. Adapun istilah-istilah yang perlu ditegaskan adalah sebagai berikut. 1) Stilistika adalah ilmu yang menyelidiki bahasa yang digunakan dalam karya sastra dan penerapan linguistik pada penelitian gaya bahasa (Kridalaksana, 2008:227) 2) Diksi adalah kemampuan untuk membedakan secara tepat nuansa-nuansa makna dari gagasan yang disampaikan, dan bentuk yang cocok serta penguasaan sejumlah besar kosa kata atau pembendaharaan kata bahasa itu (Keraf, 2007: 102). Diksi yang dimaksud dalam penelitian ini yakni penggunaan yang mengalami penyesuaian bunyi dan pertautan makna pada kapatu. 3) Rima adalah pengulangan bunyi dalam puisi untuk memperoleh musikalitas atau orkestrasi (Waluyo, 1987:90). Rima yang dimaksud dalam penelitian ini, yakni rima pada kata yang mengalami penyesuaian bunyi pada kapatu. 8

4) Pola adalah pengaturan atau susunan unsur-unsur bahasa yang sistematis menurut keteraturan dalam bahasa (Kridalaksana, 2008:212). Pola yang dimaksud dalam penelitian ini yakni pola penulisan kata yang mengalami penyesuaian bunyi pada kapatu. 5) Puisi berbahasa daerah (puisi rakyat) adalah kesustraan rakyat yang sudah tertentu bentuknya, biasanya terjadi dari beberapa deret kalimat, ada yang berdasarkan mantra, ada yang berdasarkan panjang pendek suku kata, lemah tekanan suara, atau hanya berdasarkan irama. (Danandjaja, 1994:46). 6) Kapatu adalah sastra lisan yang memiliki ciri khas yaitu pada setiap baris ada kata yang disesuaikan dan mengandung dua makna sesuai dengan makna kata yang dipersesuaikan, berirama memikat (memukau) dan tiap bait mengandung tiga baris atau empat baris. 7) Daerah Bima adalah daerah yang terletak di bagian Timur Pulau Sumbawa Propinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), dengan posisi 1180 44 1190 22 BT dan 080 08 080 57 LS. Nusa Tenggara Barat juga dikenal memiliki berbagai kebudayaan dan kesenian daerah seperti kapatu, rawa mbojo (lagu Bima), biola katipu, hanta u a pua (upacara untuk memperingati maulid Nabi) serta masih banyak kebudayaan lainnya yang begitu beraneka ragam. 9