Kabupaten Temanggung dapat dilihat pada tabel

dokumen-dokumen yang mirip
terendah pada tahun ) Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan dan anak dari tindakan kekerasan

hari atau rata-rata 10,33 hari/bulan. hutan, perkebunan dan lahan lainnya. atas sebagaimana tergambar pada tabel 2.9.

Penutup. Sekapur Sirih

yaitu 44 partai seperti tercantum pada tabel

pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, tenaga kerja, koperasi

melalui pelayanan dasar kesehatan. 1) Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik menjadi 4 (empat) yaitu :

1) Struktur Ekonomi Daerah. terbesar dalam penyusunan PDRB.

dengan 7 (tujuh), sedangkan target nomor 8 (delapan) menjadi Angka kematian ibu per kelahiran hidup turun drastis

Tabel Jenis dan Kawasan Potensi Bencana Alam Kabupaten Temanggung

Perencanaan Pembangunan JUMLAH REALISASI DINAS PENDIDIKAN DINAS KESEHATAN R S U D P U BAPPEDA DINHUBKOMINFO B L H

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

pendapatan masyarakat. h. Jumlah Rumah Tangga Miskin status kesejahteraan dapat dilihat pada tabel 2.42.

KEPENDUDUKAN DAN KETENAGAKERJAAN

Pencapaian sasaran dan indikator pada misi III ini dapat dilihat pada tabel sebagai berikut: Tabel 3.21 Pencapaian Misi III dan Indikator

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan yang dilaksanakan dalam suatu wilayah pada hakekatnya

Penatatan ruang daerah bertujuan mewujudkan ruang kabupaten berbasis. pertanian yang didukung industri, perdagangan, pariwisata dan sosial

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

WALIKOTA KEDIRI PERATURAN WALIKOTA KEDIRI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KOTA KEDIRI WALIKOTA KEDIRI,

BAB I PENDAHULUAN. Program pembangunan nasional sebagaimana dalam Undang-Undang no 25. perdagangan yang merupakan inti sistem pembangunan.

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI TEMANGGUNG,

RPJMD Kab. Temanggung Tahun I X 71

Indikator Konten Kuesioner

BUPATI PASURUAN PERATURAN BUPATI PASURUAN NOMOR 24 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. pola konsumsi masyarakat menimbulkan bertambahnya volume, jenis dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan mutlak. Peran penting pemerintah ada pada tiga fungsi utama, yaitu fungsi

KEPALA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

3.1.1.Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2013 dan Perkiraan Tahun. perekonomian regional, perekonomian nasional bahkan

MEMUTUSKAN: Menetapkan KESATU

PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH MELALUI 3R UNTUK KADER LINGKUNGAN

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

,98 sumber daya air dan listrik b Penyediaan jasa pemeliharaan dan perizinan kendaraan dinas/ operasional;

WALIKOTA TEGAL PERATURAN WALIKOTA TEGAL NOMOR 66 TAHUN 2012 TENTANG PENGATURAN PEMBUANGAN DAN PENGANGKUTAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan penduduk dan laju ekonomi yang semakin meningkat serta

Tabel 3.26 Data Pengadaan Barang/Jasa e-proc TA 2011 s.d Efisiensi (Rp) Pagu Anggaran. Nilai Kontrak (Rp) Tahun

BUPATI TEMANGGUNG PERATURAN BUPATI TEMANGGUNG NOMOR 42 TAHUN 2012 TENTANG PENATAAN TOKO MODERN DI KABUPATEN TEMANGGUNG

BAB III RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN PADA PERUBAHAN RKPD TAHUN 2014

KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN. A. Gambaran Umum Kabupaten Temanggung bujur timur dan LS. Kabupaten Temanggung

BAB II DISKRIPSI OBJEK PENELITIAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN

WALIKOTA PROBOLINGGO

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN NEGARA LINGKUNGAN HIDUP Sampah rumah tangga. Raperda. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

BAB I PENDAHULUAN. yang terbaik bagi kepentingan anak, tanpa ada diskriminasi. Salah satu isu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

4.1 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DAN PROMOSI HIGIENE

RPJMD Kab. Temanggung Tahun V 29

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA,

2.3. Keberlanjutan Program Konsep Keberlanjutan (Sustainability) Partisipasi Masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN TEMANGGUNG dan BUPATI TEMANGGUNG

PENJELASAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 11 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA TATA RUANG WILAYAH KABUPATEN SRAGEN TAHUN

SOSIALISASI DANA ALOKASI KHUSUS (DAK) FISIK 2019 DALAM MENDUKUNG AKSES UNIVERSAL AIR MINUM SANITASI

KUISIONER FAKTOR FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU MASYARAKAT DALAM PENGELOLAAN SAMPAH DI KAMPUNG APUNG RT10/01 KELURAHAN KAPUK JAKARTA BARAT

BAB IV STRATEGI PENGEMBANGAN SANITASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Matrik Kerangka Kerja Logis Kabupaten Luwu

BAB VI RENCANA DAN GAGASAN PENGEMBANGAN KAWASAN PERMUKIMAN PRIORITAS TAMMUA

V. DESKRIPSI LOKASI DAN SAMPEL PENELITIAN. Kelurahan Kamal Muara merupakan wilayah pecahan dari Kelurahan

PENGOLAHAN SAMPAH DENGAN SISTEM 3R (REDUCE, REUSE, RECYCLE)

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BUPATI GRESIK PROVINSI JAWA TIMUR

BAB II GAMBARAN UMUM Letak, luas dan batas wilayah Kabupaten Temangung

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

STRATEGI SANITASI KOTA PAREPARE. Lampiran 5. Deskripsi Program/Kegiatan

BERITA NEGARA. No.804, 2012 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP. Pelaksanaan. Reduce. Reuse. Recycle. Pedoman. PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KEMENTERIAN DALAM NEGERI. Pengelolaan Sampah. Pedoman.

DAU BAPELUH 79. SKPD : BADAN PELAKSANA PENYULUHAN. Prakiraan Maju Rencana Tahun Rencana Tahun 2015

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM 35 TAHUN 2018 TENTANG PEDOMAN PEMBERIAN PENGHARGAAN WAHANA TATA NUGRAHA

Optimisasi pengalokasian sampah wilayah ke tempat pembuangan sementara (TPS) di Kota Surakarta dengan model integer linear programming

BUPATI BULUKUMBA PROVINSI SULAWESI SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DESKRIPSI PROGRAM DAN KEGIATAN

BUPATI POLEWALI MANDAR

BUPATI KAPUAS PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KAPUAS NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG

BAB III ISU STRATEGIS DAN TANTANGAN LAYANAN SANITASI KOTA

PEMERINTAH KABUPATEN BANGKA TENGAH

PERATURAN DESA SEGOBANG NOMOR 7 TAHUN 2017 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA DESA SEGOBANG,

Kerangka Kerja Logis Pembangunan Sanitasi Kabupaten Labuhanbatu

a. Gaji dan Tunjangan Belanja Sosial a. Jaminan Kesehatan Temanggung Belanja Hibah Urusan Kesehatan

FORM 3 BAHAN PENYUSUNAN LKPJ WALIKOTA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 33 TAHUN 2010 TENTANG PEDOMAN PENGELOLAAN SAMPAH

PROGRAM DAN KEGIATAN PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN KUANTAN SINGINGI

PENGELOLAAN SAMPAH 3R BERBASIS PEMBERDAYAN MASYARAKAT MELALUI KOMBINASI BANK SAMPAH DAN TPS 3R

PERATURAN WALIKOTA MOJOKERTO NOMOR, TAHUN 2014 TENTANG MASTER PLAN PERSAMPAHAN KOTA MOJOKERTO WALIKOTA MOJOKERTO

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEBIJAKAN PENGELOLAAN SAMPAH MENUJU INDONESIA BERSIH SAMPAH 2020 KEMENTERIAN LINGKUNGAN HIDUP L/O/G/O

PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI KATINGAN NOMOR : 3 TAHUN 2016 TENTANG

BUPATI TRENGGALEK PERATURAN BUPATI TRENGGALEK NOMOR 92 TAHUN 2011 TENTANG PENGELOLAAN SAMPAH DI KABUPATEN TRENGGALEK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HASIL SIDANG PLENO PENYUSUNAN PRIORITAS USULAN PNPM MANDIRI PERDESAAN INTEGRASI SPP-SPPN TA 2015 KAB.TEMANGGUNG

I. PENDAHULUAN. transportasi sehingga bertambah pula intensitas pergerakan lalu lintas kota.

diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan kebutuhan utama bagi setiap penduduk yang hidup

BAB VII RENCANA INVESTASI KAWASAN PRIORITAS

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Desa Tritih Lor Kecamatan Jeruk Legi

Transkripsi:

bus. Terminal bus merupakan tempat menurunkan dan menaikkan penumpang, perpindahan intra dan/atau antar moda transportasi serta mengatur kedatangan dan pemberangkatan kendaraan umum. Jumlah terminal di dapat dilihat pada tabel 2.122. Tabel 2.122. Jumlah Terminal 2008-2013 1. Jumlah terminal tipe B 1 1 1 1 1 1 2. Jumlah terminal tipe C/Sub Terminal 12 12 12 12 12 12 3. Jumlah 13 13 13 13 13 13 Sumber : Dishubkominfo 2013 Tabel 2.122 memberikan gambaran tentang terminal yang ada di. Satu terminal tipe B yang ada yaitu Terminal Madureso, sedangkan Terminal Tipe C yang dikenal juga sebagai sub terminal adalah sub terminal yang berada di Parakan, Ngadirejo, Kranggan, Pingit, Candiroto, Kaloran, Kandangan, Selopampang, Wonoboyo, Jumo dan Gemawang serta terminal Kerkhof. Saat ini keberadaan terminal dan beberapa sub terminal sudah tidak berfungsi sebagai transit mobil transportasi. Oleh karena itu ke depan perlu dilakukan kajian ulang, termasuk keberadaan Terminal Temanggung, Sub Terminal Parakan dan Ngadirejo. h. Urusan Lingkungan Hidup 1) Persentase penanganan sampah RKPD 2015 - Gambaran Umum dan Kondisi Daerah II - 140

Salah satu aspek penting dalam bidang lingkungan hidup adalah tentang persampahan. Dalam lima tahun terakhir, telah digalakkan Program 3 R dalam penanganan masalah sampah yaitu Reduce (pengurangan), Reuse (Pemanfaatan kembali) dan Recycle (Pendauran ulang). Penerapan 3 R sampah terus dikembangkan dalam masyarakat pada skala rumah tangga dan pada komunitas terkecil yaitu pada tingkat Rukun Tetangga (RT) dan Rukun Warga (RW). Sejak tahun 2012 masyarakat mulai dikenalkan dengan Bank Sampah melalui Program Peningkatan Kualitas Lingkungan, dimana setiap RT/RW yang mulai mengelola bank sampah dapat mengajukan dana stimulan dari APBD. Gerakan Bank Sampah terbukti dapat meningkatkan persentase sampah yang ditangani dan masyarakat sudah terlihat mulai menyadari nilai ekonomis sampah, namun apabila dilihat dari volume sampah, tetap masih belum terlihat menurun karena belum semua RT/RW mengelola bank sampah. Data volume sampah yang direduksi ditingkat TPST disajikan pada tabel 2.123. Tabel 2.123. Prosentase Volume Sampah Yang Direduksi Pada Tingkat TPST 2008-2013 1. Volume sampah yang direduksii (m 3 ) 1,8 2 2,2 2,3 3,8 5 2. Volume sampah yang seharusnya 134,13 135,44 128,72 130,03 171,37 172,37 RKPD 2015 - Gambaran Umum dan Kondisi Daerah II - 141

direduksi (m 3 ) 3. Prosentase (%) 1,34 1,47 1,70 1,76 2,21 2,90 Sumber : DPU tahun 2013. Berdasarkan tabel 2.123 diketahui bahwa pada tahun 2008 proporsi volume sampah yang berhasil direduksi baru mencapai 1,34 %. Angka ini terus bergerak naik menjadi 2,21 % pada tahun 2012. Pada tahun 2012 terjadi peningkatan cukup signifikan karena mulai tahun 2012 pada skala komunitas RT/RW di perkotaan mulai digalakkan bank sampah dan telah berdiri satu buah TPST-3R di Kelurahan Kebonsari Kecamatan Temanggung. 2) Persentase penduduk berakses air minum Salah satu variabel penting dalam aspek pelayanan umum adalah pelayanan kepada masyarakat terhadap akses air minum layak. Ukuran layak menurut Kementerian Kesehatan adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, dan tidak mengandung logam berat. Ukuran tingkat pelayanan akses air minum dapat dilihat dari proporsi jumlah penduduk yang mendapatkan akses air minum baik berasal dari air mineral, air PDAM/Perpipaan, pompa air, sumur, atau mata air yang terlindung dalam jumlah yang cukup sesuai standar kebutuhan minimal. Proporsi jumlah rumah tangga yang sudah terlayani air minum tercantum pada tabel 2.124. Tabel 2.124. Proporsi Rumah Tangga Yang Mendapat Air Minum Layak RKPD 2015 - Gambaran Umum dan Kondisi Daerah II - 142

2008-2013 1 Proporsi rumah tangga dengan air minum layak 49,50 60,80 67,71 70,91 74,48 82,48 Sumber : Bappeda 2013 Dari tabel 2.124 dapat diketahui bahwa pada tahun 2013 rumah tangga yang mendapat air minum layak sudah mencapai 82,48%. Angka tersebut meliputi penduduk perkotaan dan perdesaaan yang terlayani air minum dari PDAM dan Badan Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (BP -SPAM) sebagai hasil dari berbagai program penyediaan air minum seperti PAMSIMAS, PNPM, PSAB dan DAK. 3) Tempat pembuangan sampah per satuan penduduk Tempat pembuangan sampah per satuan penduduk adalah jumlah daya tampung TPS dibagi jumlah penduduk kali 100%. TPS per satuan penduduk selama enam tahun terakhir mengalami peningkatan. Pada tahun 2008 tercapai 5,62% dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 6,41%. Sedangkan untuk rasio jumlah TPS terhadap jumlah penduduk juga ada peningkatan dari 1 : 9.891 pada tahun 2013 menjadi 1 : 8.500. Secara jelas tersebut pada tabel 2.125. Namun capaian tersebut masih jauh dari angka ideal rasio TPS. Tabel 2.125. TPS per Satuan Penduduk 2008-2013 1. Jumlah TPS (unit) 73 73 81 81 83 87 RKPD 2015 - Gambaran Umum dan Kondisi Daerah II - 143

2. Jumlah Daya Tampung TPS (m3) 39.785 39.785 44.166 44.166 45.288 47.450 3. Jumlah Penduduk (jiwa) 708.467 715.072 721.679 727.184 733.418 739.873 4. Persentase daya tampung TPS terhadap Jumlah 5,56 6,12 6,07 6,17 6,41 penduduk 5,62 5. Rasio jumlah TPS terhadap jumlah pendudu 1 : 9.891 1 : 9.795 1 : 8.910 1 : 8.978 1 : 8.836 1 : 8.500 Sumber : DPU tahun 2013 i. Urusan Pertanahan 1) Persentase luas lahan bersertifikat Jumlah lahan bersertifikat adalah jumlah lahan yang sudah bersertifikat (H ak Guna Bangunan, Hak Guna Usaha, Hak Milik, dan Hak Pakai). Jumlah bidang lahan bersertifikat dapat dilihat pada tabel 2.126. Tabel 2.126. Jumlah Bidang Lahan Bersertifikat 2012 dan 2013 2012 2013 1. Jumlah tanah bersertifikat HGB 3.862 4.189 2. Jumlah tanah bersertifikat HGU 10 10 3. Jumlah tanah bersertifikat HM 151.955 200.870 4. Jumlah tanah bersertifikat Hak Pakai 577 7.089 5. Jumlah tanah bersertifikat Wakaf 47 271 6. Jumlah total bidang tanah sesuai SPPT 547.985 547.985 6. Jumlah tanah yang bersertifikat (BPN) 212.429 216.617 7. Jumlah tanah milik Pemda 1.288 1.288 8. Jumlah tanah milik Pemda yang bersertifikat n.a 977 Sumber : BPN dan DPPKAD 2013 Tabel 2.126 menunjukkan adanya peningkatan jumlah bidang lahan bersertifikat dari tahun 2012 sebanyak 212.429 buah menjadi sebanyak 216.617 buah di tahun 2013. Hal tersebut menunjukkan meningkatnya tertib administrasi pertanahan yang menunjang kepastian hukum dalam kepemilikan tanah. 2) Penyelesaian kasus tanah Negara Tanah milik Pemda ada sejumlah 1.288 bidang, RKPD 2015 - Gambaran Umum dan Kondisi Daerah II - 144