PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DAN EKOSISTEM PANTAI

dokumen-dokumen yang mirip
RPI 1. KONSERVASI DAN REHABILITASI KAWASAN HUTAN DAN LAHAN

RAPAT EVALUASI KEGIATAN BADAN LITBANG KEHUTANAN

KONTRIBUSI (PERAN) SEKTOR KEHUTANAN DALAM PENANGANAN PERUBAHAN IKLIM

PERMASALAHAN DAN PERTANYAAN PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. (21%) dari luas total global yang tersebar hampir di seluruh pulau-pulau

RPI LITBANG KONSERVASI DAN REHABILITASI TAHUN DAN RENJA PUSKONSER 2015

Wilayah Kerja BPK Makassar : 11/19/2014 EVALUASI CAPAIAN KEGIATAN LITBANG BPK MAKASSAR TAHUN

2. Dinamika ekosistem kawasan terus berubah (cenderung semakin terdegradasi),

Pengelolaan DAS terpadu

Implementasi PUG Badan Litbang Kehutanan

CAPAIAN RENSTRA BALAI PENELITIAN KEHUTANAN AEK NAULI

KEMENTERIAN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN J A K A R T A

Teknologi penanaman jenis mangrove dan tumbuhan pantai pada tapak khusus

KODEFIKASI RPI 4. Pengelolaan Hutan Mangrove

SINTESIS RPI 5 : PENGELOLAAN HUTAN RAWA GAMBUT

RPI 8: PENGELOLAAN HHBK

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KUALITAS LINGKUNGAN UNTUK PENGUATAN TUPOKSI UNIT PELAKSANA TUGAS (UPT) DI BALITBANG DAN INOVASI

27/05/2015. Bogor, 26 Mei 2015

REVIEW SERAPAN ANGGARAN TAHUN 2013 DAN PELAKSANAAN TAHUN Oleh: Sekretaris Badan Litbang Kehutanan

RPI 4. DAFTAR ISI KONSERVASI & PEMANFAATAN MIKROBA HUTAN TROPIS F O R D A

Teknik silvikultur intensif di hutan alam bekas tebangan. Dampak penerapan sistem silvikultur terhadap perubahan lingkungan Hutan Alam Produksi

RAPAT KOORDINASI TEKNIS

Struktur organisasi Badan Litbang Kehutanan

KODEFIKASI RPI 11. Model Pengelolaan Kawasan Konservasi Berbasis Ekosistem

PENDAHULUAN. Indonesia memiliki hutan mangrove yang terluas di dunia. Hutan

CAPAIAN OUTPUT DAN OUTCOME

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan garis pantai sepanjang

Overview Konsep Renstra dan Proses Focus Group Discussion

DEPARTEMEN KEHUTANAN BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN KEHUTANAN J A K A R T A

1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III KERANGKA BERPIKIR DAN KONSEP PENELITIAN. Mangrove merupakan ekosistem peralihan, antara ekosistem darat dengan

Evaluasi Kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. fauna yang hidup di habitat darat dan air laut, antara batas air pasang dan surut.

BAB I PENDAHULUAN. Wilayah pesisir Indonesia memiliki luas dan potensi ekosistem mangrove

19/11/2014. Disampaikan pada: RAPAT EVALUASI LITBANG HOTEL PERMATA, 13 NOVEMBER 2014 OUTLINE

ARAHAN Penyusunan Program Litbang (RENSTRA) dan Kegiatan Penelitian Integratif (RPI) BADAN LITBANG KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun terendam air, yang masih dipengaruhi oleh sifat-sifat laut seperti pasang

BAB I PENDAHULUAN. saling berkolerasi secara timbal balik. Di dalam suatu ekosistem pesisir terjadi

BAB III KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. tertentu dan luasan yang terbatas, 2) Peranan ekologis dari ekosistem hutan

PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 26 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PEMANFAATAN HUTAN HAK MENTERI KEHUTANAN,

MENTERI KEHUTANAN REPUBLIK INDONESIA. PERATURAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR : P.26/Menhut-II/2005

I. PENDAHULUAN. Menurut Tomlinson(1986), mangrove merupakan sebutan umum yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia yang terdiri dari

BAB I PENDAHULUAN. Ekosistem mangrove adalah suatu sistem yang terdiri atas berbagai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pesisir memiliki peranan sangat penting bagi berbagai organisme yang berada di

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki pulau dengan garis pantai sepanjang ± km dan luas

KERANGKA KERJA RPPI PENGEMBANGAN

PENGEMBANGAN ORGANISASI UNIT PELAKSANA TUGAS (UPT) LINGKUP BADAN LITBANG DAN INOVASI PASCA LAHIRNYA KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP DAN KEHUTANAN

KATA PENGANTAR. Bogor, September Kepala Pusat, Ir. Adi Susmianto, M.Sc NIP

RAKORNIS Badan Litbang dan Inovasi Balikpapan, Juni 2015

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA JUDUL PROGRAM STRATEGI PEMULIHAN KERUSAKAN VEGETASI MANGROVE DI KAWASAN SUAKA MARGASATWA PULAU RAMBUT

VIII. KEBIJAKAN PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE BERKELANJUTAN Analisis Kebijakan Pengelolaan Hutan Mangrove

PENDAHULUAN. beradaptasi dengan salinitas dan pasang-surut air laut. Ekosistem ini memiliki. Ekosistem mangrove menjadi penting karena fungsinya untuk

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang .

BAB I PENDAHULUAN. terdapat di Asia Tenggara. Indonesia dikenal sebagai negara dengan hutan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dari buah pulau (28 pulau besar dan pulau kecil) dengan

I. PENDAHULUAN. Hutan mangrove merupakan komunitas vegetasi pantai tropis dan subtropis yang

TINJAUAN PUSTAKA. lainnya yang berbahasa Melayu sering disebut dengan hutan bakau. Menurut

PENDAHULUAN. garis pantai sepanjang kilometer dan pulau. Wilayah pesisir

Rehabilitasi dan Restorasi Hutan Mangrove di Kalimantan Selatan. Wawan Halwany Eko Priyanto

Hutan Mangrove Segara Anakan Wisata Bahari Penyelamat Bumi

adalah untuk mengendalikan laju erosi (abrasi) pantai maka batas ke arah darat cukup sampai pada lahan pantai yang diperkirakan terkena abrasi,

MATRIKS RENCANA KERJA TA DINAS KEHUTANAN PROVINSI SULAWESI SELATAN

TENTANG HUTAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEHUTANAN,

PEDOMAN RETENSI ARSIP SEKTOR PEREKONOMIAN URUSAN KEHUTANAN

BAB I PENDAHULUAN. pantai sekitar Km, memiliki sumberdaya pesisir yang sangat potensial.

SINTESA RPI: AGROFORESTRY. Koordinator: Encep Rachman

Brainstroming Program Litbang Disampaikan oleh: Sekretaris Badan Litbang Kehutanan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Wilayah pesisir dan lautan Indonesia terkenal dengan kekayaan

Laporan dan Pengantar Pembahasan Program Litbang Kehutanan Tahun Disampaikan oleh: Sekretaris Badan Litbang Kehutanan

SINTESIS HASIL LITBANG RPI 4. Pengelolaan Hutan Mangrove dan Ekosistem Pantai

WANDA KUSWANDA, S.HUT, MSC

VISI, MISI & SASARAN STRATEGIS

KEANEKARAGAMAN HAYATI (BIODIVERSITY) SEBAGAI ELEMEN KUNCI EKOSISTEM KOTA HIJAU

Laporan Akhir Kajian Iventarisasi Potensi Sumber Daya Alam di Kabupaten Pelalawan Tahun KATA PENGANTAR... i DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL...

Tembusan: 3. Kepala BOSDM LIPI; 4. Sekretaris Badan Penelitian dan Pengembangan dan Diklat, Kementerian Agama; 5. Sekretaris Bappeda Prov.

Kata kunci: rehabilitasi, mangrove, silvofhisery

Draft Rencana Pengembangan Integratif

Tabel 7.1. Keadaan pegawai Badan Litbang Kehutanan berdasarkan jabatan tahun

C. BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG SUB BIDANG URAIAN

C. BIDANG KEHUTANAN SUB SUB BIDANG SUB BIDANG URAIAN

I. PENDAHULUAN. Hutan mangrove merupakan ekosistem hutan yang terdapat di daerah pantai dan

Oleh: PT. GLOBAL ALAM LESTARI

BAB I PENDAHULUAN. Karena berada di dekat pantai, mangrove sering juga disebut hutan pantai, hutan

DEPARTEMEN KEHUTANAN DIREKTORAT JENDERAL REHABILITASI LAHAN DAN PERHUTANAN SOSIAL PEDOMAN INVENTARISASI DAN IDENTIFIKASI LAHAN KRITIS MANGROVE

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

BIDANG KEHUTANAN. SUB BIDANG SUB SUB BIDANG RINCIAN URUSAN DAERAH 1. Inventarisasi Hutan

sebagai Kawasan Ekosistem Esensial)

BAB I. PENDAHULUAN. pulau-nya dan memiliki garis pantai sepanjang km, yang merupakan

PENDAHULUAN. pengelolaan kawasan pesisir dan lautan. Namun semakin hari semakin kritis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem dengan fungsi yang unik dalam lingkungan

LAKIP. Tahun Kementerian Kehutanan. Badan Litbang Kehutanan. Badan Penelitian dan Pengembangan Kehutanan

I. PENDAHULUAN. limbah dari pertanian dan industri, serta deforestasi ilegal logging (Nordhaus et al.,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. kesempatan untuk tumbuhan mangrove beradaptasi (Noor dkk, 2006). Hutan

1.1 Struktur organisasi Badan Litbang Kehutanan

SUB BIDANG SUB SUB BIDANG PEMERINTAHAN DAERAH

Transkripsi:

SINTESIS RPI 4 PENGELOLAAN HUTAN MANGROVE DAN Koordinator Endro Subiandono Pusat Litbang Konservasi dan Rehabilitasi Bogor, 2015

Luaran RPI-4 dan Strategi Pencapaiannya Melalui berbagai Kegiatan Penelitian SASARAN LUARAN KEGIATAN INSTITUSI a) Tersedianya teknologi penanaman dan rehabilitasi mangrove dan ekosistem pantai. 4.1. TEKNOLOGI PENANAMAN JENIS TUMBUHAN PADA TAPAK KHUSUS. 4.2. MODEL KELEMBAGAAN KONSERVASI DAN REHABILITASI. 4.1.1. Teknik penanaman pada delta terdegradasi. 4.1.2. Teknik penanaman pada areal terabrasi dan pulau-pulau kecil. 4.2.1. Kajian sistem kelembagaan konservasi dan rehabilitasi ekosistem mangrove dan pantai. BPTK-SDA Samboja BPK Aek Nauli; BPK Palembang; BPK Manado; BPK Makassar P3KR b) Tersedianya informasi proses ekologis di hutan mangrove dan ekosistem pantai. 4.3. INFORMASI PERAN DALAM PEMELIHARAAN KUALITAS LINGKUNGAN. 4.3.1. Kajian penjerapan polutan perairan oleh jenis-jenis mangrove. 4.3.2. Kajian peran jenis-jenis mangrove dalam penjeratan sedimen terlarut. 4.3.3. Kajian keragaman satwa dan mikroorganisme hutan mangrove dan ekosistem pantai. P3KR BPTK-PDAS Solo BPK Makassar; BPK Manokwari 4.4.1. Kajian potensi sumber pangan jenis-jenis mangrove. P3KR c)tersedianya model pemanfaatan biodiversitas hutan mangrove dan ekosistem pantai. 4.4. STATUS POTENSI DAN NILAI MANFAAT. 4.5. MANFAAT SOSIAL EKONOMI KONSERVASI HUTAN. 4.4.2. Kajian potensi jasa lingkungan hutan mangrove dan ekosistem pantai. 4.4.3. Kajian distribusi dan perubahan tutupan mangrove. 4.5.1. Kajian valuasi ekonomi konservasi hutan mangrove dan ekosistem pantai. 4.5.2. Kajian model kemitraan pemanfaatan hutan dan jenis-jenis tumbuhan mangrove. P3KR; BPTK-SDA Samboja P3KR P3KR; BPK Makassar P3KR; Kupang BPK

Kegiatan Penelitian dan Institusi Pelaksana RPI-4 LUARAN KEGIATAN LITBANG KODE KGT & INSTITUSI TAHUN USULAN 2010 2011 2012 2013 2014 4.1.1. Teknik penanaman pada delta terdegradasi. 4.1.1.16 x x x x x 4.1. TEKNOLOGI PENANAMAN JENIS TUMBUHAN PADA TAPAK KHUSUS. 4.2. MODEL KELEMBAGAAN KONSERVASI DAN REHABILITASI. 4.3. INFORMASI PERAN DALAM PEMELIHARAAN KUALITAS LINGKUNGAN. 4.4. STATUS POTENSI DAN NILAI MANFAAT MANGROVE DAN. 4.5. MANFAAT SOSIAL EKONOMI KONSERVASI HUTAN. 4.1.2. Teknik penanaman pada areal terabrasi dan pulau-pulau kecil. 4.2.1. Kajian sistem kelembagaan konservasi dan rehabilitasi ekosistem mangrove dan pantai. 4.3.1. Kajian penjerapan polutan perairan oleh jenisjenis mangrove. 4.3.2. Kajian peran jenis-jenis mangrove dalam penjeratan sedimen terlarut. 4.3.3. Kajian keragaman satwa dan mikroorganisme hutan mangrove dan ekosistem pantai. 4.4.1. Kajian potensi sumber pangan jenis-jenis mangrove. 4.4.2. Kajian potensi jasa lingkungan hutan mangrove dan ekosistem pantai. 4.4.3. Kajian distribusi dan perubahan tutupan mangrove. 4.5.1. Kajian valuasi ekonomi konservasi hutan mangrove dan ekosistem pantai. 4.5.2. Kajian model kemitraan pemanfaatan hutan dan jenis-jenis tumbuhan mangrove. 4.1.2.7 x x x x x 4.1.2.9 - - x x x 4.1.2.17 - - x x x 4.1.2.18 x x x - - 4.2.1.1 - - x x x 4.3.1.1 x x - - - 4.3.2.12 - x x x x 4.3.3.18 x x x - - 4.3.3.19 - - x x x 4.4.1.1 x x - - - 4.4.2.1 - - - x x 4.4.2.16 x x x x - 4.4.3.1 - - x x x 4.5.1.1 - - - x x 4.5.1.18 x x x - - 4.5.2.1 x x x x x 4.5.2.14 x x x x x

TARGET OUTPUT RPI 2010-2014 SINTESA OUTPUT 1 OUTPUT 2 OUTPUT 3 OUTPUT 4 OUTPUT 5 TEKNOLOGI MODEL INFORMASI STATUS MANFAAT PENANAMAN KELEMBAGAAN PERAN POTENSI DAN SOSIAL JENIS KONSERVASI NILAI MANFAAT EKONOMI DAN KONSERVASI TUMBUHAN REHABILITASI DALAM HUTAN PADA PEMELIHARAAN TAPAK KHUSUS KUALITAS LINGKUNGAN 2 Kegiatan Penelitian di 5 UPT 1 Kegiatan Penelitian di Puskonser 3 Kegiatan Penelitian di Puskonser dan 3 UPT 3 Kegiatan Penelitian di Puskonser dan 1 UPT 2 Kegiatan Penelitian di Puskonser dan 2 UPT

REALISASI OUTPUT RPI 2010-2014 SINTESA OUTPUT 1 OUTPUT 2 OUTPUT 3 OUTPUT 4 OUTPUT 5 TEKNOLOGI MODEL INFORMASI STATUS MANFAAT PENANAMAN KELEMBAGAAN PERAN POTENSI DAN SOSIAL JENIS KONSERVASI NILAI MANFAAT EKONOMI DAN KONSERVASI TUMBUHAN REHABILITASI DALAM HUTAN PADA PEMELIHARAAN TAPAK KHUSUS KUALITAS LINGKUNGAN BPTK-SDA Samboja; BPK Aek Nauli; BPK Palembang; BPK Manado; BPK Makassar Puskonser Puskonser; BPTK-PDAS Solo; BPK Makassar; BPK Manokwari Puskonser dan BPTK-SDA Samboja Puskonser; BPK Makassar; BPK Kupang

Alur Pikir Rencana dan Sintesis Hasil dalam RPI 4

Alur Pikir Rencana dan Sintesis Hasil dalam RPI 4 STATUS POTENSI DAN NILAI MANFAAT Informasi proses ekologis di hutan mangrove dan ekosistem SINTESA pantai INFORMASI PERAN MANGROVE DAN DALAM PEMELIHARAAN KUALITAS LINGKUNGAN Model pemanfaatan biodiversitas hutan mangrove dan ekosistem pantai MODEL KELEMBAGAAN KONSERVASI DAN REHABILITASI MANGROVE DAN Teknologi penanaman dan rehabilitasi mangrove dan ekosistem pantai MANFAAT SOSIAL EKONOMI KONSERVASI HUTAN MANGROVE DAN TEKNOLOGI PENANAMAN JENIS TUMBUHAN PADA TAPAK KHUSUS

HASIL SINTESIS RPI [Pendekatan sintesis RPI berdasarkan aspek substantif bio-ekologi, nilai penting dan manfaatnya; serta berdasarkan karakteristik dan tipologi kawasan (tapak umum dan tapak khusus)] INFORMASI PERAN DALAM PEMELIHARAAN KUALITAS LINGKUNGAN q Keragaman bio-ekologi pada ekosistem mangrove dan hutan pantai (jenis mangrove dan flora lainnya, satwa akuatik dan teresterial, plankton dan benthos, bakteria, perairan dan substrat, serta panorama alam untuk pengembangan wisata) q Peran ekosistem mangrove dalam penyerapan polutan perairan (Cu, Pb, Hg, Mn, Zn, Cr dan Cd) Kemampuan penjerapan tergantung jenis mangrove, bagian tumbuhan, dan jenis polutannya. q Peran jenis-jenis mangrove dalam penjeratan sedimen terlarut Kemampuan penjeratan tergantung jenis mangrove dan indeks populasinya (kerapatan dan dominasi). TEKNOLOGI PENANAMAN JENIS TUMBUHAN PADA TAPAK KHUSUS q Teknik penanaman pada delta terdegradasi q Teknik penanaman pada areal terabrasi dan pulau-pulau kecil Identifikasi karakteristik dan tipologi tapak khusus ekosistem mangrove dan hutan pantai Identifikasi jenis mangrove dan vegetasi pantai, serta kesesuaian tumbuhnya Persiapan lahan, pengadaan benih/bibit, persemaian, penanaman, pemeliharaan dan pengendalian hama/penyakit Keberhasilan tumbuh dipengaruhi jenis, jarak tanam, teknik pengolahan lahan sesuai tipe tapak khusus, serta pemeliharaannya

STATUS POTENSI DAN NILAI MANFAAT q Potensi sumber pangan jenis-jenis mangrove (perlebahan madu alam dan pemanfaatan buah mangrove) Produksi madu dipengaruhi keragaman jenis mangrove dan kondisinya. Buah potensial berturut-turut adalah R. mucronata, A. marina, S. alba q Potensi jasa lingkungan hutan mangrove dan ekosistem pantai (model pendugaan biomassa nipah dan potensi cadangan karbon) Biomassa nipah tergantung dari komponennya (umur, bagian tumbuhan dan kondisi hidup/mati) dengan nilai < 50% berat basah. C-stock nipah lebih rendah dari jenis mangrove lainnya, dengan nilai stok dipengaruhi komposisi dan karakteristik tegakan. q Distribusi dan perubahan tutupan mangrove Kubu Raya (Kalbar): tingkat penurunan tutupan hutan mangrove primer 1.311 ha/tahun (1972-2010) yang menjadi semak rawa, mangrove sekunder, dan tambak. Pantai Utara Jawa Barat : tingkat penurunan tutupan hutan mangrove 1.034 ha/tahun (1990-2010) akibat alih fungsi dan reklamasi. MANFAAT SOSIAL EKONOMI KONSERVASI HUTAN Valuasi ekonomi konservasi hutan mangrove dan ekosistem pantai (TN Rawa Aopa Watumohai, TN Kep. Togean, kawasan mangrove di Kupang dan Manggarai Barat/NTT, serta di Langkat/Sumut) Persepsi dipengaruhi nilai pendapatan, manfaat (langsung/tidak langsung) dan riwayat keberadaan masyarakat. Nilai manfaat langsung terutama dari peningkatan hasil tambak dan manfaat tidak langsung dari fungsi ekologis.

MODEL KELEMBAGAAN KONSERVASI DAN REHABILITASI Model kelembagaan konservasi dan rehabilitasi hutan mangrove dan ekosistem pantai (Tarakan/Kalimantan Utara, Kubu Raya/Kalimantan Barat, Puwakarta/Jawa Barat, dan Denpasar/Bali) Kepedulian terhadap mangrove karena nilai manfaat (perikanan dan wisata), kepentingan lingkungan, dan fungsi ekologis. Kelembagaan umumnya sudah terbentuk dengan pola kolaboratif dan sebagian didukung oleh Peraturan Daerah. Bentuk kelembagaan sangat variatif dan sebagian terkait pula dengan upaya konservasi biodiversitas lain.

KEMANFAATAN (OUTCOME ) SOSIALISASI DAN BIMBINGAN TEKNIS q Teknik Budidaya Mangrove di Pokja Mangrove Kab. OKI, Banyuasin dan Muba. q Diskusi ilmiah dengan intansi terkait di Pemda Cilacap mengenai peran jenis-jenis mangrove dalam penyerapan sedimen terlarut. q Prospek pengembangan jenis-jenis mangrove bersama masyarakat untuk budidaya arang kayu di HPH DRT Riau. q Pengembangan HTI Mangrove di Palembang. Outcome juga dalam bentuk makalah dan tulisan ilmiah dalam berbagai pertemuan ilmiah, jurnal penelitian, dan media komunikasi lainnya

PERMASALAHAN UTAMA KNOWLEDGE GAP q Penanganan benih mangrove dan persemaian. q Pengendalian hama dan penyakit mangrove. q Pengendalian intrusi air laut dan pergeseran garis pantai. q Ekosistem pantai belum banyak digali : teknik rehabilitasi, konservasi, model pemanfaatan (periode mendatang).

REKOMENDASI UNTUK 2015-2019 REKOMENDASI UNTUK BADAN LITBANG & INOVASI KLHK q Informasi IPTEK mangrove disiapkan sebagai bahan publikasi yang lebih komprehensif dalam bahasa yang lebih umum sehingga dapat dijadikan referensi dan acuan kebijakan, serta dapat diimplementasikan dalam kegiatan konservasi ekosistem mangrove. q Penelitian/kajian selanjutnya difokuskan terhadap karakteristik masalah bio-ekologis dan tipologi kawasan, terutama terhadap tipe ekosistem pantai. REKOMENDASI UNTUK IKP ESELON I KLHK q Hasil litbang mangrove dapat dijadikan acuan penyusunan kebijakan dan pembangunan demplot intensif konservasi mangrove dengan melibatkan seluruh stakeholder terkait. q Beberapa model pengukuran hasil penelitian ini dapat dijadikan metode evaluasi status dan kondisi ekosistem mangrove.