METODE TAHFIDZUL QUR AN PROGRAM IBTIDAIYYAH PONDOK PESANTREN IMAM BUKHARI SURAKARTA 2008/2009

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I. keistimewaan yang tidak dimiliki kitab kitab lain. Beberapa keistimewaannya

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KLASIKAL DALAM PENGAJARAN MEMBACA AL-QURAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk dihafal. Karena keaslian dan kemurnian Al-Qur'an haruslah tetap

BAB 1 PENDAHULUAN. bukunya Praktikum Qira at adalah Kalam Allah yang mengandung mukjizat

BAB I PENDAHULUAN. SWT. Kepada Nabi Muhammad SAW. Sebagai salah satu rahmat yang tak

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang dikehendaki-nya, dengan ketentuan dan kebijaksanaan-nya. Anak

Alquran adalah kitab suci yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad SAW. yang mengandung petunjuk-petunjuk bagi umat manusia dan menjadi pedoman

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN PEMECAHANNYA

BAB I PENDAHULUAN. Islam, yang mana telah diketahui bahwa Al-Qur an adalah kalamullah (Firman

FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI PENERAPAN METODE MUROTTAL BERIRAMA DALAM PELAJARAN MEMBACA AL-QUR AN KELAS 2 DI SDIT AR-RISALAH SURAKARTA TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu upaya mewariskan nilai yang akan menjadi

PENERAPAN METODE ACTIVE LEARNING

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB DAN SOLUSINYA PADA SISWA KELAS VIII DI SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2009/2010 SKRIPSI SKRIPSI

keterpeliharaannya Al-Qur an. Allah berfirman:

BAB I PENDAHULUAN. seluruh materi pelajaran yang diprogramkan dalam kurikulum. Tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pesantren merupakan lembaga pendidikan tradisional Islam untuk memahami,

MODEL DAN STRATEGI PEMBELAJARAN DI SD MUHAMMADIYAH 16 KARANGASEM DALAM MENGHADAPI UASBN 2008/2009 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang. dalam berbagai dimensi kehidupan.sudah sangat jelas bahwa dalam Al-Qur an

BAB I PENDAHULUAN. 1 Abudin Nata, Al-Qur an dan Hadits, PT RajaGrafindo Persada, Jakarta, 1993, hlm.55-56

BAB I PENDAHULUAN. Islam di Indonesia dimulai. Pada tahap awal, pendidikan Islam. muslim atau mubaligh dengan masyarakat sekitar sehingga terbentuklah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kondusif. Untuk membuat pembelajaran pendidikan Islam kondusif di semua

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2005), hlm. 23. Penerbit Diponegoro, 2008), hlm Ahsin W., Bimbingan Praktis Menghafal Al-Qur an, (Jakarta: Bumi

S K R I P S I. Oleh: MAKHRUS SYAEANI NIM

B A B III METODE PENELITIAN. ditentukan. Pelaksanaan penelitian membutuhkan banyak waktu, tenaga, alat,

BAB I PENDAHULUAN. ajaran Islam, Al Qur an berfungsi menjadi petunjuk kehidupan umat manusia

EFEKTIFITAS PENGGUNAAN MULTIMEDIA DALAM PEMBELAJARAN SIRAH NABAWIYAH

WALIKOTA LANGSA PERATURAN WALIKOTA LANGSA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM HIFDZIL QUR AN KOTA LANGSA BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif kualitatif dengan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan atau pengaruh antara variabel program tahfidz al-quran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

FUNGSI BIMBINGAN DAN KONSELING. DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI MTs NEGERI SURAKARTA 1 TAHUN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan pengajaran. Dan hal itu tidak saja untuk diri pribadi para. nabi, tetapi juga diwariskan kepada seluruh umatnya.

BAB I PENDAHULUAN. seharusnya orang yang meyakini dan menganut ajaran Islam memiliki kepribadian

BAB I. masyarakat yang maju, adil dan makmur, serta memungkinkan warganya. berdasarkan Pancasila dan Undang- Undang Dasar 1945.

BAB I PENDAHULUAN. terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Belajar adalah kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi

BAB I PENDAHULUAN. sekaligus Rasul terakhir yaitu Muhammad Saw. dengan perantaraan malaikat Jibril,

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat (Rindang, 2004: 2). Situasi dan kondisi sekolah mencerminkan keadaan

BAB I PENDAHULUAN. kemuliyaan akhlaknya. Manusia yang dikehendaki Islam adalah manusia

BAB I PENDAHULUAN. membacanya ibadah dan tidak ditolak kebenarannya (Al-hafidz, 2005: 1).

BAB I PENDAHULUAN. Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al-Qur an, dan pasti Kami (pula) yang memeliharanya (Q.S. al-hijr/15: 9).

BAB III METODE PENELITIAN. kualitatif. Yang dimaksud penelitian kualitatif menurut Bodgan dan Taylor

BAB I PENDAHULUAN. membimbing dan mengembankan kepribadian serta kemampuan dasar anak didik

BAB I PENDAHULUAN. Pondok Pesantren merupakan lembaga keagamaan yang bertujuan. mengembangkannya yang berada sejak dahulu. (Ridlwan Nasir, 2005 : 80).

BAB 1 PENDAHULUAN. penutup rukun-rukun Islam. karena itu, bila ada orang Islam yang tergolong

BAB I PENDAHULUAN. urgen, oleh karena itu dalam rumah tanggalah seorang anak mula-mula

BAB I PENDAHULUAN. 1 Anwar Hafid Dkk, Konsep Dasar Ilmu Pendidikan, Alfabeta, Bandung, 2013, hlm

BAB I PENDAHULUAN. masih diakui, bahkan semakin memainkan perannya di tengah-tengah

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid, Strategi Pembelajaran, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, 2013, hlm. 3. Ibid., hlm. 5.

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi pada diri seseorang yang meliputi tiga aspek

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Pengertian Judul. Pengertian judul : PONDOK PESANTREN INTERNASIONAL DI SURAKARTA sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Syaikh Sulaiman bin Husain bin Muhammad al Jamzury Tuhfatul Athfal, Toha Putra, Semarang, 1381 H, hal. 1. 2

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan yang telah ditentukan. Adapun metode yang peneliti gunakan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk melaksanakan proses belajar mengajar yang diarahkan untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. SWT kepada nabi Muhammad SAW. Fungsi dari Al-Qur an ialah sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dibatasi oleh waktu, kapan pun dan dimanapun disepanjang hayatnya. dan yang terpenting adalah mempunyai akhlak dan moral yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Artinya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al Quran, dan Sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya (Q.S.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian kualitatif. Menurut Bogdan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah Bimbingan atau pembinaan secara sadar oleh pendidik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Secara garis besar pendidikan Agama Islam yang diberikan di sekolah atau. keimanan dan ketaqwaan peserta didik kepada Allah Swt.

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan kualitatif, karena data-data yang dibutuhkan berupa sebaran-sebaran

Lampiran 1 DAFTAR TERJEMAH

BAB I PENDAHULUAN. mahdah shalat dan i`tikaf. Selain itu masjid juga memiliki fungsi lain seperti

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang Islami dalam aspek sumber. (wawancara dengan dr. Ismanto tenaga medis di RSI Pati, 17 Maret 2014).

MOTIVASI ORANG TUA MENYEKOLAHKAN ANAKNYA DI SD MUHAMMADIYAH 20 SURAKARTA TAHUN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan dan tidak kalah pentingnya dari keluarga maupun masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. samawi lain yang datang sebelumnya. Allah Swt. mewahyukan al-quran kepada

BAB I PENDAHULUAN. L.W. Stren (dalam Baharuddin, 2009: 73) mengatakan bahwa bakat dapat

Tabel 13 : Rekapitulasi angket indikator variabel y pengalaman religiusitas santri BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Profesi guru telah ditetapkan sebagai jabatan profesional. Oleh karena itu

METODE PEMBELAJARAN AQIDAH DI SMK MUHAMMADIYAH 5 KARANGANYAR PONDOK PESANTREN ISLAM TERPADU MUHAMMADIYAH AL-MA UN SROYO TAHUN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. dengan baik. Hal ini semata-semata karena Allah yang menjaga Al-Quran.

BAB I PENDAHULUAN. Al-Qur an adalah firman Allah yang berfungsi sebagai mukjizat (bukti. kebenaran atas kenabian Muhammad) yang diturunkan kepada Nabi

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Allah telah memerintahkan Rasulullah

BAB I PENDAHULUAN. secara produktif, efektif dan efisien, sehingga menghasilkan lulusan yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu. 48 Jadi metode penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jatirogo Tuban yang letaknya berada di Jl. Raya Bader No.20 Jatirogo Tuban.

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terhadap orang-orang biasa dalam situasi tertentu. Dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. Rulam Ahmadi pengertian penelitian kualitatif adalah suatu jenis penelitian

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sistem pendidikan yang telah mengalami perkembangan, baik dari segi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. memperoleh faktor- faktor dan prinsip- prinsip dengan sabar, hati- hati dan. sistematis untuk mewujudkan suatu kebenaran.

Transkripsi:

1 METODE TAHFIDZUL QUR AN PROGRAM IBTIDAIYYAH PONDOK PESANTREN IMAM BUKHARI SURAKARTA 2008/2009 Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Syarat-syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Agama Islam (S.Pd.I) pada Fakultas Agama Islam Jurusan Tarbiyah Oleh: Rahmad Rahadi G000060061 FAKULTAS AGAMA ISLAM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2009

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Al-Qur an merupakan kitab suci yang diturunkan kepada Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam untuk menjadi petunjuk, pelajaran serta pedoman hidup bagi umat Islam. Sesungguhnya hanyalah orang-orang Islam yang mau membaca, mempelajari, menghayatinya dan dapat mengambil pelajaran dari ayat-ayat Al-Qur an sehingga akan menjadi petunjuk dan pedoman hidupnya... Artinya : Dan sesungguhnya Al-Qu ran ini benar-benar diturunkan oleh Tuhan semesta alam, Dia dibawa turun oleh Ar-Ruh Al-Amin (Jibril) ke dalam hatimu (Muhammad) agar kamu menjadi salah seorang di antara orang-orang yang memberi peringatan (QS. Asy-Syu ara: 192-194) (Depag RI, Al-Qur an dan Terjemahnya, 1982: 587). Al-Qur an diturunkan oleh Allah di tengah-tengah bangsa Arab yang pada waktu itu kebanyakan masih buta huruf. Meskipun begitu, mereka mempunyai satu keistimewaan yaitu ingatan yang sangat kuat. Melihat kenyataan seperti itu maka disarankan suatu cara yang selaras dengan keadaan itu dalam menyiarkan dan memelihara Al-Qur an. Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam menganjurkan dan memerintahkan untuk menghafalkan ayat-ayat Al-Qur an setiap kali diturunkan serta memerintahkan para ahli untuk menulisnya. Dengan 1

2 cara hafalan dan tulisan para ahli itulah Al-Qur an dapat senantiasa terpelihara di masa Nabi Muhammad Shallallahu alaihi wasallam. Usaha-usaha untuk menghafal Al-Qur an oleh sebagian umat Islam terus berlanjut dan hal ini merupakan salah satu upaya untuk menjaga dan memelihara kemurnian Al-Qur an. Meskipun dalam salah satu ayat Al-Qur an Allah telah menegaskan dan memberikan jaminan tentang kesucian dan kemurnian Al-Qur an selama-lamanya. Artinya: Sesungguhnya Kami-lah yang menurunkan Al-Qur an, dan sesungguhnya Kami benar-benar memeliharanya (QS. Ql-Hijr:9) ( Depag RI Al-Qur an dan Terjemahnya, 1982: 391). Namun secara operasional menjadi tugas dan kewajiban umat Islam untuk selalu menjaga dan memeliharanya, salah satunya adalah dengan menghafalkannya. Sebagaimana telah disebutkan dalam satu hadits: ( ) Artinya: Sebaik-baik dari kamu sekalian adalah orang yang mempelajari Al- Qur an dan mengajarkannya (Bahraisyi, 1972: 83). Mengajarkan Al-Qur an hendaklah dimulai sejak dini, sebab masa kanak-kanak adalah masa awal perkembangan manusia sehingga nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Qur an akan tertanam kuat dalam dirinya dan akan

3 menjadi tuntunan dan pedoman hidupnya di dunia ini. Selain itu pembelajaran ajaran Al-Qur an yang dimulai sejak dini akan lebih mudah karena pikiran anak masih bersih dan ingatan anak masih kuat. Hal ini sejalan dengan ungkapan: Artinya: Belajar diwaktu kecil ibarat mengukir di atas batu, dan belajar di waktu besar, ibarat mengukir di atas air (Sholahuddin dkk, 1987: 101). Salah satu pembelajaran Al-Qur an yang dimulai sejak dini adalah Tahfidzul Qur an, yaitu proses mempelajari Al-Qur an dengan cara menghafalkan ayat-ayat Al-Qur an. Pendidikan menghafal Al-Qur an di kalangan umat Islam di Indonesia sebenarnya sudah lama ada dan berkembang serta berjalan bersamaan dengan syariat Islam pada umumnya, baik di pondok-pondok pesantren, masjid-masjid maupun di rumah-rumah. Pada umumnya lembaga pendidikan Tahfidzul Qur an tersebut masih sangat sederhana dan belum mempunyai program-program tertentu serta petunjuk-petunjuk praktis. Disamping itu mereka menghafal secara alami tanpa metode, sehingga ada yang memerlukan waktu cukup lama untuk dapat menghafal Al-Qur an. Dalam perkembangannya kini telah muncul lembaga-lembaga pendidikan yang secara formal menyelenggarakan program pendidikan Tahfidzul Qur an. Salah satu yang bisa disebutkan di sini adalah Program Ibtidaiyyah Tahfidzul Qur an Pondok Pesantren Imam Bukhari Surakarta. Ibtidaiyyah adalah

4 salah satu jenjang pendidikan di Ma had Imam Bukhari bagi anak-anak usia SD. Salah satu program yang menjadi unggulan pada jenjang ini adalah Program Hafalan Al-Qur an. Oleh karena itu jenjang ini lebih dikenal dengan Marhalah Ibtidaiyyah Tahfidzul Qur an. Setiap hari, santri memiliki 4 kali kesempatan untuk mendapatkan pelayanan setoran hafalan. Di bawah bimbingan tenaga pengajar yang berpengalaman, santri diharapkan dapat menyelesaikan hafalan 30 juz selama 6 tahun di marhalah ini. Metode yang digunakan adalah metode sabak, sabki, dan manzil. Sabak adalah penambahan hafalan baru yang wajib disetorkan santri setiap harinya. Sebelum mencapai satu juz penuh, sabak yang sudah disetorkan disebut sabki. Adapun manzil adalah simpanan hafalan yang sudah mencapai satu juz penuh. Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti ingin mengetahui lebih dalam metode pembelajaran Tahfidzul Qur an yang dilaksanakan di Program Ibtidaiyyah Tahfidzul Qur an Pondok Pesantren Imam Bukhari Surakarta. B. Penegasan Istilah Untuk memudahkan dalam memahami maksud dari judul skripsi ini, terlebih dahulu perlu peneliti tegaskan arti dari istilah-istilah yang terdapat dalam judul sebagai berikut: 1. Metode Metode artinya adalah cara yang telah diatur dan berpikir baik-baik untuk mencapai sesuatu maksud dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya (Kamus Bahasa Indonesia, 2005: 321). Dengan kata lain, metode adalah cara teratur yang

5 digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang di kehendaki. 2. Tahfidz Al-Qur an Tahfizh adalah berasal dari bahasa Arab dari kata yang mempunyai arti menghafal atau usaha terus menerus dan berulang-ulang untuk meresapkan Al-Qur an ke dalam pikiran dengan sengaja, sadar dan sungguh-sungguh agar selalu ingat, sehingga dapat mengungkapkan kembali di luar kepala. Sedangkan hafalan itu sendiri adalah sesuatu yang sudah masuk ingatan dan dapat diucapkan dengan tidak harus melihat surat atau buku (Darminto, 1976: 338). Sehingga menghafal berarti aktivitas mencamkan dengan sengaja dan dikehendaki dengan sadar dan sungguh-sungguh. Sedangkan Al-Qur an menurut bahasa berasal dari bentuk mashdar dari kata yang bermakna (membaca) atau bermakna (mengumpulkan) karena Al-Qur an mengumpulkan kabar-kabar dan hukum-hukum. Secara istilah syar i Al-Qur an adalah kalamullah (firman Allah) yang diturunkan kepada Rasul-Nya, penutup para Nabi yaitu Muhammad Shallallahu alaihi wasallam, yang dimulai dengan surat Al-Fatihah dan diakhiri dengan surat An-Nas (Al- Utsaimin, 2004: 7).

6 3. Progam Ibtidaiyyah Pondok Pesantren Imam Bukhori Surakarta Program adalah rancangan mengenai asas-asas serta usaha-usaha yang akan dijalankan (Kamus Pintar Bahasa Indonesia, 2006: 461). Sedangkan Ibtidaiyyah adalah istilah untuk sekolah agama tingkat dasar (SD) dengan masa pendidikan 6 tahun yang umumnya dibawahi oleh Departemen Agama. Pondok Pesantren Imam Bukhari adalah sebuah lembaga pendidikan yang berbentuk pesantren, yaitu asrama tempat santri atau tempat murid-murid belajar mengaji (Kamus Pintar Bahasa Indonesia, 2006: 446). Setidaknya ada 5 ciri yang terdapat pada suatu lembaga pondok pesantren yaitu: ustadz/kyai, santri, pengajian, asrama, dan masjid dengan segala aktivitasnya. Letak pesantren tersebut adalah di Jl. Raya Solo -Purwodadi Km. 8 Desa Selokaton Kecamatan Gondangrejo Kabupaten Karanganyar Solo yang memiliki program pendidikan Ibtidaiyyah (Sekolah Dasar) untuk tahfidzul Qur an, Mutawasithoh (SLTP), I dad Lughowi (Persiapan Bahasa Arab 1 tahun), dan Tsanawi (SLTA). C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka peneliti mempunyai rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah metode Tahfidzul Qur an yang dilaksanakan di Program Ibtidaiyyah Tahfidzul Qur an di Pondok Pesantren Imam Bukhari Surakarta? 2. Faktor-faktor apa sajakah yang menjadi pendukung dan penghambat dalam proses pembelajaran Tahfidzul Qur an di Program Ibtidaiyyah Pondok

7 Pesantren Imam Bukhari Surakarta serta apa sajakah usaha untuk mengatasi hambatan tersebut? 3. Bagaimanakah hasil metode pembelajaran Program Ibtidaiyyah Tahfidzul Qur an di Pondok Pesantren Imam Bukhari Surakarta? D. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui metode pembelajaran Tahfidzul Qur an yang dilaksanakan di Program Ibtidaiyyah Tahfidzul Qur an Pondok Pesantren Imam Bukhari Surakarta. 2. Mengetahui faktor-faktor yang menjadi pendukung dan penghambat dalam proses metode pembelajaran Tahfidzul Qur an di Program Ibtidaiyyah Tahfidzul Qur an Pondok Pesantren Imam Bukhari Surakarta serta usahausaha untuk mengatasi hambatan tersebut. 3. Mengetahui hasil metode pembelajaran Tahfidzul Qur an di Program Ibtidaiyyah Tahfidzul Qur an Pondok Pesantren Imam Bukhari Surakarta. Sedangkan kegunaan dari penelitian ini adalah: 1. Kegunaan teoritis, yaitu menambah pengetahuan penulis di bidang ilmu pengetahuan tentang metode pembelajaran Tahfidzul Qur an. 2. Kegunaan praktis, yaitu memberi masukan bagi para pendidik Tahfidzul Qur an dalam upaya mengembangkan strategi belajar mengajarnya sehingga tercipta proses pembelajaran efektif dan efisien.

8 E. Kajian Pustaka Terdapat beberapa judul skripsi yang berkaitan dengan tema pembahasan ini. Skripsi yang mengangkat tema Tahfidzul Qur an/menghafal Al- Qur an rata-rata mengambil obyek penelitian di pondok pesantren. Diantaranya adalah: 1. Skripsi Suryani (1999), dengan judul Proses Pembelajaran Tahfidzul Qur an di Pondok Pesantren An-Nur Ngrukem Bantul Yogyakarta, jururan BAR PAI Universitas Sunan Kalijaga. Dijelaskan bahwa pengajaran menghafal di Pondok Pesantren An-Nur Ngrukem Bantul Yogyakarta meliputi tiga tahap yaitu : a) Hafalan Juz Amma (juz 30) yaitu bagi santri pemula, dalam hal ini santri dilatih membaca dengan baik dan benar sesuai tajwid, makhroj, dan waqof sampai bisa hafal satu juz, b) Mengaji bi-nadzri, yaitu mengaji sambil melihat mushaf yang dalam hal ini santri tidak dituntut untuk hafal tetapi bisa membaca dan tahu makhrojnya, c) Menghafal bilhifdzi, yaitu mengaji Al-Qur an dengan sistem hafalan. Sedang metode yang dipakai adalah metode Tahfidz Jama dan Mudarosah (simaan) dengan sistem sorogan dan bandongan. 2. Skripsi Misbahul Munir (2005), dengan judul Strategi Pembelajaraan Tahfidzul Qur an Ma had Isy Karima Pakel, Gerdu, Karang Pandan, Karang Anyar, jurusan PAI Universitas Muhammadiyah Surakarta. Munir menyimpulkan bahwa strategi dalam menghafal Al-Qur an yang digunakan santri Ma had Isy Karima Pakel, Gerdu, Karang Pandan, Karang Anyar

9 dengan menggunakan beberapa metode diantaranya adalah Hifdzil Jadid, Muroja ah Ammah, MHQ (Musabaqoh Hifdzul Qur an), serta menjaga, memelihara hafalan, Evaluasi Bulanan, dan UAT (Ujian Akhir Tahfidz). 3. Skripsi Muhammad Zuhri (2001) dengan judul Metode Pemeliharaan Hafalan Bagi para Hafidz di Madrasah Huffadz Pondok Pesantren Al- Munawir Krapyak Yogyakarta, jurusan PAI Universitas Sunan Kalijaga Yogyakarta. Metode pemeliharaan hafalan Al-Qur an yang dipakai para hafidz di Pondok Pesantren Al-Munawir Krapyak Yogyakarta adalah: Takror, Simaan Al-Qur an, penggunaan dalam shalat, menjadi penyimak para santri, mengikuti MHQ, menggunakan alat bantu rekaman serta melakukan amalan khusus dari guru. Adapun metode yang paling efektif digunakan digunakan untuk memelihara hafalan Al-Qur an tersebut adalah Takror yang dilakukan setelah mengerjakan shalat lima waktu. Berpijak pada hasil-hasil penelitian di atas, tampak bahwa permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini belum ada yang mengungkap. Oleh karena itu, permasalahan yang diangkat dalam skripsi ini memiliki kriteria kebaruan. F. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian lapangan karena penelitian ini didasarkan atas dasar-dasar yang dikumpulkan dari lapangan secara langsung non kuantitatif, dilihat dari pendekatannya jenis penelitian ini

10 termasuk penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematis dengan sifat populasi atau daerah tertentu yang kualitatif dan kasuistik. 2. Metode Penentuan Subyek Penelitian ini merupakan penelitian lapangan (field research). Dan untuk memperoleh data dalam suatu penelitian maka diperlukan responden yang dapat dijadikan sumber data. Sumber data yang dimaksud adalah subyek dari mana data diperoleh. Sebagai subyek dalam penelitian ini adalah: a. Pimpinan/Kepala Sekolah Program Ibtidaiyyah Tahfidzul Qur an Pondok Pesantren Imam Bukhari Surakarta. b. Guru Tahfidzul Qur an Program Ibtidaiyyah Tahfidzul Qur an Pondok Pesantren Imam Bukhari Surakarta. c. Santri Program Ibtidaiyyah Tahfidzul Qur an Pondok Pesantren Imam Bukhari Surakarta. 3. Populasi dan Sampel a. Populasi adalah keseluruhan objek penelitian, baik terdiri dari benda yang nyata, abstrak, peristiwa ataupun gejala yang merupakan sumber data dan memiliki karakter tertentu dan sama (Sukandarrumidi, 2004: 47). Adapan populasi dalam penelitian ini adalah: kepala sekolah, 21 ustadz, dan 169 santri.

11 b. Sampel adalah sebagian atau wakil dari keseluruhan populasi yang akan diteliti (Arikunto, 1993: 104). Untuk pedoman pengambilan sampel adalah: Apabila subyeknya kurang dari 100, lebih baik diambil semuanya sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi, tetapi apabila subyeknya besar atau lebih dari 100 subyek maka diambil antara 10-15% atau 20-25% atau lebih (Arikunto, 1993: 105). Penelitian ini dilakukan dengan mengambil sampel diantarnya: Kepala sekolah, 3 orang Ustadz (diambil dari 10% dari jumlah Ustadz sebanyak 21), dan 23 santri (diambil dari 20% dari jumlah santri sebanyak 169). 4. Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Metode Interview Metode interview adalah metode pengumpulan data dengan jalan bertanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematis dengan berdasarkan kepada tujuan penyelidikan (Hadi, 1995: 193). Interview yang ditujukan kepada pimpinan Program Ibtidaiyyah Pondok Pesantren Imam Bukhari Surakarta untuk memperoleh data yang berkaitan dengan sejarah berdirinya serta perkembangan sekolah, keadaan guru serta siswa dan lain-lain. Sedangkan interview yang ditujukan kepada guru Tahfidzul Qur an di Program Ibtidaiyyah Tahfidzul Qur an Pondok Pesantren Imam Bukhari Surakarta adalah untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang menjadi pendukung dan penghambat proses belajar mengajar Tahfidzul Qur an.

12 b. Metode Observasi Dimaksudkan sebagai pengamatan dan pencatatan dengan sistematis fenomena-fenomena yang diselidiki, dilakukan secara langsung maupun tidak langsung (Hadi, 1995: 135). Metode observasi yang penulis lakukan berupa pengamatan dan pencatatan tentang keadaan sekolah, keadaan sarana dan prasarana sekolah, lingkungan serta situasi dan kondisi sekolah. Disamping itu penulis juga melakukan observasi terhadap metode pembelajaran Tahfidzul Qur an sehingga penulis dapat mengamati secara langsung pelaksanaan pembelajaran Tahfidzul Qur an di Program Ibtidaiyyah dan bagaimana guru atau pengajar menyampaikan materi Tahfidzul Qur an, penggunaan metode Tahfidzul Qur an serta pendekatanpendekatan pembelajaran yang diterapkan oleh guru dalam proses pembelajaran Tahfidzul Qur an. c. Metode Dokumentasi Metode ini adalah suatu metode mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen rapat, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998: 234). Metode ini digunakan untuk melengkapi data yang sudah ada yang berkaitan dengan sejarah berdiri, struktur organisasi sekolah, data siswa, data inventaris dan lain sebagainya.

13 5. Metode Analisis Data Dalam menganalisis data yang telah diperoleh penulis menggunakan metode analisis data deskriptif analitik. Analisis deskriptif dimaksudkan untuk memberikan deskripsi mengenai subyek penelitian berdasarkan data dari variabel yang diperoleh dari kelompok subyek yang diteliti dan tidak dimaksudkan untuk pengujian hipotesis. Karena data yang ada adalah bersifat kualitatif (data yang tidak berupa angka-angka) maka penulis menggunakan metode analisis data deskriptif analitik non statistik. Adapun metode berfikir yang digunakan yaitu metode induktif yaitu cara berfikir yang bertolak dari halhal yang bersifat khusus kemudian digeneralisasikan ke dalam kesimpulan yang umum serta metode deduktif yaitu cara yang berfikir yang berangkat dari masalah yang umum kemudian untuk menilai peristiwa-peristiwa yang khusus (Azwar, 1999: 126). G. Sistematika Penulisan Dalam skripsi ini peneliti bermaksud untuk membahas metode pembelajaran tahfidzul Qur an di Program Ibtidaiyyah Tahfidzul Qur an Pondok Pesantren Imam Bukhari Surakarta. Oleh karena itu, untuk mempermudah pembaca mengikuti pembahasan skripsi ini maka peneliti menyusun sistematika pembahasannya sebagai berikut :

14 Bab I Pendahuluan. Bab ini memuat latar belakang masalah, penegasan istilah, rumusan masalah, tujuan penelitian dan manfaat penelitian, kajian pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan skripsi. Bab II Landasan teori tentang Metode Tahfidzul Qur an. Bab ini akan membahas mengenai pengertian Tahfidzul Qur an, keutamaan membaca Al- Qur an dan adab-adabnya, proses menghafal Al-Qur an, metode-metodenya, problematika menghafal Al-Qur an serta tinjauan terhadap prestasi pembelajaran Tahfidzul Qur an dan evaluasinya. Bab III Laporan penelitian lapangan tentang Metode Tahfidzul Qur an di Program Ibtidaiyyah Tahfidzul Qur an Pondok Pesantren Imam Bukhari Surakarta. Pada bab ini akan dilaporkan hasil pengumpulan data lapangan yang dimulai dari pemaparan gambaran umum Program Ibtidaiyyah Tahfidzul Qur an Pondok Pesantren Imam Bukhari Surakarta, yang mana akan menguraikan tentang sejarah berdirinya, visi dan misi, sarana dan prasarana, struktur organisasi, keadaan pengajar, keadaan santri, dan kurikulum. Bab IV Analisis data yang berisi tentang analisis terhadap metode Tahfidzul Qur an dalam pembelajarannya, kendala yang dihadapi, penyelesaiannya dan hasil yang dicapai. Bab V Penutup berisi tentang kesimpulan, saran, dan kata penutup.