MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI KELAS IV SDN PARAKSARI ARTIKEL JURNAL

dokumen-dokumen yang mirip
THE USE OF POSITIVE NEGATIVE CARDS TO INCREASE LEARNING ACHIEVEMENT OF INTEGERS FOR FOURTH GRADE STUDENTS

MENINGKATKAN KETERAMPILAN HITUNG PENJUMLAHAN PADA PELAJARAN MATEMATIKA MELALUI PERMAINAN BUJUR SANGKAR AJAIB KELAS II SD 1 PEDES ARTIKEL JURNAL

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TEAM GAME TOURNAMENT

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA TENTANG OPERASI HITUNG PECAHAN MELALUI PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN ALAT PERAGA TEROPONG KELAS IV SD

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI SISWA KELAS V

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN SEDERHANA MELALUI MODEL KOOPERATIF PICTURE AND PICTURE KELAS III SD

PENERAPAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA DI SMP

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAMS GAMES TOURNAMENTS SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 2 DUKUN, MAGELANG

UPAYA MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA BLOK PECAHAN SISWA KELAS V

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI ALAT PERAGA LINGKARAN SISWA KELAS IV SDN SOKA 1

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MATERI PERISTIWA ALAM MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENERAPAN TEAM GAME TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR JURNAL. Oleh MEYLISA EFRILIYANTI SARENGAT SITI RACHMAH SOFIANI

PENERAPAN MODEL TGT (TEAMS GAMES TOURNAMENT) DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V SDN TAMAN 3 MADIUN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas istilah dalam

PENERAPAN METODE INKUIRI TERBIMBING DENGAN BENDA NYATA DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN PECAHAN SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPS MATERI AKTIVITAS EKONOMI MELALUI MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IV SDN II ARYOJEDING KABUPATEN TULUNGAGUNG

UNION: Jurnal Pendidikan Matematika Vol 2 No 1, Maret 2014

INTEGRASI GALERI BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI METODE INKUIRI TERBIMBING DI KELAS V SD NEGERI TERBAHSARI ARTIKEL SKRIPSI

Kata Kunci: aktivitas belajar siswa, hasil belajar siswa, pendidikan matematika, teori Bruner dalam metode diskusi kelompok.

Devi Yuniar 16, Hobri 17, Titik Sugiarti 18

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

PENINGKATAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALISATION

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PECAHAN MELALUI MEDIA KARTU PECAHANDI KELAS III SD NEGERI KYAI MOJO ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN PKN MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI SEKOLAH DASAR. Oleh. Ramadhani

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

ARTIKEL. untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. oleh : Nur Aeni Ratna Dewi

Rosdiani SMA Negeri I Sigli Jl. Banda Aceh-Medan, Tijue Kabupaten Pidie Abstrak

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII SMP N 4 WONOSARI MELALUI STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISONS

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN TWO STAY TWO STRAY SISWA KELAS X-AK SMK BHUMI PAHALA PARAKAN TEMANGGUNG

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA GARIS BILANGAN PADA SISWA KELAS IV

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No.1, Tahun 2014 Elisa Rahma Saputri 25-35

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN INDUKTIF PADA SISWA KELAS IV

Premiere Educandum Jurnal Pendidikan Dasar dan Pembelajaran

Penerapan Strategi Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Games Tournament untuk Meningkatkan Respon dan Hasil Belajar PKn Siswa

PENGGUNAAN PENDEKATAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN MINAT DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III PADA PEMBELAJARAN IPA DI SDN 26 LUBUK ALUNG

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PERBANDINGAN SKALA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAMS- ACHIEVMENT DIVISIONS (STAD)

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XIII, No.2, Tahun 2015 Chellyana Kusuma Wardani & Siswanto 89-96

BAB III METODELOGI PENELITIAN

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN TEKNIK LISTRIK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN QUESTION STUDENT HAVE

PENGGUNAAN ALAT PERAGA KARTU BILANGAN UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 2 SANGGRAHAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN BLENDED LEARNING

PENGGUNAAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS V SD

Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas PGRI Yogyakarta (UPY)

IMPROVING COMPREHENSION READING SKILL THROUGH PICTURE STORIES FOR ELEMENTARY STUDENTS

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN MEDIA TIGA DIMENSI PADA SISWA KELAS V SDN TLOGOADI

MENINGKATKAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR TEKNOLOGI PENGUKURAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN STAD BERBANTU PERMAINAN KOTAK-KATIK UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR AKUNTANSI

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

PENERAPAN MODEL RME DENGAN MEDIA KONKRET DALAM PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V

Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Matematika Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Teams Game Tournament Dengan Alat Bantu Game Puzzle

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

TAHUN AJARAN 2015/2016

PENERAPAN TEKNIK NUMBERED HEADS TOGETHER (NHT) DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN BILANGAN PECAHAN SISWA KELAS V SD

Arik Umi Pujiastuti Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan Ilmu Pendidikan Universitas Ronggolawe

PENINGKATAN KETERAMPILAN SOSIAL MENGGUNAKAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAM GAMES TOURNAMENT (TGT) DALAM PEMBELAJARAN IPS

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF MAKE A MATCH

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

HALAMAN PERSETUJUAN ARTIKEL PENELITIAN

Wenni Hastuti Universitas PGRI Yogyakarta

PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR TEKNIK PENGELASAN SMAW DENGAN METODE PEMECAHAN MASALAH

PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 BOCOR

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

MENINGKATKAN MINAT BELAJAR MATEMATIKA MELALUI TEAM GAMES TOURNAMENT SISWA KELAS III MI MUHAMMADIYAH NGADIPURO I DUKUN MAGELANG

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KOMPETENSI MEMBERIKAN LAYANAN SECARA PRIMA KEPADA PELANGGAN DENGAN METODE PEMBELAJARAN COOPERATIVE SCRIPT

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TGT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS VIID SMP NEGERI 1 KOKOP

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN PADA SISWA KELAS V SD

PENGGUNAAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING DENGAN MEDIA BENDA KONKRET

PENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL MAKE A MATCH DI KELAS IVA SDN DEMAKIJO 1

ARTIKEL JURNAL. Oleh: Ahmad HeruWibowo NIM

ARTIKEL SKRIPSI OLEH PUTU AMIK WIANTARI NIM

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN METODE KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION MATA PELAJARAN PKN SD KOTA TEBING TINGGI

PENERAPAN MODEL PBL PADA MATA PELAJARAN TEKNIK KERJA BENGKEL UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI, AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK

ARTIKEL PENELITIAN. oleh. RiaParamita NPM

Nur Rahmi, Suhermi, Atma Murni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

PROSIDING ISBN :

Joyful Learning Journal

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA SISWA KELAS V SDN MEJING 2 MELALUI MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE PROBLEM SOLVING

PENERAPAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING (CTL) UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PEMBELAJARAN IPA KELAS IV SD N SABDODADI KEYONGAN

BELAJAR MATEMATIKA SISWA MELALUI PENDEKATAN GUIDED DISCOVERY LEARNING SISWA KELAS XE SMA NEGERI1 TANJUNGSARI, GUNUNG KIDUL TAHUN AJARAN 2012/2013

PENERAPAN MODEL ACTIVE LEARNING PERMAINAN CARD SORT UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IV SDN 05 METRO SELATAN

Suparmi SMP Negeri 25 Pekanbaru

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT

PENINGKATAN AKTIVITAS PEMBELAJARAN IPS MENGGUNAKAN MODEL COOPERATIVE LEARNING TIPE GROUP INVESTIGATION DI SEKOLAH DASAR

Rusmartini Guru SDN 2 Nambahrejo

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XV, No. 2, Tahun 2017 Bagas Dwi Pratomo & Sukanti 92-99

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN PAIRED STORYTELLING

PENINGKATAN MINAT BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS MELALUI MODEL WORD SQUARE DI SDN 26 PELANGAI KECIL KABUPATEN PESISIR SELATAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISIONS UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR AKUNTANSI

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika di FKIP Universitas Mataram.

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VB MELALUI PENDEKATAN PAILKEM DI SDN 29 GANTING UTARA KOTA PADANG

Transkripsi:

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI KELAS IV SDN PARAKSARI ARTIKEL JURNAL Diajukan kepada Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Oleh Yunita Nurmilasari NIM 10108241087 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PENDIDIKAN PRA SEKOLAH DAN SEKOLAH DASAR FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JANUARI 2015

ii

ii

Meningkatkan Hasil Belajar... (Yunita Nurmilasari) 1 MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL KOOPERATIF TIPE TGT DI KELAS IV SDN PARAKSARI INCREASING MATHEMATICS LEARNING ACHIEVEMENT WITH COOPERATIVE MODEL TGT TYPE IN GRADE IV SDN PARAKSARI Oleh: Yunita Nurmilasari, PGSD UNY joya_devil@yahoo.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika materi simetri dan pencerminan bangun datar melalui penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Team Games Tournaments (TGT) pada siswa kelas IV SD Negeri Paraksari Pakem, Sleman. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) pola kolaboratif menggunakan model siklus Kemmis dan Mc Taggart. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Paraksari Pakem, Sleman. Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes dan observasi. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah soal tes dan lembar observasi. Analisis data yang digunakan yaitu deskriptif kualitatif dan deskriptif kuantitatif. Kriteria keberhasilan penelitian tindakan ini adalah persentase rata-rata hasil belajar siswa mencapai 75% dan persentase aktivitas belajar siswa mencapai 80%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran Kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi simetri dan pencerminan bangun datar siswa kelas IV SD Negeri Paraksari Pakem, Sleman. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I, persentasenya mencapai 66.38% kemudian pada siklus II persentase aktivitas siswa meningkat menjadi 88.05%. Persentase hasil belajar siswa pada waktu pretest yaitu 5.56%, pada siklus I meningkat menjadi 50%, dan pada siklus II meningkat menjadi 88.89%. Kata Kunci: hasil belajar matematika, model Kooperatif tipe Team Games Tournamen (TGT) Abstract This research aimed to increase mathematics learning achievement of symmetry and reflection of plane with cooperative model Team Games Tournament (TGT) type in grade IV of SDN Paraksari Pakem, Sleman. This is an Classroom Action Research with collaborative pattern using cyclical model proposed by Kemmis and McTaggart. The total subject of this research is 18 students, consist of 9 boys and 9 girls. This Classroom Action Research was conducted in two cycles. The data was collected by test and observation. The instrument used in this research were test and observation sheet. The data was analyzed by qualitative descriptive and quantitative descriptive. Quantitative descriptive data analysis used to find out the increasing of students mathematics learning achievement of symmetry and reflection plane with cooperative model TGT type. Qualitative descriptive data analysis used to find out the increasing of students learning activity by using cooperative model TGT type. The criteria of success of this research were the students average percentage of learning achievement achieved 75% and the students learning activity percentage achieved 80%. The result of this research showed that cooperative model TGT type increased the mathematics learning achievement of symmetry and reflection of plane in grade IV of SDN Paraksari Pakem, Sleman. The result of the students activities observation in cycle I achieved 66,38% and in cycle II increased to 88.05%. The result of students pretest achieved 5,56%, in cycle I increased to 50%, and in cycle II increased to 88,89%. Keywords: mathematics learning achievement, cooperative model Team Games Tournament (TGT) type

2 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 4 Tahun ke IV Februari 2015 PENDAHULUAN Pendidikan adalah fenomena yang fundamental atau asasi dalam kehidupan manusia. Driyarkara mengatakan bahwa di mana ada kehidupan, bagaimanapun juga di situ pasti ada pendidikan (Dwi Siswoyo, dkk. 2008:28). Oleh karena itu pelaksanaan pendidikan harus sangat diperhatikan agar kualitasnya tetap terjaga. Peranan pemerintah dalam menjaga kualitas pendidikan salah satunya yaitu dengan mengadakan ujian nasional yang biasa disingkat menjadi UN. Hal ini seperti yang dikemukakan oleh Wina Sanjaya (2008:246) bahwa salah satu alasan diadakannya UN adalah sebagai alat untuk mendongkrak dan meningkatkan kualitas pendidikan. Salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam UN yaitu matematika. Dalam hal ini maka hasil belajar matematika sangat penting. Ebbutt dan Straker (Marsigit, 2003:3) mendefinisikan matematika yang ada dalam sekolah salah satunya yaitu matematika sebagai alat berkomunikasi. Sehingga dalam belajar matematika diperlukan adanya interaksi sosial baik interaksi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa, maupun siswa dengan lingkungan. Ebbutt dan Straker (Marsigit, 2003:4) mengemukakan terdapat 4 karakteristik subjek didik (siswa), salah satunya yaitu murid mempelajari matematika baik secara mandiri maupun melalui kerjasama dengan temannya. Hal ini juga mendukung pengertian matematika sebagai kegiatan sosial. Dalam pertumbuhannya, anak-anak tidak dapat terlepas dari benda-benda di sekitar mereka yang digunakan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Benda-benda tersebut dapat berupa bangun-bangun baik bangun datar maupun bangun ruang. Untuk itu anak-anak perlu memahami tentang benda-benda yang ada di sekitarnya. Untuk mengkaji lebih dalam mengenai bangun datar yaitu dengan simetri dan pencerminan. Seperti topik-topik matematika yang lain, simetri dan pencerminan termasuk topik yang sulit dipahami oleh anak karena bersifat abstrak. Ebbutt dan Straker (Marsigit, 2003:4) mengemukakan karakteristik subjek didik (siswa) yang lainnya yaitu murid akan mempelajari matematika jika mereka mempunyai motivasi. Dalam hal ini peran guru sangatlah penting untuk menumbuhkan motivasi dalam diri siswa. Beberapa upaya yang dapat dilakukan guru diantaranya yaitu menyediakan kegiatan yang menyenangkan, menciptkan suasana kelas yang mendukung dan merangsang belajar, memberikan kegiatan yang sesuai dengan tujuan pembelajaran, memberikan kegiatan yang menantang, dan menghargai setiap pencapaian siswa. Berdasarkan hasil observasi pada mata pelajaran matematika kelas IV, hasil belajar matematika siswa kelas IV SD N Paraksari dari cenderung masih rendah. Hal ini dikarenakan aktivitas guru yang masih dominan dari pada siswa, membuat pembelajaran matematika dirasakan kurang menarik bagi siswa. Kegiatan pembelajaran yang dilakukan biasanya guru menerangkan materi, setelah itu guru memberikan pertanyaan atau latihan soal kepada

Meningkatkan Hasil Belajar... (Yunita Nurmilasari) 3 siswa. Namun hanya sebagian kecil siswa yang bisa menjawab pertanyaan yang diberikan guru. Selain itu siswa dirasa kurang aktif dalam kegiatan pembelajaran, seperti tidak bertanya ketika ada materi yang kurang jelas. Pada saat mengerjakan tugas atau latihan banyak siswa yang mencontoh pekerjaan temannya dibandingkan mengerjakan sendiri-sendiri. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan peneliti saat pelajaran matematika di SD N Paraksari, terdapat beberapa kondisi yang tidak mendukung dalam kegiatan pembelajaran. Pertama, guru selalu mengajar dengan metode mengajar yang sama. Guru dalam menyampaikan materi lebih sering menggunakan metode ceramah dan tanya jawab. Hal ini selain membuat siswa kurang aktif, juga menyebabkan kurangnya interaksi siswa dengan guru. Kedua, kurangnya kemampuan untuk bekerjasama dalam kelompok, terutama siswa yang hasil belajar matematikanya rendah. Ketika sedang bekerja dalam kelompok dan melakukan kegiatan diskusi, siswa tidak dapat bekerjasama dengan baik. Hal ini terlihat dari aktivitas yang hanya didominasi oleh satu atau dua siswa, sementara siswa yang lain hanya diam atau bermain sendiri dan tidak memberikan pendapatnya, tidak mengajukan pertanyaan, maupun tidak berusaha menjawab pertanyaan. Hal tersebut mengakibatkan kegiatan belajar secara berkelompok menjadi kurang maksimal. Ketiga, kurangnya keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran. Secara fisik, aktivitas siswa kurang dan cenderung diam ketika pembelajaran sedang berlangsung. Bahkan ketika guru meminta siswa untuk mengerjakan soal yang diberikan guru, banyak siswa yang gaduh dan tidak dengan segera mengerjakannya. Banyak siswa yang tidak berani mengemukakan pendapatnya di depan kelas dan hanya mendengarkan penjelasan dari guru. Guru berperan sangat penting dalam proses pembelajaran. Dalam proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi siswa untuk mencapai tujuan (Slameto, 2003:97). Oleh karena itu tugas guru adalah menjadikan pelajaran yang tidak menarik menjadi menarik, dan yang dirasa sulit menjadi mudah, yang tadinya tak berarti menjadi bermakna seperti yang dikemukakan oleh Sugiyanto (2009: 2). Untuk mencapai hal tersebut, guru memerlukan kerangka pembelajaran konseptual (model pembelajaran). Banyak model pembelajaran inovatif yang dikembangkan oleh para ahli dalam usaha untuk mengoptimalkan hasil belajar siswa. Salah satu model pembelajaran tersebut yaitu pembelajaran kooperatif. Menurut Lie (Sugiyanto, 2009:6) pembelajaran koopertif menciptakan interaksi yang asah, asih, dan asuh sehingga tercipta masyarakat belajar. Sehingga siswa tidak hanya beajar dari guru, tetapi juga dari sesama siswa. Salah satu metode dalam pembelajara kooperatif adalah Team Games Tournament atau dapat disingkat menjadi TGT. Menurut Saco (Rusman, 2011:224), dalam TGT siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh skor bagi tim mereka masing-

4 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 4 Tahun ke IV Februari 2015 masing. Sehingga kegiatan ini selain menyenangkan karena terdapat permainan di dalamnya, juga dapat meningkatkan kerjasama diantara anggota kelompok. Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan, maka rumusan masalah yang peneliti ajukan adalah sebagai berikut: Bagaimana meningkatkan hasil belajar matematika materi simetri dan pencerminan bangun datar dengan model kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) di kelas IV SD N Paraksari tahun ajaran 2013/2014?. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas. Istilah dalam bahasa Inggris dikenal dengan Classroom Action Research (CAR), pola/cara pelaksanaan PTK yang digunakan adalah pola kolaboratif. Waktu dan Tempat Penelitian Pengambilan data pada penelitian tindakan kelas ini dilakukan pada bulan Mei 2014 pada semester II tahun ajaran 2013/2014 di kelas IV SD N Paraksari Pakem, Sleman. Subjek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD N Paraksari Pakem, Sleman tahun ajaran 2013/ 2014 yang berjumlah 18 siswa, yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan. Desain Penelitian Prosedur yang digunakan dalam penelitian ini adalah model yang dikemukakan oleh Kemmis dan Mc Taggart yang dilaksanakan dalam beberapa siklus. Setiap siklus terdiri dari beberapa tahapan, yaitu: perencanaan (Planning), tindakan (Action) dan pengamatan (observation), serta refleksi (Reflecttion). Siklussiklus tersebut digambarkan sebagai berikut 3 3 2 2 Keterangan: Siklus I: 1. Perencanaan I 2. Tindakan I dan observasi I 3. Refleksi I Siklus II: 1. perencan aan II 2. tindakan II dan observasi II 3. refleksi II Gambar 1. Model Siklus Kemmis and Mc Taggart (Wijaya dan Dedi, 2011: 21) Rancangan Pelaksanaan Tindakan Rancangan pelaksanaan tindakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Pra Tindakan 1 1 a. Observasi awal Peneliti melakukan melakukan observasi di kelas IV SD Negeri Paraksari pada saat kegiatan pembelajaran matematika berlangsung. b. Identifikasi permasalahan Kegiatan selanjutnya setelah melakukan observasi adalah mengidentifikasi permasalahan-permasalahan yang dihadapi guru kelas dalam pelaksanaan pembelajaran

Meningkatkan Hasil Belajar... (Yunita Nurmilasari) 5 di kelas IV SD Negeri Paraksari pada mata pelajaran matematika. c. Mengadakan pretest dan diskusi dengan guru bersangkutan Setelah melakukan identifikasi masalah, peneliti kemudian melakukan pretest mata pelajaran matematika kepada siswa. Hal ini dilakukan untuk mengetahui pengetahuan awal siswa sebelum diberikan tindakan pada mata pelajaran matematika terutama materi simetri bangun datar. d. Menyusun rencana penelitian Peneliti bersama guru menyusun rangkaian kegiatan yang akan dilaksanakan pada saat melakukan tindakan kelas secara menyeluruh. Siklus I a. Tahap Perencanaan I 1) Menyiapkan materi yang akan disampaikan yaitu mengenai simetri bangun datar. 2) Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) mata pelajaran matematika materi simetri bangun datar dengan menggunakan model kooperatif tipe TGT. 3) Mempersiapkan sarana dan media pembelajaran yang akan digunakan dalam pembelajaran matematika materi simetri bangun datar dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe TGT. 4) Menyusun dan mempersiapkan lembar observasi aktivitas belajar siswa saat pelajaran matematika. 5) Mempersiapkan soal tes untuk siswa yaitu tes yang akan diberikan pada akhir siklus. 6) Menentukan pembagian kelompok 7) Mempersiapkan aturan turnamen b. Tahap Pelaksanaan Tindakan dan Pengamatan (observasi) 1) Presentasi Kelas Pada siklus ini materi yang diajarkan yaitu pelajaran matematika materi simetri bangun datar. Guru menyampaikan materi pelajaran, tujuan pembelajaran yang ingin dicapai kemudian memberikan motivasi kepada siswa. 2) Tim a) Membagi siswa ke dalam kelompok Siswa dibagi menjadi 4 kelompok heterogen, yang masing-masing kelompok beranggotakan 4-5 siswa yang berasal dari latar belakang yang berbeda baik dari segi akademis maupun jenis kelaminnya. b) Diskusi kelompok Setelah pembagian kelompok, siswa berkumpul bersama kelompoknya untuk memperdalam materi bersama teman satu kelompok serta untuk mengerjakan lembar kerja untuk kelompok. c) Game Siswa melakukan game atau permainan bersama teman sekelompok. Game yang dimainkan yaitu berupa permainan Lacak Kata.

6 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 4 Tahun ke IV Februari 2015 3) Turnamen Siswa ditempatkan dalam meja turnamen. Dalam penelitian ini terdapat 5 meja turnamen di mana setiap meja turnamen berisi 4 siswa dan terdapat satu meja turnamen yang berisi 3 siswa. Pada turnamen berikutnya siswa dapat bergeser tempat atau siswa ditempatkan pada meja turnamen baru. 4) Rekognisi tim Penghargaan kelompok diberikan atas dasar perolehan rata-rata skor yang diperoleh kelompok dari game dan turnamen. Observasi dilaksanakan selama proses pembelajaran di kelas. Observasi dilakukan untuk mengamati secara langsung aktivitas belajar siswa selama proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada mata pelajaran matematika materi simetri dan pencerminan bangun datar. c. Tahap Refleksi I Peneliti selanjutnya melakukan refleksi dan berdiskusi dengan guru untuk memastikan keberhasilan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dalam meningkatkan hasil belajar matematika materi simetri bangun datar. Rancangan siklus berikutnya Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus berikutnya dilaksanakan berdasarkan data yang diambil dari siklus I. Siklus berikutnya merupakan perbaikan dari kegiatan dalam siklus sebelumnya. Tahapan yang dilakukan sama dengan tahapan yang dilakukan pada siklus sebelumnya. Peneliti mengkaji ulang tingkat keberhasilan dan kendala yang dihadapi ketika pelaksanaan tindakan, kemudian menganalisis datanya, dan membandingkan kondisi awal dengan kondisi akhir siklus. Hasil perbandingan tersebut selanjutnya ditarik kesimpulan apakah siklus tetap dilanjutkan atau dihentikan. Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Data yang diperoleh dalam penelitian tindakan kelas ini adalah data kuantitatif berupa hasil tes dan data kualitatif berupa uraian hasil pengamatan. Selain itu, sebagai kelengkapan data maka disertai data dokumentasi berupa fotofoto kegiatan dalam penelitian. Instrumen yang digunakan oleh peneliti berupa soal tes dan lembar observasi. Soal tes pada siklus I terdiri dari 15 soal pilihan ganda dan soal 5 soal uraian. Untuk siklus II berupa soal uraian yang berjumlah 10 soal. Lembar observasi untuk siswa berjumlah 20 butir, sedangkan untuk guru berjumlah 17 butir. Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh peneliti adalah sebagai berikut. 1. Tes Hasil Belajar Tes diberikan setiap akhir siklus yang digunakan untuk menunjukkan hasil belajar yang dicapai pada setiap siklus. Penelitian ini menggunakan tes bentuk pilihan ganda bejumlah 15 soal dan soal uraian berjumlah 5 soal. Tes digunakan untuk mengumpulkan data hasil belajar matematika siswa setelah

Meningkatkan Hasil Belajar... (Yunita Nurmilasari) 7 pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. 2. Observasi Teknik observasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah observasi sistematis dengan menggunakan lembar observasi sebagai pedoman pengamatan. Observasi dilakukan oleh peneliti terhadap guru dan siswa dengan cara melakukan pengamatan dan pencatatan mengenai pelaksanaan pembelajaran matematika dengan TGT di kelas selama proses belajar mengajar berlangsung. Teknik Analisis Data 1. Angket Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar Pada mata pelajaran matematika di SD Negeri Paraksari, siswa dikatakan tuntas jika siswa mendapatkan nilai 60 berdasarkan pada KKM mata pelajaran matematika yang ditentukan oleh SD Negeri Paraksari dengan ketuntasan belajar 75% dari jumlah siswa. Tes diadakan pada setiap akhir siklus dengan skor total setiap siklusnya adalah 100. Tes hasil belajar setiap siswa yang diperoleh pada akhir siklus kemudian dihitung jumlah siswa yang tuntas dan belum tuntas. Setelah itu dipersentase dan dihitung skor rata-rata kelasnya. Untuk mencari perhitungan rerata secara klasikal dari sekumpulan nilai yang telah diperoleh siswa, dapat menggunakan rumus mean (Nana Sudjana, 2009: 109), yaitu sebagai berikut: Keterangan: Mean = nilai rata-rata X = jumlah semua nilai siswa N = Number of Casses atau jumlah siswa dalam satu kelas Selain mencari rerata, peneliti juga menghitung persentase siswa yang tuntas KKM. Untuk menghitung ketuntasan adalah sebagai berikut. 2. Untuk mengetahui peningkatan aktivitas belajar dari hasil observasi Data hasil observasi aktivitas belajar siswa dalam kegiatan pembelajaran menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada materi simetri dan pencerminan bangun datar yang telah diperoleh akan dianalisis menggunakan deskriptif kualitatif. Data observasi yang diperoleh digambarkan dalam bentuk katakata ataupun kalimat yang dipisahkan menurut kategori untuk memperoleh kesimpulan. Teknik skoring digunakan pada lembar observasi untuk mengetahui aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Skor tersebut kemudian diubah ke dalam bentuk persen kemudian disesuaikan dengan tolok ukur yang sudah ditentukan. Adapun rumus yang digunakan untuk menghitung hasil lembar observasi aktivitas siswa adalah sebagai berikut. Presentase Skor/Nilai =

8 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 4 Tahun ke IV Februari 2015 Skor maksimum berdasarkan lembar observasi adalah sebagai berikut. Skor maksimum = skor tertinggi x jumlah butir x jumlah siswa = 1 x 20 x 18 = 360 Kemudian hasil presentase tersebut ditafsirkan dengan kategori interpretasi menurut Suharsimi dan Cepi (2014:35) sebagai berikut. siswa pada pratindakan (pretest) yaitu 31,45, setelah dilakukan tindakan pada siklus I nilai rata-rata tersebut meningkat menjadi 61,92. Nilai rata-rata kemudian meningkat menjadi 74,28 setelah dilakukan tindakan pada siklus II. Berikut merupakan diagram batang persentase hasil pretest, tes siklus I, dan tes siklus II. Pencapaian 76% - 100% = kategori baik sekali Pencapaian 56% - 75% = kategori baik Pencapaian 40% - 55% = kategori cukup Pencapaian < 40% = kategori kurang HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Berdasarkan hasil pratindakan, penelitian siklus I, dan siklus II yang dilakukan di SD N Paraksari dapat diketahui bahwa penggunaan model kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan hasil belajar matematika siswa terutama pada materi simetri dan pencerminan bangun datar. Berikut data hasil belajar matematika siswa kelas IV SD N Paraksari. Tabel 1. Hasil Belajar Matematika Persentase Klasifikasi No Pratindakan Ketuntasan Siklus I Siklus II 1. Tuntas 5,56% 50% 88,89% 2. Belum 94,44% 50% 11,11% Tuntas Berdasarkan hasil tes matematika, terjadi peningkatan dari hasil pretest, tes siklus I, dan tes siklus II. Nilai rata-rata siswa meningkat dan mencapai nilai KKM ( 60) setelah dilaksanakan tindakan pada siklus pertama dan kedua. Nilai maksimum ideal adalah 100. Nilai rata-rata Gambar 2. Diagram Batang Persentase Hasil Pretest, Tes Siklus I, dan Tes Siklus II Persentase ketuntasan siswa pratindakan hanya 5,56% atau sebanyak 1 siswa tuntas dari jumlah keseluruhan 18 siswa. Setelah dilakukan tindakan siklus I, persentase tersebut mengalami kenaikan menjadi 50% atau sebanyak 9 siswa tuntas dari jumlah keseluruhan 18 siswa. Kemudian dilakukan lagi tindakan pada siklus II, persentase ketuntasan mengalami peningkatan dari siklus I. Persentase ketuntasan siklus II menjadi 88,89% atau sebanyak 16 siswa tuntas dari jumlah keseluruhan 18 siswa. Persentase tersebut sudah memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 75%.

Meningkatkan Hasil Belajar... (Yunita Nurmilasari) 9 Selain hasil tes matematika materi simetri dan pencerminan bangun datar, peningkatan dapat diketahui melalui hasil observasi aktivitas siswa selama mengikuti kegiatan pembelajaran dengan model kooperatif tipe TGT. Berikut data aktivitas siswa kelas IV SD N Paraksari berdasarkan hasil observasi penggunaan model kooperatif tipe TGT. Tabel 2. Hasil Observasi Aktivitas Belajar Siswa No. Observasi Persentase 1. Siklus I 66,38% 2. Siklus II 88,05% Jumlah skor seluruh siswa berdasarkan hasil pengamatan terhadap pembelajaran matematika dengan model koperatif tipe TGT pada siklus I yaitu 239. Persentase rata-rata kelas yang diperoleh yaitu 66,38% dan berada pada kategori baik. Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar menunjukkan peningkatan pada siklus II. Persentase rata-rata kelas berdasarkan hasil observasi aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran matematika materi pencerminan bangun datar dengan model koperatif tipe TGT pada siklus II adalah 88,05% dan berada pada kategori sangat baik. Persentase tersebut sudah memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 80%. Jadi dapat disimpulkan bahwa secara umum penggunaan model kooperatif tipe TGT pada siklus II lebih baik daripada siklus I dan dapat dikatakan berhasil. Berikut disajikan persentase peningkatan aktivitas siswa berdasarkan hasil observasi dengan model kooperatif tipe TGT. Gambar 3. Diagram Batang Persentase Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I dan Siklus II Hasil observasi aktivitas siswa dalam pembelajaran matematika dengan model koperatif tipe TGT, persentase aktivitas rata-rata kelas yang diperoleh pada siklus I yaitu 66,38% dan berada pada kategori baik. Kemudian dilakukan tindakan pada siklus II, persentase aktivitas rata-rata kelas mengalami peningkatan menjadi 88,05% dan berada pada kategori sangat baik. Persentase tersebut sudah memenuhi kriteria keberhasilan yang ditetapkan yaitu sebesar 80%. Hal tersebut menunjukkan bahwa pembelajaran yang telah dilakukan yaitu pembelajaran dengan model kooperatif tipe TGT pada pelajaran matematika materi simetri dan pencerminan bangun datar di kelas IV SD N Paraksari dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap proses dan hasil belajar matematika materi simetri dan pencerminan

10 Jurnal Pendidikan Guru Sekolah Dasar Edisi 4 Tahun ke IV Februari 2015 bangun datar dengan model kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) siswa kelas IV SD Negeri Paraksari, maka dapat disimpulkan bahwa model kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan hasil belajar matematika materi simetri dan pencerminan bangun datar di kelas IV SD Negeri Paraksari Pakem Sleman. Peningkatan proses dan hasil belajar matematika materi simetri dan pencerminan bangun datar dengan model kooperatif tipe Team Games Tournament (TGT) dapat dilihat dari adanya peningkatan pada hasil observasi aktivitas siswa, pretest, dan hasil tes siklus I dan siklus II Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I, persentasenya mencapai 66.38% kemudian pada siklus II persentase aktivitas siswa meningkat menjadi 88.05%. Persentase hasil belajar siswa pada waktu pretest yaitu 5.56%, pada siklus I meningkat menjadi 50%, dan pada siklus II meningkat menjadi 88.89%. DAFTAR PUSTAKA Dwi Siswoyo. (2008). Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press Marsigit. (2003). Pembelajaran Matematika Berdasarkan Kurikulum Berbasis Kompetensi di SMK. Materi Penataran. Yogyakarta: FMIPA Nana Sudjana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosdakarya Rusman. (2011). Model-Model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta: Rajawali Pers Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta Sugiyanto. (2009). Model-Model Pembelajaran Inovatif. Surakarta: Yuma Pustaka Suharsimi Arikunto dan Cepi Safruddin Abdul Jabar. (2014). Evaluasi Program Pendidikan: Pedoman Teoretis Praktis bagi Mahasiswa dan Praktisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama. (2011). Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Edisi Kedua. Jakarta: Indeks Wina Sanjaya. (2008). Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media