PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR BIAYA KEUANGAN KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2015

dokumen-dokumen yang mirip
PROVINSI ACEH PERATURAN BUPATI BIREUEN NOMOR 27 TAHUN 2015 TENTANG PERJALANAN DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN BIREUEN TAHUN ANGGARAN 2016

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2011 NOMOR 4 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG

Nomor 5, TambahanLembaran Negara Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang PemeriksaanPengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan

PERATURAN MENTERI AGAMA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2018 TENTANG PERJALANAN DINAS PADA KEMENTERIAN AGAMA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BIMA PERATURAN BUPATI BIMA NOMOR :01 TAHUN 2014 TENTANG

2017, No Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembara

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA TENTANG

WALIKOTA BATU PERATURAN WALIKOTA BATU

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Bagian Keempat. Jangka Waktu Perjalanan Dinas. Pasal 5

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 9 SERI E

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TRENGGALEK,

BUPATI PACITAN RANCANGAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR TAHUN 2013 TENTANG PEDOMAN PELAKSANAAN PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KABUPATEN PACITAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI TRENGGALEK PROVINSI JAWA TIMUR

WALIKOTA BATU PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN WALIKOTA BATU NOMOR 47 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 09

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2015

Mengingat : 1. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Lembaran Negara Republik

2016, No provinsi/kabupaten/kota ditetapkan dengan Peraturan Menteri Keuangan; c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam hur

PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 15 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Gubernur Jawa Barat PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 8 TAHUN 2012 TENTANG

2016, No Nomor 293, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5602); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PENGHASILAN,

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 08/ PRT/M/2016 TENTANG

PROVINSI JAMBI PERATURAN WALIKOTA JAMBI NOMOR 6 TAHUN 2016

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KOTA BOGOR TAHUN 2010 NOMOR 21 SERI E PERATURAN WALIKOTA BOGOR NOMOR 22 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 40 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PESISIR SELATAN PROVINSI SUMATERA BARAT

BERITA DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA TAHUN 2010 NOMOR 3

BUPATI SUKOHARJO PERATURAN BUPATI SUKOHARJO NOMOR 8 TAHUN 2013 TENTANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SUKOHARJO,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

BUPATI PAKPAK BHARAT PROVINSI SUMATERA UTARA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL ( Berita Resmi Pemerintah Kabupaten Gunungkidul ) Nomor : 10 Tahun : 2016

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015 NOMOR 7 PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 7 TAHUN 2015 TENTANG

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lemb

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 024 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 41 TAHUN 2015

BUPATI BLITAR PROPINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI BLITAR NOMOR 46 TAHUN 2015 TENTANG

2016, No Kepemimpinan Tingkat I, Tingkat II, Tingkat III, Tingkat IV, Prajabatan Calon Pegawai Negeri Sipil Golongan III Serta Prajabatan Calon

4/PMK.07/2016 KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL PAJAK BUMI DAN BANGUNAN TAHUN ANGGARAN 2011, TAHUN ANGGAR

MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI RISET DAN TEKNOLOGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI BELITUNG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN BUPATI BELITUNG NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA,

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 72 TAHUN 2017 TENTANG

2017, No Peraturan Menteri Keuangan tentang Rincian Kurang Bayar Dana Bagi Hasil Menurut Daerah Provinsi/Kabupaten/Kota yang Dialokasikan dala

BUPATI HULU SUNGAI TENGAH

GUBERNUR KALIMANTAN BARAT

PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN PUSAT STATISTIK NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2016 NOMOR 6

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 58 TAHUN 2009 TENTANG TUNJANGAN PENINGKATAN KINERJA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BALI,

BERITA DAERAH KABUPATEN GUNUNGKIDUL

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT

2016, No sebagaimana telah diubah terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2015 tentang Perubahan Ketujuh Belas atas Peraturan Pemer

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 29 TAHUN 2006 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL/ KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 205/PMK.02/2013 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

PERATURAN MENTERI KEUANGAN NOMOR : 152 /PMK.07/2007 TENTANG

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

WALIKOTA BLITAR PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 30 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 061 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 46 TAHUN 2009 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 038 TAHUN 2013 TENTANG

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG STANDAR BIAYA KEGIATAN BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR TAHUN ANGGARAN 2007

2017, No d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Keuang

145/PMK.07/2009 ALOKASI KURANG BAYAR DANA BAGI HASIL PAJAK TAHUN ANGGARAN 2006, 2007, DAN 2008 YANG

BERITA DAERAH KABUPATEN MAJALENGKA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR KP 934 TAHUN 2017 TENTANG RAPAT KERJA KEMENTERIAN PERHUBUNGAN TAHUN 2017

WALIKOTA BENGKULU PROVINSI BENGKULU PERATURAN WALIKOTA BENGKULU NOMOR 02 TAHUN 2016 TENTANG PERJALANAN DINAS PEMERINTAH KOTA BENGKULU

BUPATI NGAWI PERATURAN BUPATI NGAWI NOMOR 27 TAHUN 2013 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI MALANG PROVINSI JAWA TIMUR

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.2/MENHUT-II/2012 TENTANG

BUPATI JEMBRANA PERATURAN BUPATI JEMBRANA NOMOR 6 TAHUN 2009 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 7 Tahun 2015 tentang Organisasi Kementerian Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

Walikota Tasikmalaya Provinsi Jawa Barat

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : P.24/Menhut-II/2013 TENTANG

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tam

Transkripsi:

KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR BIAYA KEUANGAN KHUSUS TAHUN ANGGARAN 2015 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a. bahwa untuk mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi di Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial pada Tahun Anggaran 2015, maka perlu mengatur Standar Biaya Keuangan Khusus di lingkungan Komisi Yudisial; b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a perlu membentuk Peraturan Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial tentang Satuan Biaya Keuangan Khusus Tahun Anggaran 2015. Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286); 2. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355); 3. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2011 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2004 tentang Komisi Yudisial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400); 4. Peraturan Presiden Nomor 68 Tahun 2012 tentang Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 151); 5. Keputusan Presiden Nomor 96/M Tahun 2013 tentang Pengangkatan Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial Republik Indonesia; 6. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 113/PMK.05/2012 tentang Perjalanan Dinas Dalam Negeri Bagi Pejabat Negara, Pegawai Negeri, dan Pegawai Tidak Tetap (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 678); 7. Peraturan

- 2-7. Peraturan Menteri Keuangan Nomor 190/PMK.05/2012 tentang Tata Cara Pembayaran Dalam Rangka Pelaksanaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 191). Memperhatikan : Peraturan Menteri Keuangan Nomor 53/PMK.02/2014 tentang Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2015. MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL TENTANG STANDAR BIAYA KEUANGAN KHUSUS DI LINGKUNGAN KOMISI YUDISIAL TAHUN ANGGARAN 2015. Pasal 1 Standar Biaya Keuangan Khusus Tahun Anggaran 2015 adalah satuan biaya keuangan yang besarannya ditetapkan dan digunakan sebagai acuan oleh Biro/Pusat di Lingkungan Sekretariat Jenderal Komisi Yudisial dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi. Pasal 2 Standar Biaya Keuangan Khusus Tahun Anggaran 2015 berfungsi sebagai batas biaya tertinggi yang dibayarkan oleh Bendahara Komisi Yudisial. Pasal 3 Standar Biaya Keuangan Khusus Tahun Anggaran 2015 sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 tercantum dalam Lampiran yang merupakan bagian tidak terpisahkan dari Peraturan Sekretaris Jenderal ini. Pasal 4 Pada saat Peraturan Sekretaris Jenderal ini mulai berlaku, Peraturan Sekretaris Jenderal Nomor 7 Tahun 2014 tentang Standar Biaya Keuangan Khusus di Lingkungan Komisi Yudisial Tahun Anggaran 2014 dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal5 Peraturan Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan. Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 23 Januari 2015 SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA, ttd. DANANG WIJAYANTO

- 3 - A. Perjalanan Dinas ke Luar Kota/ Daerah LAMPIRAN PERATURAN SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR73 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR BIAYA KEUANGAN KHUSUS DI LINGKUNGAN KOMISI YUDISIAL TAHUN ANGGARAN 2015 1. Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) menandatangani Surat Perjalanan Dinas (SPD) ke luar kota dan/atau daerah. 2. Surat Perjalanan Dinas (SPD) Pimpinan dan Anggota Komisi Yudisial ditandatangani oleh Sekretaris Jenderal Komisi Yudisial. 3. PNS/CPNS dan Non PNS diberikan fasilitas berupa : a. biaya hotel; b. biaya transportasi dan/atau tiket pesawat; c. uang harian; dan d. uang transportasi perjalanan menuju dan dari bandara. 4. Penyetaraan fasilitas yang diberikan kepada non PNS meliputi : a. Tenaga Ahli disetarakan dengan Pejabat Eselon II dengan tidak diberi uang representatif; b. Staf Khusus disetarakan dengan Pejabat Eselon IV; dan c. Pegawai non PNS lainnya disesuaikan dengan tingkat pendidikannya. B. Biaya Transportasi dalam Kota/ Daerah 1. Tenaga Ahli diberikan uang transportasi sebesar Rp 250.000,00 (dua ratus lima puluh ribu rupiah) per kegiatan per orang apabila tidak menggunakan kendaraan operasional kantor. 2. Pemberian uang transportasi kepada Tenaga Ahli dibebankan pada Dana Operasional Pimpinan (DOP). 3. Pengemudi, Ajudan dan/atau Pengawal diberikan uang transportasi sebesar Rp 60.000,00 (enam puluh ribu rupiah) per hari dalam rangka memberikan pelayanan kepada Pimpinan atau Anggota Komisi Yudisial pada hari kerja sebelum pukul 07.00 WIB dan/atau setelah pukul 19.00 WIB. 4. Dalam hal pengemudi, ajudan dan/atau pengawal memberikan pelayanan kepada Pimpinan/ Anggota Komisi Yudisial di luar hari kerja, diberikan uang transportasi Rp 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah) per hari. 5. Setiap pegawai dan pejabat yang melakukan perjalanan dinas dalam kota dengan menggunakan pengemudi dan kendaraan operasional kantor tidak mendapatkan uang transportasi. 6. Setiap pegawai dan pejabat yang melakukan perjalanan dinas dalam kota dengan tidak menggunakan pengemudi dan kendaraaan operasional kantor mendapatkan penggantian biaya transportasi sesuai dengan kuitansi biaya transportasi (atcost ) dan diberikan maksimal Rp 150.000,00 (seratus lima puluh ribu rupiah).

- 4 - C. Biaya Transportasi Luar Kota/ Daerah 1. No. Kota/Daerah Uang Transportasi (per orang, per kegiatan) 1. Bogor atau luar Rp 350.000,00 2. Depok, Bekasi, Tangerang Rp 260.000,00 atau luar kota/daerah yang jarak tempuhnya sama. 3. Bandung atau luar Rp 500.000,00 4. Serang atau luar Rp 600.000,00 5. Luar kota/daerah yang jarak tempuhnya lebih dari jarak tempuh kota/daerah nomor 1 s/d 4. maksimal Rp 700.000,00 2. Uang transportasi sebagaimana disebut pada angka 1 tidak diberikan kepada Pimpinan/Anggota Komisi Yudisial, PNS/CPNS dan Non PNSyang menggunakan kendaraan operasional kantor. D. Biaya Transportasi Bandara/Stasiun/Terminal/Pelabuhan 1. Bandara Soekarno Hatta (PP) 2. 1. Pegawai yang melakukan perjalanan dinas dengan Surat Perjalanan Dinas (SPD) mengacu pada Standar Biaya Masukan Tahun Anggaran 2015. 1. 2. Pegawai yang melaksanakan tugas kedinasan tanpa Surat Perjalanan Dinas (SPD) dan tidak menggunakan kendaraan operasional kantor diberikan uang transportasi sebesar RP 260.000,00 (dua ratus enam puluh ribu) per kegiatan atau sesuai dengan kuitansi biaya transportasi (at cost). 2. Bandara Halim Perdana Kusuma (PP) 2. 1. Pegawai yang melakukan Perjalanan Dinas dengan Surat Perjalanan Dinas (SPD) diberikan uang transportasi sebesar Rp 200.000,00 (dua ratus ribu rupiah). 2. 2. Pegawai yang melakukan tugas kedinasan tanpa Surat Perjalanan Dinas (SPD) dan tidak menggunakan kendaraan operasional kantor, diberikan uang transportasi Rp 150.000,00 (seratus sepuluh ribu rupiah). 3. Stasiun/Terminal/Pelabuhan (PP) Pegawai PNS/CPNS dan Pegawai Non PNS yang melakukan perjalanan dinas atau melakukan tugas kedinasan lainnya diberikan uang transportasi sebesar Rp 150.000,00 (seratus sepuluh ribu rupiah). E. Pembiayaan Konsumsi Rapat Internal di Kantor 1. Kegiatan rapat internal di kantor yang dilaksanakan oleh Biro/Pusat dibebankan pada kegiatan/sub kegiatan/komponen/sub komponen pada Biro/Pusat masingmasing penyelenggara rapat.

- 5-2. Kegiatan rapat berkaitan dengan Sidang Panel dan Sidang Pleno dibebankan pada kegiatan/ sub kegiatan Laporan Penanganan dan Penyelesaian Laporan Masyarakat sampai keluarnya putusan sidang. F. Pengajuan Rencana Penggunaan Anggaran (bulanan) dan Pencairan Uang Muka 1. Dalam rangka meningkatkan pengawasan dan tanggung jawab pengelolaan keuangan pada masing-masing Biro/Pusat, maka setiap pengajuan rencana penggunaan anggaran (bulanan) dan pencairan uang muka kegiatan dari Biro/ Pusat ke Bagian Keuangan agar diajukan dengan dengan Nota Dinas Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dengan mengetahui Kepala Biro/ Pusat dan dilampiri dengan Rincian Anggaran Biaya (RAB) dengan mencantumkan akun/ MAK. 2. Pengajuan Uang Muka Kegiatan diajukan selambat-lambatnya 3 (tiga) hari kerja sebelum kegiatan dilaksanakan. 3. Setiap pengajuan pencairan uang muka kegiatan dari Biro/ Pusat akan diverifikasi ketersediaan anggaran pada Petunjuk Operasional Kegiatan (POK) dan disetujui oleh Kepala Sub Bagian Perbendaharaan dan/ atau Kepala Bagian Keuangan terkait dengan ketersediaan uang. 4. Kegiatan yang diajukan dengan uang muka adalah kegiatan yang telah diajukan rencana anggaran (bulanan) dan apabila belum termasuk, maka diajukan dengan mekanisme pembayaran langsung (LS). 5. Kegiatan yang akan dibiayai dengan mekansime pembayaran langsung (LS) harus diajukan selambat-lambatnya 5 (lima) hari kerja sebelum kegiatan dilaksanakan. G. Pertanggungjawaban Uang Muka Kegiatan (SPJ Rampung) 1. Pertanggungjawaban uang muka kegiatan (SPJ Rampung) dari Biro/ Pusat diterima Bagian Keuangan paling lambat 5 (lima) hari kerja setelah kegiatan berakhir. 2. Sisa uang muka yang digunakan untuk suatu kegiatan tidak diperbolehkan untuk membiayai kegiatan lain dan harus dipertanggungjawabkan terlebih dahulu serta sisanya dikembaliakn ke Bendahara Pengeluaran. 3. Apabila setelah 5 (lima) hari kerja belum dipertanggungjawabkan, maka pengajuan pencairan uang muka kegiatan berikutnya dapat ditolak oleh Bagian Keuangan. 4. Bendahara Pengeluaran hanya melakukan pembayaran terhadap pengajuan uang muka kegiatan yang sudah diverifikasi dan disetujui oleh Kepala Sub bagian Perbendaharaan dan/ atau Kepala Bagian Keuangan. SEKRETARIS JENDERAL KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA, ttd. DANANG WIJAYANTO