BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan berbagai macam penyakit kanker dan penyakit kronis. Penyakit

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Global Adult Tobacco survey (GATS) pada tahun 2011 menunjukkan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. koroner, stroke, kanker, penyakit paru kronik dan diabetes militus yang

BAB I PENDAHULUAN. baik orang dewasa, remaja, bahkan anak anak. Peningkatan konsumsi rokok

BAB 1: PENDAHULUAN. ketergantungan) dan tar yang bersifat karsinogenik. (1)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Merokok merupakan kebiasaan yang biasa ditemukan di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. impotensi, emfisema, dan gangguan kehamilan (Pergub DIY, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. lalu dari setiap 3 orang Indonesia 1 orang di antaranya adalah perkok, maka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dan politik (Depkes, 2006). Rokok merupakan salah satu zat adiktif yang bila

BAB I PENDAHULUAN. tambahan (Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, 2009). Masalah utama. yang menjadi semakin tinggi tiap tahunnya.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tanaman Nicotiana Tabacum, Nicotiana Rustica, dan spesies lainnya atau sintesis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Rokok sudah dikenal manusia sejak tahun sebelum Masehi. Sejak

BAB 1 PENDAHULUAN. memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi (UU

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perilaku merokok dapat dilihat dari berbagai sudut pandang, sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesehatan. Kandungan rokok adalah zat-zat kimiawi beracun seperti mikrobiologikal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) pada tahun 2011 jumlah perokok laki-laki di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Merokok dapat mengganggu kesehatan bagi tubuh, karena banyak. sudah tercantum dalam bungkus rokok. Merokok juga yang menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. rokok. Masalah rokok tidak hanya merugikan si perokok (perokok aktif)

BAB 1 : PENDAHULUAN. negara yang perlu dididik untuk menjadi manusia yang berkualitas. Remaja nantinya diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (PTM), yang merupakan penyakit akibat gaya hidup serta

BAB I PENDAHULUAN. pembuluh darah, kanker paru-paru, kanker rongga mulut, kanker laring,

BAB 1 : PENDAHULUAN. tempat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe, kendaraan

tinggi tingkat kesehatan, maka kesegaran jasmani akan semakin baik pula. Berdasarkan Undang- Undang Kesehatan No 36 tahun 2009 yang memuat

BAB 1 : PENDAHULUAN. Penyakit Tidak Menular (PTM) merupakan silent disease yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku merokok tampaknya telah menjadi kebiasaan banyak. seperti Indonesia bermunculan rokok-rokok terbaru yang setiap produk

BAB 1 PENDAHULUAN. dunia yang sebenarnya bisa dicegah. Sepanjang abad ke-20, telah terdapat 100

BAB 1 PENDAHULUAN. dikeluarkan oleh asap rokok orang lain (Harbi, 2013). Gerakan anti rokok

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. saliva mayor yang terdiri dari: parotis, submandibularis, sublingualis, dan

BAB I PENDAHULUAN. Nations Office Drugs and Crime pada tahun 2009 melaporkan ada 149

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. gangguan kesehatan. Beberapa masyarakat sudah mengetahui mengenai bahaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Merokok bagi sebagian besar masyarakat Indonesia sudah dianggap

BAB I PENDAHULUAN. Merokok masih menjadi kebiasaan banyak orang baik di negara. tinggi. Jumlah perokok di Indonesia sudah pada taraf yang sangat

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. lain-lain, bahkan merokok dapat menyebabkan kematian. Laporan dari World

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Meskipun terdapat larangan untuk merokok di tempat umum, namun perokok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah rokok pada hakekatnya sekarang sudah menjadi masalah nasional,

BAB I PENDAHULUAN. di Association of South East Asia Nations (ASEAN). Berdasarkan data dari The

BAB I PENDAHULUAN. Merokok merupakan hal yang biasa di jumpai saat ini sehingga menjadi

dalam terbitan Kementerian Kesehatan RI 2010).

BAB 1 : PENDAHULUAN. kehidupan anak sekolah mulai dari SMA, SMP dan bahkan sebagian anak SD sudah

BAB I PENDAHULUAN. 70% penduduk Indonesia (Salawati dan Amalia, 2010). Dari analisis data Susenas tahun 2001 diperoleh data umur mulai merokok kurang

BAB I PENDAHULUAN. Konsumsi rokok meningkat secara pesat dari tahun ke tahun, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. semua orang tahu akan bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Rokok mengandung

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini telah dikenal lebih dari 25 penyakit berbahaya disebabkan oleh rokok.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat menganggap merokok sebuah perilaku yang bisa membuat. ditentukan tidak boleh merokok/ kawasan tanpa rokok.

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat menyebabkan kematian baik bagi perokok dan orang yang ada

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi mulai dari usia remaja hingga orang tua baik laki-laki maupun

BAB I PENDAHULUAN. menghisap dan menghembuskannya yang menimbulkan asap dan dapat terhisap oleh

BAB 1 : PENDAHULUAN. kandung kemih, pankreas atau ginjal. Unsur-unsur yang terdapat didalam rokok

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Masalah-masalah kesehatan pada keluarga dengan anak remaja yang

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya terjadi di negara-negara berkembang. Sekitar 5 juta orang mati

I. PENDAHULUAN. diantaranya penyakit pada sistem kardiovaskular, penyakit pada sistem

BAB I PENDAHULUAN. penyakit yang di akibatkan karena merokok berakhir dengan kematian. World

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan

BAB I PENDAHULUAN. Merokok adalah salah satu zat adiktif yang bila digunakan. menghisap rokok yang diminati oleh banyak kaum laki-laki.

BAB I PENDAHULUAN. dihirup asapnya yang dihasilkan dari tanaman Nicotiana tabacum, Nicotiana rustica

BAB 1 : PENDAHULUAN. menimbulkan banyak kerugian, baik dari segi sosial, ekonomi, kesehatan bahkan

BAB I PENDAHULUAN. oleh bagaimana orang menghabiskan waktu mereka, apa yang mereka pikirkan tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Rokok sudah menjadi suatu barang konsumsi yang sudah familiar kita

KUESIONER PENELITIAN PENGARUH IKLAN MEDIA LUAR RUANG TERHADAP PERILAKU MEROKOK SISWA DI SMA NEGERI 2 MEDAN TAHUN 2012

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun itu terus meningkat, baik itu pada laki-laki maupun perempuan. Menurut The

I. PENDAHULUAN. Rokok merupakan salah satu produk yang cukup unik (terutama cara

BAB 1 : PENDAHULUAN. membuktikan secara tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kemungkinan sebelas kali mengidap penyakit paru-paru yang akan menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Berdasarkan analisis data dari Centers of Disease Control and

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dampak buruk bagi perokok itu sendiri maupun orang-orang sekitarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Bahaya merokok terhadap remaja yang utama adalah terhadap fisiknya.

BAB 1 PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai penyakit atau gangguan kesehatan salah satunya

BAB I PENDAHULUAN dan pada abad 21 ini, akan ada 1 miliar orang meninggal akibat. penyakit disebabkan rokok (Evy, 2008).

PENGARUH PERSEPSI MAHASISWA TERHADAP KAWASAN TANPA ROKOK (KTR) DAN DUKUNGAN PENERAPANNYA DI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

BAB I PENDAHULUAN. Menghisap tembakau merupakan hal kebiasaan telah dikenal sejak lama

BAB I PENDAHULUAN. negara-negara berkembang (Verawati, 2010). yang menurut penelitian banyak terjadi oleh karena asap rokok. Asap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. inaktivitas fisik, dan stress psikososial. Hampir di setiap negara, hipertensi

BAB 1 : PENDAHULUAN. Perilaku merokok merupakan suatu hal yang fenomenal. Hal ini ditandai dengan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBIASAAN MEROKOK PADA REMAJA PUTRA DI DUSU PAPAHAN, TASIKMADU, KARANGANYAR. Ana Wigunantiningsih*

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, Indonesia menghadapi tantangan dalam meyelesaikan UKDW

HUBUNGAN ANTARA GAYA HIDUP SEHAT DENGAN PERILAKU MEROKOK PADA KARYAWAN DI YOGYAKARTA

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latarbelakang. merokok merupakan faktor risiko dari berbagai macam penyakit, antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Merokok sudah menjadi masalah kompleks yang menyangkut aspek

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terdiri dari 4

Kuesioner Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan dari setiap negara. Salah satu indikatornya adalah meningkatkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tembakau pertama kali diperkenalkan di Indonesia oleh bangsa Belanda

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentu. Menurut Sarwono (2001) definisi remaja untuk masyarakat Indonesia

BAB V PENUTUP. maka sampailah pada kesimpulan sebagai berikut : 1. Adapun manfaat dari segi medis adalah merokok mengurangi resiko

BAB I PENDAHULUAN. Kebiasaan merokok di masyarakat kini seolah telah menjadi budaya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengodentifikasi diri mereka sebagai bagian dari keluarga (Friedman, 1998).

bereproduksi (Yusuf, 2011). Suatu analisis cermat mengenai semua aspek perkembangan remaja secara global berlangsung antara umur tahun yang

Transkripsi:

A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN Rokok adalah benda beracun dan berbahaya bagi tubuh manusia, sekali rokok dibakar akan megeluarkan zat-zat yang berbahaya seperti karbon dioksida (Co), nikotin, ammonia, timabuth. Kandungan rokok tersebut dapat menyebabkan berbagai macam penyakit kanker dan penyakit kronis. Penyakit kanker dintaranya termasuk kanker oropharynx, larynx, sophagus, broncus, colorestal, stomach, ginjal, kandung kemih ureter, sedangkan penyakit kronis diantaranya termasuk stroke, katarak, kebutaan, diabetes, periodontitis dan gangguan janin akibat merokok saat kehamilan (USDHHS, 2014; Bustan, 2007) Menurut WHO (2011), jumlah perokok di Indonesia menempati urutan ke-5 setelah China, India, USA, dan Rusia. Kelima negara ini mempresentasikan 52% dari total perokok diseluruh dunia. Jumlah perokok pada tahun 2013, perokok aktif laki-laki 56.860.457 dan perokok aktif perempuan sekitar 1.890.135, perokok aktif laki-laki pada usia 25 sampai 29 tahun yaitu berumlah 7.785 orang. laki-laki dengan usia 25sampai 29 tahun 2.641.892, sedangkan perokok aktif perempuan pada usia 45 sampai 49 tahun berjumlah 242.273. Hasil survey yang di lakukan oleh badan pusat statistika (BPS 2010) menunjukan bahwa jumlah penduduk di provinsi Yogyakarta sebanyak 3.457.491 jiwa. Sementara untuk prevalensi perokok remaja di provinsi Yogyakarta menurut (BPS, 2012), menunjukan bahwa prevalensi perokok 1

2 remaja saat ini dan rata-rata batang rokok yang dihisap oleh remaja di Provinsi DI Yogyakarta, yaitu 31,6%, pada tahun 2020 diperkirakan akan terjadi 10 juta kematian jika hal ini tidak segera ditangani dengan cepat (Depkes RI, 2012) Faktor yang mempengaruhi tingginya prevalensi rokok di Indonesia yaitu terkait dengan noma-norma budaya di Indonesia. Merokok dianggap sebagai hal yang wajar bagi masyarakat di Indonesia, bahkan setiap ada kegiatan atau acara social di masyarakat akan selalu ada rokok sebagai suguhan utama. Masyarakat di indoneisa memiliki kebiasaan makan tidak makan yang penting bisa merokok bahkan merokok dianggap melambangkan kejantanan seseorang (Aula, 2010). Norma-norma budaya ini dapat menghambat upaya untuk mengurangi prevalensi merokok di masyarakat, karena memberikan ruang bagi perokok untuk tetap merokok secara bebas dan mengganggap merokok sebagai hal yang wajar dan wajib di lakukan Ulama islam berpendapat bahwa rokok itu haram, dalam Al Qur an maupun hadis tidak di sebutkan secara langsung mengenai hal tersebut. Al- Qur an merupakan pedoman bagi muslim yang ada di muka bumi. Segala sesuatu yang dilarang oleh Allah merupakan kebaikan bagi umat-nya. Dalil yang dipakai para ulama untuk membuat fatwa haram mengenai rokok, yaitu firman Allah SWT dalam Al-Qur an surat Al-A raf ayat 157 yang artinya : (Yaitu) orang-orang yang mengikut Rasul, Nabi yang ummi yang (namanya) mereka dapati tertulis di dalam Taurat dan Injil yang ada di sisi mereka, yang menyuruh mereka mengerjakan yang ma ruf dan melarang

3 mereka dari mengerjakan yang mungkar dan menghalalkan bagi mereka segala yang baik dan mengharamkan bagi mereka segala yang buruk dan membuang dari mereka beban-beban dan belenggu-belenggu yang ada pada mereka. Maka orang-orang yang beriman kepadanya.memuliakannya, menolongnya dan mengikuti cahaya yang terang yang diturunkan kepadanya (Al Quran), mereka itulah orang-orang yang beruntung. (QS : Al-A raf(7): 157) Pemerintah Yogyakarta telah melakukan upaya pengontrolan tembakau untuk menurunkan prevalensi perokok di Yogyakarta. Pemerintah bekerja sama dengan mitra membuat peraturan terkait dengan rokok. Pada tanggal 8 Mei 2010 Pemerntah koto Yogyakarta mengeluarkan surat edaran Nomor 440/004/SE/2010 tentang larangan merokok pada hari juma at sebagai salah satu upaya untuk menurunkan prevalensi merokok di Yogyakarta. Disahkannya Raperda Kawasan Tanpa Rokok oleh pemerintah pada tahun 2012 semakin memperkuat bukti bahwa upaya pengontrolan tembakau. Selain itu, di kota Yogyakarta juga sudah memiliki 18 klinik untuk konsultasi berhenti merokok bagi masyarakat setempat yang tersebar di puskesmas dan sudah beroperasi sejak 31 Mei 2010 (Dinkes, 2010). Pemerintah Yogyakarta telah melakukan berbagai usaha terkait dengan pembuatan peraturan untuk menurunkan prevalensi merokok namun usaha tersebut tersebut tidak akan berjalan dengan lancar apabila niat dari individu tersebut untuk benar-benar berhenti merokok masih kurang. Upaya berhenti merokok ini secara eksklusif menargetkan para perokok yang

4 memiliki kemauan untuk berhenti merokok dalam waktu dekat. Upaya berhenti merokok ini secara ekslusif menargetkan para perokok yang memiliki kemauan untuk berhenti, terutama individu yang tidak memiliki rencana untuk berhenti merokok dalam waktu dekat. Salah satu upaya yang di berikan pada individu tersebut yaitu dengan motivasi, motivasi merupakan suatu wujud untuk siap melakukan perubahan yang mana dapat merangsang kemauan tinggi, namun sebagian besar tidak siap untuk berhenti dalam waktu 6 bulan dikarenakan berbagai macam faktor nikotin. Kegagalan dalam upaya berhenti merokok didasari oleh kurangnya kesiapan individu tersebut untuk mencapai tujuan sehingga dapat mempengaruhi motivasi. Motivasi para perokok sangat dibutuhkan untuk mendukung kesuksesan intervensi berhenti merokok sesuai dengan metode yang sudah dipilih (Donovan, & MArlatt, 2007;Celik, 2013; Zakaria, 2005) Hasil studi pendahuluan yang telah dilakukan di Universitas Muhammadiyah Yogyakarta pada November 2015 telah diketahui bahwa masih banyak mahasiswa yang merokok, didapatkan 107 perokok aktif dari 210 siswa di Fakultas Teknik Mesin Angkatan 2015. Mahasiswa yang merokok ini dapat dilihat disekitar kampus terutama di sekitar kantin kampus dan meskipun di depan pintu masuk Universitas Muhammadiyah Yogyakarta terdapat tulisan kawasan bebas asap rokok, pada kenyataannya masih banyak dari mahasiswa yang mengkonsumsi rokok. Berdasarkan uraian diatas maka kita perlu melakukan hal yang dapat meningkatkan pengetahuan

5 seseorang akan bahaya rokok, yang diharapkan dapat membuat seseorang sadar dan berkehendak untuk berhenti merokok.. Salah satu metode yang bisa diterapkan untuk menangani masalah perilaku merokok adalah dengan sefl-help group dikarenakan pada kelompok ini biasanya terdiri dari orang-orang dengan masalah umum yang sama, penyakit yang sama atau masalah kecanduan. Sefl help group atau juga disebut juga kelompok yang saling menolong, saling membantu, saling menyediakan dukungan atau bantuan bagi setiap anggota kelompok. (Ahmadi, 2007) Para peneliti sebagian besar dari kelompok self-help group banyak menemukan manfaat bagi para anggota dan juga telah mengevaluasi dampak dari kelompok-kelompok bantuan self-help group pada peserta. Banyak penelitian menunjukan bahwa jika anggota yang mengikuti kelompok selfhelp group yang di survey pada waktu tertentu, para anggota akan merespon positif tentang kelompok tersebut dan mengatakan bahwa Self-help group dapat membantu mereka dalam menyelesaikan masalah (Kyrouz, 2002). Mengingat bahwa rokok dapat berbahaya bagi kesehatan remaja dan kurang perhatian dari pemerintah tentang pengendalian tembakau, serta tingginya prevalensi merokok pada remaja di Indonesia, maka hal ini mengindikasikan petingnya untuk menginisiasi program berhenti merokok yang efektif bagi remaja. Saat ini program berhenti merokok pada remaja belum terlalu familiar di Indonesia, oleh karena itu peneliti ingin mengetahui dan tertarik untuk meneliti pangaruh Sefl-Help Group terhadap motivasi

6 berhenti merokok pada Mahasiswa Fakultas Tekhnik Elektro Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian yang ada pada latar belakang, dapat di tarik perumusan masalah Bagaimanakah pengaruh Sefl Help Group terhadap motivasi berhenti merokok pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2015? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui pengaruh Self-Help Group terhadap Motivasi Berhenti Merokok pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Angkatan 2015. 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui karakteristik perokok pada mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2015 b. Mengetahui motivasi berhenti merokok pada mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2015 sebelum di lakukan Self-Help Group pada kelompok kontrol dan intervensi c. Mengetahui motivasi berhenti merokok pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Angkatan 2015 sesudah di lakukan Sefl-Help Group pada kelompok intervensi

7 d. Mengetahui motivsi berhenti merokok pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yogyakarta angkatan 2015 sesudah di lakukan Sefl-Help Group pada kelompok kontrol. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi ilmu pengetahuan terutama di ranah kesehatan dan upaya berhenti merokok, khususnya mengenai alternatif pilihan metode berhenti merokok mandiri bagi remaja. 2. Manfaat Praktis a. Bagi peneliti Untuk memperoleh pengetahuan mengenai pengaruh Self-Help Group terhadap motivasi berhenti merokok. b. Bagi instasi pendidikan Penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu media untuk intervensi Sefl- help group terhadap motivasi berhenti merokok pada Mahasiswa Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Yoyakarta. c. Bagi peneliti selanjutnya Dapat menjadi suatu acuan kepustakaan dan diharapkan dapat menjadi konstibusi sumber keilmuan untuk penelitian terkait yang sejenis seperti motivasi berhenti merokok pada kecanduan nikotin. E. Penelitian terkait 1. Hadi (2014) meneliti tentang hubungan antara Helth-belief model dengan motivasi berhenti merokok pada mahasiswa Program studi keperawatan

8 Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Metode penelitian yang dipakai adalah cross sectional. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa sebagian besar responden memiliki motivasi yang sedang untuk berhenti merokok. Pada penelitian ini, terdapat nilai signifikan (p<0,004) dari hasil analisa varibel ancaman penyakit akibat merokok sehingga dapat diinterpretasi adanya hubungan antara persepsi dengan motivasi mereka untuk berhenti merokok, sedangkan manfaat berhenti merokok dan hambatan berhenti merokok memiliki nilai yang tidak signifikan (p>0,05) dengan motivasi berhenti merokok. 2. Sentika (2014) meneliti tentang pengaruh self-help group (SHG) terhadap perubahan perilaku dan ketergangtungan merokok pada siswa di salah satu sma di Yogyakarta. Metode penelitian yang di pakai adalah quasy eksperiment. Hasil dari penelitian ini mengungkapkan bahwa terdapat pengaruh SHG terhadap perubahan perubahan perilaku dengan p=0.000 (<0.05). Namun, SHG tidak berpengaruh terhadap ketergantungan merokok siswa dengan p=0.427 (>0.05). terdapat perbedaan perilaku antara kelompok intervensi dan control dengan p=0.000(>0.05). tidak terdapat perbedaan pada kelompok intervensi dan control ketergangtungan merokok siswa dengan p=0.118(>0.05).