BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

dokumen-dokumen yang mirip
LAMPIRAN 2 SWOT ANALISYS AIR LIMBAH KOTA LANGSA

DESKRIPSI PROGRAM/KEGIATAN

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV. Strategi Pengembangan Sanitasi

LAMPIRAN 2 ANALISA SWOT AIR LIMBAH KABUPATEN ACEH TENGGARA

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III. Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Hasil Analisa SWOT Kabupaten Grobogan tahun 2016

KERANGKA KERJA LOGIS (KKL) KABUPATEN ACEH TENGGARA

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMERINTAH KABUPATEN WAKATOBI KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN WAKATOBI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Bab 4 Strategi Pengembangan Sanitasi

LAMPIRAN II HASIL ANALISA SWOT

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Lampiran 2: Hasil analisis SWOT

Tersedianya perencanaan pengelolaan Air Limbah skala Kab. Malang pada tahun 2017

Matriks SWOT Merumuskan Strategi Pengelolaan Drainase Perkotaan Kabupaten Luwu

Lampiran A. Kerangka Kerja Logis Air Limbah

BAB 04 STRATEGI PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

LAMPIRAN 2 LAMPIRAN 2 ANALISIS SWOT

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

RINGKASAN EKSEKUTIF PEMUTAKHIRAN STRATEGI SANITASI KABUPATEN SUMBAWA BARAT 2016

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

ARAH PEMBANGUNAN SEKTOR SANITASI Disampaikan oleh : Ir. M. Maliki Moersid, MCP Direktur Pengembangan PLP

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

Strategi Sanitasi Kabupaten (SSK) 2014 KABUPATEN KEPULAUAN ARU PROPINSI MALUKU

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PENGEMBANGAN SANITASI

Sub Sektor : AIR LIMBAH

1.2 Telah Terbentuknya Pokja AMPL Kabupaten Lombok Barat Adanya KSM sebagai pengelola IPAL Komunal yang ada di 6 lokasi

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI. 3.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

L-3. Kerangka Kerja Logis TABEL KKL. Pemutakhiran SSK Kabupaten Batang L3-1

2. Program Peningkatan Infrastruktur Air Limbah Domestik Sistem Setempat dan Sistem Komunal

Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

B A B V PROGRAM DAN KEGIATAN

Lampiran 2. Hasil Analisis SWOT

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI BAB 2

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

Analisa SWOT Kabupaten Lampung Timur

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Kabupaten Balangan. 2.1 Visi Misi Sanitasi

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Sia Tofu (Bersama dan Bersatu) dan Visi Pembangunan Kabupaten Pulau Taliabu Tahun

BAB IV STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN. 1. Tersedianya dokumen perencanaan pengelolaan air limbah

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI UNTUK KEBERLANJUTAN LAYANAN SANITASI KOTA

BAB 2 Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB 4 STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

Penyepakatan VISI, MISI, TUJUAN, SASARAN, KEBIJAKAN DAN STRATEGI SANITASI KOTA TASIKMALAYA SATKER SANITASI KOTA TASIKMALAYA

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

RINGKASAN EKSEKUTIF DIAGRAM SISTEM SANITASI PENGELOLAAN AIR LIMBAH DOMESTIK KABUPATEN WONOGIRI. (C) Pengangkutan / Pengaliran

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN

Program penyusunan Masterplan. Tersedianya Master Plan sistem pengelolaan air limbah domestik tahun Penyusunan Master Plan skala kabupaten

Bab III Kerangka Pengembangan Sanitasi

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

KERANGKA KERJA LOGIS KABUPATEN TANAH DATAR 2015

LAMPIRAN II HASIL ANALISIS SWOT

Lampiran 5: Deskripsi Program/Kegiatan

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

Strategi Sanitasi Kabupaten ( Refisi 2012)

DESKRIPSI PROGRAM UTAMA

BAB 3 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

BAB 2 KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

Adanya Program/Proyek Layanan Pengelolaan air limbah permukiman yang berbasis masyarakat yaitu PNPM Mandiri Perdesaan dan STBM

BAB III : STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

IVI- IV TUJUAN, SASARAN & TAHAPAN PENCAPAIAN

Mendapatkan gambaran tentang kondisi dan rencana penanganan air limbah domestik di Kabupaten Tulang Bawang Barat tahun 2017

BAB II KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI. Tabel 2.1 : Visi Misi Sanitasi Kabupaten Aceh Jaya. Visi Sanitasi Kabupaten

Sub Sektor : Air Limbah

Tabel 4.1 Tujuan, Sasaran, dan Strategi Pengembangan Air Limbah Domestik

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB 3 STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

3.1 Rencana Kegiatan Air Limbah

Bab 3 : Strategi Percepatan Pembangunan Sanitasi

PENYUSUNAN KEBIJAKAN STRATEGI SANITASI KOTA TANGERANG 1

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGANN SANITASI

3.1 TUJUAN, SASARAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK TABEL 3.1 TUJUAN, SASARAN DAN TAHAPAN PENCAPAIAN PENGEMBANGAN AIR LIMBAH DOMESTIK

BAB III KERANGKA PENGEMBANGAN SANITASI

1. Sub Sektor Air Limbah

BAB III RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB 3 RENCANA KEGIATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB III STRATEGI PERCEPATAN PEMBANGUNAN SANITASI

BAB VI MONITORING DAN EVALUASI CAPAIAN SSK

Transkripsi:

SSK 2015 2019 BAB IV Strategi Pengembangan BAB IV 1 Rencana pengembangan sanitasi untuk tiga sektor yaitu air limbah, persampahan dan drainase hal ini merupakan hasil penetapan wilayah penanganan prioritas sanitasi. Program pengembangan sanitasi merupakan rencana pengembangan yang dimulai dari tahun 2015 sampai dengan 2019 merupakan prioritas penanganan sanitasi yang dapat menjawab permasalahan sanitasi di wilayah kota Langsa. Rencana program untuk tahun 2015 yang sudah tersedia dana saat ini sedang berjalan untuk tahap implemetasi untuk masing-masing kegiatan, sedangkan untuk tahun 2016-2019 ditentukan berdasarkan kajian-kajian dan permasalahan sanitasi kota Langsa serta merupakan tindak lanjut yang mendukung kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan sebelumnya sehingga diharapkan terjadi kesinambungan program dan kegiatan dalam percepatan pembangunan sanitasi. Untuk mewujudkan percepatan pembangunan sanitasi yang mendukung visi dan Misi kota diperlukan strategi-strategi pengembangan sanitasi. Strategi disusun menggunakan analisis Strength Weakness Opportunity Threat (SWOT) sesuai matrik analisa SWOT yang terdapat pada Lampiran 2 pada dukumen pemuktakhiran SSK. Strategi tidak hanya mencakup aspek teknis saja tetapi juga aspek non teknis (kelembagaan, pendanaan, komunikasi, partisipasi masyarakat dan dunia usaha serta aspek kesetaraan jender dan keberpihakan pada masyakarat miskin). Untuk melakukan analisa ini berdasarkan isue-isue strategis masing-masing sektor yang terkumpul dibedakan menjadi dua kelompok yaitu faktor external dan faktor internal. Faktor external adalah berasal dari luar berupa peluang (opportunities) dan ancaman (threats), sedangkan faktor internal diperoleh dari dalam yang merupakan kekuatan (strengths) dan kelemahan (weaknesses).

SSK 2015 2019 4.1 Air limbah domestik BAB IV 2 Berdasarkan analisis swot strategi yang akan dilaksanakan di kota Langsa untuk pengembangan air limbah domestik selama 5 (lima) tahun mendatang berdasarkan isu strategis yang ada saat ini dapat tergambarkan dan dijelaskan sebagai berikut : Gambar 4.1 Posisi Strategi Air Limbah Domestik Sumber : 2015

2015 2019 Tabel 4.1 Hasil Swot Analisis Strategi Air Limbah 3 NO ELEMEN BOBOT INTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY (IFAS) SKOR (TINGKAT PENGARUH) 1 2 3 4 PERKALIAN BOBOT DAN TINGKAT PENGARUH KEKUATAN (STRENGTH) 1 Adanya Komitmen dari pemerintah Daerah dan Pusat Tinggi dalam 20.00% 0.8 Pengelolaan Air Limbah 2 Kebijakan pendukung baik berupa RPJMD serta RTRW 20.00% 0.8 3 Proses perencanaan program yang dilakukan berorientasi poor inclusive sudah di lakukan 20.00% 0.8 4 Adanya kelembagaan yang mengkoordinasi program 20.00% 0.6 5 Ada SKPD yang menangani Air limbah 20.00% 0.4 Total 100% 3.4 KELEMAHAN (WEAKNESS) 1 Belum adanya Outline Plan/Master Plan Air Limbah Skala Kawasan 15.00% 0.45 2 Kondisi sarana dan Prasarana Pengelolaan Air Limbah belum Memadai 15.00% 0.6 3 Kebutuhan akan Perangkat Hukum dan Dukungan Kebijakan Pemerintah Daerah mengenai pengembangan Sistem Pengelolaan Air limbah 20.00% 0.6 4 Belum adanya bidang teknis ataupun organisasi / UPTD yang 15.00% 0.45 menangani pengelolaan limbah domestik (Regulator dan Operator) 5 Kapasitas SDM terkait Pengelolaan Limbah yang terbatas 10.00% 0.2 6 Institusi terkait sanitasi belum mampu bergerak maksimal dalam melakukan pengelolaan air limbah 10.00% 0.3 7 Terbatasnya Sumber Pendanaan Pemerintah Daerah guna penyediaan saran dan prasarana Sistem pengeloaan Air limbah 15.00% 0.6 Total 100% 3.2 KETERANGAN

2015 2019 NO ELEMEN BOBOT SKOR (TINGKAT PENGARUH) 1 2 3 4 PERKALIAN BOBOT DAN TINGKAT PENGARUH Selisih Kekuatan dan Kelemahan 0.200 (X) EKSTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY (EFAS) PELUANG (OPPORTUNITY) 1 Ketersediaan sumber dana dari APBK, Prov dan Pusat 30.00% 1.2 2 Adanya Kesadaran masyarakat untuk sedot tinja semakin tinggi 20.00% 0.4 3 Pengembangan teknologi pengolahan air limbah tinja semakin 20.00% 0.6 maju. 4 Banyaknya media massa yang bisa diajak sebagai mitra promosi 10.00% 0.3 5 Penyusunan Perda pengelolaan air limbah untuk meningkatkan 20.00% 0.8 PAD dan Kesehatan Masyarakat Total 100% 3.3 ANCAMAN (THREATH) 1 Tingkat Kepedulian/kesadaran masyarakat terkait pentingnya 20.00% 0.8 pengelolaan Air limbah masih relatif rendah 2 Kurangnya respon masyarakat maupun swasta terkait Proses 25.00% 1 pengolahan Limbah cair. 3 Masih terdapat masyarakat MBR/miskin yang tidak memiliki 25.00% 1 sarana dan prasarana yang layak dan memenuhi standar 4 Perlu Percepatan untuk peningkatan cakupan dan akses 15.00% 0.45 masyarakat untuk layanan air limbah melalui sistem on-site maupuan off-site 5 Rendahnya minat pihak swasta untuk melakukan investasi disekteor air limbah 15.00% 0.45 Total 100% 3.7 Selisih Peluang dan Ancaman -0.400 (Y) Sumber : 2015 KETERANGAN 4

2015 2019 Table 4.2 Matrik Strategi Swot Air Limbah Domestik 5 Sumber : 2015

2015 2019 SSK BAB IV Rencana pengembangan pengelolaan air limbah di difokuskan secara bertahap yaitu melalui pengembangan infrastruktur pengelolaaan limbah sistem offsite kepadatan sedang terutama di area yang mendapatkan prioritas pengembangan. Infrastruktur sistem offsite yang direkomendasikan berdasarkan instrumen perencanaan serta dengan melihat Master Plan yang ada. Pengembangan infrastruktur onsite dan system Komunal tetap dilakukan pada wilayah dengan kepadatan rendah melalui pembangunan septicktank komunal serta MCK++. Pada sistem-sistem ini, partipasi masyarakat harus lebih besar mengingat operasional dan pemeliharaan nantinya akan dilakukan oleh masyarakat sendiri. Untuk mencapai tujuan dan misi sanitasi terdapat beberapa strategi utama dalam perencanaan pengembangan pengelolaan air limbah. strategi yang dilakukan tersebut sebagai berikut : Strategi 1: Mengoptimalkan akses layanan fasilitas pengolahan air limbah dan melakukan peningkatan pada sistem setempat (on-site) maupun sistem terpusat (off-site) Strategi tersebut merupakan sasaran untuk Terciptanya free open defecation (Bebas BABS) pada tahun 2019 dikota Langsa yang akan dilaksanakan sehingga tujuan Kota Langsa dalam meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di melalui pengelolaan air limbah domestik yang berwawasan lingkungan menuju Universal Access tahun 2019 akan tercapai sehingga permasalahan yang ada juga akan teratasi. 6 Strategi 2: Menyediakan Sarana dan Prasarana Air Limbah yang layak bagi Masyarakat MBR/Miskin Masih banyaknya Masyarakat MBR/miskin yang tidak memiliki sarana dan prasarana yang layak dan memenuhi standar dikota Langsa 20 % atau 1.702 KK maka pemerintah Kota Langsa dengan ini akan melaksanakan strategi Menyediakan Sarana dan Prasarana Air Limbah yang layak bagi Masyarakat MBR/Miskin dalam memenuhi sasaran yang dinginkan untuk Meningkatnya sarana dan Prasarana layak dan memenuhi Standar pada wilayah masyarakat MBR/miskin 2019 sehingga tujuan pemerintah Kota langsa dalam

2015 2019 SSK BAB IV Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di melalui pengelolaan air limbah domestik yang berwawasan lingkungan menuju Universal Access tahun 2019 akan tercapai. 7 Strategi 3: Peningkatan Kapasitas dan Fasilitas Serta Optimalisasi IPLT Terkait dengan Permasalahan yang ada Kapasitas IPLT belum terencana sesuai dengan kebutuhan dan laju pengembangan pembangunan dan Kondisi IPLT belum berfungsi optimal maka dengan ini pemerintah berupaya melakukan strategi peningkatan kapasitas dan fasilitas optimalisasi IPLT guna tercapainya sasaran yaitu terpenuhi Sistim rencana pegolahan akhirnya IPLT Sesuai standar yang layak Tahun 2019 dan Optimalnya Fungsi IPLT disamping penyapaian sasaran tersebut juga dapat untuk mencapai sasaran tidak ada lagi pembuangan tinja ke Saluran Lingkungan dan sungai, Kebun/tanah lapang, kolam, Wc Terbang, dll menjadi 0 % pada tahun 2019 dengan tersedianya fasilitas IPLT. Adapun tujuan akhir yang diharapkan pemerintah Kota langsa yaitu guna Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di melalui pengelolaan air limbah domestik yang berwawasan lingkungan menuju Universal Access tahun 2019 Strategi 4: Penyiapan rencana Induk Outline Plan Air Limbah Skala Kawasan Dengan strategi tersebut maka sasaran yang diharapkan agar terintergrasinya Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah Skala kawasan pada tahun 2019 yang didukung dengan adanya Otline Plan dan DED IPAL dalam upaya mendukung pecapaian tujuan pemerintah Kota langsa dalam Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kota Langsa melalui pengelolaan air limbah domestik yang berwawasan lingkungan menuju Universal Access tahun 2019 Strategi 5: Penguatan kelembagaan Lemahnya fungsi kelembagaan dalam melaksanakan pengelolaan Air Limbah, Belum adanya bidang teknis ataupun organisasi / UPTD yang menangani pengelolaan Air limbah domestik (Regulator dan Operator), Kapasitas SDM terkait Pengelolaan Limbah yang

2015 2019 SSK BAB IV terbatas, Lemahnya Koordinasi antar instansi terkait dalam kebijakan dibidang air limbah permukiman, maka dalam hal ini pemeritah menyiapkan strategi penguatan kelembagaan dengan sasaran yang dingin dicapai yaitu Peningkatan kemampuan, peran dan fungsi kelembagaan, sehingga dengan salah satu sasaran tersebut maka tujuan pemerintah Kota langsa dalam Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kota Langsa melalui pengelolaan air limbah domestik yang berwawasan lingkungan menuju Universal Access tahun 2019 dapat terlaksana. 8 Strategi 6: Peningkatan kapasitas SDM terkait pengelolaan Air limbah Permukiman Tujuan pemerintah Kota langsa yaitu Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di melalui pengelolaan air limbah domestik yang berwawasan lingkungan menuju Universal Access tahun 2019, maka strategi lain yang dilakukan peningkatan kapasitas SDM terkait pengelolaan Air limbah Permukiman oleh karena masih terdapatnya permasalahan Kapasitas SDM terkait Pengelolaan Limbah yang terbatas. Maka hal tersebut merupakan pencapaian sasaran dari Peningkatan kemampuan, peran dan fungsi kelembagaan pada tahun 2019. Strategi 7: Pengembangan dan Penguatan Kebijakan Pemerintah Daerah dan Penyusunan Qanun Terkait penyelenggaraan pengelolaan Air Limbah permukiman Belum adanya peraturan daerah terkait dengan pengelolaan limbah maka strategi yang dilakukan Pengembangan dan Penguatan Kebijakan Pemerintah Daerah dan Penyusunan Qanun Terkait penyelenggaraan pengelolaan Air Limbah permukiman sehingga sasaran yang akan dicapai yaitu untuk mengikat sistem pengelolaan air limbah dalam produk hukum sehingga tujuan pemerintah Kota langsa dalam Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di melalui pengelolaan air limbah domestik yang

2015 2019 SSK BAB IV berwawasan lingkungan menuju Universal Access tahun 2019 dapat terlaksana dengan baik. 9 Strategi 8: Peningkatan Peran serta masyarakat dan dunia usaha/pihak swasta dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah Kurangnya respon masyarakat maupun swasta terkait Proses pengolahan Limbah cair. merupakan suatu permasalahan yang dihadapi pemeritah sehingga dengan ini pemerintah melakukan upaya strategi Peningkatan Peran serta masyarakat dan dunia usaha/pihak swasta dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah dengan Sasaran Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta/ Pihak Pengembang memiliki Pengetahuan dan kesadaran dalam pengelolaan drainase pada tahun 2019 dan sasaran lain yaitu adanya peran Swasta/ Pihak Pengembang dalam penyediaan Drainase lingkungan di wilayah pengembangan perumahan. Dengan ada sasaran dan strategi tersebut maka tujuan pemerintah Kota langsa dalam Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di melalui pengelolaan air limbah domestik yang berwawasan lingkungan menuju Universal Access tahun 2019 mendapat dukungan dari masyarakat dan swasta Strategi 9: Peningkatan dan Pengembangan alternatif sumber pendanaan dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah permukiman Sumber Pendanaan daerah sangat terbatas serta rendahnya minat pihak swasta untuk melakukan investasi disektor air limbah merupakan menjadikan suatu permasalahan yang dihadapi pemerintah sehingga strategi yang dibutuhkan dalam menghadapi permasalahan ini yaitu dengan Peningkatan dan Pengembangan alternatif sumber pendanaan dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah permukiman dengan sasaran yang akan dituju yaitu untuk Menggali Pontensi sumber pendanaan lain, baik dalam bentuk bersama/sharing dan kerja sama, dengan demikian tujuan pemerintah dalam Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di

2015 2019 SSK BAB IV melalui pengelolaan air limbah domestik yang berwawasan lingkungan menuju Universal Access tahun 2019 memiliki sumber pendanaan. Strategi pengembangan Air Limbah dan kaitannya dengan pencapaian sasaran dan tujuan dapat dilihat pada tabel 4.1 di bawah ini 10

2015 2019 Tabel 4.3 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Air Limbah 11 Tujuan Sasaran Indikator Strategi Meningkatkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kota Langsa melalui pengelolaan air limbah domestik yang berwawasan lingkungan menuju Universal Access tahun 2019 Terciptanya free open defecation (Bebas BABS) pada tahun 2019. Meningkatnya sarana dan Prasarana layak dan memenuhi Standar pada wilayah masyarakat MBR/miskin 2019 157.011 Penduduk memiliki Akses terhadap jamban sehat pada tahun 2019 Pencemaran oleh tangki septic dan SPAL menjadi 0 % pada tahun 2019 Tidak ada lagi pembuangan tinja ke Saluran Lingkungan dan sungai, Kebun/tanah lapang, kolam, Wc Terbang, dll menjadi 0 % pada tahun 2019 Mengembalikan Fungsi Saluran Drainase sebagai Aliran dan jaringan air hujan Terpenuhinya Kebutuhan fasilitas pengangkutan limbah cair Tersedianya DED Jaringan Perpipaan Air Limbah Skala kawasan yang tersistem 2161 kk memiliki sarana pengelolaan air limbah rumah tangga yang layak dan sesuai standar pada Tahun 2019 Meningkatnya jumlah dan cakupan pelayanan pengelolaan air limbah di wilayah penduduk Miskin di akhir tahun 2019 Masyarakat yang memiliki Jamban meningkat dari 89.5% (ehra) menjadi 100% di tahun 2019. Tanki Septik Sesuai Standar Pada Taahun 2019 Perubahan Gaya Hidup dan Perilaku hidup bersih sehat Tersedianya Jaringan saluran/koneksi penghubung dan SR sumber air limbah domestik hingga tempat pengolahan (IPAL komunal) di 3 Kawasan pada tahun 2019 Tersedianya armada pengangkut yang memadai di tahun 2019 Tersedianya Dokumen Rencana Teknis IPAL Komunal Skala Kawasan + Jaringan Perpipaan 1 2 3 4 5 6 7 8 Mengoptimalkan akses layanan fasilitas pengolahan air limbah dan melakukan peningkatan pada sistem setempat (on-site) maupun sistem terpusat (off-site) Menyediakan Sarana dan Prasarana Air Limbah yang layak bagi Masyarakat MBR/Miskin Peningkatan Kapasitas dan Fasilitas Serta Optimalisasi IPLT Penyiapan rencana Induk Outline Plan Air Limbah Skala Kawasan Penguatan kelembagaan Peningkatan kapasitas SDM terkait pengelolaan Air limbah Permukiman Pengembangan dan Penguatan Kebijakan Pemerintah Daerah dan Penyusunan Qanun Terkait penyelenggaraan pengelolaan Air Limbah permukiman Peningkatan Peran serta masyarakat dan dunia usaha/pihak swasta dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah

2015 2019 Tujuan Sasaran Indikator Strategi 12 Optimalnya Fungsi IPLT Terintergrasinya Perencanaan Sistem Jaringan Air Limbah Skala kawasan pada tahun 2019 yang didukung dengan adanya Otline Plan dan DED IPAL Penyedian IPAL Komunal Untuk 3 Kawasan Menggali Pontensi sumber pendanaan lain, baik dalam bentuk bersama/sharing dan kerja sama Peningkatan kemampuan, peran dan fungsi kelembagaan Terbangunnya/Rebuild IPLT pada tahun 2017 dan Optimalisasi Fungsi IPLT berjalan dengan sistematis pada tahun 2019 Tersedianya Rencana Induk/Outline Plan dan DED IPAL Tersedianya Dokumen Rencana Teknis IPAL Komunal Skala Kawasan + Jaringan Perpipaan 3 (tiga) Kawasan terkoneksi dengan sistem pengolahan air limbah permukiman terpusat Tersedianya Pendanaan yang bersumber dari luar pendanaan Belanja Daerah baik dalam bentuk bersama/sharing dan kerja sama yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku Penguatan fungsi lembaga di daerah dalam melakukaan pengelolaan air limbah Adanya Organisasi/UPTD pengelolaan Air Limbah domestik Baik Regulator dan Operator tahun 2019 Meningkatknya pengetahuan dan ketrampilan stakeholder pengelola IPAL dan IPLT yang ramah lingkungan dan memiliki nilai tambah secara ekonomis Meningkatnya kapasitas kelembagaan/bidang yang menangani pengelolaan air limbah 9 Peningkatan dan Pengembangan alternatif sumber pendanaan dalam penyelenggaraan sistem pengelolaan air limbah permukiman

2015 2019 Tujuan Sasaran Indikator Strategi 13 Mengikat sistem pengelolaan air limbah dalam produk hukum Masyarakat dan Dunia Usaha/Swasta/ Pihak Pengembang memiliki Pengetahuan dan kesadaran dalam pengelolaan Sarana Air Limbah pada tahun 2019 Adanya peran Swasta/ Pihak Pengembang dalam penyediaan Sarana Air Limbah lingkungan di wilayah pengembangan perumahan. Lahirnya regulasi terkait pengelolaan air limbah Masyarakat & Dunia Usaha memiliki pemahaman dan pengetahuan yang cukup tentang pentingnya sistem drainase lingkungan yang baik dan berpartisipasi aktif dalam Keterlibatan Langsung masyarakat lokal dalam Pembangunan dan pendayagunaan sarana Air limbah Tersedianya Sarana Air Limbah pada kawasan perumahan (real estate, BTN, dll) oleh pengembang perumahan Sumber : 2015

SSK 2015 2019 4.2 Pengelolaan persampahan BAB IV 14 Berdasarkan analisis swot strategi yang akan dilaksanakan di kota Langsa untuk pengembangan Persampahan selama 5 (lima) tahun mendatang berdasarkan isu strategis yang ada saat ini dapat tergambarkan dan dijelaskan sebagai berikut : Gambar 4.2 Posisi Strategi Persampahan Sumber : 2015

2015 2019 Tabel 4.4 Hasil Swot Analisis Strategi Persampahan 15 NO ELEMEN BOBOT INTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY (IFAS) KEKUATAN (STRENGTH) SKOR (TINGKAT PENGARUH) 1 2 3 4 SKOR PERKALIAN BOBOT DAN TINGKAT PENGARUH KETERANGAN 1 Adanya Komitmen dari pemerintah Daerah dan Pusat Tinggi dalam Pengelolaan Persampahan 20.00% 4 0.8 2 Kebijakan pendukung baik berupa RPJMD serta RTRW 20.00% 4 0.8 3 Proses perencanaan program yang dilakukan berorientasi poor inclusive sudah di lakukan 20.00% 4 0.8 4 Adanya kelembagaan yang mengkoordinasi program 20.00% 3 0.6 5 SKPD di luar BLHKP ikut berperan aktif 20.00% 3 0.6 Total 100% 3.6 KELEMAHAN (WEAKNESS) Kapasitas pelayanan pengelolaan persampahan Optimal 1 (Peningkatan Timbulan Sampah, Keterbatasan Jumlah prasarana dan sarana persampahan) 25.00% 4 1 2 Kemampuan Kelembagaan masiih belum optimal baik sistem manajemen, pengelolaan, dan SDM 25.00% 3 0.75 3 Keterbatasan Kemampuan pemerintah daerah dalam pembiayaan Sector Persampahan 25.00% 4 1 4 Peraturan perundangan dan lemahnya penegakan hukum 25.00% 4 1 Total 100% 3.8 Selisih Kekuatan dan Kelemahan -0.150 (X) EKSTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY (EFAS) PELUANG (OPPORTUNITY) 1 Adanya dukungan dana melalui program dari Provinsi dan Pusat 20.00% 4 0.8 2 Adanya Media Promosi Persampahan 10.00% 3 0.3 3 Adanya dana CSR dari Bank/perusahaan yang bisa dimanfaatkan 20.00% 4 0.8

2015 2019 NO ELEMEN BOBOT SKOR (TINGKAT PENGARUH) 1 2 3 4 SKOR PERKALIAN BOBOT DAN TINGKAT PENGARUH KETERANGAN 4 Adanya UU No. 18 Th. 2008 tetang pengelolaan TPA dengan sistem Sanitary Landfill 10.00% 3 0.3 5 Kerjasama dengan pihak swasta dalam pengelolaan sampah 20.00% 4 0.8 6 Ada Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat dan Kesehatan Masyarakat terkait dengan penanganan Persampahan 20.00% 4 0.8 Total 100% 3.8 ANCAMAN (THREATH) 1 Rendahnya partisipasi pihak swasta/dunia usaha dan Faktor sosial dan paradigma sosial dan kepedulian masyarakat 35.00% 4 1.4 2 Kurangnya Pengetahuan masyarakat (SDM) dan kesadaran masyarakat akan pengelolaan persampahan 35.00% 4 1.4 3 Belum maksimalnya Keterlibatan masyarakat lokal dalam pengelolaan persampahan 30.00% 4 1.2 Total 100% 4 Selisih Peluang dan Ancaman -0.200 (Y) Sumber : 2015 16

2015 2019 Table 4.5 Matrik Strategi Swot Persampahan 17 Sumber : 2015

2015 2019 SSK BAB IV Dalam perencaan pengembangan pengelolaan persampahan maka dengan ini pemerintah menetapkan Tujuh strategi utama untuk menghadapi persoalan dan permasalahan persampahan adapun strategi dan penjelasannya sebagai berikut : 18 Strategi 1: Peningkatkan Fasilitas Sarana dan Prasarana sesuai dengan Volume timbulan sampah yang ada Kurangnya Fasilitas dan Prasarana menimbulkan permasalahan-permasalahan terhadap kondisi persampahan diwilayah Kota langsa seperti terdapat 63.0 % penduduk tidak terlayani pengangkutan sampah, Belum meratanya Tempat Sampah/TPST Sementara, dan keterbatasan pengankutan sampah untuk itu maka dibutuh strategi Peningkatkan Fasilitas Sarana dan Prasarana sesuai dengan Volume timbulan sampah yang ada dalam mengatasi berbagai persoalan terkait persampahan. Dengan menetapkan strategi tersebut maka Pemerintah akan mencapai sasaran yang diinginkan yaitu: 1. Mengurangi timbulan sampah 2 m³/hari di seluruh Desa/Gampong yang tidak terangkut oleh keterbatasan pengakutan menjadi 0m³/hari pada tahun 2019 2. Meningkatnya cakupan layanan pengelolaan persampahan dari 37 % menjadi 100 % Pada tahun 2019 3. Penyediaan Fasilitas Persampahan berdasarkan Volume sampah dan Kebutuhan serta seusuai dengan rencana tata ruang 4. Memenuhi Kebutuhan alat angkut/armada pengangkutan 5. Penyediaan Alat Produksi (Mesin Pembuat Kantong Plastik) Sasaran tersebut merupakan upaya dalam mengatasi permasalahan persampahan yang ada, sehingga tujuan pemerintah Mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih di melalui peningkatan kualitas dan kuantitas pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan menuju Universal Access pada tahun 2019 akan tercapai. Strategi 2: Meningkatkan kemampuan manajemen dan kelembagaan dalam sistem pengelolaan persampahan dan Kompetensi SDM

2015 2019 SSK BAB IV Masih terdapat beberapa permasalahan terkait aspek kelembagaan dan manejemen persampahan di, diantaranya Kapasitas SDM terkait Pengelolaan TPA yang terbatas, lemahnya Koordinasi antar sektor terkait persampahan, Belum terbentuknya kelembagaan TPA yang menangani pengelolaan persampahan (Regulator dan Operator) dan berbagai permasalahan lainnya yang dapat dilihat pada lampiran 3 Kerangka kerja Logis Pada dokumen pemutakhiran ini. Sehingga dengan kesepakatan yang ditetapkan maka pemeritah menetapkan strategi untuk Meningkatkan kemampuan manajemen dan kelembagaan dalam sistem pengelolaan persampahan dan Kompetensi SDM dengan pencapaian strategi tersebut akan mencapai sasaran direncanakan, adapun sasaran yang diperoleh yaitu : 1. Terciptanya kelembangaan yang kuat dalam melaksanakan fungsi teknis pengelolaan persampahan dikota langsa tahun 2019 2. Berfungsinya TPA sistim Controlled landfill dengan optimal melakukan pengolahan sampah terpusat pada tahun 2019 3. Adanya Penerapan Konsep 3R secara Optimal dalam pegolahan sampah dan berkurang volume sampah yang tidak terolah di pada tahun 2019 19 Ddengan tercapainya sasaran tersebut maka tujuan pemerintah Mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih di melalui peningkatan kualitas dan kuantitas pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan menuju Universal Access pada tahun 2019 akan terlaksana. Strategi 3: Melakukan Optimalisasi Pendanaan sub sektor persampahan Berdasarka kajian dari segi aspek pendanaan terkait persampahan maka kondisi pendanaan juga mengalami suatu persoalan yaitu belum sebandingnya pendapatan dari retribusi persampahan dengan besarnya biaya untuk pengelolaan persampahan dan Efesiensi Biaya O/M sehingga strategi yang dibutuhkan dalam menghadapi persoalan pendanaan maka dengan ini diperlukan suatu strategi untuk melakukan Optimalisasi Pendanaan sub sektor persampahan dengan sasaran yang akan dicapai ditahun 2019 yaitu menggali Sumber Pendanaan lain Sehingga mendukung pencapaian tujuan pemerintah

2015 2019 SSK BAB IV Mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih di melalui peningkatan kualitas dan kuantitas pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan menuju Universal Access pada tahun 2019. 20 Strategi 4: Melakukan peningkatan kepedulian dan partisipasi swasta/dunia usaha dalam pengelolaan persampahan Kepedulian dan partisipasi swasta/dunia usaha dalam pengelolaan persampahan di Kota Langsa masih rendah akibat persoalan belum terlaksananya iklim yang kondusif bagi dunia usaha/swasta untuk berinvestasi dalam pengelolaan sampah, sehingga dalam menghadapi isu permasalahan strategis diperlukan suatu strategi yaitu pemerintah kota dalam hal ini akan melakukan peningkatan kepedulian dan partisipasi swasta/dunia usaha dalam pengelolaan persampahan dengan strategi tersebut maka sasaran yang akan akan dituju yaitu mendorong pihak Swasta/Dunia usaha dan masyarakat untuk berperan dalam pengelolaan persampahan melalui program dan Kegiatan yang telah ditetapkan didalam Kerangka kerja Logis berdasarkan instrument perencanaan dan master Plan yang ada sehingga pencapaian tujuan pemerintah Kota langsa pada sektor persampahan dapat terlaksana, adapun penyataan tujuan tersebut seperti yang terdapat panjelasan strategi sebelumnya atau yang terdapat didalam lampiran kerangka kerja Logis. Strategi 5: Peningkatan Implementasi Produk Pengaturan Didalam pencapaian tujuan untuk mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih di Kota Langsa melalui peningkatan kualitas dan kuantitas pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan menuju Universal Access pada tahun 2019 maka pemerintah Kota langsa juga melakukan suatu strategi yaitu Peningkatan Implementasi Produk Pengaturan terkait pengelolaan persampahan, dengan sasaran Adanya kebijakan atau Qanun yang mengatur, mengikat dan dapat diterapkan terkait penanganan pengelolaan persampahan di Kota Langsa tahun 2019, dengan demikian persoalan atau masalah terkait dengan regulasi seperti Kelengkapan produk hukum sebagai landasan dan acuan yang belum maksimal, Belum tersosialisasinya ketentuan penanganan sampah terhadap masyarakat serta

2015 2019 SSK BAB IV penerapan sistem pengawasan dan penerapan sanksi hukum secara konsisten bisa segera teratasi dalam upaya percepatan pembangunan sektor persampahan. 21 Strategi 6: Melakukan peningkatan keahlian dan SDM di Masyarakat terkait kesadaran pengelolaan persampahan Terkait dengan permasalahan yang ada di wilayah pemeritahan belum semua masyarakat yang melakukan budaya perilaku hidup bersih dan sehat serta kondisi Potensi dimasyarakat belum dikembangkan secara sistematis sehingga pemerintah kota Langsa dengan ini mengambil suatu langkah dengan Sasaran Terciptanya sistem pengelolaan persampahan yang mandiri dimasyrakat pada tahun 2019 dengan strategi yang diterapkan yaitu Melakukan peningkatan keahlian dan SDM di masyarakat terkait kesadaran pengelolaan persampahan, melalui strategi tersebut diharapkan program kegiatan yang akan dilaksanakan dapat menjawab permasalahan tersebut, dalam rangka pencapaian tujuan mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih di melalui peningkatan kualitas dan kuantitas pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan menuju Universal Access pada tahun 2019. Strategi 7: Melakukan pemberdayaan masyarakat lokal dalam pengelolaan sampah Partisipasi masyarakat dalam pemilahan sampah organik dan an organik dikota Langsa masih rendah sehingga pemerintah kota langsa dengan ini menetapkan suatu strategi untuk melakukan pemberdayaan masyarakat lokal dalam pengelolaan sampah dengan sasaran Terciptanya sistem pengelolaan persampahan yang mandiri dimasyrakat pada tahun 2019 dengan tujuan yang sama seperti yang dijelaskan sebelumnya untuk mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih di melalui peningkatan kualitas dan kuantitas pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan menuju Universal Access pada tahun 2019. Strategi pengembangan Persampahan dan kaitannya dengan pencapaian sasaran dan tujuan dapat dilihat pada tabel 4.2 di bawah ini

2015 2019 Tabel 4.6 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Persampahan 22 Tujuan Sasaran Indikator Strategi Mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih di melalui peningkatan kualitas dan kuantitas pengelolaan sampah yang berwawasan lingkungan menuju Universal Access pada tahun 2019 Meningkatnya cakupan layanan pengelolaan persampahan dari 37 % menjadi 100 % Pada tahun 2019 Mengurangi timbulan sampah 2 m³/hari di seluruh Desa/Gampong yang tidak terangkut oleh keterbatasan pengakutan menjadi 0m³/hari pada tahun 2019 65 % penduduk terlayani pengelolaan persampahan Sampah terangkut 100 ton/tahun Meninggkatnya Ratio Sampah terangkut hingga 50% Prilaku membuang sampah ke Sungai/Kolam/Laut berkurang hingga 50% 70% Sampah dibuang di TPS 1 2 3 4 Peningkatkan Fasilitas Sarana dan Prasarana sesuai dengan Volume timbulan sampah yang ada Meningkatkan kemampuan manajemen dan kelembagaan dalam sistem pengelolaan persampahan dan Kompetensi SDM Melakukan Optimalisasi Pendanaan sub sektor persampahan Melakukan peningkatan kepedulian dan partisipasi swasta/dunia usaha dalam pengelolaan persampahan Berkuyurangnya praktek pembakaran sampah hingga 50% 5 Peningkatan Implementasi Produk

2015 2019 Tujuan Sasaran Indikator Strategi 23 Penyediaan Fasilitas Persampahan berdasarkan Volume sampah dan Kebutuhan serta seusuai dengan rencana tata ruang Seluruh Desa/Gampong (66) memiliki Betor pada Tahun 2019 Tersedianya TPS/T container Tersedianya TPST Beton Zero TPS Liar Tahun 2019 Tersedianya Lokasi Yang representatif dan sarana Pendukung 6 7 Pengaturan Melakukan peningkatan keahlian dan SDM di Masyarakat terkait kesadaran pengelolaan persampahan Melakukan pemberdayaan masyarakat lokal dalam pengelolaan sampah Tersedianya tempat Sampah/pewadahan yang baru sebagai Alternatif Unit 3R Skala RT/Desa Memenuhi Kebituhan alat angkut/armada pengangkutan Tersedianya Jumlah Armada yang memadai pada Tahun 2019 Berfungsinya TPA sistim Controlled landfill dengan optimal melakukan pengolahan sampah terpusat pada tahun 2019 TPA beroperasi dengan skema Controlled Landfill Adanya Penerapan Konsep 3R secara Optimal dalam pegolahan sampah dan berkurang volume sampah yang tidak terolah di Kota Langsa pada tahun 2019 Unit 3R Terpadu Berdaya guna dan memiliki Nilai tambah Ekonomis Penyediaan Alat Produksi (Mesin Pembuat Kantong Plastik) Tersedianya Unit Produksi untuk penyediaan Wadah Kantong Plastik.

2015 2019 Tujuan Sasaran Indikator Strategi 24 Menggali Sumber Pendanaan lain Terciptanya kelembangaan yang kuat dalam melaksanakan fungsi teknis pengelolaan persampahan dikota langsa tahun 2019 Tersedianya dukungan Pendanaan untuk mengurangi OM yang bersumber dari luar pendanaan Belanja Daerah baik dalam bentuk bersama/sharing dan kerja sama dengan pihak ketiga Meningkatnya kapasitas kelembagaan/bidang yang menangani pengelolaan Persampahan Kerjasama Lintas sektor Adanya kebijakan atau Qanun yang mengatur, mengikat dan dapat diterapkan terkait penanganan pengelolaan persampahan di tahun 2019 Mendorong pihak laen/dunia usaha dan masyarakat untuk berperan dalam pengelolaan persampahan Lahirnya regulasi terkait pengelolaan Persampahan dan Limbah B3 Meningkatnya pemahaman minat swasta dengan jalinan kemitraan dan komitmen, dalam layanan pengelolaan persampahan Terbangunnya pola fikir dan rasa memiliki serta tanggung jawab bersama

2015 2019 Tujuan Sasaran Indikator Strategi 25 Terciptanya sistem pengelolaan persampahan yang mandiri dimasyrakat pada tahun 2019 Terwujudnya tertib pemilahan dilevel Rumah Tangga 25% pada tahun 2019 Meningkatnya Keterlibatan Langsung masyarakat lokal dalam partisipasi pengelolaan persampahan Sumber : 2015

SSK 2015 2019 4.3 Drainase Perkotaan BAB IV 26 Berdasarkan analisis swot strategi yang akan dilaksanakan di kota Langsa untuk pengembangan Drainase selama 5 (lima) tahun mendatang berdasarkan isu strategis yang ada saat ini dapat tergambarkan dan dijelaskan sebagai berikut : Gambar 4.3 Posisi Strategi Drainase Sumber : 2015

2015 2019 Tabel 4.7 Hasil Swot Analisis Strategi Drainase 27 NO ELEMEN BOBOT SKOR (TINGKAT PENGARUH) 1 2 3 4 SKOR PERKALIAN BOBOT DAN TINGKAT PENGARUH INTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY (IFAS) KEKUATAN (STRENGTH) 1 Adanya Komitmen dari pemerintah Daerah dan Pusat Tinggi dalam Pengelolaan Drainase 20.00% 4 0.8 2 Kebijakan pendukung baik berupa RPJMD serta RTRW 20.00% 4 0.8 3 Proses perencanaan program yang dilakukan berorientasi poor inclusive sudah di lakukan 20.00% 3 0.6 4 Adanya kelembagaan yang mengkoordinasi program 20.00% 3 0.6 5 Ada SKPD yang menangani sector Drainase 20.00% 3 0.6 KETERANGAN Total 100% 3.4 KELEMAHAN (WEAKNESS) Kebutuhan fasilitas guna pengendalian debit puncak 1 melalui upaya struktural dan penerapan drainase 15.00% 4 0.6 berwawasan lingkungan (ecodrain) 2 Belum adanya Kesiapan Lembaga pengelola layanan drainase 15.00% 4 0.6 3 Belum adanya peraturan terkait Sistim pengelolaan fungsi Drainase 20.00% 4 0.8 4 Lemahnya penerapan sistem pengawasan dan penerapan sanksi hukum terkait Drainase 15.00% 3 0.45 5 Sosialisasinya ketentuan pengembangan Fungsi drainase belum berjalan 15.00% 3 0.45 6 Sarana dan prasarana pelayanan drainase masih parsial dan tidak terintegrasi 20.00% 4 0.8 Total 100% 3.7

2015 2019 NO ELEMEN BOBOT SKOR (TINGKAT PENGARUH) 1 2 3 4 SKOR PERKALIAN BOBOT DAN TINGKAT PENGARUH KETERANGAN Selisih Kekuatan dan Kelemahan -0.300 (X) EKSTERNAL FACTOR ANALYSIS SUMMARY (EFAS) PELUANG (OPPORTUNITY) 1 Adanya dukungan dana melalui program dari Provinsi dan Pusat 25.00% 4 1 2 Adanya Media Promosi dan Sosialisasi 25.00% 3 Ada Peningkatan Taraf Hidup Masyarakat dan Kesehatan Masyarakat terkait dengan penanganan Drainase 25.00% 4 1 4 Peran serta masyarakat dengan kerja bakti membersihkan saluran drainase lingkungan 25.00% 4 1 Total 100% 3 ANCAMAN (THREATH) Climate Change Adanya Perubahan Iklim global yang 1 berdampak Curah hujan yang tinggi dan kenaikan muka 20.00% 3 0.6 air laut. 2 Rendahnya Pengetahuan dan kesadaran masyarakat, Dunia Usaha/Swasta/ Pihak Pengembang akan Sistim Drainase 20.00% 3 0.6 3 Masih adanya Masyarakat membuang sampah ke Saluran/drainase 20.00% 4 0.8 4 Belum Adanya Kontribusi Dunia Usaha/Swasta dalam fungsi dan penyedian Drainase serta penyelenggaran sistem drainase perkotaan 20.00% 4 0.8 5 Pembuangan air limbah domestik (grey, black water) ke dalam saluran drainase 20.00% 3 0.6 Total 100% 3.4 Selisih Peluang dan Ancaman -0.400 (Y) Sumber : 2015 28

2015 2019 Table 4.8 Matrik Strategi Swot Drainase 29 Sumber : 2015

2015 2019 SSK BAB IV Adapun rencana pengembangan pengelolaan drainase disusun berdasarkan indikator genangan air, kondidi fisik bangunan existing dan ketersediaan fasilitas infratruktur drainase serta indikator lain yang terkait dengan sector Drainase. Strategi pengembangan pengelolaan drainase yang menjadi prioritas adalah wilayah yang memiliki kepadaatan penduduk yang tinggi dan daerah yang terjadi genangan lebih dari 30 cm selama lebih dari 2 jam. Terdapat enam strategi utama daalm rencana pengembangan pengelolaan drainase dapat dijelaskan sebagai berikut : 30 Strategi 1: Implementasi RTRW dan Pemantapan Keterpaduan penanganan pengendalian banjir dan sektor/sub sektor terkait lainnya berdasarkan pertimbangan faktor Klimatologi dan kebencanaan Dalam rangka mencapai tujuan untuk mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih yang bebas banjir dan genangan dengan menyediakan layanan jaringan drainase dan sarana pengendali banjir yang berkualitas dalam Wilayah menuju Universal Access pada tahun 2019, maka permasalah yang terjadi terkait masih terdapat 2.500 Penduduk yang tinggal dalam Daerah rawan Genangan, dan bedasarkan RTRW Terdapat 453 Ha Area Genangan di, serta tidak memaidainya fasilitas Drainase di wilayah genangan dan rawan bencana maka dalam hal ini pemerintah mengambil suatu strategi meimplementasi RTRW dan Pemantapan Keterpaduan penanganan pengendalian banjir dan sektor/sub sektor terkait lainnya berdasarkan pertimbangan faktor Klimatologi dan kebencanaan dalam menghadapi persoalan tersebut. Adapun sasaran yang dicapai diantaranya sebagai berikut 1. Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan drainase 2.500 Jiwa penduduk dan rumah tangga 1.250 KK 2. Mengurangi luas area (453 Ha) genangan hingga 0 % di tahun 2019 3. Penyediaan fasilitas drainase sesuai dengan kondisi geografis wilayah

SSK 2015 2019 BAB IV Strategi 2: Pemantapan Keterpaduan penanganan pengendalian banjir dan sektor/sub sektor terkait lainnya berdasarkan Keseimbangan Tata air Dengan menetapkan Strategi tersebut diharapkan dapat menyelesaikan persoalan dan permasalahan yang terjadi di terkait Engineering Fail dalam Konstruksi karena pengaruh counture dan elevasi (water stagnant), Design Konstruksi yang menyulitkan perawatan, Degradasi Fungsi dan kontruksi Saluran Lingkungan karena Pembangunan dan alih fungsi serta Terjadinya Sendimen. Sasaran yang diharap dalam menetapkan strategi tersebut yaitu : 1. Mengurangi luas area (453 Ha) genangan hingga 0 % di tahun 2019 2. Tersedianya Kontruksi yang mendukung sesuai counture dan elevasi (water stagnant) daerah pembangunan Drainase 3. penyedian Kontruksi yang mendukung dalam pelaksanaan perawatan di kawasan Pemukiman dan Rawan Banjir 4. Mengatasi Debit air yang melimpah yang menyebabkan genangan akibat air hujan, dan gelombang pasang 5. Melakukan Penertiban dan Penataan Aliran drainase 6. Mengatasi Water Stagnant dan Gangguan Jaringan 31 Dengan menetapkan salah satu strategi dan sasaran tersebut maka tujuan untuk mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih yang bebas banjir dan genangan dengan menyediakan layanan jaringan drainase dan sarana pengendali banjir yang berkualitas dalam Wilayah menuju Universal Access pada tahun 2019 akan tercapai Strategi 3: Meningkatkan kerjasama dari para stakeholder pembangunan drainase (pemerintah, masyarakat, NGO, swasta/dunia usaha). Untuk mewujudkan tujuan sektor Drainase masih ada langkah-langkah lain yang harus dilaksanakan pemerintah dalam menetukan strategi yaitu dengan meningkatkan kerjasama dari para stakeholder pembangunan drainase (pemerintah, masyarakat, NGO, swasta/dunia usaha). Upaya ini dilakukan oleh karena persoalan

2015 2019 SSK BAB IV Kontribusi Dunia Usaha/Swasta dalam fungsi dan penyelenggaran sistem drainase perkotaan masih belum terlaksana, Peran Swasta/ Pihak belum maksimal dalam menyediakan pelayanan Drainase lingkungan dalam Penyediaan PSU, dan masih terdapatnya tumpukan sampah di titik-titik jaringan Saluran/drainase. Terkait dengan hal tersebut maka sasaran yang diakan dicapai pemerintah diantaranya Masyarakat, Dunia Usaha/Swasta/ Pihak Pengembang memiliki Pengetahuan dan kesadaran dalam pengelolaan drainase pada tahun 2019 serta Adanya peran Swasta/ Pihak Pengembang dalam penyediaan Drainase lingkungan di wilayah pengembangan perumahan. 32 Strategi 4: Penetapan Regulasi dan Pengembangan sistem drainase yang efektif, efesien, dan berkelanjutan dan meminimalkan genangan, polutan dan banjir yang berdampak negatif Terkait belum adanya ketegasan fungsi sistem drainase dimana fungsi saluran drainase perkotaan untuk sistem Pengaturan air hujan masih disatukan dengan Pembuangan air limbah rumah tangga (grey water) serta Penerapan sistem pengawasan dan penerapan sanksi hukum belum terlaksana maka upaya pemerintah dalam pencapaian tujuan sektor Drainase tidak maksimal sehingga diperlu strategi lain yaitu dengan Penetapan Regulasi dan Pengembangan sistem drainase yang efektif, efesien, dan berkelanjutan dan meminimalkan genangan, polutan dan banjir yang berdampak negatif. Adapun sasaran yang akan diterapkan dari strategi tersebut sebagai berikut : 1. Tersedianya kebijakan pengendalian dan pengaturan terhadap pembangunan dan alih fungsi Drainase 2. Publikasi dan Sosialisasi peraturan dan sanksi hukum yang mengatur bagi dunia usaha/swasta/pihak pengembang dalam pengelolaan Drainase tahun 2019 Strategi 5: Mengembangkan perencanaan sistem drainase kota yang terintegrasi dan komprehensif

SSK 2015 2019 BAB IV Berdasar kondisi yang ada pada pemeritah Kota langsa kesiapan Lembaga pengelola layanan drainase maksimal serta Belum adanya data base yang menujang pembangunanan Drainase kawasan, sehingga pemerintah mengupaya suatu strategi sebagai solusi menjawab permasalahan tersebut. Adapun sasaran dari strategi tersebut sebagai berikut : 1. Terciptanya kelembagaan pengelola layanan drainase yang kuat pada tahun 2019 2. Perencanaan pembangunan drainase kawasan yang terintegrasi dengan system data base. 33 Dengan strategi dan sasaran tersebut seperti yang dijelaskan maka tujuan pemerintah mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih yang bebas banjir dan genangan dengan menyediakan layanan jaringan drainase dan sarana pengendali banjir yang berkualitas dalam Wilayah menuju Universal Access pada tahun 2019 akan terlaksana dengan baik. Strategi 6: Peningkatan Pembiayaan untuk penyelenggaraan Sistem drainase Perkotaan Oleh karena persoalan kemampuan Fiskal Daerah yang terbatas maka diperlukan Strategi terakhir untuk pencapaian tujuan sektor Drainase dengan sasaran Tersedianya dukungan Pendanaan yang bersumber dari luar Belanja Daerah sehingga kemampuan daerah dalam membiayai pembangunan Drainase untuk mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih yang bebas banjir dan genangan dengan menyediakan layanan jaringan drainase dan sarana pengendali banjir yang berkualitas dalam Wilayah menuju Universal Access pada tahun 2019 dapat terealisasi. Strategi pengembangan drainase dan kaitannya dengan pencapaian sasaran dan tujuan dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini

2015 2019 Tabel 4.9 Tujuan, Sasaran dan Strategi Pengembangan Drainase 34 Tujuan Sasaran Indikator Strategi Mewujudkan lingkungan yang sehat dan bersih yang bebas banjir dan genangan dengan menyediakan layanan jaringan drainase dan sarana pengendali banjir yang berkualitas dalam Wilayah Kota Langsa menuju Universal Access pada tahun 2019 Menyediakan sarana dan prasarana pelayanan drainase 2.500 Jiwa penduduk dan rumah tangga 1.250 KK Mengurangi luas area (453 Ha) genangan hingga 0 % di tahun 2019 Penyediaan fasilitas drainase sesuai dengan kondisi geografis wilayah Tersedianya Kontruksi yang mendukung sesuai counture dan elevasi (water stagnant) daerah pembangunan Drainase Penyedian Kontruksi yang mendukung dalam pelaksanaan perawatan di kawasan Pemukiman dan Rawan Banjir Mengatasi Debit air yang melimpah yang menyebabkan genangan akibat air hujan, dan gelombang pasang Melakukan Penertiban dan Penataan Aliran drainase Mengatasi Water Stagnant dan Gangguan Jaringan Tersedianya Fasilitas Drainase bagi 2.500 jiwa penduduk atau 1.250 KK yang tinggal di kawasan rawan genangan dan banjir sebagai solusi menuju daerah bebas genangan pada Tahun 2019 453 Ha Bebas dari Area Genangan Tesediaanya fasilitas drainase Terdapatnya Jaringan dan Saluran yang berkualitas dengan design sistem kontruksi mudah dalam perawat tahun 2019 Kontruksi yang - dilengkapi main hole Terbangunnaya Kolam Retensi di Kawasan Blok Sudirman pada tahun 2019 Terjaganya Fungsi dan Kontruksi Saluran Stabilitas Fungsi Saluran dan Jaringan 1 2 3 4 5 6 Implementasi RTRW dan Pemantapan Keterpaduan penanganan pengendalian banjir dan sektor/sub sektor terkait lainnya berdasarkan pertimbangan faktor Klimatologi dan kebencanaan Pemantapan Keterpaduan penanganan pengendalian banjir dan sektor/sub sektor terkait lainnya berdasarkan Keseimbangan Tata air Meningkatkan kerjasama dari para stakeholder pembangunan drainase (pemerintah, masyarakat, NGO, swasta/dunia usaha). Penetapan Regulasi dan Pengembangan sistem drainase yang efektif, efesien, dan berkelanjutan dan meminimalkan genangan, polutan dan banjir yang berdampak negative Mengembangkan perencanaan sistem drainase kota yang terintegrasi dan komprehensif Peningkatan Pembiayaan untuk penyelenggaraan Sistem drainase Perkotaan

2015 2019 Tujuan Sasaran Indikator Strategi Terciptanya kelembagaan pengelola layanan drainase yang kuat pada tahun 2019 Adanya Lembaga pengelola layanan drainase didukung oleh regulasi yang tepat dan perencanaan yang komprehensif pada tahun 2019 35 Perencanaan pembangunan drainase kawasan yang terintegrasi dengan system data base. Tersedianya kebijakan pengendalian dan pengaturan terhadap pembangunan dan alih fungsi Drainase Publikasi dan Sosialisasi peraturan dan sanksi hukum yang mengatur bagi dunia usaha/swasta/pihak pengembang dalam pengelolaan Drainase tahun 2019 Tersedianya dukungan Pendanaan yang bersumber dari luar Belanja Daerah Masyarakat, Dunia Usaha/Swasta/ Pihak Pengembang memiliki Pengetahuan dan kesadaran dalam pengelolaan drainase pada tahun 2019 Avaliable Database Sistem Drainase Perkotaan pada Tahun 2019 Tersusunnya Regulasi terkait penyelenggaraan Drainase Perkotaan pada Tahun 2019 Tingkat Kesadaran dan dukungan masyarkat dalam mengikuti/melaksanakan regulasi Tersedianya dukungan Pendanaan yang bersumber dari luar Belanja Daerah Masyarakat memiliki pemahaman dan pengetahuan yang cukup tentang pentingnya sistem drainase lingkungan yang baik dan berpartisipasi aktif dalam pengelolaan drainase lingkungan

2015 2019 Tujuan Sasaran Indikator Strategi Terbangunnya Paradigma berfikir dan rasa "Sadar Lingkungan" Saluran dan Jaringan Drainase Bebas dari Sampah 36 Penataan dan Penertiban Kawasan Adanya peran Swasta/ Pihak Pengembang dalam penyediaan Drainase lingkungan di wilayah pengembangan perumahan. Kawasan Pedagangan dan Permukiman yang tertata dan memenuhi standart Lingkungan Penyediaan Saluran drainase pada kawasan perumahan (real estate, BTN, dll) oleh pengembang perumahan Sumber : 2015