Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Jeruk Siam Banjar. Disusun oleh : Bidang Pengembangan Produksi Hortikultura



dokumen-dokumen yang mirip
BAB III TATALAKSANA TUGAS AKHIR

Teknik Budidaya Tanaman Durian

BUDIDAYA DURIAN PENDAHULUAN

Oleh Administrator Kamis, 07 November :05 - Terakhir Diupdate Kamis, 07 November :09

Teknik Budidaya Kubis Dataran Rendah. Untuk membudidayakan tanaman kubis diperlukan suatu tinjauan syarat

Peluang Usaha Budidaya Cabai?

Pemeliharaan Ideal Pemeliharaan ideal yaitu upaya untuk mempertahankan tujuan dan fungsi taman rumah agar sesuai dengan tujuan dan fungsinya semula.

KATA PENGANTAR. Bumi Agung, September 2015 Penulis

BUDIDAYA CABAI PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

III. METODE PENELITIAN A. Tempat dan Waktu Penelitian

BUDIDAYA BELIMBING MANIS ( Averhoa carambola L. )

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

Teknologi Perbanyakan Benih Mangga melalui Sambung Pucuk

III. TATA LAKSANA TUGAS AKHIR

MANAJEMEN TANAMAN PAPRIKA

BUDIDAYA SUKUN 1. Benih

SYARAT TUMBUH TANAMAN KAKAO

PEMBUATAN BAHAN TANAM UNGGUL KAKAO HIBRIDA F1

PENYIAPAN BIBIT UBIKAYU

Agroteknologi Tanaman Rempah dan Obat

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

MODUL BUDIDAYA KACANG TANAH

III. TATA LAKSANA KEGIATAN TUGAS AKHIR

Teknologi Produksi Ubi Jalar

PRODUCT KNOWLEDGE PEPAYA CALINA IPB 9

Cara Menanam Tomat Dalam Polybag

BUDIDAYA CENGKEH SECARA MUDAH OLEH HARI SUBAGYO BP3K DOKO

BUDIDAYA DAN PEMELIHARAAN TANAMAN STROBERI

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

PEMULSAAN ( MULCHING ) Pemulsaan (mulching) merupakan penambahan bahan organik mentah dipermukaan tanah. Dalam usaha konservasi air pemberian mulsa

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini telah dilaksanakan di lahan gambut Desa Rimbo Panjang

PENDAHULUAN. Eli Korlina PENDEKATAN PHT

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2016 sampai dengan Juli 2016

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN METODE. Medan Area yang berlokasi di Jalan Kolam No. 1 Medan Estate, Kecamatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Ordo: Polypetales, Famili: Leguminosea (Papilionaceae), Genus:

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

PEMELIHARAAN TANAMAN I. PEMELIHARAAN TANAMAN MUDA

PERBENIHAN BAWANG MERAH PUSAT PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN HORTIKULTURA

TEKNIK BUDIDAYA TOMAT

E U C A L Y P T U S A.

Tanah dapat diartikan sebagai lapisan kulit bumi bagian luar yang merupakan hasil pelapukan dan pengendapan batuan. Di dala

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

TEKNIS BUDIDAYA TEMBAKAU

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

III BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan. Kabupaten Pesawaran dari Oktober 2011 sampai April 2012.

BUDIDAYA DAN TEKNIS PERAWATAN GAHARU

Cara Menanam Cabe di Polybag

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sukabanjar Kecamatan Gedong Tataan

Penanganan bibit jati (Tectona grandis Linn. f.) dengan perbanyakan stek pucuk

Budidaya Bawang Putih di Dataran Rendah

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

Percobaan 3. Pertumbuhan dan Produksi Dua Varietas Kacang Tanah pada Populasi Tanaman yang Berbeda

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Bawang Merah. rumpun, tingginya dapat mencapai cm, Bawang Merah memiliki jenis akar

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di rumah kaca Hortikultura Fakultas Pertanian

III. METODE PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian

SISTEM BUDIDAYA PADI GOGO RANCAH

Oleh Kiki Yolanda,SP Jumat, 29 November :13 - Terakhir Diupdate Jumat, 29 November :27

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. termasuk ke dalam kelompok rempah tidak bersubstitusi yang berfungsi sebagai

III. BAHAN DAN METODE

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di lahan percobaan Fakultas Pertanian dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Tanaman Teh Morfologi Tanaman Teh Syarat Tumbuh

PENGENDALIAN TANAMAN TERPADU KEDELAI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN. Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Kolam No. 1 Medan Estate,

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di rumah kaca Gedung Hortikultura Universitas Lampung

Gambar 1. Gejala serangan penggerek batang padi pada stadium vegetatif (sundep)

Bercocok Tanam Tomat dalam Pot/Polybag Oleh: Muhamad Ichsanudin (Produk Spesialis Terong dan Tomat PT EWINDO)

BUDIDAYA TANAMAN MANGGA

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Mangga berakar tunggang yang bercabang-cabang, dari cabang akar ini tumbuh

Cara Sukses Menanam dan Budidaya Cabe Dalam Polybag

MODUL BUDIDAYA MELON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

Sumber : Manual Pembibitan Tanaman Hutan, BPTH Bali dan Nusa Tenggara.

BAB I PENDAHULUAN. untuk melakukan peremajaan, dan penanaman ulang. Namun, petani lebih tertarik BAB II TUJUAN

Identifikasi dan Klasifikasi Hama Aphid (Kutu Daun) pada tanaman Kentang

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP)

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BUDIDAYA BAWANG MERAH DI LAHAN KERING

Sumber : Setiadi (2005) Oleh : Ulfah J. Siregar. ITTO Training Proceedings, Muara Bulian 4 th -6 th May

II. TINJAUAN PUSTAKA

KURSUS GRATIS. Teknologi Budidaya Tanaman Jeruk dalam Pot (Tabulampot Jeruk) Oleh: Hadi Mulyanto, SP

PENGENALAN DAN PENANGANAN HAMA PENYAKIT PADA TANAMAN TOMAT

Teknik Budidaya Tanaman Pepaya Ramah Lingkungan Berbasis Teknologi Bio~FOB

I. TINJAUAN PUSTAKA. Kopi (Coffea spp.) adalah spesies tanaman berbentuk pohon. Tanaman ini

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Morfologi Bawang Merah ( Allium ascalonicum L.)

Transkripsi:

PEMERINTAH PROVINSI KALIMANTAN TENGAH DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN Oktober 2014

Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Jeruk Siam Banjar Disusun oleh : Bidang Pengembangan Produksi Hortikultura Dinas Pertanian dan Peternakan Provinsi Kalimantan Tengah Tahun 2014

KATA PENGANTAR Puji syukur ke hadlirat Tuhan Yang Maha Esa atas tersusunnya Buku Standar Operasional Prosedur (SOP) Budidaya Jeruk Siam Banjar Provinsi Kalimantan Tengah, yang merupakan salah satu upaya teknis dalam rangka peningkatan produksi dan mutu produk tanaman buah yang penyebarannya cukup luas di wilayah Provinsi Kalimantan tengah. SOP ini memuat tentang teknis budidaya jeruk siam banjar yang baik dan benar, mulai dari penetapan lokasi, pemilihan benih, penanaman, pemeliharaan hingga panen dan pasca panen. Materi ini disusun sebagai acuan dalam budidaya jeruk siam banjar bagi petugas, petani dan pelaku usaha agribisnis hortikultura di Provinsi Kalimantan Tengah guna memperoleh produk yang bermutu, ramah lingkungan dan aman konsumsi, khususnya bagi petani yang akan mendaftarkan kebunnya untuk diregistrasi sebagai lahan usaha yang telah menerapkan Good Agriculture Practices (GAP). Isi buku SOP ini tidak bersifat mutlak. Saran dan masukan yang bersifat membangun guna penyempurnaannya sangat diharapkan, karena revisi dapat dilakukan untuk menyesuaikan pedoman dengan kondisi lapangan dan perkembangan teknologi pertanian di waktu yang akan datang. Semoga buku ini bermanfaat untuk pengembangan hortikultura khususnya komoditas jeruk siam banjar di Provinsi Kalimantan Tengah. Palangka Raya, Oktober 2014 KEPALA DINAS PERTANIAN DAN PETERNAKAN PROVINSI KALIMANTAN TENGAH, Ir. TUTE LELO, MMA Pembina Utama Madya NIP. 19610912 198812 1 001 i

BAB I. PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Tanaman jeruk adalah tanaman buah tahunan yang berasal dari Asia, negara Cina dipercaya sebagai tempat pertama kali jeruk tumbuh. Sejak ratusan tahun yang lalu, jeruk sudah tumbuh di Indonesia baik secara alami atau dibudidayakan. Jeruk varietas introduksi yang banyak ditanam adalah varietas Lemon dan Grapefruit. Sedangkan varietas lokal adalah jeruk siem, jeruk baby, keprok medan, bali, nipis dan purut. Tanaman jeruk banyak dibudidayakan oleh masyarakat luas karena memiliki nilai ekonomis yang tinggi. Jeruk siam digemari karena, kombinasi rasa asam dan manis menyegarkan yang terkandung pada buahnya. Adapun beberapa manfaat dari buah jeruk antara lain sebagai berikut : 1. Memilliki kandungan vitamin C yang tinggi, dapat dimakan langsung sebagai buah segar atau menjadi produk pangan olahan 2. Di beberapa negara telah diproduksi minyak dari kulit dan biji jeruk, gula tetes, alkohol dan pektin dari buah jeruk yang terbuang. Minyak kulit jeruk dipakai untuk membuat minyak wangi, sabun wangi, esens minuman dan untuk campuran kue. Sentra jeruk di Indonesia tersebar meliputi : Garut (Jawa Barat), Tawangmangu (Jawa Tengah), Batu (Jawa Timur), Tejakula (Bali), Selayar (Sulawesi Selatan), Pontianak (Kalimantan Barat), Banjar (Kalimantan Selatan) dan Medan (Sumatera Utara). Karena adanya serangan virus CVPD (Citrus Vein Phloen Degeneration), beberapa sentra penanaman mengalami penurunan produksi yang diperparah lagi oleh sistem monopoli tata niaga jeruk yang saat ini tidak berlaku lagi. Jeruk Siam Banjar merupakan komoditi hortikultura unggulan Provinsi Kalimantan Selatan dan telah dikukuhkan menjadi varietas buah unggul nasional melalui SK. Menteri Pertanian Nomor : 862/Kpts/TP.240/II/1998 tanggal 4 November 1998. Varietas jeruk ini merupakan tumbuhan lokal yang telah dibudidayakan secara luas di Kabupaten Banjar, luas penanamannya sekitar 95% dari total populasi jeruk di wilayah tersebut. Hanya sebagian kecil petani membudidayakan jeruk varietas lain (seperti varietas lokal dengan nama daerah limau kuit dan limau nipis). 1

Untuk dapat membudidayakan Jeruk siam banjar secara intensif diperlukan pengetahuan dan ketrampilan dari petugas, petani serta pelaku usaha agribisnis Jeruk siam banjar tentang teknologi budidaya Jeruk siam banjar yang baik dan benar. Melalui penerapan Good Agriculture Practices (GAP) dengan menggunakan Standard Operational Procedure (SOP) yang spesifik lokasi, spesifik komoditas dan spesifik sasaran pasarnya, akan dapat meningkatkan produktivitas dan kualitas produk yang dihasilkan petani/pelaku usaha Jeruk siam banjar sehingga mampu memenuhi kebutuhan konsumen dan memiliki daya saing tinggi dibandingkan dengan produk padanannya dari luar. B. TARGET Target yang akan dicapai dengan penerapan SOP ini adalah tercapainya produksi optimal, mutu produksi sesuai standar mutu yang telah ditetapkan serta akan mampu meningkatkan ekspor buah Jeruk Siam Banjar. 1. Target produksi buah per pohon yang akan dicapai adalah 400 500 buah per tahun. 2. Target mutu buah yang akan dicapai dengan penerapan SOP ini antara lain adalah : - Bentuk buah bulat atau oval - Kulit buah megkilat dan berwarna hijau muda kekuningan - Buah bebas dari memar dan kontaminasi OPT - Ukuran buah besar, seragam dengan kematangan serentak Kelas A : diameter > 7,1 cm atau > 151 gram/buah Kelas B : diameter 6,1 7,0 cm atau 101 150 gram/buah - Aroma khas jeruk siam dengan rasa daging buah manis segar - Tingkat kemanisan buah (kadar gula terlarut/mass SUCROSE) pada saat petik minimum 8º Brix (tingkat kematangan 85 %) C. KEGIATAN Untuk peningkatan produksi dan mutu buah Jeruk Siam Banjar, diperlukan penanganan khusus meliputi perbaikan manajemen dan aplikasi budidaya pra panen dan pasca panen di lapangan. Pada tanaman Jeruk siam banjar usia produktif, sub kegiatan yang dinilai berkaitan erat pada tujuan dan target yang ditetapkan adalah pada tahap pemangkasan, pemupukan, pengairan, penyerbukan buatan, penjarangan buah, pembungkusan buah, pengendalian hama dan penyakit, panen serta penanganan pasca panen. 2

D. KLASIFIKASI TANAMAN JERUK SIAM Ditinjau dari segi taksonominya yang mengacu pada Cronquist (1981) tanaman jeruk siam dapat diklasifikasikan ke dalam golongan tumbuhan, yaitu : Regnum : Plantae Divisio : Magnoliophyta Clasis : Magnoliopsida Sub Clasis : Diileniidae Ordo : Sapindales Famillia : Rutaceae Genus : Citrus Spesies : Citrus nobilis Varietas : Citrus nobilis Lour var.microcarpa Hassk E. SYARAT TUMBUH DAN PENYEBARANNYA 1. Iklim a. Kecepatan angin yang lebih dari 40 48% akan merontokkan bunga dan buah. Untuk daerah yang intensitas dan kecepatan anginnya tinggi tanaman penahan angin lebih baik ditanam berderet tegak lurus dengan arah angin. b. Tergantung pada spesiesnya, pada umumnya berbagai varietas jeruk memerlukan 5 6, 6 7 atau 9 bulan basah (musim hujan). Bulan basah ini diperlukan untuk perkembangan bunga dan buah agar tanahnya tetap lembab. Di Indonesia, tanaman ini sangat memerlukan air yang cukup terutama di bulan Juli Agustus. c. Temperatur optimal antara 250C - 300C namun ada yang masih dapat tumbuh normal pada 380C. Jenis jeruk siam memerlukan temperatur 200C. d. Semua jenis jeruk tidak menyukai tempat yang terlindung dari sinar matahari. e. Kelembaban optimum untuk pertumbuhan tanaman ini sekitar 70-80%. 2. Media Tanam a. Tanaman ini menyukai tanah yang gembur dan mengandung cukup air, tetapi aerasi dan drainasenya harus baik. Jeruk siam banjar bisa ditanam di tanah tegalan, tanah sawah yang kering, atau tanah rawa pasang surut yang kering pula. 3

b. Struktur tanah yang baik adalah lempung sampai lempung berpasir dengan fraksi liat 727%, debu 25-50% dan pasir < 50%, cukup humus, tata air dan udara baik. c. Jenis tanah Andosol dan Latosol sangat cocok untuk budidaya jeruk, sedangkan untuk penanaman pada jenis tanah lainnya diperlukan perlakuan agronomis yang spesifik lokasi agar dapat berproduksi baik dan rasa buahnya tidak menjadi masam. d. Derajat keasaman tanah (ph tanah) yang cocok untuk budidaya jeruk siam banjar adalah 5,5 6,5 dengan ph optimum berada pada kisaran nilai 6. e. Air tanah yang optimal berada pada kedalaman 50 200 cm di bawah permukaan tanah. Pada musim kemarau 150 cm dan pada musim hujan 50 cm. Tanaman jeruk pada umumnya menyukai air yang mengandung garam sekitar 10%. f. Jeruk siam banjar pada umumnya dibudidayakan pada kontur lahan yang datar, namun tanaman ini masih dapat tumbuh dengan baik di daerah yang memiliki kemiringan maksimal < 300. 3. Ketinggian Tempat Tinggi tempat dimana tanaman jeruk dapat dibudidayakan bervariasi dari dataran rendah sampai tinggi, tergantung pada daya adaptasi masing-masing spesies : a. Jenis Keprok Madura, Keprok Tejakula: 1 900 m dpl. b. Jenis Keprok Batu 55, Keprok Garut: 700-1.200 m dpl. c. Jenis Manis Punten, Waturejo, WNO, VLO: 300 800 m dpl. d. Jenis Siem: 1 700 m dpl. e. Jenis Besar Nambangan-Madiun, Bali, Gulung: 1 700 m dpl. f. Jenis Jepun Kasturi, Kumkuat: 1-1.000 m dpl. g. Jenis Purut: 1 400 m dpl. Di wilayah asalnya yaitu Provinsi Kalimantan Selatan, jeruk siam banjar berkembang di daerah dataran rendah yaitu antara 1 700 meter dpl. Jeruk siam banjar memiliki potensi penyebaran yang luas hampir di seluruh wilayah Indonesia, karena bisa ditanam di mana saja, baik di daerah dataran rendah sampai dataran tinggi. Pada daerah yang lebih tinggi lagi, jeruk siam banjar masih dapat tumbuh dan mampu menghasilkan buah, tetapi rasa buahnya sering asam. 4

BAB II. STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) BUDIDAYA JERUK SIAM BANJAR Standar Operasional Prosedur Nomor : SOP.JR-SB.KT I Tanggal dibuat : 01 Oktober 2014 Persiapan Lahan 4 Revisi ke... Tanggal... Disyahkan... I. PERSIAPAN LAHAN A. Definisi : Kegiatan penyiapan lahan untuk digunakan sebagai media pertumbuhan optimal bagi tanaman. B. Tujuan : Mempersiapkan lahan yang baik agar tanaman mendapatkan zone/ruang perakaran yang baik. C. Alat dan Bahan a. Kertas/alat tulis/penggaris b. Bambu/golok/pisau/palu besar c. Cangkul/sekop/garpu d. Meteran e. Tali f. Sprayer g. Herbisida h. Pupuk kandang i. Dolomit/kapur tanah 5

D. Fungsi Bahan dan Alat a. Kertas/alat tulis/penggaris, digunakan sebagai alat tulis dalam rangka pembuatan desain kebun b. Bambu/golok/pisau/palu besar, digunakan sebagai bahan dan alat membuat ajir c. Cangkul/sekop/garpu digunakan sebagai alat dalam proses pengolahan tanah d. Meteran digunakan sebagai alat pengukur luas lahan dan jarak tanam e. Tali digunakan sebagai alat untuk meluruskan lubang tanam f. Sprayer digunakan untuk mengendalikan rumput liar g. Herbisida digunakan sebagai bahan untuk mengendalikan rumput liar h. Pupuk kandang digunakan sebagai bahan untuk menggemburkan tanah i. Dolomit digunakan sebagai bahan untuk meningkatkan ph tanah E. Prosedur Pelaksanaan : a. Lakukan pemetaan dan pengukuran luas kebun b. Lakukan pengkaplingan sesuai dengan kontur dan arah sinar matahari c. Lakukan perencanaan denah kebun, yakni menentukan lokasi pengairan/irigasi, bak penampung air, jalan masuk dan keluar kebun serta tempat pengumpulan buah. d. Buat sketsa kebun e. Lakukan penebangan pada pohon besar/kecil f. Lakukan pembersihan lahan g. Lakukan pencincangan pada pohon besar/kecil menjadi bagian bagian kecil untuk memudahkan pengangkutan. h. Lakukan pembabatan dan pendongkelan akar pada lahan bersemak belukar i. Hasil pembersihan dikumpulkan diluar lokasi kebun dan kayu yang telah dipotong ditumpuk memanjang garis kontur. j. Buat teras apabila kemiringan lahan >10º 6

k. Tetapkan titik-titik calon lubang tanam dengan jarak antar lubang sekitar 5x5 meter dan buat lubang tanam berukuran 60x60x60 cm. l. Bedengan (guludan) berukuran 1x1x1 m hanya dibuat jika jeruk ditanam di tanah sawah. m. Gali lubang tanam, letakkan lapisan atas tanah (± 25 cm) secara terpisah dengan lapisan tanah yang berada di bagian bawahnya. n. Biarkan lubang tanam terbuka selama ± 2 minggu sebelum penanaman dilaksanakan. o. Campurkan pupuk kandang 20-25 kg dan kapur dolomit 1 kg per lubang tanam sebelum tanah dikembalikan pada lubang tanam. p. Catat setiap kegiatan persiapan lahan yang telah dilaksanakan. Pupuk kandang 10-20 kg Dolomit 1 kg/lubang Pupuk NPK 250 gram Gambar 1. Pembuatan lubang tanam 7

Gambar 2. Penanaman jeruk siam banjar di lahan sawah Gambar 3. Penanaman jeruk siam banjar di lahan pasang surut Di daerah rawa pasang surut, untuk menanam jeruk siem terlebih dahulu dibuat bedengan-bedengan. Di atas bedengan kemudian di buat lagi gundukan, dan di atas gundukan inilah bibit jeruk ditanam. Pembuatan gundukan dimaksudkan agar nantinya tanaman jeruk tidak terkena air pasang (Gambar 2). Di sawah dibuat gundukan dari tanah sawah setinggi 50-60 cm dan luasnya 1m² (Gambar 3). Setelah gundukan agak mengering, bibit jeruk ditanam. Sebelum tanaman berproduksi, di sekeliling gundukan masih dapat ditanami padi. Seiring dengan pertumbuhan tanaman, gundukan ditinggikan dan diperbesar. Ketika tanaman mulai berproduksi tidak ada lagi padi yang ditanam, yang ada hanyalah hamparan tanaman jeruk. Di sawah, parit-parit drainase harus dibuat untuk membuang kelebihan air bila musim hujan, dan menampung air bila musim kemarau. 8

Standar Operasional Prosedur Nomor : SOP.JR-SB.KT II Tanggal dibuat : 01 Oktober 2014 Persiapan Benih 2 Revisi ke... Tanggal... Disyahkan... II. PERSIAPAN BENIH (BIBIT) A. Definisi : Persiapan benih merupakan rangkaian kegiatan menyediakan benih jeruk siam banjar bermutu dari varietas unggul dalam jumlah yang cukup dan pada waktu yang tepat. B. Tujuan : a. Menyediakan benih bermutu varietas unggul sesuai dengan kebutuhan b. Menjamin benih bebas dari hama dan penyakit agar dapat tumbuh baik dan berproduksi optimal C. Bahan dan Alat a. Benih b. Pisau/gunting c. Gerobak doron D. Fungsi Bahan dan Alat a. Benih digunakan sebagai bahan tanaman b. Pisau/gunting untuk memotong polybag c. Gerobak dorong digunakan untuk mengangkut benih ke lokasi lahan. d. Cangkul/sekop/garpu digunakan sebagai alat bantu dalam penanaman 9

E. Prosedur Pelaksanaan : a. Sediakan benih sesuai dengan luas lahan (80 pohon/ha) ditambah 10% cadangan untuk penyulaman b. Gunakan benih bermutu, bersertifikat dan berlabel biru dengan spesifikasi sebagai berikut : - Benih jeruk yg biasa ditanam berasal dari perbanyakan vegetatif (okulasi/grafting) - Tinggi benih 75 100 cm dan diameter batang 2-3 cm - Warna batang hijau kecoklatan, batang lurus dengan permukaan batang halus - Benih yang dipilih sebaiknya telah berumur 12 bulan atau lebih setelah diokulasi - Benih bebas dari serangan hama dan penyakit - Memiiki banyak akar serabut dan akar tunggang berukuran sedang c. Jaminan mutu dan produk (label/sertifikat) harus dicatat dan disimpan. d. Catat setiap kegiatan persiapan benih yang telah dilaksanakan Gambar 4. Benih/bibit jeruk siam banjar siap tanam 10

Standar Operasional Prosedur Penanaman Nomor : SOP.JR-SB.KT III 3 Revisi ke... Tanggal... Tanggal dibuat : 01 Oktober 2014 Disyahkan... III. PENANAMAN A. Definisi : Merupakan rangkaian kegiatan menanam hingga tanaman berdiri tegak dan siap tumbuh di lapangan. B. Tujuan : Menjamin benih yang ditanam tumbuh optimal C. Bahan dan Alat a. Benih jeruk siam banjar bermutu, bersertifikat dan berlabel biru b. Cangkul/Sekop/garpu c. Gerobak dorong d. Pupuk kandang dan pupuk pabrik (an organik) e. Pisau/gunting f. Ajir g. Daun kelapa/pakis/pelepah salak D. Fungsi Bahan dan Alat a. Benih jeruk siam banjar bermutu/berlabel, digunakan sebagai bahan yang akan ditanam pada lubang tanam yang telah disiapkan b. Cangkul/Sekop/Garpu digunakan pada saat pengolahan lahan 11

c. Gerobak dorong digunakan untuk mengangkut benih dan sisa-sisa kotoran pada saat penanaman. d. Pupuk kandang/pupuk anorganik digunakan sebagai nutrisi yang diperlukan bagi pertumbuhan awal tanaman. e. Pisau/gunting digunakan untuk memotong kantong plastik/polybag. f. Ajir digunakan sebagai bahan untuk menopang tanaman g. Daun kelapa/pakis/pelepah salak digunakan untuk naungan E. Prosedur Pelaksanaan : a. Lakukan penanaman pada awal musim hujan pada sore hari agar benih mempunyai kesempatan memperoleh udara sejuk pada malam hari dan tidak langsung mendapat cahaya matahari. b. Periksa kondisi lubang tanam c. Hitung jumlah benih yang akan ditanam d. Benih diangkut ke lokasi penanaman (dekat lubang tanam) e. Buka polybag dengan cara menggunting terlebih dahulu bagian samping setelah itu bagian bawah secara hati-hati. f. Pilih dan periksi benih yang tumbuh lurus dan perakarannya banyak. Atur posisi akar agar jangan ada yang terlipat, bila akar terlalu panjang sebaiknya dipotong saja g. Letakkan benih tegak lurus dan hadapkan ke arah datangnya angin agar tunas tempelan tidak patah. Bila benih sambung, arahkan celah sambungan tegak lurus dengan arah angin h. Tanam benih + 5 cm di atas pangkal batang. Khususnya untuk bibit okulasi, sebaiknya tanah tidak sampai menutupi batang pada sambungan okulasinya. i. Tutup lubang tanam dengan tanah galian bagian topsoil yang dibiarkan terbuka selama 1-2 minggu sebelumnya dan tekan sedikit disamping tanah bekas polybag j. Setelah benih ditanam, tancapkan batang kayu/bambu disisi tanaman sebagai ajir, agar tanaman dapat tumbuh tegak lurus ke atas. 12

k. Ikat antara batang tanaman dan ajir dengan tali. Ikatan diusahakan tidak tidak terlalu kencang. l. Lakukan pengurangan daun dan cabang yang berlebihan m Buat naungan dari daun kelapa/pakis/pelepah salak, rumput kering atau anyaman bambu sebagai pelindung tanaman n. Lakukan penyiraman setelah penanaman o. Catat proses kegiatan penanaman benih. Gambar 5. Cara penanaman benih jeruk siam banjar 13

Standar Operasional Prosedur Nomor : SOP.JR-SB.KT IV Tanggal dibuat : 01 Oktober 2014 Pemangkasan 6 Revisi ke... Tanggal... Disyahkan... IV. PEMANGKASAN Pemangkasan tanaman jeruk siam banjar ada dua jenis yaitu : 1. Pemangkasan bentuk 2. Pemangkasan pemeliharaan 3. Pemangkasan pengaturan produksi Pemangkasan Bentuk A. Definisi Kegiatan memotong bagian tanaman yang itdak diiginkan agar tanaman mempunyai bentuk yang ideal sesuai yang diinginkan. B. Tujuan : Bertujuan untuk mendapatkan bentuk tanaman seperti yang diinginkan (tajuk rendah dan melebar). C. Bahan dan Alat a. Gunting pangkas/gergaji pangkas b. Meni/pupuk daun (PPC) c. Kuas halus/tangga 14

D. Fungsi : a. Gunting pangkas digunakan untuk memotong tunas, ranting dan cabang kecil. b. Gergaji pangkas digunakan untuk memotong cabang besar. c. Meni digunakan sebagai pelapis/penutup luka bekas pangkasan. d. Pupuk daun PPC digunakan untuk merangsang pertumbuhan vegetatif e. Kuas halus digunakan untuk mengoleskan meni pada bekas bagian tanaman yang dipangkas f. Tangga digunakan untuk mencapai bagian tanaman yang tidak bisa dijangkau oleh tangan untuk melakukan pemangkasan. E. Prosedur Pelaksanaan: Pemangkasan dengan sistem 1,3,9 adalah suatu rekayasa teknologi dengan cara pengaturan pertumbuhan ranting yaitu, batang utama yang dipelihara hanya 1 batang, cabang utama kedua hanya 3 cabang, dan masing-masing cabang hanya mengembangkan 3 ranting, sehingga menjadi 9 ranting. a. Pemangkasan bertujuan untuk mengatur tinggi tanaman, memudahkan perawatan, membentuk percabangan (1,3,9) agar tanaman kokoh dan seimbang, memudahkan sinar matahari masuk ke seluruh permukaan daun, sehingga pertumbuhan normal, memperbaiki kualitas buah, baik ukuran, warna, maupun jumlah. Selain itu juga untuk memperbanyak tunas baru yang memunculkan bunga, buah dan mengurangi kerimbunan pohon untuk mencegah tumbuhnya jamur dan penyakit. b. Waktu pemangkasan dilakukan secara berkala saat tanaman tumbuh sehat untuk pembentukan percabangan pertama, setelah pemupukan, saat penjarangan buah dan setelah panen. c. Ketika batang utama tanaman sudah tumbuh sekitar 70 cm (umur 4-6 bulan), semua cabang yang tumbuh di atasnya harus dipangkas. 15

d. Setelah tumbuh cabang pada batang utama, pilih hanya 3 cabang yang akan dikembangkan. Pemilihan cabang dilihat berdasarkan jarak yang simetris, artinya tidak terlalu berdekatan antara cabang yang satu dengan lainnya> Cabang lain yang tidak dipelihara agar dipotong. e. Setelah cabang mencapai ukuran sekitar 25 30 cm (satu depa) lakukan pemilihan masing-masing cabang hanya 3 ranting, dan ranting lainnya di potong. Dengan demikian sudah terbentuk tanaman dengan sistem 1 batang, 3 cabang dan 9 ranting. f. Bagian tanaman yang dipangkas diolesi dengan meni. g. Catat setiap kegiatan pemangkasan yang telah dilaksanakan Gambar 6. Model pemangkasan bentuk sistem 1,3,9 Kelebihan pemangkasan sistem 1,3,9 antara lain : a. Produktivitas buah tinggi, karena sinar matahari masuk kesemua pori-pori dan merangsang fotosintesis, sehingga mempercepat pembuahan. b. Ukuran dan kualitas jeruk lebih seragam, c. Kulit jeruk tipis dan buahnya banyak. 16

d. Tanaman bisa terhindar dari penyakit Diplodia yang menyebabkan pengeringan dan pelayuan tanaman, karena terlalu lembab. Hal ini bisa terjadi, karena sinar matahari bisa menyinari tanaman secara merata. Yang menyebabkan kelembaban dibawah kanopi menjadi berkurang Dengan demikian tanaman akan berumur lebih panjang. e. Pemeliharaan relatif lebih mudah dan murah, karena yang dipelihara hanya 1 batang, 3 cabang dan 9 ranting. f. Batang lebih kokoh dan tidak mudah roboh, karena tumbuh secara simetris menyerupai bonsai, sehingga antara batang, cabang dan ranting saling menopang Pemangkasan Pemeliharaan A. Definisi Merupakan rangkaian kegiatan membuang cabang/ranting yang tidak bermanfaat dan mengendalikan pertumbuhan tanaman yang berlebihan. B. Tujuan Untuk mengoptimalkan pertumbuhan tanaman dan menghambat perkembangbiakan OPT. C. Alat dan Bahan a. Gunting pangkas b. Gergaji pangkas c. Meni/parafin d. Kuas halus e. Tangga f. Pupuk daun PPC 17

D. Fungsi a. Gunting pangkas digunakan untuk memotong tunas, ranting dan cabang kecil b. Gergaji pangkas diguanakan untuk memotong cabang besar c. Meni/parafin digunakan sebagai pelapis/penutup luka bekas pangkasan d. Kuas halus digunakan untuk mengoleskan meni/parafin pada bekas bagian tanaman yang dipangkas. e. Tangga digunakan untuk mencapai bagian tanaman yang tidak bisa dijangkau oleh tangan untuk dilakukan pemangkasan. E. Prosedur Pelaksanaan: a. Pemangkasan ini disebut juga pemangkasan rutin, dilakukan setiap tahun baik terhadap tanaman jeruk yang belum menghasilkan maupun yang sudah menghasilkan. b. Pemangkasan dilaksanakan pada setiap permulaan musim hujan, bekas pemangkasan dilumuri dengan Meni agar tidak terkena infeksi bakteri. c. Bagian-bagian tanaman yang haru dipangkas adalah : - Tunas yang tumbuh searah batang pokok. - Ranting yang tumbuh ke dalam. - Ranting yang bertumpang tindih. - Ranting yang mulai mengering dan sudah mati. - Ranting yang sudah tumbuh pada batang bawah. - Cabang yang tumbuh dekat dengan tanah. - Cabang yang menunduk ke bawah. d. Apabila tanaman telah mencapai tinggi 3-5 meter, ujung tanaman selalu dipangkas supaya tingginya tetap. e. Apabila tajuk sudah saling bertemu, ujung cabang juga perlu dipangkas pada batas yang kulitnya berwarna hijau keabu-abuan agar tumbuh ranting yang sehat. f. Catat setiap kegiatan pemangkasan yang telah dilaksanakan 18

Pemangkasan Pengaturan Produksi A. Definisi 1. Kegiatan membuang cabang/ranting, daun dan akar yang tumbuh terlalu lebat untuk pengoptimalkan produksi. 2. Perlakuan teknis untuk megurangi aktivitas vegetatif tanaman sehingga menstimulir pembentukan bunga. B. Tujuan Mengatur keseimbangan seluruh bagian tanaman sehingga produksi buah dapat optimal. C. Alat dan Bahan a. Gunting pangkas b. Gergaji pangkas c. Meni/Parafin d. Kuas halus e. Tangga f. Cangkul D. Fungsi a. Gunting pangkas digunakan untuk memotong tunas, ranting dan cabang kecil serta penjarangan buah b. Gergaji pangkas diguanakan untuk memotong cabang besar c. Meni/Parafin digunakan sebagai pelapis/penutup luka bekas pangkasan d. Kuas halus digunakan untuk mengoleskan meni/parafin pada bekas bagian tanaman yang dipangkas. e. Tangga digunakan untuk mencapai bagian tanaman yang tidak bisa dijangkau oleh tangan untuk dilakukan pemangkasan. 19

f. Cangkul digunakan untuk menggali tanah di sekitar perakaran tanaman g. Pemangkasan terhadap tepi akar guna merangsang pembungaan tanaman dapat dilakukan dengan gunting pangkas. E. Prosedur Pelaksanaan: a. Apabila tanaman jeruk terlalu cepat tumbuh, tetapi kurang/tidak berbunga dapat diperbaiki dengan cara memangkas akar. b. Pemangkasan ini harus dilakukan dengan hati-hati dan dibatasi hanya akarakar yang kecil saja. c. Pemangkasan akar yang besar dan dalam jumlah banyak akan mengakibatkan tanaman kurang baik tumbuhnya atau bahkan mengakibatkan kematian. d. Tanaman yang sangat rindang tumbuhnya biasanya produksinya kurang, untuk itu selain pemangkasan akar perlu dilakukan pemangkasan terhadap batang, cabang dan daun. e. Untuk memperoleh buah jeruk yang berukuran besar perlu dilakukan pemangkasan buah atau penjarangan buah, karena pohon yang berbuah terlalu lebat akan mengakibatkan ukuran buahnya kecil dan dapat merusak dahan. f. Pada kegiatan pemangkasan ada beberapa hal yang harus diperhatikan untuk memperoleh hasil yang baik. g. Dahan yang besar jangan sampai terbelah karena kan menjadi sarang penyakit. Pemangkasan dilakukan dengan alat yang tajam (sebaiknya gunting pangkas). h. Luka bekas potongan gergaji sebaiknya dilicinkan dengan pisau tajam. i. Luka yang besar harus dilumuri dengan meni/parafin. j. Selanjutnya dahan dan daun sisa pemangkasan sebaiknya dibakar agar tidak menjadi sarang hama dan penyakit. f. Catat setiap kegiatan pemangkasan yang telah dilaksanakan 20

Standar Operasional Prosedur Nomor : SOP.JR-SB.KT V Tanggal dibuat : 01 Oktober 2014 Pemupukan 7 Revisi ke... Tanggal... Disyahkan... V. PEMUPUKAN Pemupukan pada tanaman jeruk siam banjar dibedakan menjadi 2 bagian yaitu : Pemupukan untuk tanaman belum menghasilkan (fase juvenil) dan Pemupukan untuk tanaman sudah menghasilkan Pemupukan untuk tanaman belum menghasilkan : A. Definisi Proses kegiatan pemberian nutrisi pada tanaman yang belum menghasilkan agar kondisi unsur hara dalam tanah yang dibutuhkan tanaman dapat memenuhi kebutuhan. B. Tujuan Untuk mendapatkan pertumbuhan optimal tanaman serta mempertahankan status hara tanah. C. Bahan dan Alat a. Pupuk kandang (organik) dan pupuk pabrik (pupuk anorganik) b. Cangkul c. Ember/gayung d. Gerobak dorong e. Alat ukur 21

D. Fungsi : a. Pupuk kandang (organik) dan pupuk pabrik (pupuk anorganik), digunakan sebagai unsur tambahan hara/nutrisi yang dibutuhkan tanaman. b. Cangkul berfungsi untuk menggali tanah c. Ember/gayung sebagai tempat/wadah air d. Gerobak dorong digunakan untuk mengangkut bahan dan alat ke lokasi pemupukan. e. Alat ukur digunakan untuk mengukur jumlah/dosis pupuk yang diberikan E. Prosedur Pelaksanaan: a. Hitung jumlah pupuk berdasarkan dosis pupuk dan jumlah tanaman b. Sediakan bahan/pupuk yang akan digunakan, sesuai kebutuhan c. Cara memupuknya, tanah di bawah tajuk daun terluar digali melingkar dibuat parit kecil sedalam 20-30 cm, lalu pupuk ditaburkan dalam parit sekeliling di bawah tajuk daun terluar dan ditutup kembali dengan tanah. d. Untuk tanaman yang belum berbuah, pemupukan dilakukan 2x setahun pada awal dan akhir musim hujan, masing-masing setengah dosis yang ditentukan. e. Waktu pemupukan sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan. f. Lakukan penyiraman setelah pemupukan g. Untuk mendapatkan rasa buah yang manis dan kulit buah yang mulus, pada pemupukan pertama dan kedua, urea diganti dengan ZA, dan KCI diganti ZK. Tetapi selanjutnya memakai urea dan KCI lagi. Pupuk kandang diberikan sekali dalam setahun, waktu pemberiannya bersama pemupukan ketiga (bagi tanaman yang sudah berbuah). Untuk tanaman yang belum berbuah, pupuk kandang diberikan pada awal musim hujan. h. Catat setiap kegiatan pemupukan yang telah dilaksanakan. 22

Tabel 1. Pedoman perkiraan dosis pemupukan jeruk siam banjar Umur Tanaman (Tahun) Pupuk Kandang (Blek/Tahun) Urea TSP KCI (Gram/Tahun) Saat Tanam 3 100 100 50 1 3 4 200 300 100 250 100 200 2 4 300 400 150 200 150 200 3 6 400 500 200 250 200 250 4 8 500 600 200 300 250 300 5 10 600 800 300 400 300 400 6 14 800 1000 400 500 400 500 7 16 1000 1200 500 600 500 600 8 18 1200 1400 600 700 600 700 9 20 1400 1600 600 800 600 800 Gambar 7. Pembuatan alur pemberian pupuk 23

Pemupukan untuk tanaman sudah menghasilkan : A. Definisi Proses kegiatan pemberian nutrisi pada tanaman yang telah menghasilkan agar kondisi unsur hara dalam tanah yang dibutuhkan tanaman dapat memenuhi kebutuhan. B. Tujuan a. Untuk mendapatkan pertumbuhan optimal tanaman b. Mempertahankan status hara tanah. c. Meningkatkan mutu buah (bentuk, rasa dan ukuran) d. Meningkatkan produktivitas tanaman/pohon C. Bahan dan Alat a. Pupuk kandang (organik) dan pupuk pabrik (pupuk anorganik) b. Cangkul c. Ember/Gayung/ Gerobak dorong D. Fungsi : a. Pupuk kandang (organik) dan pupuk pabrik (pupuk anorganik), digunakan sebagai unsur tambahan hara/nutrisi yang dibutuhkan tanaman. b. Cangkul berfungsi untuk menggali tanah c. Ember/gayung sebagai tempat/wadah air d. Gerobak dorong digunakan untuk mengangkut bahan dan alat ke lokasi pemupukan. 24

E. Prosedur Pelaksanaan : Lakukan penyiraman secukupnya pada permukaan tanah (hindari genangan air) sebelum dilakukan pemupukan a. untuk tanaman yang sudah berbuah, pemupukan dilakukan 3x setahun. Pemupukan pertama dilakukan sebelum bunga muncul, sebanyak 2/5 bagian dari dosis per tahunnya. Pemupukan kedua pada saat pemasakan buah sebanyak 1/5 bagian, dan sisanya diberikan beberapa saat setelah panen. b. Lakukan pemberian pupuk dengan cara pupuk diberikan dibawah ujung sampai sepertiga bagian ujung tajuk tanaman dengan cara menabur di dalam alur dangkal atau beberapa lobang dangkal (5-7 cm) melingkar tajuk tanaman, bisa juga dengan cara ditugal, kemudian ditutup. c. Waktu pemupukan sebaiknya dilakukan pada awal musim penghujan. d. Lakukan penyiraman setelah pemupukan e. Selain pupuk organik dan anorganik, tanaman boleh diberi zat pengatur tumbuh, misalnya Atonik, Dekamon atau Dharmasri. Penyemprotan zat perangsang ini dilakukan sebelum tanah berbunga hingga pentil buah mulai terbentuk f. Catat semua kegiatan pemupukan yang telah dilaksanakan. Gambar 8. Panduan pertambahan jarak pemberian pupuk setiap tahun 25

Gambar 9. Alur pemberian pupuk yang sesuai dengan tajuk tanaman Gejala tanaman kekurangan unsur hara N adalah bentuk daun tidak normal, warna menguning dimulai dari tulang daun dan akhirnya menjalar ke seluruh daun. Gejala mula-mula tampak pada daun yang sudah tua kemudian dengan cepat menjalar ke daun yang lebih muda. Adapun gejala tanaman kekurangan unsur hara P adalah tanaman kerdil, daun berwarna hijau tua, berukuran kecil dan berdiri tegak. Bila berlanjut, daun akan berwarna perunggu dan ranting-ranting mati. Buahnya sedikit, berukuran kecil, berkulit tebal, berwarna tua, rasanya sangat masam. Sedangkan gejala tanaman kekurangan unsur hara K adalah daun menguning dimulai dari tepi-tepinya dan menjalar ke arah tulang daun, bagian yang menguning kemudian mengering dan berubah warna menjadi kecoklatan, dan tulang daun tetap hijau. Pertumbuhan tanaman terhambat, tanaman kerdil dan tangkai daun terkulai. Buah kerdil, rasa masam, dan cepat gugur. 26